You are on page 1of 21

Analisa Sperma Yang diartikan mani atau semen (sperma) ialah ejakulat berasal dari seorang pria berupa

cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar-kelenjar lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma merupakan salah satu jalan yang termudah untuk mengetahui tingkat kesuburan/fertilitas dan infertilitas seorang pria. ingkat kesuburan ini memberi kesan, akan kemampuan seorang pria untuk memperoleh keturunan. !udah jelas bagi kita semua bah"a seorang pria dengan tingkat kesuburan yang rendah atau dengan kata lain steril sulit baginya untuk memperoleh keturunan, demikian juga sebaliknya. #leh karena hal tersebut diatas, maka seyogyanyalah seorang pria memeriksakan dirinya untuk mengetahui tingkat kesuburannya. Pemeriksaan mani dengan cara sederhana meliputi makroskopis, mikroskopis, dan kimia, yang menyangkut imunologi tidak disinggung dalam makalah ini. PEMBENTUKAN SPERMA !permatogenesis terjadi di dalam semua tubulus seminiferus selama kehidupan seksual aktif sebagai akibat dari rangsangan hormon gonadotropin hipofisis anterior dimulai rata-rata pada usia $% tahun dan berlanjut sepanjang hidup. !truktur dari spermotozoa manusia terdiri dari kepala, leher, dan ekor. &epala terdiri atas sel berinti padat dan hanya sedikit sitoplasma dan lapisan membran sel di sekitar permukaannya. 'i bagian luar, dua pertiga anterior kepala terdapat selubung tebal yang disebut akrosom yang mengandung enzim hialurodinase. (nzim ini mencerna filamen proteoglikan dari jaringan dan enzim proteolitik yang sangat kuat untuk mencerna protein sehingga memainkan peranan penting untuk membuahi o)um. *erakan ekor mendekat dan menjauh mamberikan motilitas pada sperma. !perma yang normal bergerak dalam garis lurus dengan kecepatan $ sampai + mm / menit. &ecepatan ini akan memungkinkan sperma untuk bergerak melalui traktus genitalis "anita untuk mencapai o)um. PEMATANGAN SPERMA !etelah terbentuk dalam tubulus seminiferus sperma membutuhkan "aktu beberapa hari untuk mele"ati epididimis yang panjangnya , meter. !el-sel !ertoli dan epitel epididimis menyekresikan suatu cairan makanan khusus yang diejakulasikan bersama dengan sperma. -airan ini mengandung hormon (baik testosteron maupun estrogen), enzim-enzim, dan nutrisi khusus yang mungkin penting atau bahkan sangat penting untuk pematangan sperma. .kti)itas sperma sangat ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa tetapi akan sangat ditekan dalam medium yang agak asam. PENYIMPANAN SPERMA &edua testis dari seorang manusia de"asa muda dapat membentuk kira-kira $/0 juta sperma setiap harinya. !ejumlah kecil sperma disimpan dalam epididimis, tetapi sebagian besar sperma disimpan dalam )as di)erens dan ampula )es di)erens. !perma dapat disimpan dan mempertahankan fasilitasnya dalam duktus genitalis paling aktif selama satu bulan. !elama "aktu ini, sperma disimpan dalam keadaan inaktif yang sangat ditekan karena banyak bahan penghambat dalam bahan sekresi duktus. !ebaliknya, dengan akti)itas seksualitas yang tinggi, penyimpanan yang paling lama tidak lebih dari beberapa hari. 1alaupun sperma dapat hidup selama beberapa minggu dalam duktus genitalis testis, hidup sperma pada traktus genetalia "anita hanya $ sampai / hari.

&#2P#!3!3 !P(42. 5 !perma adalah zat setengah cair atau setengah kental yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma sperma (plasma semen) dan spermatozoa. Plasma sperma dihasilkan oleh kelenjarkelenjar prostat, )esika seminalis, epididimis, co"per dan littre. !edangkan spermatozoa dihasilkan oleh akti)itas tubuli seminiferus. FUNGSI VESIKULA SEMINALIS 6esikula seminalis menyekresi bahan-bahan mukus yang mengandung banyak fruktosa asam sitrat dan bahan nutrisi lainnya yang dibutuhkan sperma, demikian juga dengan prostaglandin dan fibrinogen. Prostaglandin diperkirakan membantu proses pembuahan dengan dua cara 5 ($) bereaksi dengan mukus ser)iks untuk membuat ser)iks lebih reseptif terhadap gerakan sperma, (/) menyebabkan kotraksi peristaltik baik dalam uterus dan tuba fallopi untuk menggerakkan sperma dalam mencapai o)arium. FUNGSI KELENJAR PROSTAT &elenjar prostat menyekresi seperti susu yang mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan profibrinolisin. !ifat sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk keberhasilan )ertilisasi o)um karena cairan )as deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma serta sekret )agina bersifat asam (p7 %,8 sampai +,0). -airan prostat menetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma. SEMEN !emen yang diejakulasikan selama akti)itas seksual pria, terdiri atas cairan dan sperma yang berasal dari )as deferens (kira-kira $09 dari keseluruhan semen), cairan dari )esikula seminalis (kira-kira ,09), cairan dari kelenjar prostat (kira-kira %09) dan sejumlah kecil cairan dari kelenjar mukosa terutama kelenjar bulbouretralis. :adi, bagian terbesar semen adalah cairan )asikula seminalis yang merupakan cairan yang terakhir diejakulasikan dan berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. p7 rata-rata campuran semen mendekati ;,8. -airan prostat membuat semen terlihat seperti susu, sementara cairan )esikula seminalis membuat semen agak kental. (nzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen cairan )esikula seminalis membentuk koagulum yang lemah, yang mempertahankan semen dalam daerah )agina yang lebih dalam (leher rahim). &emudian koagulum dalam "aktu $8/0 menit larut karena lisis oleh fibrinolisin yang dibentuk oleh profibrinolisin prostat. Pada menit pertama setelah ejakulasi, sperma masih tetap tidak bergerak, mungkin karena )iskositas koagulum. !e"aktu koagulum dilarutkan, sperma secara simultan menjadi sangat motil. Plasma semen yang merupakan sekret kelenjar genital tambahan sebenarnya tidak dikeluarkan sekaligus se"aktu ejakulasi, tetapi secara bertahap. .da + tahap atau fraksi yaitu5 $. <raksi Pre ejakulasi 7asil sekresi dari kelenjar -o"per / =ulbo urethra dan kelenjar >ittre. !ekret ini dikeluarkan dari penis jauh sebelum ejakulasi, )olume ? 0,/ ml. 'iduga berfungsi untuk melicinkan urethra dan melicinkan )agina "aktu coitus. /. <raksi ."al 7asil sekresi dari kelenjar Prostat, sekretnya berupa lendir, )olume 0,8 ml. >endir mengandung berbagai zat untuk memelihara spermatozoa ketika berada di luar tubuh. %. <raksi @tama erdiri dari lendir yang berasal dari )esicula seminalis dan spermatozoa yang berasal dari epididimis. 6olume ? / ml.

+.

<raksi .khir erdiri dari lendir yang berasal dari )esicula seminalis dan sedikit sekali spermatozoa (yang non motil). 6olume ? 0,8 ml.

&andungan zat kimia semen $. <ruktosa a. 'ihasilkan oleh )esicula seminalis. b. =erada dalam plasma semen c. !umber energi bagi motiitas spermatozoa d. $,8-;,0 mg/ml. /. .sam sitrat a. 'ihasilkan oleh kelenjar prostat b. 2enjaga keseimbangan osmotik semen c. =ila zat ni tidak ditemukan dalam semen berarti ada kelainan pada kelenjar prostat. d. 2encegah terjadinya kalkuli konkresi prostat dengan cara mengikat ion -a. %. !permin a. 'ihasilkan oleh kelenjar prostat b. 2enyebabkan bau yang khas pada semen seperti bau bunga akasia c. !uatu bakteriostatik. +. !eminin a. 'ihasilkan oleh kelenjar prostat b. 2engencerkan lendir ser)iA. 8. (nzim Phosphatase .sam, *lukoronidase, >isozim dan .milase a. 'ihasilkan oleh kelenjar prostat. b. 2emelihara atau memberi nutrisi bagi spermatozoa di luar tubuh demi kelangsungan hidup spermatozoa. ,. Prostaglandin a. 'ihasilkan oleh kelenjar )esicula seminalis dan kelenjar prostat. b. 2erangsang kontraksi otot polos saluran genitalia "anita se"aktu ejakulasi dan untuk )asodilatasi pembuluh darah. c. 2elancarkan spermatozoa saat bermigrasi dari )agina ke tuba fallopi dengan mengurangi gerakan uterus. ;. Ba, &, Cn, 2g a. 'ihasilkan oleh kelenjar prostat dan )esicula seminalis b. 2emelihara p7 plasma semen agar tetap pada p7 normal ;,/-;,D. .nalisa sperma adalah suatu pemeriksaan laboratoris yang penting untuk menilai fungsi organ reproduksi pria. 'ari hasil analisa sperma dapat memberikan kualitas informasi yang banyak kepada kita tentang keadaan testis baik kuantitas maupun kualitas spermatozoanya, fungsi sekretoris kelenjar seks aksesori pria (baik kelenjar prostat, )esikula seminalis, parauretra littre E co"pri), juga epididimis maupun kemungkinan adanya kesalahan fungsi seksual. .nalisa sperma merupakan pemeriksaan yang relatif sederhana dan tidak hanya diperlukan dalam masalah penanganan infertilitas saja, tetapi juga dalam hal-hal lain seperti post )asektomi, hernia inguinalis, gangguan desensus testis, pra klinefelter, kasus-kasus medikolegal, beberapa keluhan seksual, dan sebagainya.

MORFOLOGI SPERMA $. !permatozoa Bormal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 5 a. &epala 5 bentuk o)al, batas teratur, mempunyai tepi akrosom yang menutupi F $/% permukaan kepala. Panjang G %-8 @ dan lebar G /-% @.H b. >eher (neck mid-piece) 5 ramping, lurus, dan batas teratur. Panjang G ;-D @ dan lebar I $ @. c. (kor (tail) 5 ramping (tak tergulung), elegant, batas teratur, panjang minimal +8 @. d. anpa adanya -yptoplasmic-droplet. /. !permatozoa .bnormal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut 5 a. &epala i. Pyroform5 yaitu kepala berbentuk seperti bola lampu / tetesan air mata dengan ukuran kepala yang normal. ii. aperin/lepto/lisong5 yaitu kepala berbentuk seperti cerutu dengan panjang F ; @ dan lebar I % @. iii. Pinhead5 yaitu kepala berbentuk seperti jarum pentul. i). erato/amorphus5 yaitu kepala berbentuk aneh sehingga tidak dapat dikelompokkan. ). 2acro5 yaitu kepala dengan ukuran yang lebih besar dari normal dan batas tidak teratur. )i. 2icro5 yaitu kepala dengan ukuran yang lebih kecil dari normal dan batas tidak teratur. )ii. 'ouble/duplicated5 yaitu kepala berjumlah dua dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. =agian tengah tidak normal (tidak lurus) sedangkan ekornya tampak kurang jelas. b. >eher (neck mid-piece) .danya defek berupa leher yang lebih tebal atau patah. c. (kor (tail) (kor dapat berbentuk bengkok, ganda, pendek, patah, coiled (melingkar). d. -yptoplasmic droplet Yaitu sisa cyptoplasma yang melekat pada bagian antara kepala leher atau pada bagian proksimal dari ekor. @kuran lebih kurang $// besar kepala normal. 2(2P(4#>(7 !.2P(> !ebelum menjalani pemeriksaan mani pasien diminta supaya tidak mengadakan kegiatan seAual selama %-8 hari. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pagi hari, sedekat mungkin sebelum pemeriksaan laboratorium. 2ani langsung dikeluarkan ke dalam satu "adah terbuat dari gelas atau plastic yang bermulut lebar dan yang terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan. 1adah itu harus dapat ditutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai sebagian tertumpah. Pasien diminta mencatat "aktu pengeluaran mani tepat sampai menitnya dan menyerahkan sampel itu selekasnya kepada laboratorium. >aboratorium juga "ajib mencatat "aktu pemeriksaan-pemeriksaan dijalankan. Pemakaian kondom untuk menampung mani tidak dianjurkan karena zat-zat pada permukaan karet mempunyai pengaruh melemahkan atau membunuh spermatozoa, biarpun kondom sudah dicuci dan dikeringkan lagi. 7al-hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan sampel 5 - =ila pengambilan dengan cara masturbasi, jangan sampai ada sperma yang tertumpah keluar "adah atau sperma tidak semuanya dikeluarkan. !emua sperma dikeluarkan sampai tetes terakhir.

- !perma yang telah berhasil dikeluarkan, ditampung dalam "adah yang memenuhi syarat yang telah ditentukan karena sifat sperma, khususnya spermatozoa mudah rusak karena pengaruh luar. - Penyerahan sampel sperma ke laboratorium harus segera karena beberapa parameter sperma mempunyai sifat mudah berubah karena pengaruh luar . sperma yang dibiarkan begitu saja akan berubah p7, )iskositas , motilitas spermatozoanya dan berbagai sifat biokimianya. - =ila setelah senggama ke-$, kemudian penderita mengalami mimpi basah (night pollution), maka jarak abstinensia dihitung sejak mimpi basah. 7al ini perlu diutarakan sebab "aktu % J 8 hari abstinensia sudah cukup untuk memulihkan kembali semua unsur sperma, baik dari sekret kelenjar asesoris alat kelamin laki J laki maupun jumlah spermatozoa dari kegiatan tubuli seminiferi. - .bstenentia yang kurang atau lebih dari "aktu yang ditentukan akan mempunyai nilai lain, dan ini menjadikan nilai hasil pemeriksaan sperma tidak sepenuhnya benar. Pemeriksaan ulang dapat dilakukan karena pemeriksaan yang hanya satu kali belum mencerminkan spermiogram ( *ambaran ) rata J rata. - !egera setelah di terima petugas laboratorium, hendaknya sperma secepatnya diperiksa. !perma harus diletakkan di dalam suhu kamar. - 7al lain yang perlu diberitahukan kepada pasien ialah pada "aktu abstensia janganlah minum obat-obat apapun, apalagi minum obat-obat perangsang seks, tonikum, atau semacamnya. 7al ini agar diperlukan benar-benar sperma yang diperiksa tidak dipengaruhi oleh obat-obatan. -ara memperoleh !perma =anyak penderita tidak mengerti bagaimana cara memeriksakan sperma. &ita harus maklum, bah"a pemeriksaan sperma lain dengan pemeriksaan kencing atau tinja, karena bahan-bahan yang terakhir itu dengan "ajar dapat dikeluarkan oleh penderita. etapi masalah memperoleh sperma yang akan diperiksa merupakan persoalan tersendiri untuk penderita. 7al ini dapat dimengerti, sebab tidak pada setiap kesempatan seseorang dapat mengeluarkan sperma. .dapun cara-cara yang digunakan untuk memperoleh sampel sperma yaitu dengan 5 $. 2asturbasi 2erupakan suatu metode pengeluaran sperma yang paling dianjurkan. indakan ini berupa menggosok kemaluan lelaki (penis) berulang-ulang, sampai terjadi ketegangan dan pada klimaks akan keluar sperma. !ebelum melakukan masturbasi hendaknya penis dicuci dahulu agar tidak tercemar oleh kotoran. @ntuk mempermudah masturbasi kadang-kadang dalam menggosok penis diberi pelicin misalnya sabun, krim atau jelly. etapi saat dipakai jangan sampai mencapai lubang keluarnya sperma. &ebaikan dari cara ini, di samping menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma, juga pencemaran sperma dari zat-zat yang tak diinginkan dapat dihindari. empat penampungan sperma sebaiknya dari botol kaca yang bersih, kering dan bermulut lebar atau boleh dengan tempat lain dengan syarat tidak spermatotoksik. /. -oitus 3nteruptus -ara ini dilakukan dengan menyela atau menghentikan hubungan saat akan keluar sperma. 1alaupun cara ini banyak dilakukan untuk memperoleh sampel sperma untuk diperiksa, namun cara ini kurang baik karena hasilnya kurang dapat dipertanggungja"abkan, lebih-lebih bila hasil pemeriksaannya mendapatkan hasil dimana jumlah spermatozoanya di ba"ah kriteria normal (oligosperma). etapi cara ini kelemahannya dikha"atirkan sebagian telah tertumpah ke dalam )agina sehingga tidak sesuai lagi untuk pemeriksaan. !eperti yang telah kita ketahui, bah"a sperma yang dikeluarkan pada "aktu ejakulasi terbagi menjadi beberapa tahap, paling sedikit dua

tahap. ahap pertama adalah merupakan ejakulat yang mengandung spermatozoa yang terbanyak, sedangkan tahap yang kedua hanya mengandung spermatozoa sedikit saja atau bahkan sering tidak dijumpai spermatozoa, tetapi mengandung porsi fruktosa yang terbanyak. 'alam pengendalian orgasme se"aktu melakukan interuptus tidak menjamin bah"a sebagian besar atau sebagian kecil terlanjur dikeluarkan di )agina sehingga mengakibatkan kita memperoleh sampel sperma yang tidak lengkap, sehingga memberikan hasil yang tidak se"ajarnya. %. -oitus -ondomatosus 'engan alasan apapun pengeluaran sperma dengan memakai kondom untuk menampung mani tidak dianjurkan dan tidak diperkenankan karena zat-zat pada permukaan karet kondom mengandung suatu bahan yang bersifat spermicidal yang mempunyai pengaruh melemahkan atau membunuh spermatozoa, biarpun kondom sudah dicuci dan dikeringkan. !elain daripada itu kemungkinan terjadi tumpahnya sperma se"aktu pelepasan kondom atau menuangkan ke botol penampung. etapi ada beberapa kondom khusus yang dipergunakan untuk keperluan penampungan sperma, karena bahan dipakai tidak bersifat spermasida. +. 6ibrator 2asih ada cara lain untuk mempermudah mengeluarkan sperma ialah dengan )ibrator. .lat ini mempunyai berbagai ukuran, terbuat dari plastik dengan permukaan halus, dapat digerakkan dengan baterai yang menghasilkan getaran lembut. .lat ini kalau ditempelkan pada glans penis, akan menimbulkan rasa seperti mastrubasi dan dengan fibrasi yang cukup lama, diharapkan sperma akan keluar. 8. 4efluks Pasca !anggama 'engan memeriksa sperma yang telah ke )agina. -ara ini tidak dianjurkan karena dipergunakan cairan fisiologis untuk pembilasan, dan sperma tercampur dengan sekret )agina, sehingga akan didapatkan hasil yang tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. 1adah Penampung 2ani langsung dikeluarkan ke dalam satu "adah terbuat dari gelas atau plastik yang bermulut lebar dan yang lebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan. 1adah harus dapat ditutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai sebagian tertumpah. Pasien diminta mencatat "aktu pengeluaran mani tepat sampai menitnya dan menyerahkan sampel itu selekasnya kepada laboratorium. >aboratorium juga "ajib mencatat "aktu pemeriksaanpemeriksaan dijalankan. Penyerahan sampel sperma !egera setelah sperma ditampung, maka sperma harus secepatnya diserahkan kepada petugas laboratorium. 7al tersebut perlu dilakukan karena beberapa parameter sperma mempunyai sifat mudah berubah oleh karena pengaruh luar. !perma yang dibiarkan begitu saja akan berubah p7, )iskositas, motilitas dan berbagai sifat biokimianya. 1aktu pemeriksaan !etelah penderita diberikan penerangan tentang cara-cara serta syarat-syarat pengeluaran sperma dan lainnya, maka "aktu pengeluaran sperma dapat pula ditetapkan. 7al ini tergantung dari kesiapan pasien dan kesiapan laboratorium. &alau syarat-syarat serta semua persiapan baik penderita maupun laboratorium telah dipenuhi, maka pengeluaran sperma dapat dilakukan. !egera setelah diterima petugas laboratorium, hendaknya sperma secepatnya diperiksa. !perma harus diletakkan di dalam suhu kamar. -ontoh sperma tidak boleh didinginkan

diba"ah /0K- atau dipanaskan diatas +0K-, oleh karena kedua hal ini dapat mempengaruhi motilitas dan )iabilitas spermatozoa. 7al-hal lain 7al lain yang perlu diutarakan pada pasien adalah pada "aktu abstinensia janganlah minum obat - obat apapun, apalagi minum obat-obat perangsang seks, tonikum atau semacamnya. 7al ini diperlukan agar benar-benar sperma yang diperiksa tidak dipengaruhi oleh obat J obatan. &alau perlu dicatat obat yang dimakan dalam $-/ minggu sebelum analisis dilakukan. !ecara teknis laboratoris analisa sperma dibagi menjadi dua yaitu 5 .nalisa sperma dasar (rutin) dan .nalisa sperma lengkap. @ntuk praktikum yang dikerjakan adalah .nalisa sperma dasar (rutin). .nalisa sperma dasar dilakukan menurut tahapan sebagai berikut 5 $. Pemeriksaan 2akroskopis yang meliputi 5 koagulum, likuefaksi, "arna, bau, )olume, )iskositas, dan p7. /. Pemeriksaan 2ikroskopis, ada / macam, yaitu 5 a. Pemeriksaan 2ikroskopis pertama yang meliputi kepadatan, motilitas, aglutinasi, round cell, dan )iabilitas. b. Pemeriksaan 2ikroskopis kedua yang meliputi jumlah spermatozoa dan morfologi spermatozoa. !edangkan .nalisa sperma lengkap, selain pemeriksaan analisa sperma dasar seperti di atas, ditambah dengan 5 $. Pemeriksaan =iokimia yang meliputi fruktosa, fosfatase asam, asam sitrat, Cn dan 2g. /. Pemeriksaan ambahan, yang meliputi uji 2.4, uji butir imun, biakan sperma, uji kontak sperma getah ser)iks, dan biopsi testis. .. Pemeriksaan 2akroskopis Pemeriksaan makroskopis memperhatikan )olume, "arna kekeruhan dan kentalnya mani, selain itu biasanya p7 juga diperiksa. 2engukur )olume dilakukan dengan memindahkan ejakulat kedalam gelas ukur 8 atau $0 ml sesuai dengan keadaan yang dihadapi. $. >ikuefaksi (pencairan) !perma yang baru saja dikeluarkan selalu menunjukkan adanya gumpalan diantara lendir putih yang cair. >iLuefaction ini terjadi karena daya kerja dari enzim-enzim yang diproduksi oleh kelenjar prostat antara lain enzim seminin. @ntuk sperma yang normal gumpalan ini akan mencair setelah "aktu $8-/0 menit. 2akna &linis5 :ika liLuefaction melebihi dari "aktu /0 menit atau lebih lama lagi berarti terjadi gangguan pada kelenjar prostat dan defisiensi enzim seminin. /. Pemeriksaan 6iscositas (&epekatan) !etelah terjadi likuefaksi, biasanya cairan sperma menjadi homogen, tetapi tetap menunjukkan suatu sifat kepekatan. @ntuk mengukur suatu )iscositas dari sperma yang termudah dengan jalan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk, kemudian ditarik, maka akan terjadi benang yang panjangnya antara %-8 cm. makin panjang benang yang terjadi, maka makin tinggi )iscositasnya. Pengukuran )iscositas seperti tersebut diatas sifatnya sangat subyektif dan tergantung dari keterampilan si pemeriksa. .da suatu cara yang lebih tepat untuk mengukur suatu )iscositas dengan mempergunakan suatu pipet standar yang disebut Pipet (lliasson. Pipet ini mempunyai )olume 0, $ ml. Prosedur 5 !perma diisap dengan pipet (lliason sampai menunjukkan )olume 0,$ ml.

&emudian tekanan dilepaskan. etesan pertama diukur dengan stop"atch. Bormal 5 $-/ detik -atatan 5 =aik liLuefaction maupun )iscositas tergantung dari daya kerja enzim-enzim kelenjar prostat. Perlu ditekankan bah"a )iscositas sangat erat hubungannya dengan motilitas spermatozoa, artinya )iscositas yang tinggi sering disertai dengan motilitas yang rendah. 2akna klinis 5 :ika semen terlalu kental (panjang benang F 8 cm) maka enzim likuefaksi dari prostat kurang berfungsi. :ika terlalu encer (panjang benang ID maka radang akut pada kelenjar genitalia tambahan atau epiddiymitis. 7ypospermia disebabkan oleh beberapa hal, antara lain 5 - !ampel tumpah karena tidak hati-hati, ini disebut kesalahan tehnis. - *angguan patologis dan genetis pada organ genitalia - 6esicula seminalis tidak berfungsi - *angguan hormonal atau akibat radang. 7yperspermia disebabkan oleh abstinensi yang terlalu lama dan kelenjar genitalia tambahan terlalu aktif. %. &oagulan (gumpalan) 5 ada atau tidak. Bormal 5 ada koagulum .bnormal 5 tidak ada koagulum +. 1arna 5 lihat dengan mata telanjang dengan latar belakang putih Bormal5 transluen (putih kanji) sampai putih keabu-abuan atau putih kekuningan koagulum. .bnormal5 kemarahan/merah darah disebut hemospermia, sedangkan putih susu disebut lekospermia. 8. =au 5 dengan penciuman apakah baunya khas atau tidak. Bormal 5 bau khas seperti bunga akasia (langu). .bnormal 5 tidak khas, misal amis, pesing atau bau obat. !etelah likuefaksi selesai, periksa 5 ,. 6olume 5 masukkan sperma ke dalam gelas ukur dan amati tinggi lapisan atas, tulis )olume menunjuk angka berapa sampai satu angka di belakang koma. Bormal 5 / J , cc. .bnormal 5 apabila I$,0 cc disebut hipospermia apabila F,,0 cc disebut hiperspermia =. Pemeriksaan 2ikroskopis Pemeriksaan mikroskopis dilakukan setelah sperma mengalami liLuefaction. :adi kira-kira /0 menit setelah dikeluarkan. .dapun pemeriksaan mikroskopis yang umum dilakukan meliputi5 $. Pergerakan (2otilitas) !permatozoa a. 2ekanisme pergerakan !permatozoa bergerak (2otil), dengan maksud agar sampai dialat reproduksi "anita untuk pembuahan. (nergi untuk motilitas bersumber pada bagian tengah spermatozoa. 'ibagian tengah itu dapat diibaratkan generator spermatozoa. (nergi dari bagian tengah disalurkan kebagian distal, yaitu ke ekor, kemudian ekor bergerak. :adi ekor dapat diibaratkan sebagai kemudi juga sebagai pendorong spermatozoa.

(nergi yang keluar menyebabkan dua macam gerakan. Pertama, gerakan bergelombang keujung ekor. *elombang itu makin ke ekor makin lemah. *erakan kedua bersifat sirkuler. (nergi yang keujung ekor itu tidak lurus kebelakang tapi arahnya melingkari batang tubuh bagian tengah, terus keujung ekor. 2aka dari itu dapat dibayangkan bah"a hanya spermatozoa yang normal saja yang dapat bergerak normal pula. !ebab andaikata bentuk kepala spematozoa tak normal katakanlah bentuk terato maka arah gerakan tak mungkin lurus ke depan sebab bagian depan sedemikian tak ideal untuk memperoleh gerak lurus . 'emikian pula andaikata terdapat bagian tengah yang bengkok, bagian ekor yang melingkar, bagian kepala yang masih tertempel oleh sisa sitoplasma (imatur) kesemuanya mengakibatkan terganggunya gerak lurus ke depan dan lincah. b. 2acam 2otilitas spermatozoa =erdasarkan mekanisme motilitas tersebut dapat dibedakan dua macam motilitas spermatozoa, yaitu 5 !permatozoa 2otilitas =aik. !permatozoa bergerak lurus kedepan, lincah, cepat dengan beat ekor yang berirama. !permatozoa 2otilitas &urang =aik. !emua motilitas spermatozoa kecuali yang tersebut spermatozoa motilitas baik, dianggap spermatozoa dengan motilitas kurang baik atau jelek. Yang termasuk motilitas spermatozoa kurang baik ialah 5 2otilitas bergetar atau berputar !permatozoa hanya bergetar dalam satu bidang saja dan kadang-kadang berhenti. (kor hanya bergetar kekiri atau ke kanan tak bergetar rotasi meskipun frekuensi getarnya dapat tinggi. &arena terdapat kelainan morfologis atau kelainan pengantaran energi gerak melingkar maka spermatozoa dapat menempuh gerakkan kur)a, spematozoa motilitasnya berputar-putar saja. 2otilitas tanpa arah Pada keadaan ini ekor spermatozoa dapat bergetar tinggi atau rendah. &epala bergerak tak teratur. &elainan ini disebabkan adanya bentuk spermatozoa abnormal maupun distribusi dan pengantaran energi tak normal pada spermatozoa. 2otilitas karena asimetri kepala atau ekor 2otilitas jenis ini disebabkan karena kelainan morfologi spermatozoa sehingga memyebabkan motilitasnya melingkar baik searah maupun berla"anan dengan jarum jam. &alau morfologi ekor spermatozoa asimetri, amplitudo getaran juga tidak teratur. &alau pengantaran energi rotasi ada atau tak teratur sedang ekor asimetri terjadi motilitas dengan arah melingkar. 2otilitas spermatozoa imatur !permatozoa imatur mungkin berbentuk normal dan mungkin pula tidak normal karena adanya beban droplet (sisa) sitoplasma maka arah gerak kepala berat sebelah. &alau sistem pengantaran energi belum masak pula dapat terjadi motilitas yang bemacam-macam MrockingN melingkar dan gerak tak teratur. 'emikian pula andaikata sisa sitoplasma terletak dibagian tengah atau ekor spermatozoa motilitas yang timbul akan bermacam-macam. 2otilitas spermatozoa teraglutinasi 2otilitas spermatozoa ini terbatas karena spermatozoa melekat satu dengan yang lain (aglutinasi sejati) atau karena melekat pada benda lain (sel bulat, kristal, bakteri, protozoa dll) bila terdapat aglutinasi palsu. ergantung macam aglutinasi

(kepala-kepala, ekor-ekor, dan ekor-kepala) motilitas yang terjadi akan berlainan pula. 2otilitas spermatozoa terperangkap 2otilitas jenis ini terbatas karena terperangkap oleh sperma yang belum mengalami likuefaksi total, meskipun telah mele"ati batas normal "aktu likuefaksi. 7al ini akan terlihat kalau sperma diperiksa motilitas berurutan yaitu langsung setelah ejakulasi dan setiap setengah jam setelah ejakulasi. 2otilitas spermatozoa yang lemah !pema yang kekurangan energi mempunyai gerakan lemah, meskipun arahnya ke depan beat ekor teratur, lurus namun tak lincah. 7al ini dapat disebabkan karena sperma telah lama tak diperiksa, sehingga energi untuk motilias berkurang. 'alam hal ini fruktosa telah banyak dipecah (fruktolisis). Penyebab lain ialah memang cadangan energi berkurang sejak a"al misalnya pada kelainan )esika seminalis. !permatozoa yang tidak bergerak !permatozoa yang sama sekali tidak bergerak dan tetap diam ditempat.

c. Pemeriksaan motilitas spermatozoa 5 Pemeriksaan motilitas spermatozoa dilakukan dengan cara meneteskan setetes sperma pada gelas obyek. etesan diusahakan sama besarnya untuk setiap pemeriksaan. =ilamana tetesan tidak sama besarnya pengamatan spermatozoa secara prosentase dan kuantitatif akan berbeda. erdapat beberapa cara untuk mendapatkan tetesan sperma yang sama, yaitu 5 !perma diteteskan dengan pipet 'iharapkan dengan tetesan pipet )olume sperma yang diteteskan sama. 'alam hal ini untuk setiap sperma harus memakai pipet yang berbeda dan harus baru/bersih benar. !ebab kalau sebuah pipet telah pernah digunakan untuk satu sperma, kemudian dipergunakan untuk sperma lainnya akan ada unsur pada sperma pertama yang terpindahkan ke sperma kedua. &alau misalnya sperma yang kedua azoospermi maka kemungkinan akan dinilai tidak azoospermi sebab telah tercampur oleh spermatozoa dari sampel pertama. !perma diteteskan dengan batang pangaduk terbuat dari pada gelas -ara ini kebanyakan akan memperoleh tetesan yang sama besar. .palagi kalau ujung batang gelas tidak sama besarnya. &eadaan yang mempengaruhi ialah kekentalan sperma . =ila sperma kental tetesan akan berbeda bilamana sperma encer. Perbedaan-perbedaan ini dapat diatasi kalau para pemeriksa sperma banyak pengalaman meneteskan sperma pada gelas objek. !perma diteteskan dengan batang ka"at baja berujung bulat 'engan cara ini memang diperoleh ukuran tetesan yang sama. @ntuk menghindari kontaminasi sperma lain maka setelah loop dipakai untuk satu spesimen sperma, kemudian dibakar, setelah itu dapat dipergunakan untuk memeriksa sperma yang lain. ujuan5 @ntuk mengetahui dan menentukan baik tidaknya pergerakan (motilitas) spermatozoa dan jumlah prosentase yang bergerak. Prinsip5

!perma dengan zat tambahan atau tidak dilihat pergerakannya diba"ah mikroskop dengan perbesaran $0A+8 dan hasilnya dilaporkan dalam persen (9). .lat5 - #bjek *lass - -o)er glass - Pipet tetes - 2ikroskop

Prosedur 5 - .mbil $ tetes sperma letakkan diatas objek glass. utup dengan co)er glass. - Periksa diba"ah mikroskop perbesaran objektif +0-+8A. - Periksa adanya spermatozoa yang 5 o =ergerak aktif (9) o =ergerak tidak aktif (9) o idak bergerak (9) d. Penilaian motilitas spermatozoa Penilaian motilitas spermatozoa dilakukan sebagai berikut 5 O !permatozoa yang bergerak aktif adalah spermatozoa yang bergerak cepat ke depan, lincah dan aktif (9) O !permatozoa yang kurang aktif bergerak adalah spermatozoa yang bergerak berputar di tempat (9) O !permatozoa tidak bergerak (9). O :umlah spermatozoa yang aktif ditentukan dalam persen (9). 2isalnya 5 jumlah spermatozoa $$0 yang bergerak aktif 80 maka spermatozoa yang aktif adalah 80/$$0 A $009 G +8,89 O =esar kecilnya tetesen dan berat ringannya gelas penutup berpengaruh pada motilitas spermatozoa. !ebelum diteteskan sperma terlebih dahulu diaduk rata sehingga homogen. 2otilitas spermatozoa biasanya dilihat setelah terjadi likuefaksi lengkap. O Pemeriksaan harus segera dilakukan setelah gelas obyek ditempelkan. =ila terlalu lama dibiarkan baru kemudian diperiksa akan terjadi perbedaan dalam motilitas spermatozoa. O @ntuk tahap permulaan sediaan diperiksa dengan pembesaran objektif $0 A. !etelah itu diganti dengan pembesaran objektif +0 A O 'alam keadaan normal yang motil aktif harus diatas ;09, yang motil lemah diba"ah /09 dan tidak motil diba"ah 09. e. =erkurangnya derajat motilitas !permatozoa akan berkurang motilitasnya bila dibiarkan setelah ejakulasi. .ngka yang dilaporkan perlu dihubungkan dengan "aktu yang sudah berlalu sejak saat ejakulasi, semakin banyak "aktu le"at, semakin berkurang motilitas spermatozoa. Penilaiannya 5 - =iasanya didapat bah"a sampai $ jam setelah dikeluarkan, mani berisi ;09 atau lebih spermatozoa aktif, angka itu terus menerus menurun sehingga menjadi 809 sekitar 8 jam le"at ejakulasi. - Pada keadaan normal kemunduran motilitas terjadi kira-kira $0-/09 dalam "aktu /-% jam. - 'alam melaksanakan pemeriksaan motilitas berurutan ini temperatur laboratorium harus dijaga agar konstan, sebab perbedaan suhu juga berpengaruh terhadap motilitas spermatozoa.

'alam pemeriksaan rutin tidak banyak gunanya mengikuti penyusutan motilitas dari jam ke jam, berkurangnya motilitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel. 7al-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan motilitas sperma 5 etesan pada objek glass diusahakan sama besarnya untuk setiap pemeriksaan. =ilamana tetesan tidak sama besarnya pengamatan spermatozoa secara prosentase dan kuantitatif akan berbeda ekanan gelas penutup pada tetesan sperma harus rata dan sama bagi tiap sampel sperma untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang cermat, sebab besar kecilnya tetesan dan berat ringannya gelas penutup berpengaruh pada motilitas spermatozoa. 7arus dilakukan setelah gelas objek ditempelkan. =ila terlalu lama dibiarkan, baru kemudian diperiksa, akan terjadi perbedaan dalam motilitas spermatozoa. Pemeriksaan motilitas sperma biasanya dilaksanakan setelah liLuefaksi terjadi keseluruhan. Pada saat itu sperma telah homogen, sehingga spermatozoa dapat lebih bebas. >iLuefaksi sempurna biasanya terjadi $8- %0 menit setelah ejakulasi. Pemeriksaan motilitas berurutan sampai /-% jam seteleh ejakulasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat penurunan motilitas spermatozoa. !ebab pada keadaan normal, kemunduruan motilitas terjadi kira-kira $0-/0 9 dalam "aktu / J % jam. etapi kalau dalam "aktu tersebut turunnya motilitas lebih dari /0 9, berarti daya tahan motilitas spermatozoa itu berkurang. 'alam melaksanakan pemeriksaan motilitas berurutan ini, temperatur laboratorium harus dijaga agar konstan, sebab perbedaan suhu juga berpengaruh terhadap motilitas spermatozoa. !perma yang diteteskan pada gelas obyek kemudian ditutup dengan gelas penutup. 2enutupnya harus baik agar jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya atau jangan sampai tetesan sperma luber keluar gelas penutup. ekanan gelas penutup pada tetesan sperma harus rata dan sama bagi setiap sampel sperma. @ntuk maksud itu tidak boleh sembarang ukuran gelas penutup dipergunakannya. *elas penutup harus yang sama ukurannya yaitu $D mm A $D mm. /. Pemeriksaan 6italitas !permatozoa !permatozoa yang tidak bergerak, belum tentu mati. .dakalanya lingkungannya tidak cocok, spermatozoa tidak bergerak. etapi kalau keadaan lingkungannya suatu ketika baik, ada kemungkinan spermatozoa bergerak lagi. 2aka dari itu perlu dibedakan lagi antara spermatozoa yang hidup dengan spermatozoa yang mati. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan )italitas spermatozoa. @ntuk memeriksa )italitas spermatozoa, dilakukan pengecatan )ital atau )ital staining. -ara ini digunakan untuk memastikan diagnosa nekrozoospermia. 2etode 5 (osin-Bigrosin !upra)ital !tainning !perma 6iability ujuan 5 @ntuk membedakan dan mengetahui sperma yang hidup dan yang mati. Prinsip 5 !ampel sperma dibuat hapusan, di"arnai, dikeringkan dan diperiksa sperma yang mati dan yang hidup diba"ah mikroskop perbesaran $0 A $00. .lat 5 - Pipet tetes - 4ak dan bak pe"arnaan - #bjek glass - abung reaksi - 2ikroskop - =otol semprot 4eagensia 5 - (osin 8 9

- Begrosin $0 9 -ara &erja 5 !ampel sperma diteteskan kedalam tabung reaksi kecil 'itambahkan $ tetes eosin 8 9 dan $ tetes negrosin $0 9, di aduk 'iambil $ tetes, dibuat hapusan diatas objek glass, dikeringkan. 'iperiksa diba"ah mikroskop dengan perbesaran $0A$00 pada $00 lapang pandang dan hasil dinyatakan dalam persen ( 9 ). Penilaian 5 !permatozoa yang mati akan ber"arna merah !permatozoa yang hidup akan terlihat tidak ber"arna Bilai Bormal 5 ;8 9 atau lebih spermatozoa yang hidup. 7al J hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan )italitas 5 !permatozoa yang hidup (6iable) tidak ber"arna, dengan latar belakang kemerahan, sedangkan spermatozoa yang mati ber"arna kemerahan karena dinding spermatozoa rusak, zat "arna masuk kedalam sel, sel ber"arna merah. !permatozoa hidup tetap tak ber"arna karena dinding sel masih utuh, tidak dapat ditembus zat "arna. @ntuk membuat pengecatan )italitas yang baik, zat "arna harus baru jangan terlalu kental dan jangan banyak endapan. %. Pemeriksaan :umlah !permatozoa 2enghitung jumlah spermatozoa dapat dilakukan dengan metode hemocytometer biasa menggunakan pipet homa atau dengan modifikasi hemocytometer dengan pengenceran dalam tabung menggunakan -linipette. >arutan yang biasa yang dipergunakan ialah larutan pengencer 89 Batrium bikarbonat dalam aLuadest ditambah dengan formaldehide $ ml. >arutan pengencer ini juga bertindak sebagai zat spermisida yang mematikan spermatozoa, serta merupakan garam fisiologis. 'engan demikian spermatozoa yang terdapat didalam kamar hitung dapat lebih cermat dihitung. :umlah spermatozoa dihitung menurut beberapa cara 5 $. :umlah !permatozoa per ml ejakulat. /. :umlah !permatozoa per )olume ejakulat. Bamun yang umum dipakai adalah spermatozoa per ml ejakulat. =ilamana menghendaki perhitungan untuk seluruh ejakulat, tinggal mengalikan dengan )olume ejakulat. ujuan5 @ntuk mengetahui jumlah sperma yang terdapat dalam sampel sperma yang diperiksa. Prinsip5 !ampel sperma diencerkan dalam pipet lekosit dengan larutan pengencer tertentu, diperiksa dalam bilik hitung. .lat 5 - &amar hitung 3mpro)ed Beubauer atau =urker - Pipet homa leukosit atau eryhtrosit - &ertas saring / tissue 4eagensia 5 >arutan Pengencer !perma 5 - Ba7-#% ...............................8 gram - <ormalin 89,.............................$ ml - >arutan (osin /9......................8 ml - .Luadest add.........................$00 ml Prosedur 5

-ara Pipet homa 5 - 3sap sperma dengan pipet leukosit sampai tanda 0,8 tepat. - 3sap larutan Pengencer !perma sampai tanda $$ tepat. - &ocok selama / menit, buang cairan %-+ tetes, masukkan dalam kamar hitung impro)ed Beubauer dengan menempelkan ujung pipet ditepi kaca penutup - 7itung sel sperma yang terdapat dalam + kotak sedang - 7asilnya dinyatakan dalam juta/ml -ara abung dengan -linipette 5 - 2asukkan +00 ul cairan pengencer sperma kedalam tabung reaksi dengan clinipette. - =uang /0 ul dengan clinipette cairan tadi. - Pipet /0 ul sperma yang telah dihomogenkan dan campur dengan larutan pengencer. - &ocok beberapa kali tabung atau letakkan diatas pengocok khusus ()ibrator). - 2asukkan dalam kamar hitung impro)ed Beubauer dengan menempelkan ujung clinipette ditepi kaca penutup. - 7itung sel sperma yang terdapat dalam + kotak sedang - 7asilnya dinyatakan dalam juta/ml Perhitungan 5 2isal jumlah didapat /00 spermatozoa /00 A 80 G $0.000/mm%G $0.000 A $000 G $0 juta/ml Bilai Bormal 5 /0-;0 juta / ml 7al-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan jumlah sperma 5 =iasanya didapat ;0 juta atau lebih banyak spermatozoa per ml P kalau jumlah kurang dari /0 juta per ml , ada kemungkinan mati itu kurang memadai dalam hal fertilitas. etapi kita harus berhati J hati dalam mengambil kesimpulan seperti itu. idak jarang dilihat bah"a hasil pemeriksaan mani berikutnya atau yang mendahuluinya berbeda jauh. 'apat juga dilakukan pada pemeriksaan motilitas hanya sedikit sekali spermatozoa kelihatan bergerak aktif. -atatan 5 - @ntuk mempermudah penghitungan didalam bilik hitung dapat digunakan pipet eryhtrosit sebagai pipet pengencer dan sperma diisap sampai 0,8 tepat dan pengencer $0$. pengenceran pipet /00A dikalikan untuk perhitungan. - @ntuk pengenceran yang lebih teliti sebaiknya menggunakan pengenceran menggunakan -linipette dalam tabung. Pengenceran dapat diubah sesuai dengan keinginan. - 2enurut 4. *andasoebrata bila tidak memiliki larutan pengencer Batrium bikarbonat maka dapat digunakan aLuadest sebagai larutan pengencer. +. Pemeriksaan 2orfologi !permatozoa Pemeriksaan morfologi spermatozoa ditujukan untuk melihat bentuk-bentuk spermatozoa yang didasarkan atas bentuk kepala dari spermatozoa. !eperti diketahui spermatozoa mempunyai beberapa macam bentuk. 'engan pemeriksaan ini diketahui beberapa banyak bentuk spermatozoa normal dan abnormal. =entuk yang normal adalah spermatozoa yang kepalanya berbentuk o)al dan mempunyai ekor yang panjang. @ntuk pemeriksaan morfologi ini dimulai dengan pembuatan preparat smear di atas objek glass, yang dibiarkan kering dalam temperatur kamar. !etelah preparat smear tersebut kering, maka selanjutnya dilakukan prosedur pe"arnaan.

.gar memperoleh hasil yang baik pemeriksaan morfologi spermatozoa dilakukan pengecatan khusus. erdapat berbagai macam pengecatan guna memeriksa morfologi spermatozoa, diantaranya *iemsa, 1right, 4omano"sky, 2ay *run"ald, &ie"it de :ong. ujuan5 @ntuk mengetahui ada tidaknya kelainan morfologi sperma dalam sampel yang diperiksa. Prinsip5 !perma dibuat hapusan di"arnai dengan giemsa, dicuci, dikeringkan dan diperiksa morfologi sperma diba"ah mikroskop dengan anisol perbesaran $0 A $00. .lat-alat5 - Pipet tetes - 2ikroskop - #bjek glass - =otol semprot - 4ak dan =ak pe"arnaan - >ampu spritus 4eagensia5 &arbol <uchsin 0,/8 9 -ara &erja 5 a. -ara &arbol <uchsin $) !etetes sperma dibuat hapusan diatas objek glass. /) 'ifiksasi dengan nyala api / J 8 kali %) 'i"arnai dengan carbol fuchsin 0,/89 selama 8 2enit, dicuci dengan air. +) 'ikeringkan dan diperiksa diba"ah mikroskop perbesaran $0 A $00 dalam $00 spermatozoa b. -ara *iemsa $) !ediaan hapus difiksasi dengan metanol selama $0 menit. /) !isa metanol dibuang, sediaan dibiarkan kering di udara. %) !ediaan dicat dengan larutan *iemsa ($; tetes giemsa dicampur dengan 8 ml aLuades) selama /0 menit. +) !ediaan dibilas dengan aLuadest dan dikeringkan. diperiksa diba"ah mikroskop perbesaran $0 A $00 dalam $00 spermatozoa c. -ara 7ematoAilin 2eyer $) !ediaan hapus ditetesi larutan formalin $09 selama $ menit. /) !ediaan dibilas dengan aLuadest. %) !ediaan dicat dengan hematoksilin menurut 2eyer selama / menit. +) !ediaan dibilas dengan aLuadest dan dikeringkan diudara. diperiksa diba"ah mikroskop perbesaran $0 A $00 dalam $00 spermatozoa d. -ara #.!teeno $) !ediaan hapus dimasukkan ke dalam larutan metanol selama 8 menit dan dikeringkan diudara. /) !ediaan dicelupkan kedalam larutan safranin 0,$9 selama 8 menit %) !ediaan dibilas dalam air buffer dua kali. +) !ediaan dicelupkan kedalam larutan kristal )iolet 0,/89 selama 8 menit 8) !ediaan dibilas dengan aLuadest dan dikeringkan diudara. diperiksa diba"ah mikroskop perbesaran $0 A $00 dalam $00 spermatozoa e. -ara lain dengan <ast *reen, 1right, =ryan/leishman, Papanicolou, 4omano"sky dan lainnya. 2orfologi spermatozoa 5 O !permatozoa Bormal 5 !permatozoa yang kepalanya berbentuk o)al, reguler, dengan bagian tengah utuh dan mempunyai ekor tak melingkar dengan panjang +8 um. O !permatozoa .bnormal 5

!permatozoa disebut abnormal bilamana terdapat satu atau lebih dari bagian spermatozoa yang abnormal. :adi meskipun kepala spermatozoa o)al, tetapi kalau bagian tengah menebal, maka dikatakan abnormal. .bnormalitas kepala 5 - &epala o)al besar !permatozoa normal dengan ukuran kepala lebih besar dari normal. Panjang kepala F8Q dan lebar F% Q - &epala o)al kecil !permatozoa normal dengan ukuran kepala lebih kecil dari normal. Panjang kepala I%F/ Q. - &epala pipih (tapering head G lepto) &epala spermatozoa berbentuk seperti cerutu dengan kedua sisinya sejajar, bentuk ramping dan agak panjang, akrosomnya dapat berujung lancip atau tidak. - &epala berbentuk pir (piriform head) &epalanya nyata atau bahkan lebih menyolok berbentuk sebagai tetesan air, bagian runcing berhubungan dengan bagian tengah. - &epala dua (duplicated head) !permatozoa dengan memiliki dua kepala. - &epala berbentuk amorfous (terato) =entuk kepala yang tak menentu atau sangat besar dengan struktur yang aneh. .bnormalitas bagian tengah 5 - =agian tengah tebal - =agian tengah patah ak mempunyai bagian tengah .bnormalitas ekor 5 - (kor sangat melingkar - (kor patah yang meninggalkan sisa ekor. - (kor lebih dari satu - (kor sebagai tali terpilin !permatozoa imatur !permatozoa yang masih mengandung sisa sitoplasma, yang paling tidak besarnya separuh dari ukuran kepala dan masih terikat, baik pada kepala, bagian tengah maupun pada ekor spermatozoa. >eukosit dalam sperma 5 'alam sperma kecuali terdapat spermatozoa juga terdapat rundzellen / round cell atau sel bundar yang terdiri dari leukosit dan sel-sel spermiogenesis. 'alam keadaan biasa terdapat leukosit dalam sperma, jumlahnya meningkat melebihi normal akan berpengaruh terhadap gambaran spermiogenesis, sehingga perlu dilakukan penghitungan leukosit. 2enghitung rundzellen (sel bundar) 5 &arena terdiri dari dua sel yaitu sel muda sperma dan leukosit, maka untuk membedakannya dapat dilakukan penghitungan sebagai berikut 5 - $ tetes sperma ditambah $ tetes larutan !edicolor (larutan 2ethylen =lue) diaduk rata diobjek glass, dibiarkan beberapa menit, diperiksa di mikroskop dengan pembesaran +00-,00 kali. - 'ilakukan diferensiasi antara sel spermatozoa muda dan leukosit yang dinyatakan dalam $009. - -iri-ciri sel 5

!el spermiogenesi5 'inding sel tampak tebal dengan inti yang kompak. >eukosit5 'inding kelihatan tipis dengan inti yang khas untuk leukosit. 'ihitung $00-/00 sel bundar dan cara ini dilakukan jika junlah sel bundar per >p lebih dari ,-$0. :ika pada sediaan jelas terlihat adanya leukosit maka dapat dipakai cara tanpa pengecatan, yaitu 5 - 0,$ ml sperma diteteskan diatas objek glass lalu ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa dengan pembesaran +00-,00 kali. - :ika didapat sel leukosit ,-$0/>p atau lebih, kemungkinan menunjukkan adanya infeksi pada traktus genitalis. 7al J hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan morfologi sperma 5 @ntuk sperma dengan kepadatan tinggi, tetesan dibuat kecil dan hapusannya lebih cepat dan berat dan untuk spermatozoa kepadatan rendah dibuat tetesan lebih besar dan hapusannya lebih lambat dan ringan. :ika jumlah kepadatan spermatozoa kurang dari $0 juta / ml sediaan hapus dibuat dari sentrifugasi dengan /000 rpm selama $8 menit. !ediaan / hapusan sperma dapat di"arnai dengan cat 5 *iemsa, 2ayer, #. !teeno, <ast green, 1right, =ryan / leishman dan papanocolou. !el-sel bundar terdapat pula pada ejakulat, dan dapat diamati pada analisis sperma. Pada pemeriksaan sperma dengan pengecetan sederhana, yakni dengan metilin blue, sel J sel tersebut telah tampak sel-sel itu ialah lekosit, polimorfonuklear dan monosit. .glutinasi !permatozoa .glutinasi spermatozoa ialah penggumpalan atau perlekatan antara satu spermatozoa dengan beberapa spermatozoa yang lain. .glutinasi spermatozoa dapat disebabkan oleh faktor imunologis dan non-imunologis. -ara membedakan keduanya dengan mengukur titer antibodi yang terdapat pada pasangan suami isteri. Bamun guna informasi pendahuluan proses aglutinasi spermatozoa, dapat dilakukan cara 5 !atu tetes sperma diberi garam fisiologis &alau terjadi aglutinasi sejati, spermatozoa akan tetap melekat satu dengan yang lain. &alau dengan penambahan garam fisiologis spermatozoa lepas satu dengan yang lain, maka aglutinasi tersebut adalah aglutinasi palsu. -ara lain oleh 7ellinga ($R;,) !etetes sperma segar, setelah likuefaksi total, diletakkan pada objek glass, lalu ditutup dengan gelas penutup. !ediaan dibiarkan tidak disentuh sedikitpun selama paling tidak $ jam. Pada sperma tertentu akan terjadi penggumpalan satu dengan yang lain. 2acam-macam aglutinasi atau penggerombolan spermatozoa tersebut yaitu 5 a. .glutinasi ekor dan ekor Pada keadaan ini ujung atau bagian ekor yang lebih proksimal bersentuhan atau berlekatan satu dengan yang lain, sedangkan kepalanya bebas bergerak. 3ni dinamakan tail to tail agglutination ( ). b. .glutinasi kepala dan kepala Pada keadaan ini kepala spermatozoa saling berlekatan atau bergerombol, sedangkan kepalanya bebas bergerak. 3ni dinamakan head to head agglutination (77). c. .glutinasi kepala dengan ekor Pafa keadaan ini kepala satu spermatozoa atau lebih berlekatan dengan ekor sebuah spermatozoa atau lebih. 3ni dinamakan head to tail agglutination (7 ).

d. !permatozoa saling menggerombol atau melekat pada suatu sel muda spermatozoa, epitel atau lain-lain benda pada sperma. e. !permatozoa dapat menggerombol seperti benang pada pinggir daerah sperma tertentu. 3ni dinamakan aglutinasi rantai (string agglutination) =enda-benda khusus spermatozoa 'idalam sperma kecuali spermatozoa dan spermatozoa muda, terdapat benda-benda khusus lainnya. =enda-benda itu berasal dari saluran genital atau kelenjar asesoria atau benda-benda lain baik hidup maupun benda mati. a. =enda-benda mati !el epitel =iasanya berupa sel epitil pipih, yang berasal dari lepasan sel pada saluran urogenitalis. !el pada traktus urogenitalis memang mudah lepas, apalagi kalau terjadi proses keradangan, sehingga tambahan diagnostik untuk sesuatu keradangan. &ristal-kristal &ristal-kristal ini berasal dari kelenjar-kelenjar asesoria.kristal yang banyak dijumpai pada sperma 5 fosfat, urat dan sitrat. >emak >emak dalam sperma berasal dari kelenjar prostat, berbentuk bundar jernih. =enda ini tak banyak artinya dalam klinis. =enda prostat =erasal dari prostat, berbentuk bundar tepinya tidak rata, serta tidak berinti. b. =enda-benda hidup =akteri =akteri ini berasal dari infeksi traktus urogenitalis, benruknya tak nampak jelas. Protozoa 3nfeksi traktus urogenitalis oleh protozoa sering terjadi, misal richomonas, amoeba dan -lamydia trachomatis. :amur 'apat dijumpaipad pasien yang dermatitis didaerah genitalia atau perineum.

C. Pemeri saan Kimia &arbohidrat yang ada dalam mani ialah fruktosa dan kadar fruktosa itu mempunyai korelasi positif dengan kadar testosteron dalam tubuh. Penetapan kadar fruktosa memakai reaksi !eli)anoff sebagai dasar, pada reaksi itu fruktosa bereaksi dengan resorcinol dengan menyusun "arna merah. Parameter5 Penetapan <ruktosa ujuan5 @ntuk mengetahui dan menentukan kadar fruktosa dalam semen yang bertalian dengan kadar testosteron. Prinsip5 <ruktosa akan berubah menjadi furfural oleh pengaruh 7-l dan pemanasan, furfural yang terjadi akan berkondensasi dengan resorsinol menyusun senya"a yang ber"arna merah. 4eagensia5 $. >arutan =a(#7)/ 0,% B dibuat dengan melarutkan +;,8 g =a(#7)/.D7/# dalam $000 ml aLusdest. /. >arutan Cn!#+ 0,$;8 2 dibuat dari 80 g Cn!#+.;7/# dalam $000 ml aLuadest.

%. >arutan resorcinol 0,$9 dalam $00 ml alkohol R89, larutan ini bertahan / bulan bila disimpan dalan lemari es. +. 7-l $0 B dibuat dari $ )olume aLuadest ditambah , )olume 7-l pekat. 8. a. !tandard fruktosa stock 80 mg fruktosa larutkan dalam $00 ml larutan asam benzoat 0,/9. 8. !tandard fruktosa sebagai larutan kerja. $ ml standard fruktosa stock diencerkan dengan aLuadest sampai $00 ml. Pada cara dicantumkan diba"ah, larutan kerja ini sesuai dengan /00 mg /dl fruktosa mani. Prosedur &erja 5 $. >akukan deproteinisasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dahulu mengencerkan 0,$ ml mani dengan /,R ml air. &emudian tambah 0,8 ml larutan =a(#7)/, campur, tambahkan 0,8 ml larutan Cn!#+, campur lagi dan pusinglah kuat-kuat.
2. Sediakan 3 tabung T (test), S (standard) dan B (blanko). Tabung T diisi 2 ml cairan atas dari langkah 1, tabung S diisi 2 ml standard fruktosa larutan kerja dan tabung B diisi 2 ml air/ a uadest.

%. +. 8. ,.

.Luadest !tandart / ml !ampel / ml 4esorsinol / ml / ml / ml 7-> , ml , ml , ml &epada tabung , ! dan = masing dibubuhkan / ml resorsinol dan , ml 7-l. -ampur isi tabung masing-masing, panasilah dalam bejana air R0#- selama $0 menit. =acalah absorbansi dan ! terhadap = pada +R0 nm. 7itunglah kadar fruktosa dengan rumus . /.! A /00 G mg / dl fruktosa mani.

=>.B&# / ml

! .B'.4

!.2P(>

-atatan 5 &adar fruktosa dalam mani normal berkisar antara $/0-+80 mg/dl dan fruktosa itu berasal dari )esiculae seminales. !elain dipengaruhi oleh kadar testosteron dalam tubuh, banyaknya fruktosa dalam mani juga mengalami perubahan oleh proses-proses dalam )esiculae seminales dan ductuli ejaculatorii, pada hipoplasia dan radang )esiculae seminales dan pada penyumbatan partial ductuli ejaculatorii kadar fruktosa menurun. Penyumbatan ductuli ejaculatorii yang total berakibat kadar fruktosa dalam mani menjadi nol. TATA CARA PEMBACAAN !ASIL 3nterpretasi hasil analisa sperma saat ini didasarkan pada / parameter dari /-% sediaan dalam sekali analisa sperma. 'an hasilnya harus diulang $ minggu atau / minggu lagi sehingga kita dapatkan /-% sediaan. $. :umlah spermatozoa / ml a. Normozoospermia 5 jumlah spermatozoa /0-/80 juta/ml dianggap dalam batas normal. b. Azoospermia 5 jumlah spermatozoa 0 juta/ml c. Ekstrim-oligozoospermia 5 jumlah spermatozoa 0-8 juta/ml d. Oligozoospermia 5 jumlah spermatozoa F8 - I/0 jyta/ml e. Polizoospermia 5 jumlah spermatozoa F /80 juta/ml /. Prosentase motilitas spermatozoa yang bergerak =.3& (*ood E (Acellent atau grade / S %). .pabila 9 spermatozoa yang motil I 809 disebutasienozoospermia. %. Prosentase morfologi spermatozoa normal .pabila 9 spermatozoa yang mempunyai morfologi normal I809 disebutteratozoospermia.

INTERPRETASI ANALISA SPERMA RUTIN N" N"men la#$r $ / % + 8 , ; D R $0 $$ $/ $% $+ Bormozoospermia #ligozoospermia (kstrim #ligozoospermia .stenospermia eratospermia #ligo-astenozoospermia #ligo-asteno-teratozoospermia #ligo-teratozoospermia .steno-teratozoospermia Polizoospermia .zoospermia Bekrozoospermia &riptozoospermia .spermia J$mla% M"r,"l"-i Sperma#"&"a M"#il '+* Sperma#"&"a '($#a)ml* n"rmal '+* F /0 F 80 F 80 F /0 F 80 F 80 I8 F 80 F 80 F /0 I 80 F 80 F /0 F 80 I 80 I /0 I 80 F 80 I /0 I 80 I 80 I /0 F 80 I 80 F /0 I 80 I 80 F /80 F 80 F 80 :ika semua spermatozoa tan )iabel .dalah spermatozoa yang tersembunyi .pabila tidak ada sperma

(423B#>#*3 =erikut beberapa terminalogi yang dipergunakan dalam spermatologi 5 $. .zoospermia5 'alam ejakulat tidak terdapat/ditemukan sperma /. .spermatogenesis5 idak terjadi pembuatan spermatozoa di dalam testis. %. .spermia5 idak terdapat ejakulat +. Bormospermia5 :umlah )olume sperma /-8 ml. 8. 7ypospermia5 6olume ejakulat kurang dari $ ml ,. 7yperspermia5 6olume ejakulat lebih dari , ml ;. 7ypospermatogenesis5 Proses pembentukan spermatozoa sangat sedikit didalam testis. D. #ligospermia5 :umlah spermatozoa di ba"ah kriteria normal (di ba"ah /0 juta tiap ml sperma) R. Bormozoospermia5 :umlah spermatozoa dalam batas normal berkisar antara +0-/00 juta/ml. $0. .sthenospermia5 :umlah spermatozoa yang bergerak dengan baik di ba"ah 809. $$. Becrospermia5 !emua spermatozoa dalam keadaan mati. $/. (Atrem oligospermia5 :umlah spermatozoa di ba"ah $ juta untuk tiap $ ml ejakulat. $%. .sthenozoospermia5 !permatozoa yang lemah sekali gerak majunya. $+. eratozoospermia5 =entuk spermatozoa yang abnormal lebih dari +09. $8. Bekrozoospermia5 =ila semua spermatozoa tidak ada yang bergerak atau hidup. $,. &riptozoospermia5 =ila ditemukan spermatozoa yang tersembunyi yaitu bila ditemukan dalam sedimen sentrifugasi sperma. $;. Polizoospermia5 =ila jumlah spermatozoa lebih dari /80 juta per ml sperma $D. >eukospermia5 1arna sperma putih keruh serupa susu karena terdapat leukosit yang banyak. $R. 7emospermia5 1arna sperma kemerahan karena terdapat erythrosit yang banyak. /0. 4esidual =ody5 !isa sitoplasma yang melekat pada spermatozoa yang belum matur. '.< .4 P@! .&. Penuntun >aboratorium &linik, 4.*andasoebrata, Penerbit 'ian 4akyat, :akarta, $RDR

injauan &linis atas 7asil Pemeriksaan >aboratorium, <rances.&.1idmann, Penerbit =uku &edokteran (*-, :akarta, $RR8 4onald ..!acher, 4ichard .. 2c.Pharson, injauan &linis 7asil Pemeriksaan >aboratorium, (disi $$, Penerbit =uku &edokteran (*-, :akarta. 'epkes 43, Pus>abkes, Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan 2utu 3nternal >ab.kes,$RR;.

You might also like