You are on page 1of 71

BAB II Tinjauan pustaka

Diare Definisi Diare Diare adalah buang air besar (defekasi) yang mengalami perubahan pada konsistensi dan atau frekuensi. Perubahan konsistensi yang dimaksud adalah peningkatan kandungan air dalam feses, yaitu lebih dari ! ml"kgBB"hari# (pada anak) atau lebih dari #!! ml"hari (pada de$asa). Perubahan frekuensi yang dimaksud adalah lebih dari tiga kali sehari. Pada bayi yang masih mendapat A%I tidak jarang frekuensi defekasinya lebih dari &'( kali sehari.& keadaan ini tidak dapat disebut diare, melainkan masih bersifat fisiologis atau normal. )lasifikasi Diare ( Berdasarkan batasan $aktu, diare diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ( ) diare akut, apabila berlangsung kurang dari ( hari, (#) diare persisten, yaitu diare akut yang melanjut menjadi lebih dari ( hari hingga &! hari, dan (&) diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari &! hari. ,& Pada literatur lain, diare persisten disamakan dengan diare kronik, yaitu diare yang

berlangsung lebih dari ( hari. Pengertian ini juga berlaku di Indonesia agar para tenaga kesehatan tidak lengah dan dapat lebih *epat mengin+estigasi penyebab diare dengan lebih tepat. Berdasarkan mekanisme patofisiologis yang terjadi, diare diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ( ) diare sekretorik, yang biasanya disebabkan oleh infeksi, misalnya infeksi ,ota+irus, dan (#) diare osmotik, yang biasanya disebabkan oleh malabsorbsi laktosa. Berdasarkan penyebab, diare diklasifikasikan menjadi ( ) diare organik, yaitu bila ditemukan penyebab yang bersifat anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik, dan (#) diare fungsional, yaitu bila tidak ditemukan penyebab organik. Di dalam kelompok diare organik juga terdapat diare infektif, yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi. %elain itu, dikenal pula istilah disentri, yaitu kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari diare disertai darah, lendir, dan tenesmus ani.

Penyebaran kuman yang menyebabkan diare )uman penyebab diare biasanya menyebar melalui fekal - oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang ter*emar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain. ' Tidak memberikan air susu ibu (A%I) se*ara penuh pada ( hingga / bulan pertama

kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi A%I terjadi peningkatan risiko menderita diare dan kemungkinan menderita dehidrasi yang lebih berat. ' ' 0enggunakan botol susu yang higienenya kurang terjaga. 0enyimpan makanan masak pada suhu kamar, sehingga dalam beberapa jam akan

ter*emar oleh kuman yang mudah berkembang biak. ' ' 0enggunakan air minum yang ter*emar. Tidak men*u*i tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

makan, dan sebelum menyuapi anak.

'

Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi dan tinja binatang) dengan benar.

Faktor pejamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare1 1aktor'faktor tersebut adalah. ' Tidak memberikan A%I sampai # tahun, sehingga anak kekurangan antibodi yang penting

untuk melindungi tubuh dari berbagai bakteri, misalnya %higella sp. atau 2. *holera. ' ' %tatus gi3i kurang dan gi3i buruk. 4ampak, di mana terjadi penurunan imunitas tubuh sehingga lebih rentan terhadap diare

dan disentri. ' )ondisi imunodefisiensi atau imunosupresi, misalnya pada pasien dengan AID%

(A*5uired Immunodefi*ien*y %yndrome). ' %e*ara proporsional, diare lebih banyak (667) terjadi pada golongan balita.

Faktor lingkungan1 Dua faktor yang dominan adalah tidak *ukup tersedianya sarana air bersih dan tidak ada"kurangnya sarana 04) (mandi,*u*i,kakus). )edua faktor ini saling berinteraksi dengan perilaku manusia.

Etiopatogenesis Penggolongan penyebab diare# . Infeksi dan 8nteral Dari golongan bakteri dapat disebabkan oleh %higella sp, 8. *oli patogen, %almonella sp, )lebsiella, Proteus sp, Pseudomonas aeruginosa. Dari golongan +irus dapat disebabkan oleh ,ota+irus, 9or$alk +irus, :I2, 4ytomegalo+irus, dll. Parasit yang dapat menyebabkan diare adalah 8ntamoeba hystoliti*a, ;iardia lamblia, Ballantidium *oli, 4ryptosporum par+um. 4a*ing

seperti As*aris lumbri*oides, *a*ing tambang, Tri*uris tri*hiura, %. %ter*oralis. <amur yang dapat menyebabkan diare adalah 4andida sp. Tabel <asad patogen yang paling sering ditemukan pada anak diare di negara berkembang6 Jenis Patogen Virus Bakteri Spesies Patogen ,ota+irus 8s*heri*ia *oli enterotoksigenik %higella 4ampyloba*ter jejuni 2ibrio *holerae ! %almonella (non'typhi) 8s*heri*hia *oli enteropatogenik Protozoa idak terdapat patogen 4ryptosporidium 6' 6 #!'&! 6' 6 !' 6 6' ! '6 '6 Persentase Kasus 6'#6 !'#!

(%umber. Buku ajar diare. Pendidikan 0edik Pemberantasan Diare. <akarta . Direktorat <enderal Pemberantasan Penyakit 0enular dan Penyehatan =ingkungan Pemukiman. >>>)

Parenteral Disebabkan oleh ?titis media akut, pneumonia, tra+eler@s diarrhea, 8. *oli, ;iardia lamblia, %higella sp, 8ntamoeba hystoliti*a, dan intoksikasi makanan. Intoksikasi tersebut dapat berupa makanan bera*un atau mengandung logam berat, makanan mengandung toksin 4lostridium perfringens, Ba*illus *ereus, dll. Dapat pula karena intleransi laktosa, malabsorbsi atau maldigesti karbohidrat, lemak trigliserida rantai panjang, asam amino tertentu, malabsorbsi gluten.

Imunodefisiensi 4ontoh kondisi ini adalah :ipogammaglobulinemia, panipoglobulinemia, defisiensi Ig A.

Terapi obat ?bat yang menyebabkan diare dapat berupa antbiotik, kemoterapi, antasida.

Tindakan Tertentu ;astrektomi, gastroenterostomi, radiasi terapi tinggi.

=ain'lain %indrom Aollinger'8llison, neuropati autonomik, faktor psikologis adalah *ontoh kondisi lain yang juga dapat menyebabkan diare.

Se!ara umum diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih pato"isiologi seperti diba#ah ini$> . Peningkatan osmolaritas intra lumen usus. :al ini menyebabkan masa intra lumen seperti

menarik atau menahan *airan intra lumen dan terjadi diare. Penyebab diare osmotik di antaranya adalah 0g%?(, 0g(?:)#, malabsorbsi umum dan defek absorbsi mukosa usus defisiensi disakaridase, malabsorbsi glukosa atau galaktosa. #. %ekresi *airan dan elektrolit terganggu. Pada keadaan ini sekresi air dan elektrolit

meningkat, reabsorbsi menurun. %ehingga masa dalam lumen akan menjadi lebih *air, dan terjadi diare. 4iri dari diare tipe ini adalah jumlahnya yang banyak sekali. Diare tipe ini tetap berlangsung $alaupun pasien puasa. Penyebabnya umumnya toksin bakteri seperti 2ibrio *holerae, 8. *oli, reseksi ileum.

&.

0alabsorbsi asam empedu dan lemak. :al ini dapat terjadi pada pasien dengan

gangguan fungsi hepatobilier. =emak yang tetap berada dalam lumen usus akan meningkatkan tekanan osmotik intra lumen. (. Defek pertukaran atau transport ion elektrolit aktif pada enterosit. Terganggunya

pomapa 9aB )BATP'ase di enterosit menyebabkan absorbsi 9aB abnormal. 9aB tetap berada dalam lumen usus dan menahan *airan. 6. 0otilitas dan $aktu transit usus yang abnormal. Terlalu tingginya motilitas usus,

motilitas iregular, dan singkatnya $aktu transit dalam usus menyebabkan pen*ernaan belum sempurna dan banyak *airan yang tidak sempat direabsorbsi. )ondisi ini ditemukan pada pasien diabetes melitus, hipertiroid, dan pasien pas*a +agotomi. /. ;angguan permeabilitas usus. Terdapat kelainan morfologi sel enterosit. :al ini

menyebabkan penyerapan 3at makanan teganggu. C. Inflamasi dinding usus. Terdapat kerusakan mukosa usus sehingga terjadi proses

inflamasi. Proses inflamasi ini menyebabkan produksi mukus berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen usus, disertai gangguan absorbsi. )eadaan ini menyebabkan diare inflamatorik, seperti pada diare %higella, kolitis ulseratif, dan penyakit 4rohn. D. Infeksi dinding usus. 0erupakan keadaan yang mendasari diare infektif. Tipe

diere ini adalah tipe yang paling sering terjadi. Infeksi mikroorganisme tersebut se*ara garis besar dibedakan menjadi dua, non in+asif dan in+asif. Pada tipe non in+asif, mikroorganisme tersebut mngeluarkan toksin yang menyebabkan diare, sehingga diare yang timbul disebut diare toksikogenik. 4ontohnya pada diare yang disebabkan 2ibrio *holerae, kuman meproduksi toksin yang meningkatkan produksi *A0P. Tingginya *A0P akan menyebabkan sekresi aktif ion klorida yang diikuti air, 9aB, )B, dan bikarbonat. Toksin kolera ini tidak mempengaruhi absorbsi natrium.

Patogenesis diare akibat in"eksi bakteri atau parasit.# . Diare karena bakteri non in+asif (enterotoksikogenik)

Bakteri yang tidak merusak mukosa usus seperti 2. 4holerae eltor, 8nterotoksigenik 8.*olli (8T84), dan 8. perfringen, 2. *holerae eltor mengeluarkan toksin kolera dengan efek yang telah dijelaskan sebelumnya. #. Diare karena bakteri atau parasit in+asif (enteroin+asif)

4ontoh bakteri golongan ini adalah 8nteroin+asif 8. *olli (8I84), %almonella, %higella, Eersinia, dan 4lostridium perfringens tipe 4. Parasit yang sering menye babkan diare tipe ini adalah 8. hystoliti*a dan ;iardia lamblia. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus, nekrosis dan ulserasi. Diare bersifat eksudatif, dapat ber*ampur lendir maupun darah.

Patogenesis diare akibat %irus adalah seperti di ba#ah ini.6 . 2irus merusak +ili usus se*ara langsung, menurunkan luas permukaan usus

sehingga sekresi *airan tidak dapat terimbangi. #. ,ota+irus kemudian memperoduksi enterotoFin yang meningkatkan sekresi *airan

usus. )edua mekanisme ini menyebabkan terjadinya diare pada infeksi +irus.

anda dan &ejala Klinis Diare Telah disebutkan sebelumnya bah$a pada diare terjadi perubahan konsistensi tinja menjadi lebih *air dan terjadi peningkatan frekuensi buang air. Pada bayi dan neonatus, diare didefinisikan sebagai keluarnya massa tinja lebih dari ! ml"kgBB"#( jam dan pada anak dan de$asa berarti keluarnya massa tinja lebih dari #!! g.#,( )arakteristik dari diare, meliputi konsistensi, $arna, +olume dan frekuensi buang air, dapat menjadi petunjuk berharga dalam menentukan sumber diare./ %e*ara ringkas, karakteristik ini diperlihatkan pada Tabel #.# . Tabel :ubungan )arakteristik Tinja dengan %umber Diare # Karakter Feses Keadaan umum 'sus (alus )air 'sus Besar Berdarah* mukoid

Volume Darah Keasaman es reduksi Sel darah putih

Besar positi" tapi tak kasat mata +,-, Dapat positi" +,*lapang pandang besar /ormal Virus2 4ota%irus

Ke!il terlihat se!ara kasat mata .,-, /egati" .10* lapang pandang besar Dapat leukositosis Bakteri 3n%asi"2 E$)oli5enteroin%asi" -enterohemorrhagi!6

Sel darah putih Serum 1rganisme

7deno%irus )ali!i%irus 7stro%irus /or#alk %irus

Bakteri 8nterotoksik. E$!oli )lostridium per"ringens )holera Vibrio

Parasit. &iardia )ryptosporidium

Bakteri Toksik2 )lostridium di""i!ile Parasit. Entamoeba organisms

(%umber . 1rye ,8, Tamer 0A. Diarrhea. Diunduh dari . http.""$$$.emedi*ine.*om pada / %eptember #!!>) Pemeriksaan fisik harus memperhatikan . keadaan umum dan akti+itas pasien, tanda 'tanda +ital (nadi, pernapasan, suhu, tekanan darah), berat badan aktual, tanda'tanda dehidrasi, terutama pada anak. re$el (restlessness or irritability), letargi"penurunan kesadaran, %unken eyes (mata *ekung se*ara mendadak), ubun'ubun besar *ekung (sunken fontanel), mukosa bibir dan orofaring kering, penurunan turgor kulit , terlihat kehausan atau sulit minum atau tidak bisa minum, anoreksia, takikardia (fast $eak pulse), oliguria, darah dalam tinja, tanda'tanda malnutrisi berat, massa abdominal, distensi abdomen.(

II. ./. Pemeriksaan Penunjang#,( Gntuk diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari atau diare dengan dehidrasi perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti diba$ah ini. . Pameriksaan darah tepi. kadar hemoglobin, hematokrit, hitung leukosit, hitung

diferensial leukosit. Penting untuk mengetahui berat ringannya hemokonsentrasi darah, dan respon leukosit. 4ontohnya pada diare karena %almonella dapat terjadi neutropenia. Pada diare karena kuman yang bersifat in+asif dapat terjadi shift to the left leukosit. #. 8lektrolit darah. Diperlukan untuk mengobser+asi dampak diare terhadap kadar

elektrolit darah. &. (. Greum dan kreatinin. Diperlukan untuk memonitor adanya gagal ginjal akut. Pemeriksaan tinja untuk men*ari penyebab diare. Pada infeksi bakteri, ditemukan

leukosit pada tinja. Dapat pula ditemukan telur *a*ing maupun parasit de$asa. Dapat pula dilakukan pengukuran toksin 4losstridium diffi*ile pada pasien yang telah mendapatkan terapi antibiotik dalam jangka $aktu tiga bulan terakhir. Tinja dengan p: H6,6 menunjukkan adanya intoleransi karbohidrat yang umumnya terjadi sekunder akibat infeksi +irus. Pada infeksi oleh organisme enteroin+asif, leukosit feses yang ditemukan umumnya berupa neutrofil. Tidak ditemukannya netrofil tidak mengeliminasi kemungkinan infeksi enteroin+asif, tetapi ditemukannya neutrofil feses mengeliminasi kemungkinan infeksi organisme enterotoksin dan +irus. 6. Apabila ditemukan leukosit pada feses, lakukan kultur feses untuk menentukan

apakah penyebab diare adalah %almonella, %higella, 4ampyloba*ter, atau Eersenia. /. C. Pemeriksaan serologis untuk men*ari amoeba. 1oto roentgen abdomen. Gntuk melihat morfologi usus yang dapat membantu diagnosis.

D.

,ektoskopi, sigmoideoskopi, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan diare

berdarah, pasien diare akut persisten. Pada pasien AID%, kolonoskopi dipertimbangkan karena ada kemungkinan diare disebabkan oleh infeksi atau limfoma di area kolon kanan. Biopsy mukosa sebaiknya dilakukan bila dalam pemeriksaan tampak inflamasi berat pada mukosa. >. AID%. Biopsi usus. Dilakukan pada diare kronik, atau untuk men*ari etiologi diare pada

)omplikasi Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut adalah dehidrasi (dengan berbagai derajat dari ringan hingga berat " syok), asidosis metabolik, hipokalemia, hiponatermia, dan hipoglikemia.( Derajat dehidrasi dapat dinilai berdasarkan beberapa tanda dan gejala, seperti ditampilkan pada Tabel #.& . Tabel #.&. Penentuan derajat dehidrasi menurut I:? ( >D!)

Tanda dan ;ejala )eadaan umum

Dehidrasi ,ingan :aus, sadar, gelisah

Dehidrasi %edang :aus, gelisah, atau

Dehidrasi Berat 0engantuk,lemas, ekstremitas dingin, berkeringat, sianotik, mungkin koma

dan kondisi. bayi dan anak ke*il Anak lebih besar

letargi tetapi iritabel

:aus, sadar, gelisah :aus, sadar, merasa pusing pada perubahan posisi

dan de$asa

Biasanya sadar, gelisah, ekstremitas dingin, berkeringat dan sianotik kulit dan jari tangan dan kaki keriput, kejang otot. 9adi radialis ( ) kadang'kadang tak teraba Pernafasan 9ormal Dalam, mungkin *epat 4ekung Dalam dan *epat 1rekuensi dan isi nadi normal 4epat dan lemah 4epat, halus,

Gbun'ubun besarJ (#) 9ormal

%angat *ekung =ambat %angat lambat

8lastisitas kulitJ (&) )embali segera pada pen*ubitan (K# detik) 0ataJ 9ormal Air mata Ada 4ekung %angat *ekung

)ering %angat kering =embab (6) )ering %angat kering Berkurang dan $arna tua Tidak ada urin

%elaput lendir (() Pengeluaran urin

9ormal

untuk beberapa jam, kandung ken*ing kosong. Tekanan darah sistolik (/) tak terukur 9ormal 9ormal'rendah LD! mm:g, mungkin

Persentase kehilangan BB

('67 /'>7

!7 atau lebih /!'>!m="kg !!' !m="kg

Perkiraan kehilangan *airan (!'6!m="kg

(Iorld :ealth ?rgani3ation dan Gnited 9ations 4hildren 1oundation. 4lini*al management on a*ute diarrhoea. ;ene+a . Iorld :ealth ?rgani3ation and Gnited 9ations joint statementM #!!C. Diunduh dari . http.""$h5libdo*.$ho.int"h5"#!!("I:?N14:N4A:N!(.C.pdf pada ( 9o+emeber #!!>) )eterangan tabel #.& . J . #. terutama berguna pada bayi'bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi Bila nadi radialis tidak teraba, di*atat frekuensi denyut jantung dengan stetoskop Berguna pada bayi'bayi sampai ubun'ubun menutup pada /' D bulan. %etelah

penutupan, pada beberapa anak terdapat sedikit penekanan. &. (. minum. 6. Bayi yang marasmik atau mendapat *airan hipotonik mengeluarkan jumlah urin Tidak berguna pada malnutrisi marasmik atau obesitas. )ekeringan mulut dapat diraba dengan jari yang bersih. 0ulut dapat kering pada

anak yang bernafas dengan mulut. 0ulut dapat basah pada pasien rehidrasi karena muntah atau

yang *ukup pada keadaan dehidrasi /. %ukar dinilai pada bayi'bayi

Gntuk dehidrasi ringan atau sedang biasanya anak kehilangan *airan 6!' !!m="kgBB

II. .D. Prinsip Tatalaksana Diare

Prinsip tatalaksana diare akut terdiri atas ( hal, yaitu#.

II. .D.a. 0en*egah terjadinya dehidrasi 0en*egah dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan lebih banyak *airan (minum). 0a*am *airan yang diberikan tergantung pada kebiasaan setempat dalam mengobati diare, tersedianya *airan sari makanan yang *o*ok, jangkauan pelayanan kesehatan, dan tersedianya oralit.

II. .D.b. 0engatasi dehidrasi Pengobatan diare dilakukan melalui beberapa langkah yang disebutkan satu persatu diba$ah ini. a. Tetapkan derajat dehidrasi penderita, apakah tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan,

dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat. )lasifikasinya dapat dilihat pada Tabel #.(. b. i. ii. iii. Tetapkan ren*ana pengobatan sesuai derajat dehidrasi penderita . ,en*ana terapi A untuk pasien tanpa dehidrasi ,en*ana terapi B untuk pasien dengan dehidrasi ringan dan dehidrasi sedang ,en*ana terapi 4 untuk pasien dengan dehidrasi berat. Tabel #.(. Penentuan Derajat Dehidrasi berdasarkan Tanda dan ;ejala )lasifikasi ;ejala"Tanda Dua atau lebih tanda'tanda berikut.

Dehidrasi berat O O

=etargi"tidak sadar %unken eyes

O O

Tidak dapat minum atau sulit minum %kin pin*h sangat lambat kembali (K# detik) Dua atau lebih tanda'tanda berikut.

Dehidrasi sedang O O O ,e$el %unken eyes

Terlihat kehausan

%kin pin*h lambat kembali Dehidrasi ringan dehidrasi sedang atau berat (%umber . Buku ajar diare. Pendidikan 0edik Pemberantasan Diare. <akarta . Direktorat <enderal Pemberantasan Penyakit 0enular dan Penyehatan =ingkungan Pemukiman. >>>) Tidak *ukup tanda'tanda untuk mengklasifikasikannya sebagai

Pada ren*ana terapi A, pemberian oralit hanya pada saat setiap kali pasien buang air besar saja. Banyaknya pemberian *airan setiap buang air besar dapat dilihat pada Tabel #.6.

Tabel #.6. ,en*ana Terapi A untuk Diare Tanpa Dehidrasi Gsia L <umlah 4airan yang Diberikan %etiap Buang Air Besar 6!' !! ml !!'#!! ml #!!'&!! ml &!!'(!! ml

tahun

'6 tahun K 6 tahun De$asa

(%umber . %tandar penanggulangan penyakit diare. 2olume C 8disi , <akarta. Depkes ,IM >>>)

Pada ren*ana terapi B, jumlah oralit yang diberikan dalam & jam pertama disesuaikan dengan berat badan. ?ralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan pasien (kg) dengan C6 ml. Bila berat badan tidak diketahui dan atau memudahkan penggunaan di lapangan, maka banyaknya pemberian oralit dapat dilihat pada Tabel #./.6

Tabel #./. ,en*ana Terapi B untuk Penderita Diare ,ingan dan Diare %edang Gsia L <umlah ?ralit &!! ml /!! ml #!! ml #(!! ml

tahun

'6 tahun K 6 tahun De$asa

%umber . %tandar penanggulangan penyakit diare. 2olume C 8disi , <akarta. Depkes ,IM >>>

Gntuk ren*ana terapi 4, hal paling pertama yang harus dilakukan adalah menentukan bagaimana *airan akan diberikan, yaitu dengan jalur oral atau dengan jalur intra+ena. <alur pilihan pada pasien dengan dehidrasi berat sebenarnya adalah jalur intra+ena, karena membutuhkan $aktu rehidrasi yang *epat. 4airan yang paling baik adalah ,inger =aktat (:artmann@s %olution for Inje*tion). <ika tidak ada, maka dapat digantikan dengan 9a4l !,>7. =arutan dekstrosa 67 tunggal tidak efektif dan tidak boleh digunakan. Bila pada pasien tidak bisa diberikan *airan se*ara intra+ena, segera berikan per oral dengan pipa nasogastrik sejumlah

#! ml"kgBB"jam selama / jam. <umlah dan lama *airan yang diberikan pada pasien dengan dehidrasi berat dapat dilihat pada Tabel #.C.

Tabel #.C. ,en*ana Terapi 4 untuk Penderita Diare dengan Dehidrasi Berat. Gmur Pemberian &! ml"kgBB dalam Bayi L # bulan Anak K tahun jam 6 jam jam & jam Pemberian C! ml"kg BB dalam

(%umber . %tandar penanggulangan penyakit diare. 2olume C 8disi , <akarta. Depkes ,IM >>>)

<ika pasien bisa minum, boleh diberikan *airan rehidrasi oral (4,?) sebanyak 6 ml"kgBB" jam sambil diberikan *airan se*ara intra+ena selama &'( jam. %etelah / jam, pasang pipa nasogastrik dan berikan *airan sebanyak #! ml"kgBB"jam selama / jam. %etelah itu dilakukan penilaian ulang derajat dehidrasi. 4airan rehidrasi oral yang tersedia di pasaran tersedia dalam bentuk oralit dan dikemas dalam bentuk serbuk. Terdapat dua jenis kemasan serbuk oralit, yaitu serbuk yang membutuhkan pengen*eran dengan larutan #!! ** dan yang lainnya dengan liter. Apabila *airan oralit tidak tersedia, dapat diberikan pengganti oralit yang dikenal dengan nama *airan rumah tangga. 4airan rumah tangga dapat berupa air tajin, sup, dan larutan gula dan garam. 9amun, takaran yang diberikan harus sesuai agar tidak menyebabkan keadaan hiperosmolar plasma yang memperburuk dehidrasi. Prinsip pemberian 4,?.C a. b. terjadi. Gntuk rehidrasi. mengoreksi kehilangan *airan dan elektrolit yang sedang terjadi. Gntuk maintenan*e. menggantikan kehilangan *airan dan elektrolit yang masih

*. d.

0enyediakan kebutuhan *airan elektrolit selama fase rehidrasi dan maintenan*e. 0elanjutkan pemberian nutrisi yang sesuai selama terapi rehidrasi. I:? mengeluarkan jenis 4,? terbaru yang komposisinya berbeda dengan oralit

yang selama ini dikenal. 4,? ini memiliki kandungan glukosa dan garam yang lebih rendah dari oralit biasa. ;abungan antara 4,? baru ini dan suplementasi 3in* yang adekuat terbukti menurunkan mortalitas bayi akibat diare, dan komposisinya dapat dilihat di Tabel #.D.C Tabel #.D. )omposisi 4,? I:? #!!/ C )andungan ;ram" liter #,/ &,6 7 )andungan 0mol"liter C6

%odium )lorida ;lukosa

#,/D& %odium /6

/6,D6( )lorida ,6

Potasium )lorida

C,& C ;lukosa #,> ! #(6

C6 #!

Trisodium sitrat dihidrat %itrat Total #!,6

(, (/ Potasium

!!,!! ?smolaritas total

(%umber . I:? and Gni*ef. . 4lini*al management on a*ute diarrhoeaM #!!C. Diunduh dari . http.""$h5libdo*.$ho.int"h5"#!!("I:?N14:N4A:N!(.C.pdf pada C %eptember #!!>). Program pemberian oralit pada pasien diare>. Pemerintah menyediakan dua ma*am kemasan oralit yaitu. a. bungkusan liter (#!7 dari sediaan) digunakan untuk rumah'sakit atau kejadian

luar biasa ()=B) dan diberikan atau dilarutkan di sarana kesehatan b. bungkusan #!! ml (D!7 dari sediaan) tersedia di Posyandu yang dapat diberikan

atau diba$a pulang oleh masyarakat Dosis oralit disesuaikan dengan umur dan keadaan diare atau dehidrasinya. Dosis a*uan yang harus diingat oleh petugas kesehatan dapat dilihat di Tabel #.>.

Tabel #.>. Dosis a*uan oralit sesuai umur > 9o. . #. &. (. Gmur Dosis A*uan Di ba$ah tahun & jam pertama ,6 gelas kemudian !,6 gelas setiap men*ret & jam pertama & gelas kemudian gelas setiap men*ret

Antara '6 tahun Antara 6' # tahun Di atas # tahun

& jam pertama / gelas kemudian ,6 gelas setiap men*ret & jam pertama # gelas kemudian # gelas setiap men*ret

%umber . Departemen )esehatan ,I. Buku Ajar Diare. Pendidikan 0edik Pemberantasan Diare (P0PD). <akarta.Depkes ,I Direktorat <enderal PP0PP=, >>>. h.&' (

II. .D.*. 0emberi makanan atau A%I> Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan nutrisi yang *ukup pada penderita sehingga status gi3i dapat dipertahankan baik, menstimulasi perbaikan usus, serta mengurangi derajat dan lamanya penyakit. Pada bayi dan anak, rekomendasi ini dikenal sebagai pemberian makanan se*epatnya (early refeeding) dan terutama menekankan pada meneruskan pemberian A%I dan makanan sehari'hari. Pemberian A%I dilakukan sejak a$al terapi dan diberikan sesuai keinginan bayi.

II. .D.d. 0engobati penyebab atau masalah lain yang menyertai Pemberian obat yang rasional pada penderita diare meliputi pengobatan simptomatik dan kausal. Pengobatan simptomatik yang biasa diberikan adalah anti diare, anti emetik, dan anti piretik. Penggunaanya masing'masing harus mempertimbangkan risk and benefit se*ara matang,

karena penggunaan obat simtomatik seringkali mempengaruhi lama dan perjalanan penyakit. Bahkan, saat ini pengobatan simtomatik seringkali tidak digunakan karena manfaatnya diragukan. ?bat'obat ini tidak boleh diberikan pada anak diba$ah 6 tahun. ?bat simtomatik anti diare yang masih dianjurkan pada orang de$asa adalah derifat opioid berupa loperamid, difenoksilat'atropin, dan tinktur atropine. =operamid dipilih karena tidak menyebabkan adiksi dan efek samping minimal. Bismuth subsalisilat dapat dipilih, tetapi pada pasien AID% penggunaannya dapat menyebabkan ensefalopati bismuth. Pemberian obat anti diare pada pasien yang panas harus berhati'hati, karena bila tidak diikuti pemberian anti mikroba maka penyembuhan penyakit menjadi terlambat. %elain derifat opioid, obat yang mengeraskan konsistensi tinja dapat dipilih. Attapulgite diberikan ( kali sehari, masing'masing dua tablet. %me*tite diberikan tiga kali sehari, masing'masing satu sa*het setiap pasien diare sampai diare berhenti. %atu lagi golongan obat yang dapat dipilih adalah anti sekretorik atau anti enkephalinase berupa hidrase* tiga kali sehari, masing'masing satu tablet.# Pengobatan kausal dapat diberikan dengan pertimbangan 6!'C!7 pasien diare di Indonesia diakibatkan oleh infeksi. Pemeriksaan leukosit tinja se*ara praktis dapat digunakan untuk melihat kemungkinan infeksi enteral sebagai penyebab diare. <ika pemeriksaan leukosit tinja menunjukkan jumlah leukosit K ! " lapang pandang, dapat dianggap penyebab diare adalah infeksi enteral. Gntuk itu, terapi antibiotika dapat dilakukan. 0empertimbangkan hal ini, maka antibiotik hanya dapat diberikan apabila . ditemukan darah pada tinja, se*ara klinis terdapat tanda'tanda yang menyokong adanya infeksi enteral, pada pasien di daerah endemik kolera, serta pada pasien neonatus dengan dugaan terjadi infeksi nosokomial./ %iprofloksasin sangat efektif untuk mengatasi infeksi 4ampiloba*ter, %higella, %almonella, Eersinia, dan Aeromonas. %iprofloksasin 6!! mg diberikan dua kali sehari selama lima sampai tujuh hari%ebagai alternatif dapat diberikan kotrimoksa3ol (trimetoprim /! mg dan sulfametoksa3ol D!! mg) dua kali sehari. Dapat pula diberikan eritromisin #6!'6!!mg empat kali sehari. Pemberian metronida3ol #6!mg tiga kali sehari selama tujuh hari dilakukan bila ada ke*urigaan infeksi ;iardia. Patogen spesifik yang harus diterapi dengan antibiotik adalah 2ibrio *holerae dan 4lostridium diffi*ile. Gntuk mengobati 4lostridium diffi*ile diberikan metronida3ol per oral #6!'6!! mg empat kali sehari selama tujuh sampai sepuluh hari. %ebagai alternatif dapat diberikan +ankomisin, tetapi lebih mahal.#

II. .>. Diare Bermasalah II. .>.a. Disentri Berat Disentri adalah suatu sindrom yang terdiri atas diare dengan feses ber*ampur darah dan lendir mukopurulen, serta adanya kram usus, demam, tenesmus ani.# %indrom ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi (tersering) baik oleh +irus, bakteri, maupun parasit, intoleransi laktosa, dan alergi protein susu sapi. Penularannya terjadi se*ara fekal - oral, kontak dari orang ke orang, atau kontak dengan alat rumah tangga. Infeksi menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Di Indonesia, disentri terutama disebabkan oleh %higella, %almonella, 4ampyloba*ter jejuni, 8s*heri*hia *oli, dan 8ntamoeba histolyti*a. Disentri berat umumnya disebabkan oleh %higella dysenteriae, dan kadang disebabkan pula oleh %higella fleFneri, %almonella, dan 8sheri*hia *oli yang enteroin+asif (8I84).# Angka kejadian disentri di Indonesia berdasarkan hasil sur+ei e+aluasi tahun >D> >>! adalah sebesar 67. Dari laporan sur+eilans terpadu tahun >D> didapatkan jumlah kasus disentri di Puskesmas sebesar &,&7, di bagian ra$at inap rumah sakit sebesar !,(67, dan bagian ra$at jalan rumah sakit sebesar !,!67. Proporsi penderita diare dengan disentri di seluruh Indonesia yang dilaporkan berkisar antara 6 - 67. Proporsi disentri yang menjadi disentri berat belum jelas. ! 1aktor'faktor risiko yang mempengaruhi beratnya disentri, antara lain ( ) faktor pejamu, yaitu kurangnya imunitas akibat gi3i kurang, usia sangat muda, tidak mendapat A%I, menderita *ampak dalam / bulan terakhir, mengalami dehidrasi, atau kelompok sosial ekonomi rendah, (#) faktor agen, yaitu infeksi bakteri, misalnya %higella, dan (&) faktor lingkungan, yaitu lingkungan dengan higiene yang buruk.# Diare pada disentri umumnya dia$ali oleh diare *air, lalu pada hari kedua dan ketiga mun*ul darah, dengan atau tanpa lendir, sakit perut, tenesmus ani, hilangnya nafsu makan, dan badan terasa lemah. %ebagian besar penderita mengalami penurunan +olume diare saat timbul tenesmus. ;ejala infeksi saluran napas akut dapat menyertai disentri.

)omplikasi yang dapat timbul dari disentri dapat bersifat lokal atau sistemik. )omplikasi lokal, antara lain perforasi, prolaps rektum, dan megakolon toksik. )omplikasi sistemik dapat berupa hipoglikemia, hiponatremia, sepsis, kejang, ensefalopati, sindrom uremik hemolitik, pneumonia, dan kurang energi protein ()8P).( %e*ara umum, penatalaksanaan disentri hampir sama dengan kasus diare lain sesuai dengan a*uan tatalaksana diare akut. Aspek khusus dari tatalaksana disentri adalah.# Q Q ' ' ' %emua kasus disentri pada tahap a$al diberi antibiotik. Penderita dipesan untuk kontrol kembali jika. Tidak membaik atau bertambah berat pada hari ketiga setelah pengobatan. Tidak sembuh pada hari kelima setelah pengobatan. 0un*ul tanda'tanda komplikasi yang men*akup panas tinggi, kejang, penurunan

kesadaran, tidak mau makan, dan menjadi lemah. Pada kunjungan ulang, penderita yang tidak membaik pada hari ketiga atau belum sembuh pada hari kelima setelah pengobatan a$al, dinilai kembali apakah disentri betul'betul disebabkan oleh %higella atau bakteri sejenis yang in+asif.C

II. .>.b. Diare Persisten Diare persisten adalah diare akut yang melanjut hingga ( hari atau lebih.( 1aktor risiko berlanjutnya diare akut menjadi diare persisten adalah ( ) usia bayi kurang dari empat bulan, (#) tidak mendapat A%I, (&) kurang energi protein, (() diare akut dengan etiologi bakteri in+asif, (6) tatalaksana diare akut yang tidak tepat, seperti pemakaian antibiotik yang tidak rasional dan pemuasaan penderita. Titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa yang dia$ali oleh etiologi diare akut. Berbagai faktor menyebabkan kerusakan mukosa yang lebih berat atau hambatan rehabilitasi mukosa yang rusak, antara lain ( ) berlanjutnya paparan etiologi infeksi, (#) infeksi intestinal sekunder, (&) infeksi parenteral, (() pertumbuhan bakteri yang berlebihan

(o+ergro$th) di usus halus, (6) gangguan gi3i yang terjadi sebelum sakit, (/) kondisi imunitas yang menurun, (C) malabsorbsi, dan (D) alergi.# =angkah diagnosis diare persisten meliputi ( ) menetapkan derajat dehidrasi, (#) menetapkan status nutrisi, (&) menentukan penyebab infeksi, dan (() menentukan penyakit penyerta. Indikasi ra$at inap pada diare persisten meliputi berumur kurang dari ( bulan, mengalami dehidrasi, menderita kurang energi protein sedang dan berat, menderita infeksi berat, indikasi berdasarkan penyakit penyerta lain, dan penderita diperkirakan tidak akan dapat mengkonsumsi makanan sesuai dengan jenis dan jumlah yang direkomendasikan. Tatalaksana diare persisten meliputi ( ) rehidrasi, (#) nutrisi enteral dan parenteral, (&) terapi medikamentosa, yaitu obat antidiare dan antibiotik, (() terapi 3in* untuk pen*egahan, (6) mengatasi penyakit penyerta.

II. .>.*. )urang 8nergi Protein ()8P) Berat Pada penderita )8P, diare yang terjadi dapat berupa diare akut, diare persisten, maupun disentri. Diare yang terjadi pada )8P *enderung lebih berat, lebih lama, dan menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi daripada anak dengan gi3i baik. Pada dasarnya, tatalaksana diare pada pasien dengan )8P sama dengan tatalaksana diare se*ara umum. Ialaupun demikian, tetap ada hal'hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah patogenesis, patofisiologi, dan perubahan morfologi yang terjadi pada pasien dengan )8P.# Patogenesis diare pada )8P mirip dengan diare persisten, yaitu berkaitan dengan kerusakan mukosa. )erusakan mukosa pada )8P terjadi pada mukosa yang sebelumnya telah rusak, yaitu telah atrofik dan mengalami metaplasi

II. .>.d. Diare Dengan Penyakit Penyerta Diare akut atau diare persisten dapat terjadi bersamaan dengan penyakit penyerta lain. Penyakit yang sering terjadi bersamaan dengan diare, antara lain infeksi saluran napas (bronkopneumonia, bronkiolitis), infeksi saluran kemih, infeksi susunan saraf pusat (meningitis,

ensefalitis), infeksi sistemik lain (sepsis, *ampak, dll), dan gi3i kurang atau gi3i buruk. Tatalaksana yang dilakukan harus mempertimbangkan ( ) kemampuan untuk makan dan minum per oral, (#) fungsi dan kemampuan sistem sirkulasi, (&) stroke +olume yang rendah, (() penyakit atau keadaan yang memerlukan restriksi *airan, (6) fungsi ginjal, dan (/) interaksi perjalanan penyakit.#

II. . !. Pen*egahan Diare Tujuan pen*egahan adalah ter*apainya penurunan angka kesakitan. :asil penelitian terakhir menunjukkan bah$a *ara pen*egahan yang benar dan efektif yang dapat dilakukan meliputi tujuh langkah yaitu ( ) pemberian A%I eksklusif sampai bayi berusia ( hingga / bulan, (#) memperbaiki makanan pendamping A%I, (&) menggunakan air bersih yang *ukup, (() kebiasaan men*u*i tangan, (6) menggunakan jamban, (/) membuang tinja bayi dengan benar, dan (C) memberikan imunisasi *ampak.#

II.# Program Pemberantasan Penyakit Diare (P#D) Program Pemberantasan Penyakit Diare adalah salah satu usaha pokok di Puskesmas. )ebijaksanaan Program P#D ini adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan penanggulangan )=B karena diare yang akan terus dilaksanakan dengan mengintensifkan peningkatan mutu pelayanan (5uality assuran*e), meningkatkan kerja sama lintas program dan sektoral terkait serta mengikutsertakan partisipasi aktif masyarakat se*ara luas, antara lain dengan organisasi profesi dan =%0 di pusat maupun daerah. Target atau *akupan yang ditetapkan sebagai indikator keberhasilan dalam pemberantasan penyakit diare di propinsi D)I <akarta meliputi. Q !!7 ,umah %akit, Puskesmas, dan s$asta melaporkan kasus diare tepat $aktu

(tanggal ! setiap bulannya), Q Angka kematian !7,

Q Q Q

)ejadian luar biasa ()=B) diare !7, !!7 masyarakat terlayani air bersih, !!7 Puskesmas )e*amatan dan Puskesmas )elurahan mampu melakukan

rehidrasi intra+ena, Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Angka kesakitan L 7 (6! " !!! penduduk tahun #!!6), !!7 kader terlatih tentang penanganan penderita diare, !!7 penderita diare tertangani, !!7 oralit tersedia di kader minimal ! sa**het (R #!! ml), !!7 tenaga medis dan paramedis melakukan tatalaksana diare (0TB%), !!7 ketepatan diagnosis, !!7 *akupan imunisasi *ampak, !!7 Puskesmas mempunyai protap tatalaksana diare, !!7 penderita diare diobati dan mendapat oralit, !!7 PDA0 bebas kuman, !!7 Puskesmas )e*amatan dan Puskesmas )elurahan mempunyai pojok oralit, !!7 Puskesmas )e*amatan mempunyai klinik sanitasi, dan !!7 masyarakat menggunakan jamban pada daerah kumuh. Program P#D dilakukan dengan berfokus pada pelanggan, yaitu menjalankan segala kegiatan yang dapat memuaskan pelanggan dengan pelayanan yang profesional, sarana dan prasaran yang memadai, dan informasi yang mudah didapat. :al ini meliputi. Q %emua penderita diare didiagnosis dan diberikan pengobatan sesuai dengan

tatalaksana atau dengan menggunakan pendekatan 0anajemen Terpadu Balita %akit (0TB%).

Pengambilan anal s$ab dilakukan bila penderita di*urigai kolera dan bila terjadi

kejadian luar biasa. Q Pengobatan penderita dengan memberikan oralit tanpa obat anti diare atau

antibiotik, ke*uali pada kasus disentri atau kolera. Q ' ' ' ' Q Q Q Pelayanan prima bagi penderita diare meliputi. Iaktu tunggu 6 menit Iaktu tunggu ga$at darurat Petugas harus ramah Petugas menguasai standar operasional prosedur pelayanan =okasi pelayanan mudah dijangkau. Informasi tentang diare mudah dimengerti oleh masyarakat. Penderita diare mendapatkan pelayanan yang sama di semua unit pelayanan menit

kesehatan, baik Puskesmas maupun ,umah %akit. Q 0asyarakat menginginkan pelayanan *epat, tepat " akurat, murah, mudah

dijangkau, dilayani se*ara manusia$i dengan pengobatan sesuai standar dan mendapat informasi yang jelas tentang *ara'*ara penanggulangan diare. Q Pelatihan bagi kader untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

dilengkapi buku pedoman penanggulangan diare. Q Q Pelatihan bagi petugas kesehatan untuk peningkatan ketrampilan. Petugas kesehatan menginginkan prosedur kerja sederhana, tersedianya sarana

pengobatan yang memadai, serta $ebsite diare. Pengorganisasian program P#D di Puskesmas kelurahan meliputi ( ) penyediaan pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan rujukan ke Puskesmas ke*amatan dan rumah sakit serta (#) koordinasi dengan Puskesmas ke*amatan bila terjadi peningkatan kasus di $ilayah kerjanya.

%umber daya yang diperlukan untuk menjalankan program P#D di Puskesmas kelurahan adalah dokter umum sebagai pemeriksa dan pera$at sebagai $asor program diare dan petugas pera$atan kesehatan masyarakat. Dokter umum harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan penanggulangan diare sesuai dengan standar. Pera$at " $asor harus mampu menganalisis data dalam rangka sistem ke$aspadaan dini serta mampu memberikan penyuluhan ()I8 - komunikasi, informasi, dan edukasi) dan pemeriksaan di Posyandu. %elain itu, pada kegiatan Posyandu diperlukan kader " toma yang membantu pera$at atau bidan dalam memberikan penyuluhan. Gntuk memperlengkapi petugas dengan kompetensi dan ketrampilan tersebut, dibutuhkan beberapa pelatihan tentang ( ) program pemberantasan diare (P#D) yang meliputi aspek manajemen, aspek klinik, aspek epidemiologi, dan aspek laboratorium, (#) peningkatan peran serta masyarakat bagi kader kesehatan di Posyandu, (&) tatalaksana diare bagi petugas Puskesmas, dan (() tatalaksana diare dengan pendekatan manajemen terpadu balita sakit (0TB%) bagi petugas kesehatan di Puskesmas. %elain kompetensi tersebut, petugas juga perlu memiliki sikap dan perilaku tertentu, yaitu dokter umum harus memiliki sikap peduli, *epat, dan tanggap dalam menangani penderita diare, pera$at " $asor harus mempunyai sikap peduli, *epat, dan tanggap dalam melaksanakan pera$atan kesehatan masyarakat, dan kader harus mampu memoti+asi dan menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. %e*ara umum, pembiayaan program P#D bersumber dari APB9, APBD tingkat I dan II, B=9, =%0, dan s$adana masyarakat. Pembiayaan ini digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana, dan menunjang kegiatan operasional. )etentuan yang berlaku adalah ( ) !!7 sumber anggaran pengadaan obat dan oralit bersifat s$adaya Puskesmas, (#) !!7 pembiayaan operasional manajemen P#D di %udinkesmas berasal dari anggaran APBD tingkat II, dan (&) biaya operasional pengobatan berasal s$adana Puskesmas. %arana dan prasarana yang diperlukan di Puskesmas kelurahan untuk mendukung terlaksananya program P#D adalah ( ) ruang periksa dengan ukuran ( F 6 m#, *ukup pen*ahayaan dan +entilasi, dan bertemperatur maksimum #&o 4el*ius, (#) ruang tunggu pasien yang terbuka dan *ukup pen*ahayaan, serta (&) pojok oralit sebagai tempat konsultasi tentang diare. Pada Posyandu, sarana dan prasarana yang diperlukan adalah ( ) oralit untuk rehidrasi oral bagi penderita diare dan (#) lembar penyuluhan.

%e*ara umum, program P#D meliputi. II.#. . Penemuan kasus dini Proses inti dari program pemberantasan diare adalah penemuan kasus diare se*ara dini baik oleh petugas ataupun masyarakat. Penemuan kasus ini dilakukan se*ara pasif, yaitu kasus ditemukan saat penderita datang berobat ke Puskesmas, Posyandu, atau rumah sakit. Tujuan dari penemuan kasus dini adalah untuk mengobati penderita diare sedini mungkin untuk men*egah penularan, menurunkan angka kesakitan dan kematian terutama pada balita, serta men*egah terjadinya )=B.

II.#.# Diagnosis Penemuan kasus diare dilanjutkan dengan diagnosis yang tepat kemudian tatalaksana yang *epat dan akurat. Diagnosis diare dan penilaian tingkat dehidrasi penderita dapat dilakukan oleh dokter, paramedis, dan kader yang sudah terlatih tentang diare.

II.#.&. Pengobatan Pengobatan yang dimaksud adalah statu proses penanganan penderita diare sedini mungkin dari masyarakat sampai sarana kesehatan sesuai dengan tatalaksana penderita dan sistem rujukan sejak diagnosis ditegakkan. Tatalaksana pasien diare di sarana kesehatan a. b. rehidrasi oral dengan oralit pemberian *airan intra+ena dengan ringer laktat untuk pasien diare dehidrasi berat

dan tidak bisa minum *. penggunaan antibiotika se*ara rasional

d.

nasihat tentang meneruskan pemberian makanan, rujukan, dan pen*egahan

II.#.(. %ur+eilans %ur+eilans adalah suatu proses pengamatan penyakit diare dalam rangka ke$aspadaan terhadap timbulnya )=B dan penyebaran penyakit diare serta faktor'faktor yang mempengaruhi pada masyarakat yang kegiatannya dilakukan se*ara terus menerus, *epat dan tepat, melalui pemetaan data epidemiologi. Penerapan dari hal ini adalah dilakukannya pengumpulan data epidemiologi diare se*ara terus menerus dan analisis se*ara langsung untuk menemukan *ara penyelesaian se*ara tepat dan *epat. Puskesmas harus membuat laboran rutin mingguan (I#) yang berisi pen*atatan harian penderita diare yang datang ke saran kesehatan, posyandu, atau kader. %elain itu, terdapat pula laporan )=B " $abah (I ) yang harus dibuat dalam periode #( jam.

II.#.6. Penyediaan air bersih Penyediaan air bersih yang dimaksud adalah proses penyediaan air yang memenuhi syarat kesehatan baik fisik, nimia, bakteriologis, maupun radioaktif di masyarakat. Penerapan dari hal ini adalah inspeksi sarana penyediaan air bersih, pemeriksaan *ontoh air dan analisis laboratorium (bakteri dan kimia), rehabilitasi sarana yang telah rusak, dan pemberian bahan kimia (kaporisasi).

II.#./. Distribusi logistik Distribusi logistik adalah suatu rangkaian kegiatan pendistribusian oralit dan ringer laktat (,=) dalam rangka penyediaan *airan rehidrasi di unit pelayanan kesehatan. Penerapan dari hal ini adalah tersedianya oralit di kader'kader kesehatan, Posyandu, dan Puskesmas, serta tersedianya antibiotik dan ringer laktat (,=) di Puskesmas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk men*egah kematian pada balita dan dehidrasi berat pada semua golongan umur penderita diare. )etentuan yang ditetapkan adalah terpenuhinya kebutuhan oralit pada setiap penderita sebanyak

/ bungkus oralit #!! ml serta pengadaan oralit " ,= oleh Puskesmas dan didistribusikan ke Puskesmas kelurahan dan Posyandu di $ilayah kerjanya masing'masing.

II.#.C. )omunikasi, informasi, dan edukasi ()I8) )I8 meliputi serangkaian kegiatan yang berlandaskan prinsip'prinsip belajar untuk men*apai suatu keadaan di mana indi+idu, keluarga, dan masyarakat mendapat informasi dengan *epat dan benar tentang penanggulangan penyakit diare. Penerapan dari hal ini adalah penyuluhan baik perorangan maupun kelompok yang dilakukan se*ara langsung maupun tidak langsung dan pelatihan petugas serta kader. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran, kemauan, dan praktik mengenai penanggulangan penyakit diare. %asaran utama )I8 adalah masyarakat. e. i. Tatalaksana pasien diare di rumah 0eningkatkan pemberian *airan rumah tangga seperti kuah sayur, air tajin,

larutan gula garam, atau oralit terutama untuk dehidrasi ii. 0eneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan

ekstra sesudah diare iii. 0emba$a pasien diare ke sarana kesehatan, bila dalam & hari tidak membaik atau

ada salah'satu tanda berikut. berak *air berkali'kali, muntah berulang'ulang, rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam, tinja berdarah f. i. ii. iii. i+. Pen*egahan penyakit 0eningkatkan pemberian Air %usu Ibu (A%I) 0emperbaiki pemberian makanan pendamping A%I 0enggunakan air bersih yang *ukup 0en*u*i tangan dengan sabun

+. +i.

0enggunakan jamban dan membuang tinja bayi dengan benar Imunisasi *ampak

II.#.D. =aboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui jenis diare yang terjadi di masyarakat dan hanya dilakukan pada kasus'kasus diare yang di*urigai kolera atau apabila terjadi peningkatan kasus & kali lebih besar daripada $aktu sebelumnya.

II.#.> )emitraan )emitraan yang dimaksud adalah proses kerjasama yang melibatkan berbagai pihak dan sektor dalam masyarakat, termasuk kalangan s$asta, organisasi profesi, dan organisasi sosial masyarakat, serta =%0, dalam rangka sosialisasi dan ad+okasi program untuk memperoleh dukungan dalam rangka penanggulangan penyakit diare. )emitraan dilaksanakan se*ara setara, sukarela, terbuka, dan saling menguntungkan. Tujuan dari hal ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan atau instansi " sektor lain bah$a penanggulangan penyakit, khususnya diare, tidak hanya menjadi tanggung ja$ab sektor kesehatan saja serta meningkatkan kinerja, efisiensi, dan efekti+itas pemberantasan diare.

II.#. !. Pen*atatan dan pelaporan Pen*atatan dan pelaporan merupakan elemen yang sangat penting dalam sistem pemberantasan diare. Pen*atatan dan pelaporan dilakukan berdasarkan golongan umur dan dilakukan berjenjang dalam kurun $aktu harian, bulanan, tri$ulanan, semesteran, dan tahunan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk men*atat, menilai, dan melaporkan hasil kegiatan penanggulangan diare yang telah dilakukan serta sebagai a*uan dalam penyusunan ren*ana kegiatan tahun berikutnya.

1orm laporan program P#D adalah formulir pen*atatan pelaporan diare yang diisi oleh koordinator diare di Puskesmas dan direkapitulasi di %udinkesmas dan kemudian dilaporkan ke Dinas )esehatan Propinsi. 1orm ini meliputi jumlah penderita di Puskesmas dan Posyandu menurut kelompok umur, jumlah penderita yang diberi oralit, jumlah oralit yang diberikan, dan pemeriksaan laboratorium bagi yang tersangka kolera. 1orm laporan sistem pen*atatan dan pelaporan terpadu Puskesmas adalah formulir pen*atatan dan pelaporan yang diisi oleh satuan kerja Puskesmas yang men*atat seluruh jenis penyakit yang diobati di Puskesmas.

II.&. %istem 8+aluasi program Pemberantasan dan Pen*egahan Diare di Puskesmas )e*amatan Pulogadung menggunakan pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari *ara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan men*ari peme*ahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dalam hal ini program atau organisasi dipandang menjadi suatu sistem yang terdiri dari komponen'komponen sistem.

II.&. . Pengertian %istem %istem dapat memiliki beberapa makna. . %istem adalah gabungan dari elemen'elemen yang saling dihubungkan oleh suatu

proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (,yans) #. %istem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi'fungsi yang saling

berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk men*apai keluaran yang diinginkan se*ara efektif dan efisien (<ohn 0*0anama)

&.

%istem adalah kumpulan dari bagian'bagian yang berhubungan dan membentuk

satu kesatuan yang majemuk, dimana masing'masing bagian bekerja sama se*ara bebas dan terkait untuk men*apai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula (. %istem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang

berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk men*apai tujuan yang telah ditetapkan <ika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bah$a pengertian sistem se*ara umum dapat dibedakan menjadi dua ma*am, yakni sebagai suatu $ujud dan sebagai suatu metoda. . %istem sebagai suatu $ujud

%uatu sistem disebut sebagai suatu $ujud, apabila bagian'bagian atau elemen'elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu $ujud yang *iri'*irinya dapat dideskripsikan dengan jelas. #. %istem sebagai suatu metoda

%uatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen'elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar dalam membantu menyelesaikan masalah'masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approa*h) yang pada akhir'akhir ini banyak dimanf Bahan dan metode e+aluasi Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan . . Data primer Data primer dikumpulkan dengan $a$an*ara pada penanggung ja$ab program Pen*egahan dan Penanggulangan Penyakit Diare di Puskesmas kelurahan )ayu Putih.

#. Data sekunder Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas yaitu laporan program Pen*egahan dan Pemberantasan Diare Puskesmas )elurahan )ayu Putih periode <anuari #!!D - Desember #!!D.

Indikator dan Tolok Gkur Penilaian 8+aluasi dilakukan pada laporan program Pen*egahan dan Pemberantasan Diare di Puskesmas kelurahan )ayu Putih. ,ujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah . . #. &. Buku Pedoman )erja Puskesmas <ilid # tahun >>> %tandar Penanggulangan Penyakit Diare 2olume C 8disi , tahun #!!# . )eputusan 0enteri )esehatan # /"0enkes"%)"SI"#!! Tentang Pedoman

Pemberantasan Penyakit Diare #. (. %tratifikasi Puskesmas Tahun #!!& &.

Tabel ! .Tolak ukur program pen*egahan dan pemberantasan diare 9o . pelayanan 2ariabel Tolok Gkur keberhasilan

Angka *akupan pelayanan. menggambarkan pen*apaian pelayanan atau realisasi

a. Proporsi penderita diare semua umur yang diobati T <umlah penderita diare yang dilayani F !!7 Target penderita diare di $ilayah kerja JTarget T /,C7 F angka kesakitan F jumlah penduduk

JAngka kesakitan (semua umur) T (&#" !!! penduduk (angka kejadian diare nasional #!!/ sur+ei %ubdit Diare, Ditjen PPPP= Depkes) J<umlah penduduk T 6&.(DC(data kelurahan kayu putih, #!!/)

b. Proporsi penderita diare balita yang diobati <umlah penderita diare L6 tahun yang dilayani F !!7 <umlah balita F ,C F !7 J ,C T rata'rata frekuensi diare balita"tahun (sratifikasi)

!!7

!!7

#. a.

)ualitas pelayanan. Angka penggunaan oralit T

<umlah oralit yang diberikan pada penderita diare semua umur

b. Angka penggunaan ringer laktat T <umlah penderita diare yang diberi ,= F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani

<umlah penderita F / bungkus

L67 &. ,asio penderita yang sembuh dengan seluruh penderita !!7

(.

Angka fatalitas kasus T

<umlah penderita yang mati karena diare F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani !7 6. P#Diare T Angka pelayanan oleh kader. menggambarkan peran serta masyarakat dalam

a.

<umlah penderita yang dilayani oleh kader F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani

b. *.

Penyuluhan kesehatan Pelatihan kader

U(!7 &

minimal #F "tahun F "tahun

4ara Analisis

0enetapkan masalah 0asalah dalam pendekatan sistem adalah kesenjangan antara tolok ukur dengan hasil pen*apaian pada unsur keluaran. Adanya masalah diidentifikasi dengan membandingkan keluaran pada program dengan tolok ukur. Tolok ukur program P#Diare dapat dilihat pada Tabel

0enetapkan prioritas masalah <ika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus ditentukan prioritas masalah. :al ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dan dan sumber daya, serta kemungkinan masalah'masalah tersebut berkaitan saling berkaitan. 0asalah yang menjadi prioritas adalah masalah yang dianggap paling besar, mudah diinter+ensi, dan paling penting, dimana jika masalah tersebut

diatasi maka masalah'masalah lain juga dapat teratasi. Penentuan prioritas masalah dilakukan menggunakan teknik kriteria matriks (*riteria matriF te*hni5ue). )riteria ini terdiri dari & komponen. # . a. b. *. d. DG) e. f. g. #. )euntungan sosial karena selesainya masalah (%o*ial Benefit T %B) ,asa prihatin masyarakat terhadap masalah (Publi* 4on*ern T P?) %uasana politik (Politi*al 4limate T P4) )elayakan teknologi (Te*hnology T T) Pentingnya masalah (Importan*y T I ) yang terdiri dari . Besarnya masalah (Pre+alen*e T P) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (%e+erity T %) )enaikan besarnya masalah (,ate of In*rease T ,I) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of unmeet need T

0akin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut. &. %umber daya yang tersedia (,esour*es T ,)

Terdiri dari tenaga (man), dana (money), dan sarana (material). 0akin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut. Beri nilai antara (tidak penting) sampai dengan 6 (sangat penting) pada tiap kotak

dalam matriks sesuai dengan jenis masalah masing'masing. 0asalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang memiliki nilai I F T F , tertinggi. (

Penentuan Penyebab 0asalah

Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan antara tolok ukur"standar komponen'komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pen*apaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan maka ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi. #

)erangka )onsep )erangka konsep dibuat untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan. :al ini bertujuan untuk menentukan faktor'faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal. (

Identifikasi Penyebab 0asalah %elanjutnya berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep diidentifikasikan. Identifikasi dilakukan dengan mengelompokkan faktor'faktor dalam unsur masukan, proses, umpan balik, dan lingkungan yang diperkirakan berpengaruh terhadap prioritas masalah. 0asing'masing faktor ditentukan indikator serta tolok ukur kemudian membandingkannya. %uatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah jika ada kesenjangan antara pen*apaian indikator dengan tolok ukur. Diperlukan pengumpulan data baik data berupa dokumentasi puskesmas, maupun data dari $a$an*ara atau kuesioner untuk mengatahui pen*apaian di lapangan ( Tolok ukur pada komponen masukan, proses, lingkungan, dan umpan balik dapat dilahat pada Tabel , Tabel # dan Tabel & .

Tabel 9o

. Tolak ukur pada komponen masukan 2ariabel Tolak Gkur

TenagaTenaga pelaksana minimal .

dokter,

pera$at,

petugas administrasi,

analis laboratorium

#.

Dana Tersedianya dana khusus untuk pelaksanaan program yang berasal dari

APBD dan APB9

&. a.

%arana Tersedianya sarana. %arana medis . alat'alat pemeriksaan seperti stetoskop, senter, timbangan,

tensimeter, dan termometer b. buku *atatan *. d. %arana penyuluhan. leaflet, brosur, poster %arana khusus untuk pojok oralit. meja, kursi, oralit minimal #!! bungkus, gelas, %arana non medis. ruangan dilengkapi dengan tempat tidur, status, alat tulis,

sendok, pipet, baskom, media penyuluhan

(. penyakit diare a. b. diare

0etode

Pengobatan penderita diare sesuai dengan pedoman pemberantasan

Pendekatan 0TB% untuk penderita balita Pengobatan penderita diare baik kausal, simtomatik dan rehidrasi se*ara oral

(oralit sebanyak 6!! ml atau / bungkus) atau intra+ena sesuai standar penanggulangan penyakit

Penyuluhan kesehatan a. b. Penyuluhan kepada penderita dan keluarga Penyuluhan ke masyarakat

*.

Pojok oralit sebagai sarana konsultasi diare tentang penyakit diare

Pembinaan dan pelatihan kader Pen*atatan dan pelaporan kasus diare

Tabel #. Tolak ukur pada komponen proses 9o . 2ariabel Tolak ukur

Peren*anaan Adanya peren*anaan operasional (plan of a*tion) yang jelas. <enis

kegiatan, target kegiatan, $aktu kegiatan.

#. b. &. i.

Pengorganisasian

a.

Adanya struktur pelaksana program

Adanya pembagian tugas dan tanggung ja$ab yang jelas Pelaksanaan a. Pengobatan penderita

Pengobatan diare baik kausal, simtomatik dan rehidrasi se*ara oral (oralit

sebanyak #!! ml atau / bungkus) atau intra+ena sesuai standar penanggulangan penyakit diare. ii. iii. b. i. ii. iii. Pendekatan 0TB% Perujukan untuk kasus'kasus berat Penyuluhan Penyuluhan kepada penderita dan kelurga Pojok oralit sebagai tempat konsultasi tentang diare Penyuluhan ke masyarakat minimal (F"tahun Penyuluhan kelompok di puskesmas Penyuluhan di luar puskesmas

*. i. ii. d. (.

Pelatihan )ader 0ateri pelatihan. )emampuan melarutkan oralit dan memberikannya Pemberian penyuluhan kesehatan Perujukan Pelatihan dilakukan minimal F dalam setahun Pelayanan penderita diare oleh kader Pen*atatan dan pelaporan a. Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan

tertulis se*ara periodik (bulanan, tri$ulan, semester, tahunan) b. *. 6. Pengisian laporan tertulis yang lengkap Penyimpanan laporan tertulis yang benar Penga$asan Adanya penga$asan eksternal maupun internal

Tabel &. Tolak ukur komponen lingkungan dan umpan balik 9o . 2ariabel =ingkungan Tolak Gkur a. Tingkat pendidikan menengah atau tinggi menunjang

keberhasilan pemberian oralit kepada penderita diare b. Tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi menunjang keberhasilan pemberian

oralit kepada penderita diare #. selanjutnya. Gmpan balik 0asukan hasil pen*atatan dan pelaporan untuk perbaikan program

Penyebab masalah bisa lebih dari satu. 9amun tidak semua penyebab dapat diselesaikan karena mungkin ada masalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatasan kemampuan dalam menyelesaikan semua penyebab masalah. (

Alternatif Peme*ahan 0asalah dan Peme*ahan 0asalah Terpilih

Alternatif Peme*ahan 0asalah %etelah mengetahui penyebab masalah, tindakan selanjutnya adalah membuat beberapa alternatif peme*ahan masalah. Alternatif peme*ahan masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas. Alternaif peme*ahan masalah dibuat se*ara rin*i, meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jad$al kegiatan, serta rin*ian dananya. (

Peme*ahan 0asalah Terpilih Berbagai alternatif *ara peme*ahan masalah yang telah dibuat, dipilih satu *ara peme*ahan masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan. Pemilihan prioritas *ara peme*ahan masalah ini dengan memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang la3im digunakan adalah efekti+itas dan efisiensi jalan keluar. ( . 8fekti+itas jalan keluar Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka (paling tidak efektif) sampai dengan angka 6 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Gntuk menentukan efektifitas jalan keluar digunakan kriteria tambahan yand dapat dilihat di ba$ah ini. ( a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (0agnitude)

0akin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut. b. Pentingnya jalan keluar (Importan*y)

Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. 0akin lama masa bebas masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut. *. %ensiti+itas jalan keluar (2ulnerability)

%ensiti+itas dikaitkan dengan ke*epatan jalan keluar mengatasi masalah. 0akin *epat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

#.

8fisiensi jalan keluar Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar. 9ilai efisiensi ini

biasanya dikaitkan dengan biaya (*ost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. 0akin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Berikan angka paling sedikit) sampai dengan angka 6 (biaya paling besar). 9ilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar ditentukan dengan membagi nilai hasil perkalian 0 F I F 2 dengan 4. Alternatif jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar yang terpilih. =ebih jelas rumus untuk menghitung prioritas jalan keluar dapat dilihat di ba$ah ini. (biaya

P T

0FIF2 4

)eterangan . 4ost

P T PriorityM 0 T 0agnitudeM IT Importan*yM 2T 2ulnerabilityM 4 T

Analisa dan penyelesaian masalah

Identifikasi 0asalah Berdasarkan )omponen )eluaran Identifikasi masalah yang ada pada program pen*egahan dan penanggulangan penyakit diare dilakukan dengan membandingkan pen*apaian keluaran dengan tolak ukur.

Tabel 6. Identifikasi masalah pen*egahan dan pemberantasan diare di kelurahan )ayu Putih 9o . 2ariabel Tolak ukur Pen*apaian 0asalah

<umlah penderita diare yang dilayani F !!7 !!7 6 ( F !!7

Target penderita diare di $ilayah kerja /,C7 F (&#" !!! F 6&.(DC T &67 (B) #.

Proporsi penderita diare balita yang diobati

<umlah penderita diare L6 tahun dilayani F !!7 <umlah balita F ,C F !7 J ,C T rata'rata frekuensi diare balita"tahun !!7 ! F !!7

(.&6&F ,CF !7 T &,/67 &. (B)

Angka penggunaan oralit T <umlah penderita F / bungkus 6 ( F / T &.!D( (B)

(.

Angka penggunaan ringer laktat T

<umlah penderita diare yang diberi ,= F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani L67 6. (B) /. Angka fatalitas kasus T ! (') !!7 Tidak ada data

,asio penderita yang sembuh dengan seluruh penderita

<umlah penderita mati karena diare F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani D. C. !7 ! (')

D.

>.

Angka pelayanan oleh kader T

<umlah penderita dilayani oleh kader F !!7 <umlah penderita diare yang dilayani

Penyuluhan

Pelatihan kader D U(!7 Tidak ada pelayanan oleh kader

tidak dilakukan tidak dilakukan

penyuluhan (B)

(B)

(B)

Dari data diatas dapat diidentifikasi sejumlah masalah dalam Program pen*egahan dan penanggulangan diare di puskesmas kelurahan )ayu Putih yaitu . . 4akupan pelayanan tidak memadai di segala usia #. )ualitas pelayanan yang masih kurang, yakni jumlah pemeberian oralit tidak sesuai target, dan tidak adanya data mengenai jumlah penderita yang sembuh &. Peran serta masyarakat dalam Program P#D masih belum optimal, yaitu tidak adanya kegiatan penyuluhan, pembinaan kader dan pelayanan diare oleh kader Penetapan Prioritas 0asalah

Berdasarkan tabel 6. , didapatkan beberapa masalah pada program P#Diare yang harus diselesaikan. Ditemukannya lebih dari satu masalah maka harus ditentukan prioritas masalah karena adanya keterbatasan dana dan sumber daya. Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks seperti pada Tabel 6.#. Prioritas masalah ditetapkan dengan sistem skoring dan akan dinilai beberapa kriteria. a) Q Q Q Q Q Q Q *) d) Pentingnya masalah (importan*y) yang terdiri dari. Besarnya masalah (Pre+alen*e T P) Akibat yang ditimbulkan masalah (se+erity) T % )enaikan besarnya masalah (rate of in*rease) T ,I )euntungan sosial karena selesainya masalah (so*ial benefit) T %B Derajat keinginan masyarakat tidak terpenuhi (degree of unmeet needs) T DG ,asa prihatin masyarakat terhadap masalah (publi* *on*ern) T PB %uasana politik (politi*al *limate) T P4 )elayakan teknologi (te*hnil*al feasibility) T T %umber daya yang tersedia (,esour*es a+ailability) T , (tidak penting) hingga 6 (sangat

Gntuk setiap kriteria diberikan nilai dalam rentang

penting). 0asalah yang menjadi prioritas utama ialah masalah dengan nilai tertinggi.

Tabel Penetapan Prioritas 0asalah

9o

Daftar 0asalah

Importan*e

<umlah

PTI F T F , P . 6 #. ( &. & (. & % ,I DG %B PB P4 6 6 &

4akupan pelayanan diare tidak memadai di segala usia 6 & & # & C(

)urangnya jumlah oralit yang diberikan pada penderita diare 6 ( & & # & & 6/ ( (

&

Tidak adanya pelayanan oleh kader & # & 6!

&

Tidak ada data mengenai jumlah penderita yang sembuh & 6 C!

Dari penetapan prioritas berdasarkan teknik kriteria matriks diatas maka prioritas masalah yang dipilih adalah )urangnya *akupan penderita diare yang diobati. Adapun urutan prioritas masalah yang berhasil ditetapkan adalah sebagai berikut . . #. &. (. ,endahnya *akupan pelayanan diare di segala usia )urangnya jumlah oralit yang diberikan pada penderita diare Tidak ada pelayanan oleh kader Tidak ada data menegenai jumlah penderita yang sembuh ,endahnya angka *akupan pelayanan diare di segala usia merupakan masalah yang menjadi prioritas. Angka *akupan pelayanan menggambarkan jumlah penderita diare yang menggunakan pelayanan di Puskesmas dibandingkan dengan target di $ilayah kerja Puskesmas. ,endahnya angka *akupan pelayanan berarti masih banyak penderita diare yang tidak datang

berobat ke puskesmas dan tidak adanya lagi pelayanan pengobatan di posyandu (seperti program puskesmas keliling), atau porsi pengobatan diambil oleh beberapa pusat pelayanan kesehatan yang lain seperti praktik dokter umum serta yang lainnya. Puskesmas sebagai sentra layanan kesehatan primer seharusnya menjadi lini pertama penanganan diare. Diharapkan kasus'kasus diare yang ada mendapatkan penanganan a$al diare yang tepat sehingga tidak sampai terjadi komplikasi. %elain memberikan pelayanan diare berupa pengobatan, puskesmas juga diharapkan mampu melakukan pen*egahan diare, salah satunya dengan mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat. ,endahnya angka kunjungan penderita diare ke puskesmas, dapat diartikan masih banyak yang kasus diare yang tidak teridentifikasi sehingga tindak lanjut berupa penyuluhan pen*egahan diare tidak sampai pada penderita dan keluarga. )urangnya pengetahuan penderita dan keluarga mengenai pen*egahan diare dapat meningkatkan risiko penularan ke keluarga dan bahkan ke masyarakat sekitar, terlebih lagi jika kegiatan penyuluhan ke masyarakat tidak berjalan. Atas alasan'alasan diatas, akibat yang ditimbulkan (se+erity) oleh rendahnya *akupan pelayanan diare diberikan nilai paling besar. <umlah pemberian oralit yang lebih ke*il dari standar untuk tiap penderita dapat mengakibatkan kesembuhan diare menjadi lebih lama. :al ini dapat memun*ulkan anggapan buruk pada masyarakat tentang penanganan di Puskesmas yang akan semakin membuat angka kunjungan pasien ke Puskesmas berkurang. Tidak adanya kader men*erminkan kurangnya perhatian dan peran serta masyarakat terhadap penanggulangan diare. )ader yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sebenarnya diharapkan mampu memperluas daya jangkau program penanggulangan diare di puskesmas. )arena itulah kedua masalah tersebut sama'sama diberikan nilai se+erity menengah )enaikan besar masalah (,ate of In*rease) untuk angka *akupan pelayanan men*apai &67 dari nilai idealnya !!7. Ini berarti terdapat kesenjangan sebesar /67. Akan tetapi dari penelitian terdahulu pada tahun #!!/, angka pen*apaian hanya men*apai #,D/7 dengan tolok ukur sebesar D!7. <ika data tersebut menggunakan hitungan !!7, maka pen*apaian hanya sebesar 67 dengan kesenjangan pen*apaian sebesar D67. <ika dikaitkan dengan penelitian ini,

hal tersebut menunjukan terdapat perbaikan dalam program pen*egahan diare dan meningkat sebesar #!7 sehingga ,ate of In*rease *akupan pelayanan diberikan nilai yang lebih rendah dari masalah yang lain. 0asalah kurangnya pemberian oralit pada penderita diare dan masalah tidak adanya pelayanan oleh kader sama'sama mempunyai nilai yang sama besar. Dipikirkan akibat ke*enderungan tidak ada perbaikan masalah dari tahun ke tahun. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of unmeet need) untuk masalah rendahnya angka *akupan pelayanan, kurangnya pemberian oralit, dan tidak adanya pelayanan oleh kader, diberikan nilai yang sama. )esembuhan merupakan harapan utama dari seorang penderita, oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang tepat untuk setiap kasus diare yang sesuai dengan standar, termasuk pemberian oralit. 0asyarakat juga menginginkan penularan diare dapat diminimalisasi. Gntuk me$ujudkannya, tidak *ukup dengan pelayanan diare dalam puskesmas saja, tetapi juga dibutuhkan peran serta masyarakat baik dalam berbagai aspek (pelayanan, penyuluhan, dan pen*egahan), dengan salah satu bentuk nyatanya adalah pelayanan oleh kader. )euntungan sosial (so*ial benefit) yang diperoleh jika masalah rendahnya angka *akupan pelayanan dan pelayanan oleh kader dapat diselesaikan mendapat nilai terbesar. Adanya penyelesaian terhadap kedua masalah tersebut diharapkan dapat memutus rantai penularan diare karena kasus'kasus diare yang ada dapat teridentifikasi dan mendapat penanganan yang tepat dan tindak lanjut berupa penyuluhan tentang pen*egahan diare. Perhatian masyarakat (publi* *on*ern) terhadap permasalahan diare se*ara umum masih kurang baik. Pasien masih banyak yang tidak berobat ke puskesmas pada saat terjadi diare. 4akupan pelayanan yang kurang baik, tidak adanya pelayanan oleh kader, serta jumlah pemberian oralit yang tidak sesuai diberikan nilai yang sama, karena ketiga hal ini adalah keadaan yang dilihat masyarakat se*ara langsung dan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap kinerja puskesmas. )etiadaan data mengenai pasien yang sembuh diberikan nilai yang lebih rendah, karena bentuk pen*atatan ini tidak se*ara langsung dilihat oleh masyarakat manfaat dan pelaksanaannya.

Pemerintah memang telah membentuk program P#D, namun belum ada upaya intensif dalam pemberantasan diare. Dikarenakan hal tersebut maka keempat masalah mendapat nilai P4 (politi*al *limate) yang sama, sebagai bagian dari P#D. Dari penilaian teknis (te*hni*al feasibility), tidak adanya data mengenai jumlah pasien yang sembuh mendapatkan nilai yang paling tinggi, karena pada saat ini, pen*atatan di puskesmas sebenarnya tidak sulit se*ara teknis karena penggunaan komputer telah memudahkan pen*atatan dan pelaporan. Gntuk ketersediaan sumber daya (resour*es a+ailability), maka tidak adanya pelayanan oleh kader mendapatkan nilai menengah, karena puskesmas sebenarnya memiliki kader, namun tidak melakukan pelayanan diare karena tugas promosi kesehatan lainnya juga banyak, sementara tidak ada penambahan jumlah kader khusus untuk diare. <umlah oralit yang diberikan juga belum memadai, meskipun jumlah yang diterima sudah *ukup. :al ini berhubungan dengan peranan kader yang belum optimal dalam pelayanan diare.

Identifikasi Penyebab 0asalah )erangka )onsep )erangka konsep dibuat dengan menggunakan pendekatan analisis, hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab masalah rendahnya angka *akupan pelayanan diare program P#Diare Puskesmas )elurahan )ayu Putih. )erangka konsep yang telah dipikirkan untuk masalah tersebut dapat dilihat pada gambar di ba$ah ini.

;ambar 6. )erangka konsep

8stimasi Penyebab 0asalah 0asalah dalam pelaksanaan Program Pen*egahan dan Pemberantasan Diare akan dibahas sesuai dengan pendekatan sistem yang mempertimbangkan seluruh faktor baik dari unsur masukan, proses, umpan balik, dan lingkungan. Pada komponen masukan, yang berpotensi menjadi penyebab masalah adalah sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dokter, pera$at, tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non medis, sarana penyuluhan, sarana pojok oralit dan metode yang digunakan. )uranganya jumlah sumber daya manusia, pengetahuan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung dapat mengakibatkan metode yang digunakan dalam P#D menjadi kurang optimal, meliputi pengobatan, penyuluhan dan pelatihan kader. %ehingga partisipasi masyarakat menjadi lebih rendah dari yang diharapkan. %elain %D0 yang kurang faktor dana dan sarana medis serta non medis juga memegang peranan yang penting. ?leh sebab itu bila kurang memadai juga dapat menyulitkan pelaksanaan program ini. )omponen proses terdiri dari. peren*anaan dan pengorganisasian, pelaksanaan, pen*atatan dan pelaporan, serta penga$asan. %etiap program memiliki peren*anaan target dan $aktu pelaksanaan program, sebagai pedoman dalam pelaksanaannya. ?rganisasi juga perlu diren*anakan dengan baik, agar terdapat staffing dan pembagian tugas yang jelas sehingga masing'masing pelaksana dalam organisasi dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing'masing sehingga ter*ipta kerjasama yang baik. Pelaksanaan program, meliputi. pengobatan diare, penyuluhan, dan pelatihan serta pembinaan kader, merupakan faktor penentu keberhasilan program. Pengobatan diare yang kurang memenuhi standar pelayanan dapat mengakibatkan mun*ulnya stigma yang buruk mengenai pelayanan diare di puskesmas sehingga masyarakat enggan berkunjung ke Puskesmas. :al ini berimbas pada rendahnya angka *akupan pelayanan diare. Tidak adanya penyuluhan kesehatan mengenai diare juga berdampak pada kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pen*egahan, penanganan diare di rumah, serta kapan $aktu yang tepat untuk berobat. )urangnya kader yang terlatih menyulitkan pelaksanaan program terutama dalam melakukan tugas eksternal seperti penyuluhan di masyarakat dan penanganan a$al diare. Penga$asan juga merupakan hal yang penting karena apabila tidak terlaksana dengan

baik, dapat menyebabkan tidak adanya laporan tertulis, penyimpanan laporan yang tidak tersistematisasi dengan baik, dan pelaporan yang terlambat atau tidak lengkap kepada puskesmas. :al'hal diatas pada akhirnya dapat mengakibatkan target pen*apaian program yang telah ditentukan tidak ter*apai. )omponen lingkungan juga berperan dalam keberhasilan program. )omponen lingkungan ini meliputi. tingkat pendidikan masyarakat,tingkat sosial ekonomi, dan akses. Tingginya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam menerima dan memahami informasi mengenai diare. %ementara tingginya tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan. %ementara akses ke tempat layanan kesehatan juga dapat menjadi masalah apabila pusat layanan kesehatan terletak di lokasi yang sulit dijangkau. )omponen umpan balik terdiri dari masukan hasil pelaporan setelah dilaksanakannya Program Pen*egahan dan Pemberantasan Diare selama satu periode. :asil pelaporan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Puskesmas untuk menyusun ren*ana program pada periode selanjutnya sehingga diharapkan adanya perbaikan dari yang sebelumnya.

)onfirmasi Penyebab 0asalah Dilakukan $a$an*ara dengan pihak yang terlibat (penanggung ja$ab program P#Diare Puskesmas )elurahan )ayu Putih) dan membandingkasn hasil dan tolok ukur dilakukan untuk mengkonfirmasi penyebab masalah. Identifikasi faktor'faktor yang dapat menjadi penyebab masalah tersebut dapat dilihat pada beberapa tabel berikut ini. Tabel )onfirmasi penyebab masalah program P#Diare pada komponen masukan 9o . dan 2ariabel Tolok Gkur Pen*apaian Penyebab 0asalah pera$at, petugas administrasi,

TenagaTenaga pelaksana minimal .

dokter,

analis sebagai pemeriksa laboratorium

Di balai pengobatan umum terdapat dokter, administrasi. %edangkan di P#0 terdapat terdapat laboratorium #. (B) pera$at, dan

pera$at yang merangkap

orang tenaga administrasi. Tidak

Dana Tersedianya dana dari APB9, APBD Tersedianya dana yang *ukup lan*er hanya dari APBD dan APB9 (')

&. a.

%arana Tersedianya sarana. %arana medis . alat'alat pemeriksaan seperti stetoskop, senter, timbangan,

tensimeter, dan termometer b. buku *atatan *. %arana penyuluhan. leaflet, brosur, poster %arana non medis. ruangan dilengkapi dengan tempat tidur, status, alat tulis,

d.

%arana khusus untuk pojok oralit. meja, kursi, oralit minimal #!! bungkus, gelas,

sendok, pipet, baskom, media penyuluhan e. a. laboratorium tersedia

b.

tersedia

*. d.

tersedia, namun dalam jumlah terbatas (hanya ada poster, leaflet) tidak ada pojok oralit

e. (')

tidak tersedia

(')

(B)

(B)

(B) (. a. 0etode Pengobatan penderita diare

Pendekatan 0TB% untuk penderita balita

b. diare

Pengobatan penderita diare baik kausal, simtomatik dan rehidrasi se*ara oral

(oralit sebanyak 6!! ml atau / bungkus) atau intra+ena sesuai standar penanggulangan penyakit

Penyuluhan kesehatan a. b. *. Penyuluhan kepada penderita dan keluarga Penyuluhan ke masyarakat Pojok oralit sebagai sarana konsultasi diaretentang penyakit diare

Pembinaan dan pelatihan kader

Pen*atatan dan pelaporan kasus diare a. b. untuk disentri Pendekatan 0TB% Pengobatan dilakukan pada semua penderita diare yang berobat meliputi terapi

rehidrasi sesuai derajat dehidrasi, terapi simtomatik, dan bila perlu terapi etiologi se*ara empiris

a. puskesmas b.

Dilakukan penyuluhan kepada penderita diare dan keluarga yang datang ke

Tidak dilakukan

*.

Tidak ada pojok oralit

Tidak dilakukan pembinaan maupun pelatihan kader Dilakukan laporan tertulis kasus diare harian, mingguan, bulanan, dan tahunan (') (')

(')

(B) (B) (B) (')

(')

Tabel )onfirmasi penyebab masalah program P#Diare pada komponen proses 9o . 2ariabel Tolok ukur Pen*apaian Penyebab 0asalah

Peren*anaan Adanya peren*anaan operasional (plan of a*tion) yang jelas. <enis

kegiatan, target kegiatan, $aktu kegiatan. Planning of a*tion sudah dibuat #. Pengorganisasian a. (')

Adanya struktur organisasi pelaksana program

b.

Adanya pembagian tugas dan tanggung ja$ab yang jelas a. Terdapat struktur organisasi pelaksanan program beberapa program

b. (')

Petugas kesehatan merangkap sebagai penanggungja$ab

(B) &. i. Pelaksanaan a. Pengobatan penderita

Pengobatan diare baik kausal, simtomatik dan rehidrasi se*ara oral (oralit

sebanyak 6!! ml atau / bungkus) atau intra+ena sesuaistandar penanggulangan penyakit diare. ii. iii. b. Pendekatan 0TB% Perujukan untuk kasus'kasus berat Penyuluhan

i. ii. iii. *. i. ii. d. e.

Penyuluhan kepada penderita dan kelurga Pojok oralit sebagai tempat konsultasi tentang diare Penyuluhan ke masyarakat minimal (F"tahun Penyuluhan kelompok di puskesmas Penyuluhan di luar puskesmas Pembinaan dan pelatihan )ader 0ateri pelatihan. )emampuan melarutkan oralit dan memberikannya Pemberian penyuluhan kesehatan Perujukan Pelatihan dilakukan minimal F dalam setahun Pelayanan penderita diare oleh kader )oordinasi puskesmas ke*amatan dengan kelurahan Pengobatan diare

i. tidak sesuai

Tata laksana kasus diare dengan pemberian oralit sudah dilakukan,tetapi jumlah

ii. iii.

dilakukan terdapat sistem perujukan

Penyuluhan i. ii. iii. Dilakukan penyuluhan kepada penderita dan keluarga yang datang berobat Tidak ada pojok oralit Tidak dilakukan penyuluhan kelompok di dalam puskesmas, maupun penyuluhan

di luar puskesmas Tidak dilaksanakan pembinaan maupun pelatihan kader

Tidak ada pelayanan diare oleh kader

(B)

(') (')

(')

(B) (B)

(B)

(B) (. Pen*atatan dan pelaporan a. Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan

tertulis se*ara periodik (bulanan, tri$ulan, semester, tahunan) b. *. Pengisian laporan tertulis yang lengkap Penyimpanan laporan tertulis yang benar a. =aporan tertulis dilakukan se*ara

periodik bulanan, dan tahunan, namun tidak dilakukan laporan tri$ulan dan semesteran b. laporan diisi sesuai format pelaporan yang ada *. =aporan disimpan oleh koordinator program (B)

(') (')

6.

Penga$asan

Adanya penga$asan eksternal dan internal Penga$asan program

dilakukan oleh Dinas )esehatan <akarta Timur dan se*ara internal oleh kepala puskesmas (')

Tabel )onfirmasi penyebab masalah program P#Diare pada komponen lingkungan dan umpan balik 9o . 2ariabel =ingkungan Tolok Gkur a. Pen*apaian Penyebab 0asalah

Tingkat pendidikan menengah atau tinggi menunjang

keberhasilan pengobatan penderita diare dan pen*egahan diare b. Tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi menunjang keberhasilan a. Tingkat pendidikan masyarakat di

pengobatan penderita diare dan pen*egahan diare

)elurahan )ayu Putih umumnya tingkat rendah'menengah b. Tingkat sosial ekonomi masyarakat di )elurahan )ayu putih umumnya tingkat (B)

rendah'menengah

(B) #. selanjutnya. Gmpan balik 0asukan hasil pen*atatan dan pelaporan untuk perbaikan program Tidak ada masukan untuk perbaikan program (B)

Berdasarkan tabel diatas maka ditetapkan penyebab masalah belum optimalnya program P#Diare di Puskesmas )elurahan )ayu Putih untuk periode <anuari'Desember #!!D berdasarkan komponen masukan, proses, umpan balik, dan lingkungan.

0asukan

Pada komponen masukan, sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dokter, pera$at, tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non medis, sarana penyuluhan, sarana pojok oralit dan metode yang digunakan dapat menjadi penyebab masalah. Agar program P#D ini dapat berfungsi dan berjalan se*ara optimal maka dibutuhkan tenaga kerja minimal seorang dokter, seorang pera$at dan seorang petugas administrasi. :al ini memang terpenuhi se*ara kuantitas, namun adanya tenaga kerja yang merangkap program puskesmas lainnya menjadikan pelaksanaan program P#D belum dapat terlaksana se*ara meyeluruh dan optimal. %arana medis yang tersedia sudah sesuai dengan standar, sehingga tidak menjadi masalah sedangkan sarana non'medis seperti media penyuluhan masih tidak memadai jumlahnya. Demikian juga dengan tidak adanya sarana khusus pojok oralit. Dari segi metode, tidak ada penyuluhan ke masyarakat, menjadikan perhatian masyarakat terhadap diare menjadi tidak berkembang. sehingga :al ini juga dapat dikarenakan tidak adanya kegiatan pembinaan kader. %emua hal diatas juga harus ditunjang oleh dana yang memadai. Tidak adanya dana khusus juga merupakan masalah yang mendasar. %edangkan pen*atatan dan pelaporan sudah dilakukan terlihat dari adanya laporan dari harian hingga tahunan.

#.

Proses

%alah satu komponen proses yaitu pengorganisasian, masih didapatkan masalah berupa petugas pelaksana program yang masih merangkap program yang lain sehingga tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya. Pada pelaksanaan terdapat beberapa masalah, yakni pemberian jumlah oralit yang tidak sesuai dengan standart yang telah ditentukan, tidak adanya penyuluhan ke masyarakat, tidak adanya pembinaan,pelatihan,dan pelayanan kader. Pen*atatan dan pelaporan terhadap program yang sedang berjalan juga dirasa kurang optimal. Pen*atatan dilakukan se*ara periodik setiap bulan dan tahunan. Dengan adanya

pen*atatan dan pelaporan pada tiap'tiap periode diharapkan dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mun*ul saat berjalannya program agar dapat segera ditindak lanjuti.

&.

=ingkungan

Tingkat pendidikan sosial ekonomi dan akses berpotensi menjadi penyebab masalah.tingkat pendidikan masyarakat kelurahan )ayu putih yang sebagian besar rendah' menengah mempunyai peran terhadap kurangnya pengetahuan mengenai diare, oleh karena itu dibutuhkan penyuluhan yang dilakukan terus'menerus agar pemahaman dan perhatian masyarakat terhadap permasalahan diare ini dapat meningkat sehingga tujuan dari program P#Diare ini dapat ter*apai. Demikian halnya dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas berpendapatan rendah'menengah juga dapat mempengaruhi kemauan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan kurang.

(.

Gmpan balik

Puskesmas ini telah melakukan pen*atatan dan pelaporan sudah dilakukan se*ara periodik. Data' data tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk menyusun program di periode selanjutnya sehingga diharapkan adanya perbaikan dari masalah'masalah yang ditemukan sebelumnya.

Alternatif Penyelesaian 0asalah Tabel Alternatif Penyelesaian 0asalah 9o. . Penyebab 0asalah 0asukan Alternatif Penyelesaian 0asalah Prioritas

0enambah tenaga pelaksana program yang tidak

merangkap program lain (kader"petugas kesehatan) Tenaga .

'

<umlah pelaksana program yang tidak memadai karena sebagian merangkap

beberapa program

' ' '

0enambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain 0engadakan pelatihan bagi kader Pembagian tugas yang jelas %arana.

' '

0edia komunikasi (') Persediaan oralit kurang

' '

0elengkapi sarana yang kurang, Dana penyediaan sarana diambil dari dana retribusi puskesmas, ditambah dengan Tersedianya sarana dan prasarana untuk melakukan penyuluhan dan

usulan anggaran

tersedianya jumlah oralit yang memadai 0etode. ' ' Penyuluhan kelompok tidak dilaksanakan Pelatihan kader untuk melakukan penyuluhan rutin Pelatihan para kader untuk

melakukan penyuluhan kelompok pada masyarakat #. Proses Peren*anaan. ' <umlah obat diare dan oralit kurang

' '

Tidak ada kelompok target utama penanganan diare 0elakukan pen*atatan dan pelaporan yang baik agar peren*anaan penyediaan

obat diare dan oralit sesuai ' 0enentukan kelompok target utama dalam penanganan diare berdasarkan data

tahun sebelumnya 0elakukan pen*atatan dan pelaporan yang lengkap termasuk data kasus dari kesehatan lain di luar Puskesmas

?rganisasi. ' ' ' ' Petugas yang masih merangkap program lain )erjasama dengan petugas kesehatan lain kurang 0enambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain 0ensosialisaikan kepada sentra kesehatan lain untuk melakukan pen*atatan dan

pelaporan kasus diare yang ditangani

Pelaksanaan. ' ' ' ' ' Tidak ada penyuluhan kelompok dan penyuluhan se*ara nasional Pen*atatan dan pelaporan yang masih kurang baik )etidaktersediaan oralit di posyandu"kader 0elakukan pelatihan penyuluhan pada kader se*ara berkala 0emaksimalkan peran mahasis$a kedokteran dalam pembuatan sarana dan

melakukan penyuluhan kepada kader dan masyarakat

' '

0elakukan pen*atan dan pelaporan kasus diare yang ditangani dengan baik 0enyediakan oralit dan memberikan penyuluhan tentang pemakaian oralit

Penilaian. ' ' ' ' 0onitoring *akupan pelayanan kurang baik Daire bersifat akut dan self limiting disease 8+aluasi berkala setiap bulan, dan setiap tahun 0embuat formulir pen*atatan yang baku yang dapat digunakan seluruh tenaga

pelaksana kesehatan ' Pelatihan kader agar mampu menjaring kasus diare 0elakukan e+aluasi program

P#D se*ara berkala &. =ingkungan ' ' ' Tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah

Tingkat sosio'ekonomi masyarakat yang rendah Akses pelayanan kesehatan yang kurang ' Penyuluhan kelompok oleh kader

'

0emperbanyak akses kesehatan dengan memperbanyak kader kesehatan sebagai

perpenjangan tangan Puskesmas (. Gmpan Balik ' ' Pen*atatan dan pelaporan belum dapat dimanfaatkan dengan baik

Data sur+eilan*e tidak ada

' yang lengkap ' ' '

Program jaminan mutu tidak ada

'

0elakukan pen*atatan dan pelaporan

1ormulir pen*atatan sebaiknya dibuat baku 8+aluasi program P#D se*ara berkala Diadakan pertemuan berkala (setiap bulan dan setiap tahun) untuk membahas

kemajuan yang di*apai ' sebelumnya ' 0elaksanakan program jaminan mutu 0enyusun strategi untuk mengatasi kendala dan kekurangan pada program

Prioritas Penyelesaian 0asalah Prioritas peme*ahan masalah ditetapkan dengan sistem skoring. a) Q Q Q b) 8fektifitas jalan keluar, yang terdiri dari 0, I dan 2 Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (0agnitude) T 0 Pentingnya jalan keluar (Importan*y) T I %ensiti+itas jalan keluar (2ulnerabillity) T 2 Biaya jalan keluar (4ost) T 4

Terhadap berbagai alternatif jalan keluar yang sudah dikemukan di atas.

Alternatif <alan )eluar PT(0FIF2)"4

Prioritas <alan )eluar.

0enambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain.(kader"petugas kesehatan) 6 6 ( & &&,/ (

Pelatihan para kader untuk melakukan penyuluhan kelompok pada masyarakat ( & & /

0elakukan pen*atatan dan pelaporan yang lengkap termasuk data kasus dari kesehatan lain di luar Puskesmas& & & & > # & # # /

0elakukan e+aluasi program P#D se*ara berkala

Berdasarkan uraian di atas, terdapat ( masalah utama yang menyebabkan masih kurangnya *akupan penderita diare yang diobati di Puskesmas )elurahan )ayu Putih. Berdasarkan tabel diatas, didapatkan urutan prioritas jalan keluar sebagai berikut . . menambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain

(kader"petugas kesehatan) #. &. Pelatihan para kader untuk melakukan penyuluhan kelompok pada masyarakat 0elakukan pen*atatan dan pelaporan yang lengkap termasuk data kasus dari

kesehatan lain di luar Puskesmas (. melakukan e+aluasi program P#D se*ara berkala

Dari kriteria diatas telah ditetapkan prioritas penyelesaian masalah adalah menambah tenaga pelaksana program yang tidak merangkap program lain. )arena pada kenyataannya di Puskesmas )elurahan )ayu Putih, tiap petugas kesehatan memegang lebih dari program puskesmas. :al tersebut harus segera diinter+ensi lebih lanjut supaya tiap program'program yang ada di Puskesmas dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. %etelah menambah jumlah tenaga kerja untuk bertanggung ja$ab terhadap program puskesmas, prioritas kedua adalah dengan melakukan pelatihan kepada para kader. Dengan dilakukannya pelatihan kepada para kader, diharapkan program P#D dapat terlaksana sebagai tindakan pre+entif. Tindakan pre+entif tersebut antara lain dapat dilakukannya penyuluhan berkala yang dilakukan sebanyak (F dalam setahun kemudian dilakukannya pen*atatan dan pelaporan yang lengkap. =alu langkah terakhir dalam pelaksanaan suatu program adalah melakukan e+aluasi program P#D. Dengan e+aluasi,

semua kendala'kendala yang ada dapat diperbaiki sehingga pelaksanaan P#D periode selanjutnya akan lebih baik, sehingga angka kesakitan diare pun dapat berkurang di masyarakat.

4?BA A9A=I%I% %84A,A =GA%. Penambahan tenaga kader dan pelatihan apa bisa jadi satuVV Belum ada rin*ian solusi yg akan dibuat. 0isalnya pelatihan kader . mau dilatih apaV Perlu kader berapa, dllaatkan pada pekerjaan administrasi.

You might also like