You are on page 1of 8

1.

Latar Belakang Bidan menganggap psikis ibu bukan merupakan sesuatu hal yang penting, sehingga dalam memberikan tindakan maupun penatalaksanaan, bidan sering tidak mempertimbangkan kenyamanan yang diharapkan ibu, termasuk masalah keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami ibu. Misalnya, dalam proses pertolongan persalinan kala I, bidan cenderung mengabaikan keluhan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu (rasa nyeri, takut karena belum pernah bersalin dll) karena menganggap itu merupakan hal biasa dan semua wanita juga mengalami itu sebelum bersalin. Padahal, apabila diperhatikan lebih seksama, mendapatkan kenyamanan dan keamanan adalah hak setiap wanita dalam menjalani proses persalinan. Apabila semua wanita tidak mendapatkan penatalaksanaan yang baik terhadap ketidaknyamanan tersebut dan bidan menganggap itu sebagai hal yang biasa saja. Maka bidan bisa dianggap sebagai tenaga kesehatan yang gagal yang memberikan pelayanan.

2. Perencanaan Nama program : Mother Comfort Mother comfort adalah sebuah program yang membantu ibu untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dalam proses persalinan, sehingga ibu menjalani proses persalinan dengan nyaman. Tidak dapat dipungkiri persalinan merupakan tugas berat bagi seorang wanita. Diperlukan segenap tenaga dan pikiran untuk melakukannya dengan selamat dan nyaman. Banyak ibu hamil yang menganggap masa persalinan adalah kodrat wanita yang mudah untuk dilalui. Namun ada pula yang menganggap persalinan sebagai masa yang menakutkan. Mudah atau sulitnya masa persalinan ibu hamil tergantung dari beberapa faktor, misalnya pengetahuan ibu dan dukungan dari berbagai pihak dapat menguatkan proses

persalinan ibu hamil. Dukungan bisa diberikan oleh anggota keluarga atau tenaga kesehatan. Sehingga, bidan bisa menjadi pihak yang sangat berpengaruh dalam membentuk pengalaman ibu dalam bersalin. Dengan adanya program ini, diharapkan bisa mendorong tenaga kesehatan, terutama bidan dalam memberikan pelayanan yang maksimal.

Tujuan : Meningkatkan kenyamanan ibu dalam bersalin Memberikan pengalaman bersalin yang baik kepada ibu Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Sasaran : Semua ibu bersalin, baik yang bersalin normal atau dengan komplikasi, termasuk persalinan dengan SC.

Sumber daya : Semua tenaga kesehatan yang bekerja di poli ibu dan anak Dana dari sponsor untuk pelatihan

SWOT S : Program mudah dilakukan Target dan tujuan program jelas Biaya murah Tidak perlu menambah jumlah staf pelaksana W : Tidak ada tim kontrol kepatuhan staf dalam menjalankan program

O : Diadakan pelatihan staf pelaksana untuk mempersiapkan pelaksanaan program T : Emosi masing-masing ibu bervariasi

3. Pengorganisasian Struktur Organisasi a. Direktur Rumah Sakit : Mengawasi pelaksanaan program (terlampir)

b. Ketua Pelaksana : Merumuskan kebijakan program Merumuskan jobdesk setiap kepala bidang Mengorganisir pelaksanaan program dan evaluator dari setiap jobdesk kepala bidang Bertanggungjawab melaporkan hasil program dan evaluasi kepada Direktur Rumah Sakit c. Bendahara Program : Mengatur pengeluaran dan pemasukan dana program yang berasal dari internal (rumah sakit) ataupun eksternal (sponsorship) Menerima laporan dan memberi evaluasi kinerja Bidang Fund Rising Membuat laporan tertulis mengenai laporan keuangan program Bertanggungjawab melaporkan hasil keuangan kepada Ketua pelaksana program d. Sekretaris Program : Membuat surat masuk dan keluar yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program Melakukan pengawasan kinerja bidang administrasi program

Bertanggungjawab melaporkan secara tertulis administrasi program kepada ketua pelaksana

e. Kepala Bidang Survey Program : Membuat konsep pelaksanaan survey Mengorganisir staf pelaksana survey dan melakukan pengawasan kinerja survey Bertanggungjawab melakukan pelaporan secara tertulis dan

mempresentasikan hasil survey kepada ketua pelaksana f. Kepala Pelaksana Program : Merumuskan peraturan pelaksanaan program bersama dengan ketua pelaksana Merumuskan kriteria pelaksana program pelatihan kepada tenaga kesehatan Mengorganisisr pelaksanaan pelatihan kepada tenaga kesehatan pelaksana program Mengorganisir staf pelaksana program Bertanggungjawab melaporkan dan membuat pelaksanaan program kepada ketua pelaksana g. Kepala Bidang Evaluasi Program dan Pelaporan : Membuat rumusan standar evaluasi pada setiap bidang dalam pelaksaan program Membuat rumusan Standart Operational Procedure (SOP) poin-poin evaluasi program Mengumpulkan dan membuat laporan tertulis hasil evaluasi pelaksanaan program dan melaporkan hasil tersebut kepada ketua pelaksana laporan tertulis hasil

4. Pelaksanaan Waktu : Bulan Januari Juni 2014 Tempat pelaksanaan kegiatan : Rumah Sakit GAMBIR Malang Pengawas : Ketua Pelaksana Program Rencana Kegiatan : a. Melakukan survey pada ibu bersalin di rumah Sakit Gambir untuk mengetahui focus keluhan mengenai pengalaman persalinan yang dikeluhkan ibu pada bulan Oktober-November 2013. b. Melakukan pelatihan kepada semua staf pelaksana dengan materi terkait penatalaksanaan ketidaknyamanan selama persalinan dan pentingnya dukungan staf kesehatan terhadap proses persalinan pada bulan Desember 2013. c. Menjalankan program mother comfort 1. Mengkaji Status Emosional Wanita Dengan bertanya, tenaga kesehatan akan mendapat jawaban berupa cerita tentang kebutuhan emosionalnya, tentang bagaimana ia mengalami distres. Pengetahuan ini akan membantu staf pelaksana untuk memberikan dukungan emosional yang sesuai. Tanyakan sensasi apa yang dirasakan wanita. Jelaskan apa yang menyebabkan hal itu dan yakinkan bahwa sensasi itu adalah normal. 2. Mengurangi stress/ketidaknyamanan Pembatasan atau pengurangan stres adalah tujuan yang bermanfaat, terutama pada persalinan awal ketika wanita membutuhkan sedikit perawatan klinis. Berikut ini adalah cara-cara khusus untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional wanita.

Memberikan rangsangan-rangsangan sensori yang menentramkan atau nyaman : Memutarkan musik klasik yang menenangkan Masase tangan dengan menggosok punggung Menggunakan krim tangan atau minyak gosok dengan aromaterapi Memberikan pujian "Anda melakukannya dengan baik" Mengurangi rangsangan atau tindakan yang memicu rasa takut Jaga privasi ibu bersalin Minimalkan intervensi pada ibu Hindarkan membawa tenaga kesehatan yang tidak dibutuhkan dalam ruangan wanita d. Melakukan evaluasi tiap 6 bulan e. Mengadakan pelatihan tenaga kesehatan pelaksana program tiap 1 (satu) tahun sekali

5. Analisis Masalah Dalam program mother comfort ini muncul beberapa permasalahan selama proses pelaksanaannya. Masalah tersebut antara lain: a. Ibu tidak kooperatif b. Terkendala dana dalam memenuhi fasilitas yang dibutuhkan c. Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap

6. Pemecahan Masalah a. Ibu tidak kooperatif - Tenaga kesehatan lebih persuasif dalam melakukan penatalaksanaan ketidaknyamanan dalam persalinan - Mengajak suami atau anggota keluarga yang lain untuk meningkatkan kenyamanan pada ibu bersalin b. Terkendala dana dalam memenuhi fasilitas yang dibutuhkan - Menggalang kerjasama dengan pihak sponsorship yang lain c. Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap - Membentuk tim controlling program

7. Monitoring dan Evaluasi a. Hasil Monev 6 bulan bulan pertama menunjukkan hasil yang baik dengan rincian Kepuasan Ibu terhadap Program : Ada peningkatan kepuasan dari 60% menjadi 70% Kepuasan Ibu terhadap Fasilitas : Ada peningkatan kepuasan dari 80% menjadi 90% Tenaga Kesehatan (Pelaksana Program) : Penilaian kinerja tenaga kesehatan mengalami peningkatan dari 70% menjadi 85% Keuangan : Adanya peningkatan income dari 50% menjadi 80% Tim controlling yang terbentuk dapat berjalan dengan baik namun ada beberapa kendala karena kekurangan SDM sehingga bila program ini dilanjutkan perlu ditambah SDM.

b. Masalah/Kendala pada 6 bulan Pelaksanaan Program : SDM tim controlling yang kurang Beberapa staf pelaksana program banyak yang pensiun ataupun pindah kerja sehingga perlu perekrutan dan pelatihan staf pelaksana program

8. Pencatatan dan Pelaporan a. Pencatatan dilakukan rutin oleh petugas kesehatan dan dicatat ke dalam rekam medis klien. b. Hasil pencatatan disimpan di dalam ruang dengan rapi dan sistematis untuk mempermudah pencarian data. c. Pelaporan dilakukan setiap minggu oleh tenaga kesehatan pelaksana program kepada d. Pelaporan dilakukan setiap minggu oleh tim controlling terkait koreksi kinerja tenaga kesehatan pelaksana yang datang pada waktu-waktu tertentu kepada e. Pelaporan oleh ketua pelaksana program kepada direktur rumah sakit setiap 2 bulan

You might also like