You are on page 1of 2

Cor Tangite extra story Minggu pagi yang menggigit.

Di dalam balutan jaket wol tebal dan syal yang hangat, Jinki masih saja sibuk mengusap-usap tangannya, berusaha menciptakan sedikit hawa panas. Musim dingin akan segera berakhir, tetapi suhu udara belum bisa dikatakan cukup hangat untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Ia merogoh dalam-dalam saku celananya sebelum akhirnya tersenyum lega saat menemukan sebuah anak kunci berwarna perak berada di dalam genggamannya. Spada, sapanya ringan. Tak ada balasan sama sekali. Biasanya Kibum akan datang mendekatinya sambil mengomel karena sapaan anehnya itu. Penasaran, Jinki melangkah lebih jauh lagi, melongok ke dalam ruang tengah yang juga kosong. Kemudian ia membuka pintu kamar Kibum yang tak berpenghuni. Tak ada orang, tak ada suara apapun, sekalipun itu suara pembawa acara reality show di televisi. Bagaimana tidak? Televisi layar datar 50 inci yang berada di ruang tengah pun hanya bisa menatapnya kosong. Sayup-sayup, terdengar kehebohan dari arah dapur. Timbul niat iseng di benak Jinki. Kena kalian! Kibum yang tadinya sibuk mengelap piring hanya menatapnya datar. Lain halnya dengan Taemin yang melongo karena terkejut. Suasana membeku sejenak, sebelum akhirnya dipecahkan oleh pekikan Taemin. Aaahh! jerit Taemin sambil menutupi telapak tangannya yang terasa nyeri. Kibum yang berada paling dekat dengan Taemin terlihat panik, sementara Jinki bergegas mendekati Taemin, berusaha melihat apa yang terjadi pada tangan adiknya itu. Coba perlihatkan tangan kananmu, Taemin, pinta Jinki. Taemin diam saja, ia membuka telapak tangannya yang kini kemerahan. Kecipratan minyak, Hyung. Tidak apa-apa, hanya luka bakar ringan. Sekarang cepat siram tanganmu dengan air mengalir. Kibum yang tadi diam saja kini angkat suara. Memangnya tidak dioles mentega, Hyung? Atau pasta gigi? Pertanyaan Kibum membuat Taemin menjadi ragu. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Jinki yang melihat gelagat Taemin hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian ia menarik tangan adiknya itu mendekati wastafel, memutar keran, lalu membiarkan telapak tangan Taemin dialiri oleh air. Setelah dirasanya cukup, Jinki menutup keran air, menatap Taemin yang masih terpana.

Kibum, Taemin, prinsip pertama dalam pengobatan luka bakar adalah mencegah kerusakan jaringan akibat panas. Hal itu hanya bisa diatasi oleh mengalirkan air pada bagian tubuh yang terluka. Tidak bisa digantikan oleh mengoleskan mentega apalagi pasta gigi. Kibum mengerutkan dahinya. Bahasamu terlalu berat, Hyung. Oh, jadi begitu ya, Hyung. Selama ini aku sering kelupaan. Ujung-ujungnya jadi agak menghitam deh, ujar Taemin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Ya, benar, jadi jangan lupa lagi ya, Taemin, balas Jinki sambil mengacak-acak rambut remaja yang berada di hadapannya. Apa hendak dikata, adegan drama pagi itu harus disudahi oleh bau hangus. Kibum yang sedari tadi sibuk mengendus sumber bau, kini menatap Taemin tajam. Apanya yang agak menghitam, Taemin? Lihat, udangnya jadi gosong, kan? Kubilang apa, udangnya dicelup adonan tempura dulu, baru digoreng. Ini asal masuk wajan aja. Tanggung jawab, sudah dua udang yang hangus dan tiga lagi gagal karena bentuknya nggak rapi. Dasar anak kecil! omel Kibum. Dasar ahjumma! Bawel seperti kereta api. Weeekk! ejek Taemin sambil menjulurkan lidahnya. Hyung, rajuk Kibum. Taemin nakal. Jinki hanya tersenyum, memperlihatkan matanya yang sipit. Sudah-sudah. Taemin kan memang tidak pintar memasak, jangan dipaksa. Sekarang kamu yang lanjutkan, ya? bujuk Jinki sambil meninggalkan dapur, disusul oleh Taemin. Hyung nggak adil! END

You might also like