You are on page 1of 5

Al-Quran Surah Al-Kafirun, 109: 1-6, Surah Yunus, 10: 40-41, dan Surah AlKahfi, 18: 29

A. AL-QURAN SURAH AL-KAFIRUN, 109: 1-6 TENTANG TIDAK ADA TOLERANSI DALAM KEIMANAN DAN PERIBADAHAN 1. Bacaan

2. Terjemahan
1. 2. 3. 4. 5. 6.

Katakanlah: Wahai orang-orang kafir! Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang kamu sembah Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku

3. Kesimpulan
Penegasan bahwa Tuhan yang disembah (mabud) oleh Nabi Muhammad SAW dan umat Islam berbeda dengan mabud orang-orang kafir (kaum musyrikin yang mengingkari keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW). Demikian juga cara peribadahan Nabi Muhammad dan umat Islam yang hanya berdasarkan keikhlasan dan ketulusan hati dan bersih dari sikap perilaku syirik terhadap Allah SWT, berbedan dengan cara peribadahn orang-orang kafir (musyrikin). Penolakan dari Nabi Muhammad SAW dan umat Islam terhadap kaum kafir untuk mencampuradukkan keimanan dan peribadahan yang diajarkan Islam dengan keimanan dan peribadahan yang diajarkan agama kaum kafir yang mengandung kemusyrikan.

Dalam menyikapi keimanan dan peribadahan itu, umat Islam dan kaum kafir hendaknya bebas beragama dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, dan tidak boleh saling mengganggu. Islam melarang memaksa orang lain untuk menganut sesuatu agama. (Lihat dan pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2: 256!)

4. Penjelasan
Surah Al-Kafirun ini termasuk surah Makkiyah atau surah yang diturunkan di Mekah, sebelum Nabi SAW berhijrah ke Madinah. Al-Kafirun artinya orang-orang kafir. Surah ini dinamakan Al-Kafirun, karena tema pokoknya menjelaskan sikap Nabi SAW dan umat Islam terhadap orang-orang kafir, sebagaimana terungkap dalam pojok kisah berikut ini. Sebab Turunnya Al-Kafirun Beberapa tokoh kaum kafir (kaum musyrikin) di Mekah seperti Al-Walid bin AlMugirah, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umayyah bin Khalaf, datang kepada Na bi Muhammad SAW menawarkan kompromi yang menyangkut pelaksanaan peribadahan. Mereka mengusulkan, agar Nabi SAW dan umat Islam mengikut kepercayaan mereka dan mereka pun akan mengikuti agama Islam. Mereka berkata, Wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah Tuhanmu selama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan kami selama setahun. Jika agamamu benar, kami mendapat keuntungan, karena kami juga menyembah Tuhanmu, dan jika agama kami yang benar, kamu juga tentu memperoleh keuntungan. Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah SAW dengan tegas menjawab, Aku berlindung kepada Allah agar tidak tergolong orang-orang yang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah. Untuk mempertegas penolakan Rasulullah SAW tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan Surah Al-Kafirun. Setelah Rasulullah SAW menerima Surah Al-Kafirun ini, lalu beliau mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) Mekah, yang waktu itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan mereka Rasulullah membacakan Surah Al-Kafirun: 1-6 dengan mantap dan lantang, sehingga mereka menyadari bahwa usul mereka untuk berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama, ditolak oleh Rasulullah SAW dan umat Islam. Bagaimankah perilaku-perilaku umat Islam yang telah memahami kandungan Surah AlKafifrun: 1-6 itu? Perilaku-perilaku mereka antara lain: a. Menolak ajakan kaum musyrikin untuk tukar-menukar pengalaman dalam keimanan dan peribadatan atau untuk keluar dari agama Islam dan menganut agama mereka, dengan tegas dan bijaksana. (Pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2 :217) b. Setiap Muslim/Muslimah akan bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar selama hidup di alam dunia ini senantiasa menyakini kebenaran agama Islam yang dianutnya dan mengamalkan seluruh ajarannya dengan bertakwa kepada Allah SWT. c. Walaupun antara umat Islam dengan umat lain (non-Islam) tidak ada kompromi (toleransi) dalam hal keimanan (akidah) dan peribadahan, namun dalam pergaulanan hidup bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama.

B. AL-QURAN SURAH YUNUS, 10: 40-41 TENTANG SIKAP TERHADAP ORANG YANG BERBEDA PENDAPAT
1. Bacaan

2. Terjemahan
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya ada (pula) orangorang yang tidak beriman kepadanya, Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah! Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Yunus, 10: 40-41)

3. Kesimpulan
Kesimpulan isi atau kandungan Surah Yunus: 40-41 adalah: Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT yang terakhir, terbagi men jadi dua golongan ada golongan umat manusia yang beriman terhadap kebenaran kerasulannya dan kitab suci yang disampaikannya (AlQuran) dan ada pula golongan yang mendustakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan tidak beriman kepada Al-Quran. Allah SWT Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidupnya di dunia senantiasa bertakwa kepada-Nya. Allah SWT pun Maha Mengetahui terhadap sikap dan perilaku orang-orang yang tidak beriman (kaum kafir) yang senantiasa berbuat durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat kerusakan di muka bumi.

Kepada orang-orang yang beriman dan betul-betul bertakwa tentu Allah SWT akan memberikan haknya yaitu surga. Kepada orang-orang yang tidak beriman dan mendustakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW juga banyak berbuat kerusakan di muka bumi, tentu Allah SWT akan memberikan haknya pula, yakni dicampakkan ke dalam neraka ( lihat Q.S. Al-Baqarah, 2: 24-25). Dalam menghadapi orang-orang yang tidak beriman kepada Al-Quran dan mendustakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW, orang-orang yang beriman (umat Islam) harus berpendirian teguh dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW betulbetul Rasul Allah SWT yang terakhir dan Al-Quran merupakan kitab suci yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang harus
3

dijadikan pedoman hidup umat manusia sampai akhir zaman. Selain itu, umat Islam harus menyadari bahwa setaip amal perbuatan manusia baik ataupun buruk, akibatnya akan menimpa orang-orang yang melakukan. Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain, tetapi masing-masing orang akan memikul dosanya sendiri-sendiri (coba silahkan cari dan pelajari Q.S. Saba, 34: 25 dan Q.S. Al-Isra, 17: 15).

C. AL-QURAN SURAH AL-KAHFI, 18: 29 TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA


1. Bacaan

2.

Terjemahan

Dan katakanlah: keberanan itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin beriman, dan barangsiapa yang ining (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang yang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Q.S. Al-Kahfi, 18:29)

3. Kesimpulan
Kesimpulan isi atau kandungan Surah Al-Kahfi 18: 29 itu adalah: Kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, sedangkan yang salah datangnya dari selain Allah SWT. Manusia baik sebagai individu maupun kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan terhadap agama yang akan dianutnya. Manusia yang memilih agama yang salah yakni yang tidak berasal dari Allah SWT dan mengandung unsur menyekutukan Allah dianggap zalim sedangkan bagi orang zalim adalah neraka.

4. Penjelasan
Kebebasan memilih agama selain tercantum dalam Surah Al-Kahfi: 29, juga terdapat dalam Surah Al-Baqarah, 2: 256 dan Surah Yunus, 10: 99 (coba kamu cari dan pelajari kedua ayat Al-Quran tersebut). Kebebasan memilih agama merupakan Hak Asasi Manusia. Hal ini tercantum dalam piagam PBB The Universal Declaration of Human Rights pasal 18, juga tercantum dalam Deklarasi Kairo tentang Hak-hak Asasi Manusia pasal 10. Selain itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Bab III Pasal 22. Ajaran Islam yang melarang penganutnya memaksa orang lain masuk Islam, hendaknya dapat memberikan dorongan kepada umat Islam untuk bersikap toleran terhadap umatumat non-Islam, sehingga kerukunan hidup antarumat beragam dapat terwujud.
4

Berbahagialah umat manusia yang beriman dan mengamalkan ajaran agama Islam karena insya Allah mereka akan memperoleh rida dan rahmat Allah serta kebaikan-kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat (lihat Q.S. Al Baqarah, 2: 25). Tetapi sungguh merugi dan celaka orang-orang zalim, yakni mereka yang tidak mentaati ketentuan-ketentuan Allah SWT, yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya karena mereka akan mendapat murka Allah SWT dan mengalami kerugian di dunia dan akhirat. (lihat Q.S. Al-Jinn, 72:23!).

You might also like