You are on page 1of 25

Anamnesis Nyeri sendi merupakan keluhan umum pasien yang datang berobat ke klinik.

Riwayat medis merupakan informasi yang penting untuk mengarahkan anda kepada pemeriksaan yang benar. Anda mungkin ingin memulai anamnesis dengan pertanyaan Apakah terasa nyeri atau sakit kepala pada bagian punggung? karena nyeri punggung merupakan gangguan sistem muskuloskeletal yang paling sering ditemukan dan tersebar luas. Dengan menggunakan gaya wawancara anda yang biasa, coba dapatkan gambaran yang elas tentang permasalahannya, khususnya lokasi nyerinya. !entukan apakah rasa nyeri itu terasa di garis tengah, di daerah tulang "etebra, atau di luar garis tengah. #ika rasa nyeri men alar ke tungkai, tanyakan pula apakah terdapat keluhan patirasa, kesemutan, atau kelemahan yang menyertainya. Nyeri leher uga merupakan keluhan yang sering ditemukan, khususnya sesudah trauma. $akukan pendekatan dengan cara yang sama. %aik untuk nyeri leher maupun nyeri punggung, waspadai ge ala seperti kelemahan, kehilangan sensasi atau gangguan dalam buang air besar ataupun berkemih. &ntuk menelusuri kelainan muskuloskeletal lain, tanyakan Apakah %apak' (bu merasakan nyeri itu terlokalisasi atau menyebar luas, akut atau kronis, inflamasi atau noninflamasi? Nyeri sendi dapat terlokalisasi, difus, atau sistemik. )inta pasien untuk menun ukkan bagian yang terasa nyeri. #ika sendinya terlokalisasi dan hanya melibatkan satu sendi, nyeri tersebut monoartikular. Nyeri yang berasal dari sendi*sendi kecilpada tangan dan kaki terasa lebih menusuk dan terlokalisasi daripada rasa nyeri yang timbuk dari sendi + sendi besar. Nyeri sendi pangkal paha merupakan keluhan yang dapat menyesatkan. )eskipun terasa pada lipat paha atau bokong, nyeri sendi pangkal paha terkadang terasa pada bagian anterior paha atau terasa sebagian pada lutut atau hanya pada lutut. Nyeri sendi yang lebih difus dapat bersifat poliartikular yang melibatkan beberapa sendi. !anyakan apakah rasa nyeri itu mengenai satu sendi ataukah beberapa sendi. #ika bersifat poliartikular, bagaimana pola distribusinya? %erpindah + pindah dari sendi yang satu ke sendi yang lainnya atau selalu men alar dari satu sendi ke beberapa sendi? Apakah distribusinya simetris dengan mengenai sendi + sendi yang sama pada kedua sisi tubuh? ,erhatikan bahwa nyeri sendi dapat nonartikular yang mengenai otot, tulang, dan aringan di sekitar sendi seperti tendon, bursa, atau bahkan kulit yang ada di atasnya. Rasa

pegal dan nyeri yang menyeluruh dinamakan mialgia ika terasa dalam otot dan artralgia bila terdapat rasa nyeri tanpa ada ge ala yang menun ukkan artritis. $akukan pemeriksaan untuk menilai saat ter adinya, kualitas, dan intensitas ge ala pada sendi. -aat ter adinya merupakan informasi yang sangat penting. Apakah rasa nyeri atau ketidaknyamanan itu timbul cepat dalam waktu beberapa am atau ter adi secara perlahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan? ,ernahkan rasa nyeri itu ber alan lambat atau berfluktuasi dengan periode perbaikan dan perburukan? %erapa lama rasa nyeri itu berlangsung? -eperti apa nyeri itu terasa di sepan ang hari? Di pagi hari? )en elang hari? #ika onsetnya lebih cepat, bagaimana rasa nyeri ini timbul? Apakah terdapat riwayat cedera akut atau penggunaan yang berlebihan pada gerakan tubuh yang sama secara berulang? #ika rasa nyeri timbul karena taruma, bagaimana mekanisme ter adinya cedera atau rangkaian ke adian yang menyebabkan nyeri seni tersebut? $ebih lan ut, apa sa a yang memperbarat atau meringankan rasa nyeri? %agaimana pengaruh akti"itas fisik, istirahat, dan pengobatan? .oba tentukan apa permasalahanya bersifat inflamasi atau noninflamasi. Apakah terdapat nyeri tekan, rasa hangat,atau kemerahan? -emua gambaran ini paling elas terlihat pada pemeriksaan, kendati pasien kadang kadang dapat mengarahkan anda ke tempat yang terasa nyeri ketika di tekan. !anyakan tentang ge ala sistemik seperti demam atau menggigil. /e ala tambahan dapat membantu anda menentukan apakah rasa nyeri itu berasal dari sendi atau artikular, seperti pembengkakan, rasa kaku, atau berkurangnya kisaran gerak. !entukan setiap lokasi pembengkakan seakurat mungkin. #ika terdapat keluhan rasa kaku, keluhan ini mungkin sulit dinilai karena orang dapat menggunakan istilah yang berbeda beda.dalam konteks gangguan muskulosteletal rasa kaku diartikan sebagai perassan ter epit atau perassan seperti ada hambatan dalam gerakan + perasaan kaku ini berlawanan dengan perasaan lemas. Rasa kaku sering disertai dengan rasa nyeri atau ketidaknyamanan. #ika pasien tidak melaporkan rasa kaku secara spontan, tanyakan tentang ge ala ini dan coba hitung lama durasinya temukan kapan pasien bangun di pagi hari dan kapan sendinya terasa paling lemas. 0rang sehat dapat mengalami rasa kaku dan pegal pada otot setelah melakukan latihan otot yang berat diluar kebiasaannya, ge ala seperti ini biasa memuncak sekitar hari kedua sesudah melakukan latihan tersebut. &ntuk menilai keterbatasan gerak, tanyakan tentang perubahan pada tingkat akti"itasnya yang timbul karena persoalan sendi yang sakit. #ika hal ini dianggap relefan, tanyakan secara khusus mengenai kemampuan pasien untuk ber alan, berdiri, bersandar, duduk, sit up,bangkit dari posisi duduk, menaiki tangga, men epit, memegang, membalik

halaman buku, membuka gegang pintu atau stopples, dan mnger akan berbagai perawatan tubuh, seperti menyisir rambut, menggosok gigi, makan, berpakaian, serta mandi. Akhirnya, beberapa permasalahn sendi memiliki pula ge ala sistemik seperti demam, menggigil, ruam, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan. 1arena sendi yang lain dapat berkaitan dengan sistem organ di luar sistem muskuloskeletal. /e ala di bagian tubuh yang lain dapat memberi petun uk penting yang menun ukan keadaan ini waspadai ge ala seperti2 1eadaan kulit Ruam seperti kupu kupu 3 butterfly rash 4 pada pipi Ruam bersisik dan kuku yang berlubang*lubang pada psoriasis %eberapa papula, pustula, atau "esikel dengan dasar lesi yang berwarna merah yang terdapat pada ekstremitas distal. %ercak eritematus yang meluas pada awal penyakit urtikaria 5rosi atau skuama pada penis dan papula dengan pembentukan skuama dan krustatelapak kaki serta telapak tangan Ruang makulopapular pada rubela #ari tabuh atau clubbing fingers )ata yang merah terasa panas seperti terbakar dan gatal 3 kon ungti"itis4 Didahului oleh nyeri tenggorok Diare, nyeri abdomen, kram abdomen /e ala uretritis ,erubahan status mental, fasial atau kelemahan lain , kekakuan leher Pemeriksaan fisik Inspeksi Amati cara ber alan pasien untuk melihat apakah terdapat aliran gerak yang lancar dan berirama pada saat pasien memasuki ruang periksa. $utut harus diekstensikan ketika tumit menyentuh tanah dan difleksikan pada seluruh fase dalam siklus mengayun dan berdiri 3 swing and stance 4. $akukan pemeriksaan untuk mengecek kese a aran 3 alignment4 dan kontur sendi lutut. Amati setiap atrofi pada muskukus 6uadriceps.

.ari tanda hilangnya cekungan normal disekitar patela yang merupakan tanda pembengkakan pada sendi lutut dan kantong suprapatela. ,erhatikan setiap ge ala pembengkakan lainnya pada sendi lutut atau daerah sekitarnya.

Palpasi )inta pasien untuk duduk pada tepi me a periksa dengan kedua sendi lutut berada dalam keadaan fleksi. Dalam posisi ini, semua patokan tulang akan terlihat lebih elas, sedangkan otot, tendon, dan ligamentum men adi lebih rileks sehingga lebih mudah di palpasi. ,ertama + tama, tin au kembali patokan tulang yang penting pada sendi lutut. Dengan menghadap ke arah sendi lutut, letakkan kedua ibu ari tangan anda pada cekungan aringan lunak di kedua sisi tendon patela. ,ada permukaan medial, gerakan ibu ari tangan ke atas kemudian ke bawah, dan kenali kondilus medialis femur serta tepi atas plateau medialis tibia. !elusuri tendon patela di sebelah distal sampai tuberkulum tibia. !uberkulum adduktor berada di sebelah posterior kondilus medialis femur. Di sebelah lateral tendon patela, kenali kondilus lateralis femur dan plateau lateralis tibia. 5pikondilus medialis dan lateralis femur berada di sebelah lateral kondilus pada saat sendi lutut berada dalam keadaan fleksi. !entukan lokasi patela. $akukan palpasi ligamentum, tepi meniskus, dan bursa sendi lutut dengan memberikan perhatian yang khusus pada setiap daerah dengan nyeri tekan. Rasa nyeri merupakan keluhan utama pada permasalahan sendi lutut, dan penentuan lokasi struktur yang menyebabkan nyeri amat penting untuk menghasilkan e"aluasi yang akurat. ,ada kompartemen patelo femoral, lakukan palpasi tendon patela dan minta pasien mengekstensikan sendi lututnya untuk memastikan apakah tendon tersebut intak. -aat pasien berbaring terlentang dan sendi lututnya diekstensikan, dorong patela ke arah os femur yang ada di bawahnya. )inta pasien mengencangkan m.6uadriceps ketika patela bergerak ke distal dalam sulcus troclearis. ,eriksa apakah ada gerakan meluncur yang lancar 3 patellofemoral grindingtest 4. 1ini lakukan pemeriksaan untuk menilai kompartemen medial dan lateral artikulasio tibio femoralis. 7leksikan sendi lutut pasien hingga suduh 89 9. 1aki pasien harus diletakkan pada me a periksa. $akuakan palpasi ligamentum kolateral medialis 3 A$1)4 yang terdapat diantara epicondilus medialis femur dan os femur. 1emudian lakuakan palpasi ligamentum

kolateral lateralis 3 lkl4 yang mirip tali serta terletak di antara epicondilus lateralis femur dan kaput fibula. $akukan palpasi meniskus medialis dan lateralis disepan ang garis sendil lateral dan medial. ,alpasi meniskus medialis lebih mudah dilakukan ika ostibia berada dalam keadaan rotasi internal. ,erhatikan setiap pembengkakan atau nyeri tekan yang ada. ,erhatikan setiap ton olan tulang yang tidak terartur di sepan ang tepi sendi. .oba untuk meraba setiap penebalan atau pembengkakan pada kafum suprapatela dan di sepan ang sisi patela.mulailah :9 cm diatas margo superior patela dan raba aringan lunak yg ada diantara ibu ari dan ari* ari tangan anda. /erakan tangan anda kedistal dengan langkah* langkah yang progressif seraya mencoba mengenali kafum suprapatela. $an utkan palpasi anda di sepan ang sisi patela. ,erhatikan di setiap nyeri tekan atau perabaan yang lebih hangat nyata dibandingkan pada aringan disekitarnya. ,eriksa ketiga bursa lain untuk menemukan ge ala pembengkakan atau perabaan seperti spons. $akukan palpasi pada bursa prepatelalis serta bursa anserina di sisi posteromedial sendi lutut diantara ligamentum kolateral medialis dan tendon otot yang berinsersi pada plateau medialis libia. ,ada permukaan posterior, dengan tungkai dalam keadaan ekstensi, periksa permukaan media fosa poplitea. 1etiga tes berikut ini akan membantu untuk mendekteksi cairan di dalam sendi lutut !anda ben olan 3untuk efusi ringan4. Dengan sendi lutut dalam keadaan ekstensi, tepatkan tangan kiri tangan anda di atas sendi lutut dan lakukan penekanan pada kafum suprapatela dengan menggeser atau memerah cairan kebawah. $akukan pengurutan kebawah pada permukaan medial sendi lutut dan kemudian lakukan penekanan untuk memaksa cairan berpindah ke daerah lateral. 1euklah sendi lutut tepat dibelakang margo lateral patela dengan menggunakan tnagan kanan. !anda balon3 untuk efusi yang banyak4. !epatkan ibu ari dan ari telun uk tangan kanan anda pada setiap sisi patela,dengan tangan kiri anda, lakukan kompresi kafum suprapatela pada os femor. Rasakan gerakan cairan yang masuk kedalam rongga disebelah rongga patela yang berada di bawah ibu ari dan ari telun uk tangan kanan anda. %aloting patela. &ntuk menilai efusi yang banyak, anda dapat pula menekan kafum suprapatela dan melakukan ballotte atau gerakan mendorng patela dengan tiba*tiba ke arah osfemur. Amati aliran balik cairan efusi kedalam kafum suprapatela. Kisaran gerak dan manuver

/erakan sendi lutut yang utama adalah fleksi, ekstensi,dan rotasi internal serta eksternal. )inta pasien mengfleksikan dan mengekstensikan sendi lututnya saat dia duduk. &ntuk mengecek rotasi internal dan eksternal, minta pasien untuk memutar kakinya ke medial dan lateral. 7leksi dan ekstensi sendi lutut dapat pula dinilai dengan meminta pasien untuk ber ongkok dan berdiri* berikan dukungan ika diperlukan untuk men aga keseimbangan. !eknik untuk memeriksa sendi lutut. $igamentum kolateral medialis 3 $1)4 !es stres abduksi. Dengan pasien berbaring terlentang dan sendi lutut sedikit difleksikan, gerakan paha ke lateral hingga sudut sekitar ;9 9 pada sisi me a periksa. !empatkan satu tangan pada sisi lateral sedikit lutut untuk menstabilakan os femur sementara tangan yang lain memegang daerah di sekitar sisi medial pergelangan kaki. $akukan dorongan ke medial pada sendi lutut sementara pergelangan kaki ditarik ke lateral untuk membuka sendi lutut tersebut pada sisi medialnya 3 stres "algus4. $igamentum kolateral lateralis 3 $1$4 !es stres adduksi. 1ini dengan paha dan sendi lutut berada dalam posisi yang sama, gantilah posisi anda agar anda dapat menempatkan satu tangan pada permukaan medial sendi lutut sementara tangan yang lain berada di sekitar sisi lateral pergelangan kaki. $akukan dorongan ke medial pada sendi lutut sementara pergelangan ditarik ke lateral untuk membuka sendi lutut tersebut pada sisi lateralnya 3 stres "arus4. $igamentum krusiatum anterior 3 $1A4 Anterior drawer sign. -ementara pasien berbaring terlentang, sendi pangkal paha difleksikan dengan sendi lutut difleksikan hingga sudut 89 9 dan telapak kaki diletakkan rata pada me a periksa, tangkupkan kedua tangan anda disekitar sendi lutut dengan kedua ibu ari tangan berada pada sisi medial serta lateral garis sendi dan ari* ari tangan pada insersi medialis serta lateralis otot hamstring. !arik os tibia ke depan diperhatikan apakah tulang tersebut bergeser ke depan 3seperti laci me a4 dari bawah os femur. %andingkan dera at gerakan ke depan itu pada sendi lutut yang lain. !es lachman. !empatkan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dengan sudut :< 9 dan rotasi eksternal. ,egang bagian distal os femur dengan satu tangan

sementara tangan yang lain memegang bagian proksimal os tibia. Dengan ibu ari tangan yang memegang tibial berada pada garis sendi, secara bersamaan gerakan os tibia ke depan dan os femur ke belakang. Nilai dera at penyimpangan ke depan. $igamentum krusiatum posterior3$1,4 ,osterior drawer sign. ,osisikan pasien dan tempatkan kedua tangan anda dalam posisi seperti yang di elaskan pada tes anterior drawer. Dorong os tibia ke posterior dan perhatikan dera at gerakan ke belakang pada os femur. )edialis dan meniscus lateralis !es mcmurray. #ika bunyi klik terasa atau terdengar pada garis sendi ketika sendi lutut difleksikan dan diekstensikan, atau bila terdapat nyeri tekan disepan ang garis sendi maka lakukan pemeriksaan lebih lan ut terhadap kondisi meniscus untuk menemukan ruptura posterior. Dengan pasien berbaring terlentang, pegang tumitnya dan fleksikan sendi lututnya. !angkupkan tangan anda yang lain pada sendi lutut pasien dengan ari* ari tangan dan ibu ari berada disepan ang sisi medial dan lateral garis sendi. ,ada tumit, lakukan rotasi internal dan eksternal tungkai bawah. 1emudian, dorong pada sisi lateral untuk memberikan stres "algus disisi medial sendi tersebut. ,ada saat yang sama, lakukan rotasi eksternal tungkai tersebut, dan dengan perlahan ekstensikan tungkai ini. $akukan palpasi muskulus gastroknemius dan soleus pada permukaan posterior tungkai bawah. !endon dari kedua otot tersebut, yaitu tendon achilles, dapat diraba dari sekitar sepertiga bawah betis hingga insersinya pada os kalkaneus. &ntuk memeriksa keutuhan tendon achilles, tempatkan pasien dalam posisi berbaring terlungkup dengan sendi lutut dan pergelangan kaki difleksikan pada sudut 89 9, atau sebagai alternatif lain, minta pasien berlutut pada kursi. ,i at betisnya dan perhatikan fleksi plantaris yang ter adi pada sendi pergelangan kaki. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah tepi a. Laju Endap Darah Nilai Rujukan

Dewasa2 Metode Westergen2 ,ria2 =<9 tahun2 9*:< mm' am. >anita2 =<9 tahun2 9*?9 mm' am. ,ria2 @<9 tahun2 9*?9 mm' am. >anita2 @<92 9*;9 mm' am. Metode Wintrobe2 ,ria2 9*8 mm' am. >anita2 9*:< mm' am. Anak2 bayi baru lahir2 9*? mm' amA B*:B tahun2 9*:9 mm' am. Deskripsi $a u endap darah adalah la u sel darah merah menetap dalam darah yang belum membeku, dengan satuan milimeter per am 3mm' am4. $5D merupakan u i yang tidak spesifik. $a u dapat meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan aringan 3nekrosis4, reumatoid, penyakit kolagen, malignansi dan kondisi stres fisiologis 3mis., kehamilan4. %agi sebagian ahli hematologi, nilai $5D tidak andalkarena ini bukanlah u i spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang dapat menyebabkan temuan tidak akurat. & i protein .*reaktif 3.R,4 dipertimbangkan lebih berguna daripada $5D karena kenaikan kadar $5D karena kenaikan kadar .R, ter adi lebih cepat selama proses inflamasi akut, dan lebih cepat uga kembali ke kadar normal daripada $5D. Namun, beberapa dokter masih mengharuskan u i $5D bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti per alanan penyakit. #ika kadar $5D meningkat, u i laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidentifikasi dengan tepat masalah klinis yang muncul. Tujuan &ntuk membandingkan temuan u i laboratorium yang lain guna mendiagnosis kondisi inflamasi Masalah Klinis ,enurunan kadar2 ,olisitemia "era, .C7, anemia sel sabit, mononukleosis infeksius, defisiensi faktor D, artritis degeneratif, angina pektoris. ,engaruh obat2 5tambutol, kinin, salisilat, kortison, prednison. ,eningkatan kadar2 AR, demam reumatik, ).( akut, kanker, penyakit Codgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepattis, sirosis hepatis, penyakit inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, -$5, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, dan kehamilan. ,engaruh obat 2 DeEtran, metildopa, metilsergid, penisilamin, prokainamid, teofiln, kontrasepsi oral, "itamin A. 1aitkan peningkatan $5D akibat masalah klinis dengan obat yang dikonsumsi. $5D merupakan u i yang tidak spesifik, tetapi dapat mengindikasikan ter adinya proses inflamasi.

#awab pertanyaan klien tentang signifikansi peningkatan $5D. #awabannya bisa sa a bahwa u i laboratorium lain biasanya dilakukan bersama degan $5D, untuk membuatdiagnosis yang adekuat mengenai masalah klinis yang muncul.

Pr sedur 1umpulkan F ml darah "ena dalam tabung tertutup lembayung. -impan spesimen dalam posisi "ertikal. %awa segera spesimen darah ke laboratorium. !abung tidak boleh berada dalam posisi tegak karena $5D dapat meningkat. #ika spesimen darah disimpan dalam lemari pendingin, sebelum diu i spesimen harus dibiarkan hingga kembali ke suhu ruangan. !idak ada pembatasan asupan makanan dan minuman !angguhkan pengobatan yang dapat menyebabkan temuan positif keliru selama ?B am sebelum pengu ian atas persetu uan pemberi layanan kesehatan. !akt r "ang Mempengaruhi Temuan La# rat rium 7aktor yang meningkatkan $5D*kehamilan 3trimester kedua dan ketiga4A menstruasiA obatA keberadaan kolesterol, fibrinogen, dan globulin. 7aktor yang mengurangi $5D2 bayi baru lahir 3penurunan kadar fibrinogen4A obatA gula darah tinggiA albumin serum dan fosfolipid serum. #. $RP %Pr tein $&reaktif' Nilai Rujukan Dewasa2 biasanya tidak ada2 1ualitatif2 titer@:2?Gpositif. 1uantitatif2 ?9 mg'dl. N (igh )ensitivit" $RP Dewasa2 =9,:F< mg'l. Deskripsi ,rotein .*reaktif bersirkulasi dalam darah selama H sampai :9 am setelah proses inflamasi akut dan destruksi aringan, dan kadarnya memuncak dalam BI sampai F? am. .R, merupakan u i nonspesifik untuk alasan diagnostik yang serupa dengan alasan dilakukannya u i la u endap darah, tetapi keberadaan .R, mendahului peningkatan $5D selama inflamasi dan nekrosis, kemudian segera kembali pada keadaan normalnya. .R, serum uga dapat ditemukan pada sebagian besar cairan tubuh. & i .R, digunakan untuk memantau fase inflamasi akut pada artritis reumatoid 3AR4 dan demam reumatik sehingga pengobatan dini dapat dimulai sebelum ter adi kerusakan aringan yang progresif. 1adar .R, meningkat selama infeksi bakteri, tetapi tidak pada infeksi "irus.

N High Sensitivity CRP (hs CRP) merupakan u i yang sangat sensitif untuk mendeteksi risiko penyakit kardio"askular dan "askular perifer. & i ini sering dilakukan bersamaan dengan skrining kolesterol. -ekitar sepertiga penduduk yang mengalami serangan antung, memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah normal. Cs .R, yang positif menun ukkan bahwa klien berisiko tinggi mengalami penyakit arteri koroner . & i ini dapat mendeteksi proses inflamasi, yang ter adi akibat pembentukan plak dalam sistem pembuluh arteri, terutama arteri koroner. Nilai hs .R, positif auh lebih rendah daripada nilai standar .R, serum sehingga u i ini men adi lebih berguna memprediksi penyakit antung koroner. Tujuan &ntuk mengaitkan peningkatan titer .R, dengan proses inflamasi akut. &ntuk mendeteksi risiko penyakit antung koroner 3hs .R,4. &ntuk membandingkan temuan u i ini dengan temuan u i laboratorium yang lain. 1adar normal2 supresi obat2 steroid, salisilat. ,eningkatan kadar2 AR, demam reumatik, ).( akut, penyakit "askular perifer pada otak, gin al dan ekstremitas, kanker 3payudara dan metastasisnya4, penyakit inflamasi usus, penyakit hodgkin, -$5, infeksi bakterial, masa kehamilan trimester akhir, alat kontrasepsi intrauterus. Pengaruh obat2 kontrasepsi oral. 1enali bahwa peningkatan kadar .R, serum berhubungan dengan proses inflamasi aktif dan destruksi 3nekrosis4 aringan. & i .R, merupakan u i yang tidak spesifik, tetapi kadarnya meningkat selama demam reumatik akut, AR, dan ).( akut. 1a i untuk menemukan tanda dan ge ala proses inflamasi akut, mis., nyri dan pembengkakan pada persendian, panas, kemerahan, atau penigkatan suhu tubuh. %eri tahu pemberi layanan kesehatan tentang kekambuhan inflamasi akut. ,emberi layanan kesehatan mungkin akan menyarankan pelaksanaan u i .R, serum atau kadar hs .R, serum. 1a i untuk menemukan tanda dan ge ala nyeri dada yang mungkin disebabkan oleh penyakit antung koroner. ,antau temuan kadar .R, serum. #ika titernya menurun, berarti klien merespons terapi yang diberikan, dan'atau fase akutnya mereda. !iter .R, dapat dibandingkan dengan $5D. 1adar .R, serum akan meningkat, dan kembali ke kadar normallebih cepat dibandingkan $5D.

Masalah Klinis

%andingkan kadar hs .R, serum dengan temuan pemeriksaan kolesterol dan lipoprotein serum. ,eningkatan kadar hs .R, serum dan profil kolesterol serum menun ukkan bahwa klien berisiko tinggi terkena penyakit arteri koroner.

Pr sedur 1umpulkan ; sampai < ml darah "ena dalam tabung merah. Cindari panas karena .R, termo*labil. #aga agar klien tetap dalam keadaan puasa selama I sampai :? am sebelum u i dilakukan, tetapi minum air tetap boleh dilakukan. 1ebi akan di laboratorium tentang status puasa dapat beragam dan harus dipastikan. !akt r "ang Mempengaruhi Temuan La# rat rium 1ehamilan 3trimester ketiga4 dapat meningkatkan kadar .R,. ,emakaian alat kontraseptif per oral dan kontraseptif intrauterus dapat meningkatkan kadar .R,. Pemeriksaan ser l gi a. Anti# di antinuklir %antinu*lear anti# dies+ ANA' Nilai rujukan Dewasa 2 Negatif pada pengenceran :2?9 Deskripsi ,engu ian antibodi antinuklir ini merupakan u i skrining yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit sendi lainnya. & i ANA merupakan imunoglobin 3(g), (g/, (gA4 yang bereaksi dengan bagian inti leukosit. Casil reaksi tersebut membentuk antibodi yang merupakan lawan dari asam deoksiribonuleat 3DNA4, asam ribonukleat 3RNA4, dan sebagainya. Dua ANA, yaitu anti*DNA dan anti*D*nukleoprotein 3anti*DN,4, dan sebagainya, hampir selalu ditemukan pada penderita -$5. !emuan anti*DNA akan berfluktuasi bergantung pada proses penyakit ini, yang disertai dengan remisi dan eksaserbasi. Anti*DNA secara normal 38<J4 dapat ditemukan pada penderita nefritis lupus. 1adar total ANA uga dapat meningkat pada penyakit skleroderma, artritis reumatoid, sirosis, leukemia, mononukleosis infeksius, dan malignansi. &ntuk mendiagnosa lupus, temuan pengu ian lainnya saat mendiagnosis lupus, temuan pengu ian ANA harus dibandingkan dengan temuan pengu ian lupus lainnya. Tujuan &ntuk membandingkan temuan pengu ian ANA dengan temuan pengu ian lainnya saat mendiagnosis -$5 atau penyakit kolagen lainnya.

Masalah Klinis ,eningkatan * ,ositif %,:2?94 2 -$5 3penyebab paling sering4, sklerosis sistemik progresif, skleroderma, leukemia, artritis reumattoid, sirosis hati, mononukleosis infeksius, miasenia gra"is, malignansi. Pengaruh obat 2 antibiotik, antihipertensif, metildopa, antiK!%, isoniaLid, diuretik, kontrasepsi oral dan prokainamid. Pr sedur 1umpulkan ; sampai < ml darah "ena dalam tabung bertutup merah. %awa segera sampel ke laboratorium. !idak ada pembatasan asupan makanan atau minuman .atat obat yang dikonsumsi klien 3 untuk hindari hasil positif palsu4

!akt r "ang Mempengaruhi (asil La# rat rium 0bat tertentu yang menyebabkan temuan positif palsu ,roses penuaan dapat menyebabkan peningkatan positif titer ANA yang sedikit.

#. !akt r Reumat id Nilai rujukan Dewasa2 =:2?9 titerA =:2B9 penyakit inflamasi kronisA :2?9*:2I9 positif untuk keadaan artritis reumatoid dan penyakit lainA @:2I9 positif untuk artritis reumatoid. Deskripsi & i faktor reumatoid 3R74 adalah u i skrining yang digunakan untuk mendeteksi antibodi 3(g), (g/, atau (gA4, yang ditemukan di dalam serum klien yang menderita RA. R7 ditemukan pada <;J sampai 8BJ 3rata*rata FHJ4 klien penderita artritis reumatoid, dan ika u i ini negatif, u i tersebut harus diulang. & i R7 dapat ditemukan positif pada berbagai penyakit kolagen. & i R7 tidak boleh digunakan untuk memantau tahap pengobatan lan ut RA karena temuan u i R7 sering didapati tetap positif, walaupun pemulihan klinis telah tercapai. -elain itu, uga diperlukan waktu kira* kira H bulan untuk peningkatan titer yang signifikan. &ntuk mendiagnosis dan menge"aluasi RA, sering pula dilakukan u i ANA dan u i aglutinasi protein .*reaktif. Tujuan &ntuk skrining terhadap antibodi (g), (g/, atau (gA yang ada dalam tubuh klien, yang kemungkinan menderita reumatoid artritis. &ntuk membantu mendiagnosa reumatoid artritis &ntuk membandingkan hasil u i dalam kaitannya dengan u i laboratorium lainnya, guna mendiagnosis artritis reumatoid.

Masalah Klinis ,eningkatan kadar 2 Artritis reumatoid, lupus eritematosus, dermatomiositis, skleroderma, mononukleosis infeksius, tuberkulosis, leukemia, sarkoidosis, sirosis hati, hepatitis, sifilis, infeksi kronis, lansia. 1aitkan peningkatan titer R7 dengan masalah klinis. Nilai titer yang lebih besar dari :2I9 cenderung ter adi akibat artritis reumatoid. Nilai titer di antara :2?9 dan :2I9 dapat berhubungan dengan lupus, skleroderma, atau sirosis hati. ,ertimbangkan usia klien ika nilai R7 ditemukan sedikit meningkat. )emang dapat ter adi sedikit peningkatan titer pada lansia walaupun lansia tersebut tidak menun ukkan ge ala klinis artritis reumatoid. 1asus artritis reumatoid pada anak, hanya :9J dari anak yang menun ukkan titer positif. 1a i untuk menemukan nyeri pada sendi kecil tangan dan kaki 3terutama sendi interphalangeal proksimal4, suatu tanda yang merupakan indikasi reumatoid stadium awal. Pr sedur 1umpulkan ; sampai < ml darah "ena dalam tabung tutup merah. !idak terdapat pembatasan asupan makanan atau cairan

!akt r "ang Mempengatuhi Temuan La# rat rium Casil u i R7 positif sering tetap didapati positif, tanpa memedulikan apakah telah ter adi pemulihan klinis. Casil u i R7 dapat positif pada berbagai masalah klinis 3mis., penyakit kolagen, kanker, sirosis hati4. $ansia dapat mengalami peningkatan titer R7, tanpa menderita penyakit apa pun. Akibat keanekaragaman dalam sensiti"itas dan spesifitas u i skrining ini, temuan positif harus diintepretasikan berdasarkan bukti yang terdapat dalam status klinis klien. Pemeriksaan Radi l gi .iri khas yang sering terlihat pada gambaran radiogram osteoarthritis adalah penyempitan ruang sendi. 1eadaan ini ter adi karena rawan sendi menyusut. ,ada sendi lutut penyempitan ruang sendi dapat ter adi pada salah satu kompartemen sa a. -elain ditemukannya penyempitan sendi uga bisa ter adi peningkatan densitas tulang di sekitar

sendi. 0steofit 3spur4 bisa terlihat pada aspek marginal dari sendi. 1adangkala terlihat perubahan + perubahan kistik dalam berbagai ukuran. %eratnya perubahan pada sendi yang terlihat secara radiografis dapat tidak berhubungan dengan ge ala*ge ala yang ada. %ukti radiologis osteoarthritis dapat ditemukan pada hampir I<J pasien yang berusia diatas F< tahun, sedangkan pasien yang mengeluh nyeri dan kaku sendi presentasenya auh lebih rendah. Radiogram khusus dapat membantu untuk menge"aluasi osteoarthritis. Radiogram sendi lutut yang sedang memikul beban tubuh dapat memberi gambaran yang lebih baik tentang efek penyakit bila dibandingkan dengan gambaran sendi yang tidak sedang memikul beban tubuh. 0steoarthritis bukan suatu penyakit simetris,sehingga pembuatan gambar radiogram sendi kontralateral akan dapat membantu. ,ada sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena osteoartritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostik yang lebih canggih. /ambaran Radiologi 2 A. 7oto kon"ensional lutut posisi A, ,ada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostik. /ambaran radiologi sendi yang menyokong diagnosis 0A adalah2 * ,enyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago * ,eningkatan densitas 3sclerosis4 tulang subkondral. * 1ista tulang * 0steofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal. * ,erubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan. 1emudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu2 * )eningkatnya gambaran ta i 3spur4. * Adanya tanda destruksi kartilago. * )eningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi. * 1ecenderungan untuk mengadakan subluksasi. * ,erubahan bentuk osteofit dari ta i men adi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari tulang. %. 7oto sendi interfalangeal proksimal dan distal !ampak gambaran Nodus Ceberden pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan nodus %ouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan wanita

dengan osteoarthriis primer. Nodus Ceberden kadang*kandang tanpa rasa nyeri dan kekakuan sendi ari* ari tangan. ,ada stadium lan ut disertai dengan de"iasi ari ke lateral. .. 7oto Dertebra -er"ikal dan !orakal*$umbal !ampak adanya penyempitan ruangan inter"ertebralis serta adanya osteofit. D. Densitometri %one density scanning atau uga disebut dual energi E*ray absorptiometry 3DMA4 atau tulang Densitometry, adalah bentuk yang disempurnakan sinar*E teknologi yang digunakan untuk mengukur kehilangan massa tulang.DMA adalah standar yang digunakan untuk mengukur densitas mineral tulang saat ini. DMA yang paling sering digunakan untuk mendiagnosa osteoporosis, suatu kondisi yang sering menyerang wanita setelah menopause, tetapi uga dapat ditemukan pada pria. 0steoporosis melibatkan hilangnya bertahap kalsium, serta perubahan* perubahan struktural, yang menyebabkan tulang men adi lebih tipis, lebih rapuh dan lebih mungkin untuk istirahat. DMA uga efektif dalam pelacakan efek pengobatan untuk osteoporosis dan kondisi lain yang menyebabkan hilangnya kepadatan tulang. Carus diingat bahwa pada awal penyakit, radiografi sendi seringkali masih normal. ,emeriksaan penginderaan dan radiografi sendi lain2 N ,emeriksaan radiografi sendi lain atau penginderaan magnetik mungkin diperlukan pada atau genetic seperti alkaptonuria, oochronosis, displasia epifisis, beberapa keadaan tertentu. %ila osteoartritis pada pasien dicurigai berkaitan dengan penyakit metabolic hiperparatiroidisme, penyakit ,aget atau hemokromatosis 3terutama pemeriksaan radiografi pada tengkorak dan tulang belakang4. N N Radiografi sendi lain perlu dipertimbangkan uga pada pasien yang mempunyai keluhan ,asien*pasien yang dicurigai mempunyai penyakit*penyakit yang meskipun arang tetapi banyak sendi 3osteoartritis generalisata4. berat 3osteonekrosis, neuropati .harcot,pig*mented sinovitis) perlu pemeriksaan yang lebih mendalam. &ntuk diagnosis pasti penyakit*penyakit tersebut seringkali diperlukan pemeriksaan lain yang lebih canggih seperti sidikan tulang, penginderaan dengan resonansi magnetic 3)R(4, artroskopi dan artrografi. N ,emeriksaan lebih lan ut 3khususnya )R(4 dan mielografi mungkin uga diperlukan pada pasien dengan 0A tulang belakang untuk menetapkan sebab*sebab ge ala dan keluhan* keluhan kompres, radikular atau medulla spinalis.

- rking Diagn sis 0steoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. ,enyakit ini bersifat kronik, ber alan progesif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. 7actor + factor genetic memainkan peranan pada beberapa bentuk osteoarthritis. ,erkembangan osteoarthritis sendi*sendi interfalang distal tangan dipengaruhi enis kelamin dan lebih dominan pada perempuan. Nodus heberdens :9 kali lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki + laki. Cormone seks dan factor +faktor hormonal lain uga kelihatannya berkaitan dengan perkembangan osteoarthritis. Cubungan antara estrogen dengan pembentukan tulang dan pre"alensi osteoarthritis pada perempuan menun ukkan bahwa hormone memainkan peranan aktif dalam perkembangan dan progresi"itas penyakit ini. -endi yang paling sering terserang oleh osteoarthritis adlah sendi + sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, "ertebra lumbal dan ser"ikal, dan sendi + sendi pada ari. /ambaran osteoarthritis yang khas adalah lebih seringnya keterlibatan sendi falang distal dan proksimal, sementara sendi metakarpofalangeal biasanya tidak terserang. ,ada arthritis rematoid, sendi falang proksimal dan sendi metacarpal keduanya terserang, namun sendi interfalang distal tidak terlibat. 0steoratritis terutama menyebabkan perubahan + perubahan biomekanika dan biokimia di dalam sendiA penyakit ini bukan suatu gangguan perdangan. Namun, seringkali perubahan + perubahan di dalam sendi ini disertai oleh sino"itis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman. -elain dari enis osteoarthritis yang laLim, ada beberapa "arian lain. 0steoarthritis generalisata primer berbeda dalam hal adanya peningkatan banyaknya dan beratnya sendi* sendi yang terserang. 0steoarthritis peradang erosi"e terutama menyerang sendi pada ari + ari dan berhubungan dengan episode peradangan akut yang menimbulkan deformitas dan alkilosis. Cyperostosis alkilosis menimbulkan penulangan "ertebra. 0steoartrits sekunder ter adi sebagai konsekuensi dari beberapa penyakit lain seperti arthritis rematoid dan gout.

Diferrential Diagn sis .. Remat id Arthritis Reaksi autoimun dalam aringan sino"ial yang melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enLim + enLim dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga ter adi edema proliferasi membran sino"ial dan akhirnya membentuk pannus. ,annus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi

/. 0 ut !erdapat empat tahap per alanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati. !ahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Nilai normal asam urat serum pada laki + laki adalah <,: O* :,9 mg'dl, dan pada perempuan adalah B,9O* :,9 mg'dl. Nilai + nilai ini meningkat sampai 8*:9 mg'dl pada seseorang dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menun ukkan ge ala + ge ala selain peningkatan asam urat serum. Canya ?9J dari pasien hiperurisemia asimtomatik yang berlan ut men adi serangan gout akut. !ahapan kedua adalah arthritis gout akut. ,ada tahap ini ter adi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu ari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Arthritis bersifat monoartikular dan menun ukkan tanda + tanda peradangan local. )ungkin terdapat demam dan peningkatan umlah leukosit. -erangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat + obatan, alcohol, atau stress emosional. !ahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera.sendi + sendi lain dapat terserang, termasuk sendi ari tangan lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku. -erangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu :9 sampai :B hari. ,erkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai berikut. )ula + mula ter adi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh. -elan utnya diikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling sendi + sendi. )ekanisme ter adinya kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum

elas dimengerti. -erangan gout seringkali ter adi sesudah trauma local atau rupture tofi 3 timbunan natrium urat4, yang mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi asam urat local. !ubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga ter adi pengendapan asam urat diluar serum. 1ristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout. 1ristal + 1ristal asam urat memicu respons fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan 1ristal + 1ristal asam urat dan memicu mekanisme peradangan lainnya. Respons peradangan ini dapat dipengaruhi lokasi dan banyaknya timbunan 1ristal asam urat. Reaksi peradangan dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan 1ristal serum. !ahap ketiga setelah serangan gout akut, adalah tahap interkritis. !idak terdapat ge ala + ge ala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. 1ebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari : tahun ika tidak diobati. !ahap keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang terus bertambah dalam beberapa tahun ika pengobatan tidak dimulai. ,eradangan kronik akibat 1ristal + 1ristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, uga pembesaran dan penon olan sendi yang bengkak. -erangan akut arthritis gout dapat ter adi dalam tahap ini. !ofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas relati"e asam urat. Awitan dan ukuran tofi secara proporsional munkin berkaitan dengan kadar asam urat serum. %ursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat + tempat yang sering dihinggapi tofi. -ecara klinis tofi ini mungkin sulit dibedakan dengan nodul rematik. ,ada masa kini tofi arang terlihat dan akan menghilang dengan terapi yang tepat. 1. )istemik Lupus Eritremat sus Systemic lupus erytematosus 3-$54 atau lupus eritematosus sistemik 3$5-4 adalah penyakit radang atau inflamasi multisistem yang penyebabnya diduga karena adanya perubahan sistem imun. -$5 termasuk penyakit collagen-vascular yaitu suatu kelompok penyakit yang melibatkan sistem muskuloskeletal, kulit, dan pembuluh darah yang mempunyai banyak manifestasi klinik sehingga diperlukan pengobatan yang kompleks. Eti l gi -elama ini 0A sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses ketuaan yang tidak dapat dihindari. ,ara pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat bahwa 0A

ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum elas dikelahui. #e as mekanis dan kimiawi pada sino"ial sendi yang ter adi multifaktorial antara lain karena faktor umur, stres mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik, obesitas, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. #e as mekanis dan kimiawi ini diduga merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan sino"ial sendi yang mengakibatkan ter adi inflamasi sendi, kerusakan khondrosit dan nyeri. 0steoartritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai kompensasi perbaikan (repair). 0sieoartritis ter adi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi. %eberapa penelitian membuktikan bahwa rawan sendi teryata dapat melakukan perbaikan sendiri dimana khondrosit akan mengalami replikasi dan memproduksi matriks baru. ,roses perbaikan ini dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan suatu polipeptida yang mengontrol proliferasi sel dan membantu komunikasi antar sel. 7aktor ini menginduksi khondrosit untuk mensintesis asam deoksiribonukleat 3DNA4 dan protein seperti kolagen serta proteoglikan. 7aktor pertumbuhan yang berperanadalah Insulin like (# "-I), gro!th hormon, $ransforming ro!th "actor ro!th "actor b ($ "-b) dan %oloni Stimulating

"actors (%S"s)& 7aktor pertumbuhan seperti (/7*: memegang peranan penling dalam proses perbaikan rawan sendi. ,ada keadaan inflamasi, sel men adi kurang sensilif terhadap efek (/7*:. 7aktor pertumbuhan !/7*P mempunyai efek multipel pada matriks kartilago yaitu merangsang sintesis kolagen dan proteoglikan serta menekan stromelisin, yaitu enLym yang mendegradasi proteoglikan, meningkatkan produksi prostaglandin 5? 3,/5?4 dan melawan efek inhibisi sintesis ,/5? oleh interleukin*: 3($*l4. Cormon lain yang mempengaruhi sintesis komponen kartilago adalah testosteron, P*estradiol, Platelet 'erivat (P' "), ftbroblast gro!th factor dan kalsitonin. ,eningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabolisme rawan sendi. 1elebihan produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali suatu respons imun yang menyebabkan inflamasi sendi. Rerata perbandingan antara sintesis dan pemecahan matriks rawan sendi pada pasien 0A kenyataannya lebih rendah dibanding normal yaitu 9.?8 dibanding :. ro!th "actor

,ada rawan sendi pasien 0A uga ter adi proses peningkatan akti"itas fibrinogenik dan penurunan akti"itas fibrinolitik. ,roses ini menyebabkan ter adinya penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan ter adinya iskemia dan nekrosis aringan subkhondral tersebut. (ni mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan interleukin yang selan utnya menimbulkan bone angina lewat subkhondral yang dikelahui mengandung u ung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. ,enyebab rasa sakit itu dapat uga berupa akibat dari dilepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi , peregangan tendo atau ligamentum serta spasmus otot*otot ekstra artikuler akibat ker a yang berlebihan. -akit pada sendi uga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan "ena intrameduler akibat stasis "ena intrameduler karena proses remodelling pada trabekula dan subkhondrial. ,eran makrofag di dalam cairan sendi uga penting, yaitu apabila dirangsang oleh e as mekanis, material asing hasil nekrosis aringan atau .-7s, akan memproduksi sitokin acti"ator plasminogen 3,A4 yang disebut katabolin. -itokin tersebut adalah ($*:, ($*H, !N7 Q dan P, dan interferon 3(7N4 Q dan t 3)oskowitL, :889A ,elletier, :889A Dingle, :88:4. -itokin*sitokin ini akan merangsang khondrosit melalui reseptor permukaan spesifik untuk memproduksi .-7s yang sebaliknya akan mempengaruhi monosit dan ,A untuk mendegradasi rawan sendi secara langsung. ,asien 0A mempunyai kadar ,A yang tinggi pada cairan sendinya. -itokin ini uga mempercepat resorpsi matriks rawan sendi. (nterleukin*: mempunyai efek multipel pada sel cairan sendi, yaitu meningkatkan sintesis enLim yang mendegradasi rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa, menghambat proses sintesis dan perbaikan normal khondrosit. ,ada percobaan binatang ternyata pemberian human recombinant ($*: a sebesar 9,9: ng dapat menghambat sintesis glukoaminoglikan sebanyak <9J pada hewan normal. 1hondrosit pasien 0A mempunyai reseptor ($*: ? kali lipat lebih banyak dibanding indi"idu normal dan khondrosit sendiri dapat memproduksi ($*: secara lokal. 7aktor pertumbuhan dan sitokin tampaknya mempunyai pengaruh yang berlawanan selama perkembangan 0A. -itokin cenderung merangsang degradasi komponen matriks rawan sendi, sebaliknya faktor pertumbuhan merangsang sintesis, padahal (/7*: pasien 0A lebih rendah dibandingkan indi"idu normal pada umur yang sama. ,ercobaan pada kelinci membuktikan bahwa puncak akti"itas sintesis ter adi setelah :9 hari perangsangan dan kembali normal setelah ;*B minggu.

Pat fisi l gi /ambaran klinis osteoarthritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban. Nyeri tumpul ini berkurang bila pasien beristirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh. Dapat pula ter adi kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah sendi digerakkan. 1ekakuan pada pagi hari, ika ter adi, biasanya hanya bertahan selama beberapa menit, bila dibandingkan dengan kekakuan sendi dipagi hari yang disebabkan arthritis rematoid yang lebih lama. -pasme otot atau tekanan tekanan pada saraf di daerah sendi yang terganggu adalah sumber nyeri. /ambaran lainnya adalah keterbatasan dalam gerakan 3terutama tidak dapat berekstensi penuh4, nyeri tekan local, pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi. ,erubahan yang khas ter adi pada tangan. Nodus heberden atau pembesaran tulang sendi interfalang distal sering di umpai. Nodus bauchard lebih arang ditemukan, yaitu pembesaran tulang sendi interfalangs proksimal. ,erubahan yang khas uga terlihat pada tulang belakang, yang akan men adi nyeri, kaku, dan mengalami keterbatasan dalam gerak 3R0)4. ,ertumbuhan tulang yang berlebihan atau spur dapat mengiritasi radiks yang keluar dari tulang "ertebra. Cal ini akan menyebabkan ter adinya perubahan neuromuscular, seperti nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerak. Ada beberapa orang yang mengeluh sakit kepala sebagai akibat langsung dari osteoarthritis pada tulang belakang bagian leher. Penatalaksanaan .. n nmedika ment sa * !erapi 7isik dan Rehabilitasi !erapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. * ,enurunan %erat %adan %erat badan yang berlebihan ternyata merupakan faktor yang akan memperberat penyakit 0A. 0leh karenanya berat badan hams selalu di aga agar tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin mendekati berat badan ideal. /. Medika Ment sa * Analgesik 0ral Non 0piat

,ada umumnya pasien telah mencoba untuk mengobati sendiri penyakitnya, terutama dalam hal mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. %anyak sekali obat*obatan yang di ual bebas yang mampu mengurangi rasa sakit. ,ada umumnya pasien mengetahui hal ini dari iklan pada media masa, baik cetak 3koran4, radio maupun tele"isi. * Analgesik !opikal Analgesik topikal dengan mudah dapat kita dapatkan dipasaran dan banyak sekali yang di ual bebas. ,ada umumnya pasien telah mencoba terapi dengan cara ini, sebelum memakai obat*obatan peroral lainnya. * 0bat Anti (nflamasi Non -teroid 3/A(N-4. Apabila dengan cara*cara tersebut di atas tidak berhasil, pada umumnya pasien mulai datang kedokter. Dalam hal seperti ini kita pikirkan untuk pemberian /A(N-, oleh karena obat gologan ini di samping mempunyai efek analgetik uga mempunyai efek anti inflamasi. 0leh karena pasien 0A kebanyakan usia lan ut, maka pemberian obat*obatan enis ini harus sangat berhati*hati. #adi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan cara pemakaian yang sederhana, di samping itu penga""asan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping selalu harus dilakukan. - %hondroprotective (agent& Rang dimaksud dengan %hondroprotective agent adalah obat*obatan yang dapat men aga atau merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien 0A. -ebagian peneliti menggolongkan obat*obatan tersebut dalam Slo! (cting (nd )steoarthritis 'rugs 3-AA0Ds4 atau 'isease Modifying (nti )steoarthritis 'rugs 3D)A0Ds4. -ampai saat ini yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah 2 tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosarninoglikan, "itamin*., superoEide desmutase dan sebagaimya. N !etrasiklin dan deri"atnya mempunyai kemampuan untuk menghambat ker a enLim )), dengan cara menghambatnya. -alah satu contoh adalah doEycycline, sayangnya obat ini baru dipakai pada hewan dan belum dipakai pada manusia. N Asam hialuronat disebut uga sebagai viscosupplement oleh karena salah satu manfaat obat ini adalah dapat memperbaiki "iskositas cairan sino"ial, obat ini diberikan secara intra* artikuler. Asam hialuronat temyata memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan. Di samping itu pada binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi inflamasi pada sino"ium, menghambat angiogenesis dan khemotaksis sel*sel inflamasi.

/likosaminoglikan, dapat menghambat se umlah enLim yang berperan dalam proses

degradasi tulang rawan, antara lain2 hialuronidase, pro*tease, elastase dan cathepsin %: in "itro dan uga merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi manusia. Dari penelitian Re holec tahun :8IF pemakaian glikosarninoglikan selama < tahun dapat memberikan perbaikan dalam rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan am ker a 3mangkir4, yang secara statistikbermakna. #uga dilaporkan pada pemeriksaan radiologis menun ukkan progresi"itas kerusakan tulang rawan yang menurun dibandingkan dengan kontrol. N 1ondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada aringan kelompok "ertebrata, dan terutama terdapat pada matriks ekstraselular sekelihng sel. -alah satu aringan yang mengandung kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi dan Lat ini merupakan bagian dari proteoglikan. )enurut Cardingham 3:88I4, tulang rawan sendi, terdiri dari ?J sel dan 8IJ matriks ekstraselular yang terdiri dari kolagen dan proteoglikan. )atriks ini membentuk satu struktur yang utuh sehingga mampu menerima beban tubuh. ,ada penyakit sendi degeneratif seperti 0A ter adi kerusakan tulang rawan sendi dan salah satu penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya proteoglikan pada tulang rawan tersebut )enurut penelitian &ebelhart dkk 3:88I4 pemberian kondroitin sulfat pada kasus 0A mempunyai efek protektif terhadap ter adinya kerusakan tulang rawan sendi. -edangkan Ronca dkk 3:88I4 telah mengambil kesimpulan dalam penelitiannya tentang kondroitin sulfat sebagai berikut2 efekti"itas kondroitin sulfat pada pasien 0A mungkin melalui ; mekanisme utama, yaitu 2 :4 anti inflamasiA ?4 efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikanA ;4 anti* degradatif melalui hambatan enLim proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif. N N Ditamin ., dalam penelitian temyata dapat menghambat akti"itas enLim lisoLim. ,ada -uperoEide Dismutase, dapat di umpai pada setiap sel mamalia dan mempunyai pengamatan temyata "itamin . mempunyai manfaat dalam terapi 0A. 37ife S %randt, :88?4 kemampuan untuk menghilangkan superoEide dan hydroEil radicals& -ecara in "itro, radikal superoEide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen peroEyde dapat merusak kondrosit secara langsung. Dalam percobaan klinis dilaporkan bahwa pemberian superoEide dismutase ini dapat mengurangi keluhan*keluhan pada pasien 0A. N -teroid intra*artikuler, pada penyakit artritis reumatoid menun ukkan hasil yang baik. 1e adian inflamasi kadang*kadang di umpai pada pasien 0A, oleh karena itu kortikosteroid intra artikuler telah dipakpi dan mampu mengurangi rasa sakit, walaupun hanya oalam waktu

yang singkat. ,enelitian selan utnya tidak menun ukkan keuntungan yang nyata pada pasien 0A, sehingga pemakaiannya dalam hal ini masih kontro"ersial. Pr gn sis &mumnya baik, sebaian besar nyeri dapat diatasi dengan obat*obat konser"atif. Canya kasus* kasus berat yang memerlukan operasi.

Daftar Pustaka
1. Soeroso J, Isbagio H, Handono H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyo adi B, Al!i I, Simadibrata "#, Setiati S, editor. Bu$u a%ar ilmu &enya$it dalam. 'disi $e().Ja$arta: Pusat Penerbitan Ilmu Penya$it Dalam *a$ultas #edo$teran +ni,ersitas Indonesia,-../. .1-.0(1.

You might also like