You are on page 1of 9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah komunikasi yang selalu mengundang pertikaian, percintaan, bahkan

persahabatan. Komunikasi diibaratkan seperti pedang bermata dua, bisa membuat orang tersenyum bahagia dan dapat membuat orang kesal dan marah. makalah ini bertujuan untuk membicarakan komunikasi, khusunya tentang komunikasi konseling. Komunikasi itu, dimana kita mencari suatu solusi dengan seorang pakar / orang yang lebih ahli daripada dirinya. Karena tujuan dari komunikasi konseling sendiri adalah untuk mendapatkan suatu jawaban atas masalahmasalah yang kita punya untuk menjadi lebih baik.

B. Tujuan Penulisan : Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui ciri-ciri komunikasi konseling yang baik . Mengetahui hal-hal yang dilakukan konselor dalam konseling

C. Manfaat Penulisan !enulis berharap agar makalah ini mempunyai man"aat sebagai berikut : 1. #ebagai media untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bagi penulis sendiri. . #ebagai bahan bacaan dan sumber pengetahuan bagi masyarakat, khususnya mahasiswa.

BAB II ISI
A. Pe !a"asan a. Definisi #$nseling Konseling merupakan terjemahan guidance dan counseling dalam bahasa inggris. $alam kamus bahasa %nggris , Guidance yang berasal dari kata guide yang artinya menunjukan jalan & showing the way' , Memimpin & leading ', menuntun & conducting ', memberikan petunjuk & giving instruction ' , mengatur & regulating ', mengarahkan & governing ', dan memberikan nasihat & giving advice '. $alam bahasa %ndonesia diberi arti yang selaras seperti yang diatas , maka akan muncul dua pengertian yang agak mendasar1 : 1. Memberikan in"ormasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambil mengambil nasihat. . Mengarahakan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin perlu diketahui oleh kedua pihak. $alam kamus bahasa inggris counseling dikaitkan dengan kata consel yang diartikan sebagai berikut : nasihat & to obtain counsel ' , anjuran & to give counsel ', pembicaraan & to take counsel ', dengan demikian, counseling akan diartikan sebagai oemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran . !. #$ unikasi efektif (ebih menekankan ke komunikasi dua arah. )ntuk mewujudkan komunikasi dua arah yang baik, kita perlu memperhatikan beberapa kesalahan umum yang sering terjadi. *ohnson &dalam +. #upraktiknya, 1,,,' menyebutkan beberapa kesalahan umum tersebut, yakni- :
2

i.

Dari %i"ak %engiri

%esan

.epat-cepat berbicara tanpa dengan baik menyusun pikiran terlebih dahulu Memasukkan terlalu banyak gagasan dalam pesan kita, apalagi gagasan-gagasan itu kadang-kadang tidak saling berhubungan Merumuskan pernyataan-pernyataan terlalu pendek, sehingga tidak memuat cukup in"ormasi dan pengulangan agar mudah dipahami Tidak menyesuaikan rumusan pesan kita dengan sudut pandang penerima Kemampuan berbahasa yang kurang #ebaik apa pun sebuah ide, jika disampaikan tidak disertai dengan kemampuan berbahasa yang baik, pesan itu akan sampai dan dimengerti dengan baik. ii. Dari %i"ak %eneri a Tidak menaruh perhatian kepada pengirim pesan #udah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak dikatakan oleh pengirim pesan .enderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi dan sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keselurhan Memberikan penilaian benar atau salah sebelum memahami sepenuhnya pesan yang dikirimkan /ukan pendengar yang baik. $engan gampang perhatian seseorang terpecah untuk hal-hal lain *ika kita dapat meminimalisasikan hal-hal diatas, maka akan terbentuk suatu komunikasi yang e"ekti", yang dapat menunjang suatu hal ke arah yang lebih baik. &. A'an(a k$nsel$r ) a"li

$alam sebuah konseling, harus adanya seorang konselor atau ahlinya. .iri mendasar dalam diri seorang pribadi yang kita sebut konselor yang dapat masuk dalam relasi atau kerja sama dengannya guna memberikan pertolongan. /erikut ini adalah ciri-ciri seorang konselor yang baik0 : i. Pri!a'i (ang e iliki ke"$r atan

#ebagai pribadi yang memiliki kehormatan, klien harus diperlakukan penuh hormat dan layak sesuai dengan martabatnya. /ersikap sopan kepadanya merupakan satu cara yang baik untuk memperlihatkan penghargaan kita. /agi konselor , bersikap demikian terhadap klien akan memperkuat relasi positi" yang dibutuhkan sebuah konseling e"ekti". %a harus siap untuk bekerja di antara semua jenis orang dan memperlakukan mereka sebagai pribadi-pribadi yang memiliki kehormatan1. ii. Pri!a'i (ang unik Memandang seseorang sebagai pribadi yang unik berarti sungguh-sungguh menyatakan padanya, 2#aya melihat +nda sebagai pribadi berbeda dan saya akan berusaha menolong +nda dengan satu cara yang istimewa untuk +nda2 . )ntuk alasan inilah Milton 3rickson sering kali menyatakan bahwa setiap orang yang berbeda harus ditangani dengan pendekatan yang berbeda pula. #eorang konselor akan sangat terbatas jika ia hanya menggunakan satu metode saja dan berusaha menerapkannya pada setiap orang. %a harus kreati" dalam pendekatanya dan menyesuaikan strategi-strategi serta teknik-tekniknya terhadap setiap pasien4. iii. Pri!a'i (ang 'ina is Memperlakukan seseorang sebagai pribadi yang dinamis berarti berkata padanya bahwa ia tidak ditntukan secara mutlak oleh masa lampaunya, oleh peristiwaperistiwa hidup, pengalaman-pengalaman masa kecil, lingkungan sekitar atau "actor"aktor bawaan. %a mempunyai kemampuan untuk berubah dan tidak tetap mandeg dalam hidupnya dan memiliki beberapa cara untuk berubah yang sering kali mencengankan orang-orang disekitarnya. %ni merupakan keyakinan utama yang

harus kita miliki, sebab kita akan gagal menolong orang lain jika kita tidak memiiki keyakinan bahwa mereka dapat berubah5. i*. Pri!a'i (ang !ertanggung ja+a! Konselor harus melihat apa yang ada di luar batas gejala-gejaladan perilaku tidak wajar dari klien dan menemukan kemampuannya untuk bertanggung jawab. Melihat seseorang sebagai pribadi yang bertanggung jawab mempunyai tiga implikasi. !ertama, kita perlakukan mereka sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai pengendalian atas hidup mereka, situasi dan lingkungan sekitar mereka. Kedua, kita berkeyakinan bahwa orang memiliki kemampuan untuk memilih. Ketiga, kita memandang seseorang sebagai pribadi yang mempunyai banyak sumber daya6. *. Me a"a i klien Kita tidak perlu terlalu memaksa diri untuk memiliki pandangan positi" terhadap klien, yang lebih penting adalah berusaha untuk memahami klien, perasaanperasaan, pemikiran dan perilakunya ketika ia datang untuk konseling. Klien adalah pusat perhatian utama kita, masalah klien menjadi inter7ensi kita. 8leh karena itu, kita harus memberi perhatian khusus terhadap klien dan memahaminya sebaik mungkin. #ejumlah klien mungkin telah berusaha mencari berbagai in"ormasi terlebih dahulu sebelum pada akhirnya datang pada seorang konselor. 9al ini membuktikan, bahwa klien minta dipahami, karena itu mereka membutuhkan bantuan konselor,. '. #$nseli Konseli adalah seseorang yang membutuhkan konselor untuk membantunya dalam menyelesaikan suatu masalah. #eseorang membuthkan konseling karena banyak alasan, namun dapat digolongkan dalam tiga karakter1: : i. #eseorang sedang mengalami semacam ketidakpuasan pribadi dan tidak mampu mengatasi dan mengurangi kepuasan tersebut. 8rang tersebut merasakan adanya kebutuhan untuk mengubah perilaku tersebut yang tidak memuaskan, namun klien tidak mengetahui dan tidak menemukan caranya.
5

ii.

#eseorang memasuki konseling dengan kecemasan yang ada, tetapi kecemasan tersebut bukan saja terhadap beberapa segi kehidupannya yang menggoncangkan, tetapi juga terhadap dirinya sendiri ketika memasuki dunia yang baru yang asing yakni ruangan konseling.

iii.

#eseorang yang membutuhkan konseling menskipun berharap konselor akan dapat membantu, sebenarnya tidak punya gambaran yang jelas mengenai apa yang akan terjadi.

9akikatnya perlunya bantuan dari orang lain dapat dilihat pada kenyataan bahwa ketika manusia dilahirkan, ia tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan sendiri untuk menghadapi kehidupan dan dalam kenyataan ia membutuhkan orang lain.

e. Pr$ses #$nseling #ebelum melakukan proses konseling, konselor telah memperoleh data pasien mengenai klien yang diambil melalui wawancara pendahuluan & intake interview ' yang bisa dilakukan oleh konselor atau orang lain yang ditugaskan dan terlatih untuk melakukan hal itu. !ada wawancara pendahuluan ini diperoleh data pribadi atau hasil-hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan psikologis melalui tes psikologi. $ata pribadi meliputi berbagai hal yang bisa diberikan keterangan mengenai diri klien secara lebih lengkap dan mendalam, biasanya dikenal dengan data riwayat kasus & case history '.#elanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan & initial interview ', suatu pertemuan yang didahului dengan percakapan basa-basi untuk terciptanya rapport, suatu percakapan sosial yang membutuhkan beberapa waktu11. Menurut /ucheimer dan /alager &1,41'1 yang dikutip oleh #tewart &1,64'1-, membagi wawancara permulaan dalam tiga "ase11-1- : 1. !ernyataan mengenai masalah ; . !enjajagan;

-. !enutupan dan rencana untuk yang akan datang. <awancara permulaan juga memiliki banyak tujuan, sebagaimana dikemukakan oleh 3isenberg dan $elaney &1,55'10, yang dikutip oleh =eorge dan .ristiani & 1,61 ' 11 sebagai berikut10-11 : 1. Merangsang adanya sikap keterbukaan, kejujuran dan komunikasi secara penuh . Melakukan kegiatan untuk menaikkan tingkat pemahaman, harga diri, dan kepercayaan antara dirinya dan klien. -. Memungkinkan klien memperoleh gambaran bahwa sesuatu yang berguna 0. !erumusan masalah dan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan dan dikerjakan selanjutnya 1. Membentuk suatu keseluruhan, bahwa konseling adalah proses pada mana kedua pihak harus bekerja keras untuk menjajagi dan memahami klien demi kepentingan klien sendiri. 4. Memperoleh keterangan tentang klien yang berkaitan dengan kepentingannya dan pemecahan masalah secara e"ekti". #elanjutnya, konselor memberikan arahan pada klien tentang masalahnya tersebut, agar klien tidak terlalu pusing memikirkan apa yang menjadi tanggungannya. #etelah diberikan arahan, konselor membuat e7aluasi tentang masalah dan tindakan apa yang akan diambil oleh si klien tersebut, selagi menge7aluasi, konselor harus member moti7asi-moti7asi yang membangun, agar klien mampu menjalankan keputusannya dengan baik dan selesai tanpa timbul masalah baru.

BAB III PENUTUP


A. Si %ulan $alam skenario tersebut, kita dapat menemukan contoh dokter yang kurang melakukan tindakan komunikasi konseling yang e"ekti" dan klien yang tidak menjelaskan masalahnya langsung ke tujuan dan intinya. $ijelaskan, bagaimana menjadi seorang konselor yang baik, yang tidak melanggar etika-etika dalam konseling seperti dalam kasus yang dipermasalahkan. Tidak peduli seberapa panjang dan memusingkan cerita dari klien, seorang konselor wajib mendengarkan dengan seksama agar dapat memberikan arah dan tujuan yang sesuai dengan kondisi si kien, karena klien itu istimewa, tidak dapat diperlakukan sama dengan yang lain, walau memiliki masalah yang sama.

$+>T+? !)#T+K+ 1- . (uddin, +/M. $asar-$asar Konseling: Tinjauan Teori dan !raktik. .itapustaka Media !erintis. /andung: :1: -. 0-, +toshoki, +, dkk. ?elasi $engan #esama. 3le@ Media Komputindo. ::1 Aeo , + . Konseling: #uatu !endekatan !em. Masalah. /!K =unung Mulia . ::5

1:-11=unarsa, #$, dkk. Konseling $an !sikoterapi. /!K =unung Mulia . ::5

You might also like