You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO

DISUSUN OLEH : ERICA ALVIYANTI 06111010031

DOSEN PENGASUH : DRS. MADE SUKARYAWAN, M.SI. DESI, S.PD., MT.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. NOMOR PERCOBAAN II. JUDUL PERCOBAAN III. TUJUAN

:I : UJI ASAM AMINO : Untuk mengetahui uji positif dan negatif terhadap asam amino dari protein.

IV. LANDASAN TEORI

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon dari posisi gugus COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana Struktur asam amino adalah sebagai

berikut:.

Asam amino adalah prekusor dalam biosintesis nukleotida. Asam amino dan nukleotida berhubungan satu sama lain, keduanaya adalah unit dasar di dalam biokimiawi penurunan sifat. Nukleotida, unsur penyandi asam nukleat, bersifat esensial pada pemeliharaan dan pemindahan informasi genetik. Asam amino, unit pembangunan protein dibutuhkan untuk ekspresi informasi genetik. Lintas biosintetik yang menghasilkan ke-20 jenis asam amino protein dan 8 nukleotida asam nukleat, tidak hanya banyak jumlahnya, tetapi juga kebanyakan bersifat agak kompleks. Karena masing-masing asam amino dan nukleotida dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, aliran biosintetik yang melalui sebagian besar lintas ini, yang manapun, tidak akan sebesar aliran biosintetik yang menghasilkan karbohidrat atau lemak pada jaringan hewan. Sebaliknya karena asam amino dan nukleotida yang berbeda harus dibuat dalam rasio yang benar dan pada waktu yang tepat untuk sintesis protein dan asam nukleat, lintas biosintetiknya harus diatur dan dikoordinasi satu sama lain.

KLASIFIKASI ASAM AMINO Berdasarkan kemampuan tubuh dalam mensintesisnya : Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui makanan (lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain.

Berdasarkan rantai samping dan kelarutannya : Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam amino). Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : - Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin. - Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin. - Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino polar) : Sistein dan

metionin. - Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amidanya (gugus R bermuatan negativ) : Asam aspartat, Aspargin, Asam glutamate, Glutamin. - Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin - Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin, Triptofan. - Asam imino : Prolin.

SINTESIS ASAM AMINO Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik. Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti -ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua asam amino kecuali lisin dan leusin mengandung sifat glukogenik. Lisin dan leusin adalah asam amino yang semata-mata ketogenik, yang hanya dapat masuk ke intermediat asetil KoA atau asetoasetil KoA Sekelompok kecil asam amino yaitu isoleusin, fenilalanin, threonin, triptofan, dan tirosin bersifat glukogenik dan ketogenik. Akhirnya, seharusnya kita kenal bahwa ada 3 kemungkinan penggunaan asam amino. Selama keadaan kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses oksidasi menjadi CO2 dan H2O. Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain. Asam amino ini dinamakan asam amino nonesensial.

SIFAT-SIFAT ASAM AMINO 1. Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa atom karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. 2. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200C). 3. Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik), asam amino dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negative (zwitterion) atau ion amfoter. Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan. Bila ditambahkan dengan basa, maka asam amino akan terdapat dalam bentuk :

Dan bila ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka asam amino yang terbentuk :

Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon dari posisi gugus COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.

V. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT : 1. pipet tetes 2. gelas ukur 3. beker gelas 4. neraca analitik 5. bunsen 6. tabung reaksi 7. rak tabung reaksi 8. pengaduk 9. kertas saring 10. corong 11. penjepit tabung 12. labu ukur 13. erlenmeyer

2. BAHAN: 1. telur mentah diambil kuning telur dan putih telurnya 2. reagen Millon 3. alanin 1%-10% 4. valin 1%-10% 5. asam aspartat 1%-10% 6. larutan Ninhidrin 0.1 % 7. ikan giling 1%-10% 8. triptopan 9. larutan formaldehid 10. H2SO4 pekat 11. HgCl2 12. aquadest

VI. PROSEDUR PERCOBAAN A. Uji Millon Tambahkan 5 tetes reagen yang digunakan ke dalam 3 ml larutan protein Panaskan campuran baik-baik jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada pemanasan.

B. Uji Hopkins-cole Ke dalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml reagen Hopkins-cole Tambahkan sedikit-sedikit, kira-kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat melalui sisi tabung Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu perlahanlahan tabung tersebut terbentuk sampai cincin bewarna

C. Uji Ninhidrin Tambahkan 0,5 ml larutan nihidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein Panaskan hingga mendidih

VII.
No

HASIL PENGAMATAN
JUDUL PERCOBAAN UJI MILLON 1. ALANIN (-) HASIL PENGAMATAN

1.

Alanin 1% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 1% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 7% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 7% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Alanin 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin 10% + Millon Larutan tak berwarna

(tak berwarna)

(tak berwarna)

Alanin 10% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Alanin dari 1% - 10% hasil ujinya negatif, artinya rekasinya tidak terdapat gugus hidroksilfenil atau tidak mengandung tirosin.
Valin 1% + Millon Larutan tak berwarna
(tak berwarna) (tak berwarna)

2. VALIN (-)

Valin 1% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 7% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 7% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 10% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Valin 10% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Valin 1% - 10% hasil ujinya negatif, artinya rekasinya tidak terdapat gugus hidroksilfenil atau tidak mengandung tirosin yang ditandai dengan tidak adanya perubahan pada larutan.

3. KUNING TELUR (+)

Kuning Telur 1% + Millon Endapan Putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 1% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 2% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 2% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 3% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 3% + Millon Larutan keruh + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 4% + Millon Larutan tak berwarna


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 4% + Millon Larutan keruh + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 5% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 5% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 6% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 6% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 7% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 7% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 8% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 8% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 9% + Millon Endapan putih


(putih) (tak berwarna)

Kuning Telur 9% + Millon Larutan tak berwarna + Merah bata


(putih) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 10% + Millon


(putih) (tak berwarna)

Endapan putih
t = 3

Kuning Telur 10% + Millon


(putih) (tak berwarna)

Larutan tak berwarna + Merah bata

Ket : Banyak Endapan Merah : 1% < 2% < 3% < 4% < 5%<6% < 7% < 8% < 9% < 10%

Kuning telur 1% - 10% hasil ujinya positif, artinya rekasinya terdapat gugus hidroksilfenil atau mengandung tirosin yang ditandai dengan adanya endapan berwarna merah bata.

4.ASAM ASPARTAT (-)

As.Aspartat 1% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 1% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 2% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 3% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 4% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 5% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 6% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 7% + Millon Larutan tak berwarna

(tak berwarna)

(tak berwarna)

As.Aspartat 7% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 8% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 9% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

As.Aspartat 10% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

As.Aspartat 10% + Millon Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Pada Asam Aspartat dari 1% - 10% hasil ujinya negative, artinya rekasinya tidak terdapat gugus hidroksilfenil atau tidak mengandung tirosin yang ditandai dengan tidak adanya perubahan pada larutan. 2.
UJI JOPKINS- 1 mL Triptofan 10% + 1 mL Reagen Hopkins Cole + 2 ml H2SO4 18 COLE M

(Bening)
1.Triptofan

(Bening)

(Bening)

Terbentuk cincin coklat di tengah larutan

Reaksi uji positif, artinya didalam triptopan mengandung gugus indol.


2.PUTIH TELUR

2 mL Putih Telur 10% + 2 mL Reagen Hopkins Cole + 5 ml H2SO4 18 M (Bening) (Bening) (Bening) Terbentuk cincin coklat di tengah larutan

Reaksi uji positif, artinya didalam putih telur mengandung gugus indol.

3.

UJI NINHIDRIN

1.IKAN GILING (+)

Ikan giling 1% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 1% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 2% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 2% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 3% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 3% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 4% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 4% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 5% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 5% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 6% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 6% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 7% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 7% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 8% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 8% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 9% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 9% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ikan giling 10% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Ikan giling 10% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ket : Kepekatan Warna Ungu : 1% < 2% < 3% < 4% < 5% <6% < 7% < 8% < 9% < 10%

Pada Ikan Giling 1% - 10% hasil ujinya positif dengan adanya perubahan warna pada larutan menjadi ungu. Artinya di dalam ikan giling mengandung amino bebas. 2.TRIPTOFAN Tryptofan 1% + Ninhidrin Larutan tak berwarna (+) (tak berwarna) (tak berwarna)
Tryptofan 1% + Ninhidrin Larutan Ungu muda
(tak berwarna) (tak berwarna) t = 3

Tryptofan 2% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Tryptofan 2% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Tryptofan 3% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Tryptofan 3% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Tryptofan 4% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Tryptofan 4% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Tryptofan 5% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Tryptofan 5% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ket : Kepekatan Warna Ungu : 1% < 2% < 3% < 4% < 5%

Pada Triptopan 1% - 5% hasil ujinya positif dengan adanya perubahan warna pada larutan menjadi ungu. Artinya di dalam triptopan mengandung amino bebas 3.PUTIH TELUR (+)
Putih Telur 1% + Ninhidrin Larutan tak berwarna
(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih Telur 1% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih Telur 2% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih Telur 2% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih Telur 3% + Ninhidrin Larutan tak berwarna

(tak berwarna)

(tak berwarna)

Putih Telur 3% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih Telur 4% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih Telur 4% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih Telur 5% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih Telur 5% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih telur 6% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih telur 6% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih telur 7% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih telur 7% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih telur 8% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih telur 8% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih telur 9% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih telur 9% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Putih telur 10% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Putih telur 10% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ket : Kepekatan Warna Ungu : 1% < 2% < 3% < 4% < 5%< 6% < 7% < 8%<9% < 10%

Pada Putih Telur

1% - 10% hasil ujinya positif dengan adanya

perubahan warna pada larutan menjadi ungu. Artinya di dalam putih telur mengandung amino bebas. 4.KUNING TELUR (+)

Kuning Telur 1% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning Telur 1% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 2% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning Telur 2% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 3% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning Telur 3% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 4% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning Telur 4% + Ninhidrin Larutan Ungu muda


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning Telur 5% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning Telur 5% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning telur 6% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning telur 6% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning telur 7% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning telur 7% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning telur 8% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning telur 8% + Ninhidrin Larutan Ungu


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning telur 9% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning telur 9% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Kuning telur 10% + Ninhidrin Larutan tak berwarna


(tak berwarna) (tak berwarna)

Kuning telur 10% + Ninhidrin Larutan Ungu tua


(tak berwarna) (tak berwarna)

t = 3

Ket : Kepekatan Warna Ungu : 1% < 2% < 3% < 4% < 5%<6% < 7% < 8% < 9% < 10%

Pada Kuning Telur 1% - 10% hasil ujinya positif dengan adanya perubahan warna pada larutan menjadi ungu dan terdapat endapan putih. Artinya di dalam kuning telur mengandung amino bebas.

VIII. REAKSI KIMIA


Uji MILLON

HO O OH H N H tyrosin O OH Hg HO N H
+ +

Hg

NO 2

mercuri

berw arna merah bata

Uji hopkins Cole


O OH NH tryptofan OH NH2

COOI COO-

NH2 CH3 CH4

Uji Ninhidrin

H2N

+
H3C OH O asam amino ninhidrin

OH OH

O N

O O

OO berw arna ungu

H3C

CO 2

3H2O

IX. PEMBAHASAN Percobaan uji asam amino ini menggunakan tiga reagen yakni reagen millon, reagen hopkins-cole, dan reagen ninhidrin. Pada uji asam amino menggunakan reagen millon tidak terjadi perubahan pada alanin, Asam aspartat, dan valin ini menunjukkan bahwa ketiga asam amino tersebut bereaksi negative dengan regen millon karena larutan tersebut tidak mengandung gugus hidroksil fenil. Akan tetapi terdapat endapan berwarna putih pada saat kuning telur ditambahkan dengan reagen millon kemudian pada saat larutan dipanaskan terdapat endapan berwarna merah bata, hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif terhadap reagen millon . Pengujian asam amino dengan reagen millon akan menghasilkan reakski positif yang ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna merah setelah campuran asam amino dan reagen millon dipanaskan. Endapan merah terjadi karena reagen millon merupakan larutan merkuro dan merkuri nitrit dalam asam nitrat yang bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan membentuk endapan merah dengan pemanasan. Pada percobaan uji asam amino terhadap hopkins-cole yang kemudian ditambah H2SO4 pekat, diperoleh bahwa untuk asam amino tryptopan dan pada putih telur terjadi perubahan warna yaitu warna larutan bagian atas berwarna coklat sedangkan bagian bawah berwarna bening selain itu terdapat cincin coklat yang membatasi larutan asam amino dengan asam sulfat tersebut dan tabung reaksinya panas (akibat asam sulfat pekat), hal ini dikarenakan dari struktur tryptopan yang mengandung indol sehingga tryptopan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam dan membentuk kompleks berwarna. Sama halnya pada putih telur, yaitu larutannya terdapat cincin yang membatasinya serta tabung reaksi panas ini dikarenakan dalam albumin terdapat tryptopan yang mengandung gugus indol. .Dengan demikian, tryptopan dan putih telur dikatakan reaksi positif terhadap uji hopkins-cole. Pada percobaan selanjudnya yakni uji asam amino terhadap reagen ninhidrin didapatkan bahwa pada ikan giling , putih telur, kuning telur, dan triptofan setelah

dicampur dengan reagen ninhidrin kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna pada larutannya menjadi ungu kompleks berwarna ungu ini dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya yaitu ninhidrindantin dan ammonia, dan juga asam amino tersebut mengandung gugus amino bebas .Semakin besar konsentrasi maka semakin pekat warna ungu yang dihasilkan, sehingga dikatakan reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin.

X. KESIMPULAN

1. Pada uji Millon, reaksi positif jika terbentuk endapan merah bata akibat kandungan gugus hidrosil fenil oleh asam amino. 2. Reaksi positif pada uji millon ditunjukkan oleh kuning telur 3.Uji Hopkins-cole dikatakan positif terhadap asam amino jika terbentuk cincin ungu dan larutan terdapat cincin coklat akibat gugus indol 4. Reaksi positif ditujukkan oleh putih telur dan tryptopan. 5. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat adanya gugus amino bebas. 6. Semua asam amino bereaksi positif dengan reagen ninhidrin

DAFTAR PUSTAKA

Colby, D. S., 1985, Ringkasan Biokimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Lehninger, A. L., 1990, Dasar-Dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia, Jakarta. Stanley, H., 1988, Kimia Organik, ITB, Bandung. Tim Dosen Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Universitas Hasanuddin, Makassar.

GAMBAR ALAT

Penjepit Kayu

Pipet Tetes

Kertas saring

Rak tabung reaksi

Tabung Reaksi

Batang Pengaduk

Gelas kimia

Corong

Spatula

Gelas Ukur

Bunsen

kawat kasa

Kaki tiga

LAMPIRAN Uji Hopkins cole

Triptofan

Putih telur

You might also like