You are on page 1of 6

Types of Curriculum Operating in School

1. Recommended Curriculum - proposed by scholars and professional organizations. 2. Written Curriculum - appears in school, district,division or country documents. 3. Taught Curriculum - what teachers implement or deliver in the classroom or schools. 4. Supported Curriculum - resources - textbook, computers, audio-visual materials which support and help in the implementation of the curriculum. 5. Assessed curriculum - that which is tested and evaluated. 6. Learned Curriculum - what the students actually learn and what is measured. 7. Hidden Curriculum - the unintended curriculum.

DEFINITIONS OF CURRICULUM BY SCHOLARS IN THE FIELD Tanner (1980) defined curriculum as the planned and guided learning experiences and intended outcomes, formulated through the systematic reconstruction of knowledge and experiences under the auspices of the school, for the learners continuous and wilful growth in personal social competence (p.13).

Schubert (1987) defines curriculum as the contents of a subject, concepts and tasks to be acquired, planned activities, the desired learning outcomes and experiences, product of culture and an agenda to reform society.

Pratt (1980) defines curriculum as a written document that systematically describes goals planned, objectives, content, learning activities, evaluation procedures and so forth.

Goodlad and Su (1992) define curriculum as a plan that consists of learning opportunities for a specific time frame and place, a tool that aims to bring about behaviour changes in students as a result of planned activities and includes all learning experiences received by students with the guidance of the school.

Cronbleth (1992) defines curriculum as answering three questions: what knowledge, skills and values are most worthwhile? Why are they most worthwhile? How should the young acquire them?

Grundy (1987) defines curriculum as a programme of activities (by teachers and pupils) designed so that pupils will attain so far as possible certain educational and other schooling ends or objectives.

Hass (1987) provides a broader definition, stating that a curriculum includes all of the experiences that individual learners have in a program of education whose purpose is to achieve broad goals and related specific objectives, which is planned in terms of a framework of theory and research or past and present professional practice (p.5).

KURIKULUM YANG PERNAH DIPAKAI DI INDONESIA 1. KURIKULUM 76 Berorienrasi pada materi. Sejumlah materi yang harus disampaikan pada siswa. Jika sampai dengan waktu yang ditentukan keseluruhan materi sudah tersampaikan, maka pembelajaran dianggap berhasil. (TEACHER CENTERED LEARNING).

KURIKULUM 84
Kurikulum 84, berorientasi pada Tujuan. Artinya bahwa kurikulum disusun dalam bentuk tujuan yang berjenjang. Dalam kurikulum pemerintah menetapkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), yang memuat : Tujuan Kurikuler Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Bahan Pengajaran Guru diberi kewenangan menyusun TIK (Tujuan Instruksional Khusus), yang merupakan penjabaran dari TIU. Semua Proses Belajar Mengajar (PBM), hanya memiliki satu orientasi, yakni mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itulah TIK bersifat khusus, dijabarkan ke dalam kata kerja operasional yang terukur keberhasilannya. (CBSA = Cara Belajar Siswa Aktif)

1. 2. 3.

KURIKULUM 94

1. 2. 3.

Orientasi pembelajaran terletak pada Pengalaman Belajar. Artinya bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan siswa merasakannya sebagai sebuah pengalaman, yang membuatnya selalu mengingat pelajaran tersebut GBPP pada kurikulum94, berbentuk uraian, yang meliputi: Tujuan Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan beserta uraian kegiatan. Tujuan, merupakan tolok ukur pengalaman belajar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok Bahasan.
Yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial.

(CTL = Contekstual Learning +berdasarkan pada konteks)

KURIKULUM 2004 (KBK)


Yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya adalah munculnya Pembiasaan dalam struktur. Sesuatu yang belum pernah ada, yang memberikan ruang bagi kepentingan sekolah, demi optimalnya perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian anak. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas disajikan dalam bentuk : Kompetensi Dasar : merupakan kecakapan inti yang mencakup mengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, Indikator : merupakan pernyataan ukuran-ukuran kinerja hasil belajar tertentu, dan Materi pokok : merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi dan atau konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan yang dipilih sebagai bahan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam hal pembelajaran, diarahkan untuk mendorong individu belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan belajar mengajar, dilandasi oleh prinsip: berpusat pada peserta didik mengembangkan kreativitas peserta didik menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.

1) 2) 3)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta didik,

1. 2. 3. 4. 5.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan (sekolah). Komponen KTSP terdiri dari: Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan Muatan KTSP Kalender Pendidikan Silabus RPP

KURIKULUM 2013
Beberapa model-model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas pada kurikulum 2013, antara lain seperti berikut: 1. Model Pembelajaran Kolaborasi Pembelajaran kolaborasi (collaboration learning) menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz. 2. Model Pembelajaran Individual Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses. 3. Model Pembelajaran Teman Sebaya Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya (peer learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama,

ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll. 4. Model Pembelajaran Sikap Aktivitas belajar afektif (affective learning) membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat. 5. Model Pembelajaran Bermain Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran. 6. Model Pembelajaran Kelompok Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran. 7. Model Pembelajaran Mandiri Model Pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery,recovery). 8. Model Pembelajaran Multimodel Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang

dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.

You might also like