You are on page 1of 12

MOTIVASI

Bab 1 HAKIKAT DAN PENGERTIAN MOTIVASI


Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan hakikat dan pengertian motivasi

A. Hakikat Motivasi Mengingat betapa pentingnya peranan pemimpin dalam menggerakan organisasi naka nebjadi kewajiban utama bagi setiap pemimpin untuk selalu secara terus menerus berusaha. Mencari dan mengarahkan tingkah laku bawahan. Tingkah laku bawahan dalam dinamika organisasi pada dasarnya bermuara pada tugas. Artinya bahwa tingkah laku bawahan yang biasanya didorong oleh keinginan untuk mencapai keinginan tertentu, harus selalu diawasi dan diarahkan dalam suatu pelaksanaan tugas demi tercapainya tujuan organisasi. Yang dimaksud dengan tingkah laku bawahan ialah serangkaian tindakan dalam rangka pelaksanaan tugas. Permasalahan pokoknya ialah bagaimana pemimpin selalu dapat memahami, meramlkan bahkan mengawasi dan apabila perlu dapat mengubah tindakan bawahan pada saat tertentu dan tepat pada waktunya. Untuk itulah pemimpin perlu mempunyai pengetahuan tentang motif bawahan, pada waktu waktu tertentu pula pemimpin mampu melihat faktor faktor pendorong yang menyebabkan bawahan melakukan sesuatu. Motivasi dapat dirasakan sebagai sesuatu yang sulit, alesannya : a. Motivasi sebagai sesuatu yang penting (important subject) Karena peran pemimpin yang harus bekerja sama dengan bawahan, kolega dan atasan, selalu memerlukan motivasi. b. Motivasi sebagai sesuatu yang sulit (pizzling subject) Karena motivasi sendiri tidak dapat diamati dan diukur secara pasti. Untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku masing masing bawahan.

Keberadaan organisasi baik sebagai tempat pembinaan dan pengembangan karir, diterapkan berbagai disiplin ilmu, pengembangan nilai nilai sosial budaya serta alat mencapai tujuan. Di dalam organisasi penuh dinamika, akibat lalu lintas proses interaksi antar bwahan sesama bawahan, bawahan dengan atasa, dan sebagainya. Oleh karenanya apabila diamati dengan cermat di dalam organisasi tersebut akan terjadi hal hal seperti : - Proses hubungan kerja sama antara pimpinan dengan bawaha, kolega maupun dengan atasan pemimpin itu sendiri. - Dalam proses hubungan kerja sama tersebutr terjadi kegiatan memperhatikan, mengarahkan, membina, mengembangkan terhadap perilaku bawahan atau kemungkinan juga pemaksaan agar \perilaku tersebut sesuai dengan keinginan yang diharapkan - Perilaku yang ditampilkan oleh bawahan terjadi sesuai atau tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. - Motivasi yang mendorong terjadinya perilaku bawaham, mempunyai latar belakang yang berbeda beda - Dorongan perilaku bawahan yang tidak sama, terjadi karena ekspektasi para bawahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang berbeda beda.

Jadi motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan persepsi, seseorang dengan lingkungan. Motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik dan faktor di luar diri seseorang yang disebut ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan atau berbagai harapan, cita cita yang menjangkau ke masa depan. Sedang faktor di luar diri, dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau faktor faktor lain yang sangat kompleks.

B. Pengertian Motivasi sebagai konsep manajemen kaitannya dengan kehidupan organisasi dan kepemimpinan, dapat diidentifikasikan sebagi berikut : Motivasi ialah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sekedar perbandingan ada beberapa rumusan lain yang dapat menambah wawasan tentang motivasi, Duncan memberikan rumusan sebagai berikut :
2

Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah tercapainya tujuan organisasi. Berdasarkan hubungan mata rantai memberikan gambaran arti sebagai berikut : 1. Kebutuhan (needs), yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan mengandung arti luas seperti kebutuhan fisik, makan, rumah, dan kebutuhan psikis. 2. Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu kebutuhan tertentu tersebut akan menyebabkan lahirnya daya dorong tertentu (give vise to) 3. Akibat daya dorong lahirlah keinginan dalam diri seseorang (wants) 4. Lahirnya keinginan dalam diri seseorang akan menyebabkan timbulnya suatu sebab (which cause) 5. Akibat sebab yang timbul lahirlah ketegangan (tension) 6. Dan ketegangan itu sendiri juga akan menjadi sebab timbulnya sesuatu (which give wise to) 7. Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri seseorang tersebut disebut perilaku atau perbuatan (actions) 8. Perilaku yang ditampilkan seseorang timbul karena mengharapkan adanya kepuasan yang dapat dinikmati (which results in) 9. Kepuasan (satisfactions)

Jadi jelas bahwa perilaku yang timbul pada diri seseorang atau bawahan dalam kerangka motivasi sebagai konsep manajemen, didorong adanya kebutuhan. Kebutuhan yang ada dalam diri seseorang mendorong seseorang berperilaku. Sikap perilaku seseorang, selalu berorientasi pada tujuan ialah terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan atau berbuat sesuatu. Setiap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan organisasi tidak bisa tidak dalam rangka terwujudnya suatu kepuasan. Apapun yang dilakukan seorang pemimpin dalam menggerakan bwahan untuk mencapai tujuan pada akhirnya harus dapat memberikan kepuasan kepada bawahannya. Apabila kebutuhan merupakan faktor penyebab yang mendasar lahirnya perilaku seseorang, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling kuat pada saat tertentu akan menjadi daya dorong yang menggerakan (motivasi) seseorang untuk berperilaku kearah tercapainya tujuan.

RANGKUMAN
1. Motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan persepsi, seseorang dengan lingkungan. Motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik dan faktor di luar diri seseorang yang disebut ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan atau berbagai harapan, cita cita yang menjangkau ke masa depan. Sedang faktor di luar diri, dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau faktor faktor lain yang sangat kompleks. Motivasi sebagai konsep manajemen kaitannya dengan kehidupan organisasi dan kepemimpinan, dapat diidentifikasikan sebagi berikut : Motivasi ialah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sekedar perbandingan ada beberapa rumusan lain yang dapat menambah wawasan tentang motivasi, Duncan memberikan rumusan sebagai berikut : Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah tercapainya tujuan organisasi. 2. Jadi jelas bahwa perilaku yang timbul pada diri seseorang atau bawahan dalam kerangka motivasi sebagai konsep manajemen, didorong adanya kebutuhan. Kebutuhan yang ada dalam diri seseorang mendorong seseorang berperilaku. Sikap perilaku seseorang, selalu berorientasi pada tujuan ialah terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan atau berbuat sesuatu. Setiap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan organisasi tidak bisa tidak dalam rangka terwujudnya suatu kepuasan. Apapun yang dilakukan seorang pemimpin dalam menggerakan bwahan untuk mencapai tujuan pada akhirnya harus dapat memberikan kepuasan kepada bawahannya. Apabila kebutuhan merupakan faktor penyebab yang mendasar lahirnya perilaku seseorang, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling kuat pada saat tertentu akan menjadi daya dorong yang menggerakan (motivasi) seseorang untuk berperilaku kearah tercapainya tujuan.

Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ? Jelaskan ! 2. Apa yang menyebabkan munculnya motivasi ?

Bab 3 TEKNIK MOTIVASI DAN LANGKAH-LANGKAH MOTIVASI


Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan tentang teknik motivasi dan langkah-langkah motivasi

A. Teknik motivasi Teknik morivasi tidak lain ialah kemampuan seseorang ataupemimpin dengan berbagai sumber daya dan sasaran dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya motivasi pada setiap bawahan untuk berperilaku sesiai dengan organisasi. Salah satu faktor penting pada diri seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di dalam memotivasi bawahan ialah kewibawaan pemimpin. Sehingga berhasil tidaknya di dalam memotivasi bawahan juga sangat dipengaruhi bagaimana pemimpin di dalam menampilkan kewibawaannya terhadap bawahan. Weber membedakan sumber kewenangan ke dalam 3 hal yaitu : 1. Rational Legal Authority Yaitu kewenangan yang diperoleh karena tingkaan posisi yang diduduki seseorang dalam organisasi. 2. Traditional Authority Kewenangan yang diperoleh karena kedudukan sosial atau adat kebiasaan 3. Charismatic Authority Kewenangana yang timbul karena keunggulan keunggulan pribadi yang luar biasa.

Berbagai macam power tersebut akan memiliki pengaruh tertentu kepada setiap pemimpin di dalam memotivasi bawahan. Sehingga tekhnik motivasi seorang pemimpin akan berbeda beda satu sama lain. Seorang pemimpin yang berorientasi kepada referent power, akan lebih cenderung memberikan keteladanan dalam memotivasi bawahan. Demikian pula seorang pemimpin yang berorientasi kepada
5

coersive power, akan lebih banyak memberikan sangsi sangsi atau tekanan tekanan dalam memotivasi bawahan. Sehubungan dengan itu ada beberpa teknik motivasi, menurut Strauss dan Sayles ada 6 macam teknik memotivasi yaitu dengan kekerasan, bersikap baik, melalui perundingan, bekompetisi, dan intenalisasi. 1. Dengan kekerasan (The strong approach) Dalam hal ini pemimpin lebih menekankan wewenang yang dimilikinya. Bentuk motivasinya : a. b. Pemaksaan orang untuk bekerja dengan ancaman. Pemimpin harus memberitahu secara tepat apa yang harus dilakukan bawahan, c. d. 2. Pemimpin harus menyebutkan setiap peraturan. Pemimpin sedikit mungkin memberikan kebebasan setiap bawahan.

Bersikap baik (The be Good approach) Pemimpin berusaha meningkatkan semangat bawahan dengan memberikan kondisi kerja yang baik, berbagai tunjangan, service, gaji yang tinggi dan sebagainya. Bersikap baik dapat dibedakan : a. Paternalism (kebapakan) Alasan sikap kebapakan apabila manajemen baik terhadap para bawahan, mereka akan bekerja lebih keras, karena disadari loyalitas dan rasa terima kasih. b. Hygiene Management (iklim baik) Alasan manajement iklim baik beranggapan bahwa kebebasan, kondisi kerja yang baik dan pengawasan yang bersahabat membuat para bawahan puas, dan perasaan puas akan meningkatkan semangat kerja.

3.

Melalui perundingan secara implisit (Implicit Bergaining) Pada prakteknya melalui persetujuan antara atasan dan bawahan terhadap hasil kerja dengan imbalan yang diberikan oleh atasan.

4.

Melalui kompetisi (Competition) Kompetisi merupakan sumber motivasi yang cukup, setiap orang bergantung pada dirinya sendiri untuk melaksanaan pekerjaan sebaik mungkin. Gaji, promosi diberikan kepada mereka yang bekerja dengan sangat baik, sehingga persaingan memenuhi pemuasan beberapa bentuk kebutuhan. Beberapa kelemahan :
6

a. b. c. d.

Tidak setiap pekerja mempunyai ambisi yang sama (ambisius) Persaingan yang berlebihan dapat merusak organisasi Dalam banyak pekerjaan sulit mengukur siapa yang paling berhasil Usaha usaha untuk mendorong persaingan sering dianggap sebagai penekanan. Dan akibat penekanan yang berlebihan menimbulkan frustasi.

5.

Internalisasi (intenalized motivation) a. Kepuasan kerja yang internalisasi dapat ditingkatkan melalui perluasan pekerjaan (job enlargement) dan penggiliran pekerjaan (job rotation) b. Pentingnya kepuasan sosial dalam pekerjaan seperti : pengembangan persahabatan dan rasa kebersamaan c. Gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh atasan.

Sehubungan dengan intenalisasi motivasi perlu diperhatikan kembali berbagai kebutuhan bawahan. Berbagai kebtuhan tersebut adalah : Keterampilan (skill) Kebebasan (autonomy ones own boss) Prestasi (achievement) Pengertian (undersatnding) Pengetahuan posisi seseorang (knowledge of where one stands) Pujian (praise) Penerimaan (acceptance) Perhatian (attention) Rasa percaya diri (self confidence)

B. Langkah langkah memotivasi Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin dalam memotivasi bawahan. Hal ini sangat penting sebab motivasi dikatakan berhasil apabila pemimpin dalam rangkaian mengamati, memagami, mencari sebab sebab, memperhitungkan, mengubah dan mengarahkan perilaku bawahan, benar benar menghasilkan perilaku setiap bawahan sesuai dengan norma, keinginan dan tujuan organisasi.

Langkah langkah yang perlu diperhatikan seorang pemimpin : 1. Pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan, apa sebab berperilaku, kekuatan kekuatan motif yang paling kuat, tujuan yang ingin dicapai, harapan atau apa yang diinginkan. 2. Di dalam memotivasi bawahan, pemimpin harus beroientasi pada kerangka acuan orang. Sebab motivasi adalah untuk bawahan bukan untuk memimpin. Oleh karenanya motivasi harus memungkinkan bagi bawahan untuk berperilaku dan berbuat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diharapkan. 3. Tidak ada orang yang persis sama, berbeda beda satu dengan yang lain, oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu mengetahui bahwa motif yang sama akan bisa menimbulkan reaksi yang berbeda. Sebaliknya motif yang berbeda menimbulkan reaksi yang sama. 4. Tiap tiap orang tidak sama dalam memuaskan kebutuhan. Sebab masing masing individu mempunyai latar belakang kehidupan pribadi, pendidikan, pengalaman, cita cita dan harapan yang berbeda. 5. Setiap pekerjaan mempunyai segi segi teknis, ekonomis, sosial dan psikologis. Oleh karena itu harus selalu dimengerti oleh setiap pemimpin, nahwa masing masing segi mempunyai daya dorong yang berbeda beda di dalam hal memotivasi bawahan. 6. Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan sebanyak mungkin. Sebab dengan keteladanan bawahan akan memperoleh motivasi dan contoh contoh secara konkrit. 7. Pemimpin mampu menggunakan keahlian dalam berbagai bentuk, misalnya membuat pekerjaan berarti, memberikan ganjaran, berbuat dan bersikap adil, umpan balik yang mendorong dan bergaulah dengan bawahan. 8. Pemimpin harus berperilaku realistik. Harus disadari oleh setiap pemimpin bahwa setiap pemimpin tidak akan dapat memberikan motivasi kepada semua bawahan. Tetapi motivasi perlu ada dan perlu diciptakan oleh setiap pemimpin. Dalam memotivasi bawahan ada 2 macam teknik yaitu : 1. Dengan cara negatif Teori ini pada dasarnya mengajarkan bahwa untuk memotivasi orang harus dilakukan dengan kekerasan yaitu hukuman, pukulan, tendangan terhadap yang bersangkutam agar mau melaksanakan apa yang harus diperintahkan.

2.

Dengan cara positif Yaitu dengan hyginie factors dan melaksanakan motivasi. Dalam teknik motivasi ini pemimpin melakukan langkah langkah sebagai berikut : a. Menjelaskan tujuan organisasi kepada setiap bawahan pada organisasi. b. Mengusahakan agar setiap bawahan menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut. c. Menjelaskan filsafat yang dianut pemimpin organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasi. d. Menjelaskan kebijaksanaan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam usaha mencapai tujuan. e. Mengusahakan setiap bawahan agar mengerti struktur organisasi. f. Menjelaskan peranan yang diharapkan oleh pimpinan organisasi yang harus dilaksanaan oleh setiap bawahan. g. Menekankan pentingnya kerja sama dalam melaksanakan kegiatan yang diperlukan. h. Memperlakukan pengertian. i. Memberikan penghargaan serta pujian terhadapa bawahan yang berhasil, dan teguran serta bimbingan kepada yang salah dan kurang mampu. j. Meyakinkan setiap bawahan, bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi masing masing bawahan dapat terpenuhi secara maksimal. Bawahan Yang Perlu Dimotivasi Beradasarkan teori X dan Y mengatakan bahwa untuk mengetahui bawahan yang perlu dimtivasi lebih dahulu perlu diketahui. Macam macam manusia dibedakan menjadi 4 macam yaitu : 1. Orang yang belum matang (immature) 2. Orang yang lebih efektif (more effective) 3. Orang yang cakap (proficient) 4. Orang yang matang (mature) Keempat macam manusia tersebut mempunyai ciri ciri : 1. a. b. c. Orang yang belum matang (immature) Tidak efektif Tidak dapat memotivasi diri sendiri Tidak ingin dan tidak dapat memikul tanggung jawab setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh

d. Tidak kompeten
9

e. Perlu pengarahan dan perintah 3. Orang yang lebih efektif (more effecitve) a. b. c. 4. Lebih efektif dibandingkan yang belum matang Masih perlu diberi perintah dan instruksi Mulai dapat diberikan tanggung jawab dan wewenang

Orang yang cakap (proficient) a. Sudah mendekati matang b. Perintah dan isntruksi mulai berangsur angsur dikurangi sebab dapat mengambil inisiatif c. Mulai dapat memberikan tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar

5.

Orang yang matang (mature) a. Efektif

b. Dapat memotivasi diri sendiri c. Berkemauan dan dapat memikul tanggung jawab d. Kompeten (ahli dalam melaksanakan tugas) e. Mengarahkan diri sendiri, menginstruksikan diri sendiri untuk bekerja baik dan berprestasi tinggi.

Berdasarkan uraian diatas para bawahan yang masih perlu dimotivasi adalah mereka yang tergolong orang orang yang belum matang (imature), orang orang yang lebih efektif (more effective), dan orang orang yang cakap (prificient). Sedangkan orang yang matang (mature) sudah tidak perlu dimotivasi lagi.

Rangkuman 1. Teknik morivasi tidak lain ialah kemampuan seseorang ataupemimpin dengan berbagai sumber daya dan sasaran dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya motivasi pada setiap bawahan untuk berperilaku sesiai dengan organisasi. Salah satu faktor penting pada diri seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di dalam memotivasi bawahan ialah kewibawaan pemimpin. Sehingga berhasil tidaknya di dalam memotivasi bawahan juga sangat dipengaruhi bagaimana pemimpin di dalam menampilkan kewibawaannya terhadap bawahan. Weber membedakan sumber kewenangan ke dalam 3 hal yaitu : a. Rational Legal Authority b. Traditional Authority c. Charismatic Authority 2. Menurut Strauss dan Sayles ada 6 macam teknik memotivasi yaitu dengan kekerasan, bersikap baik, melalui perundingan, bekompetisi, dan intenalisasi.
10

3. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin dalam memotivasi bawahan. Hal ini sangat penting sebab motivasi dikatakan berhasil apabila pemimpin dalam rangkaian mengamati, memagami, mencari sebab sebab, memperhitungkan, mengubah dan mengarahkan perilaku bawahan, benar benar menghasilkan perilaku setiap bawahan sesuai dengan norma, keinginan dan tujuan organisasi. Langkah langkah yang perlu diperhatikan seorang pemimpin : a. Pemimpin harus memahami semua perilaku bawahan, b. Di dalam memotivasi bawahan, pemimpin harus beroientasi pada kerangka acuan orang. c. Tidak ada orang yang persis sama, berbeda beda satu dengan yang lain, oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu mengetahui bahwa motif yang sama akan bisa menimbulkan reaksi yang berbeda. Sebaliknya motif yang berbeda menimbulkan reaksi yang sama. d. Tiap tiap orang tidak sama dalam memuaskan kebutuhan. e. Harus selalu dimengerti oleh setiap pemimpin, bahwa masing masing segi mempunyai daya dorong yang berbeda beda di dalam hal memotivasi bawahan. f. Setiap pemimpin harus memberikan keteladanan sebanyak mungkin. Pemimpin mampu menggunakan keahlian dalam berbagai bentuk, g. Pemimpin harus berperilaku realistik. 4. Macam macam manusia dibedakan menjadi 4 macam yaitu : a. Orang yang belum matang (immature) b. Orang yang lebih efektif (more effective) c. Orang yang cakap (proficient) d. Orang yang matang (mature)

Latihan 1. 2. 3. Sebutkan 3 kewenangan dari pimpinan ! Menurut Strauss dan Sayles, teknik motivasi apa yang dapat digunakan untuk memotivasi orang ? Jelaskan secara singkat ! Dalam hal motivasi, tipe orang dapat dibedakan menjadi 4 macam. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe orang tersebut !

DAFTAR PUSTAKA
11

1. Gerungan, W.A. (2002). Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama 2. Maslow, Abraham H,(1994). Motivation and Personality, edisi Indonesia, alih bahasa Nurul Imam. Jakarta ; Pustaka Binaman Presindo. 3. Morgan, Cliffod T., et .al., (1986). Introductional to Psychology. New York: Mc.Graw Hill Book Company. 4. Ruch, Floyd R.,(1958). Psychology and Life. Scott, Foresmen and Company. 5. Siagian, S.P. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. 6. Sobur, Alex, (2003). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

12

You might also like