You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi (vector borne desease). Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae, yaitu P. malariae, P. vivax, dan P. ovale. Malaria adalah salah satu masalah kesehatan penting di dunia. Secara umum ada 4 jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana. i dunia ada lebih dari ! juta meninggal setiap tahun ( irjen P"Pl, "#!!). Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proto$oa obligat intraseluler dari genus plasmodium. Penyakit malaria ini dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di daerah dimana tempat tersebut merupakan tempat yang sesuai dengan kebutuhan nyamuk untuk berkembang. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi proto$oa dari genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada he%an berupa burung, kera, dan primata lainnya (&chmadi, "##'). Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah ( epkes (), "##'). Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai penyakit yang muncul kembali (reemerging disease). *al ini disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi karenapolusi akibat ulah manusia yang menghasilkan emisi dan gas rumah kaca, seperti +,", +-+, +*., /,, Perfluoro +arbon dan +arbon 0etra -luoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan merusak lapisan o$on, sehingga radiasi matahari yang masuk ke bumi semakin banyak dan terjebak di lapisan bumi karena terhalang oleh rumah kaca, sehingga temperatur bumi kian memanas dan terjadilah pemanasan global (Soemirat, "##4).

1.2 Rumusan Masalah !. &pakah penyebab penyakit malaria1 ". 2agaimana gejala klinis penyakit malaria1 .. 2agaimana cara diagnosa penyakit malaria1 4. 2agaimana mekanisme penularan penyakit malaria1 3. &pa 4ektor penyebab penyakit malaria1 5. 2agaimana distribusi penyakit malaria berdasarkan orang, tempat, %aktu1 6. 7ambaran malaria berdasarkan data1 '. &pa saja faktor determinan penyebab penyakit malaria1 8. 2agaimana strategi pencegahan penyakit malaria1 1.3 Tujuan !. Mengetahui penyebab penyakit malaria. ". Mengetahui gejala klinis penyakit malaria. .. Mengetahui cara diagnosa penyakit malaria. 4. Mengetahui mekanisme penularan penyakit malaria. 3. Mengetahui 4ektor penyebab penyakit malaria. 5. Mengetahui distribusi penyakit malaria berdasarkan orang, tempat, %aktu. 6. Mengetahui faktor determinan penyebab penyakit malaria. '. Mengetahui strategi pencegahan penyakit malaria.

BAB II PEMBAHA AN 2.1 Pen!e"a" Pen!ak#t Malar#a Malaria disebabkan oleh proto$oa dari genus Plasmodium, pada manusia terdapat 4 spesies yaitu P. falcifarum, P.4i4a9, P. malariae, P.o4ale, P. facifarum menyebabkan infeksi paling berat dan angka kematian tertinggi. Parasit malaria merupakan suatu proto$oa darah yang termasuk dalam Phylum &picomple9a, kelas Proto$oa, subkelas +occidiida, ordo :ucudides, sub ordo haemosporidiidae, famili plasmodiidae, genus plasmodium dengan spesies yang menginfeksi manusia adalah P.4i4a9, P. malariae, P. o4ale. subgenus ;a4arania dengan spesies yang menginfeksi malaria adalah P. -alcifarum, serta subgenus <inkeia yang tidak menginfeksi manusia (menginfeksi kelela%ar, binatang pengerat dan lain=lain) (>a%an, "##5). 2.2 $ejala %l#n#s Pen!ak#t Malar#a !. 7ejala ?mum Malaria 7ejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan inter4al tertentu (disebut parokisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali dari demam disebut periode laten. 7ejala khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non imun. Sebelum timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual, di ulu hati, atau muntah semua gejala a%al ini disebut gejala prodormal. Masa tunas malaria sangat tergantung pada spesies Plasmodium yang menginfeksi. Masa tunas paling pendek dijumpai pada malaria falciparum, dan terpanjang pada malaria kuartana (P.malariae). Pada malaria yang alami, yang penularannya melalui gigitan nyamuk, masa tunas adalah !" hari (8=!4) untuk malaria falciparum, !4 hari ('=!6 hari) untuk malaria 4i4a9, "' hari (!'=4# hari) untuk malaria kuartana dan !6 hari (!5=!' hari) untuk malaria o4ale. Malaria yang disebabkan oleh beberapa strain P. 4i4a9 tertentu mempunyai masa tunas
3

yang lebih lama dari strain P. 4i4a9 lainnya. Selain pengaruh spesies dan strain, masa tunas bisa menjadi lebih lama karena pemakaian obat anti malaria untuk pencegahan (kemoprofilaksis). ". Pola emam Malaria emam pada malaria ditandai dengan adanya parokisme, yang berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Puncak serangan panas terjadi berbarengan dengan lepasnya mero$it=mero$it ke dalam peredaran darah (proses sporulasi). ?ntuk beberapa hari pertama, pola panas tidak beraturan, baru kemudian polanya yang klasik tampak sesuai spesiesnya. Pada malaria falciparum pola panas yang ireguler itu mungkin berlanjut sepanjang perjalanan penyakitnya sehingga tahapan @ tahapan yang klasik tidak begitu nyata terlihat. Suatu parokisme demam biasanya mempunyai tiga stadium yang berurutan, terdiri dari A a. Stadium ingin Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. /adi penderita cepat, tetapi lemah. 2ibir dan jari @ jari pucat kebiru @ biruan (sianotik). Bulit kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung selama !3 menit @ 5# menit. b. Stadium emam Setelah menggigilCmerasa dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperi terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah=muntah. /adi penderita menjadi kuat kembali. 2iasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 4!D+. Stadium ini berlangsung selama "@4 jam. c. Stadium 2erkeringat Pada stadium ini penderita banyak mengeluarkan keringat. /amun suhu badan pada fase ini turun dengan cepat, kadang@kadang sampai di ba%ah normal. Stadium ini berlangsung selama "=4 jam. Sesudah serangan panas pertama
4

terle%ati, terjadi inter4al bebas panas selama antara 4'=6" jam, lalu diikuti dengan serangan panas berikutnya seperti yang pertamaE dan demikian selanjutnya. 7ejala@gejala malaria FklasikG seperti diuraikan di atasa tidak selalu ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur, dan tingkat imunitas penderita. 2.3 D#agn&sa Pen!ak#t Malar#a Sebagaimana penyakit pada umumnya, diagnosis malaria didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasite (Plasmodium) di dalam darah penderita. Manifestasi klinis demam seringkali tidak khas dan menyerupai penyakit infeksi lain (demam dengue, demam tifoid) sehingga menyulitkan para klinisi untuk mendiagnosis malaria dengan mengandalkan pengamatan manifestasi klinis saja, untuk itu diperlukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis sedini mungkin. Secara garis besar pemeriksaan laboratorium malaria digolongkan menjadi dua kelompok yaitu pemeriksaan mikroskopis dan uji imunoserologis untuk mendeteksi adanya antigen spesifik atau antibody spesifik terhadap Plasmodium. /amun yang dijadikan standar emas (gold standard) pemeriksaan laboratorium malaria adalah metode mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium di dalam darah tepi. ?ji imunoserologis dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk sur4ey epidemiologi dimana pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dilakukan. Sebagai diagnosa banding penyakit malaria ini adalah emam 0ifoid, emam engue, )SP&, demam tinggi, atau infeksi 4irus akut lainnya ( epkes (), "##.). 2.' Mekan#sme Penularan Pen!ak#t Malar#a 1. Penularan Secara &lamiah (Natural Infection) Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk &nopheles. /yamuk ini jumlahnya kurang lebih ada '# jenis dan dari '# jenis itu, hanya kurang lebih !5 jenis yang menjadi 4ektor penyebar malaria di )ndonesia. Penularan secara
5

alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk &nopheles betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang malam hari. 2eberapa 4ektor mempunyai %aktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah nyamuk &nopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan sporo$oit dibentuk. Sporo$oit=sporo$oit tersebut siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit. 2. Penularan yang 0idak &lamiah a. Malaria ba%aan (congenital) 0erjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta. b. Secara mekanik Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para morfinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril. c. Secara oral (melalui mulut) +ara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam ( P. gallinasium), burung dara (P. relectum) dan monyet (P. knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis (Susanna, "##3). 2.( )ekt&r Pen!ak#t Malar#a /yamuk termasuk dalam Phylum Arthropoda; rdo !iptera; klas "exapoda; famili #ulicidae; Subfamili Anopheline; 7enus Anopheles ((oden Hald, !8"3) ( amar 0, "##'). iketahui lebih dari 4"" spesies Anopheles di dunia dan sekitar
6

5# spesies berperan sebagai 4ektor malaria yang alami. i )ndonesia hanya ada '# spesies dan "" diantaranya ditetapkan menjadi 4ektor malaria. !' spesies dikomfirmasi sebagai 4ektor malaria dan 4 spesies diduga berperan dalam penularan malaria di )ndonesia. /yamuk tersebut hidup di daerah tertentu dengan kondisi habitat lingkungan yang spesifik seperti daerah pantai, ra%a=ra%a, persa%ahan, hutan dan pegunungan (7andahusada, "##5). /yamuk Anopheles de%asa adalah 4ektor penyebab malaria. /yamuk betina dapat bertahan hidup selama sebulan. Siklus nyamuk Anopheles sebagai berikut (+ +, "##4). !. 0elur /yamuk betina meletakkan telurnya sebanyak 3#="## butir sekali bertelur. 0elur=telur itu diletakkan di dalam air dan mengapung di tepi air. 0elur tersebut tidak dapat bertahan di tempat yang kering dan dalam "=. hari akan menetas menjadi lar4a. ". ;ar4a ;ar4a nyamuk memiliki kepala dan mulut yang digunakan untuk mencari makan, sebuah torak dan sebuah perut. Mereka belum memiliki kaki. alam perbedaan nyamuk lainnya, lar4a &nopheles tidak mempunyai saluran pernafasan dan untuk posisi badan mereka sendiri sejajar dipermukaan air. ;ar4a bernafas dengan lubang angin pada perut dan oleh karena itu harus berada di permukaan. Bebanyakan lar4a memerlukan makan pada alga, bakteri, dan mikroorganisme lainnya di permukaan. Mereka hanya menyelam di ba%ah permukaan ketika terganggu. ;ar4a berenang tiap tersentak pada seluruh badan atau bergerak terus dengan mulut. ;ar4a berkembang melalui 4 tahap atau stadium, setelah lar4a mengalami metamorfisis menjadi kepompong. isetiap akhir stadium lar4a berganti kulit, lar4a mengeluarkan exokeleton atau kulit ke pertumbuhan lebih lanjut. *abitat ;ar4a ditemukan di daerah yang luas tetapi kebanyakan spesies lebih suka di air bersih. ;ar4a pada nyamuk &nopheles ditemukan di air bersih atau air payau yang memiliki kadar garam, ra%a bakau, di sa%ah, selokan yang ditumbuhi rumput, pinggir
7

sungai dan kali, dan genangan air hujan. 2anyak spesies lebih suka hidup di habitat dengan tumbuhan. *abitat lainnya lebih suka sendiri. 2eberapa jenis lebih suka di alam terbuka, genangan air yang terkena sinar matahari. .. Bepompong Bepompong terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan tetapi memerlukan udara. Pada kepompong belum ada perbedaan antara jantan dan betina. Bepompong menetas dalam !=" hari menjadi nyamuk dan pada umumnya nyamuk jantan lebih dulu menetas daripada nyamuk betina. ;amanya dari telur berubah menjadi nyamuk de%asa ber4ariasi tergantung spesiesnya dan dipengaruhi oleh panasnya suhu. /yamuk bias berkembang dari telur ke nyamuk de%asa paling sedikit membutuhkan %aktu !#=!4 hari. 4. /yamuk e%asa Semua nyamuk, khususnya &nopheles de%asa memiliki tubuh yang kecil dengan . bagian A kepala, torak dan abdomen (perut). Bepala nyamuk berfungsi untuk memperoleh informasi dan untuk makan. Pada kepala terdapat mata dan sepasang antena. &ntena nyamuk sangat penting untuk mendeteksi bau host dari tempat perindukan dimana nyamuk betina meletakkan telurnya. Ienis nyamuk yang terdapat di )ndonesia bermaca= macam diantaranya adalah nyamuk Anopheles, Aedes, dan #ulex. Perbedaan ke tiga nyamuk tersebut di atas dapat dilihat pada gambar di ba%ah ini (+ +,"##4) 0empat berkembangbiakan nyamuk adalah pada genangan=genangan air. Pemilihan tempat pelatakan telur dilakukan oleh nyamuk betina de%asa. Pemilihan tempat yang disenangi sebagai tempat berkembangbiakan dilakukan secara turun temurun oleh seleksi alam. Satu tempat perindukkan yang disukai oleh jenis nyamuk yang lain belum tentu disukai oleh jenis nyamuk yang lain ( epkes (), "##!). Ienis nyamuk anopheles di )ndonesia lebih dari '# jenis sekitar !5 jenis yang menjadi nyamuk penyebaran malaria di )ndonesia. 2eberapa 4ektor mempunyai potensi untuk menularkan malaria,

antara lain anopheles aconitus, anopheles farauti, anopheles balanbacensis, anopheles punclutatus, dan anopheles barbirostis. a. Anopheles aconitus 0empat perindukan lar4a pada persa%ahan dengan saluran irigasi tepi sungai pada musim kemarau, kolam ikan dengan tanaman rumput di tepinya. Perilaku nyamuk de%asa yakni $oofilik banyak dari antropofilik menggigit di %aktu senja sampai dini hari. b. Anopheles farauti 0empat perindukan lar4a pada kebun kangkung, kolam genangan air dalam perahu, genangan air hujan, ra%a dan saluran air. Perilaku nyamuk de%asa yaitu antropofilik lebih banyak dari $oofilik menggigit di %aktu malam tempat istirahat tetap didalam dan diluar rumah. c. Anopheles balanbacensis 0empat perindukan lar4a pada bekas roda yang tergenang air, bekas jejak kaki binatang pada tanah berlumpur yang berair, tepi sungai pada musim kemarau, kolam atau kali yang berbatu atau daerah pedalaman. Perilaku nyamuk de%asa yakni antrofilik lebih banyak dari $oofilik. Menggigit di%aktu malam hari, tempat istirahat tepat diluar rumah (di sekitar kandang ternak). d. Anopheles punclutatus 0empat perindukan lar4a pada air di tempat terbuka dan terkena langsung sinar matahari, pantai dalam musim penghujan dan tepi sungai. Perilaku nyamuk de%asa yakni antrofilik lebih banyak dari $oofilik, tempat istirahat tetap diluar rumah. e. Anopheles barbirostis 0empat perindukan lar4a pada kumpulan air yang permanen atau sementara, celah tanah bekas kaki binatang tambak ikan dan bekas galian di pantai. Perilaku nyamuk de%asa yakni antrofilik lebih banyak dari $oofilik, menggigit di%aktu malam tempat istirahatnya tetap diluar rumah. f. Anopheles sundaicus

0empat perindukan di pinggir pantai atau air payau menggigit di %aktu malam hari tempat istirahatnya diluar rumah. Sebelum memperlajari aspek perilaku nyamuk atau mahkluk hidup lainnya harus disadari bah%a segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala biologi selalu ada 4ariasi. <ariasi tingkah laku akan terjadi didalam spesies tunggal baik di daerah yang sama maupun yang berbeda. Perilaku nyamuk akan mengalami perubahan jika ada rangsangandari luar. (angsangan dari luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan lingkungan baik yang alamiah maupun karena ulah manusia. a. Perilaku /yamuk 2erdasarkan ataran (endah Pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman. 0etapi, apabila diteliti lebih lanjut tiap spesies ternyata mempunyai perilaku yang berbeda=beda. Perilaku nyamuk berdasarkan dataran rendah hanya hinggap di tempat = tempat rendah seperti tanah dan ada pula spesies yang hinggap di persa%ahan, pinggiran sungai, ra%a=ra%a, kolam kangkung, parit dan lain sebagainya. ". Perilaku /yamuk 2erdasarkan ataran 0inggi Perilaku nyamuk berdasarkan tempat sangat ber4ariasi seperti pada nyamuk anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya. &da spesies yang senang pada tempattempat yang kena sinar matahari langsung dan ada pula yang senang pada tempat=tempat yang teduh. Perilaku nyamuk berdasarkan dataran tinggi terdapat pada rumputrumput, hutan dan juga tanaman= tanaman yang hidup di tebing yang curam. 2.* Pen!ak#t Malar#a +# In+&nes#a Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium (M 7s), dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun "#!3 yang dilihat dari indicator menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. %lobal &alaria Programme (7MP) menyatakan bah%a malaria merupakan penyakit yang harus terus menerus
10

dilakukan pengamatan, monitoring dan e4aluasi, serta diperlukan formulasi kebijakan dan strategi yang tepat. semua pulau dengan derajat dan berat infeksi yang ber4ariasi. Menurut data yang berkembang hampir separuh dari populasi )ndonesia bertempat tinggal di daerah endemik malaria dan diperkirakan ada .# juta kasus malaria setiap tahunnya. Bejadian tersebut disebabkan adanya permasalahan= permasalahan tekhnis seperti pembangunan yang tidak ber%a%asan kesehatan lingkungan, mobilitas penduduk dari daerah endemis malaria, adanya resistensi nyamuk 4ektor terhadap insektisida yang digunakan dan juga resistensi obat malaria makin meluas. Malaria di suatu daerah dapat ditemukan secara autokton, impor, induksi, introduksi, atau reintroduksi. i daerah yang autokton, siklus hidup malaria dapat berlangsung karena adanya manusia yang rentan, nyamuk dapat menjadi 4ektor dan ada parasitnya. )ntroduksi malaria timbul karena adanya kasus kedua yang berasal dari kasus impor. Malaria reintroduksi bila kasus malaria muncul kembali yang sebelumnya sudah dilakukan eradikasi malaria. Malaria impor terjadi bila infeksinya berasal dari luar daerah (daerah endemis malaria). Malaria induksi bila kasus berasal dari transfusi darah, suntikan, atau congenital yang tercemar malaria. Beadaan malaria di daerah endemik tidak sama. erajat endemisitas dapat diukur dengan berbagai cara seperti angka limpa, angka parasit, dan angka sporo$oit, yang disebut angka malariometri. Sifat malaria juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, yang tergantung pada beberapa faktor, yaitu A parasit yang terdapat pada pengandung parasit, manusia yang rentan, nyamuk yang dapat menjadi 4ektor, dan lingkungan yang dapat menunjang kelangsungan hidup masing=masing. Plasmodium 4i4a9 mempunyai %ilayah penyebaran paling luas, dari %ilayah beriklim dingin, subtropik, sampai %ilayah beriklim tropis. Plasmodium falcifarum jarang ditemukan di %ilayah beriklim dingin, tetapi paling sering ditemukan pada %ilayah beriklim tropis. Hilayah penyebaran Plasmodium malariae mirip dengan penyebaran Plasmodium falcifarum, tetapi Plasmodium
11

malariae jauh lebih jarang ditemukan, dengan distribusi yang sporadik.

ari

semua spesies Plasmodium manusia, Plasmodium o4ale paling jarang ditemukan di %ilayah%ilayah &frika beriklim tropis, dan sekali=sekali ditemukan di ka%asan Pasifik 2arat. i )ndonesia, secara umum spesies yang paling sering ditemukan adalah Plasmodium falcifarum dan Plasmodium 4i4a9, Plasmodium malariae jarang ditemukan di )ndonesia bagian timur, sedangkan Plasmodium o4ale lebih jarang lagi. Penemuannya pernah dilaporkan dari -lores, 0imor dan )rian Iaya. 2., D#str#"us# -rekuens# Pen!ak#t Malar#a &. ,rang i )ndonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting, oleh karena penyakit ini endemik di sebagian besar %ilayah )ndonesia terutama di luar Ia%a dan 2ali. :pidemi malaria seringkali dilaporkan dari berbagai %ilayah dengan angka kematian yang lebih tinggi pada anak=anak di ba%ah 3 tahun dibanding orang de%asa. Penelitian >ulius ("##6) dengan desain case series di Babupaten 2intan Bepulauan (iau tahun "##3="##5 terdapat .'4 penderita malaria, "4. orang (5.,.J) laki=laki dan !4! orang (.5,6J) perempuan, kelompok umur 3=!4 tahun ". orang (5J), !3=44 tahun ."5 orang ('4,8J), dan K43 tahun .3 orang (8,!J). Penelitian >oga dalam Sarumpaet dan 0arigan ("##5) tahun !888 di Babupaten Iepara Ia%a 0engah, diperoleh bah%a dari !43 kasus malaria yang diteliti, 44J berasal dari pekerjaan petani serta tidak ditemukan pada P/SC0/)CP,;(). Penelitian Sunarsih, dkk tahun "##4="##6 dengan desain kasus kontrol, kasus malaria di %ilayah Puskesmas Pangkalbalam Bota Pangkalpinang banyak diderita responden berumur "!="3 tahun (!6,5J), umur .5=4# tahun (!4,6J). /amun secara keseluruhan fenomena tersebut menunjukkan bah%a penyakit malaria menyerang hampir seluruh kelompok umur, '# orang mempunyai jenis kelamin laki=laki (3','J), perempuan 4!,"J (35 orang).

12

2. 0empat 2atas dari penyebaran malaria adalah 54D;? ((usia) dan ."D;S (&rgentina). Betinggian yang dimungkinkan adalah 4## meter di ba%ah permukaan laut (;aut mati dan Benya) dan "5## meter di atas permukaan laut (2oli4ia). Plasmodium 4i4a9 mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropik. Malaria di suatu daerah dikatakan endemik apabila kesakitannya yang disebabkan oleh infeksi alamiah, kurang lebih konstan selama beberapa tahun berturut=turut. 2erdasarkan hasil Spleen (ate (S(), yaitu persentase penduduk yang limpanya membesar dari seluruh penduduk yang diperiksa pada kelompok umur "=8 tahun, suatu daerah dapat diklasifikasikan menjadi 4 tingkat endemisitasA !. *ipoendemik S( L !#J ". Mesoendemik S( !!=3#J ..*iperendemik S( K 3#J (S( de%asa tinggi K "3 J) 4.*oloendemik S( K63 J (S( de%asa rendah). 2erdasarkan &M), daerah malaria dapat diklasifikasikan menjadiA !. ;o% Malaria )ncidence, &M) L !# kasus per !.### penduduk ". Medium, &M) !#=3# kasus per !.### penduduk .. *igh, &M) K 3# kasus per !.### penduduk Penelitian &hmadi, dkk tahun "##' di di esa ;ubuk /ipis Becamatan 0anjung &gung Babupaten Muara :nim, terlihat bah%a dari 34 responden, yang positif malaria terdapat 3. (8',! J) responden yang mempunyai tempat tinggal dengan jarak kurang dari "## m dari hutanCkebunCsemak=semakCsa%ah dan ! (!,8 J) responden yang mempunyai tempat tinggal yang berjarak lebih dari "## m. igunakan jarak "## m adalah karena "## m adalah jarak terbang maksimum nyamuk. +. Haktu Menurut data Profil inkes Sumut dalam Sarumpaet dan 0arigan ("##5), di Propinsi Sumatera ?tara terjadi kasus malaria klinis rata=rata '".4#3 per tahun
13

(selama tahun !885="###). Penyakit malaria sampai saat ini menduduki rangking ke=6 dari !# penyakit terbesar di Propinsi Sumatera ?tara. 2erdasarkan data laporan bulanan malaria, kejadian malaria di Ba%asan :kosistem ;euser berdasarkan &nnual Malaria )ncidence (&M)) terjadi peningkatan malaria, yaitu dari !",' M tahun "##. meningkat menjadi !4,. M tahun "##4 dan "3,4 M tahun "##3. 2.. $am"aran Malar#a Ber+asarkan Data !. Stratifikasi Malaria ?paya penanggulangan penyakit malaria di )ndonesia sejak tahun "##6 dapat dipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (&P)). *al ini sehubungan dengan kebijakan Bementerian Besehatan mengenai penggunaan satu indikator untuk mengukur angka kejadian malaria, yaitu dengan &P). Pada tahun "##6 kebijakan ini mensyaratkan bah%a setiap kasus malaria harus dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sediaan darah dan semua kasus positif harus diobati dengan pengobatan kombinasi berbasis artemisinin atau &+0 ( Artemisinin'based #ombination (herapies).

um"er/ D#tjen PP 0 PL De1kes RI2 2334 +alam %emenkes RI2 2311 $am"ar 3.2. trat#5#kas# Malar#a Tahun 2334

7ambar di atas (..") Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh pro4insi di )ndonesia. 2erdasarkan &P), dilakukan stratifikasi %ilayah dimana )ndonesia bagian 0imur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di beberapa %ilayah di Balimantan, Sula%esi dan Sumatera sedangkan di Ia%a=2ali
14

masuk dalam stratifikasi rendah, meskipun masih terdapat desaCfokus malaria tinggi. &P) dari tahun "##'@"##8 menurun dari ",46 per !### penduduk menjadi !,'3 per !### penduduk. 2ila dilihat per pro4insi dari tahun "##' @ "##8 pro4insi dengan &P) yang tertinggi adalah Papua 2arat, /00 dan Papua terdapat !" pro4insi yang diatas angka &P) nasional. 2. e"aran %eja+#an Luar B#asa ari tahun "##5 sampai "##8 kejadian luar biasa (B;2) selalu terjadi di pulau Balimantan %alaupun kabupatenC kota yang terjangkit berbeda=beda tiap tahun. Pada tahun "##8, B;2 dilaporkan terjadi di pulau Ia%a (Ia%a 0engah, Ia%a 0imur dan 2anten), Balimantan (Balimantan Selatan), Sulas%esi (Sula%esi 2arat), /angroe &ceh arussalam (/& ) dan Sumatera (Sumatera 2arat dan ;ampung) dengan jumlah total penderita sebanyak !.'58 orang dengan jumlah kematian sebanyak !! orang.

um"er/ D#tjen PP 0 PL De1kes RI2 2334 +alam %emenkes RI2 2311 $am"ar 3.3. %LB 233*62334

3. Data Rumah ak#t Menurut data statistik rumah sakit, angka kematian (+-() penderita yang disebabkan malaria untuk semua kelompok umur menurun drastis dari tahun "##4 ke tahun "##5 (dari !#,5!J menjadi !,.4J). /amun dari tahun "##5 sampai tahun "##8 +-( cenderung meningkat hingga lebih dua kali lipat. *al ini perlu menjadi perhatian dan dilakukan e4aluasi agar dapat diketahui penyebab meningkatnya angka kematian dan dilakukan upaya pencegahannya. Sedangkan

15

untuk jumlah pasien ra%at inap yang keluar dari tahun "##4 = "##8 berfluktuatif dan pasien ra%at inap laki=laki lebih banyak dari perempuan.

um"er/ D#tjen B#na Pela!anan Me+#k De1kes2 RI2 2334 +alam %emenkes2 2311 $ra5#k 3.3. Pas#en Ra7at Ina1 Ber+asarkan 8en#s %elam#n Pen!ak#t Malar#a

'. RI %E DA Pre4alensi malaria berdasarkan (iskesdas "#!# diperoleh dalam bentuk point pre4alence. Point pre4alence menunjukan proporsi orang di populasi yang terkena penyakit pada %aktu tertentu. %a%ancara terstruktur menggunakan dipstick ((apid ata malaria dikumpulkan dengan dua cara yaitu kuesioner dan pemeriksaan darah iagnostic 0estC( 0). 2esarnya sampel untuk ari menggunakan

pemeriksaan ( 0 yang merupakan subsampel dari sampel Besehatan masyarakat adalah sejumlah 63.!8" dan yang dapat dianalisis adalah 6".!#3 (83,8J). hasil (iskesdas diperoleh Point pre4alence malaria adalah #,5J, namun hal ini tidak menggambarkan kondisi malaria secara keseluruhan dalam satu tahun karena setiap %ilayah dapat mempunyai masa=masa puncak (pola epidemiologi) kasus yang berbeda=beda. Spesies parasit malaria yang paling banyak ditemukan adalah Plasmodium falciparum ('5,4J) sedangkan sisanya adalah Plasmodium 4i4a9 dan campuran antara P. falciparum dan P. <i4a9. /amun data sebaran parasit per%ilayah tidak diperoleh, sehingga tidak dapat diketahui jenis parasit yang dominan per suatu %ilayah. Menurut karakteristik umur, point pre4alence paling tinggi adalah pada umur 3=8 tahun (#,8J), kemudian pada kelompok umur !=4 tahun (#,'J) dan paling rendah pada umur L! tahun (#,.J). Sedangkan menurut period pre4alence,
16

pre4alens paling tinggi adalah pada kelompok umur K!3 tahun (!#,'J), nomor dua paling tinggi pada kelompok umur !=4 tahun (!#,6J) dan paling rendah tetap pada umur L! tahun (',"J). ari data diatas tampak kecenderungan kelompok yang berisiko tinggi terkena malaria bergeser dari usia K!3 tahun ke usia !=4 tahun. ,leh karena itu perlu inter4ensi pencegahan malaria pada usia !=4 tahun, memperkuat promosi anak diba%ah lima tahun tidur diba%ah kelambu berinsektisida serta menyediakan obat malaria yang sesuai dengan umur balita. ?ntuk karakteristik jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan, point pre4alensi dan period pre4alensi hampir sama. Pada point pre4alensi, pre4alensi pada laki=laki sama dengan perempuan (#,5J), diperdesaan (#,'J) dua kali pre4alensi di perkotaan (#,4J). Belompok pendidikan tidak tamat S (#,6J) dan tidak pernah sekolah (#,'J) merupakan dua kelompok yang paling tinggi pre4alensinya dan kelompok tamat P0 merupakan kelompok yang paling rendah pre4alensinya (#,"J). Belompok FsekolahG dan petaniCnelayanCburuh merupakan kelompok pekerjaan yang tertinggi pre4alensinya (masing=masing #,6J) sedangkan yang paling rendah adalah Pega%aiC0/)CP,;() (#,.J). ". MA BL99D UR)EI :MB ; Pada M2S dilakukan pengambilan sediaan darah berdasarkan mikroskop dan )apid !iagnostic (est *)!(+. *asil M2S menunjukkan bah%a Pro4insi dengan kasus positif tertinggi adalah /usa 0enggara 0imur (.".."! orang) dan Maluku ("..634 orang). )nfeksi malaria pada kehamilan sangat merugikan bagi ibu dan janin yang dikandungnya, karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin. Pada ibu, malaria dapat menyebabkan anemia, malaria serebral, edema paru, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin, dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Menurut &ass ,lood -urvei *&,-+ pada tahun "##' kasus infeksi pada ibu hamil yang terbanyak adalah /usa 0enggara 0imur (5"4 orang), kemudian Maluku (433 orang). Secara absolut pro4insi yang mempunyai kasus bumil malaria tertinggi adalah /00, namun pro4insi yang mempunyai persentase kasus bumil malaria tertinggi adalah Sumatera 2arat (5,.5J) dan (iau (","4J).
17

2.. -akt&r Determ#nan Pen!e"a" Pen!ak#t Malar#a &. -aktor &gent &gent atau penyebab dari penyakit malaria adalah semua unsure atau elemen hidup atauoun tidak hidup dalam kehadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia yang rentan akan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. 2. -aktor *ost &da dua macam host terkait penularan penyakit malaria, yaitu manusia (host intermediate) dan nyamuk anopheles betina (host definitif) !. -aktor manusia Secara umum dapat dikatakan bah%a pada dasarnya setiap orang dapat terkena penyakit malaria. Perbedaan pre4alensi menurut umur dan jenis kelamin, ras dan ri%ayat penyakit sebelumnya sebenarnya berkaitan dengan perbedaan tingkat kekebalan karena 4ariasi keterpaparan terhadap gigitan nyamuk. 2ayi di daerah endemic malaria mendapat perlindungan antibody maternal yang diperoleh secara transpalsental. 2eberapa penelitian menunjukkan bah%a %anita mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki=laki, namun kehamilan menambah resiko malaria. Malaria pada ibu hamil mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan ibu dan anak, antara lain berat badan lahir rendah, abortus, partus premature dan kematian janin intrauterine. Penyakit malaria dapat menginfeksi setiap manusia, ada beberapa actor intrinsic yang dapat mempengaruhi manusia sebagai penjamu malaria, antara lain A a. ?mur

18

Secara umum penyakit malaria tidak mengenal tingkatan umur. *anya saja anak=anak lebih rentan terhadap infeksi malaria. Menurut 7una%an ("###), perbedaan pre4alensi malaria menurut umur dan jenis kelamin berkaitan dengan derajat kekebalan karena 4ariasi keterpaparan kepada ggitan nyamuk. ,rang de%asa dengan berbagai akti4itasnya di luar rumah terutama di tempat=tempat perindukan nyamuk pada %aktu gelap atau malam hari, akan sangat memungkinkan untuk kontak dengan nyamuk. b. Ienis kelamin )nfeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin akan tetapi apabila menginfeksi ibu yang sedang hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat. c. (as 2eberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai kekebalan alamiah terhadap malaria, kelompok penduduk yang mempunyai haemoglobin S (*b S) ternyata lebih tahan terhadap akibat infeksi Plasmodium falsiparum. *b S terdapat pada penderita dengan kelainan darah yang merupakan penyakit keturunanCherediter yang disebut sickle cell anemia, yaitu suatu kelainan dimana sel darah merah penderita berubah bentuknya mirip sabit apabila terjadi penurunan tekanan oksigen udara. d. (i%ayat malaria sebelumnya ,rang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria dibandingkan pendatang dari daerah non endemis. e. Pola hidup

19

Pola hidup seseorang atau sekelompok masyarakat berpengaruh terhadap terjadinya penularan malaria seperti kebiasaan tidur tidak pakai kelambu, dan sering berada di luar rumah pada malam hari tanpa menutup badan dapat menjadi faktor risiko terjadinya penularan malaria. f. Status gi$i Status gi$i erat kaitannya dengan system kekebalan tubuh. &pabila status gi$i seseorang baik akan mempunyai peranan dalam upaya mela%an semua agent yang masuk ke dalam tubuh. (*arjanto,"##.) ". <ektor malaria (*ost definitif) /yamuk anopheles yang ada di )ndonesia berjumlah lebih '# spesies, namun di )ndonesia telah ditemukan sejumlah "4 spesies &nopheles yang dapat menularkan malaria. Behidupan nyamuk sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, curah hujan dan sebagainya. 0ingginya penularan tergantung dari densitas (kepadatan) frekuensi gigitan, lamanya hidup 4ector, lamanya siklus Sporogoni, angka Sporo$oit dan adanya reser4oir parasit. .. -aktor lingkungan !. ;ingkungan -isik -aktor geografi dan metereologi di )ndonesia sangat menguntungkan transmisi malaria di )ndonesia. Pengaruh suhu ini berbeda=beda setiap spesies. Pada suhu "5,6 + masa inkubasi ekstrinsik adalah !#=!" hari untuk P. falciparum dan '=!! hari untuk P. 4i4a9, !4=!3 hari untuk P. malariae dan P. o4ale (Pampana,!858, dalam *arijanto P./.,!88'). efisiensi $at besi dan ribofla4in mempunyai efek protektif terhadap malaria berat

20

a. Suhu Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum berkisar antara "#=.# +. Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (Sporogoni) dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik. b. Belembaban udara Belembaban udara yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun berpengaruh pada parasit. 0ingkat kelembaban 5#J merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria. c. +urah hujan Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan terjadinya epidemic malaria. 2esar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan curah hujan, jenis 4ector dan jenis tempat perindukan. *ujan yang diselingi panas matahari akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk &nopheles. d. 0opografi (ketinggian) Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin bertambah, hal ini berkaitan dengan menurunnya suhu rata=rata. e. &ngin Becepatan dan arah angin dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dengan manusia. f. Sinar matahari

21

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan lar4a nyamuk berbeda= beda. g. &rus air &n. 2arbirostris lebih menyukai perindukan yang airnya statisC mengalir lambat, sedangkan &n. Minimus lebih menyukai aliran yang deras dan &n. ;etifer lebih menyukai air yang tergenang. h. Badar garam An. sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya !"=!'J dan tidak berkembang pada kadar garam 4#J ke atas. /amun di Sumatera ?tara ditemukan pula perindukan An.sundaicus dalam air ta%ar. ". ;ingkungan biologi 0umbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan lar4a karena dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan makhluk hidup lainnya. .. ;ingkungan sosial=budaya Bebiasaan manusia untuk berada diluar rumah sampai larut malam akan memudahkan tergigit oleh nyamuk, karena sifat 4ector yang eksofilik dan eksofagik untuk manusia yang terbiasa berada di luar rumah sampai larut malam akan mudah digigit oleh nyamuk. Peperangan dan perpindahan penduduk dapat menjadi faktor penting untuk meningkatkan malaria. Meningkatkan kunjungan pari%isata dan perjalanan dari daerah endemic mengakibatkan juga meningkatnya kasus malaria yang diba%a (daerah asal). 2.4 trateg# Pen<egahan Pen!ak#t Malar#a
22

Pencegahan malaria secara garis besar mencakup tiga aspek sebagai berikutA a. Mengurangi pengandung gametosit yang merupakan sumber infeksi (reser4oar). *al tersebut dapat di cegah dengan jalan mengobati penderota malaria akut dengan obat yang efektif terhadap fase a%al dari siklus eritrosit aseksual sehingga gametosit tidak sempat terbentuk didalam darah penderita. b. Memberantas nyamuk sebagai 4ektor malaria Memberantas nyamuk dapat dilakukan dengan menghilangkan tempat=tempat perindukan nyamuk, membunuh lar4a atau jentik dan membunuh nyamuk de%asa. Pengendalian tempat perindukan dapat dilakukan dengan menyingkirkan tumbuhan air yang menghalangi aliran air, melancarkan aliran saluran air dan menimbun lubang=lubang yang mengandung air. /yamuk de%asa dapat diberantas dengan menggunakan insektisida, biasanya dengan cara disemprotkan. Peran 0 sekarang diganti dengan insektisida sintesis dari golongan kimia lain, yang masih efektif. &khir=akhir ini telah dikembangkan teknik genetika untuk mensterilkan nyamuk &nopheles de%asa (Putu Sutisna,"##.). c. Melindungi orang yang rentan dan berisiko terinfeksi malaria Secara prinsip upaya ini dikerjakan dengan cara sebagai berikutA !. Mencegah gigitan nyamuk ". Memberikan obat=obatan untuk mencegah penularan malaria .. Memberi 4aksin (namun masih belum bisa diterapkan secara luas, masih dalam tahap riset di lapangan)

23

BAB III PENUTUP 3.1 %es#m1ulan Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi (vector borne desease).

24

Penyebab

penyakit

malaria

adalah

genus

plasmodia

family

plasmodiidae, yaitu P. malariae, P. vivax, dan P. ovale. Secara umum ada 4 jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana. 7ejala penyakit malaria dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Pola penyakit malaria terdiri dari stadium dingin, stadium demam, dan stadium berkeringat. iagnosis penyakit malaria didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasite (Plasmodium) di dalam darah penderita. Penularan penyakit malaria dapat secara alami (gigitan nyamuk &nopheles) maupun tidak alami baik secara ba%aan, mekanik, maupun oral. 2eberapa 4ektor mempunyai potensi untuk menularkan malaria, antara lain anopheles aconitus, anopheles farauti, anopheles balanbacensis, anopheles punclutatus, dan anopheles barbirostis. istribusi penyakit malaria berdasarkan orang, menyerang hampir seluruh kelompok umur. 2erdasarkan tempat yakni pada ketinggian yang dimungkinkan adalah 4## meter di ba%ah permukaan laut (;aut mati dan Benya) dan "5## meter di atas permukaan laut (2oli4ia). Plasmodium 4i4a9 mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropik. 2erdasarkan %aktu terjadi peningkatan penyakit malaria (berdasarkan data laporan bulanan malaria di Ba%asan :kosistem ;euser berdasarkan &nnual Malaria )ncidence (&M))). -aktor determinan penyebab malaria dapat dilihat dari segi agent, host, dan lingkungannya. Strategi pencegahan penyakit malaria secara garis besar mencakup tiga aspek sebagai berikutA Mengurangi pengandung gametosit yang merupakan sumber infeksi (reser4oar), memberantas nyamuk sebagai

25

4ektor malaria2 dan melindungi orang yang rentan dan berisiko terinfeksi malaria. 3.2 aran !. Perlunya meningkatkan pemahaman, kesadaran, sikap dan perubahan perilaku masyarakat terhadap penyakit Malaria. ". Perlunya digalakkan strategi pencegahan penyakit malaria tidak hanya bila terjadi %abah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.

26

You might also like