You are on page 1of 8

Keong mas, tanpa diduga ternyata merupakan produk yang sangat laris di pasar ekspor seperti Jepang dan

Eropa, selain laris manis di Indonesia dan ini mungkin salah satu penyebab kenapa budidaya keong mas kian marak belakangan ini. Di Indonesia sendiri, keong mas biasa dihidangkan salam menu sate keong maupun dimasak dengan bumbu pedas dan ternyata, hewan yang dulu hanya dikenal sebagai hama perusak tanaman ini mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi. Keong mas mengandung omega 3, 6, serta 9 dan selain itu, hewan yang satu ini juga mengandung protein tinggi. Jika Anda tertarik untuk mengembangbiakkan keong mas baik untuk kepentingan dijual maupun konsumsi pribadi, berikut cara budidaya keong mas yang dapat Anda coba.

Pembuatan Wadah Tempat Keong Mas Dibudidayakan


Langkah pertama yang harus Anda lakukan dalam membudidayakan keong mas yaitu membuat wadah untuk membudidayakan keong tersebut. Anda bisa membuat wadah dengan cara membuat kolam tanah namun, jika Anda ingin membuat kolam buatan, Anda juga bisa mencoba membuat kolam dari terpal atau fiber. Jangan lupa juga untuk menutup wadah dengan jarring atau papan, jadi keong tidak kabur dan serangga tidak masuk ke wadah. Selain itu, karena pemeliharaan keong mas bisa menimbulkan bau yang sangat amis, usahakan untuk membuat wadah tersebut jauh dari rumah serta dekat dengan sumber air supaya Anda bisa mengganti air dalam wadah ketika diperlukan. Selain itu, pastikan bahwa air tidak terlalu tinggi mengingat keong mas akan naik ke permukaan dan menempatkan telurnya di tempat yang tak berair. Anda juga bisa menancapkan beberapa tongkat kayu di atas kolam yang nantinya akan digunakan keong mas Anda untuk menempatkan telurnya.

Pemilihan Indukan dan Pemberian Makan


Selain cara pembuatan wadah, teknik beternak lain yang wajib Anda kuasai ketika hendak membudidayakan keong mas yaitu teknik memilih indukan. Anda bisa mendapatkan indukan keong mas di empang, persawahan, danau, maupun kali irigasi. Pastikan untuk memilih indukan yang berukuran paling tidak 4 cm karena semakin besar indukan yang Anda ambil, semakin banyak telur yang mampu dihasilkan dan bahkan bisa mencapai ratusan. Hal penting lain dalam cara beternak keong mas yaitu pemberian makan. Pakan keong mas meliputi daun-daunan lunak seperti daun sawi, daun selada, maupun daun eceng gondok dan lain sebagainya. Pastikan untuk memberi makan keong mas Anda 3-4 kali sehari karena jika sampai kekurangan pakan, keong mas bisa mati. Sementara itu, untuk cara ternak keong mas yang baru saja menetas, makananya agak berbeda yaitu alga lumut atau bahan organic yang sudah dihancurkan dengan sangat halus.

Pemanenan Keong Mas


Setelah membudidayakan keong mas untuk rentang waktu yang cukup lama, Anda bisa memanen keong mas Anda dan waktu pemanenan bisa bervariasi karena pertumbuhan keong mas tergantung pada suhu dan jumlah asupan pakan. Dalam memanen keong mas, Anda bisa melakukannya secara keseluruhan maupun secara parsial. Jika Anda memilih untuk memanen keong mas Anda secara parsial, Anda bisa memanen keong yang sudah berukuran besar saja

sementara yang masih kecil dibiarkan untuk digunakan sebagai bibit dan dipanen pada kesempatan panen selanjutnya. Satu hal yang penting dalam teknik budidaya keong mas yang wajib Anda ketahui selain cara-cara diatas yaitu Anda tidak boleh memberi garam pada wadah atau kolam keong mas Anda karena keong mas akan mati jika terkena garam.

Siklus Hidup Keong Emas

Dulunya keong emas berasal dari Amerika Selatan (Argentina, Suriname, Brasilia dan Guatemala) dan salah satu negara yang mengimpor keong ini adalah Filipina yaitu antara tahun 1982 sampai tahun 1984 melalui taiwan. Tujuan mendatangkan keong ini adalah untuk memanfaatkan nilai gizi yang tinggi sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Sedangkan Indonesia mengintroduksi keong ini sekitar tahun 1981 sebagai hewan peliharaan akuarium di daerah Jogjakarta. Pada tahun 1985-1987, hewan ini berkembang dengan cepat dan populer sehingga menjadi hama yang merusak tanaman padi. Keong Mas (pomacea canaliculata) adalah siput sawah dengan warna cangkang keemasan kadang dianggap hama tetapi berprotein tinggi. Keong disebut hama karena menjadi pemakan tanaman padi di areal persawahan dengan cara menempelkan telurnya dibatang-batang padi. Ketika menetas, keong-keong tersebut mengkonsumsi batang padi hingga semua tanaman padi

yang di tempati oleh keong emas akan mati dan para petani terancam gagal panen. Karena itu, keong mas disebut sebagai hama unggul karena memakan segala tanaman terutama tanaman padi muda dan pembibitan. Keong emas sering juga di sebut dengan nama siput murbai yang merupakan hewan lunak atau Mollusca dari golongan Gastropoda. Keong emas biasanya hidup di saluran- saluran air, sawah irigasi, rawa-rawa, dan di areal yang selalu tergenang oleh air. Walaupun begitu bukan berarti juga kalau keong emas itu tidak bisa hidup di areal yang tanpa air. pada musim kemarau keong emas biasanya mengubur dirinya di dalam tanah yang lembab atau di tanah yang sedikit mengandung air. Mereka mampu berdiapause atau fase dimana organismenya berhenti berkembang dan terjadi pada siklus tahunan selama 6 bulan, kemudian keong emas akan aktif kembali pada saat tanah mulai dialiri air lagi. Keong emas juga bisa hidup di lingkungan yang kurang baik, seperti air yang terkena polusi, di tempat yang kurang kadar oksigenya dan sebagainya. namun bila kita tinjau ulang, pada morfologi keong emas sebenernya hampir sama persis dengan keong sawah. bentuk cangkangnya bulat mengerut, berwarna kuning keemasanemasan. cara berkembang dengan cara ovipar. masa perkembang biakkannya kira-kira selama 3 sampai 4 tahun, Masa Pertumbuhan awal Keong emas yaitu sekitar 15-25 hari pertama, Kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan lanjutan sekitar 26-59 hari, setelah dua bulan atau menginjak hari ke-60an sampai tiga bulan kedepannya keong mas menjadi keong dewasa dan Setelah dewasa keong mas akan mempunyai cangkang besar sekitar 4 cm dan berat 10 gram sampai 20 gram Cara perkembang biakan keong emas dengan cara bertelur, mereka biasanya bertelor menjelang pagi ataupun pada sore hari. Seekor keong emas dalam waktu sebulan bisa menghasilkan 1000-1200 telur.Telur-telur keong emas tersebut akan menetas dalam waktu 714 hari. namun Siklus hidup keong emas sangat pendek, walaupun begitu keperidian/ fertilitas keong emas sangatlah tinggi, kemampuan bertahan hidupnya pada kondisi lingkungan apapun juga sangat baik, sehingga hewan ini dapat berkembang dengan sangat pesat dan kosmopolit, Dari hal maanfaat, Keong Mas atau Pomacea canaliculata ternyata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan libido, dan juga bisa digunakan sebagai obat liver. Keong mas ini banyak mengandung asam omega 3, 6 dan 9 dan kandungan protein pada keong mas kurang lebih sekitar 57,76 %, Sehingga kadar proteinnya cukup tinggi. Di sisi lain Keong emas ternyata sangat dikenal sebagai hama yang sangat rakus dan ekstrim. Biasanya dalam semalam seekor keong mampu menghabiskan satu rumpun padi yang berumur antara 15-30 hari. Sehingga banyak petani yang mengeluh karena dirugikan sampai petani harus menderita karena gagal panen total akibat dari serangan hama keong emas ini. Berbagai macam carapun telah dilakukan untuk membasmi hama keong emas ini. Mulai dari menangkap keong-keong tersebut secara manual, sampai menggunakan moluskisida sintetis yang harganya cukup mahal dan berspektrum luas, sehingga dapat mengganggu organisme non target yang ada disekitarnya dan termasuk juga manusia. Berdasarkan hasil penelitian MS Dela Cruz, RC Joshi, dan AR Martin dari tahun 1999 sampai 2000 di PhilRice Maligaya, Moluskisida komersial (niklosamida dan metaldehida) efektif terhadap siput murbai jika

langsung terkena. Efikasinya sampai 2- 3 hari. Moluskisida tidak dapat lagi membunuh siput murbai yang baru muncul dari tanah atau yang baru masuk ke lapangan yang telah diaplikasi. Di samping itu juga terdapat kandungan chlorothalonil seabagai bahan aktifnya. Padahal zat ini merupakan jenis moluskisida organoklorin yang sangat resisten di alam sehingga pencemarannya bertahan lama bahkan dapat masuk ke dalam rantai makanan. Selanjutnya zat yang bersifat racun ini akan tinggal di dalam jaringan makhluk hidup dan merusaknya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pemberantasan hama keong mas secara kimia tidaklah efektif dan efisien, selain dapat merusak lingkungan hal tersebut juga kurang dapat mengeksplor manfaat dari keong mas situ sendiri. Menurut Tri Harso (1996), pengendalian hama keong emas yang paling efektif adalah dengan memusnahkan telurnya. Hal ini logis, karena yang banyak kita tahu, saat ini banyak orang yang berusaha memusnahkan keong emas dengan cara menangkap keong yang sudah besar, padahal, dengan kemampuan reproduksi yang dimilikinya, keong-keong kecil dan telurnya yang luput dari tangkapan manusia akan berkembang dan beranak pinak. Jadi jika hanya induknya yang ditangkap, itu kurang efisien. Membasmi keong emas dengan cara memusnahkan telurnya pun sebenarnya bukan alternatif untuk meningkatkan ketahanan pangan. Meski di satu sisi, dengan musnahnya hama keong emas mengimplikasikan semakin turunnya tingkat kegagalan panen akibat serangan hama, akan tetapi di sisi lain memusnahkan keong emas juga berarti memusnahkan salah satu SDA yang sebenarnya memiliki manfaat besar jika dikelola dengan baik. Seperti protein yang terkandungnya juga sangat besar, Setiap 100 gr keong emas, mengandung: Protein (12.2 gr), Lemak (0.4 gr), Karbohidrat (6.6 gr), Fosfor (3.2 gr), Kalium (61 mg), Natrium (40 mg), Ribivlavin (17 mg), Niacin (12 mg)). Telur keong emas juga memiliki kadar kalsium yang tinggi pada cangkangnya. Sehingga disayangkan sekali jika keong emas hanya dibuang dan dimusnahkan karena dianggap sebagai hama yang sangat merugikan bagi petani, padahal di sisi lain keong emas memiliki manfaat yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Saat ini, memang telah banyak orang yang memanfaatkan keong emas sebagai bahan pangan, seperti dibuat sebagai sate keong, atau pakan ternak. Cangkangnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan. Akan tetapi hal tersebut nampaknya tidak cukup ampuh untuk membasmi hama keong emas. Karena kebanyakan orang hanya akan mengambil keong yang besar, dan mengacuhkan keong- keong kecil. Padahal, keong-keong kecil tersebut juga memiliki kemampuan merusak tanaman yang cukup besar. Maka dari itu, perlu strategi baru untuk membasmi keong emas, tanpa harus merusak lingkungan dan membawa manfaat positif. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan telur keong emas sebagai bahan pembuatan makanan ringan, seperti kerupuk telur keong emas. Karena dengan dengan demikian akan membuat pemberantasan hama keong emas lebih berdaya guna.

Cara Aman Mengendalikan Keong Mas

DALAM mengendalikan hama keong mas, umumnya para petani memilih menggunakan moluskisida sintesis yang berharga mahal, berspektrum luas, dan mengganggu organisme nontarget dan juga manusia untuk mengendalikan hama keong mas. Dalam kaitannya dengan pengendalian keong mas, cara-cara yang lebih aman, seperti halnya secara fisik (penggunaan saringan), mekanis (pengambilan langsung) maupun secara biologis (pemberian tanaman yang tidak disukai di saluran-saluran, penggembalaan itik, penanaman bibit yang cukup kuat/tua, dll)

lebih direkomendasikan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengendalikan keong mas. 1. Pengambilan keong mas secara langsung dengan tangan dari sawah pada pagi dan sore hari ketika keong dalam keadaan aktif dan mudah diambil. Di Provinsi Gorontalo, kelompok tani bekerja sama dengan LSM mengadakan lomba pemungutan keong mas antarkelompok tani. Di Tangerang, keong diambil satu per satu, dimasukkan dalam ember dan dijual dengan harga Rp 300,00 per kilogram ke peternak bebek. Di Brebes, seorang petani bisa mengumpulkan sekitar 2 ember keong mas, dan di Kecamatan Margadana (Tegal), seorang petani dapat mengumpulkan keong mas rata-rata hampir sekitar 20-30 kilogram selama 4 jam. 2. Menggunakan tumbuhan yang mengandung racun bagi keong mas. Misalnya daun sembung ( Blumea balsamifera ), daun/akar tuba, daun eceng gondok ( Monochoria vaginalis ), daun tembakau ( Nicotiana tabacum ), daun calamansi atau jeruk ( Citrus microcarpa ), daun makabuhay ( Tinospora rumphii ), dan cabai merah. Selain itu, beberapa tanaman lain yang juga dapat digunakan untuk memberantas keong mas adalah starflower ( Calotropis gigantis ), nimba ( Azadirachtha indica ), dan asyang ( Mikania cordata ) yang mengandung bahan yang dapat membunuh keong mas. Berbagai tumbuhan tersebut dianjurkan diaplikasikan sebelum penanam padi. Saluran kecil dibuat agar keong mas berada di dalam saluran tersebut dan selanjutnya di atas saluran tersebut tempatkan tumbuhan yang disebutkan di atas. 3. Menggunakan atraktan seperti daun talas ( Cococasia esculenta ), daun pisang ( Musa paradisiaca ), daun pepaya ( Carica papaya ), bunga terompet, dan koran bekas, supaya mudah mengumpulkan keong tersebut. Daun sebagai atraktan diletakkan dalam petakan sawah secara berjejer, berjarak 1-2 meter antar umpan, yang dilakukan sebelum panen sampai 5 minggu setelah tanam. Jumlah atraktan sebagai umpan yang diperlukan sekitar 40 kilogram per hektare. Tinggi air di sawah disarankan sekitar 5-10 centimeter (BP2TP NAD, 2004) 4. Selama menggaru terakhir perlu dibuatkan caren yang dalam (sedikitnya lebar 25 centimeter dan dalamnya 5 centimeter). Jarak antara larikan 10-15 meter. Demikian juga, perlu dibuatkan saluran kecil (sedikitnya lebar 25 centimeter, dan dalamnya 5 centimeter) sepanjang tepi sawah. Saluran caren juga berfungsi untuk penjebakan terhadap keong mas, di mana keong mas akan pindah ke dalam saluran tersebut, jika permukaan air berkurang dan dapat dilakukan pengumpulan. 5. Meletakkan kawat kasa atau anyaman bambu pada pemasukan dan pengeluaran air utama, untuk mencegah masuknya keong mas kecil dan dewasa. Cara ini juga untuk mengambil keong mas yang terperangkap. 6. Pagar plastik dapat digunakan untuk mencegah masuknya keong mas ke dalam areal persawahan. 7. Batu tohor sebanyak 50-100 kg/ha dapat ditebarkan pada lahan persawahan untuk mengurangi dan mematikan keong mas.

8. Jika keong mas merupakan masalah yang besar, kita menanam padi yang berumur 25-30 hari setelah tanam. Di persawahan yang berada di dataran tinggi digunakan bibit yang berumur 30 sampai 35 hari setelah tebar yang berumur panjang. 9. Menancapkan ajir bambu sebagai perangkap telur di sawah yang selalu tergenang atau pada saluran pengairan untuk menarik keong mas dewasa bertelur. Dengan cara ini kelompok telur muda dapat terkumpul untuk kemudian diambil dan dihancurkan. Panjang kayu perangkap sekitar 1-1,5 meter, dengan diameter 1-3 centimeter, dan jarak antara tiang perangkap sekitar 2-3 meter. Dalam 1 hektare diperlukan sekitar 200 batang dan ketinggian air dalam petak sawah dianjurkan sekitar 5-10 centimeter (BP2TP NAD, 2004). 10. Mempertahankan air agar tidak terlalu tinggi (2-3 centimeter) mulai 3 hari tanam 11. Mengeringkan sawah berkali-kali untuk mengurangi aktivitas perpindahan dan perusakan. Jika petani menanam dengan sistem tanam pindah, maka 15 hari setelah tanam pindah, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian ( flash flood intermitten irrigation ). Bila petani menanam dengan sistem tabela (tanam benih secara langsung), selama 21 hari setelah tebar benih, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian (BPTP, 2003). 12. Mempergunakan varietas yang beranak banyak dan kurang disukai keong mas seperti PSB, Rc36, Rc38, Rc40, dan Rc 68. 13. Beberapa predator keong mas adalah burung dan itik, kura-kura, ikan serta insekta. Penggembalaan itik di lahan persawahan, merupakan pengendalian yang efektif, dengan tanpa merusak padi yang telah ditanam. Sistem ini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ISG (itik sistem gembala). Penebaran jenis ikan tertentu yang dapat memakan keong mas (dan juga telurnya) akan memberikan keuntungan dalam pengendalian populasi keong tersebut. Jenis ikanikan yang mampu memakan keong mas ataupun juga telur keong mas tersebut antara lain Botia sp; Tetraodon sp; Bunocephalus sp., dan Leiocassis sp (sejenis lele-lelean); kelompok Cichlidae , kelompok gurami (gurami, sepat), beta, dan lain-lain. Sistem ini telah lama dikenal masyarakat Indonesia dengan nama mina-padi. Pada sistem ini, manajemen air untuk memberi kemungkinan dapat memakan telur juga mesti dilakukan, sehingga peluang menetas dan berkembang biak keong dapat diputuskan. 14. Penggunaan bahan kimia yang tidak merusak lingkungan dapat juga direkomendasikan. Asam anakardat yang diekstrak dari minyak kulit jambu mete, telah diuji-cobakan dan dapat membunuh keong mas (Rudyanto dan Mercellino, 2006). Teaseed meal merupakan obat yang umum di pasaran, untuk membunuh keong mas, dengan harga sekitar Rp 3.000,00,- per kilogram. Selain itu, dapat juga digunakan saponin, tembakau, dan bibit pinang sebagai bahan pengendali (pembunuh) keong mas.*** Dr. Ir. Sulistiono Peneliti sekaligus Ketua Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB)

Sumber: www.anekaplanta.wordpress.com

You might also like