You are on page 1of 11

MINGGU KE 11

1.

KINERJA TERMA ATAP


Atap adalah sebuah bangunan yang menutupi sebuah bangunan atau struktur

dari atas. Atap terdiri dari tiga bagian utama (Hohmann, 1981). Pertama kepingan atap yang merupakan bagian atap paling luar dan bertindak sebagai penahan terhadap keadaan persekitaran. Kedua, strukturnya yang merupakan bagian pendukung utama atap dan ketiga bagian langit-langit yang merupakan bagian paling ba ah atap dan men!adi bagian atas ruang di ba ahnya. "ebagai bagian luar bangunan, atap pada dasarnya ber#ungsi sebagai pelindung terhadap radiasi matahari, hu!an serta keselamatan dari petir. Keadaan udara yang panas, hu!an yang kerap dan kelembaban yang tinggi seperti di $alaysia menyebabkan #ungsi atap men!adi kritis. Kenyamanan dalam bagi bangunan yang menggunakan %entilasi alami !uga bergantung kepada bangunan atap. Atap harus dapat menyekat kalor yang masuk sehingga memberikan keadaan yang nyaman bagi penghuni. &eritisan atap memiliki #ungsi untuk melindungi bukaan bagian ba ahnya dari penerimaan kalor matahari yang masuk melalui tingkap. 'enihan (19(8) menerangkan !enis atap berdasarkan bangunan. )enis atap berdasarkan bangunan dibagikan kepada tiga iaitu atap rata, atap *uram dan atap ringan satu lapis. Atap rata biasanya merupakan konkrit keluli dengan bangunan papak. Apabila atap tidak diberi penebatan maka ia tidak akan memberikan perlindungan yang baik terhadap penghuni di dalamnya. Perubahan arna pada permukaan luar sangat arna kelabu arna putih. berpengaruh terhadap suhu langit-langit dalam. "eperti *ontohnya, ternyata menyerap kalor yang lebih banyak berbanding dengan

Atap *uram merupakan kekuda dengan penutup atap pada bagian atasnya. Atap ini pula dapat mempunyai langit-langit yang menggantung di ba ah kekudanya ataupun tidak ada langit-langit langsung. Penelitian menun!ukkan bah a %entilasi atap tidak memiliki pengaruh terhadap pendinginan ruang di ba ahnya. +alaubagaimanapun, atap dengan penutup besi bergelombang dengan langit-langit asbestos semen, %entilasi atap mempunyai pengaruh mengurangi suhu dalam pada hingga 1, . ('enihan, 19(8). aktu siang sebanyak ,.- ,.

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

Atap ringan satu lapis dibangun dari semen asbestos bergelombang, aluminium atau besi, tanpa bahan langit-langit. "uhu ruang dalam langsung dipengaruhi oleh perubahan suhu bagian ba ah penutup atap. 1leh itu, pada aktu siang keadaan terma dalam atap !enis ini hampir seluruhnya bergantung kepada permukaan luar atap. 0ntuk situasi ini %entilasi ruang dalam sangat berpengaruh kepada kenyamanan penghuni. 2ou3 (1948) menerangkan bah a apabila kalor mengalir melalui sebuah bahan maka akan meninggikan suhu permukaannya. 1leh itu adalah logik !ika dinyatakan bah a arna memberi pengaruh yang besar terhadap kiner!a terma atap. Hasil u!ian arna dan yang di!alankan kepada atap besi bergelombang yang di*at pelbagai

dipaparkan kepada keadaan radiasi matahari di negeri yang beriklim panas dan kering, dapat dilihat pada )adual 5.5. Perbedaan suhu atap yang di*at paling gelap dan yang paling terang men*apai sehingga 56.- ,..

+arna permukaan luaran Hitam $erah &idak ber*at Aluminium Krim Putih

Pekali keberserapan kepada radiasi matahari ,.9, ,.(4 ,.-,.4, ,.4, ,.6,

"uhu permukaan atap (,.) 8( 8,.6 (( 8(.8 8-.4 81

Jadual 2.2 Pengaruh arna terhada! "uhu ata! #eluli "umber "traaten , 198(. "uhu diubah ke dalam dar!ah .el*ius

"utton (19-,) memberi gagasan kaedah mengurangi suhu atap dengan *ara menyembur atap dengan air untuk ka asan yang memiliki radiasi matahari yang tinggi. Kaedah ini menggunakan prinsip pendinginan dengan *ara penye!atan di mana kalor yang diperlukan untuk menye!at air diambil dari atap dan mengakibatkan suhu turun. +alaupun kaedah ini e#ekti# seperti !uga me arnakan atap dengan arna putih, namun kaedah ini memiliki kelemahan dan batasan dari segi pelaksanaannya. Hal ini disebabkan bukan saha!a sumber air yang kurang di negara-negara beriklim panas, tetapi !uga pen!agaan sistem ini dari tumbuhnya kulat, kebo*oran atap, tiupan angin pada semburan air dan rosaknya bahan bangunan seperti kayu. "traaten et.al. (19-() men!alankan penelitian berkenaaan dengan pengaruh %entilasi loteng pada suhu langit-langit. Ka!ian ini dilakukan pada aktu musim panas dengan menggunakan kaedah eksperimen melalui model bangunan berskala penuh. 7a Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/ Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

dibangun dengan menggunakan bahan batu bata untuk dinding, atap keluli tahan karat (stainless steel) untuk atap dan langit-langit asbestos. Ka!ian ini menun!ukkan bah a terdapat penurunan suhu permukaan langit-langit disekitar 5.- ,. hingga 6.- ,. apabila diberi %entilasi atap sebesar 55 tukaran udara se!am (air *hange per hour). Keadaan suhu langit-langit sedemikian hampir sama dengan apabila menggunakan penebatan, tanpa %entilasi loteng. "elain itu, %entilasi sebesar ini harus dilaksanakan dengan bantuan alat mekanikal (kipas). 9engan demikian, dapat disimpulkan bah a %entilasi loteng yang digunakan pada ka!ian ini kurang berpengaruh. :i%oni (1985) men!alankan u!ika!i untuk melihat pengaruh langit-langit yang dilakukan pada arna terhadap suhu

aktu siang. 0!ian menun!ukkan bah a atap genting arna putih. Ka!ian yang

semen ber arna merah dan langit-langit plaster akan menghasilkan suhu langit-langit kira-kira 6 ,. lebih rendah. 7ni berlaku apabila atap di*at dilakukan ini di!alankan se*ara eksperimen pada model bangunan berskala penuh dengan atap genting merah dan langit-langit papan plaster. ;ksperimen lain d!alankan dengan menggunakan model bangunan bagi atap satu lapis. /eliau menyatakan apabila arna luaran sebuah atap satu lapis ber arna putih maka pemanasan disebabkan oleh radiasi matahari dapat dihindarkan. $anakala radiasi gelombang pan!ang dipantulkan langsung ke langit. "elain itu, apabila sisi luaran atap ber arna gelap, maka suhu bagian sisi ba ah atap boleh men*apai 6, ,. lebih dari suhu udara luar. :i%oni (1985) !uga melakukan ka!ian berkenaan dengan pengaruh %entilasi loteng pada suhu langit-langit pada model bangunan dengan atap dua lapis. Ka!ian ini menun!ukkan bah a %entilasi loteng tidak mempunyai pengaruh yang penting dalam menurunkan suhu langit-langit. "uhu yang diturunkan hanya ,.- ,. saha!a, %entilasi di loteng adalah baik. 'ot< dan 2i*hards (1984) melakukan ka!ian untuk melihat pengaruh penebatan pada atap terhadap suhu udara ruang huni. 0!ian ini dilakukan pada model rumah berskala penuh dengan bangunan yang baik, iaitu dinding batu bata setebal 5(.- *m. 2umah ini dibangun menghadap utara untuk mengurangi gandaan kalor langsung melalui tingkap, khususnya semasa musim panas. "emua dinding luaran ber*at putih dengan atap ber arna merah tua. &iga !enis penebatan digunakan untuk u!ian ini, iaitu reflective metal foil, loose-fill mineral wool dan exfoilated vermiculite. 0!ian di atas menun!ukkan bah a penggunaan penebatan boleh menurunkan suhu dalam sehingga 1.,

alaupun

., dengan menggunakan penebatan reflective metal foil, berbanding tanpa

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

penebatan. Penebatan dengan menggunakan reflective metal foil lebih baik berbanding dengan vermiculite 5 in*i ataupun mineral wool dan mengurangi suhu hanya ,.- ,.. $ilne dan Harkness (19(8) menyatakan bah a keadaan panas yang berlaku di dalam rumah disebabkan oleh se!umlah kalor yang berlebihan. Kalor ini disebabkan oleh gandaan kalor matahari yang diterima oleh litupan bangunan melalui radiasi matahari. 2adiasi matahari berkait rapat dengan sudut matahari, yang menun!ukkan kedudukan matahari pada suatu masa tertentu. 9engan demikian, maka apabila ingin mendapatkan !umlah radiasi yang ke*il maka diperlukan kedudukan bangunan yang sesuai. 7ni kerana kedudukan pada suatu tempat di bumi memiliki pengaruh terhadap radiasi matahari. 9engan itu nyata bah a kedudukan suatu bangunan di suatu tempat di bumi memiliki pengaruh yang penting. Kedudukan ini kemudiannya dinyatakan dengan orientasi terhadap sinar matahari. "elain itu, keadaan permukaan di mana sinar matahari !atuh !uga dipengaruhi oleh sudut permukaan tersebut. Permukaan bangunan ini dalam keadaan sebenar adalah merupakan atap bangunan berkenaan. 1leh itu, maka sudut atap !uga memiliki pengaruh terhadap banyaknya kalor matahari yang diterimanya. &erdapat perbedaan #ungsi antara %entilasi yang berlaku pada ruang huni dengan loteng (:i%oni, 1981). =entilasi pada ruang huni memiliki pengaruh yang langsung pada #isiologi penghuni. $anakala %entilasi loteng tidak memiliki pengaruh yang langsung kepada suhu dalam. 7a mempengaruhi se*ara langsung kepada suhu langit-langit dan aliran kalor. &ahap suhu dan pertukaran udara dalam loteng sangat bergantung kepada bahan dan arna atap. :i%oni (1981) berpendapat bah a terdapat beberapa #aktor yang mempengaruhi kiner!a terma atap dua lapis, iaitu bahan dan arna atap luar, keadaan %entilasi dalam arna atap loteng dan rintangan terma dari dua bahan lapisan tadi. >aktor bahan dan

luar merupakan #aktor yang *ukup penting kerana ia menentukan !umlah radiasi matahari yang diserap oleh lapisan luar atap. /agaimanapun, terdapat beberapa perbedaan untuk !enis atap dua lapis ini. 7ni kerana lapisan atap luar sangat nipis, suhu pada bagian sisi ba ah menghampiri permukaan sisi luar se*ara langsung dan dipengaruhi oleh arna luaran. +alaubagaimanapun, ruang udara (loteng) yang berada di antara atap dan langit-langit bertindak sebagai penebat dan mengurangi se!umlah kalor akibat dari arna luaran terhadap suhu langit-langit dan iklim ruang dalam.

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

;lias (1981) melaksanakan u!ika!i kiner!a terma atap ringan utamanya terhadap bahan atap yang kerap digunakan di ka asan tropika $alaysia. /eliau men!alankan ka!ian untuk melihat pengaruh bangunan atap terhadap keadaan terma dalam. ;ksperimen dibuat dalam bentuk model berskala dan dilaksanakan dalam makmal dengan menggunakan sinar matahari buatan serta persekitaran sebenar. /ahan atap yang digunakan adalah atap besi bergal%ani dan semen asbestos bergelombang, manakala bahan langit-langit yang digunakan adalah semen asbestos dan papan gentian. "elain itu, u!ian di!alankan melalui simulasi perisian ?;@&;$PA bagi lokasi di "ydney dan Kuala 'umpur. Hasil u!ian model menun!ukkan bah a suhu udara ruang dalam yang di!alankan di makmal sentiasa lebih rendah berbanding dengan suhu udara luar. "uhu udara luar maksimum adalah 59 ,.. "ebaliknya, suhu udara dalam model sentiasa lebih tinggi berbanding dengan suhu udara luar apabila u!ian dilakukan dalam keadaan sebenar. Purata suhu udara luaran pada masa u!ian adalah 58.8 ,.. 9ua keadaan u!ian ini menun!ukkan bah a pengaruh radiasi terhadap suhu udara dalam sangat besar. 0!ian ini pula menun!ukkan bah a keamatan sinar *ahaya matahari buatan perlu dinaikkan sehingga menghampiri keadaan sebenar. Hasil u!ian simulasi di lokasi di "ydney menun!ukkan bah a suhu dalam pada semua !enis bahan atap sentiasa lebih tinggi berbanding suhu udara luar. "uhu udara maksimum tertinggi di*apai oleh atap besi bergal%ani dan langit-langit asbestos semen sebesar 58.(- ,.. "uhu udara maksimum terendah di*apai oleh atap besi bergal%ani dan langit-langit papan gentian sebesar 58.(6 ,.. "uhu udara luaran maksimum untuk "ydney adalah 54.44 ,.. "uhu udara dalam model yang lebih tinggi berbanding dengan udara luar !uga diperolehi di lokasi Kuala 'umpur. "uhu udara maksimum tertinggi di*apai oleh atap besi bergal%ani dan langit-langit papan gentian sebesar 68.64 ,.. "uhu udara maksimum terendah di*apai oleh atap asbestos semen dan langit-langit asbestos semen sebesar 68.1( ,.. "uhu udara luaran maksimum untuk Kuala 'umpur adalah 65.81 ,.. Bulki#li (1991) membandingkan beberapa bahan atap dan pengaruhnya terhadap keadaan terma dalam. /ahan-bahan yang dibandingkan adalah asbestos, atap rumbia, <ink gelombang, genting konkrit, genting tanah dan atap kayu. 9ari bahan-bahan ini, maka suhu maksimum men*apai sehingga 66.9 ,. dan diperolehi dari atap genting konkrit dan genting tanah. $anakala suhu maksimum terendah adalah 66.66 ,. oleh atap rumbia. Perbedaan kedua suhu maksimum ini didapati ,.-( ,. dan ini merupakan Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/ Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

nilai yang tidak penting. 1leh itu Bulki#li merumuskan bah a pemakaian berbagai !enis bahan atap ini tidak mempunyai pengaruh yang penting terhadap suhu dalam. "elain itu, pelbagai !enis bangunan atap yang terdiri dari penebatan dengan langit-langit dan pengaruhnya terhadap keadaan dalam, !uga dibandingkan. /angunan yang dibandingkan adalah atap tanpa penebatan serta tanpa langit-langit, atap dengan penebatan tanpa langit-langit, atap tanpa penebatan dengan langit-langit, atap dengan penebatan dengan langit-langit serta atap dengan langit-langit menggunakan penebatan. "uhu maksimum yang di*apai dari bangunan-bangunan yang digunakan adalah 64.4 ,. dan ini diperolehi dari atap tanpa penebatan dengan langit-langit. "uhu maksimum yang terendah adalah 65.- ,. dan diperolehi oleh atap dengan penebatan tanpa langit-langit. Perbedaan suhu antara kedua-dua bangunan itu ialah 1.9 ,.. )ika dibandingkan antara atap tanpa penebatan tanpa langit-langit dan dengan yang berlangit-langit boleh dikatakan penggunaan langit-langit menyebabkan suhu dalam akan bertambah ,.5 ,.. Hal ini berlaku kerana langit-langit akan memberikan radiasi kepada ruang di ba ahnya. "elan!utnya antara atap dengan penebatan tanpa langit-langit dan dengan langit-langit dapat disimpulkan bah a penggunaan langit-langit akan menambah suhu dalam men!adi lebih tinggi sebanyak ,.4 ,.. Atap dan langit-langit dengan penebatan akan menghasilkan suhu dalam yang kurang baik berbanding dengan tanpa langit-langit. 9engan ini dapat disimpulkan bah a penggunaan penebatan pada langit-langit kurang penting di mana suhu di*apai hanya 65.8 ,.. "ur!amanto (1998) meneliti pengaruh %entilasi loteng pada suhu udara dalam. 0!ika!i dilakukan pada sebuah model dengan skala penuh iaitu sebuah unit rumah pia ai perumahan dengan keluasan 4- m 5. 0!ika!i dilakukan ke atas pelbagai !enis %entilasi iaitu %entilasi permukaan *uram, %entilasi jackroof, %entilasi tebar layar, %entilasi teritisan dan %entilasi langit-langit. /ahan dinding yang digunakan adalah blok padat (?batakoA), atap asbestos bergelombang ke*il dengan sudut lereng 1-,, langit-langit papan lapis dan lantai !ubin. Hasil pengukuran menun!ukkan bah a %entilasi pada atap akan menurunkan suhu udara loteng hingga di ba ah suhu udara luar, pada semua !enis %entilasi. Pada keadaan asal, suhu udara loteng lebih tinggi 1.4 ,. berbanding dengan suhu udara luar. =entilasi yang paling banyak menurunkan suhu udara aktu siang adalah %entilasi permukaan *uram, dengan purata sebanyak 1.88 ,.C selan!utnya diikuti oleh %entilasi tebar layar, sebanyak ,.(5 ,.C %entilasi jack roof sebanyak ,.- ,.C dan akhir sekali Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/ Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

adalah %entilasi teritisan sebanyak ,.14

.. . )adual 5.6 menun!ukkan ringkasan

penelitian berkenaan dengan kiner!a terma atap.

@o 1. 5.

/ahan bangunan atap :enting arna merah :enting arna merah tua, dinding arna putih Atap asbes gelombang

Pemboleh ubah Pengudaraan loteng Penebatan re#lekti# Penebatan resisti# Asbes-genting 9i*at gelap-netral

/eda suhu (,.) 1 ,. (dalam loteng) 5 ,. (ruang hunian) ,.- ,. (ruang hunian) 8 ,. (loteng) - ,. (loteng) ,.-( ,. ,.5 - ,.4 ,. 1.9 ,. ,.9 ,. ,.14 - 1.88 ,.

Penyelidik /. :i%oni (1985) >.). 'ot< and ".). 2i*hards (1984) "oegi!anto (1981) Bulki#li (1991) $alek (1994) "ur!amanto (1998)

6.

4. -. 8.

/ahan atap /ahan langit-langit Penebatan /ahan atap Pengudaraan loteng

Jadual 2. ' Ring#a"an !enelitian yang di(alan#an %er#enaan dengan ata! 9ari huraian mengenai hasil ka!ian yang dilakukan oleh para penyelidik, terdapat enam #aktor yang mempengaruhi rekabentuk terma atap, iaitu arna atap, penye!atan, penebatan atap, %entilasi loteng, bahan atap dan bahan langit-langit. @amun begitu, dari ka!ian yang di!alankan oleh $alek (1994), yang membandingkan antara rumah tradisional dengan rumah moden, terdapat satu keadaan yang menarik untuk dipersoalkan. Persoalannya adakah sudut *uram atap berpengaruh terhadap suhu dalam D 7ni kerana pada amnya, sudut atap rumah tradisional lebih tinggi berbanding dengan rumah moden. "elain itu seperti yang diisukan 'oke (1999) ada kemungkinan suhu dalam rumah pangsa kos rendah tingkat dua, dengan sudut atap yang ke*il, lebih panas berbanding dengan ruang di ba ah sudut atap yang lebih besar. 2.$ Per%ai#an Pre"ta"i Ter&al Ata! /angunan dengan pengudaraan alami yang berada di daerah tropis lembab biasanya terbuka kepada alam sekelilingnya untuk mendapatkan udara bersih dan penyamanan ruang di dalamnya. "elain itu, pengudaraan !uga boleh mengurangi udara panas yang berlaku di dalam bangunan sebagai akibat dari kalor yang dipan*arkan struktur bangunan. Atap memiliki pengaruh yang besar menentukan keadaan termal dalam.

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

2adiasi matahari merupakan pembangkit kalor yang utama pada

aktu siang.

9engan demikian, apabila ran*angan atap tidak baik, maka ia dapat menyebabkan sumber kalor utama. 2an*angan atap, ruang atap dan langit-langit merupakan #aktor penting yang boleh mengubah keadaan kenyamanan dalam. $eskipun ia tidak dapat men!amin suhu lebih se!uk berbanding dengan udara luar. (;lias, 1981). /eberapa peneliti telah mengemukakan pelbagai kaedah ataupun strategi untuk mengurangi kalor melalui atap (Konigsberger, 198-C "traaten, 198(C :i%oni, 1981C +atson, 1986). +alaubagaimanapun, pada prinsipnya strategi itu boleh dibagikan kepada lima bagian, iaituE (1) $engurangi daya serap atapC (5) $engurangi konduksi atapC (6) Pengudaraan ruang atap (4) $emasang insulasiC (-) $engurangi konduksi langit-langit. 2.$.$ Mengurangi Daya "era! Ata! "umber energi utama yang menentukan persekitaran termal sebenar adalah matahari (Harkness, 19(8). Apabila energi matahari sampai pada sebuah ob!ek, sebagian energi akan diserap, sebagian akan dipantulkan, dan sebagian lagi dilangsungkan (transmitted) (+atson, 1986). "i#at-si#at bahan yang mengatur penyusunan energi yang diterimanya disebut dengan daya serapan (absorptan*e), daya pantulan (re#le*tan*e) dan daya hantaran (transmittan*e). Apabila semua ini di!umlahkan maka akan sama dengan satu, seperti persamaan berikut ini.
++=1

(5.1,)

di mana adalah daya serapan, adalah daya pantulan dan adalah daya hantaran. Penyerapan radiasi matahari memberi pengaruh pada permukaan luar bagi atap ringan. .ara mengurangi gandaan kalor matahari melalui gabungan atap dan langitlangit ialah dengan menggunakan atap yang diberi *at ber arna gelombang pendek (:i%oni , 1981 ). terang ("traaten, 198(). "elain itu, permukaan yang li*in !uga dapat memantulkan sebagian besar radiasi

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

Kaedah lain yang dapat digunakan adalah dengan *ara menyembur atap dengan air ("traaten, 198(). +alaupun demikian, penyemburan air pada atap, khususnya bagi daerah panas, banyak yang kurang menguntungkan seperti kebo*oran atap, air tertiup angin dan tumbuhnya kulat. 2.$.2 Mengurangi K)ndu#"i Ata! Pengaruh arna luaran atap terhadap suhu langit-langit berkaitan dengan

rintangan termal dan muatan kalor dari struktur atap. Apabila ketebalan, rintangan termal dan muatan termal atap bertambah, maka perbedaan suhu maksimum langit-langit yang disebabkan oleh arna luaran akan berkurang (:i%oni, 1988).

Persamaan penghantaran kalor sebenarnya hanya memiliki tiga unsur utama, iaitu keluasan permukaan dari kulit bangunan, rintangan termal, dan perbedaan suhu (+atson, 1986). Ketiga unsur tadi memiliki kemungkinan yang sama di dalam mengurangi gandaan atapun kehilangan kalor. Pengurangan keluasan, *ontohnya akan mengurangi aliran kalor. "elain itu, meminimumkan nisbah permukaan-isipadu (membuat bangunan lebih padat) dan mengurangi keluasan relati# dari unsur kulit yang banyak menghantar kalor seperti tingkap dan pintu. Apabila sebagian strategi ini tidak *ekap maka boleh diganti dengan menambah rintangan termal pada bagian lain. 2.$.' Pengudaraan Ruang ata! Pengudaraan adalah merupakan proses penghantaran ataupun perpindahan udara dalam sebuah ruang dengan udara luar se*ara alami ataupun mekanikal. &erdapat perbedaan #ungsi antara pengudaraan yang berlaku dalam ruang pada bangunan yang dihuni dengan ruang atap yang tak berpenghuni. Pengudaraan dalam ruang hunian mempunyai pengaruh yang langsung terhadap #isiologi penghuni, manakala pengudaraan dalam ruang atap tidak memberikan pengaruh yang langsung, namun berpengaruh terhadap suhu langit-langit dan aliran kalor melalui langit-langit (:i%oni, 1981). 9alam kehidupan sehari-hari, binaan atap berlapis ganda telah terbukti boleh mengurangi gandaan kalor (/aker, 198(). Apabila atap mendapat pemanasan yang kuat dari radiasi matahari, maka suhu udaranya akan meningkat. 0dara panas ini dapat dikurangkan apabila ruang atap diberi pengudaraan yang akan memindahkan kalor se*ara perolakan. Pengudaraan ruang atap !uga ber#ungsi mengelakkan pengembunan pada Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/ aktu malam, apabila suhu luar atap Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

turun di ba ah suhu udara luar +alaubagaimanapun, pengudaraan ruang atap tidak memiliki pengaruh yang langsung terhadap pertukaran kalor se*ara radiasi dari langitlangit yang meman*arkan radiasi ke arah ba ah (;lias, 1981). /eberapa *ara untuk menimbulkan pengudaraan ruang atap adalah

pengudaraan teritisan, pengudaraan tebar layar dan pengalihudara (%entilator) (+atson, 198,). Konsep pengudaraan ini dilaksanakan dalam bentuk yang tetap (stati*) ataupun bergerak (dynami*). /entuk pengudaraan yang tetap *ontohnya adalah liang pada dinding sedangkan yang bergerak ialah tingkap dengan ram ka*a. Penggunaan atap sebagai alat pengudaraan merupakan *ontoh ran*angan yang tetap. 7n#iltrasi (in#iltration) adalah merupakan bentuk pengudaraan yang tidak dikehendaki atau tidak disenga!a (A"H2A;, 198-). $anakala pengudaraan yang dikehendaki adalah pengudaraan yang berada di ba ah ka alan penghuninya seperti pintu dan tingkap. /agi negara-negara dengan iklim se!uk, penembusan ini merupakan satu keadaan yang tidak dikehendaki, kerana ia menyebabkan kalor hilang dari ruang. "edangkan di negara-negara yang beriklim tropis, pengudaraan se*ara penembusan dikehendaki kerana membolehkan pengudaraan berlaku di dalam sesebuah ruang seperti ruang atap (Bulki#li, 1991). 9engan demikian, meskipun di dalam ruang atap tidak terdapat sebarang ran*angan khusus bagi pengudaraan, masih mungkin terdapat aliran udara ke dalamnya apabila udara luar menembusi melalui *elah genting. .elah ini akan berkurangan apabila kepingan atap yang lebih besar digunakan, seperti besi atau logam gelombang bersalut dan semen asbestos. Pengudaraan ruang atap dengan menggunakan pembukaan khusus dapat men*egah pemanasan yang berlebihan dari langit-langit (:i%oni, 1985). 2.$.* Me&%eri#an In"ula"i .ara untuk mengurangi pemindahan kalor dalam atap ialah dengan

menggunakan insulasi. "traaten, et. al. (19-() dan "traaten (198() menyatakan bah a insulasi di iklim panas kering sangat diperlukan bagi atap ringan untuk memastikan gandaan kalor berlebihan boleh dikurangkan pada musim panas dan pada tahap tertentu !uga mengurangi kehilangan panas pada musim se!uk.

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

&erdapat dua !enis insulasi iaitu insulasi rintangan (resisti%e insulation) dan insulasi pantulan (re#le*ti%e insulation). 9i ka asan yang beriklim panas lembab, atap ringan memerlukan seke*il mungkin insulasi rintangan. Hal ini bergantung kepada besarnya atap yang menyerap kalor. "emakin gelap arna luaran atap semakin banyak pula diperlukan insulasi, meskipun ruang atap diberi pengudaraan (;lias, 1981). Apabila atap yang diberi insulasi digabungkan dengan pengudaraan ruang atap akan terbina sebuah insulasi termal yang baik. 7nsulasi yang terkenal untuk menebat aliran kalor adalah papan gentian (;lias, 1981). Penambahan insulasi dalam atap boleh menambah ke*ekapan atap. +alaubagaimanapun, u!udnya insulasi dalam atap akan menyebabkan naiknya suhu udara dan suhu permukaan atap. "i#at-si#at termal insulasi dapat disukat dengan menggunakan nilai-U. "emakin rendah nilai-U semakin *ekap insulasinya. 0ntuk atap yang berada di ka asan tropis, Koenigsberger et.al. (19(6) men*adangkan bah a nilai FU untuk keseluruhan atap adalah kira-kira ,.8 + mF5 ,. F1. Pemindahan kalor terhadap permukaan atap terutama disebabkan oleh radiasi gelombang pan!ang dan hal ini dipengaruhi oleh suhu permukaan. 2adiasi ini dalam per!alanannya di udara tidak dipengaruhi oleh apapun dan tidak langsung mempengaruhi suhu udara. 2adiasi ini memiliki pan!ang gelombangnya sebesar - m di mana apabila aluminium foil digunakan sebagai insulasi pantulan, maka bahan ini merupakan pemantul yang baik (;lias, 1981). +alaubagaimanapun, penggunaan aluminium foil sebagai insulasi hanya akan *ekap apabila berlaku dalam ruang udara dengan lebar ruang minimum 5- mm. 2.$.+ Mengurangi E&i"i,iti -angit.langit Kaedah terakhir untuk mengurangi aliran kalor ke ruang ba ah ialah dengan *ara menggunakan bahan langit-langit yang memiliki nilai keberpan*aran yang rendah. 0nggulnya, bahan langit-langit ini harus memiliki permukaan yang ber arna terang. Kaedah yang popular untuk merintangi aliran kalor adalah dengan memasang papan gentian sebagai bahan langit-langit (;lias, 1981).

Pusat Pengembangan /ahan A!ar - 0$/

Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch ARSITEKTUR TROPIS

You might also like