You are on page 1of 4

NAMA NIM KELAS MATA KULIAH

: NURUL Y PUTRI : 1105131018 : TPJJ 5A : MANAJEMEN KONSTRUKSI 2

JENIS-JENIS KONTRAK

Jenis kontrak yang umum digunakan: 1. Fixed Price Contract Yaitu kontrak dengan harga tetap, dimana dasar pembayarannya telah diputuskan lebih dulu dengan harga tetap, yakni dibayar berdasarkan perhitungan taksiran biaya pekerjaan, termasuk pembayaran untuk resiko-resiko dan situasi pasar dalam hubungannya dengan beban kerja kontraktor. Harga taksiran dibayaar oleh klien, tanpa memandang biaya sebenarnya yang dikeluarkan oleh pelaksana (kontraktor). Fixed Price ada yang dikenal dengan: a. Unit Price Contract Yaitu suatu kontrak, dimana dasar perhitungan biaya berdasarkan harga satuan atau disebut juga dengan lelang harga satuan. Seluruh pekerjaan dikuantifikasikan yaitu ditulis secara kasar dalam Bill of Quantity/Skedul Kuantitas. b. Lump sum Contract Yaitu suatu perjanjian atau kontrak, dimana kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan yang dimintakan atau disyaratkan dengan pembayaran sejumlah uang yang teta (fixed) tanpa berubah yaitu sebesar harga borongan.

2. Cost Reinbursement Contract Kontrak ini lebih dikenal dengan kontrak cost-plus, yaitu semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor diganti oleh klien, atau kotraktor dibayar atas biaya dasar untuk bahan-bahan, upah pekerja dan peralaatan yang dipergunakan (dengan catatan ada bukti pengeluaran yang jelas), ditambah atau plus biaya untuk pengawasan dan manajemen. Keuntungan kontraktor diberikan berupa (fee) yang besarnya berdasarkan perjanjian, sudah termasuk biaya kantor pusat. Kontrak ini akan banyak mengalami perubahan, tetapi biaya tertinggi harus ditetapkan lebih dulu. Bentuk kontrak cost plus ini sangat sulit untuk diawasi, karena membutuhkan pengecekan yang hati-hati setiap hari untuk pemakaian bahan-bahan, upah pekerja dan peralatan (penentuan biaya dasar), hal ini sering menimbulkan pertikaian pada pembayaran pekerjaan.

3 Tender Dua Tingkat (Tender Dua Tahap) Terjadi kalau kita memakai sfesifikasi unjuk karia atau performance, yaitu sfesifikasi untuk pekerjaan yang lebih berhubungan dengan daya guna yang diharapkan dari bangunan tersebut (ditekankan pada daya guna), dibandingkan pada bahan-bahan yang digunakan.

4. Kontrak Merancang dan Membangun (Design and Build Contract) Kontrak merancang dan membangun disebut sebagai penawaran suatu paket, yang artinya suatu aturan kontrak, dimana kontraktor menawar untuk merancang dan membangun proyek konstruksi untuk suatu jumlah biaya tertentu, termasuk biaya rancangan dan konstruksi. Untuk kontrak ini pemilihan kontraktor secara lelang kurang tepat, karena bisa mahal biayanya, baiknyaditunjuk beberapa kontraktor dan untuk itu harus sering dilakukan pertemuan-pertemuan sebelum kontraktor menawarkan tawarannya.

5. Kontrak Putar Kunci (Turn Key Contract) Kontrak putar kunci dapat digolongkan pada kontrak merancang dan membangun. Semua biaya pembangunan proyek ini ditanggung oleh kontraktor. Sudah selesai proyek baru dibayar oleh klien. Klien tinggal mengoperasikan saja. Contoh membeli rumah siap, pertokoan, perkantoran dan lain sebagainya. Untuk kontrak putar kunci biasanya lebih cocok untuk proyek-proyek komersil, yang biasanya dituntut efisien, cepat pelasanaan dan aspek estetisnya memang agak dikorbankan.

6. Kontrak Kontinuitas (Kontrak Berkesinambungan) Terdiri dari tiga jenis: a. Kontrak Seri Membangun bangunan yang sama bentuk dan jenisnya atau boleh juga ukurannya. Kontrak seri pada prinsipnya: 1. Mengontrakkan pada kontraktor semula. 2. Diharapkan kualitas pekerjaan lebih baik karena pekerjaan yang sejenis sudah pernah dikerjakan oleh kontraktor tersebut. b. Kontrak Lanjutan Suatu proyek yang dibangun dua tahap atau lebih, mungkin disebabkan masalah dana dan lain-lain, kalau sudah selesai tahap I, maka untuk pekerjaan tahap II lebih baik diserahkan pada kontraktor pertama, karena harga kontraknya akan lebih murah. c. Kontrak Batas Waktu Suatu kontrak bukan dibatasi kuantitas tapi dibatasi oleh waktu. Kontraktor akan bekerja atas permintaan klien atas dasar waktu. Kontrak ini lebih cocok untuk pekerjaan yang tidak bisa kita ketahui dengan pasti. Contoh: memperbaiki gedung misal selama jangka waktu, siap tidak siap harus selesai kontrak.

7. Kontrak Dengan Target Biaya (Target Cost Contract) Cirri-cirinya yaitua adanya perbedaan biaya yang sebenarnya dengan biaya taksiran di dalam suatu hal antara kontraktor dan klien. Bila kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan biaya taksiran ini, maka klien tidak bisa menerima bila dia harus membayar seluruh biaya yang sebenarnya, karena paling sedikit kenaikan biaya ini disebabkan oleh cara kerja kontraktor yang tidak efisien daripada ketidaktepatan taksiran. Sebaliknya bila kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan biaya yang sebenarnya yang lebih rendah dari biaya taksiran, mungkin pengurangan ini karena sistem manajemen yang efisien, maka kalau terjadi hal demikian biaya kenyataan tidak sama dengan perkiraan, untuk kekurangan atau kelebihannya ditanggung oleh keduanya dengan persentase yang telah disepakati, biasanya 50 : 50. Pada kontrak dengan target biaya, pembayaran dibuat sebagian berdasarkan harga taksiran tetap dan sebagian lagi berdasarkan biaya utama yang sebenarnya.

8. Kontrak Pengelolaan (Kontrak Manajemen) Yaitu suatu bentuk pengaturan kontrak, dimana kontraktor pengelola dibayar sejumlah upah untuk mengelola suatu proyek atas nama klien. Kontrak pengelola ini lebih popular dengan sebutan Metode Construction Management (manajemen konstruksi). Manajemen konstruksi ini merupakan suatu cara mengelola proyek selama tahap konstruksi, agar tercapai tujuan fisik proyek yang menyangkut fungsi kualitas, waktu dan biaya. Dalam pengertian umum, manajemen konstruksi merupakan wakil pemilik dalam pelaksanaan proyek.

You might also like