Professional Documents
Culture Documents
\
|
|
\
|
2
2
1
1
t
b
k
k
Keterangan :
r
11
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2
= Jumlah varians butir
t
2
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002:171)
Adapun kreteria apabila r
11
> r
tabel
, maka instrumen angket tersebut adalah reliabel.
Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6 untuk minat kerja dan lampiran 9
untuk kesiapan kerja.
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas soal tes dengan mengunakan
rumus K R. 21 sebagai berikut:
r
11
=
( )
|
|
\
|
|
\
|
t
kV
M k M
k
k
1
1
Keterangan :
xli
r
11
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
V
t
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002:164)
Standar kreteria apabila r
11
> r
tabel
, maka instrumen tersebut reliabel.
Hasil uji reliabilitas untuk angket minat kerja sebesar 0.829, untuk kesiapan
kerja sebesar 0.819 dan reliabilitas tes kesiapan kerja 0.888. Pada taraf kesalahan
5% dengan n = 26 responden diperoleh r
tabel
0.388. Karena nilai reliabilitas
melebihi r
tabel
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11.
3.4.2.5 Penentuan Butir Soal yang Digunakan Untuk Tes
Berdasarkan hasil uji coba instrumen dan hasil perhitungan validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran butir soal, maka dapat ditentukan
butir-butir soal yang digunakan untuk tes penelitian Kriteria butir soal yang
digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah sebagai berikut :
a. Butir soal yang valid, yaitu butir soal yang mempunyai harga koefesien lebih
besar dari harga r
tabel
b. Tingkat daya beda butir soal minimal termasuk kategori cukup
c. Tingkat kesukaran soal beragam dan reliabel
3.5 Metode Analisa Data
Untuk menjawab permasalahan, maka dilakukan analisis terhadap data yang
diperoleh. Analisa data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
xlii
3.5.1 Diskriptif Prosentase
Pembuatan Kreteria Katagori Skor Jawaban
% tertinggi = (4: 4) x 100% = 100%
% terendah = (1:4 ) x 100% = 25%
Rentang = % tertinggi - % terendah = 100% - 25% =
75%
Banyak kelas = 4 (Sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah)
Panjang interval = Rentang : banyak kelas
= 75% : 4 = 18.75%
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Minat Kerja Siswa
Interval
(%)
Kriteria
25.00
43.75
43.76
62.50
62.51
81.25
81.26
100.00
Sangat
rendah
Rendah
Tinggi
Sangat
tinggi
Sumber : (Maman Rahman. 2004: 35)
3.5.2 Analisis Uji Hipotesis
3.5.2.1 Analisis Persyaratan Hipotesis
a. Uji Normalitas
Dengan menggunakan uji Liliefors. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal, prosesnya sebagai
berikut :
xliii
1) Pengamatan x
1
, x
2
, , x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, ,z
n
dengan
menggunakan rumus z
i
=
s
x x
i
(x dan s masing-masing merupakan rata-
rata dan simpangan baku sampel).
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(z
i
) = P (z z
i
).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, , z
n
yang lebih kecil atau sama
dengan z
i
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh s (z
i
), maka :
S(z
i
) =
n
z z
n i 2 1
z yang ,..., , z banyaknya
4) Hitung selisih F(z
i
) S(z
i
) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) bandingkan Lo ini
dengan nilai L tabel. Pada taraf nyata sebesar 5% jika Lo < L maka Ho
diterima. Apabila menggunakan program SPSS maka data berdistribusi
normal jika nilai probabilitas > 0.05.
b. Uji Linieritas
Persamaan regresi digunakan untuk memprediksi bentuk kontribusi minat kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja
siswa. Adapun rumus yang digunakan adalah:
Y = a + bx
Dimana:
a =
( )
2
2
2
X X N
XY X - X Y
xliv
b =
( )
2
2
X X N
Y X - XY N
Untuk analisis ini digunakan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.6 Persiapan Analisis Regresi
Sumber Variasi dk JK RK
F
hitung
Total n JK(T) -
Regresi (a) 1 JK(a) RK(a) = JK(a): 1
Regresi (a|b) 1 JK(a|b) RK(a|b) = JK(a|b) : 1
Residu n-2 JK(S) RK(S) = JK (S) : (n-2)
RK(S)
b) | RK(a
Keterangan:
JK (T) =
2
Y
JK(a) =
( )
N
Y
2
JK(a|b) =
( )( )
)
`
n
Y X
- XY b
JK(S) = JK(T) JK(a) JK(a|b)
Untuk uji keberartian model regresi, apabila Fhitung > Ftabel dengan dk (1:n-2) maka dapat disimpulkan bahwa
model yang diperoleh signifikan dan linier. Apabila menggunakan program SPPS signifikan apabila diperoleh
probabilitas kurang dari 0.05.
3.5.2.2 Uji Hipotesis
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
(Sudjana, 1996: 70-86)
xlv
Dimana :
Y = Merupakan variabel dependen (kesiapan kerja)
X
1
= Merupakan variabel independen (minat kerja)
X
2
= Merupakan variabel independen (kemampuan akademis)
a = Angka konstanta
b
1
b
2
= Koefisien regresi
Untuk mendapatkan nilai a, b
1
dan b
2
menggunakan rumus :
a =
2 2 1 1
X b X b Y
b
1
=
) ( ) )( (
) )( )( )( (
2 1
2
2
2
1
2 2 1 1
2
2
x x x x
y x x x y x x
xlvi
b
2
=
) ( ) )( (
) )( )( )( (
2 1
2
2
2
1
1 2 1 2
2
1
x x x x
y x x x y x x
Sebelumnya dicari nilai-nilai sebagai berikut :
n
) (
2
1
2
1
2
1
X
X x
=
n
) (
2
2
2
2
2
2
X
X x
=
n
) Y )( (
Y
1
1 1
=
X
X y x
n
) Y )( (
Y
2
2 2
=
X
X y x
n
) X )( (
X X
2 1
2 1 2 1
=
X
x x
n
) Y (
Y
2
2 2
= y
JK (reg) = b
1
x
1
y + b
2
x
2
y
JK (S) = y
2
JK (reg)
1. Uji F
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau hubungan
secara bersama antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat
menggunakan rumus :
R
2
=
2
y
JK(reg)
Uji keberartian koefisien korelasi ganda
xlvii
xlviii
Langkah-langkah :
a. Hipotesis
Ho : Koefisien korelasi berganda tidak berarti
Ha : Koefisien korelasi ganda berarti
b. Statistik Uji
F =
1) k (n / ) R - (1
/k R
2
2
c. Daerah kritik
f (F)
0 F
(; k, n-k-1)
{ F | F > F
(; k, n-k-1)
}
Keputusan Uji
Ho ditolak jika F
hitung
> F
(; k, n-k-1)
2. Uji t
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X
1
dengan Y apabila X
2
dikontrol digunakan rumus :
( )( )
2
12
2
y2
12 y2 y1
y1.2
r 1 r 1
r r r
r
=
Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y1.2
y1.2
r 1
3 n r
Ho ditolak
xlix
Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = n- 3.
Korelasi parsial antara X
2
dengan Y apabila X
1
dikontrol digunakan rumus:
( )( )
2
12
2
y1
12 y1 y2
y2.1
r 1 r 1
r r r
r
=
Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y2.1
y2.1
r 1
3 n r
Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = n 3.
l
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskriptif Minat Kerja
Minat kerja siswa dilihat dari hasil pengambilan data menggunakan angket.
Untuk mengetahui besarnya minat kerja siswa dilihat dari hasil penskoran angket
yang diintepretasikan sebagai berikut:
Mean tertinggi = 4
Mean terendah = 1
Mean ideal (M) =
2
dah Mean teren nggi Mean terti +
= 5 , 2
2
1 4
=
+
SD = M
3
1
= ( ) 83 , 0 2,5
3
1
=
Banyak kelas = 5 (kurang sekali, kurang, cukup, baik dan sangat
baik)
(Zainal Arifin, 1991: 102)
Tabel 4.1 Kriteria Minat Kerja
li
No Interval Mean Interval Mean Kriteria
1
x <M 1,5 SD x < 1,25
Kurang
sekali
2 M-1,5SD < x <M 0,5 SD 1,25 < x < 2,08 Kurang
3
M-0,5SD < x <M +0,5 SD 2,08 < x < 2,92
Cukup
4
M+0,5SD < x <M +1,5 SD 2,92 < x < 3,75
Tinggi
5 M +1,5 SD < x 3,75 < x Sangat
tinggi
Tabel di atas adalah untuk mengukur kriteria berdasarkan penelitian dengan
menggunakan angket yaitu tentang minat kerja den kesiapan kerja dengan
pembagian kreteria sangat rendah, rendah, tinggi dan sengat tinggi.
Tabel 4.2 Tingkat Minat Kerja Siswa
Interval Kriteria Frekuensi
absolut
Frekuensi
relatif
Frekuensi
kumulatif
x < 1,25 Kurang sekali
0 0 0
1,25 < x < 2,08 Kurang
0 0 0
2,08 < x < 2,92 Cukup
5 18 18
2,92 < x < 3,75 Tinggi
23 82 100
3,75 < x
Sangat tinggi
0 0 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan kriteria di atas, ternyata dari 28 siswa terdapat 18%
mempunyai minat kerja yang sangat tinggi dan 82% mempunyai minat kerja yang
tinggi.
Tabel 4.3 Tingkat minat kerja siswa dari setiap indikatornya
No Aspek Mean
Kriteria
lii
1
Rasa tertarik dan senang
3.55 Tinggi
2 Harapan terhadap pekerjaan 3.16 Tinggi
3 Pengembangan potensi diri 3.35 Tinggi
4 Rasa optimis 2.85 Cukup
Rata-rata 3.27
Tinggi
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa indikator rasa tertarik dan senang,
pengembangan potensi diri, harapan terhadap pekerjaan mempunyai kriteria tinggi,
sedangkan rasa optimis dalam kategori cukup. Dilihat dari rata-rata indikatornya
siswa mempunyai kriteria tinggi, yang berarti siswa mempunyai minat kerja yang
tinggi.
4.1.2 Deskriptif Kemampuan Akademis
Kemampuan akademis siswa dapat dilihat dari hasil pengambilan data
menggunakan teknik dokumentasi yang diambil dari rata-rata raport semester V.
Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata rata-rata nilai dari 28 siswa mencapai
7.02, dengan sebaran nilai seperti pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kemampuan akademis siswa
Nilai
Frekuensi absolut Frekuensi relatif Frekuensi kumulatif
< 7 11 39 39
> 7 17 61 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil dokumentasi
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa sebagian besar (61%)
kemampuan akademisnya > 7, selebihnya 39% dengan nilai < 7. Nilai 7 diambil
sebagai patokan nilai tersebut adalah cukup sebagai standar kelulusan.
4.1.3 Deskriptif Kesiapan Kerja
liii
Kesiapan kerja siswa dapat dilihat dari hasil pengambilan data
menggunakan test.
Kesiapan kerja siswa berdasarkan hasil test dapat dilihat kriteria sebagai
berikut.
Skor tertinggi = 35
Skor terendah = 0
Mean ideal (M) =
2
dah Skor teren nggi Skor terti +
= 5 . 17
2
0 35
=
+
SD = M
3
1
= ( ) 83 . 5 17.5
3
1
=
Banyak kelas = 5 (kurang sekali, kurang, cukup, baik dan sangat
baik)
(Zainal Arifin, 1991: 102)
Tabel 4.5 Kriteria Kesiapan Kerja
No Interval Mean Interval Mean Kriteria
1
x <M 1,5 SD x < 8,75
Kurang
sekali
2 M-1,5SD < x <M 0,5 SD 8,75 < x < 14,58 Kurang
3
M-0,5SD < x <M +0,5 SD 14,58 < x < 20,42
Cukup
4 M+0,5SD < x <M +1,5 SD 20,42 < x < 26,25 Tinggi
5 M +1,5 SD < x 26,25 < x Sangat
tinggi
Tabel di atas adalah untuk mengukur kriteria berdasarkan penelitian dengan
menggunakan tes kesiapan kerja dengan pembagian kreteria sangat rendah, rendah,
tinggi dan sengat tinggi.
liv
Tabel 4.6 Tingkat Kesiapan Kerja Siswa
Interval Kriteria Frekuensi
absolut
Frekuensi
relatif
Frekuensi
kumulatif
x < 8,75 Kurang sekali
0 0 0
8,75 < x < 14,58 Kurang
3 11 11
14,58 < x < 20,42 Cukup
18 64 75
20,42 < x < 26,25 Tinggi
6 21 96
26,25 < x
Sangat tinggi
1 4 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa dari 28 siswa terdapat 11% siswa
yang mempunyai kesiapan kerja kurang, 64% cukup, 21% tinggi dan 4% dalam
kategori sangat tinggi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mempunyai tingkat kesiapan kerja cukup.
4.2 Uji Prasarat
Uji prasyarat dalam pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi
ganda meliputi uji normalitas, dan uji kelinieran.
lv
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji data yang diperoleh tersebar
dalam distribusi normal atau tidak, apabila berdistribusi normal maka pengujian
hipotesis selanjutnya menggunakan statistika parametrik, sebaliknya apabila tidak
berdistribusi normal maka digunakan statistika non parametrik.
Hasil uji normalitas data menggunakan Lilefors dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data
No Variabel Lo dk Signifikan Kriteria
1 Minat Kerja 0.141 28 0.163 Normal
2 Kemampuan akademis 0.134 28 0.200 Normal
3 Kesiapan kerja 0.157 28 0.075 Normal
Keterangan: Lo = Liliefors hitung
dk = derajat kebebasan
Berdasarkan hasil analisis normalitas menggunakan uji Liliefors dengan
bantuan program SPSS release 10, diperoleh Lo untuk minat kerja 0.141 dengan
signifikansi 0.163, untuk data kemampuan akademis dengan Lo sebesar 0.134
dengan signifikansi 0.200 dan kesiapan kerja dengan Lo sebesar 0.157 dengan
signifikansi 0.075, oleh karena signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi =
0.05 berarti data yang diperoleh berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Kelinieran
Hasil uji kelinieran menggunakan analisis uji F dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Kelinieran
No
Sumber Variasi
F
hitung
Signifikansi Kriteria
1 Minat Kerja terhadap
kesiapan kerja
6.599 0.016 Linier
2 Kemampuan akademis 6.329 0.018 Linier
lvi
terhadap kesiapan kerja
Berdasarkan hasil uji kelinieran antara minat kerja terhadap kesiapan kerja
diperoleh F
hitung
sebesar 6.599 dengan signifikansi 0.016 < 0.05, yang berarti linier.
Hasil uji kelinieran antara kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja sebesar
6.329 dengan signifikansi 0.018 < 0.05, yang berarti linier.
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama berbunyi ada hubungan minat kerja dan kemampuan
akademis dengan kesiapan kerja, dianalisis menggunakan korelasi majemuk
(R). Uji signifikansinya menggunakan distribusi Fisher (F).
Tabel 4.9 Uji Simultan
Sumber
variasi
dk JK KT F
hitung
F tabel
Kriteria
Regresi 2 790.357 396.179
Residu 25 1909.643 76.386
5.173 3.39 Signifikan
Total 27 2700.000
Keterangan:
dk = derajat kebebasan
JK = jumlah kuadrat
KT = kuadrat tengah
Besarnya hubungan bersama-sama minat kerja dan kemampuan
akademis terhadap kesiapan kerja sebesar 0.541. Besarnya kontribusi minat
kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja adalah R
2
yaitu 29,3%,
sedangkan sisanya 70,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
Adapun model hubungan antara minat kerja (X
1
) dan kemampuan akademis
(X
2
) dengan kesiapan kerja (Y) adalah:
^
Y = 17.202 + 0.334X
1
+ 0.332 X
2
.
4.3.2 Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan ada hubungan antara minat kerja dengan
kesiapan kerja pada saat kemampuan akademis dikendalikan. Hipotesis ini
lvii
dianalisis menggunakan korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis korelasi
parsial diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.347, dengan demikian besarnya
kontribusi minat kerja terhadap kesiapan kerja sebesar (0.347)
2
x 100% = 12%.
4.3.3 Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan ada hubungan antara kemampuan
akademis dengan kesiapan kerja pada saat minat kerja dikendalikan. Hipotesis
ini dianalisis menggunakan korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis korelasi
parsial diperoleh besarnya koefisien korelasi sebesar 0.336, dengan demikian
besarnya kontribusi kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja sebesar
(0.336)
2
x 100% = 11.3%.
Tabel 4.10. Ringkasan analissi korelasi parsial X
1
, X
2
terhadap Y
Sumber
variasi
Koefisien t
hitung
t
(0.95)(25)
Kriteria
Korelasi
parsial
r
2
Konstanta 17.202
Minat kerja 0.334 1.851 1.71 Signifikan 0.347 0.120
Kemampua
n akademis
0.332 1.787 1.71 Signifikan 0.336 0.113
Keterangan:
Variabel bebas : minat kerja (X
1
) dan kemampuan akademis (X
2
)
Variabel terikat: kesiapan kerja (Y)
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat kerja siswa dalam
kategori tinggi, yang ditunjukkan dari persentase siswa yang mempunyai minat kerja
yang tinggi mencapai 82%, selebihnya 18% dalam kategori cukup, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai rasa tertarik dan senang
terhadap kerja, mempunyai harapan yang tinggi terhadap pekerjaan setelah
menempuh SMK. Minat yang tinggi ini dapat dilihat dari pilihan siswa untuk
memasuki sekolah kejuruan yang didalamnya dilatih untuk menjadi tenaga kerja
menengah yang terampil. dengan rasa tertatik dan senang terhadap pekerjaan dan
lviii
didorong oleh suatu harapan untuk memperoleh pekerjaan yang layak, maka akan
timbul kesadaran untuk mengembangkan potensi diri. Berdasarkan hasil penelitian ini
ternyata rasa optimis siswa masih dalam kategori cukup, hal ini dimungkinkan karena
siswa merasa kurang mempunyai kesiapan keterampilan untuk memasuki dunia kerja
ataupun karena ketatnya persaingan dalam dunia kerja. Secara keseluruhan minat
kerja siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa kemampuan akademis siswa
dalam kategori baik, ditunjukkan tingginya persentase siswa yang mempunyai nilai di
atas 7 yaitu mencapai 61%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara akademis
siswa telah mempunyai kesiapan yang tinggi. Kondisi ini tidak lepas dari
pembelajaran yang diberikan secara teoritis dan praktik. Dengan adanya kemampuan
akademis yang tinggi dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kesiapan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa dalam kategori
cukup, ditunjukkan dari tingginya persentase siswa dengan tingkat kesiapan kerja
yang cukup yaitu mencapai 64%, selebihnya 21% dalam kategori tinggi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat
pemahaman terhadap alat, kemampuan analisis, kemampuan praktik, kemampuan
membaca gambar dan pemahaman bahan yang cukup. Komponen-komponen tersebut
merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja berkaitan dengan teknik bangunan.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa
kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga dipengaruhi oleh minat kerja dan
kemampuan akademisnya. Minat kerja mempunyai kontribusi positif terhadap
kesiapan kerja siswa, artinya semakin tinggi minat kerjanya akan diikuti pula
lix
tingginya kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Dilihat lebih lanjut dari hasil
deskriptif persentase, ternyata sebagian besar siswa SMK tersebut mempunyai minat
kerja yang tinggi, yang berarti mempunyai rasa tertarik dan senang, mempunyai
harapan terhadap pekerjaan, pengembangan potensi diri dan rasa optimis yang tinggi
terhadap pekerjaan yang akan digelutinya. Kondisi ini benar adanya sebab secara
tidak langsung minat itu sudah ada sejak ia memasuki SMK, sebab sekolah
merupakan pilihannya yang merupakan sekolah berbasis pada ketrampilan dasar
untuk membakali siswa agar mampu bekerja pada bidang bangunan. Minat kerja ini
mengalami peningkatan seiring dengan masukan yang positif tentang pekerjaan
melalui mata pelajaran yang diperolehnya baik produktif, adaptif maupun normatif
yang semuanya tidak lepas dari materi yang menumbuhkan minat kerja siswa itu
sendiri, akhirnya kesiapan kerjanya mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian dari Leny Setyorini (2002:49) dengan subjek siswa
kelas III jurusan Listrik SMK Adiwerna Tegal tahun ajaran 2001/2002 memberikan
kesimpulan bahwa ada pengaruh positif antara minat kerja dengan kesiapan kerja.
Penelitian serupa dilakukan oleh Istirochah (2003: 54) yang mengambil subjek di
BLKI Semarang tahun anggaran 2003/2004 menyatakan bahwa penguasan materi
berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja.
Individu yang telah mempunyai minat terhadap sesuatu atau terhadap obyek
akan timbul perhatian dengan sendirinya. Dengan adanya minat yang positif terhadap
keinginan serta kemampuannya mendorong siswa lebih berani memilih pekerjaan
yang diinginkannya. Bertolak dari rasa senang pada obyek atau kegiatan yang
berkaitan dengan kerja yang akan ditekuni, hal-hal yang disukai atau disenangi
umumnya adalah sesuatu yang sesuai dengan keinginan untuk memperoleh pekerjaan
lx
dengan imbalan gaji yang cukup. Dari hasil penelitian di atas maka disimpulkan
bahwa minat kerja akan berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja seseorang untuk
memasuki dunia pekerjaan atau dunia industri.
Minat yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah ketertarikan seseorang
terhadap jenis pekerjaan yang dianggapnya paling sesuai dengan kemampuannya serta
keinginannya. Dalam hal ini bahwa minat yang besar terhadap sesuatu akan
mendorong seseorang berkeinginan untuk mendapatkan apa yang diharapkannya
dapat terwujud. Sebagai contoh jika siswa suka menggambar kemungkinan besar akan
berminat dengan pekerjaan yang ada kaitannya dengan mengambar, misalnya seorang
arsitektur.
Berdasarkan hasil analisis data secara parsial ditunjukkan pula bahwa
kemampuan akademis mempunyai kontribusi positif terhadap kesiapan kerja. Seiring
dengan perkembangan yang lebih lanjut membuktikan bahwa seseorang diterima
dalam pekerjaannya tidak hanya mengandalkan keahliannya saja akan tetapi
kemampuan akademis sangat mempengaruhinya, terutama untuk jabatan-jabatan
tertentu. Kemampuan akademisnya lemah atau kurang akan berpengaruh pada
pemilihan pekerjaan.
Selain keterampilan dalam bekerja kemampuan dalam pengetahuan juga
sangat dibutuhkan. Sehebat apapun keterampilan seseorang dalam bekerja tanpa
adanya pengetahuan yang banyak maka akan timpang dan akan menghasilkan produk
pekerjaan yang jelek atau kurang bagus. Maka dari itu seseorang ditutut benar-benar
mempunyai pengetahuan yang cukup guna menyiapkan dirinya memasuki dunia
pekerjaan, dalam arti manusia yang siap pakai . Kemampuan akademis yang lemah
akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan yang diberikan
lxi
kepadanya. Sebaliknya kemampuan akademis yang kuat akan mempengaruhi kinerja
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan apa yang diberikan kepadanya.
Kemampuan akademis mencerminkan kemampuan siswa dari aspek
produktif, adaptif dan normatif, sebab kemampuan akademis dalam penelitian ini
dilihat dari rata-rata nilai raport yang mencerminkan kemampuan dari ketiga
komponen tersebut. Dengan adanya kemampuan akademis yang tinggi, menujukkan
bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran di sekolah yang meliputi mata pelajaran
tentang keahlian bidang bangunan dan mata pelajaran lainnya sebagai pendukung juga
relatif tinggi, hal ini secara langsung merupakan bentuk kesiapan siswa dalam
memasuki dunia keja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan akademis akan berpengaruh terhadap tingginya kesiapan kerja situ
sendiri.
Secara bersama-sama dengan adanya minat yang tinggi dan didukung dengan
kemampuan akademis yang tinggi pula merupakan bekal siswa dalam rangka
mempersiapkan dirinnya untuk memasuki dunia kerja.
Besarnya kontribusi minat kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan
kerja mencapai 29.3%, yang berarti terdapat faktor lain di laur kajian ini yang
mempunyai peranan terhadap kesiapan siswa yaitu faktor eksternal seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah sepeti fasilitas dan proses pembelajaran
yang dilakukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ayu Andi Arti yang dikutip oleh
Kartini Kartono (1984: 12-27), yang menyatakan bahwa faktor internal yang meliputi
kecerdasan (kemampuan akademis), ketrampilan dan kecakapan, bakat dan minat,
motivasi, kemampuan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja berpengaruh
terhadap kesiapan kerja siswa.
lxii
4.5 Keterbatasan Penelitian
Secara sadar peneliti mengakui kemungkinan masih adanya beberapa variabel yang terlepas dari pengamatan peneliti, hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan faktor dana yang tersedia, serta kemampuan peneliti itu sendiri, oleh karena bagi
peneliti lainnya dapat menambah variabel sehingga hasilnya akan akan lebih sempurna. Penelitian ini merupakan penelitian
populasi yang terbatas pada siswa kelas III jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005, sehingga hasil
penelitian hanya dapat digeneralisasikan di SMK tersebut, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan hasil apabila
dilakukan dengan populasi yang lebih besar.
lxiii
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan:
Pertama, ada kontribusi positif yang signifikan minat kerja terhadap kesiapan
kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran
2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan kemampuan akademis siswa akan
diikuti tingginya kesiapan kerja.
Keua, ada kontribusi positif yang signifikan kemampuan akademis terhadap
kesiapan kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I Purbalingga tahun
pelajaran 2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan kemampuan akademis
siswa akan diikuti tingginya kesiapan kerja.
Ketiga, ada kontribusi positif yang signifikan minat kerja dan kemampuan
akademis terhadap kesiapan kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I
Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan
kemampuan akademis siswa akan diikuti tingginya kesiapan kerja.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan beberapa saran antara lain:
Pertama, jika dilihat dari indikatornya rasa optimis pada minat kerja dalam
kategori cukup yang menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih kurang optimis akan
mendapatkan pekerjaan setelah lulus, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas output
dengan membekali siswa pada keterampilan praktis, peningkatan fasilitas dan kerja sama
yang baik dengan pihak industri sehingga siswa akan memperoleh informasi tentang dunia
lxiv
industri seluas-luasnya. Dengan adanya kerja sama yang baik dengan pihak sekolah
diharapkan siswa mendapat jaminan kerja setelah lulus dari sekolah.
Kedua, apabila di lihat dari kemampuan akademis siswa dan kesiapan kerja, ada
sebagian siswa yang mempunyai tingkat kesiapan yang kurang tinggi, sehingga dari pihak
sekolah perlu meningkatkan kualitas pembelajaran baik secara teori maupun praktek serta
selalu memberikan motivasi dan arahan bagi siswa untuk selalu belajar dan banyak
mencari informasi tentang pekerjaan yang akan digeluti. Perlu adanya kerja sama timbal
balik antara dunia industri dengan sekolah sehingga dapat dijadikan modal dasar siswa
untuk mempersiapkan dirinya untuk memasuki dunia industri setelah lulus nantinya, yang
tidak dipungkiri bahwa pengetahuan (kemampuan akademis) merupakan faktor yang
diperlukan dalam memasuki dunia industri. Dengan dasar itu diharapkan pula dari pihak
siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga mampu memenuhi tuntutan dunia industri
nantinya yaitu manusia yang siap pakai. Dari pihak sekolah dapat lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran terutama berkaitan dengan kegiatan praktikum.
lxv
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Endroyo. 1989. Keselamatan Kerja Untuk Teknik Bangunan. IKIP Semarang
Press
Dewa Ketut Sukardi. 1988. Bimbingan Konseling. Jakarta : Nina Akasara
Efriyani Djuwita. 2003. Memilih dan Mencari Kerja Sesuai Dengan Bakat dan
Kepribadian. Jakarta : Kawan Pusaka
Erman Suherman. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah
157.
Gulo Dali. 1987. Kamus Psikologi. Bandung : Tonsi
Imam Soepomo. 1974. Hukum Perburuan Bidang Hubungan Kerja. Bandung: Djambatan
Kartini Kartono. 1984. Menyiapkan dan Memandu Karier. Pusat Bimbingan UNIKA
Marat.1984. Sikap Manusia Perubahann Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia
Indonesia
Pandji Anoraga. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta : Renika Cipta
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bandung : Bumi
Aksara
Purwodarminto. W,J,S, 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Samuel Soeitoe. 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta : FE UI
Sudjana. 1989. Metode Staitsitik. Bandung :Tarsito
Sutrisno Hadi. 1995. Analisa Regresi. Yogyakarta : Andi Offset
Syamsu Mappa, Anisah Baslemen. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta:
Depdikbud
Winkel. Ws. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Grasindo
lxvi
KUNCI JAWABAN
1. A 11. A 21. B 31. A
2. B 12. C 22. B 32. A
3. D 13. C 23. C 33. A
4. B 14. B 24. C 34. C
5. A 15. C 25. A 35. A
6. A 16. C 26. C 36. B
7. B 17. B 27. B 37. C
8. A 18. A 28. A 38. D
9. A 19. B 29. C 39. B
10. A 20. B 30. A 40. C
NASKAH SKRIPSI UNTUK DIUJIKAN
TANGGAL UJIAN : 9 MEI 2005
HARI : SENIN
JAM : 09.00 WIB
TEMPAT : E4 LANTAI 3
NAMA : HENDRO PAMUJO
NIM : 5114990011
lxvii