You are on page 1of 67

i

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN KEMAMPUAN AKADEMIS


TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS
III JURUSAN BANGUNAN SMK YPT I
PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2004/2005


SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang



Oleh
Hendro Pamujo
NIM. 5114990011







FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING




Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :




Pembimbing I Pembimbing II





Drs. H. Kamid Idris Drs. Bambang Endroyo, M.Pd.,SE.,M.T.
NIP. 130604213 NIP. 130529531



Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Sipil,





Drs. Lashari, M.T.
NIP. 131471402








iii
PENGESAHAN KELULUSAN


KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN KEMAMPUAN AKADEMIS TERHADAP
KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS III JURUSAN
BANGUNAN SMK YPT I PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Oleh :
Nama : Hendro Pamujo
NIM : 5114990011
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 09 Mei 2005

Susunan Dewan Penguji :
Pembimbing I Anggota Dewan Penguji


Drs. H. Kamid Idris Drs. Yeri Sutopo
NIP. 130604213 NIP. 131658244
Pembimbing II



Drs. H. Bambang Endroyo, M.Pd.,SE.,M.T.
NIP. 130529531

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kependidikan.
Tanggal : 09 Mei 2005
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof. Dr. Soesanto Drs. Lashari, M.T.
NIP. 130875753 NIP. 131471402
iv
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.


Semarang, Maret 2005

Hendro Pamujo
NIM. 5114990011













v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berupaya
mengubahnya
(Q.S. Ar Radu: 11)





Saya persembahkan skripsi ini untuk:
1. Ayah dan Ibu untuk doa dan cintanya
2. Mertua saya yang senantiasa mendukung sepenuhnya dalam
penyelesaian studi saya
3. Istri yang selalu membesarkan hati dan mendukung kerja
keras saya. Tanpa dukungan dan cintamu tak mungkin skripsi
ini dapat kuselesaikan
4. Kakak-kakaku tercinta yang selalu mendorong agar tetap
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Temen-temenku satu angkatan, terima kasih atas
dukungannya.




vi
SARI



Hendro Pamujo. 2005. Kontribusi Minat Kerja dan Kemampuan Akademis terhadap
Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I
Purbalingga Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci: minat kerja, kemampuan akademis, kesiapan kerja
Tuntutan dunia kerja saat ini adalah manusia yang berkualitas serta handal. Hal ini
mendorong siswa memilih sekolah yang mencetak manusia siap pakai. Jenis pendidikan
formal yang mencetak para lulusannya siap pakai adalah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Tujuan penelituan ini adalah ingin mengetahui kontribusi minat kerja dan
kemampuan akadermis baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap
kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga
tahun pelajaran 2004/2005.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III semester 5 Jurusan Bangunan
SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005 sebnayak 28 siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi dengan variabel yang diteliti yaitu minat kerja dan
kemampuan akademis sebagai variabel bebas serta kesiapan kerja sebagai variabel terikat.
Data diambil dengan teknik tes dan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis regresi
ganda.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi ganda = 17.202 +
0.334X
1
+ 0.322X
2
, yang diuji keberartiannya menggunakan uji F diperoleh F
hitung
=
5.173 > F
tabel
(3.39) dengan dk (2:25) sehingga hipotesis diterima yang berarti ada
kontribusi minat kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja siswa.
Bedasarkan hasil uji parsial diperoleh t
hitung
untuk variabel minat kerja sebesar 1.851 dan
t
hitung
untuk kemampuan akademis sebesar 1.787. Nilai t
hitung
dari masing-masing variabel
bebas lebih besar dari t
tabel
dengan dk = 25 dan taraf kesalahan 5% yaitu 1.71, yang berarti
secara parsial ada kontribusi yang signifikan minat kerja dan kemampuan akademis
terhadap kesiapan kerja. Besarnya kontribusi minat kerja terhadap kesiapan memasuki
dunia kerja sebesar 12%, sedangkan kontribusi kemampuan akademis terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja sebesar 11.3%.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak industri
mendorong siswa berusaha mencari informasi tentang dunia kerja sehingga minat kerja
siswa akan lebih meningkat. Kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan dunia
kerja dapat dijadikan modal dasar siswa untuk mempersiapkan dirinya dalam memasuki
dunia kerja, yang tidak dipungkitri bahwa kemampuan akademis merupakan faktor yang
sangat diperlukan, dan hal tersebut akan meningkatkan kesiapan kerja siswa setelah lulus
nantinya.
vii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan
skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Drs. H. Kamid Idris, sebagai pembimbing I yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Drs. Bambang Endroyo. M.Pd. SE. MT, sebagai pembimbing II yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penelitian serta penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Teknik Sipil FT UNNES.
4. Kepala SMK YPT I Purbalingga, yang dengan seijin beliau penulis dapat
melaksanakan penelitian skripsi ini.
5. Kepala SMK Negeri 3, yang dengan seijin beliau penulis dapat melaksanakan uji coba
instrumen penelitian skripsi ini.
6. PT. Arta Sarana Mekar Pratama, terima kasih atas bantuannya dalam penyusunan
instrumen.
7. Bapak dan Ibu yang telah mencurahkan kasih sayang dan dorongan moril sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Istriku, terima kasih atas pengertian, kesabaran, cinta dan doanya.
viii
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan dunia
pendidikan di Indonesia.



Semarang, Maret 2005


Penulis


ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................... v
SARI ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah........................................................................... 4
1.3 Permasalahan ..................................................................................... 4
1.4 Penegasan Judul ................................................................................ 5
1.4.1 Kontribusi .................................................................................. 5
14.2 Minat Kerja ................................................................................ 5
1.4.3 Kemampuan Akademis .............................................................. 6
1.4.4 Kesiapan Kerja .......................................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.6 Manfaat penelitian ............................................................................ 7
1.7 Sitematika Skripsi .............................................................................. 7
x
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 9
2.1 Minat Kerja ....................................................................................... 9
2.2 Kemampuan Akademis ................................................................... 13
2.3 Kesiapan Kerja ............................................................................... 15
2.3.1 Tingkat Kematangan ............................................................. 17
2.3.2 Pengalaman Pengalaman yang Diperlukan ............................ 18
2.3.3 Keadaan Mental dan Emosi yang Serasi ................................ 20
2.4 Kerangka Berfikir ........................................................................... 21
2.5 Hipotesis ......................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 24
3.1 Populasi dan Sampel penelitian ....................................................... 24
3.1.1 Populasi ................................................................................ 24
3.1.2 Sampel .................................................................................. 24
3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 24
3.2.1 Variabel Bebas ...................................................................... 24
3.2.2 Variabel Terikat ..................................................................... 25
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 25
3.3.1 Metode Dokumentasi ............................................................. 25
3.3.2 Mmetode Angket ................................................................... 25
3.3.3 Metode Tes ............................................................................ 25
3.4 Penyusunan Instrumen dan Pengujian Instrumen ............................. 26
3.4.1 Penyusunan Instrumen ........................................................... 26
3.4.1.1 Angket ...................................................................... 26
3.4.1.2 Tes Kesiapan Kerja ................................................... 26
xi
3.4.2 Analisa Uji Coba ................................................................... 27
3.4.2.1 Validitas Butir Angket................................................ 28
3.4.2.2 Daya Pembeda Butir Tes ........................................... 30
3.4.2.3 Tingkat Kesukaran .................................................... 31
3.4.2.4 Uji Reliabilitas Butir Angket dan Butir Tes ............... 32
3.4.2.5 Penentuan Butir Soal yang Digunakan Untuk Tes ...... 34
3.5 Metode Analisa Data ....................................................................... 34
3.5.1 Diskriptif Minat Kerja ........................................................... 34
3.5.2 Analisis Uji Hipotesis ............................................................ 35
3.5.2.1 Analisis Persyaratan Hipotestis .................................. 35
a. Uji Normalitas ....................................................... 36
b. Uji Linieritas ......................................................... 36
3.5.2.2 Uji Hipotesis ............................................................. 37
a. Uji F ....................................................................... 38
b.Uji T....................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 41
4.1.1 Deskriptif Minat Kerja .......................................................... 41
4.1.2 Deskriptif Kemampuan Akademis ......................................... 42
4.1.3 Deskriptif Kesiapan Kerja ..................................................... 43
4.2 Uji Prasyarat ................................................................................... 44
4.2.1 Uji Normalitas ....................................................................... 45
4.2.2 Uji Kelinieran ........................................................................ 45
4.3 Uji Hipotesis ................................................................................... 46
xii
4.3.1 Hipotesis Pertama .................................................................. 46
4.3.2 Hipotesis Kedua .................................................................... 47
4.3.3 Hipotesis Ketiga .................................................................... 47
4.4 Pembahasan .................................................................................... 48
4.4 Keterbatasan Peneliti ...................................................................... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 54
5.1 Simpulan ......................................................................................... 54
5.2 Saran ............................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN














xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................................... 26
3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 27
3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ...................................................................... 30
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 32
3.5 Kriteria Minat Kerja ................................................................................... 35
3.6 Persiapan Analisis Regresi .......................................................................... 36
4.1 Kreteria Minat Kerja .................................................................................. 41
.........................................................................................................................
4.2 Tingkat Minat Kerja Siswa ........................................................................ 42
4.3 Tingkat Minat Kerja Siswa Ditinjau Dari Indikatornya .............................. 42
4.4 Kemampuan Akademis Siswa ................................................................... 43
4.5 Kriteria Kesiapan Kerja ............................................................................. 44
.........................................................................................................................
4.6 Tingkat Kesiapan Kerja Siswa ................................................................... 44
4.7 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................... 45
4.8 Hasil Uji Kelinieran ................................................................................... 46
4.9 Uji Simultan ............................................................................................. 46
4.10 Ringkasan Analisis Korelasi Parsial X
1
, X
2
terhadap Y............................... 47



xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Minat Kerja .............................................................................. 57
2. Soal Tes Kesiapan Kerja ........................................................................ 62
3. Nilai Siswa Semester 5 Kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga
Tahun Pelajaran 2004/2005 .................................................................... 73
4. Analisis Hasil Uji Coba Angket Minat Kerja .......................................... 74
5. Perhitungan Validitas Angket Minat Kerja ............................................. 75
6. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Kerja ......................................... 76
7. Hasil Analisis Uji Coba Soal .................................................................. 77
8. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ........................................................ 79
9. Perhitungan Validitas Butir .................................................................... 80
10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ..................................................... 82
11. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................................ 83
12. Data Hasil Penelitian Menggunakan Tes ................................................ 84
13. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 86
14. Data Hasil Penelitian Keseluruhan ......................................................... 87
15. Analisis Regresi Dengan Menggunakan SPSS ....................................... 88
16. Tabel Chi Kuadrat ................................................................................. 92
17. Daftar Kritik Uji F ................................................................................. 93
18. Daftar Kritik Uji T ................................................................................. 94
19. Daftar Kritik r Product Moment ............................................................. 95
xv
20. Daftar Kritik Z Dari O Ke Z ................................................................... 96
21. Permohonan Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 97
22. Surat Ijin Instrumen Penelitian ............................................................... 98
23. Surat Keterangan Selesai Uji Coba Instrumen ........................................ 99
24. Surat Permohonan Ijin Penelitian Ke BAPEDA ................................... 100
25. Surat Permohonan Ijin Penelitian Ke DIKNAS .................................... 101
26. Surat Pemberitahuan Ijin Penelituan .................................................... 102
27. Surat Pemberitahuan Ijin Penelitian Ke BAPEDA ............................... 103
28. Surat Ijin Dari DIKNAS ...................................................................... 104
29. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ........................................... 105
30. Permohonan Ijin Survay ...................................................................... 106
31. Surat Keterangan Telah Selesai Survay ................................................ 107
32. Undangan Seminar Proposal ................................................................ 108
33. Penetapan Dosen Pembimbing ............................................................. 109










xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring dengan laju pembangunan dewasa ini yang menyangkut dari semua
bidang diantaranya bidang industri dengan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga menuntut masyarakat yang pada gilirannya
menjadikan tenaga kerja ahli dan terampil serta memiliki watak kepribadian yang
tangguh. Tenaga-tenaga kerja dalam berbagai bidang tersebut tidak hanya harus mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaannya, tetapi juga sangat diharapkan mampu
memperluas atau menciptakan lapangan kerja baru. Kegiatan pembangunan tanpa
mendayagunakan tenaga-tenaga yang terampil akan menyebabkan pelaksanaan kerja
kurang efesien dan kurang atau tidak produktif. Dengan demikian terjadi hambatan atas
kelancaran pekerjaan, dan mutu hasil pekerjaan tetep rendah.
Pada kenyataan sekarang ini membuktikan bahwa dunia pendidikan berkaitan
erat dengan dunia industri, maka dalam perkembangan lebih lanjut keterkaitan antara
dunia pendidikan semakin dirasakan. Konsep pendidikan nasional dewasa ini mengacu
kepada penyiapan tenaga kerja siap pakai. Tenaga kerja lulusan lembaga pendidikan
formal maupun non formal harus siap ditempatkan dalam lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan bidang atau jenjang pendidikannya, yang hal ini dikarenakan : (1)
Kecenderungan umum bahwa dunia pendidikan mampu menunjukan adanya perubahan
pola pikir dan semestinya mampu menyiapkan peserta didik secara utuh yang meliputi
pengetahuan, sikap, kemauan dan keterampilan yang fungsional bagi kehidupan
pribadi, warga negara, warga masyarakat serta usaha untuk mencari nafkah. (2)
xvii
Semakin tingginya tuntutan dunia kerja yang sejalan dengan tuntutan pembangunan,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. (3) Perubahan persyaratan dunia kerja
yang semakin kompetentif dan mengandalkan keahlian dalam bidang tertentu tanpa
mengabaikan wawasan dan pengetahuan secara interdisipliner.
Manusia di dalam hidupnya pasti selalu berusaha untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Salah satu cara pemenuhan kebutuhan hidup yaitu harus didasari dengan
pendidikan formal. Pendidikan dituntut untuk mampu menyikapi tenaga kerja yang
terampil guna memenuhi tuntunan kebutuhan tenaga kerja. Di dalam Ketetapan MPR NO
IV/MPR/78 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (1993), tertuang rumusan tujuan
Pendidikan Nasional, yang berbunyi Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan
bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, mempererat keperibadian, dan mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Jenis pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang
terampil adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kenyataan bahwa lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) banyak diterima langsung sebagai tenaga kerja
yang dikarenakan mereka telah memiliki keahlian khusus. Maka agar bisa
mendapatkan keahlian dasar untuk terjun ke dunia kerja adalah dengan memiliki
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMK YPT I Purbalingga adalah SMK yang mengajarkan mata pelajaran
keteknikan. Salah satu jurusannya adalah teknik bangunan. Materi yang diajarkan
mengacu pada kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja atau industri,
xviii
dalam bentuk teoritis maupun praktik sehingga dapat digunakan sebagai modal siswa
setelah lulus nantinya.
Kita cermati, ada dua faktor yang diduga dapat mempengaruhi kesiapan kerja
siswa SMK YPT I Purbalingga yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut
Ayu Andi Arti yang di kutip oleh Kartini Kartono (1984:22 - 27). Faktor internal
meliputi : Kecerdasan (kemampuan akademis), keterampilan dan kecakapan, bakat
dan minat, motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja.
Faktor eksternal meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja. Faktor-
faktor di atas diduga berpengaruh terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa
kelas III jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga yang nantinya dapat memberikan
petunjuk yang berharga guna memberi perlakuan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesiapan kerja siswa itu sendiri.
Adapun beberapa faktor di atas adalah minat kerja dan kemampuan akademis
di duga erat bisa menentukan kesiapan kerja seorang siswa, sehingga setelah lulus
dari SMK YPT I Purbalingga dapat menjadikan tenaga kerja yang siap pakai sesuai
dengan tuntutan dunia industri.
Dengan latar belakang itulah maka peneliti mengambil judul: KONTRIBUSI
MINAT KERJA DAN KEMAMPUAN AKADEMIS TERHADAP KESIAPAN
MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK
YPT I PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2004/2005
1.2 Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja dan
keterbatasan kemampuan penulis, maka masalah yang penulis angkat dalam
skripsi ini terbatas pada faktor internal siswa yaitu minat kerja dan kemampuan
akademis. Meskipun tidak di pungkiri bahwa faktor yang lain juga menentukan
xix
kesiapan seseorang dalam bekerja, akan tetapi penulis mencoba seberapa besar
kontribusi kedua faktor tersebut dalam mempengaruhi kesiapan kerja siswa,
terutama pada siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun
pelajaran 2004/2005.
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah :
Pertama, adakah kontribusi minat kerja terhadap kesiapan memasuki
dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun
pelajaran 2004/2005?
Kedua, adakah kontribusi kemampuan akademis terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I
Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005?
Ketiga, adakah kontribusi minat kerja dan kemampuan akademis secara
bersama-sama terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan
bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005?
1.4 Penegasan Judul
Berdasarkan alasan pemilihan judul, maka untuk menghindari agar persoalan
yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak banyak menyimpang dari tujuan semula
dan juga terjadi salah tafsir tentang istilah-istilah yang digunakan maka perlu adanya
penegasan istilah yang meliputi :
1.4.1 Kontribusi
Menurut Sutrisno Hadi (1982:42) kontribusi adalah sumbangan masing-
masing variabel bebas terhaadap variabel terikat.
Pengertian kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini berdasarkan
pendapat di atas adalah sumbangan minat kerja dan kemampuan akademis
xx
terhaadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan teknik bangunan
SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 1004/2005
1.4.2 Minat Kerja
Minat menurut JP Chaplin dalam Dictionary of Psychology yang di kutip
oleh Efriayani Djuwita, minat (interest) adalah sebuah perasaan yang menilai
suatu aktivitas, pekerjaan atau objek berharga atau berarti bagi dirinya. Kerja
(work) menurut Moekijat (1984:356) adalah usaha yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri atau kebutuhan umum. Jadi minat kerja adalah
sebuah perasaan yang menilai suatu aktivitas, pekerjaan atau objek berharga atau
berarti bagi dirinya dalam berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau
kebutuhan umum. Dari pengertian tersebut di atas ternyata keberadaan minat kerja
sangat penting untuk menentukan suatu perbuatan atau tingkah laku seseorang.

1.4.3 Kemampuan Akademis
Menurut W.S.Winkel (1984:24), kemampuan akademis atau kemampuan
intelektual adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah yang di
dalamnya berpikir main peran. Maksud main peran adalah memainkan peran yang
sangat besar, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi-rendahnya prestasi yang
didapat dan dicapai oleh siswa.
1.4.4 Kesiapan Kerja
Kesiapan (readiness) menurut Gulo (1987:240) adalah satu titik kematangan
untuk menerima dan mempraktikan tingkah laku tertentu. Sedangkan menurut
Sukirin kesiapan kerja terbentuk jika telah tercapai perpaduan antara tingkat
xxi
kematangan, pengalaman-pengalaman yang diperlukan, serta keadaan mental dan
emosi yang serasi.
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan maksud judul di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
Pertama, mengetahui kontribusi minat kerja terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan
SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005.
Kedua, mengetahui kontribusi kemampuan akademis terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan
bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005.
Ketiga, mengetahui kontribusi antara minat kerja dan kemampuan akademis secara bersama-sama terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005.
xxii
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan :
Pertama, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
siawa untuk tahu akan minatnya dalam bekerja sehingga dapat diketahui secara dini,
yang pada akhirnya dapat mengarahkan dirinya pada hal-hal yang diinginkan secara
tepat sasaran.
Kedua, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi siswa
untuk lebih tekun dalam belajar sehingga kemampuan akademisnya akan menjadi
lebih meningkat.
Ketiga, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
kerja dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pembelajaran yang nantinya
mengarahkan pada suatu titik kematangan dan untuk mempersiapkan dirinya masuk
dalam dunia kerja.
1.7 Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi disusun sebagai berikut :
Pertama, bagian pendahuluan skripsi berisi tentang halaman judul, sari, pernyataan,
motto dan persembahan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
Kedua, bagian isi skripsi terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang, permasalahan, pembatasan
masalah, penegasan judul, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
skripsi.
xxiii
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori dan hipotesis yang membahas teori
yang dijadikan acuan peneliti untuk mengajukan hipotesis
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian meliputi populasi dan sampel, variabel penelitian,
metode pengumpulan data, penyusunan instrumen dan pengujian instrumen,
metode analisa data.
BAB IV : HASIL PENELITIALITIAN
Laporan hasil penelitian yang menguraikan hasil penelitian dan
pembahasan serta penyajian data secara garis besar serta pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.








BAB II
LANDASAN TEORI

xxiv
2.1 Minat Kerja
Minat menurut JP Chaplin dalam Dictionary of Psychology yang di kutip oleh Efriayani Djuwita, minat (interest)
adalah sebuah perasaan yang menilai suatu aktivitas, pekerjaan atau objek berharga atau berarti bagi dirinya. Menurut Greenleaf
dalam bukunya Occupations, A Basic Source for Counselor yang dikutip oleh Efriyani Djuwita, mengatakan bahwa minat
merupakan motivasi yang kuat dalam bekerja. Karena itu, dalam memilih pekerjaan seseorang harus memperhatikan faktor
minatnya agar merasa tahan banting dalam menghadapi pekerjaan. Sedangkan Winkell (1984:30), membatasi minat sebagai
kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Macam-macam minat menurut Dewa Ketut (1988:46), adalah : (1) Expressed Interest (minat yang diekspresikan),
yaitu minat yang diungkapkan dengan kata-kata tertentu atau diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan seseorang lebih
menyukai sesuatu hal dari pada hal lain; (2) Manifest Interest (minat yang diwujudkan), yaitu minat yang diwujudkan dengan
tindakan, perbuatan dan ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu; (3) Inventoried Interest (minat yang
diinventarisasikan), yaitu minat yang dapat diukur dan dinilai melalui kegiatan menjawab sejumlah pernyataan tertentu atau
urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Dari macam-macam minat di atas, seseorang dapat diketahui minatnya dengan cara menuliskan daftar kegiatan yang disukai
yaitu minat berhubungan erat dengan segala sesuatu yang kita sukai. Jadi, jangan ragu-ragu memasukan jenis kegiatan yang
disukai sejak remaja sampai sekarang. Bisa juga membuat daftar pekerjaan yang sering anda impikan, yaitu memimpikan sebuah
jenis pekerjaan tertentu mengindikasikan minat dalam bidang tersebut. Semakin banyak jenis pekerjaan yang diimpikan, akan
memudahkan untuk mencocokan dengan minat-minat sebelumnya.
Membuat daftar ilmu yang paling disukai, yaitu dengan maksud seseorang mampu menunjukan bahwa dirinya memiliki minat
dalam dibidang tersebut. Sehingga seseorang dapat memilih pekerjaan yang merupakan bagian dari bidang ilmu tersebut.
Mengelompokan jenis-jenis pekerjaan, kegiatan, atau hal-hal yang dianggap dalam satu kelompok yang sama. Jika seseorang
menyukai kegiatan menulis dan suka membaca bisa di masukan dalam satu kelompok. Menilai minat-minat dalam diri, yaitu
setelah memasukan ke dalam kelompoknya masing-masing, seseorang bisa menilai minat-minat yang ada dalam dirinya. Lalu
ambilah kesimpulan bidang apa yang paling di minati.
Lalu apa sajakah yang menyebabkan seseorang berminat pada pekerjaan ? Ada banyak hal, antara lain jenis pekerjaan,
gaji yang didapat, karier dan setatus.
Seseorang dapat mempunyai banyak alasan berminat pada suatu pekerjaan, tetapi dapat juga hanya karena alasan
tertentu. Setiap orang memiliki perbedaan dalam menjelaskan alasan berminat pada suatu pekerjaan.
Mengetahui minat sama pentingnya dengan mengetahui bakat. Kita perlu mengetahui untuk lebih memperkaya pilihan atas jenis
pekerjaan yang hendak kita pilih. Pertanyaan sekarang sudakah para siswa mengetahui akan minatnya. Menurut Greenleef, minat
dapat diketahui lewat hobi seorang yang dimiliki. Sebagai contoh, jika seorang hobi menggambar kemungkinan besar akan
berminat dengan bentuk pekerjaan yang ada kaitannya dengan hobinya itu.
xxv
Seseorang dapat memiliki dua jenis minat, yaitu minat yang disadari, seperti hobi dan minat latent (minat yang tidak
disadari). Minat latent ini hanya akan muncul jika kita memberi kesempatan diri kita untuk mencoba banyak hal atau aktivitas
baru. Seseorang dapat memiliki banyak minat, tetapi sedikit yang menyadari minatnya.
Menurut Bambang Endroyo (1989:4) pengertian kerja mempunyai arti yang luas sekali yaitu meliputi usaha, tugas
ataupun perbuatan, yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sesuatu. Ditinjau dari segi perseorangan, kerja berarti
gerak dari badan dan fikiran guna mamelihara kebutuhan hidup badaniyah maupun rohaniah. Ditinjau dari segi-segi
kemasyarakatan adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa guna mamenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan ditinjau dari segi spiritual merupakan hak dan kewajiban manusia dalam memuliakan dan mengabdi kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Kerja (work) menurut Moekijat (1984:356) adalah usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
atau kebutuhan umum.
Dalam pandangan paling moderen mengenai kerja dikatakan bahwa kerja merupakan bagian yang paling mendasar
atau ensensial dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang paling dasar, dia akan memberikan status dari masyarakat yang ada
di lingkungan. Juga bisa mengikat individu lain baik yang bekerja atau tidak. Sehingga kerja akan memberi isi dan makan dari
kehidupan manusia yang bersangkutan. Jadi minat kerja adalah sesuatu keinginan atau kecenderungan yang mengarahkan individu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Apabila kita telusuri, minat kerja yang dimiliki siswa SMK YPT I Purbalingga sebenarnya telah ada sebelum mereka
menentukan untuk memilih masuk ke sekolah YPT I ini. Rasa tertariknya mendorong keinginan mereka untuk mengetahui dan
mempelajari tentang bidang yang ada kaitanya dengan dunia industri serta mendorong mereka untuk lebih maju dan terampil.
Dengan demikian jelaslah bahawa individu yang telah mempunyai minat terhadap sesuatu, maka terhadap obyek
tersebut akan timbul perhatian dengan sendirinya.
Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan sikap positif. Bertolak dari rasa senang pada obyek
atau kegiatan yang berkaitan dengan bidang kerja yang akan ditekuni, hal-hal yang disukai atau disenangi umumnya adalah
sesuatu yang sesuai dengan keinginan untuk memperoleh pekerjaan dengan imbalan gaji yang cukup.
Bagi siswa SMK YPT I Purbalingga dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama belajar di
sekolah, mereka berharap dapat memperoleh pekerjaan dan kedudukan yang baik dengan gaji yang tinggi setelah lulus nantinnya.
Ketekunan belajar yang dilakukan siswa agar mempunyai pengetahuan sikap dan keterampilan yang cukup di SMK
terutama bertujuan agar dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia kerja. Jika bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan, hal ini akan memperlancar penyelesaian tugas-tugas dalam pekerjaan tersebut.
Melalui bekerja seorang individu juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan potensi pribadi. Siswa yang
dididik kurang lebih selama 3 tahun diharapkan memiliki potensi berupa pengetahuan dan keterampilan setelah menamatkan
belajarnya. Jadi minat memasuki dunia kerja siswa SMK juga ditandai dengan harapan untuk mengembangkan potensi pribadi.
xxvi
2.2 Kemampuan Akademis
Menurut W.S.Winkel (1984:24) kemampuan akademis atau kemampuan
intelektual adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah yang di
dalamnya berpikir main peran. Maksud main peran adalah memainkan peran yang
sangat besar, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi-rendahnya prestasi yang
didapat dan dicapai oleh siswa. Taraf akademis menunjukan adanya taraf-taraf, dari
taraf akademis tinggi, taraf cukup, sampai taraf agak kurang.
Kemampuan akademis dalam mempersiapkan pekerjaan (kesiapan kerja), adalah faktor yang pokok karena
pengetahuan-pengetahuan teori dan praktik yang diberikan di sekolah adalah modal dasar siswa untuk siap kerja. Apalagi seorang
siswa lulusan Sekolah Menenhah Kejuruan (SMK) yang dididik agar lulusannya siap pakai dalam memasuki dunia pekerjaan.
Di dalam Ketetapan MPR NO IV/MPR/78 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 tertuang
rumusan tujuan Pendidikan Nasional, yang berbunyi Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, mempererat
keperibadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dari landasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan modal dasar siswa untuk menyiapkan dirinya sebagai manusia yang siap pakai untuk memasuki dunia
industri setelah lulus dari bangku sekolah nantinya.
Untuk menjadikan mutu tenaga kerja yang handal, prestasi yang dimiliki seorang siswa harus dipertimbangkan,
khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan
tanggungjawab. Prestasi akademis yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan,
tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminmnya.
Kemampuan akademis yang lemah atau kurang akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan yang diberikan kepadanya. Sebaliknya kemampuan akademis yang kuat atau baik akan mempengaruhi kinerja
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Untuk itu, banyak sekali SMK SMK yang memperbaiki
sistem pembelajarannya agar siswa dapat dengan mudah menyerap, menangkap dan memahami ilmu ilmu yang diberikan guru
padanya.
Tidak itu saja kemampuan akademis juga sangat mempengaruhi proses pemilihan dunia kerja yang cocok bagi dirinya.
Misalnya siswa yang suka pelajaran kayu, akan cenderung bekerja di perkayuan. Atau siswa yang suka pelajaran pondasi akan
cenderung terjun ke bangunan gedung.
xxvii
Apabila kita selidiki kebanyakan siswa ingin memasuki dunia pekerjaan akan memilih pekerjaan mana yang cocok dan
disenanginya, dan sedikit yang mau menambah ketrampilan atau keahlian pada dirinya. Misalnya dengan mengikuti kursus atau
les. Jadi kemampuan akademis berpengaruh sekali terhadap hubungan kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia pekerjaan
nantinya.
2.3 Kesiapan Kerja
Telah dikemukakan bahwa dampak perkembangan teknologi yang digunakan dalam proses produksi menuntut
kemampuan, keahlian dan keterampilan tenaga kerja sehingga, seseorang sebelum melakukan aktifitas harus diawali dengan
persiapan dari dirinya sendiri. Berdasarkan kenyataan bahwa setiap individu memiliki karakteristik masing-masing maka kesiapan
dari individu berbeda-beda.
Untuk dapat mencapai suatu tindakan (pekerjaan dan sebagainya) yang efektif dan efesien di perlukan adanya
kesiapan dalam diri individu baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan (readiness) menurut Gulo (1987) adalah suatu
titik kematangan untuk dapat menerima dan memperhatikan tingkah laku tertentu. Sebelum masa ini dilewati, tingkah laku
tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu. Seseorang baru dapat mengerjakan sesuatu
apabila di dalam dirinya sudah terdapat kesiapan untuk dapat mengerjakannya. Sesuai dengan kenyataan adanya karakteristik
individu maka pola pembentukan kesiapan berbeda-beda pula di dalam diri masing-masing individu.
Menurut pendapat God yang dikutip oleh Sukirin (1975) kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika telah tercapai
perpaduan antara tiga faktor yaitu: (1) Tingkat kematangan; (2) Pengalaman-pengalaman yang diperlukan; (3) Keadaan mental
dan emosi yang serasi.
Hampir semua pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai-nilai dan sikap, tingkah laku dan kemampuan manusia
terbentuk, disesuaikan dan berkembang karena belajar, baik itu di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat.
Dari pengertian tersebut maka kesiapan kerjapun dapat dipelajari, dibentuk, disesuaikan dan dikembangkan melalui
pengalaman belajar yang diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ketiga faktor kesiapan seperti tersebut di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2.3.1 Tingkat Kematangan
Tingkat kematangan adalah suatu saat dalam perkembangan yang berfungsi fisik atau mental telah mencapai
perkembangan sempurna dalam arti siap digunakan. Tingkat kematangan ini banyak berhubungan dengan usia dan kondisi
fisik seseorang.
Kematangan tidak dapat dipengaruhi bila saatnya belum tiba, tetapi dengan latihan tingkat kematangan dapat
dicapai. Pada saat inilah kematangan dapat memberikan hasil yang maksimal karena pada saat ini seorang individu dapat
memilih kesiapan sehingga mempunyai kemungkinan yang terbaik untuk melaksanakan kemampuan tertentu.
xxviii
Ditinjau dari segi usia, seseorang dikatakan siap bekerja jika telah mencapai usia dewasa. Pada usia dewasa
seseorang mengalami perkembangan karakteristik jenis kelamin, baik yang bersifat primer, dalam artian bentuk tubuh, maupun
yang bersifat sekunder berupa fungsi sosialnya dalam masyarakat atau lingkungan. Pada masa ini seseorang memasuki masa
pendewasaan baik dalam penampilan maupun tingkah laku dan mulai memerankan peranan sebagai orang dewasa dalam
berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Dalam kehidupan sosialnya individu menyibukan diri dengan upaya berlatih fungsi
dari setatus sangat tergantung ke setatus mandiri. Di sisi lain, tahap usia ini menjadikan seseorang mengalami kehidupan ke
petualangan, kreatif, idealis dan sangat memperhatikan kepentingan bersama dalam masyarakat.
Masyarakat mengakui perubahan ini dengan mulai melibatkan mereka dalam kegiatan dan yang bertanggungjawab
sebagai mana layaknya orang dewasa dan melimpahkan hak-hak serta kewajiban mereka sebagai masyarakat.
Menurut Samuel Soeitoe (1982) dalam proses pematangan ada tiga hal yang ensensial yaitu: (1) Faktor kematangan
itu sendiri. Bahwa tidak semua perubahan dan kemajuan pada seseorang disebabkan pengaruh lingkungan, tetapi sebagian
besar terjadi perkembangan sendiri dari dalam induvidu; (2) Proses kematangan berjalan melalui beberapa tingkat atau fase;
(3) Sebagian besar proses perkembangan psikis pada anak harus dipandang sebagai satu kerja sama yang diberikan oleh
lingkunganya.
Menurut Syamsu Mappa dan Anisah Basleman (1994) seseorang mencapai usia dewasa pada usia antara 16 20
tahun. Sedangkan Imam Soepomo (1974) menyatakan bahwa orang dewasa adalah laki-laki atau perempuan yang telah berusia
18 tahun ke atas.
2.3.2 Pengalaman-pengalaman yang diperlukan
Pengalaman merupakan salah satu penentu kesiapan kerja. Untuk menciptakan kesiapan kerja seorang siswa
terhadap suatu pekerjaan dapat direncanakan melalui pengalaman yang diberikan pada siswa tersebut. Menurut Sukirin (1975)
pengalaman-pengalaman yang diperlukan adalah pengalaman-pengalaman tertentu yang diperoleh seseorang yang ada sangkut
pautnya dengan keadaan lingkungan kerja, kesempatan-kesempatan yang tersedia dan pengaruh dari luar baik yang disengaja
maupun tidak.
Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang sudah diketahui dan dikuasai seseorang, sebagai
akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Jadi seseorang baru dapat
dikatakan berpengalaman bila telah memiliki tingkat penguasaan dan keterampilan yang banyak, serta sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
Dari kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah suatu tingkat penguasaan serta
pemahaman seseorang dalam bidang yang diminatinya dan dapat diukur dari lamanya kegiatan belajar serta tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
xxix
Pengalaman dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pada dasarnya pendidikan dimaksudkan guna
mempersiapkan tenaga kerja sebelum memasuki lapangan pekerjaan, agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sesuai
dengan syarat yang dikehendaki oleh suatu jenis pekerjaan.
Bagi sebagian besar individu terutama mereka yang kurang memiliki pengalaman kerja atau bahkan belum pernah
bekerja, sering mengalami banyak kesulitan dalam menyesuikan diri dengan pekerjaan yang diembannya.
Seseorang yang memiliki cukup pengalaman kerja dapat memperoleh kepuasan kerja lebih jauh, sesuai dengan
pekerjaan yang dipilih bila dibandingkan dengan yang kurang mempunyai pengalaman kerja. Bahkan pengalaman kerja
sambilan yang diperoleh pada waktu siswa masih sekolah di tingkat SMK dapat digunakan untuk menilai jenis pekerjaan yang
dianggap cocok dari berbagai alternatif pekerjaan yang tersedia demi hari depannya kelak.
Menurut Kartini Kartono (1985) bahwa pada hakekatnya pemilihan jenis pekerjaan tidak lepas dari masalah
pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bekal pengetahuan dan adanya kemampuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk
bekerja di bidang yang akan dituju.
Untuk menyiapkan kualitas siswa yang handal dan berkemampuan tinggi, sekolah-sekolah menengah kejuruan
bersaing dalam meningkatkan kualitas pengajarannya, baik dengan cara menambah sarana laboratorioum praktik maupun
dengan pembenahan-pembenahan sistem pengajarannya.
2.3.3 Keadaan mental dan emosi yang serasi
Menurut Sukirin (1975) keadaan mental dan emosi yang serasi adalah suatu keadaan yang meliputi sikap kritis,
memiliki pertimbangan-pertimbangan yang logis, obyektif, bersikap dewasa dan emosi yang terkendalikan. Menurut Bern
Hard yang dikutip oleh Marat (1984) sikap adalah suatu prodisposisi atau kecnderungan untuk melakukan respon dengan
cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu maupun obyek-obyek tertentu.
Menurut Krench yang dikutip oleh Marat (1984) mendefinisikan sikap sebagai suatu sistem yang mantap, yang
berupa evaluasi positif dan negatif, perasaan emosional, kecenderungan-kecenderungan untuk menyetujui terhadap suatu
obyek. Dari pendapat di atas sikap dapat menyebabkan timbulnya tingkah laku tertentu pada seseorang. Jadi sikap seseorang
terhadap suatu obyek akan timbul jika ada rangsangan tertentu yang akan menyebabkan timbulnya perasaan mendukung atau
tidak mendukung terhadap obyek tersebut.
Dengan sikap kerja yang baik seorang siswa akan bekerja penuh tanggungjawab, jujur, percaya diri dan mampu
menyelesaikan segala kesulitan yang dihadapi serta menentukan keberhasilan kerja. Bila sikap kerja dikaitkan dengan kesiapan
mental dari seorang siswa atau individu untuk memasuki dunia kerja maka diperlukan adanya kematangan emosional
seseorang yang akan bekerja dan minat untuk bekerja.
2.4 Kerangka Berfikir
xxx
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sub sistem pendidikan yang berusaha mempersiapkan siswa untuk siap kerja.
Kesiapan siswa didik dalam dunia kerja diharapkan untuk dapat mengisi lowongan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam dunia
kerja.
Produk dari SMK, berupa lulusan ataupun tamatan tidak semuanya dapat disalurkan ke dunia usaha atau dunia kerja.
Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal meliputi: Kecerdasan (kemampuan akademis), keterampilan dan
kecakapan, bakat dan minat, motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Faktor eksternal meliputi :
lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja. Dari kedua faktor di atas penulis mencoba menganalis seberapa besar kontribusi
minat kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja atau dunia usaha, yaitu : (1)
Minat kerja adalah kecenderungan hati untuk mengarahkan individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Minat kerja dalam penelitian ini merupakan variabel bebas (X1); (2) Kemampuan akademis atau kemampuan
intelektual adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir main peran. Kemampuan
Akademis dalam penelitian ini sebagai variabel bebas ( X2); (3) Kesiapan Kerja adalah titik kematangan seseorang untuk dapat
bekerja dan menghadapi tantangan kerja. Kesiapan kerja dalam penelitian ini merupakan variabel terikat (Y) yang terbagi dalam:
(1) Tingkat kematangan; (2) Pengalaman yang diperlukan; (3) Kematangan mental dan emosi yang serasi.
Secara garis besar minat kerja dan kemampuan akademis diduga dapat mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam
memasuki dunia kerja. Benar tidaknya dengan itu akan dijawab melalui bagan penelitian ini.







2.5 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian
pustaka dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis kerja yaitu: Ada kontribusi
minat kerja dan kemampuan akademis baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
Kesiapan kerja :
1. Tingkat
kematangan
2. Pengalaman-
pengalaman yang
diperlukan
3. Kematangan
mental dan emosi
yang serasi
Kemampuan Akademis
Minat Kerja
xxxi
sama terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK
YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005.

















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
xxxii
Menurut Suharsimi Arikunto (1993:102), populasi merupakan keseluruhan
subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa
kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005.
3.1.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1993:102), sampel adalah sebagian populasi yang
dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini sampelnya adalah keseluruhan dari
jumlah populasi yang ada.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab.
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah minat kerja (X
1
) dan
kemampuan akademis (X
2
).


3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi. Yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja (Y).
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Metode Dokumentasi
xxxiii
Metode dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data nilai raport dan
jumlah siswa yang menjadi anggota sampel yang diperlukan untuk penelitian
selanjutnya.
3.3.2 Metode Angket
Angket atau kuesoner adalah sejumlah pertanyaan yang diberikan pada
responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin diketahui untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket
yang tertutup, yaitu angket yang memberi pernyataan sekaligus disertai dengan
alternatif jawaban yang sudah tersedia. Pertanyaan yang digunakan pada angket
berpedoman pada variabel minat kerja.
3.3.4 Metode Tes
Tes adalah serentetan latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh skor kesiapan memasuki
dunia kerja siswa.


3.4 Penyusunan Instrumen dan Pengujian Instrumen
3.4.1 Penyusunan Instrument
3.4.1.1 Angket
Instrumen ini digunakan untuk mengukur minat kerja terhadap kesiapan
memasuki dunia kerja siswa kelas III jurusan bangunan SMK YPT I Purbalingga
tahun pelajaran 2004/2004. Indikator dalam instrumen ini meliputi, rasa
xxxiv
ketertarikan, harapan kerja dan pengembangan potensi baik yang bersifat positif
maupun yang bersifat negatif. Adapun kisi-kisi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian
o
V
ariabel
Indikator Butir
Soal
M
inat
Kerja

a. Rasa tertarik dan senang
b. Harapan terhadap
pekerjaan
c. Pengembangan potensi
diri
d. Rasa optimis
1,2,4,5,6,
15
3,7,8,9,1
0,11,12
13,14,16
17,18,19,
20

Adapun alternatif jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Alternatif jawaban a dengan skor 4
- Alternatif jawaban b dengan skor 3
- Alternatif jawaban c dengan skor 2
- Alternatif jawaban d dengan skor 1
3.4.1.2 Tes Kesiapan Kerja
Tes ini merupakan alat ukur untuk memperoleh data tingkat atau
kemampuan siswa mengenai hal-hal apa yang perlu dipelajari atau diketahui dalam
memasuki dunia pekerjaan nantinya, yang hal ini dituangkan dalam kisi-kisi
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian
V Indikator Butir Soal
xxxv
o ariabel
K
esiapan
Kerja
a. Pemahaman alat
b. Kemampuan analisis

c. Kemampuan praktik

d. Kemampuan membaca
gambar
e. Pemahaman bahan
1,6,18,28,40
2,3,4,12,15,
16,17,19,23
5,11,14,26,2
9,30,31,34,37
7,8,9,27,38
10,13,20,21,
22,24,2532,33,35,36,
39

Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes ini diuji cobakan dalam uji
coba instrumen. Maksud dari uji coba ini adalah untuk mengetahui tingkat validitas
dan reliabilitas.
Uji coba angket dan soal tes di lakukan pada siswa kelas III jurusan
konstruksi bangunan I (KB
1
) di SMK Negeri 3 Semarang dengan jumlah
responden sebanyak 26 orang. Adapun alasan mengapa uji coba dilaksanakan di
sekolah lain karena sekolahan yang diteliti hanya memiliki satu kelas dengan
jumlah siswa 28 orang, sehingga kesemuaannya dijadikan sebagai objek
penelitian.
3.4.2 Analisa Uji Coba
Data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen, selanjutnya dianalisa
untuk diketahui validitas dan reliabilitas.


3.4.2.1 Validitas Butir Angket
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
validitas eksternal. Validitas isi adalah validitas untuk mengukur sejauh mana alat
ukur tersebut dapat mewakili keseluruhan isi materi yang diukur. Atau dapat juga
xxxvi
dikatakan bahwa validitas isi berkenaan dengan kesahihan instrumen dengan
materi yang ditanyakan, baik menurut per butir soal ataupun per butir pernyataan
angket secara menyeluruh.
Alat ukur dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak
diukur dengan tepat. Untuk mengukur validitas butir angket dengan menggunakan
analisis korelasi product moment sebagai berikut :
} ) ( }{ ) ( X {N
) )( (
r
2 2 2 2
xy
Y Y N X
Y X XY N


=
Keterangan :
xy
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor item
Y = Jumlah skor total
(Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
Dari hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan harga r
tabel
product
moment pada taraf signifikansi 5% dan N = 26. Apabila harga r
hitung
lebih besar
dari r
tabel
maka butir angket tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Perhitungan validitas butir angket mengunakan rumus korelasi product
moment. Dari hasil perhitungan nilai yang diperoleh dikonsultasikan r
tabel
dengan
jumlah subyek yaitu N = 26 taraf signifikan 5% sebesar 0.388. Setelah
dikonsultasika dengan r
tabel
diketahui bahwa butir angket yang tidak valid ada 2
soal yaitu soal nomor 7, 17, selebihnya adalah soal yang valid. Dengan demikian
kedua butir soal angket yang tidak valid tersebut tidak digunkan sebagai alat
penelitian. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.
xxxvii
Sedangkan perhitungan validitas butir soal tes pilihan ganda dilakukan
dengan mengunakan rumus:
r
pbis
=
q
p
S
M M
t
t p


Keterangan :
M
p
= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
M
t
= Rata-rata skor total
S
t
= Standart deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setaip butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setaip butir soal
Adapun kreteria apabila r
pbis
> r
tabel
, maka butir soal valid.
Dari hasil perhitungan nilai yang diperoleh dikonsultasikan r
tabel
dengan
jumlah subjek yaitu N = 26 taraf signifikan 5% sebesar 0.388. Setelah
dikonsultasikan dengan r
tabel
, diketahui bahwa soal yang tidak valid adalah soal
nomor 9, 15, 18, 24, 31, selebihnya adalah soal yang valid. Dengan demikian
kelima soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan sebagai penelitian.
Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 12.
3.4.2.2 Daya Pembeda Butir Tes
Untuk menentukan daya pembeda maka peserta tes dikelompokan menjadi
dua, yaitu kelompok pandai (atas) dan kelompok bodoh (bawah) yang sama besar.
50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah sesuai dengan urutan ranking yang
dicapai. (Suharsimi Arikunto, 1993:202-203).
Untuk mengetahui daya pembeda butir soal digunakan rumus :
xxxviii
DP =
A
B A
JS
JB JB

Keterangan :
DP = Daya pembeda soal
JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria yang digunakan seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal
Inte
rval
DP
Kriteria
DP 0.00
0.0 < DP 0.20
0.20 < DP 0.40
0.40 < DP 0.70
0.70 < DP 1.00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Erman Suherman, 1990: 201)

Berdasarkan hasil perhitungan butir soal yang telah diuji cobakan diperoleh
bahwa butir soal nomor 9 dan 31, adalah kategori sangat jelek. Untuk butir soal
nomor 15, 18 dan 24 adalah kategori jelek. Butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11,
12, 15, 20, 22, 26, 27, 28, 32, 34, dan 37 adalah ketegori cukup. Untuk butir soal
nomor 4, 10, 13, 14, 16, 19, 21, 25, 29, 30, 32, 35, 36, 38, 39, 39, dan 40, adalah
kategori baik. Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 14.
3.4.2.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal menunjukan kemampuan butir soal tersebut
untuk menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakanya dengan betul.
(Suharsimi Arikunto, 1993:241)
xxxix
Berkaitan dengan tingkat kesukaran tes, Suharsimi Arikunto menyatakan,
soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. (Suharsimi Arikunto, 1993:197).
Untuk mengetahui tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IK =
B A
B A
JS JS
JB JB
+
+

Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JS
A
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
JS
B
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval IK Kriteria
IK = 0.00
0.00 < IK 0.30
0.30 < IK 0.70
0.70 < IK < 1.00
IK = 1.00
Terlalu sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu mudah
(Erman Suherman, 1990: 213)
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat diketahui bahwa soal
dengan kreteria sukar adalah soal nomor 16, 24, 30, dan 31. Soal dengan krteria
mudah adalah soal nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 15, 20, dan 22. Sedangkan nomor saol
xl
lainnya tergolong kreteria tingkat kesukaran sedang. Perhitungannya dapat dilihat
pada lampiran 13.
3.4.2.4 Uji Reliabilitas Butir Angket dan Butir Tes
Alat ukur yang baik di samping mempunyai validitas yang tinggi, juga
harus reliabel, artinya memiliki tingkat keajegan meskipun sudah berkali-kali
diujikan. Di samping itu reliabilitas sering diartikan sebagai taraf kepercayaan.
Untuk mengetahui besarnya reliabilitas pada instrumen pada angket dengan
mengunakan rumus Alpha sebagai berikut:
r
11
=
|
|

\
|
|

\
|

2
2
1
1
t
b
k
k


Keterangan :
r
11
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b
2
= Jumlah varians butir

t
2
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002:171)
Adapun kreteria apabila r
11
> r
tabel
, maka instrumen angket tersebut adalah reliabel.
Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 6 untuk minat kerja dan lampiran 9
untuk kesiapan kerja.
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas soal tes dengan mengunakan
rumus K R. 21 sebagai berikut:
r
11
=
( )
|
|

\
|
|

\
|

t
kV
M k M
k
k
1
1

Keterangan :
xli
r
11
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
V
t
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002:164)
Standar kreteria apabila r
11
> r
tabel
, maka instrumen tersebut reliabel.
Hasil uji reliabilitas untuk angket minat kerja sebesar 0.829, untuk kesiapan
kerja sebesar 0.819 dan reliabilitas tes kesiapan kerja 0.888. Pada taraf kesalahan
5% dengan n = 26 responden diperoleh r
tabel
0.388. Karena nilai reliabilitas
melebihi r
tabel
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11.
3.4.2.5 Penentuan Butir Soal yang Digunakan Untuk Tes
Berdasarkan hasil uji coba instrumen dan hasil perhitungan validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran butir soal, maka dapat ditentukan
butir-butir soal yang digunakan untuk tes penelitian Kriteria butir soal yang
digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah sebagai berikut :
a. Butir soal yang valid, yaitu butir soal yang mempunyai harga koefesien lebih
besar dari harga r
tabel

b. Tingkat daya beda butir soal minimal termasuk kategori cukup
c. Tingkat kesukaran soal beragam dan reliabel
3.5 Metode Analisa Data
Untuk menjawab permasalahan, maka dilakukan analisis terhadap data yang
diperoleh. Analisa data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
xlii
3.5.1 Diskriptif Prosentase
Pembuatan Kreteria Katagori Skor Jawaban
% tertinggi = (4: 4) x 100% = 100%
% terendah = (1:4 ) x 100% = 25%
Rentang = % tertinggi - % terendah = 100% - 25% =
75%
Banyak kelas = 4 (Sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah)
Panjang interval = Rentang : banyak kelas
= 75% : 4 = 18.75%
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Minat Kerja Siswa

Interval
(%)
Kriteria
25.00
43.75
43.76
62.50
62.51
81.25
81.26
100.00
Sangat
rendah
Rendah
Tinggi
Sangat
tinggi
Sumber : (Maman Rahman. 2004: 35)
3.5.2 Analisis Uji Hipotesis
3.5.2.1 Analisis Persyaratan Hipotesis
a. Uji Normalitas
Dengan menggunakan uji Liliefors. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal, prosesnya sebagai
berikut :
xliii
1) Pengamatan x
1
, x
2
, , x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, ,z
n
dengan
menggunakan rumus z
i
=
s
x x
i

(x dan s masing-masing merupakan rata-
rata dan simpangan baku sampel).
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(z
i
) = P (z z
i
).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z
1
, z
2
, , z
n
yang lebih kecil atau sama
dengan z
i
. Jika proporsi ini dinyatakan oleh s (z
i
), maka :
S(z
i
) =
n
z z
n i 2 1
z yang ,..., , z banyaknya

4) Hitung selisih F(z
i
) S(z
i
) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) bandingkan Lo ini
dengan nilai L tabel. Pada taraf nyata sebesar 5% jika Lo < L maka Ho
diterima. Apabila menggunakan program SPSS maka data berdistribusi
normal jika nilai probabilitas > 0.05.
b. Uji Linieritas
Persamaan regresi digunakan untuk memprediksi bentuk kontribusi minat kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja
siswa. Adapun rumus yang digunakan adalah:
Y = a + bx
Dimana:
a =
( )
2
2
2
X X N
XY X - X Y



xliv
b =
( )
2
2
X X N
Y X - XY N



Untuk analisis ini digunakan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.6 Persiapan Analisis Regresi
Sumber Variasi dk JK RK
F
hitung

Total n JK(T) -

Regresi (a) 1 JK(a) RK(a) = JK(a): 1
Regresi (a|b) 1 JK(a|b) RK(a|b) = JK(a|b) : 1
Residu n-2 JK(S) RK(S) = JK (S) : (n-2)
RK(S)
b) | RK(a


Keterangan:
JK (T) =
2
Y
JK(a) =
( )
N
Y
2


JK(a|b) =
( )( )
)
`

n
Y X
- XY b
JK(S) = JK(T) JK(a) JK(a|b)
Untuk uji keberartian model regresi, apabila Fhitung > Ftabel dengan dk (1:n-2) maka dapat disimpulkan bahwa
model yang diperoleh signifikan dan linier. Apabila menggunakan program SPPS signifikan apabila diperoleh
probabilitas kurang dari 0.05.
3.5.2.2 Uji Hipotesis
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
(Sudjana, 1996: 70-86)
xlv
Dimana :
Y = Merupakan variabel dependen (kesiapan kerja)
X
1
= Merupakan variabel independen (minat kerja)
X
2
= Merupakan variabel independen (kemampuan akademis)
a = Angka konstanta
b
1
b
2
= Koefisien regresi
Untuk mendapatkan nilai a, b
1
dan b
2
menggunakan rumus :
a =
2 2 1 1
X b X b Y
b
1
=
) ( ) )( (
) )( )( )( (
2 1
2
2
2
1
2 2 1 1
2
2
x x x x
y x x x y x x



xlvi
b
2
=
) ( ) )( (
) )( )( )( (
2 1
2
2
2
1
1 2 1 2
2
1
x x x x
y x x x y x x



Sebelumnya dicari nilai-nilai sebagai berikut :
n
) (
2
1
2
1
2
1
X
X x

=
n
) (
2
2
2
2
2
2
X
X x

=
n
) Y )( (
Y
1
1 1

=
X
X y x
n
) Y )( (
Y
2
2 2

=
X
X y x
n
) X )( (
X X
2 1
2 1 2 1

=
X
x x
n
) Y (
Y
2
2 2

= y
JK (reg) = b
1
x
1
y + b
2
x
2
y
JK (S) = y
2
JK (reg)
1. Uji F
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau hubungan
secara bersama antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat
menggunakan rumus :
R
2
=
2
y
JK(reg)


Uji keberartian koefisien korelasi ganda
xlvii
xlviii
Langkah-langkah :
a. Hipotesis
Ho : Koefisien korelasi berganda tidak berarti
Ha : Koefisien korelasi ganda berarti
b. Statistik Uji
F =
1) k (n / ) R - (1
/k R
2
2


c. Daerah kritik
f (F)

0 F
(; k, n-k-1)

{ F | F > F
(; k, n-k-1)
}
Keputusan Uji
Ho ditolak jika F
hitung
> F
(; k, n-k-1)
2. Uji t
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X
1
dengan Y apabila X
2

dikontrol digunakan rumus :
( )( )
2
12
2
y2
12 y2 y1
y1.2
r 1 r 1
r r r
r

=
Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y1.2
y1.2
r 1
3 n r


Ho ditolak
xlix
Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = n- 3.
Korelasi parsial antara X
2
dengan Y apabila X
1
dikontrol digunakan rumus:
( )( )
2
12
2
y1
12 y1 y2
y2.1
r 1 r 1
r r r
r

=
Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y2.1
y2.1
r 1
3 n r


Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan dk = n 3.


























l
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskriptif Minat Kerja
Minat kerja siswa dilihat dari hasil pengambilan data menggunakan angket.
Untuk mengetahui besarnya minat kerja siswa dilihat dari hasil penskoran angket
yang diintepretasikan sebagai berikut:
Mean tertinggi = 4
Mean terendah = 1
Mean ideal (M) =
2
dah Mean teren nggi Mean terti +
= 5 , 2
2
1 4
=
+

SD = M
3
1
= ( ) 83 , 0 2,5
3
1
=
Banyak kelas = 5 (kurang sekali, kurang, cukup, baik dan sangat
baik)
(Zainal Arifin, 1991: 102)

Tabel 4.1 Kriteria Minat Kerja

li
No Interval Mean Interval Mean Kriteria
1
x <M 1,5 SD x < 1,25
Kurang
sekali
2 M-1,5SD < x <M 0,5 SD 1,25 < x < 2,08 Kurang
3
M-0,5SD < x <M +0,5 SD 2,08 < x < 2,92
Cukup
4
M+0,5SD < x <M +1,5 SD 2,92 < x < 3,75
Tinggi
5 M +1,5 SD < x 3,75 < x Sangat
tinggi
Tabel di atas adalah untuk mengukur kriteria berdasarkan penelitian dengan
menggunakan angket yaitu tentang minat kerja den kesiapan kerja dengan
pembagian kreteria sangat rendah, rendah, tinggi dan sengat tinggi.
Tabel 4.2 Tingkat Minat Kerja Siswa
Interval Kriteria Frekuensi
absolut
Frekuensi
relatif
Frekuensi
kumulatif
x < 1,25 Kurang sekali
0 0 0
1,25 < x < 2,08 Kurang
0 0 0
2,08 < x < 2,92 Cukup
5 18 18
2,92 < x < 3,75 Tinggi
23 82 100
3,75 < x
Sangat tinggi
0 0 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan kriteria di atas, ternyata dari 28 siswa terdapat 18%
mempunyai minat kerja yang sangat tinggi dan 82% mempunyai minat kerja yang
tinggi.
Tabel 4.3 Tingkat minat kerja siswa dari setiap indikatornya
No Aspek Mean
Kriteria
lii
1
Rasa tertarik dan senang
3.55 Tinggi
2 Harapan terhadap pekerjaan 3.16 Tinggi
3 Pengembangan potensi diri 3.35 Tinggi
4 Rasa optimis 2.85 Cukup
Rata-rata 3.27
Tinggi
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa indikator rasa tertarik dan senang,
pengembangan potensi diri, harapan terhadap pekerjaan mempunyai kriteria tinggi,
sedangkan rasa optimis dalam kategori cukup. Dilihat dari rata-rata indikatornya
siswa mempunyai kriteria tinggi, yang berarti siswa mempunyai minat kerja yang
tinggi.
4.1.2 Deskriptif Kemampuan Akademis
Kemampuan akademis siswa dapat dilihat dari hasil pengambilan data
menggunakan teknik dokumentasi yang diambil dari rata-rata raport semester V.
Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata rata-rata nilai dari 28 siswa mencapai
7.02, dengan sebaran nilai seperti pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kemampuan akademis siswa
Nilai
Frekuensi absolut Frekuensi relatif Frekuensi kumulatif
< 7 11 39 39
> 7 17 61 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil dokumentasi
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa sebagian besar (61%)
kemampuan akademisnya > 7, selebihnya 39% dengan nilai < 7. Nilai 7 diambil
sebagai patokan nilai tersebut adalah cukup sebagai standar kelulusan.
4.1.3 Deskriptif Kesiapan Kerja
liii
Kesiapan kerja siswa dapat dilihat dari hasil pengambilan data
menggunakan test.
Kesiapan kerja siswa berdasarkan hasil test dapat dilihat kriteria sebagai
berikut.
Skor tertinggi = 35
Skor terendah = 0
Mean ideal (M) =
2
dah Skor teren nggi Skor terti +
= 5 . 17
2
0 35
=
+

SD = M
3
1
= ( ) 83 . 5 17.5
3
1
=
Banyak kelas = 5 (kurang sekali, kurang, cukup, baik dan sangat
baik)
(Zainal Arifin, 1991: 102)
Tabel 4.5 Kriteria Kesiapan Kerja

No Interval Mean Interval Mean Kriteria
1
x <M 1,5 SD x < 8,75
Kurang
sekali
2 M-1,5SD < x <M 0,5 SD 8,75 < x < 14,58 Kurang
3
M-0,5SD < x <M +0,5 SD 14,58 < x < 20,42
Cukup
4 M+0,5SD < x <M +1,5 SD 20,42 < x < 26,25 Tinggi
5 M +1,5 SD < x 26,25 < x Sangat
tinggi
Tabel di atas adalah untuk mengukur kriteria berdasarkan penelitian dengan
menggunakan tes kesiapan kerja dengan pembagian kreteria sangat rendah, rendah,
tinggi dan sengat tinggi.
liv
Tabel 4.6 Tingkat Kesiapan Kerja Siswa
Interval Kriteria Frekuensi
absolut
Frekuensi
relatif
Frekuensi
kumulatif
x < 8,75 Kurang sekali
0 0 0
8,75 < x < 14,58 Kurang
3 11 11
14,58 < x < 20,42 Cukup
18 64 75
20,42 < x < 26,25 Tinggi
6 21 96
26,25 < x
Sangat tinggi
1 4 100
Jumlah 28 100
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa dari 28 siswa terdapat 11% siswa
yang mempunyai kesiapan kerja kurang, 64% cukup, 21% tinggi dan 4% dalam
kategori sangat tinggi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mempunyai tingkat kesiapan kerja cukup.
4.2 Uji Prasarat
Uji prasyarat dalam pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi
ganda meliputi uji normalitas, dan uji kelinieran.
lv
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji data yang diperoleh tersebar
dalam distribusi normal atau tidak, apabila berdistribusi normal maka pengujian
hipotesis selanjutnya menggunakan statistika parametrik, sebaliknya apabila tidak
berdistribusi normal maka digunakan statistika non parametrik.
Hasil uji normalitas data menggunakan Lilefors dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data
No Variabel Lo dk Signifikan Kriteria
1 Minat Kerja 0.141 28 0.163 Normal
2 Kemampuan akademis 0.134 28 0.200 Normal
3 Kesiapan kerja 0.157 28 0.075 Normal
Keterangan: Lo = Liliefors hitung
dk = derajat kebebasan

Berdasarkan hasil analisis normalitas menggunakan uji Liliefors dengan
bantuan program SPSS release 10, diperoleh Lo untuk minat kerja 0.141 dengan
signifikansi 0.163, untuk data kemampuan akademis dengan Lo sebesar 0.134
dengan signifikansi 0.200 dan kesiapan kerja dengan Lo sebesar 0.157 dengan
signifikansi 0.075, oleh karena signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi =
0.05 berarti data yang diperoleh berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Kelinieran
Hasil uji kelinieran menggunakan analisis uji F dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Kelinieran
No
Sumber Variasi
F
hitung
Signifikansi Kriteria
1 Minat Kerja terhadap
kesiapan kerja
6.599 0.016 Linier
2 Kemampuan akademis 6.329 0.018 Linier
lvi
terhadap kesiapan kerja
Berdasarkan hasil uji kelinieran antara minat kerja terhadap kesiapan kerja
diperoleh F
hitung
sebesar 6.599 dengan signifikansi 0.016 < 0.05, yang berarti linier.
Hasil uji kelinieran antara kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja sebesar
6.329 dengan signifikansi 0.018 < 0.05, yang berarti linier.
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama berbunyi ada hubungan minat kerja dan kemampuan
akademis dengan kesiapan kerja, dianalisis menggunakan korelasi majemuk
(R). Uji signifikansinya menggunakan distribusi Fisher (F).
Tabel 4.9 Uji Simultan
Sumber
variasi
dk JK KT F
hitung
F tabel
Kriteria
Regresi 2 790.357 396.179
Residu 25 1909.643 76.386
5.173 3.39 Signifikan
Total 27 2700.000
Keterangan:
dk = derajat kebebasan
JK = jumlah kuadrat
KT = kuadrat tengah
Besarnya hubungan bersama-sama minat kerja dan kemampuan
akademis terhadap kesiapan kerja sebesar 0.541. Besarnya kontribusi minat
kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja adalah R
2
yaitu 29,3%,
sedangkan sisanya 70,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
Adapun model hubungan antara minat kerja (X
1
) dan kemampuan akademis
(X
2
) dengan kesiapan kerja (Y) adalah:
^
Y = 17.202 + 0.334X
1
+ 0.332 X
2
.
4.3.2 Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan ada hubungan antara minat kerja dengan
kesiapan kerja pada saat kemampuan akademis dikendalikan. Hipotesis ini
lvii
dianalisis menggunakan korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis korelasi
parsial diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.347, dengan demikian besarnya
kontribusi minat kerja terhadap kesiapan kerja sebesar (0.347)
2

x 100% = 12%.

4.3.3 Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan ada hubungan antara kemampuan
akademis dengan kesiapan kerja pada saat minat kerja dikendalikan. Hipotesis
ini dianalisis menggunakan korelasi parsial. Berdasarkan hasil analisis korelasi
parsial diperoleh besarnya koefisien korelasi sebesar 0.336, dengan demikian
besarnya kontribusi kemampuan akademis terhadap kesiapan kerja sebesar
(0.336)
2

x 100% = 11.3%.
Tabel 4.10. Ringkasan analissi korelasi parsial X
1
, X
2
terhadap Y
Sumber
variasi
Koefisien t
hitung
t
(0.95)(25)
Kriteria
Korelasi
parsial
r
2

Konstanta 17.202
Minat kerja 0.334 1.851 1.71 Signifikan 0.347 0.120
Kemampua
n akademis
0.332 1.787 1.71 Signifikan 0.336 0.113
Keterangan:
Variabel bebas : minat kerja (X
1
) dan kemampuan akademis (X
2
)
Variabel terikat: kesiapan kerja (Y)
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat kerja siswa dalam
kategori tinggi, yang ditunjukkan dari persentase siswa yang mempunyai minat kerja
yang tinggi mencapai 82%, selebihnya 18% dalam kategori cukup, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai rasa tertarik dan senang
terhadap kerja, mempunyai harapan yang tinggi terhadap pekerjaan setelah
menempuh SMK. Minat yang tinggi ini dapat dilihat dari pilihan siswa untuk
memasuki sekolah kejuruan yang didalamnya dilatih untuk menjadi tenaga kerja
menengah yang terampil. dengan rasa tertatik dan senang terhadap pekerjaan dan
lviii
didorong oleh suatu harapan untuk memperoleh pekerjaan yang layak, maka akan
timbul kesadaran untuk mengembangkan potensi diri. Berdasarkan hasil penelitian ini
ternyata rasa optimis siswa masih dalam kategori cukup, hal ini dimungkinkan karena
siswa merasa kurang mempunyai kesiapan keterampilan untuk memasuki dunia kerja
ataupun karena ketatnya persaingan dalam dunia kerja. Secara keseluruhan minat
kerja siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa kemampuan akademis siswa
dalam kategori baik, ditunjukkan tingginya persentase siswa yang mempunyai nilai di
atas 7 yaitu mencapai 61%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara akademis
siswa telah mempunyai kesiapan yang tinggi. Kondisi ini tidak lepas dari
pembelajaran yang diberikan secara teoritis dan praktik. Dengan adanya kemampuan
akademis yang tinggi dimungkinkan dapat berpengaruh terhadap kesiapan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa dalam kategori
cukup, ditunjukkan dari tingginya persentase siswa dengan tingkat kesiapan kerja
yang cukup yaitu mencapai 64%, selebihnya 21% dalam kategori tinggi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat
pemahaman terhadap alat, kemampuan analisis, kemampuan praktik, kemampuan
membaca gambar dan pemahaman bahan yang cukup. Komponen-komponen tersebut
merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai bekal untuk memasuki
dunia kerja berkaitan dengan teknik bangunan.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa
kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga dipengaruhi oleh minat kerja dan
kemampuan akademisnya. Minat kerja mempunyai kontribusi positif terhadap
kesiapan kerja siswa, artinya semakin tinggi minat kerjanya akan diikuti pula
lix
tingginya kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Dilihat lebih lanjut dari hasil
deskriptif persentase, ternyata sebagian besar siswa SMK tersebut mempunyai minat
kerja yang tinggi, yang berarti mempunyai rasa tertarik dan senang, mempunyai
harapan terhadap pekerjaan, pengembangan potensi diri dan rasa optimis yang tinggi
terhadap pekerjaan yang akan digelutinya. Kondisi ini benar adanya sebab secara
tidak langsung minat itu sudah ada sejak ia memasuki SMK, sebab sekolah
merupakan pilihannya yang merupakan sekolah berbasis pada ketrampilan dasar
untuk membakali siswa agar mampu bekerja pada bidang bangunan. Minat kerja ini
mengalami peningkatan seiring dengan masukan yang positif tentang pekerjaan
melalui mata pelajaran yang diperolehnya baik produktif, adaptif maupun normatif
yang semuanya tidak lepas dari materi yang menumbuhkan minat kerja siswa itu
sendiri, akhirnya kesiapan kerjanya mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian dari Leny Setyorini (2002:49) dengan subjek siswa
kelas III jurusan Listrik SMK Adiwerna Tegal tahun ajaran 2001/2002 memberikan
kesimpulan bahwa ada pengaruh positif antara minat kerja dengan kesiapan kerja.
Penelitian serupa dilakukan oleh Istirochah (2003: 54) yang mengambil subjek di
BLKI Semarang tahun anggaran 2003/2004 menyatakan bahwa penguasan materi
berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja.
Individu yang telah mempunyai minat terhadap sesuatu atau terhadap obyek
akan timbul perhatian dengan sendirinya. Dengan adanya minat yang positif terhadap
keinginan serta kemampuannya mendorong siswa lebih berani memilih pekerjaan
yang diinginkannya. Bertolak dari rasa senang pada obyek atau kegiatan yang
berkaitan dengan kerja yang akan ditekuni, hal-hal yang disukai atau disenangi
umumnya adalah sesuatu yang sesuai dengan keinginan untuk memperoleh pekerjaan
lx
dengan imbalan gaji yang cukup. Dari hasil penelitian di atas maka disimpulkan
bahwa minat kerja akan berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja seseorang untuk
memasuki dunia pekerjaan atau dunia industri.
Minat yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah ketertarikan seseorang
terhadap jenis pekerjaan yang dianggapnya paling sesuai dengan kemampuannya serta
keinginannya. Dalam hal ini bahwa minat yang besar terhadap sesuatu akan
mendorong seseorang berkeinginan untuk mendapatkan apa yang diharapkannya
dapat terwujud. Sebagai contoh jika siswa suka menggambar kemungkinan besar akan
berminat dengan pekerjaan yang ada kaitannya dengan mengambar, misalnya seorang
arsitektur.
Berdasarkan hasil analisis data secara parsial ditunjukkan pula bahwa
kemampuan akademis mempunyai kontribusi positif terhadap kesiapan kerja. Seiring
dengan perkembangan yang lebih lanjut membuktikan bahwa seseorang diterima
dalam pekerjaannya tidak hanya mengandalkan keahliannya saja akan tetapi
kemampuan akademis sangat mempengaruhinya, terutama untuk jabatan-jabatan
tertentu. Kemampuan akademisnya lemah atau kurang akan berpengaruh pada
pemilihan pekerjaan.
Selain keterampilan dalam bekerja kemampuan dalam pengetahuan juga
sangat dibutuhkan. Sehebat apapun keterampilan seseorang dalam bekerja tanpa
adanya pengetahuan yang banyak maka akan timpang dan akan menghasilkan produk
pekerjaan yang jelek atau kurang bagus. Maka dari itu seseorang ditutut benar-benar
mempunyai pengetahuan yang cukup guna menyiapkan dirinya memasuki dunia
pekerjaan, dalam arti manusia yang siap pakai . Kemampuan akademis yang lemah
akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan yang diberikan
lxi
kepadanya. Sebaliknya kemampuan akademis yang kuat akan mempengaruhi kinerja
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan apa yang diberikan kepadanya.
Kemampuan akademis mencerminkan kemampuan siswa dari aspek
produktif, adaptif dan normatif, sebab kemampuan akademis dalam penelitian ini
dilihat dari rata-rata nilai raport yang mencerminkan kemampuan dari ketiga
komponen tersebut. Dengan adanya kemampuan akademis yang tinggi, menujukkan
bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran di sekolah yang meliputi mata pelajaran
tentang keahlian bidang bangunan dan mata pelajaran lainnya sebagai pendukung juga
relatif tinggi, hal ini secara langsung merupakan bentuk kesiapan siswa dalam
memasuki dunia keja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan akademis akan berpengaruh terhadap tingginya kesiapan kerja situ
sendiri.
Secara bersama-sama dengan adanya minat yang tinggi dan didukung dengan
kemampuan akademis yang tinggi pula merupakan bekal siswa dalam rangka
mempersiapkan dirinnya untuk memasuki dunia kerja.
Besarnya kontribusi minat kerja dan kemampuan akademis terhadap kesiapan
kerja mencapai 29.3%, yang berarti terdapat faktor lain di laur kajian ini yang
mempunyai peranan terhadap kesiapan siswa yaitu faktor eksternal seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah sepeti fasilitas dan proses pembelajaran
yang dilakukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ayu Andi Arti yang dikutip oleh
Kartini Kartono (1984: 12-27), yang menyatakan bahwa faktor internal yang meliputi
kecerdasan (kemampuan akademis), ketrampilan dan kecakapan, bakat dan minat,
motivasi, kemampuan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja berpengaruh
terhadap kesiapan kerja siswa.
lxii
4.5 Keterbatasan Penelitian
Secara sadar peneliti mengakui kemungkinan masih adanya beberapa variabel yang terlepas dari pengamatan peneliti, hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan faktor dana yang tersedia, serta kemampuan peneliti itu sendiri, oleh karena bagi
peneliti lainnya dapat menambah variabel sehingga hasilnya akan akan lebih sempurna. Penelitian ini merupakan penelitian
populasi yang terbatas pada siswa kelas III jurusan Bangunan SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005, sehingga hasil
penelitian hanya dapat digeneralisasikan di SMK tersebut, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya perbedaan hasil apabila
dilakukan dengan populasi yang lebih besar.





















lxiii
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan:
Pertama, ada kontribusi positif yang signifikan minat kerja terhadap kesiapan
kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I Purbalingga tahun pelajaran
2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan kemampuan akademis siswa akan
diikuti tingginya kesiapan kerja.
Keua, ada kontribusi positif yang signifikan kemampuan akademis terhadap
kesiapan kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I Purbalingga tahun
pelajaran 2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan kemampuan akademis
siswa akan diikuti tingginya kesiapan kerja.
Ketiga, ada kontribusi positif yang signifikan minat kerja dan kemampuan
akademis terhadap kesiapan kerja siswa kelas III jurusan bangunan di SMK YPT I
Purbalingga tahun pelajaran 2004/2005, yang berarti semakin tinggi minat kerja dan
kemampuan akademis siswa akan diikuti tingginya kesiapan kerja.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan beberapa saran antara lain:
Pertama, jika dilihat dari indikatornya rasa optimis pada minat kerja dalam
kategori cukup yang menunjukan bahwa sebagian besar siswa masih kurang optimis akan
mendapatkan pekerjaan setelah lulus, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas output
dengan membekali siswa pada keterampilan praktis, peningkatan fasilitas dan kerja sama
yang baik dengan pihak industri sehingga siswa akan memperoleh informasi tentang dunia

lxiv
industri seluas-luasnya. Dengan adanya kerja sama yang baik dengan pihak sekolah
diharapkan siswa mendapat jaminan kerja setelah lulus dari sekolah.
Kedua, apabila di lihat dari kemampuan akademis siswa dan kesiapan kerja, ada
sebagian siswa yang mempunyai tingkat kesiapan yang kurang tinggi, sehingga dari pihak
sekolah perlu meningkatkan kualitas pembelajaran baik secara teori maupun praktek serta
selalu memberikan motivasi dan arahan bagi siswa untuk selalu belajar dan banyak
mencari informasi tentang pekerjaan yang akan digeluti. Perlu adanya kerja sama timbal
balik antara dunia industri dengan sekolah sehingga dapat dijadikan modal dasar siswa
untuk mempersiapkan dirinya untuk memasuki dunia industri setelah lulus nantinya, yang
tidak dipungkiri bahwa pengetahuan (kemampuan akademis) merupakan faktor yang
diperlukan dalam memasuki dunia industri. Dengan dasar itu diharapkan pula dari pihak
siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga mampu memenuhi tuntutan dunia industri
nantinya yaitu manusia yang siap pakai. Dari pihak sekolah dapat lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran terutama berkaitan dengan kegiatan praktikum.










lxv
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Endroyo. 1989. Keselamatan Kerja Untuk Teknik Bangunan. IKIP Semarang
Press

Dewa Ketut Sukardi. 1988. Bimbingan Konseling. Jakarta : Nina Akasara
Efriyani Djuwita. 2003. Memilih dan Mencari Kerja Sesuai Dengan Bakat dan
Kepribadian. Jakarta : Kawan Pusaka

Erman Suherman. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah
157.

Gulo Dali. 1987. Kamus Psikologi. Bandung : Tonsi
Imam Soepomo. 1974. Hukum Perburuan Bidang Hubungan Kerja. Bandung: Djambatan

Kartini Kartono. 1984. Menyiapkan dan Memandu Karier. Pusat Bimbingan UNIKA

Marat.1984. Sikap Manusia Perubahann Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia
Indonesia

Pandji Anoraga. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta : Renika Cipta
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bandung : Bumi
Aksara

Purwodarminto. W,J,S, 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Samuel Soeitoe. 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta : FE UI
Sudjana. 1989. Metode Staitsitik. Bandung :Tarsito
Sutrisno Hadi. 1995. Analisa Regresi. Yogyakarta : Andi Offset
Syamsu Mappa, Anisah Baslemen. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta:
Depdikbud

Winkel. Ws. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Grasindo


lxvi
KUNCI JAWABAN


1. A 11. A 21. B 31. A
2. B 12. C 22. B 32. A
3. D 13. C 23. C 33. A
4. B 14. B 24. C 34. C
5. A 15. C 25. A 35. A
6. A 16. C 26. C 36. B
7. B 17. B 27. B 37. C
8. A 18. A 28. A 38. D
9. A 19. B 29. C 39. B
10. A 20. B 30. A 40. C


























NASKAH SKRIPSI UNTUK DIUJIKAN

TANGGAL UJIAN : 9 MEI 2005
HARI : SENIN
JAM : 09.00 WIB
TEMPAT : E4 LANTAI 3

NAMA : HENDRO PAMUJO
NIM : 5114990011
lxvii

You might also like