You are on page 1of 23

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
1. Judul dan Ruang Lingkup Modul
Modul 7 yang membahas tentang Budaya Politik di Indonesia. Ruang lingkup
dan isi pembahasannya terbagi dalam empat kegiatan belajar, yaitu :
Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang :
Pengertian Budaya Politik
Kegiatan Belajar 2 yang membahas tentang :
Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang Dalam Masyarakat Indonesia
Kegiatan Belajar 3 yang membahas tentang :
Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
Kegiatan Belajar 4 yang membahas tentang :
Peran Serta Budaya Politik Partisipan
2. Kaitan dengan Modul Lain
Pembahasan yang ada pada modul 7 diharapkan dapat dipahami sebagai dasar
untuk memahami modul berikutnya yang mempunyai hubungan erat dalam memahami
materi pembelajaran di kelas XI.
Di mulai dengan memahami tentang budaya politik di Indonesia, siswa
diharapkan mampu menganalisis budaya demokrasi di Indonesia menuju masyarakat
madani, sehingga siswa sebagai warga negara Republik Indonesia memiliki sikap
keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga mampu
berperan sebagai warga dunia yang memiliki pengetahuan tentang hubungan
internasional dan organisasi internasional, sehingga memahami sistem hukum dan
peradilan internasional.
3. Hasil Belajar yang akan Dicapai
Setelah menguasai modul ini, diharapkan siswa mengerti, memahami, dan
memiliki wawasan tentang pengertian budaya politik yang berkembang di Indonesia serta
dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu, warga
negara Republik Indonesia, maupun masyarakat Internasional.
4. Manfaat Kompetensi dalam Dunia Kerja
Memiliki pengetahuan dan pemahaman budaya politik di Indonesia sangat
penting untuk membentuk sikap dan kepribadian siswa SMK. Karena dengan
pengetahuan dan pemahaman tentang budaya politik di Indonesia, siswa memiliki
wawasan yang luas tentang politik yang berkembang di Indonesia, sehingga siswa
memiliki sikap politik yang jelas dan mampu pengambilan keputusan politik yang tepat
yang tidak bertentangan dengan ideologi negara dan peraturan yang berlaku, tidak terlibat
dalam kegiatan politik praktis yang merusak kehidupan politik di Indonesia.
2
5. Deskripsi Materi : Budaya Politik di Indonesia
Sebagai pengantar untuk memahami tentang budaya politik di Indonesia secara
garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau
negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari suatu sistem dan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Kehidupan suatu negara tidak terlepas dari
kegiatan politik. Kegiatan politik yang identik dengan kekuasaan dalam kehidupan
bernegara dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama.
Perkembangan politik dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan
budaya yang ada dalam masyarakat negara tersebut. Pendidikan dan pemahaman politik
masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan budaya politik di Indonesia yang
memiliki karakteristik berbeda pada masa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.
Perkembangan budaya politik di wujudkan dengan terciptanya partai-partai
politik. Partai politik selalu berusaha untuk merebut simpati rakyat dalam kegiatan
pemilu yang bertujuan untuk menempatkan orang-orang partainya dalam pemerintahan
yang tidak bertentangan dengan ideologi negara dan UUD 1945. Untuk itu, agar
masyarakat memiliki pandangan politik yang sesuai, sosialisasi politik dilakukan sesuai
dengan kondisi dan perkembangan lingkungan yang ada. Semakin stabil pemerintahan,
semakin mudah untuk melakukan sosialisasi politik. Pada prinsipnya, tidak ada
perubahan yang sempurna, tetapi kita harus berusaha agar perkembangan budaya politik
berkembang sesuai dengan yang diharapkan, untuk mencapai kepentingan bersama,
sehingga masyarakat yang memegang peranan penting dalam perkembangan budaya
politik suatu negara mampu berpartisipasi dalam kehidupan politik.
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih memilih pempinan
negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah
(public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam
pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok
kepentingan, mengadakan pendekatan atau hubungan (contacting) dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya. Partisipasi politik masyarakat sangat
membantu berkembangnya budaya politik dalam suatu negara.
B. Prasyarat
Untuk dapat mempelajari dan memahami modul ini, diharapkan siswa telah
memiliki pemahaman dasar tentang :
1. Pengertian tentang budaya
2. Konsep kenegaraan
3. Politik dan Partai Politik
4. Peranan manusia dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
3
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Perhatikan petunjuk penggunaan modul dibawah ini :
1. Petunjuk bagi siswa
a. Pelajari modul ini dengan teliti dan sistematis, mulai dari awal sampai akhir
pembahasan, sehingga setiap siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman
secara lengkap dan benar tentang budaya politik di Indonesia.
b. Lengkapi dengan sumber-sumber lain yang mendukung tentang perkembangan
budaya politik di Indonesia, seperti UU tentang Partai Politik, Kebijak-kebijakan
pemerintah tentang kehidupan politik di Indonesia, ataupun data-data yang
diperoleh dari instansi terkait, seperti KPU.
c. Jika telah menyelesaikan modul ini, maka buatlah :
1) Resume tentang budaya politik di Indonesia
2) Analisis perkembangan budaya politik yang berkembang pada masa Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi.
3) Analisis apa yang telah dilakukan oleh siswa dalam partisipasi politik .
d. Prosedur sertifikasi : Jika pemahaman siswa terhadap modul ini telah mencapai
90%, maka siswa dinyatakan telah memahami modul ini.
Indikatornya :
1) 90% soal-soal test dapat dijawab dengan benar
2) Dapat mengerjakan soal-soal test dan non test yang ada pada modul ini
3) Dapat berpartisipasi dalam kegiatan politik dalam kehidupan
e. Bertanyalah kepada guru/nara sumber tentang hal-hal yang berhubungan tentang
budaya politik di Indonesia yang belum dipahami.
2. Petunjuk bagi guru
a. Mengontrol, membantu, dan mengarahkan siswa untuk merencanakan persiapan
dalam mempelajari modul tentang Budaya Politik di Indonesia
b. Memeriksa test tertulis dan non test yang diberikan kepada siswa. Apabila masih
ada siswa yang belum dapat mengerjakan tugas dengan benar, maka guru
membimbing dan menjelaskan kembali sampai siswa dapat memahami tentang
Budaya Politik di Indonesia.
c. Menjawab pertanyaan siswa tentang hal-hal yang belum dipahami mengenai
Budaya Politik di Indonesia.
d. Mencatat pencapian kemajuan belajar siswa yang telah memahami Budaya Politik
di Indonesia.
e. Memberikan penilaian kepada siswa yang telah mengerjakan soal-soal test maupun
non test tentang Budaya Politik di Indonesia.
f. Menjelaskan kembali kepada siswa tentang beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki dan memberitahukan untuk rencana pembelajaran modul 8 yang
membahas tentang Budaya Demokrasi Menuju Masyrakat Madani
4
D. Tujuan Akhir
1. Kinerja yang diharapkan
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian budaya politik
b. Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia.
c. Siswa dapat menjelaskan tujuan dari sosialisasi pengembangan budaya politik
d. Siswa memiliki kemampuan untuk berperan serta dalam budaya politik partisipan
2. Kriteria keberhasilan
a. Pengetahuan (Kognitif)
(1) Pengertian budaya politik
(2) Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
(3) Sosialisasi pengembangan budaya politik
b. Sikap (Afektif)
(1) Kesadaran berpolitik
(2) Bijaksana dalam menerima perkembangan budaya politik
c. Keterampilan (Psikomotor)
(1) Partisipasi dalam kegiatan politik
(2) Perilaku politik yang sesuai
(3) Mengambil keputusan politik yang tepat
3. Kondisi atau variabel yang diberikan
a. Penjelasan modul
b. Pembimbingan penggunaan modul
c. Latihan mengerjakan soal-soal test dan non test
d. Tanya jawab yang aktif dan komunikatif antara guru dengan siswa atau siswa
dengan siswa.
e. Umpan balik dan tindak lanjut
E. Kompetensi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi
Waktu
1. Mendeskripsikan pengertian
budaya politik 2
2. Menganalisis tipe-tipe budaya
politik yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia
4
3. Mendeskripsikan pentingnya
sosialisasi pengembangan budaya
politik
4
Menganalisis budaya
politik di Indonesia
4. Menampilkan peran serta budaya
politik partisipan 4
5
F. Cek Kemampuan
1. Jelaskan pengertian budaya politik!
2. Jelaskan ciri-ciri budaya politik!
3. Sebutkan macam-macam budaya politik!
4. Sebutkan faktor-faktor penyebab berkembangnya budaya politik di Indonesia!
5. Jelaskan dampak perkembangan budaya politik bagi kehidupan politik di
Indonesia!
6. Jelaskan pentingnya sosialisasi budaya politik terhadap kesadaran politik
masyarakat!
7. Sebutkan dan jelaskan fungsi partai politik!
8. Sebutkan bentuk-bentuk budaya politik partisipan dalam masyarakat!
9. Sebutkan contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan bermasyarakat!
10. Sebutkan contoh perilaku berperan aktif dalam politik yang berkembang di
masyarakat!
6
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Kegiatan Belajar
No. Jenis Kegiatan Waktu Tempat
Pencapaian Keterangan
1. Kegiatan Belajar 1 :
Pengertian budaya politik 2 Kelas dan
perpustakaan
Teori dan
latihan
2.
Kegiatan Belajar 2 :
Tipe-tipe budaya politik
yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia
4 Kelas dan
perpustakaan
Teori dan
latihan
3.
Kegiatan Belajar 3 :
Pentingnya sosialisasi
pengembangan budaya
politik
4 Kelas dan
perpustakaan
Teori,
pengamatan,
dan latihan
4..
Kegiatan Belajar 4 :
Peran serta budaya politik
partisipan
4 Kelas dan
perpustakaan
Teori,
pengamatan,
dan latihan
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 1 dengan baik, maka pada akhir kegiatan
belajar dapat :
(1) Mendeskripsikan pengertian budaya politik
(2) Mengidentifikasikan ciri-ciri budaya politik
(3) Mendeskripsikan macam-macam budaya politik
(4) Menjelaskan faktor-faktor penyebab berkembangnya budaya politik
(5) Mengidentifikasi perkembangan budaya politik
(6) Menyimpulkan budaya politik yang berkembang di masyarakat
b. Uraian Materi 1
PENGERTIAN BUDAYA POLITIK
Untuk memahami tentang budaya politik, terlebih dahulu harus dipahami tentang
pengertian budaya dan politik.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, bentuk jamak dari budhi
yang artinya akal, Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal
atau budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan
kemampuan akalnya. Ciri-ciri umum dari kebudayaan adalah dipelajari, diwariskan dan
diteruskan, hidup dalam masyarakat, dikembangkan dan berubah, dan terintegrasi.
7
Beberapa pengertian tentang politik menurut beberapa ahli :
1. Miriam Budiardjo, politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari
suatu sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut.
2. Dr. Wirjono Projodikoro, S.H., sifat terpenting dari bidang politik adalah
penggunaan kekuasaan (macht) oleh suatu golongan anggota masyarakat terhadap
golongan lain. Pokoknya selalu ada kekuatan/kekuasaan.
3. Joyce Mitchell, politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuat
kebijakan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana jaman saat itu dan tingkat pendidikan dari
masyarakat itu sendiri. Artinya, budaya politik yang berkembang dalam suatu negara
dilatarbelakangi oleh situasi, kondisi dan pendidikan dari masyarakat itu sendiri, terutama
pelaku politik yang memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam membuat kebijakan,
sehingga budaya politik yang berkembang dalam masyarakat suatu negara akan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Budaya politik (kebudayaan politik) menurut Almond dan Verba merupakan
dimensi psikologis dari sistem politik, maksudnya adalah budaya politik bukan lagi
sebagai sebuah sistem normatif yang ada di luar masyarakat, melainkan kultur politik
yang berkembang dan dipraktekkan oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam setiap
masyarakat terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan masyarakat tersebut
mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya. Tingkat kesadaran dan
partisipasi mereka biasanya menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya
politik yang berkembang.
Perbedaan budaya politik dalam masyarakat secara garis besar dapat dibedakan
dalam tiga budaya politik, yaitu :
(1) Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, pasif)
(2) Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
(3) Budaya politik partisipatif (aktif)
Perbedaan budaya politik yang berkembang dalam masyarakat, dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :
(1) Tingkat pendidikan masyarakat sebagai kunci utama perkembangan budaya
politik masyarakat
(2) Tingkat ekonomi masyarakat, semakin tinggi tingkat ekonomi/sejahtera
masyarakat maka partisipasi masyarakat pun semakin besar
(3) Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem politik
yang lebih baik)
(4) Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas)
(5) Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas, dan
mandiri)
Selanjutnya, Almond dan Verba mengemukakan, bahwa budaya politik suatu
masyarakat dihayati melalui kesadaran masyarkat akan pengetahuan, perasaan, dan
evaluasi masyarakat tersebut yang berorientasi pada :
8
(1) Orientasi kognitif, yang merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem
politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah
pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang di buat oleh pemerintah
(2) Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan
perannya, serta para pelaksana dan penampilannya. Perasaan masyarakat tersebut
bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau
kebijakan yang dibuat.
(3) Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang
objek-objek politik yan gsecara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam
masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
c. Rangkuman Materi 1
1. Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana jaman saat itu dan tingkat pendidikan dari
masyarakat itu sendiri
2. Budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dilatarbelakangi oleh situasi,
kondisi dan pendidikan dari masyarakat itu sendiri, terutama pelaku politik yang
memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam membuat kebijakan, sehingga budaya
politik yang berkembang dalam masyarakat suatu negara akan mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Jadi perbedaan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat
akan menimbulkan perbedaan budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
tersebut.
d. Penugasan
Buatlah menjadi empat kelompok dalam kelas, kemudian diskusikan hal-hal
berikut :
(1) Jelaskan perbedaan budaya pendidikan politik dalam masyarakat pedesaan dengan
masyarakat perkotaan dilihat dari perbedaan tingkat pendidikannya!
(2) Jelaskan bagaimana budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia!
(3) Jelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan budaya politik dalam
masyarakat Indonesia!
(4) Jelaskan orientasi psikomotor, afektif, dan psikomotor dalam perkembangan
budaya politik dalam masyarakat!
9
2. Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 2 dengan baik, maka pada akhir kegiatan
belajar dapat :
(1) Mendeskripsikan tipe-tipe budaya politik
(2) Mengidentifikasikan tipe budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat
Indonesia
(3) Menganalisis dampak perkembangan tipe budaya politik sesuai dengan
perkembangan sistem politik yang berlaku.
b. Uraian Materi 2
TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI DALAM
MASAYARAKAT INDONESIA
Menurut Aristoteles (384 – 322 M) manusia adalah zoon politicon atau manusia
yang pada dasarnya selalu bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya.
Manusia saling ketergantungan satu sama lain untuk mememnuhi kebutuhannya. Pada
dasarnya anggota masyarakat saling terkait sebagai satu kesatuan sosial melalui perasaan
solidaritas yang dikarenakan latar belakang sejarah, politik dan kebudayaan.
Masyarakat politik adalah masyarakat yang sadar politik atau masyarakat yang
keikutsetaan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupannya sebagai warga
negara. Masyarakat politik yang terdiri dari elite politik dan massa politik menjadi
peserta rutin dalam kompetisi politik harus dibangun sebagai komponen masyarakat yang
mempunyai etika politik dalam demokrasi.
Ciri-ciri masyarakat politik antara lain sebagai berikut :
1. Dengan sadar dan sukarela menggunakan hak pilihnya dalam pemilu terutama hak
pilih aktif
2. Bersifat kritis terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan sikap :
a. menerima sebagaimana adanya
b. menolak dengan alas an tertentu atau
c. ada yang suka diam tanpa memberikan reaksi apa-apa
3. Memiliki komitmen kuat terhadap partai politik yang menjadi pilihannya
4. Dalam penyelesaian suatu masalah lebih suka dengan cara dialog atau
musyawarah
Budaya politik yang berkembang di setiap negara sangat beragam, hal ini di
pengaruhi oleh karakter budaya politiknya masing-masing. Untuk mengetahui karakter
budaya politik suatu bangsa dapat diukur melaui beberapa dimensi yang berkembang
dalam masyarakat, yaitu :
(1) Tingkat pengetahuan umum yang dimiliki oleh masyarakat mengenai sistem
politik negaranya, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan
konstitusi negaranya
(2) Pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam
membuat suatu kebijakan
10
(3) Pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari
masyarakat dan media massa kepada pemerintah
(4) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik dan bernegara, serta pemahmanya
akan hak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai warga negara
Perbedaan dimensi tersebut menurut Almond dan Verba melahirkan beberapa tipe
budaya politik yang berkembang dalam negara, yaitu :
(1) Budaya Politik Parokial (parochial political culture), dimana pada tingkat
tersebut frekuensi orientasi masyarakat terhadap empat dimensi tersebut diatas
sangat rendah. Tidak ada peran-peran politik masyarakat yang bersifat khusus,
sehingga peranan politik, baik yang bersifat politis, ekonomis, maupun religius
sepenuhnya diserahkan kepada pengambil kebijakan/pemimpin yang biasanya
dipegang oleh seorang kepada suku/adat, tokoh agama, ataupun tokoh masyarakat
yang peranannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
(2) Budaya Politik Subjek (subject political culture), dimana pada tingkat tersebut
frekuensi orientasi masyarakat terhadap dimensi pengetahuan dan pemahaman
cukup tinggi, tetapi masih bersifat pasif, artinya masyarakat sudah memiliki
pengetahuan, pemahaman, namun mereka belum memiliki orientasi dimensi
pemahaman mengenai penguatan kebijakan dan partisipasi dalam kegiatan politik,
mereka tidak memiliki keinginan dan kemauan untuk mencoba menilai,
menelaah, atau mengkritisi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, mereka
menerima apa adanya, sehingga sikap masyarakat terhadap suatu kebijakan
pemerintah terbagi menjadi dua kelompok, ada yang menerima atau menolak.
(3) Budaya Politik Partisipan (participan political culture), dimana pada tingkat
tersebut frekuensi orientasi masyarakat terhadap empat dimensi tersebut diatas
lebih baik, masyarakat mulai bersifat aktif dalam peran-peran politik, meskipun
perasaan dan evaluasi masyarakat terhadap peran tersebut bisa saja bersifat
menerima atau menolak.
Budaya politik yang berkembang di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi
masyarakat Indonesia yang heterogen. Kondisi masyarakat yang hetorogen selain dapat
memberkaya berkembangnya budaya politik yang beragam, juga dapat menjadi suatu
ancaman terhadap keutuhan bangsa. Untuk menghindari terjadi disintegrasi bangsa, perlu
kiranya menanamkan nilai-nilai dasar yang dapat mengikatkan rasa persatuan dan
kesatuan bangsa, seperti toleransi, kekeluargaan, musyawarah mufakat, gotong royong,
jaminan dan perlindungan hak asasi manusia. Yang terpenting dalam hal ini adalah
bukan membicarkan perbedaan yang ada tetapi bagaimana menyatukan pendangan yang
lebih menekankan pada kepentingan nasional.
Clifford Geerts, seorang antropolog berkebangsaan Amerika mengemukakan
tentang tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia yaitu :
(1) Budaya Politik Abangan, yaitu budaya politik masyarakat yang lebih menekankan
pada aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap roh halus yang dapat
mempengaruhi hidup manusia. Ciri khas dari budaya politik abangan ini adalah
tradisi selamatan, yang berkembang pada kelompok masyarakat petani pada era
tahun 60-an, diyakini dapat mengusir roh-roh jahat yang mengganggu manusia.
Kelompok masyarakat abangan sering kali berafiliasi dengan partai semacam PKI
dan PNI.
11
(2) Budaya Politik Santri, yaitu budaya politik masyarakat yang menekankan pada
aspek-aspek keagamaan, khususnya agama Islam sebagai agama mayoritas
masyarakat Indonesia. Kelompok masyarakat santri biasanya diidentikan dengan
kelompok masyarakat yang sudah menjalankan ibadah atau ritual agama Islam.
Pendidikan mereka ditempuh melalui pendidikan pesantren , madrasah, atau
mesjid. Kelompok masyarakat santri biasanya memiliki jenis pekerjaan sebagai
pedagang. Kelompok masyarakat santri pada masa lalu sering kali berafiliasi
dengan partai NU atau Masyumi, namun pada masa sekarang mereka berafiliasi
pada partai, seperti PKS, PKB, PPP, atau partai-partai lainnya yang menjadikan
Islam sebagai dasarnya.
(3) Budaya Politik Priyayi, yaitu budaya politik masyarakat yang menekankan pada
keluhuran tradisi. Kelompok priyayi sering kali dikontraskan dengan kelompok
petani, dimana kelompok priyayi dianggap sebagai kelompok atas yang
menempati pekerjaan sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Pada masa lalu
kelompok masyarakat priyayi berafiliasi dengan partai PNI, sekarang mereka
berafiliasi dengan partai Golkar
Dalam perkembangannya tipe-tipe budaya politik dalam masyarakat Indonesia
sangat dipengaruhi oleh perkemabngan sistem politik yang berlaku. Oleh karena itu
tipetipe
dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu :
A. Masa Orde Lama
Pemilu nasional pertama dilaksanakan pada masa Orde Lama, dilaksanakan
secara bertingkat, tanggal 29 September 1955 Pemilu untuk memilih anggota DPR dan
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante (Dewan Pembentuk
Undang-Undang Dasar). Jumlah kursi yang diperebutkan adalah anggota DPR adalah
260 orang untuk anggota DPR dan 520 orang Badan Konstituante ditambah 14 wakil
golongan minoritas yang diangkat pemerintah. Pemilu 1955 berdasarkan pada UU No.
27 Tahun 1948 jo. UU No. 12 Tahun 1949 tentang Pemilu yang diikuti oleh lebih dari
170 partai politik, termasuk perseorangan calon independent yang terbagi dalam 15
distrik pemilih, disesuaikan dengan wilayah provinsi yang ada pada saat itu. Yang
memiliki hak suara adalah WNI, keturuanan Arab, Cina dan Erapa, serta anggota tentara
dan polisi.
Pada masa ini budaya politik yang berkembang berada dibawah pengaruh
dominasi agama Islam yang merupakan agama mayoritas dari masyarakat Indonesia.
Namun demikiran, menurut Deliar Noer, umat Islam di Indonesia secara politis sering
terlibat kontroversi teoritis dan ideologis, baik dengan pihak nasionalis sekuler maupun
antarsesama umat Islam sendiri. Perpecahan komunitas muslim ini melahirkan
kebangkitan berbagai partai politik. Dengan pola multi partai, partai politik yang ada saat
itu terbagi menjadi dua, yaitu yang menganut asas politik agama, seperti Partai
keagamaaseperti Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi), Nahdatul Ulama (NU)
Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Partai Tarbiyah Islamiyah (Perti), Partai
PersatuanTarekat Islam Indonesia, dan Angkatan Kesatuan Umat Islam, partai nasionalis
dan yang menganut asas politik sekuler seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) dan
partai komunis adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Banyaknya partai tidak
menguntungkan berkembangnya pemerintahan yang stabil. Namun kenyataannya partai12
partai politik tersebut tidak menyelenggarakan fungsi sebagaimana yang diharapkan.
Kondisi seperti ini sangat rentan, sehingga menimbulkan banyaknya penyimpangan
terhadap Pancasila dan UUD 1945.
Hasil Pemilu 1955 yang memperoleh suara empat besar adalah :
No. Partai Politik Anggota
DPR Persentase Anggota
Konstituante Persentase
1. PNI 57 kursi 21,9 119 kursi 22,8
2. Masyumi 57 kursi 21,9 112 kursi 21,5
3. Nahdlatul Ulama 45 kursi 17,3 91 kursi 17,5
4. PKI 39 kursi 15 80 kursi 15,4
Jumlah 198 kursi 402 kursi
Sedang partai lain dan perseorangan yang mendapat kursi di DPR adalah :
No. Partai politik DPR
1. PSII 8 kursi
2. Parkindo 8 kursi
3. Partai Katolik 6 kursi
4. PSI 5 kursi
5. IPKI 4 kursi
6. Perti 4 kursi
7. PRN 2 kursi
8. Partai Buruh 2 kursi
9. GPPS 2 kursi
10. PRI 2 kursi
11. PPPRI 2 kursi
12. Partai Murba 2 kursi
13. Baperki 1 kursi
14. PIR Wongsonegoro 1 kursi
15. PIR Huzairin 1 kursi
16. Gerina 1 kursi
17. Permai 1 kursi
18. Partai Persatuan Dayak 1 kursi
19. PPTI 1 kursi
20. AKUI 1 kursi
21. PRD 1 kursi
22. ACOMA 1 kursi
23. R. Soedjono Prawirosoedarso 1 kursi
Jumlah 58 kursi
13
B. Masa Orde Baru
Pemilu pertama padaMasa Orde Baru dilaksanakan pada tahun 1971 yang
didasarkan pada UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilu. Peserta Pemilu tahun 1971
diikuti oleh 10 partai politik dengan sistem proporsional di daerah pemilihan dengan
perolehan suara sebagai berikut :
No. Partai Perolehan Suara Persentase Jumlah Kursi
1. Golkar 34.348.673 62,82 236
2. NU 10.213.650 18,68 58
3. Parmusi 2.930.746 5,36 24
4. PNI 3.793.266 6,93 20
5. PSII 1.308.237 2,39 10
6. Parkindo 733.359 1,34 7
7. Katolik 603.740 1,10 3
8. Perti 381.309 0,69 2
9. IPKI 338.403 0,61 -
10. Murba 48.126 1,08 -
Jumlah 54.669.509 100,00 360
Pemilu pada tahun 1971 lahir sebagai koreksi total terhadap pemerintahan Orde
Lama yang dianggap telah melakukan penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
Pemilu berikutnya dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1977 berdasarkan UU Pemilu No. 4
Tahun 1975 dengan sistem proporsional di daerah pemilihan. Pada masa Orde Baru,
partai politik diberi kesempatan untuk bergerak lebih leluasa, walaupun masih dengan
pola multi partai. Pelaksanaan Pemilu pada tahun 1977 terjadi penyederhanaan partai
politik peserta pemilu berdasarkan UU No 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan
Golkar yaitu sebagai berikut :
a. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Partai
Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam, dan Perti.
b. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari Partai Nasional
Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba
c. Golongan Karya (Golkar) yang merupakan kumpulan dari berbagai golongan
masyarakat Indonesia dari berbagai profesi.
Hasil Pemilu tahun 1977 adalah sebagai berikut :
No. Partai Perolehan Suara Persentase Jumlah Kursi
1. Golkar 39.750.096 62,11 232
2. PPP 18.743.491 29,29 99
3. PDI 5.504.757 8,60 29
Jumlah 63.998.344 100,00 360
Kedua partai politik dan satu golongan ini tetap bertahan sejak pelaksanaan
Pemilu tahun 1982 berdasarkan UU Pemilu No. 2 Tahun 1980, 1987 berdasarkan UU
Pemilu No. 1 Tahun 1985 dan terus dipakai sampai pelaksanaan Pemilu tahun 1992.
14
Perolehan suara mulai tahun 1977 selalu didominasi oleh Golkar. Dalam
perkembangannya, ternyata Orde Baru pun masih melakukan
penyimpanganpenyimpangan
yang hampir sama dengan pemerintahan Orde Lama, bahkan dalam
kaitannya dengan masalah rasial terjadi kesalahan yang lebih besar. Hal ini terjadi karena
budaya politik yang berkembang pada masa Orde Baru lebih bersifat pada nilai
sentralistik dan budaya politik yang tertutup. Pemerintahan Orde Baru dianggap telah
gagal dalam melakukan koreksi terhadap apa yang telah terjadi pada pemerintahan yang
lalu.
C. Reformasi
Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama setelah Presiden Suharto lengser yang
merupakan babak baru yang dikenal dengan reformasi. Pemilu tahun 1999 dilaksanakan
berdasarkan UU Pemilu No. 3 tahun 1999 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 di
bawah pemerintahan B.J. Habiebie yang diikui oleh 48 partai politik. Awal terjadinya
reformasi di Indonesia dipicu dengan adanya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN). Reformasi lahir di Indonesia sebagai upaya untuk melakukan perubahan
terhadap kekeliruan-kekeliruan politik yang terjadi dalam perkembangan politik di
Indonesia dan berupaya merubah tatanan kehidupan budaya politik yang kondusif,
transparan dan inklusif. Dengan tetap mempertahankan pola multi partai, bahkan lebih
banyak dibandingkan dengan partai politik pada masa Orde Baru, pada pelaksanaan
Pemilu pada tahun 1997 diikuti oleh 48 partai politik dengan perolehan suara sebagai
berikut :
No. Partai Suara DPR Kursi Tanpa SA Kursi dengan SA
1. PDI 35.689.073 153 154
2. Golkar 23.741.749 120 120
3. PPP 11.329.905 58 59
4. PKB 13.336.982 51 51
5. PAN 7.528.956 34 35
6. PBB 2.049.708 13 13
7. Partai Keadilan 1.436.565 7 6
8. PKP 1.065.686 4 6
9. PNU 679.179 5 3
10. PDKB 550.846 5 3
11. PBI 364.291 1 3
12. PDI 345.720 2 2
13. PP 655.052 1 1
14. PDR 427.854 1 1
15. PSII 375.920 1 1
16. PNI Front Marhaenis 365.176 1 1
17. PNI Massa Marhaen 345.629 1 1
18. IPKI 328.654 1 1
19. PKU 300.064 1 1
20. Masyumi 456.718 1 -
21. PKD 216.675 1 -
22. PNI Supeni 377.137 - -
15
No. Partai Suara DPR Kursi Tanpa SA Kursi dengan SA
23. Krisna 369.719 - -
24. Partai KAMI 289.489 - -
25. PUI 269.309 - -
26. PAY 213.979 - -
27. Partai Republik 328.564 - -
28. Partai MKGR 204.204 - -
29. PIB 192.712 - -
30. Partai SUNI 180.167 - -
31. PCD 168.087 - -
32. PSII 1905 152.820 - -
33. Masyumi Baru 152.589 - -
34. PNBI 149.136 - -
35. PUDI 140.980 - -
36. PBN 140.980 - -
37. PKM 104.385 - -
38. PND 96.984 - -
39. PADI 85.838 - -
40. PRD 78.730 - -
41. PPI 63.934 - -
42. PID 62.901 - -
43. Murba 62.006 - -
44. SPSI 61.105 - -
45. PUMI 49.839 - -
46. PSP 49.807 - -
47. PARI 54.790 - -
48. PILAR 40.517 - -
Jumlah 105.786.661 462 462
Dalam pelaksanannya reformasi malah melahirkan euphoria politik yang
kebablasan sehingga melahirkan perubahan perilaku politik yang anarkis, peranan
legislatif yang lebih dominan dan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Oleh
karena itu, semua pihak dituntut untuk lebih menyadari akan pentingnya nilai-nilai
kesatuan, karena dengan adanya berbagai kepentingan yang berbeda sangat
memungkinkan lahirnya berbagai konflik dalam kehidupan masyarakat. Perilaku politik
yang dijalankan harus sesuai dengan tata aturan yang berlaku, termasuk pendayagunaan
lembaga-lembaga negara yang ada sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing,
sehingga diharapkan dapat melahirkan budaya politik yang diharapkan.
c. Rangkuman Materi 2
1. Masyarakat politik adalah masyarakat yang sadar politik atau masyarakat yang
keikutsetaan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupannya sebagai warga
negara. Masyarakat politik yang terdiri dari elite politik dan massa politik menjadi
peserta rutin dalam kompetisi politik harus dibangun sebagai komponen masyarakat
yang mempunyai etika politik dalam demokrasi.
16
2. Ciri-ciri masyarakat politik antara lain sebagai berikut :
(1) Dengan sadar dan sukarela menggunakan hak pilihnya dalam pemilu terutama
hak pilih aktif
(2) Bersifat kritis terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan sikap :
i. menerima sebagaimana adanya
ii. menolak dengan alas an tertentu atau
iii. ada yang suka diam tanpa memberikan reaksi apa-apa
(3) Memiliki komitmen kuat terhadap partai politik yang menjadi pilihannya
(4) Dalam penyelesaian suatu masalah lebih suka dengan cara dialog atau
musyawarah
3. Tipe-tipe budaya politik berkembang dipengaruhi oleh karakteristik yang ada dalam
masyarakat. Tipe-tipe budaya politik ini dapat dibedakan dalam (1) Budaya Politik
Parokil, (2) Budaya Politik Subjek dan (3) Budaya Politik Partisipan.
4. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia menurut Clifford Geerts
adalah (1) Budaya Politik Abangan, (2) Budaya Politik Santri, dan (3) Budaya Politik
Priyayi.
5. Dalam perkembangannya tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan sistem politik yang berlaku, sehingga di Indonesia
terbagi dalam tiga kelompok (1) Orde lama, (2) Orde Baru, dan (3) Reformasi,
dengan melaksanakan multi partai yang berkembang sesuai dengan aspirasi
masyarakat.
d. Penugasan
Analisis oleh siswa tentang perkembangan tipe-tipe budaya politik di Indonesia
berdasarkan pendapat Clifford Geertz.
3. Kegiatan Belajar 3
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 3 dengan baik, maka pada akhir kegiatan
belajar dapat :
(1) Menjelaskan makna sosialisasi kesadaran politik
(2) Menguraikan mekanisme sosialisasi dalam pengembangan budaya politik
(3) Mengidentifikasikan fungsi partai politik
b. Uraian Materi 3
.
SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
Sosialisasi politik dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan lingkungan
yang ada. Semakin stabil pemerintahan, semakin mudah untuk melakukan sosialisasi
politik. Pada prinsipnya, tidak ada perubahan yang sempurna, tetapi kita harus berusaha
agar perkembangan budaya politik berkembang sesuai dengan yang diharapkan, untuk
mencapai kepentingan bersama. Ada dua hal yang harus diperhatikan dengan baik dalam
melakukan sosialisasi politik :
17
a. Semakin homogen suatu masyarakat dan semakin lama ia bertahan menurut
waktu, semakin memungkinkan proses sosialisasinya menjadi didefiniskan secara
jelas dan relatif dipersatukan, dan tampaknya berlangsung dampak yang sama
dalam masyarakat-masyarakat yang berusaha terang-terangan untuk mengontrol
proses sosialisasinya.
b. Semakin heterogen suatu masyarakat dan terjadi perubahan radikal berkali-kali,
proses sosialisasinya menjadi terpenggal-penggal dan dapat diterapkan pada
bermacam-macam kelompok dalam masyarakat, tidak kepada masyarakat secara
keseluruhan. Pada satu masa menurut waktunya, adalah mungkin untuk
menetapkan satu kebudayaan politik tertentu bagi suatu masyarakat, yang dapat
didefinisikan sebagai nilai yang relevan secara poltik dan sebagai sikap-sikap dari
masyarakatnya. Hubungan antara kebudayan politik dan sosialisasi politik
menjadi penting karena dengan bantuan proses yang terakhir ini, nilai-nilai dan
sikap-sikap yang relevan secara politis tadi disampaikan dari satu generasi ke
generasi lainnya.
Negara Indonesia yang menganut demokrasi Pancasila, fungsi kontrol atau
pengawasan terhadap kinerja pemerintah oleh rakyat melalui lembagai legislatif
mempunyai kewajiban untuk menjamin terlaksananya perlindungan dan jaminan hak
asasi manusia. Sistem politik yang diharapkan merupakan penjabaran dari nilai-nilai
luhur Pancasila secara keseluruhan dalam praktek ketatanegaraan, mulai dari
penyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatannya dalam rakngka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk itu, masyarakat hendaknya
memberikan respon positif terhadap perkembangan-perkembangan budaya politik di
Indonesia melalui cara-cara sebagai berikut :
a. Mengerti dan mampu malaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
b. Berpartisipasi aktif dalam pelaknaan pemilu
c. Malaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan berbagai masalah
d. Menghargai dan menghormati perbedaan pendapat
e. Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
f. Menjunjung tinggi hukum yang berlaku
g. Mewariskan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi penerus bangsa
Perkembangan budaya politik yang ada di wujudkan dengan terciptanya partaipartai
politik. Miriam Budiardjo dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik menjelaskan,
bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah
untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik – (biasanya) dengan
cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Dalam negara demokratis partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi :
1. Sebagai sarana komunikasi politik, yaitu menyalurkan pendapat dan aspirasi
masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran
pendapat dalam masyarakat berkurang.
2. Sebagai sarana sosialisasi politik, diartikan sebagai proses bagaimana seseorang
memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya
berlaku dalam masyarakat tempat tinggalnya.
18
3. Sebagai sarana rekuitmen politik, yaitu untuk mencari dan mengajak orang-orang
yang berbakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota
politik (political recruitment) dan untuk melakukan pengkaderan terhadap
generasi muda melalui pendidikan politik.
4. Sebagai sarana pengatur konflik (conflict management) artinya apabila terjadi
perbedaan pendapat dalam masyarakat maka partai politik berusaha untuk
mengatasi konflik tersebut.
c. Rangkuman Materi 3
1. Sosialisasi politik dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan lingkungan yang
ada, semakin stabil pemerintahan, semakin mudah untuk melakukan sosialisasi
politik. Sosialisasi politik memperhatikan aspek homogenitas dan heterogenitas.
2. Di negara Indonesia fungsi kontrol atau pengawasan terhadap kinerja pemerintah oleh
rakyat melalui lembaga legislatif mempunyai kewajiban untuk menjamin
terlaksananya perlindungan dan jaminan hak asasi manusia.
3. Sistem politik yang diharapkan merupakan penjabaran dari nilai-nilai luhur Pancasila
secara keseluruhan dalam praktek ketatanegaraan, mulai dari penyelenggaran
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatannya dalam rakngka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
4. Perkembangan budaya politik di wujudkan dengan terciptanya partai-partai politik.
Fungsi dari partai politik adalah :
a. Sarana komunikasi politik
b. Sarana sosialisasi politik
c. Sarana rekuitmen politik
d. Sarana pengatur konflik (conflict management)
d. Penugasan
Diskusikan dengan kelompok, tentang :
(1) Seberapa penting sosialisasi politik dalam meningkatkan peranan politik masyarakat
di suatu negara?
(2) Bagaimana fungsi partai politik di negara Indonesia dalam menciptakan warga negara
yang melek politik?
4. Kegiatan Belajar 4
a. Tujuan Kegiatan Belajar 4
Apabila telah mempelajari kegiatan belajar 4 dengan baik, maka pada akhir kegiatan
belajar dapat :
(1) Mendeskripsikan bentuk-bentuk budaya politik dan contohnya
(2) Menunjukan budaya politik yang sesuai dengan semangat pembangunan politik
bangsa
(3) Memberikan contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
(4) Mendemontrasikan budaya politik partisipan
19
b. Uraian Materi 4
PERAN SERTA BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Manusia sebagai insan politik memegang peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan aktivitas-aktivitas politik dalam kehidupan bernegara, baik sebagai aktor
utama maupun sebagai obyek tujuan politik. Setiap insan politik harus dapat
menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yang berhubungan dengan warga negara
secara pribadi (private citizen) yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh pemerintah.
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih memilih pempinan
negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah
(public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam
pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok
kepentingan, mengadakan pendekatan atau hubungan (contacting) dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya. Kegiatan manusia sebagai insan
politik terbentuk dalam partasipasi politik sebagai berikut :
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai
bagian dari kegiatan sosial, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara.
2. Lahirnya berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial
maupun pemberi input terhadap kebijakan pemerintah.
3. Pelaksanaan Pemilu sebagai bentuk partisipasi nyata masyarakat sebagai warga
negara yang memiliki hak untuk memilih dan hak dipilih dan ikut serta dalam
kegiatan kampanye.
4. Lahirnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem
input dan output kepada pemerintah, misalnya melalui kegiatan demonstrasi,
unjuk rasa, petisi, protes, dan sebagainya yang sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
20
Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik mempunyai
bermacam-macam bentuk dan intensitas. David F. Roth dan Frank L. Wilson dalam buku
The Comparative Studi of Politics menggambarkan bentuk-bentuk partisipasi politik
masyarakat dalam bentuk piramida sebagai berikut :
Perilaku yang menyimpang :
pembunuh politik, pembajak, teroris
Pejabat umum, pejabat partai sepenuh
Aktivis waktu, pimpinan kelp. kepentingan
Partisipan Petugas kampanye, aktif dalam partai/
kelp.kepentingan, aktif dalam proyekproyek
sosial
Menghadiri rapat umum, anggota kelp.
kepentingan, usaha meyekinkan orang,
Pengamat memberikan suara dalam pemilu,
mendiskusikan masalah politik
perhatian pada perkembangan politik
Orang yang apolitis
Samuel Huntington dan Joan Nelson mengemukan tentang bentuk partisipasi
masyarakat dalam kegiatan politik, yaitu :
(1) Kegiatan pemilihan
Kegiatan pemilihan termasuk sumbangan-sumbangan untuk kampanye, bekerja
dalam suatu pemilihan, dan mencari dukungan bagi seorang calon atau setiap
tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan
(2) Lobbying
Merupakan usaha-usaha perorangan atau kelompok untuk menghubungi
penguasa-penguasa pemerintahan dan pemimpin-pemimpin politik dengan tujuan
mempengarui hasil keputusan mereka mengenai persoalan-persoalan yang
menyangkut sebagian besar orang
(3) Kegiatan organisasi
Meliputi kegiatan organisasi dalam bentuk partisipasi sebagai anggota atau
pejabat dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan utama untuk mempengaruhi
pemerintah
(4) Mencari koneksi (contacting)
21
Merupakan tindakan perorangan yang ditujukan kepada penguasa-penguasa
pemerintah yang biasanya bertujuan untuk memperoleh manfaat hanya untuk
orang-orang tertentu saja.
(5) Tindakan kekerasan (violence)
Merupakan suatu bentuk partisipasi politik yang diambil sebagai upaya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dengan jalan menimbulkan
kerugian fisik terhadap manusia atau pun harta benda
Partisipasi yang dikembangkan di negara Indonesia yang menganut demokrasi
Pancasila adalah partisipasi yang mendukung terciptanya tujuan pembangunan nasional.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dihindarkan dan dilaksanakan dalam
partisipasi politik yang sesuai dengan norma-norma dan budaya bangsa Indonesia, yaitu :
1. Perilaku yang harus dihindarkan, seperti :
a. Bersikap angkuh
b. Egois
c. Ekstrim
d. Meremehkan orang lain
e. Individualis
f. Tidak menerima kritikan orang lain
2. Perilaku yang harus dilaksanakan, seperti :
a. Saling menghormati
b. Menghargai orang lain
c. Toleransi
d. Berperilaku demokratis
e. Mengembangkan sikap kekeluargaan
f. Musyawarah untuk mufakat
c. Rangkuman Materi 4
1. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih memilih pempinan negara
dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public
policy).
2. Bentuk-bentuk partisipasi politik :
(1) Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat
(2) Lahirnya berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(3) Pelaksanaan Pemilu
(4) Lahirnya kelompok-kelompok kontemporer
3. Bentuk partisipasi politik menurut Samuel Huntington dan Joan Nelson adalah
(1) Kegiatan pemilihan
(2) Lobbying
(3) Kegiatan organisasi
(4) Mencari koneksi (contacting)
(5) Tindakan kekerasan (violence)
22
4. Bentuk partisipasi politik yang dikembangkan di negara Indonesia adalah partisipasi
yang mendukung terciptanya tujuan pembangunan nasional dan di wujudkan dengan
menampilkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
d. Penugaskan
Diskusikan dalam kelompok, bagaimana peranan masyarakat dalam kegiatan
politik di Indonesia pada masa pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi?
23
BAB III
EVALUASI
A. Test Tertulis
I. Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Pelaksanaan demokrasi sangat berhubungan dengan …
A. universalitas D. peradaban manusia
B. tata nilai sosial E. sejarah suatu negara peradaban manusia
C. hak asasi manusia
2. Pengertian politik adalah ….
A. pengambilan keputusan melalui sarana umum
B. mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab
C. berbagai macam kegiatan dalam sistem politik suatu negara
D. selalu menyangkut tujuan masyarakat dan bukan tujuan pribadi/golingan
E. pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan untuk masyarakat
3. Kontrol sosial (socio control) dari rakyat sangat penting bagi lancarnya
pemerintahan demokrasi, apabila masyarakat ….
A. mampu mengadili pemerintah
B. bebas berdemonstrasi demi keadilan
C. memberikan simpati pada pengeritik pemerintah
D. memberikan dukungan sepenuhnya kepada TNI/Polri
E. membantu mengawasi tindakan pemerintah melalui DPR
4. Tata cara pengambilan keputusan yang sesuai dengan tata cara pelaksanaan
demokrasi Pancasila dapat ditempuh dengan jalan ….
A. pendekatan D. mentaati peraturan pimpinan
B. pemungutan suara E. berdasarkan persetujuan fraksi-fraksi
C. musyawarah untuk mufakat
5. Pelaksanaan pemilu bagi negara yang menganut demokrasi adalah ….
A. tujuan negara D. sarana demokrasi
B. asas demokrasi E. pelaksanaan demokrasi
C. tujuan demokrasi
6. Salah satu fungsi terbentuknya partai politik adalah….
A. mewujudkan kehidupan yang demokratis dan dinamis
B. tempat penyaluruan aspirasi rakyat secara bebas/luas
C. sebagai wadah untuk memperoleh kekuasaan secara legal
D. menjadi alat untuk mencapai tujutn-tujuan politik masyarakat
E. salah satu wadah untuk mendidik kesadaran politik masyarakat
24
7. Hak mengeluarkan pikiran dan pendapat sewajarnya diimbangi dengan ….
A. memaksakan pendapat pribadi kepada orang lain
B. mengabaikan pikiran atau pendapat dari pihak lain
C. penyatuan pendapat orang lain dengan golongan sendiri
D. memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengeluarkan pendapatnya
E. memperhatikan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapat kita
8. Bila pendapat kita ditolak dalam suatu rapat, maka sikap kita ….
A. menerima penolakan tersebut dengan lapang dada
B. menyerahkan sepeuhnya kepada keputusan pimpinan rapat
C. keluar atau meninggalkan ruang rapat sebelum rapat berakhir
D. meminta bicara terus terang sampai pendapat tersebut disetujui oleh rapat
E. mengemukakan kembali pendapat tersebut dengan segala alasannya yang
dapat diterima oleh peserta rapat
9. Dalam menentukan mekanisme komposisi pemerintahan secara periodik, sarana
utama yang digunakan untuk partisipasi politik individu adalah…
A. sosialisasi politik berjalan baik
B. terlaksanaknya rekruitmen politik
C. sarana pengatur konflik berfungsi baik
D. adanya dewan perwakilan yang berfungsi baik
E. sistem pemilihan ang terlaksana dengan baik
10. Masyarakat politik terdiri dari ….
A. eksekutid dan legislatif
B. elite politik dan massa politik
C. masyarakat yang tahu tentang politik
D. para pemimpin partai dan simpatisan
E. anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan para pemimpinnya
11. Ciri-ciri masyarakat politik yang berkultur dan berperadaban tinggi adalah ….
A. tingginya partisipasi warga dalam membangun negaranya
B. tingginya partisipasi warga dalam proses pembuatan kebijakan publik
C. tingginya semangat partai oposisi untuk menjatuhkan pemerintahan yang
berkuasa
D. tingginya semangat warga untuk tidak menerima berbagai kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa
E. tingginya partisipasi dan tingkat kekritisan warga negara terhadap berbagi
fenomena politik yang terjadi di sekitar lingkungannya
12. Tingginya kultur politik yang dimiliki oleh suatu negara dapat dipengaruhi oleh. .
A. tingkat kemiskinan yang kecil
B. tingkat perekonomian negara yang tinggi
C. kemakmuran dan kesejahteraan warganegaranya
D. tingkat intelektualitas politik wara negara tersebut
E. pendapatan per kapita penduduk yang tinggi dalam negara tersebut
25
13. Pendidikan politik baik bagi anggota kader politik maupun masyarakat yaitu
untuk .…
A. menyodorkan kepada masyarakat agar menjadi anggota partai politik
B. meningkatkan daya tahan masyarakat dari pengaruh budaya-budaya asing
C. meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai anggota
masyarakat
D. memperoleh massa sebanyak-banyaknya dalam pendukung perolehan suara
dalam pemilu
E. meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai
dengan aturan
14. Kedudukan Pancasila bagi organisasi sosial politik di Indonesia, adalah sebagai ...
A. jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia
B. dasar dan structural bagi organisasi sosial politik
C. salah satu asas dalam kehidupan organisasi sosial politik
D. pedoman dalam menyusun rencana pelaksanaan pemilu
E. pedoman dan penuntun warga negara dalam bermasyarakat
15. Pengertian politik menurut Prof. Miriam Budiardjo adalah .…
A. pengambilan keputusan melalui sarana umum
B. masalah apa, mendapat apa, kapan, dan bagaimana
C. pengambilan keputusan kolektif atau perbuatan kebijaksanaan untuk
masyarakat
D. bahwa politik adalah macam-macam kegiatan dalam system politik suatu
negara
E. bahwa politik selalu menyangkut tujuan masyarakat dan bukan tujuan pribadi
seseorang
16. Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai rekruitmen. Ini berarti, partai
politik berperan .…
A. menanamkan nilai dan norma
B. mencari dan mengajak orang berbakat
C. menanamkan solidaritas kepada anggotanya
D. menyalurkan aspirasi/pendapat masyarakat
E. sebagai sara mengatasi berbagai macam konflik
17. Bila partai politik memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah, berarti
partai politik melaksanakan fungsi ….
A. sosialisasi politik B. pengatur konflik C. komunikasi politik
D. rektuitmen politik E. interst articulation
18. Politik adalah pertimbangan tertentu yang dianggap menjamin terlaksananya
suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang dikehendaki. Ini merupakan
pengertian politik dalam arti , .…
A. kekuasaan B. wewenang C. kebijakan (policy)
D. kepentingan umum E. organisasi kekuasaan
26
19. Kegiatan siswa yang dapat dikategorikan sebagai partisipasi politik warga negara
adalah .…
A. aktif sebagai anggota OSIS
B. aktif sebagai pengurus OSIS
C. aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan
D. menggunakan hak pilih aktif dalam pemilu
E. menggunakan hak pilih pasif dalam pemilu
20. Suatu sikap orientasi khas warga negara terhadap sistem politik tertentu di dalam
suatu negara disebut .…
A. insan politik B. budaya politik C. perilaku politik
D. sosialisasi politik E. kepentingan politik
II. Isilah jawaban di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian budaya politik!
2. Analisis tipe-tipe budaya politik di Indonesia, pada masa orde lama, orde baru,
dan masa reformasi!
3. Jelaskan fungsi partai politik!
4. Berikan contoh perilaku yang harus dihindarkan dalam partisipasi politik yang
sesuai dengan norma-norma dan budaya bangsa Indonsia!
5. Berikan contoh perilaku yang harus dilaksanakan dalam partisipasi politik yang
sesuai dengan norma-norma dan budaya bangsa Indonsia
B. Non Test
Buatlah laporan berupa kliping yang membahas tentang peran serta masyarakat
dalam kegiatan politik, kemudian analisis untuk dipresentasi di kelas oleh masing-masing
kelompok.
27
TES FORMATIF
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan benar!
1. Tuliskan pengertian budaya politik menurut pendapat para ahli!
2. Sebutkan ciri-ciri masyarakat politik!
3. Jelaskan mengapa budaya politik partisipan dianggap sebagai tipe budaya politik
yang ideal!
4. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan zoon politicon menurut pendapat Aristoteles!
5. Sebutkan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia!
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, bentuk jamak dari budhi yang
berarti ....
A. cipta B. karya C. karsa D. akal E.
pikiran
2. Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari suatu sistem dan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut. Hal tersebut dikemukan oleh....
A. Aristoteles B. Joyce Mitchell C. Almond dan Verba
D. Wirjono Projodikoro E. Miriam Budiardjo
3. Budaya politik yang berkembang dalam masyarakat dapat diukur melalui ....
A. banyaknya partai politik D. partisipasi masyarakat dalam kegiatan
politik
B. lahirnya tokoh-tokoh politik E. kegiatan kampanye dalam pelaksanaan
pemilu
C. pelaksanaan pemilu langsung
4. Manusia sebagai insan politik harus memiliki pemahaman dan kemampuan tentang
....
A. keadaran hukum D. kesadaran hidup bersama
B. kesadaran berkuasa E. kesadaran akan hak dan kewajiban
C. kesadaran berkumpul
5. Salah satu orientasi budaya politik dalam masyarakat adalah keputusan dan pendapat
masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral
yang ada dalam masyarakat, hali ini dikemukan oleh Almond dan Verba sebagai
orientasi ....
A. kognitif B. afektif C. psikomotor
D. evaluatif E. normatif
28
6. Partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik sangat rendah dan masyarakat
menyerahkan seluruh kepada pengambil kebijakan, baik tokoh agama maupun tokoh
masyarakat. Hal tersebut merupakan tingkatan budaya politik ....
A. santri B. abangan C. subjek
D. participan E. parokial
7. Kegiatan untuk mencari dan mengajak orang-oran gyang berbakat untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik dan untuk melakukan pengkaderan
terhadap generasi muda melalui pendidikan, merupakan salah satu fungsi partai
politik sebagai sarana ....
A. komunikasi politik B. sosialisasi politik C. pendidikan politik
D. rekruitmen politik E. pengatur konflik
8. Menurut Samuel Huntington dan Joan Nelson, salah satu bentuk partisipasi
masyarakat dalam kegiatan politik adalah dukungan masyarakat kepada calon dengan
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil proses pemilihan,
merupakan bentuk parisipasi ....
A. lobbying D. kegiatan organisasi
B. contacing E. kegiatan pemilihan
C. tindakan kekerasan
9. Kegiatan politik lebih banyak dilaksanakan untuk kepentingan ....
A. bangsa dan negara D. organisasi profesional
B. pribadi/perseorangan E. organisasi kemasyarakatan
C. kepentingan partai politik
10. Penerapan sistem politik di dalam suatu negara harus bersifat .....
A. sukarela untuk menarik masyarakat
B. memaksa agar negara memiliki wibawa
C. memaksa agar semua orang mematuhinya
D. memaksa untuk mengikat masyarakat
E. sukarela guna mencari simpati masyarakat
11. Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertujuan untuk .....
A. berkomunikasi dengan pemerintah
B. melakukan tindakan-tindakan politis
C. mempengaruhi pemilihan pejabat publik
D. mempengaruhi proses pembuatankeputusan
E. mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah
12. Suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik tertentu di
dalam suatu negara disebut .....
A. insan politik B. budaya politik C. perilaku politik
D. sosialisasi politik E. kepentingan politik
29
13. Salah satu hak warga negara dalam kegiatan politik adalah ....
A. menyampaikan aspirasi politiknya
B. melawan kekuasaan negara yang sah
C. mengembangkan kebebasan untuk berusaha
D. menolak terbentuknya partai politik selain partainya
E. menciptakan gejolak politik sesuai dengan keinginnya
14. Pemilihan Umum merupakan pesta demokrasi rakyat dan wujud nyata partasipasi
masyarakat dalam kegiatan politik. Pemilu pada tahun 1955 di ikuti oleh ....
A. 3 partai politik B. 10 partai politik C. 24 partai politik
D. 48 partai politik E. 50 partai politik
15. Sejak masa pemerintahan Orde Baru, Pemilu di Indonesia sudah dilaksanakan
sebanyak....
A. 3 kali B. 5 kali C. 7 kali D. 8 kali E. 9 kali
16. Hal yang mendorong masyarakat untuk mendirikan partai politik adalah ....
A. kemerdekaan untuk berserikat dan berkumpul
B. persamaan kepentingan, cita-cita, dan keyakinan
C. kebebasan untuk menyampaikan pendpat dan pikiran
D. kecenderungan manusia untuk mencari kekuasaan
E. kesadaran tentang jaminan hak-hak asasi manusia
17. Setiap warga negara diarapkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemilu, karena ....
A. pemilu merupakan sarana mewujudkan aspirasi rakyat
B. ikut pemilu berarti ikut menentukan kekuasaan negara
C. tanpa dukungan warga negara, kekuasaan negara akan goyah
D. tanpa partisipasi warga negara, tidak akan terpilih pemimpin yang baik
E. pemilu merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali
18. Komunikasi politik melalui media pers dapat dilakukan dengan cara ....
A. menyampaikan orasi melalui mimbar bebas
B. diskusi interaktif dengan berbagai tokoh masyarakat
C. menggelar acara kesenian dengan mengundang para artis
D. memasang tanda gambar partai politik dan foto ketua partai
E. menyampaikan pengumuman pelaksanaan kampanye melalui radio dan TV
19. Berikut ini merupakan contoh perilaku politik manusia yang tidak etis adalah ....
A. mengikuti votting D. membujuk orang agaar memilih dirinya
B. memberikan uang agar dipilih E. memberikan janji-janji saat kampanye
C. memberi agar mendapat imbalan
30
20. Contoh kewajiban manusia sebagai insan politik antara lain ....
A. mengikuti arus perkembangan informasi
B. memilih dan dipilih dalam pemilihan umum
C. memupuh kerjasama berdasarkan kekeluargaan
D. turut serta dalam pembangunan sesuai dengan bidang keahliannya
E. mengembangkan konsep musyawarah mufakat dalam setiap permasalahan
LEMBAR KERJA
A. Dengan memanfaatkan media buku, koran, TV, dan internet, carilah informasi
yang dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi untuk menganalisis
pertanyaan dibawah ini!
1. Perkembangan budaya politik yang berkembang pada masa pemerintahan
Orde lama, Orde Baru dan Reformasi
2. Pelaksanaan Pemilu pada masa pemerintahan Orde lama, Orde Baru dan
Reformasi
31
B. Untuk lebih memahami tentang macam-macam budaya politik yang berkembang,
isilah kolom di bawah ini
No. Budaya
Politik Ciri-cirinya Kelebihannya Kekurangannya
1. Parokial
2. Subjek
3. Partisipan
4. Abangan
5. Santri
6. Priyayi
32
BAB IV
PENUTUP
Setelah mempelajari modul ini, coba cek kemampuan kalian dengan mengerjakan
evaluasi. Soal-soal dalam evaluasi hendaknya kalian jawab dulu semuanya, setelah
semua terjawab, baru kalian cocokan dengan kunci jawaban yang ada. Hitunglah
perolehan skor yang kalian peroleh, sehingga kalian dapat mengetahui nilai yang kalian
peroleh untuk mengukur seberapa besar materi yang kalian pahami dari modul ini.
Berdasarkan skor dan nilai yang kalian peroleh, apabila kalian telah memenuhi
standar skor/nilai minimal kelulusan, yaitu 6,5, maka kalian dapat melanjutkan untuk
mempelajari modul berikutnya. Jika skor/nilai kalian belum mencapai standar minimal
kelulusan, pelajari kembali modul ini, kemudian minta petunjuk Bapak/Ibu guru kalian
untuk melakukan kegiatan “remedial”.
33
GLOSARIUM
zoon politicon atau manusia yang pada dasarnya selalu bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya
Masyarakat politik adalah masyarakat yang sadar politik atau masyarakat yang
keikutsetaan hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupannya sebagai warga
negara.
Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari suatu sistem dan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut. Kehidupan suatu negara tidak terlepas dari kegiatan politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih memilih pempinan negara
dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public
policy).
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, bentuk jamak dari budhi yang
artinya akal, Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal atau
budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan oleh manusia berdasarkan kemampuan
akalnya
Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana jaman saat itu dan tingkat pendidikan dari
masyarakat itu sendiri.
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
Masyarakat madani adalah masyarakat yang dapat hidup secara mandiri
Reformasi adalah perubahan atau pembaharuan untuk perbaikan di bidang sosial,
ekonomi, dan politik dalam suatu masyarakat/negara

You might also like