You are on page 1of 4

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2011 di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah yang diambil dari rhizosfer tanaman karet PT Perkebunan Nusantara VIII, Jalupang, Subang, Jawa Barat; tanah yang diambil dari rhizosfer tanaman kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara IV, Adolina, Sumatera Utara; media Potato Dextrose Agar (PDA); media Malt Extract Agar (MEA); serta isolat cendawan R. lignosus dan T. harzianum koleksi Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.

Metode Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah diambil dari tanaman karet dan kelapa sawit. Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman karet dilakukan pada tiga lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan tahun tanam 2005, 2007, dan 2008, serta tiga lahan tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1987, 1989, dan 1991. Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman kelapa sawit dilakukan pada tiga lahan tanaman dengan tahun tanam 1998 dan tiga lahan tanaman dengan tahun tanam 2006. Pengambilan contoh tanah pada tanaman karet dan kelapa sawit dilakukan pada tanaman yang sehat diantara tanaman-tanaman yang sakit. Contoh tanah diambil menggunakan bor tanah (diameter 5 cm) pada kedalaman 20-40 cm sebanyak sepuluh titik pada masing- masing blok tanaman (1 blok = 1 ha). Contoh tanah rhizosfer dari kesepuluh titik tersebut dicampur lalu diambil sebanyak

13 0,5 kg sebagai contoh tanah untuk eksplorasi cendawan rhizosfer di laboratorium.

Isolasi Cendawan Rhizosfer Isolasi cendawan rhizosfer dilakukan dengan teknik pengenceran dengan dua ulangan. Sebanyak 10 g contoh tanah disuspensikan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah diisi 90 ml air destilata dan diguncang menggunakan shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 15 menit. Suspensi yang dihasilkan segera dibuat seri pengenceran hingga tingkat pengenceran 10 -5 dengan mengambil 1 ml suspensi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air destilata. Masing- masing seri pengenceran tersebut diambil sebanyak 0,1 ml suspensi dan dibiakkan pada media PDA. Tiap koloni cendawan yang tumbuh dikelompokkan berdasarkan bentuk dan warna koloni, kemudian dimurnikan. Semua mikroorganisme yang diperoleh diuji potensi antagonismenya terhadap R. lignosus. Uji antagonisme dilakukan dengan metode uji ganda pada media PDA.

Uji Antagonisme in Vitro Uji antagonisme in vitro antara kandidat cendawan antagonis dengan R. lignosus sebagai patogen dilakukan dengan menggunakan metode uji ganda (dual culture) pada media PDA termodifikasi. Pada pengujian ini media PDA yang digunakan dimasukkan antibiotik kloramfenikol yang mempunyai spektrum anti bakteri yang luas. Kandidat cendawan antagonis diinokulasikan pada media dengan jarak 3 cm dari koloni cendawan R. lignosus yang berumur empat hari setelah inokulasi (hsi). Diameter masing- masing cendawan uji sebesar 3 mm. Tiap pengujian dilakukan tiga kali ulangan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur jari-jari koloni cendawan R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat (R1) dan jari-jari koloni cendawan R. lignosus yang mendekati kandidat antagonis (R2), serta menghitung penghambatan kandidat agens antagonis (I). Pe ngamatan dilakukan setiap hari hingga hari kesembilan setelah kandidat cendawan antagonis ditanam.

14 Keterangan :
R1 P R2 A

P A

: Koloni cendawan patogen R. lignosus : Koloni cendawan kandidat antagonis

3 cm

3 cm

R1 : Jari-jari koloni R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat antagonis R2 : Jari-jari koloni R. lignosus yang mendekati koloni cendawan kandidat antagonis Uji Kemampuan Antagonis Besarnya pengaruh penghambatan agens antagonis terhadap patogen dihitung menggunakan rumus persentase: (R1-R2) I = Keterangan : I : Persentase penghambatan cendawan antagonis (%) Jari-jari koloni R. lignosus yang menjauhi koloni cendawan kandidat antagonis Jari-jari koloni R. lignosus yang mendekati koloni cendawan kandidat antagonis R1 x 100%

R1 : R2 :

Catatan : bila koloni pertumbuhan R. lignosus sudah tertutup oleh koloni kandidat antagonis, maka dianggap persentase penghambatan cendawan antagonis (I) = 100%.

Identifikasi Cendawan Antagonis Cendawan yang memiliki nilai persen penghambatan yang tinggi terhadap patogen R. lignosus dimurnikan menggunakan media PDA dan media MEA untuk dilakukan identifikasi sementara di bawah compound microscope (perbesaran 400x). Identifikasi dilakukan dengan melihat penciri hifa dan percabangan, pembentukan konidium atau spora, serta bentuk konidiumnya. Identifikasi cendawan menggunakan kunci determinasi Barnett & Hunter (1998), Watanabe (2002), dan Doctor Fungi (http://nt.ars- grin.gov/).

15 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang dilakukan pada uji antagonisme in vitro adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Masing- masing perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan, sehingga terdapat 81 unit percobaan. Pengaruh interaksi antara kedua faktor diamati selama sembilan hari setelah inokulasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan Microsoft Office Excel 2007 dan dengan analisis sidik ragam menggunakan program Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji Duncan dengan taraf = 0,05 (Mattjik & Sumertajaya 2006).

You might also like