You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata uang kedua adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini, diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan masyrakat. Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga kelestariannya, sedang yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang berada di tengah-tengah masyrakat terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik. Dengan demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan masyrakat. Disamping itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.

BAB II HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

A. Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional. Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155). Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat adalah untuk

mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi peneranganpenerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan saransaran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155). Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyrakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini senagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat. Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:

a.

Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik, demikian pula sekolah.

b.

Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.

c.

Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua arah yang efisien.

B. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosoksosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut: 1. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan perkembangannya. 2. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam

hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah. 3. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.

Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan husemas adalah: 1. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah. 3

2.

Peningkatan pemahaman sekolah tentang kedudukan serta aspirasi masyrakat tersebut terhadap sekolah.

3.

Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas serta kegiatan pendidikan di sekolah. kualitas bantuan orang tua siswa dalam

4.

Peningkatan kesadaran masyrakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.

5.

Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah.

6. 7.

Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah. Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.

C. Batasan Partisipasi Masyarakat Berkomunikasi sampai menimbulkan relasi, akhirnya diharapkan dapat membina partisipasi masyarakat. Dengan partisipasi dimaksudkan bukan hanya pasif-yang tidak menolak suatu gagasan atau ajakan, tetapi harus aktif menerima gagasan dan ajakan itu, dan berusaha mensukseskannya. Sumbangan dalam partisipasi dapat diperinci menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Partisipasi buah pikiran/ide Sumbangan pikiran, pengalaman dan pengetahuan, yang diberikan dalam pertemuan, diskusi, rapat, dan sebagainya sehingga menghasilkan suatu keputusan. 2. Partisipasi tenaga Dengan memberikan tenaga (dan waktu) untuk menghasilkan sesuatu yang telah diputuskan. 3. Partisipasi keahlian/keterampilan Dimana seseorang bertindak sebagai ahli, penasehat, resources, dan sebagainya. Yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan di sekolah. 4. Partisipasi harta benda Berupa iuran atau sumbangan, baik dalam bentuk benda atau uang, secara tetap atau insidental. 4

Ada beberapa prasyarat untuk dapat menciptakan partisipasi, yaitu: Adanya rasa senasib-sepenanggungan: bahwa maju mundurnya sekolah berarti maju mundurnya masyarakat. Keterikatan terhadap tujuan: bahwa tujuan pendidikan di sekolah adalah tujuan masyarakat di mana sekolah itu berada. Adanya prakarsawan: diperlukan kepemimpinan, baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak profesional, yang dapat menimbulkan motivasi untuk bekerjasama. Adanya iklim (suasana/situasi) yang baik: hubungan antar anggota msyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, harga menghargai, tidak ada curiga mencurigai, iri hati, dan sebagainya.

D. Peran sekolah dalam lingkungan masyarakat Pembentukan keperibadian tiap individu berlangsung secara berkesinambungan dalam lingkungan yang berbeda dengan pola dan pendekatan yang tidak sama. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu mendidik anak-anaknya. Keluarga menyerahkan sebagian wewenang dan tanggung jawabnya kepada sekolah, kepada guru yang telah mempunyai tugas khusus untuk itu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Peranan dan fungsi sekolah yang pertama ialah membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya di sekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya melalui wewenang hukum yang dimilikinya berusaha melaksanakan tugas yang kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anakanak dari keluarga yang berbeda. Ini berarti bahwa selama dalam keeluarga anak-anak mendapat pendidikan informal dengan kurang terikat kepada tata aturan tertentu, maka setelah mereka datang kesekolah, kepada mereka diperkenalkan tata krama, peraturan dan disiplin sekolah. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yangh sangat berarti dlam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang

tepat. Tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun performans dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena ketrbatasan dana dan kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam masyarakat akan berfungsi sebagai: a) Pelengkap (complement) b) Pengganti (substitute) c) Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain. Dalam masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan lembaga pendidikan maupun nonpendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap perkembangan kepribadian individu secara individual maupoun kelompok ialah kegiatan pendidikan yang berorienytasi melengkapi kemampuan, ketrampilan, kognitif maupun performans seseorang. Sebagai akibat belum mantapnya apa yang telah mereka terima pada sekolah atau dalam keluarga. Menurut Purwanto (1990), kegiatan semacam ini mencakup : 2. Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain. 3. Pembinaan sikap dan kerjasama dengan anggota masyarakat. 4. Pembinaan ketrampilan dan kecakapan khusus belum didapat di sekolah. Bentuk-bentuk pendidikan dalam masyarakat ini antara lain apa yang telah dilakukan oleh organisasi pemuda dan kepramukaan atau organisasi sosial lainnya, seperti yang pernah dilakukan oleh pramuka dalam Jambore atau Raimuna atau perkemahan pada tingkat Propinsi, Kabupaten atau kecamatan. Disamping itu apa yang dilakukan dalam organisasi sosial lainnya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan desa pemudanya, atau pembinaan pemuda melalui sanggar pemuda atau pembinaan pemuda dengan pertukaran pemuda antar propinsi dan antarnegara dan sebagainya. Tidak dapat pula diabaikan keikutsertaan organisasi sosial lainnya dalam menyediakan lingkungan pendidikan ini, seperti perkumpulan-perkumpulan olah raga dan kesenian. Lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, hanya menyediakan pendidikan bukan sekedar tambahan atau pelenghkap, tetapi adalah mengadakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di sekolah. Hal ini dilaksanakan karena keterbatasan 6

kemampuan lingkungan sekolah sehingga tidak mampu melayani semua lapisan dan semua anggota masyarakat yang ada. Seperti kursus Pengetahuan Dasar, kursus PKK atau kursus ketrampilan. Lingkungan masyarakat juga mampu menyediakan pendidikan yang berfungsi sebagai tambahan (suplemen) di sekolah-sekolah teknik murid-murid telah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan mesin bubut, tetapi karena jumlah jam yang terbatas, sehingga semua siswa tidak dapat mendalaminya. Untuk memantapkan hal itu, maka diadakan kursus di luar program pendidikan formal yang telah ada. Hal yang sama sering juga dilakukan dalam rangka persiapan untuk memasuki perguruan tinggi, seperti bimbingan tes dan sebagainya. Dengan demikian bentuk dan jenis lingkungan menentukan dan memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi tiap individu dalam masyarakat, dengan mengingat ketiga fungsi tersebut.

E. Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain : komunikasi yang terhambat dan tidak professional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni, perpisahan. Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.

1.

Teknik Tertulis Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis

yang dapat digunakan meliputi: a. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK). 7

b. Pamflet Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. c. Berita kegiatan murid Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid. d. Catatan berita gembira Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat. e. Buku kecil tentang cara membimbing anak Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.

2.

Teknik Lisan

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:


b.

Kunjungan rumah Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.

c.

Panggilan orang tua

Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
d.

Pertemuan Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.

3.

Teknik Peragaan Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang

masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.

4.

Teknik Elektronik Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah

dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.

F. Bentuk-Bentuk Kerjasama Antara Guru Dan Orang Tua Pada dasarnya sekolah merupakan suatu lembaga yang membantu anak-anak untuk mencapai cita-citanya. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru. Di bawah ini beberapa bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan oleh orangtua dengan guru/sekolah. a. Konferensi orang tua 9

b. Pertemuan dengan orang tua secara pribadi c. Kunjungan guru ke rumah orang tua murid, atau sebaliknya kunjungan orangtua murid ke sekolah (home visit) d. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga e. Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid f. Mendirikan perkumpulan orang tua dan guru. Dari beberapa kerjasama diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kerjasama antara orang tua dengan guru atau sekolah sangat penting, apalagi jikalau ada perkumpulan orang tua dengan guru, segala usaha yang telah diuraikan tadi dapat terlaksana dengan mudah dan dengan sebaikbaiknya. Kecuali itu sekolah dapat mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur dan kontinyu untuk membicarakan masalah-masalah mendidik anak yang masih banyak kesalahannya yang terdapat pada orangtua dan guru. Karena antara keduanya terdapat obyek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak-anak. Tujuan utama (primary purpose) asosiasi orang tua dan guru adalah memperkenalkan anak-anak tentang kesejahteraan/keselamatan mereka di rumah, sekolah dan di masyarakat. Sementara tujuan khususnya diantaranya yaitu: a. untuk mengembangkan pemahaman orang tua tentang tujuan, praktek, dan permasalahan sekolah. b. untuk melihat bahwa rumah dan sekolah bekerja secara objektif c. untuk memberikan fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan guru. d. menciptakan kekompakan/opini publik yang baik dan merencanakan pertemuan untuk memenuhi kebutuhan anak–anak di rumah, sekolah dan di masyarakat. e. mendukung pergerakan apapun yang pantas untuk meningkatkan pendidikan publik dan syarat–syarat pengembangannya. sosial yang mempengaruhi pertumbuhan anak dan

10

BAB III KESIMPULAN

Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling membutuhkan khususnya dalam upaya mendidik generasi muda. Berbagai persoalan yang dihadapi sekolah juga merupakan bagian dari persoalan masyarakat. Hal ini membutuhkan team work bidang kehumasan. Melalui manajemen berbasis sekolah, administrasi hubungan dengan masyarakat memegang peran penting. Komunikasi yang berkualitas antara sekolah dengan masyarakat menjadi kunci penentu keberhasilan manajemen Humas ini. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan harmonis, dan dinamis maka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah diharapkan mampu mencapai visi dan misi yang dicanangkan. Dengan demikian output sekolah akan semakin berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut beberapa saran dapat diajukan seperti: kemampuan manajerial hubungan dengan masyarakat harus ditingkatkan, diperlukan publikasi dan promosi dalam rangka menarik simpati dan mempublikasikan kelebihan sekolah, meningkatkan peran public relation untuk mengeratkan hubungan sekolah dengan masyarakat serta

meningkatkan akuntabilitas berupa laporan pertanggungjawaban berbagai kegiatan kepada masyarakat.

11

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M. Ngalim. 1990. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. http:// http://www.idp-europe.org/toolkit/Buku-2.pdf, diakses 26 Februari 2009. Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560, diakses 26 Februari 2009. Trimo. 2008. Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (online),( http://re-searchengines.com/trimo80708.html). Akhir, Ibnu. 2008. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat, (Online),

(http://khairuddinhsb.blogspot.com/2008/07/hubungan-sekolah-denganmasyarakat.html).

12

You might also like