You are on page 1of 11

Sejarah perkembangan arsitektur ( bag.

1 )
PENDAHULUAN
I. Sejarah Perkembangan Arsitektur Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, dan ia merupakan ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai sekarang bahkan yang akan datang, arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin kompleks, sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang sukar ditentukan batasnya. Dan untuk mempermudah di dalam mempelajarinya, suatu karya arsitektur dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter arsitektural dalam kurun waktu tertentu. Pengelompokan-pengelompokan perkembangan arsitektur antara lain adalah: primitif, tradisional, klasik barat, dan modern. Kebudayaan sangat mempengaruhi perkembangan arsitektur, mencakup interaksi antar kebudayaan manusia dengan alam, dalam hal ini termasuk iklim, topografi, dan faktor lingkungan lainnya. Oleh karena itu dalam mempelajarinya, dibagi ke dalam periode, tempat, siapa, atau masyarakat mana yang membangun. Arsitektur Modern sendiri merupakan perkembangan dari klasik Barat, berubah secara revolusioner sejalan dengan revolusi industri mulai awal abad XIX dengan terjadinya perubahan besar-besaran dalam pola hidup dan pola pikir. Dan perkembangannya itu sendiri tidak lepas dari pengaruh atau perubahanperubahan yang terjadi sejalan dengan perkembangan budaya berbagai bangsa. Oleh karena itu semakin sulit menentukan batas-batas sosial-budaya, ruang atau tempat dan waktu. Berdasarkan hal tersebut di atas, pembahasan mengenai sejarah perkembangan arsitektur di sini membatasinya dalam lingkup budaya, termasuk pola hidup, pola pikr masyarakat pada periode tertentu. Uraian dimulai dari awal perubahan besar masyarakat dari tradisional, pertanian, klasik konservatif dalam kehidupan modern industrial. Arsitektur Modern Barat Disebut Modern-Barat karena pola pikir dan hidup lahir, tumbuh, dan berkembang di mulai dari Barat atau Eropa sejak abad XVI. Kehidupan pertanian klasik, tradisonal dengan proses langsung dan sederhana mulai ditinggalkan dengan ditemukannya alat-alat produksi, perhubungan dan komunikasi yang lebih maju. Sejak jaman Renaissance, perkembangan arsitektur modern sudah dimasukkan dalam jaman modern. Masa ini di mulai dengan konsep-konsep baru dari Italia sejak abad XV disebut modern ditandai dengan adanya percampuran antara Gothik dan Renaissance melanda Eropa hingga masa Neo-Klasik, dinamakan Post Renaissance abad XVIII. Pada abad XIX, meskipun unsur dan bentuk klasik masih mendominasi banyak bangunan, konsep dasarnya sudah tidak diterapkan lagi. Masa berakhirnya arsitektur klasik terjadi sejak revolusi industri di Inggris, sehingga menimbulkan revolusi sosial-ekonomi, tidak hanya melanda Eropa tetapi seluruh dunia. Dalam arsitektur, perubahan mendasar terjadi antara lain dalam ornamen atau hiasan ditempatkan dalam perspektif lebih bebas dibandingkan dengan struktur dan ruang. Hiasan-hiasan untuk keindahan dalam arsitektur klasik masih tetap menjadi aspek penting dalam masa akhir arsitektur klasik ini, akan tetapi pencampuran berbagai gaya, konsep dan hiasan terlihat sangat menonjol. Akhir arsitektur klasik disusul dengan timbulnya gaya Eklektikisme, yang berarti mengambil unsur-unsur terbaik, digabung, dan disusun ke dalam satu bentuk tersendiri. Setelah masa itu, dunia arsitektur berkembang lebih cepat dimulai dari modernisme awal, fungsionalisme, internasionalisme, kubisme hingga post-modern. RENTANG MASA PERKEMBANGAN ARSITEKTUR BARAT ABAD: sM I V X XV XVI XVII XVIII XIX XX Jaman Antik Pertengahan Renaissance Modern Pertengahan Akhir
YUNANI (3000SM-30sM)

ROMAWI ETRUSCAN (750SM-100sM) ROMAWI (300sM-365) KRISTEN MULA (318-800) BYZANTIUM (330-1453) ROMANIKA (abad XIV-XVI) GOTIK (abad XII-XVI)

PERTENGAHAN AKHIR (abad XII-XVI) RENAISANS (abad XIV-XIX) NEO-KLASIK / Post Renaisans (abad XVIII-XIX) AMERIKA/KOLONIAL (abad XVIII-XIX) NEO-KLASIK / EKLEKTIK (abad XVIII-XIX) MODERN MULA (akhir abad XIX-1910-an) FUNGSIONALISME KUBISME MODERN PERTENGAHAN (1920-1950-an) INTERNATIONAL-STYLE MODERN AKHIR: (1960-an) BRUTALISME POST MODERN/ KONTEMPORER (1970- kini)

Reims Kathedrale bergaya gothik

Masjid Ali di Isfahan, bergaya renaisanc

Arsitektur modern ekletik & neo-klasik ( bag.2 )


II. ARSITEKTUR MODERN EKLETIK DAN NEO-KLASIK Arsitektur Eklektikisme abad XIX Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosio-ekonomi mereka. Arsitektur modern perkembangnnya dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru. Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan ba-ngunan dalam arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya Klasikisme, masa awal Modernisme dan bukan pencampuran mau pun perkembangan pada masa sebelumnya. Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian lang-gam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan disesuaikan dengan tun-tutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa sebelumnya, seperti misalnya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-lainnya. Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unasur-unsur kla-sik dan dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh kadang-kadang disebut Neo-Klasik. Eklektikisme dan Neo-Klasikisme Contoh-contoh Bangunan dan Ciri bangunan Eklektik: British Museum London (1823-1846); Sir Robert Smirke

Pada bagian depan atau pinti masuk terdapat portico mendukung sebuah pedimen bergaya Romawi dengan kolom-kolom ionic octastyle, menerus berderet hingga sayap kanan dan kirinya. Albert Memorial (1863-1872); London; Sir George Gilbert Scott

Patung duduk Pangeran Albert sebagai bagian utama monumen; diatas sebuah ketinggian pedestal (landasan berbentuk segi empat terbuat dari granit dan marmer, penuh dengan relief); berada dibawah sebuah ciborium (cungkup dengan empat buah kolom bentuk Romawi). House of Parliament (1795-1860);London; Sir Charles Barry

House of Parliament Detail otentiknya memancarkan karakter kuno dari kebangkitan kembali Gothic pada masa itu. Penampilannya dapat memberikan kesan formal meskipun kompleks gedung ini tidak sepenuhnya simetris, dan adanya menara-menara menjulang ke atas pada bagian dalam kompleks yang letaknya beraturan. Pada bagian atas keempat sisi sebuah menara yang lainnya terdapat jam besar, diberi nama Big Ben, menjadi pertanda kota London. Roman Chatolic Cathedral British Museum London (1894-1903); J. F. Bentley

Memakai konsep arsitektur Byzantium, ditandai dengan sebuah menara menjulang tinggi di bagian depan kiri dengan atap kubah. Tiga buah kubah berderet dari depan ke belakang meng-atapi nave (ruang umat yang cukup luas). Sebuah kubah agak kecil dan ramping, menutup sanctuary (bag.gereja dimana terdapat altar). Dibelakangnya terdapat apse(ruang melengkung setengah-lingkaran di belakang altar) untuk paduan suara. Fitzwilliam Museum (1837-1847); Cambridge; George Basevi

Bercorak Korinthian, dengan kolom-kolom langsing berkepala penuh ukiran, menyangga pedimen penuh ukiran pula, diadaptasikan dalam bentuk portico raksasa jauh lebih besar dari aslinya. Pada ujung kiri-kanan terdapat penonjolan dengan kolom-kolom pada sudutnya mem-bentuk pandangan depan simetris, dalam hal ini ciri Barok lebih dominan. S. Georges Hall (1840-1854);Liverpool; Harvey Lonsdale Elmes

Bangunan Neo-Klasik dengan interior ruang konser berbentuk elips, dikelilingi oleh balkon disangga oleh deretan caryatid (kolom berbentuk patung manusia). Aspek klasik dalam hal ini adalah Yunani, Romawi dengan sumbu melintang membujur yang sangat kuat, sehingga membentuk bangunan simetris dan membuatnya berkesan megah. La Fontaine Saint Micahel Paris (1856-1860); Perancis; Gabriel Davioud

Monumen berbentuk air mancur, sebagai pengakhiran sebuah deretan apartemen. Hasil kolaborasi arsitek dan pematung, mengambil bentuk pelengkung dan tiang-tiang dari berbagai monumen di Itali. Patung dan hiasan lebih menonjol dari unsur arsitektural lainnya. Bagian utama monumen berupa patung terletak di bawah pelengkung, sebagai simbol kemenangan Santo Michael. Di atas terdapat pedimen berbentuk kombinasi antara segi empat dan pelengkung-pelengkung. Opera de Paris (1861-1874); Jean Louis Charles Garnier

Opera de Paris, karya Charles Garnier Banyak dipengaruhi oleh prinsip Beaux-Arts, khususnya dalam pengambilan unsure-unsur Renaisans dan Barok. Terlihat pada ornamen dan bentuk dekorasi yang bermodel klasik Barok hampir memenuhi semua bagian bangunan; juga pada denahnya yang simetris diperkuat oleh sumbu-sumbu apabila ditarik garis diantara ruang-ruangnya. Arc de Triomphe de LEtoile Paris (1806-1836); Jean Franqois Therese Chalgrin

Monumen yang pada dinding-dindingnya penuh dengan relief dan patung. Pada keempat kakinya terdapat tangga untuk naik kelantai yang berada di atas pelengkung, saat ini digunakan untuk museum. Menggambarkan kemenangan dan kejadian penting dalam masa pemerintahan Napoleon. Gereja Katolik Madelaine (1807-1842); Pierre Vignon

Merupakan contoh representatif dari arsitektur Eklektik. Mengambil gaya kuil antik Romawi berciri Korinthian, octastyle, dan peripteral sebagaimana terlihat pada kolom-kolom, kepala-tiang, dan pedimen penuh dengan hiasan dan patung. Mausoleum untuk Queen Louise(1810);Schloss Charlottenburg; Karl Friedrich Schinkel

Berlanggam arsitektur yang berbentuk kuil Yunani dari order Dorik, dalam hal ini terdapat pedimen (konstruksi segi tiga disangga oleh kolom-kol0m) ganda yang satu di atas lainnya. Schausspielhaus (1819-1821); Berlin; Karl Friedrich Schinkel

Pengaruh aspek Yunani terlihat pada ketegasan bentuk geometrik, segitiga, balok, segi-empat, dan pada denahnya. Portico atau bagian depan untuk pintu masuk bercorak YunaniIonikhexastyle (berkolom 6). Identik dengan mauseloum untuk Ratu Louise di atas pedimen dari portico terdapat sebuah lagi lebih besar, elemen paling dominan dari bangunan. Entablaturesemacam kolom melintang antara kolom dengan pedimen menerus sekeliling bagian atas dinding-dinding luar. Unsur Renaisans terdapat pada bag. Bawah dari sayap kiri dan kanan pada bangunan simetris ini, berupa konstruksi berkesan kokoh dengan garis-garis horizontal dan deretan jendela yang monoton. Jefferson Memorial (1934-1943); Amerika Serikat; John Russel Pope

Identik dengan Pantheon Roma dengan portico berkolom Dorik delapan buah menyangga sebuah pedimen. Portico ini menempel pada sebuah rotunda (ruangan berdenah lingkaran) dikelilingi oleh kolom Dorik. Ditengah rotunda terdapat patung Thomas Jefferson menghadap ke Tidal Basin.

Kemegahan memorial ini selain dibentuk oleh arsitekturnya sendiri, lokasinya yang luas terbuka juga oleh ketinggian letaknya dengan tangga selebar portico.

Arsitektur modern awal ( bag.3 )


III. ARSITEKTUR MODERN MULA Fungsionalisme dan Purisme dalam Arsitektur Modern Mula Dalam kurun waktu 1880-1890 terjadi semacam revolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Timbulnya sistem fabrikasi dimana sebagian besar unsur bangunan di buat di pabrik, penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tuang dan sebagainya, memungkinkan pembangunan hanya dalam waktu relatif singkat. Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian: arsitek dalam hal bentuk, ruang dan fungsi di satu pihak dan keahlian konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan di lain pihak. Dalam masa modernisasi awal teori-teori keindahan khususnya dalam arsitektur oleh Pugin, Ruskin, Moris, dan lain-lain berkembang secara lebih radikal menentang Classicissm, sebaliknya menekankan pada fungsionalisme dan purisme atau kemurnian. Pertentanganpertentangan dalam dunia arsitektur tersebut dapat dikatakan sebagai berikut : 1. arsitektur sebagai art vs arsitektur sebagai science 2. arsitektur sebagai form vs arsitektur sebagai space 3. arsitektur sebagai craft vs arsitektur sebagai assembly 4. arsitektur sebagai karya manual vs arsitektur sebagai karya machinal Ciri Umum dari gaya arsitektur yang melanda dunia pada akhir abad XIX dan awal abad XX ini adalah asimetris, kubis, atau semua sisi (depan samping dan belakang) dalam komposisi dan kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela, dinding, atap, dan lain-lain menyatu dalam komposisi bangunan. Selain itu hanya terdapat sedikit atau tanpa ornamen pada bangunan. Hal ini memper-lihatkan dengan jelas sebagai perlawanan arah dari arsitektur klasik dan juga sangat berbeda dengan ModernEklektik, di mana ornamen, elemen-elemen bangunan (pondasi, kolom, atap, jendela, dinding, dan lainlain) yang terlihat jelas sebagai unsur tersendiri satu dengan lain lepas, tidak dalam kesatuan. Pada masa ini muncul berbagai macam pergerakan yaitu antara lain: Art and Craft, Art Nouveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School,dan yang lainnya.. Ciri dan Bentuk Bangunan Arsitektur Modern Awal Post Savings Bank Office (1904-1906), Wina, Otto Wagner

Merupakan bangunan Free Renaissance (bebas dalam mengolah namun masih terli-hat cirinya). Bagian-bagian sudah mulai menya-tu dalam komposisi, misalnya antara dinding, pintu, dan jen-dela. Merupakan gedung pertama di Wina yang menggunakan aluminium dan beton bertulang. Hall utama beratap kaca dua lapis (yang atas sebagai atap berbentuk pelana dan di bawah-nya berfungsi sebagai plafond melengkung pada bagian ping-girnya). Sistem atap ini menggantung pada dindingdinding yang mengelilingi hall tersebut. La Majolikahaus (1898-1899), Wina, Otto Wagner

Majolikahaus, karya Otto Wagner Bangunan bersejarah yang menandai mulainya Arsitektur Modern Rasionalis dan Art Nouveau. Bagian depannya berupa bidang datar seperti dekor dengan deretan mono-ton vertikal horizontal jendela dan pintu pada bagian bawah. Kesan simetris diperkuat dengan adanya balkon di kanan-kiri. Adaptasi dan pemanfaatan hasil industri ter-lihat pada penggunaan baja rangka atap, balustrade pada lantai 2 & 3 juga bergaya Art Nouveau. Penggunaan keramik sebagai pelapis dinding dengan oranamen Art Nouveau, berupa penyerdehanaan bentuk floral. Berlatar belakang kekuning-kuningan hiasan tersebut terlihat kontras dan mencolok. Casa Batllo (1904-1906); Barcelona; Antonio Gaudi

Modernisasi Gothik terlihat pada menara-menara runcing. Tetapi, dalam langgam ArtNouveau ini, di bagian depan bangunan dibuat penonjolan-penonjolan balkon berbentuk plastis lengkung-lengkung seperti batu karang. Pintu-jendela kaca lantai dasar, dua, dan tiga mirip seperti gua dan kolom-kolom berbentuk silindris seperti batang pohon di hutan (ber-wujud suatu bentukan yang berkesan metaphoric). Konsep bangun-annya berwarna-warni hingga seperti lukisan. Casa Mila Apartment (1906-1910), Barcelona, Antonio Gaudi

Casa Mila, karya Antoni Gaudi Bentuknya seperti lahar meleleh dan mem-berikan kesan seperti formasi tebing karang terkikis oleh angin dan air. Art Nouveau diterapkan dalam balustrade, teralis, pintu, dan lainnya. Merupakn bentuk kreasi yang sama sekali baru, dikatakan istimewa dan juga aneh. Bentuk teralis besi, beton cetak berbentuk sangat plastis melengkung, silindris. Sagrada Familia (1883-1926); Barcelona; Antonio Gaudi

Sebuah Gereja dengan Modernisasi Arsitektur Gothik dalam bentuk lebih rumit, lebih besar dengan lebih 12 menara. Permukaan dinding tidak ada yang rata, semuanya dihias dengan patung, relief, atau bentuk Art Nouveau lainnya. Art Nouveau ala Gaudi, ornamen-ornamennya dibuat dengan di cor atau dicetak dengan beton. Pengembangan bentuk klasik dalam konsep kejujuran, kemurnian terlihat pada bangunan-bangunannya yang tidak diperhalus lebih lanjut baik dinding dari bata, batu mau pun sistem beton exposed setelah cetakannya dibuka. Sistem konstruksi (kolom, lengkungan, bidang parabolic/hiperbolik, bentangan lebar,dll) menuntu adanya ketepatan dan perhitungan teknik struktur yang kompleks dan rumit, bagian dari teknologi modern.

Auditorium Building (1887-1890), Chicago, Louis Henry Sullivan

Gedung ini merupakan Landmark kota Chicago, menyatukan kegiatan komersial dan kesenian dalam satu atap. Memadukan konfigurasi persegi-empat (rectangular) segi empat yg banyak dipa-kai pada masa itu, dengan pelengkung Ro-manesque dan Queen Anne, menara kecil berpuncak runcing, atap Chateausqe dan dormers. Dinding luar dan lantai bawah terlihat sebagai susunan batu berkesan kokoh, dengan deretan jendela seperti pada bangunan bergaya Renaissance. Pintu masuk menuju hall utama dan theatre terdiri dari tiga pintu besar berpelengkung di atasnya. Diatasnya terdapat kolomkolom silindris bergaya Dorik dari lantai 2-5 menyangga pelengkung-pelengkung Romanesque. Hotel Tassel (1892-1893), Brussel, Victor Horta

Menyatunya elemen konstruksi dengan dekorasi terlihat pada tiang, balustrade (terbuat dari tembaga). Ornamen dilukis pada dinding dengan corak Art Nouveau. Atap di atas menggunakan kaca, dihias dengan warna kekuning-kuningan serasi dengan warna sekitarnya. Perabot, interior rumah ini bentuk dan karakternya menyatu seirama mengikuti bagian-bagian lainnya. Balok dan kusen pintu-jendela semuanya bergaya Art Nouveau selaras menyatu dengan elemen-elemen konstruksi. Amsterdam Exchange (1896-1903), Belanda, Hendrik Petrus Berlage

Permukaan dindingnya rata tanpa penon-jolan elemen bangunan maupun hiasan. Pada permukaan dinding rata tersebut terdapat lubang-lubang pintu, jendela, ventilasi ter-susun dalam irama tidak monoton dan tidak simetris. Menara yg lebih tinggi dari atap bangunan pada sudutnya, menjadikan pandangan depan dan samping menjadi tidak simetris. Masuk utama melalui tiga buah pintu bagian atasnya melengkung seperti pada bangunan Roma-nika.Di atas pintu masuk terdapat deretan jendela kaca tersusun horizontal vertikal membentuk suatu bidang bermotif kotak-kotak. Ruang utama-nya beratap setengah lingkaran berkerangka baja beratap kaca. Di bagian dalam kons-truksi dinding sama dengan di luar, yaitu menggunakan bata merah tidak diplester. Konsep baru menandai modernisasi dalam arsitektur ditemui dalam sistem rangka atap, kesederhanaan bentuk dan kreatifitasnya. Susunan kuda-kuda baja selain berfungsi sebagai struk-tur, bagian-bagiannya termasuk kabel-kabel penahan gaya tarik menjadi unsur dekoratif ruang yang selaras dengan bagian bangunan lainnya.

Latar Belakang Munculnya Gerakan Metabolisme dalam Arsitektur Modern


Pada awal mulanya arsitektur banyak yang mengangap sebagai tempat bernaung. Hal itu tidak sepenuhnya dapat disalahkan karena anggapan tersebut berdasarkan dari persepsi masing-masing orang yang mendeskripsikan bahwa arsitektur hanya berupa bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai rumah tinggal. Namun hal itu hanya bersifat umum, karena lingkup kajian arsitektur sangat luas dan kompleks. Arsitektur dapat diartikan sebagai wadah/tempat yang dapat menampung segala aktivitas yang dilakukan manusia, melindungi manusia dari gangguan yang berasal faktor luar maupun dari faktor dalam, simbol yang dapat menunjukkan identitas sosial dan status, dan sebagainya. Arsitektur merupakan lintas disiplin ilmu yang bergabung dalam satu kesatuan meliputi: ilmu teknik, seni, soial, ekonomi dan budaya. Hal inilah yang menyebabkan arsitektur menjadi kompleks karena saling berhubungan antar disiplin ilmu ke disiplin ilmu yang lain. Sehingga dalam mengkaji ilmu arsitektur dapat di lihat dari berbagai sudut pandang dan kajian yang dihasilkan sangat beragam. Kajian yang beragam tersebut melahirkan berbagai macam konsep dalam perancangan arsitektur, hal inilah yang menjadi sangat penting dalam arsitektur karena suatu konsep terbentuk bukan dalam waktu yang singkat akan tetapi membutuhkan waktu yang panjang dalam menghasilkan sebuah konsep. Konsep dalam perancangan arsitektur sangat penting karena merupakan awal dari perancangan arsitektur yang nantinya akan dkembangkan serta diperluas sesuai dengan apa yang diinginkan. Biasanya konsep-konsep dalam arsitektur adalah cara yang digunakan perancang untuk menjawab persoalan yang terjadi pada saat perancangan yang diberikan dalam program. Konsep tersebut merupakan alat untuk mengubah pernyataan masalah non fisik menjadi produk bangunan fisik.

Konsep merupakan gagasan yang berifat umum atau garis besar dari sebuah perancangan arsitektur yang nantinya bisa dikembangkan sesuai dengan desain yang akan di buat. Konsep dapat memberikan berbagai macam gagasan yang timbul untuk mengatasi permasalahahn yang dihadapi dalam perancangan. Sehingga langkah-langkah yang dihasilkan tidak hanya terpaku pada satu

alternatif namun dapat memberikan berbagai macam alternatif, sehingga perancangan yang dihasilkan dapat dimabil yang terbaik dari alternatif yang telah ditentukan.

Konsep dalam peracangan arsitektur dapat dihasilkan melalui hasil penelitian yang dilakukan seseorang ataupun mempelajari konsep yang telah ada sebelumnya dengan mengubah atau berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Konsep perancangan yang dipelajari dari konsep yang telah berhasil diterapkan oleh seseorang arsitek disebut preseden. Cara ini dapat digunakan dalam perancangan arsitektur, hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan konsep yang telah dibuat oleh seorang arsitek secara keseluruhan atau hanya mengambil ide-ide dasar dan mengembangkan sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Banyaknya aliran-aliran dalam perancangan arsitektur menghasilkan konsep-konsep yang berbedabeda sesuai dengan paham yang di anut oleh seorang arsitek. Paham itu di antaranya: arsitektur modern, post modern, regionalis, dekonstruksi, dan lain-lain. Setiap aliran mempunyai konsep masing-masng. Untuk hal ini khusus mengkaji tentang arsitektur modern yang terbagi pada tradisi logical berupa aliran metabolisme. Pengertian arsitektur modern menurut Budi. A . Sukada adalah suatu pemikiran tertentu yang dipraktekkan oleh para arsitek sehingga menghasilkan suatu karya arsitektur yang lain dari yang lain.

Alasan yang diambil untuk mengkaji lebih dalam tentang aliran metabolism karena kaum Metabolis Jepang sebagai tempat asalnya di tempatkan pada posisinya. Penempatannya pada posisi ini teruta disebabkan karena kelompok ini banyak mengambil dan menyempurnakan secara sistematik gagasan-gagasan maupun gambaran dari sumber-sumber lain; sehingga mereka seringkali lebih superior dar pada sumber-sumber aslinya. Selain itu aliran metabolisme dalam perancangannya menghasilkan bangunan yang sungguh-sungguh menunjukkan suatu usaha di dalam perancangan yang tarasionalisasi dan efisiensi di bidang logistik, yang menyangkut pengadaan dan distribusi serta pemeliharaan dan penggantian. Efisiensi dalam bdang logistik ini tampak dengan jelas di dalam proses pengerjaannya; ke dalam tapak dan dari dalam tapak.

Umumnya bangunan yang beraliran Metabolisme memiliki bentuk layaknya makhluk hidup. Jadi inspirasi dalam idea tau gagasan yang dikeluarkan berasal dari lingkungan sekitar. Arsitek yang menganut paham ini di antaranya adalah Kisho Kurokawa. Bangunan yang telah dirancangan olehKisho Kurokawa adalah Takara Beautilion. Pada dasarnya, struktur bangunan rancangan Kurokawa ini terdiri atas suatu unit tunggal yang disusun secara berulang hingga 200 kali pengulangan. Unit-unit tunggal tersebut terbuat dari tabung-tabung baja yang dibengkokkan dengan radius yang sama.

Meskipun Kurokawa sudah menggapai kesuksesan luar biasa sebagai seorang arsitek, tetapi karyanya melambangkan mekjizat ekonomi orang Jepang. Sejak tahun 1971, pada usia 36 tahun, Kurokawa telah merancang sejumlah besar bangunan, termasuk tiga pavilion pada expo 70an dan dua buah kota baru. Keberhasilan ini dan digabungkan dengan penemuan-penemuan dalam bidang teknologi Jepang, tentu saja melahirkan political yang menekankan perhatian terhadap kegunaan dan system manjemen serta teknologi.

You might also like