You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN III ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM

OLEH
NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : : : : EKA SAPUTRA F1C1 07 040 II (DUA) HAJRUL MALAKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. L ! " B#$ % &'

Alkaloid adalah salah satu senyawa organik bahan alam yang banyak jumlahnya dengan variasi struktur yang banyak pula. Walaupun demikian, senyawa-senyawa alkaloid diklasifikasikan berdasarkan pada: (1 !enis "in"in heterosiklik nitrogen yaitu pirolidin, piperidin, isokuinolin, kuinolin dan indol. (# !enis tumbuhan dari mana alkaloid ditemukan, misalnya alkaloid tembakau, alkaloid amaryllida"eae, alkaloid eryhtrina, dan sebagainya. ($ Asal usul

biogeneti", yakni dari asam-asam amino alifatik dan asam-asam amino aromati". %ara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloid yang diklasifikasikan berdasarkan jenis "in"in heterosiklik, dengan kata lain "ara ini merupakan perluasan dari klasifikasi yang didasarkan pada jenis "in"in heterosiklik, dan sekaligus mengaitkannya dengan konsep biogenesa. &alah satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. 'etode pemurnian dan pen"irian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan "ara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. (asa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan

sebagainya. )adas untuk ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak tahan panas. *elarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti kloroform, aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari. (eberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan "ara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. +arutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air. ,kstraksi suatu bahan pada prinsipnya dipengaruhi oleh suhu. 'akin tinggi suhu yang digunakan, makin tinggi ekstrak yang diperoleh. -amun demikian, bahan hasil ekstraksi dengan berbagai tingkat suhu belum tentu memberikan pengaruh yang berbeda terhadap sifat antibakterinya .leh sebab itu, ekstraksi bahan pada suhu yang berbeda perlu dilakukan. ,kstraksi dengan &o/hlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada "ara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. 'akin bersifat polar pelarut menghasilkan bahan terekstrak tidak berbeda untuk kedua ma"am "ara ekstraksi. 0ntuk mengetahui lebih jauh pengaruh suhu pada proses ekstraksi menggunakan "ampuran pelarut etanol dan air.

B. R()(* & M * $ + )umusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : (agaimanakah proses ekstraksi padat "air itu 1 &enyawa apa saja yang terkandung dalam sampel lada hitam 1

C.

T(,( & P#"-./

&

Adapun tujuan per"obaan ini adalah untuk mengisolasi piperin dalam tanaman lada hitam dengan tehnik so/hlet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

,kstraksi padat "air, yang sering disebut lea"hing adalah proses pemisahan yang dapat melarut (solute dari suatu "ampurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (inert dengan menggunakan pelarut "air. .perasi ini eing dijumpai sering ditemui di dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji mas, tembaga dari biji-biji logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu. 2ingga kini, teori tentang lea"hing masih sangat kurang, misalnya mengenai laju operasinya sendiri belum banyak diketahui orang, sehingga untuk meran"ang peralatannya sering hanya didasarkan pada hasil per"obaannya saja (www.a".itb.id . ,kstraksi suatu bahan pada prinsipnya dipengaruhi oleh suhu. 'akin tinggi suhu yang digunakan, makin tinggi ekstrak yang diperoleh. -amun demikian, bahan hasil ekstraksi dengan berbagai tingkat suhu belum tentu memberikan pengaruh yang berbeda terhadap sifat antibakterinya .leh sebab itu, ekstraksi bahan pada suhu yang berbeda perlu dilakukan. ,kstraksi dengan &o/hlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada "ara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. 'akin bersifat polar pelarut menghasilkan bahan terekstrak tidak berbeda untuk kedua

ma"am "ara ekstraksi. 0ntuk mengetahui lebih jauh pengaruh suhu pada proses ekstraksi menggunakan "ampuran pelarut etanol dan air ()indit, at al., #334 . Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian komponen tumbuhan lain berdasarkan sifat basahnya (kation . .leh karena itu, senyawa biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik dan sering ditangani dilaboratorium sebagai garam dengan asam klorida dan asam sulfat. 5aram ini, dan sering alkoloid bebas, berupa senyawa padat bebrbentuk kristal tan warna. (eberapa alkaloid berupa "airan, dan alkaloid yang berwarna pun langka (berberina dan serpentina berwarna kuning . Alkaloid sering kali aktif optik, dan biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meski pun dalam beberapa kasus dikenal "ampuran rasemat6 dan pada kasus lain tumbuhan mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya ()obinson, 1778 . &alah satu sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. 'etode pemurnian dan pen"irian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan "ara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. (asa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. )adas untuk ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak tahan panas. *elarut atau pereaksi yang telah sering

dipakai seperti kloroform, aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari. (eberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan "ara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. +arutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air (0nderwood, 1791 . *iperin (1-piperilpiperidin merupakan alkaloid dengan inti piperidin. *iperin berbentuk kristal berwarna kuning dengan titik leleh 1#4-1#7,8 :% merupakan basa yang tidak optis aktif, dapat larut dalam alkohol, ben;ena, eter dan sedikit larut dalam air. *iperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan baik dari lada hitam maupun lada putih. <andungan piperin biasanya berkisar antara 8-7# =. *iperin dapat mengalami foto-isomerisasi oleh sinar membentuk isomer i"hosavisin (trans-"is , "is-trans, "is-"is dan trans-trans. *iperin merupakan amida. )eaksi hidrolisis amida dilakukan baik dalam suasana asam maupun suasana basa. >alam kedua kondisi ini, asam dan basa berfungsi sebagai pereaksi dan bukan sebagai katalis. >alam suasana asam terjadi penyerapan terhadap amida, sedangkan dalam suasana basa terjadi penyerangan ion hidroksil terhadap atom karbon karbonil amida. 2idrolisis piperin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan 13 = <.2-etanol menjadi asam piperat (Anwar, 177? . fenomena penting dalam proses ekstraksi. &alah satu faktor yang mempengaruhi ke"epatan perpindahan massa adalah koefisien perpindahan

massa. 2arga koefisien perpindahan massa pada ekstraksi "air-"air dalam tangki berpengaduk dipengaruhi oleh variabel sifat fisis "airan, difusivitas ;at terlarut dalam "airan, bentuk dan ukuran alat, ke"epatan putar pengaduk, fraksi volum fasa "air terdispersi (@ dan per"epatan gravitasi bumi. <oefisien perpindahan massa fasa dispersi untuk ekstraksi dapat dikorelasikan dalam bentuk empirik dengan melibatkan bilangan tak berdimensi. &alah satu "ontoh korelasi ini adalah ekstraksi dalam tangki berpengaduk (Wahyuningsih, et al., #339 .

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. 0 %!( 1 & T#)2 ! *raktikum isolasi piperin dari lada hitam dilaksanakan pada hari &enin, Aanggal 17 'aret #31# *ukul 13.33-1#.33 WBAA dan bertempat di laboratorium <imia 0niversitas 2aluoleo, <endari.

B. A$ ! 1 & B + & 1. A$ ! Adapun alat yang digunakan pada per"obaan ini adalah alat so/let, labu alas bulat, elektromantel, statif dan klem, erlenmeter, dan kertas saring. 2. B + & (ahan yang digunakan adalah etanol, 13= <.2-etanol, serbuk lada hitam (C?,7 gr , batu didih, fasellin, dan aDuades.

C. PROSEDUR KERJA

+ada 2itam dibersihkan dari kotoran dihaluskan ditimbang sebanyak ?C,7 g

?C,7 g serbuk +ada 2itam dibungkus dengan kertas saring dimasukkan dalam so/hlet diekstraksi sebanyak 4 kali dengan pelarut alkohol 7C =

,kstrak

,kstrak - dievaporasi untuk memisahkan ekstrak piperin dari pelarut - ditambahkan 13 m+ larutan 13 = <.2 E ,tanol - disaring

Filtrat - dituang ke dalam gelas kimia

)esidu

- >itutup dengan aluminium foil yang telah dilubangi - >idiamkan selama beberapa malam hingga terbentuk kristal kuning

Aerbentuk kristal kuning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. H *3$ P#&' ) ! & 1. 5ambar )angkaian Alat

#.

*erhitungan (erat sampel (erat kristal ,fisiensi <adar kristal G G


g ?C,7 g

G ?C,7 gram G gram

/ 133=

$.

)eaksi

. N CH2 . <.2 %2$%2#.2

*B*,)B-

H %2$%..2
N

%2

2%

CH

. CH2

2
2% .

*B*,)B>B-

A&A' *B*,)AA

B. P#)/ + * & +ada atau meri"a (Piper nigrum +. adalah tumbuhan penghasil rempahrempah yang berasal dari bijinya. +ada sangat penting dalam komponen masakan dunia. *ada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga memi"u penjelajah ,ropa berkelana untuk memonopoli lada dan mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika. Alkaloid adalah segolongan senyawa organik yang memiliki atom nitrogen basa. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang penting bagi kehidupan manusia karena di dalamnya ter"akup berbagai ma"am senyawa berkhasiat pengobatan, penyegar, maupun ra"un yang dapat dimanfaatkan manusia. Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur , tumbuhan, dan hewan. ,kstraksi se"ara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-basa. )asa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid. Bstilah IalkaloidI (berarti Imirip alkaliI, karena dianggap bersifat basa pertama kali dipakai oleh %arl Friedri"h Wilhelm 'eissner (1917 , seorang apoteker dari 2alle (!erman untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina . 2ingga sekarang dikenal sekitar 13.333 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.

,kstraksi adalah penyarian ;at-;at aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Aujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. ,kstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen ;at padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. *roses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung ;at aktif, ;at aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi "airan ;at aktif di dalam dan di luar sel. *enyarian ;at aktif yang dilakukan dengan "ara merendam serbuk simplisia dalam "airan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari "ahaya, "airan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Bsi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. +arutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh "airan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi . *eristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. &elama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian "airan penyari setiap hari. ,ndapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

*enarikan komponen kimia yang dilakukan dengan "ara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, "airan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul "airan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari ;at aktif di dalam simplisia dan jika "airan penyari telah men"apai permukaan sifon, seluruh "airan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. ,kstraksi sempurna ditandai bila "airan di sifon tidak berwarna. ,kstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan. *iperin terkandung dalam biji lada. -amun, kandungan piperin terbanyak diperoleh dari biji lada hitam piperin sebagai alkaloid dalam lada diproduksi tanaman ini untuk melindungi buahnya dari serangan hama ataupun serangga dengan rasa pedas dan menyengat yang dimilikinya. *iperin berwujud padatan kristal jarum berwarna kuning , titik lelehnya 1#4-1#7,8 o%, larut dalam pelarut organik dan sedikit larut dalam air serta merupakan basa yang tidak optis aktif. *iperin tidak optis aktif karena dalam strukturnya, tidak terdapat atom % kiral, yaitu atom % yang mengikat ? atom % lainnya dengan gugus yang berbeda. Atom % kiral menyebabkan struktur piperin tidak simetris sehingga tidak men"iptakan efek pemantulan bagi "ahaya polarisasi. Bsolasi piperin dilakukan terhadap lada hitam dan bukan terhadap lada putih. 2al ini disebabkan karena kandungan piperin pada lada hitam lebih banyak dibandingkan pada lada putih. +ada hitam diperoleh dari pengeringan buah lada

yang belum terlalu matang. Aanaman lada memproduksi se"ara besar-besaran pada waktu buah dibentuk. <arena itu, buah lada yang belum matang memiliki kandungan piperin yang banyak daripada buah lada yang tela masak. *iperin diproduksi lebih banyak ketika buah belum matang dengan tujuan men"egah pembusukan buah oleh hama selagi buah masih muda. Bsolasi piperin dari lada hitam dilakukan dengan "ara ektrasi padat-"air yaitu dengan teknik so/hletasi. *ada per"obaan kali ini kita menggunakan pelarut etanol dengan harapan tidak ada ;at pengotor yang mempengaruhi jalannya proses ekstraksi. 'ekanisme ekstraksinya ialah pelarut dipananskan dan akan menjadi uap. 0ap pelarut tersebut naik dan mengalir ke bagian atas alat so/hlet. .leh kondensor, uap pelarut dikondensasi menjadi embun pelarut. ,mbun ("airan pelarut akan jatuh keruang so/hlet yang berisi sampel lada hitam. %airan pelarut yang jatuh perlahan-lahan akan terdifusi kedalam sampel mengekstrak piperin yang terkandung dalam lada hitam. ,kstrak piperin dalam pelarut kemudian mengalir menuju sifon. !ika "airan pada sifon telah penuh, "airan (ekstrak piperin dalam pelarut akan jatuh melalui pipa kapiler pada sifon. &etiap kali "airan ini jatuh menuju labu pelarut maka ekstraksi telah berjalan satu sirkulasi. &emakin lama sirkulasi maka diharapkan semakin banyak pula piperin dalam lada hitam yang terekstrak.

BAB V KESIMPULAN

(erdasarkan tujuan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa piperin dalam lada hitam dapat diisolasi dengan teknik so/hlet menggunakan prinsip ekstraksi padat-"air. &o/hletasi merupakan penyarian simplisia se"ara

berkesinambungan, "airan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap "airan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.

DAFTAR PUSTAKA Anwar, %., dkk, 177?. Pengantar Praktikum Kimia Organik. 0niversitas 5adjah 'ada. Jogyakarta. 0nderwood, A.+, >ay, ).A., 1791. Analisis Kimia Kuantitatif. !akarta. ,rlangga. )indit, et al., #334. K<andungan Fenol dan &ifat Antibakteri dari berbagai !enis ,kstrak *roduk 5ambir (Uncaria gambir )o/b L. Jurnal Ekstrak Uncaria gambir Roxb. V.$ 19($ , 1?1 E 1?C Wahyuningsih, et al., #339. K'odel *erpindahan 'assa &istem %air-%air dalam Aangki (erpengaduk dengan *endekatan Aeori +apisan FilmL. Jurnal extraction. www.a".itb.id (diakses tanggal 18 'aret #337 .

You might also like