You are on page 1of 22

VERMICOMPOSTING SKALA DOMESTIK UNTUK PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

Dewil Foenda Apriliani 07711163

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN

Perhatian mengenai lingkungan dan masalah pembuangan limbah padat merupakan masalah yang terus meningkat dan membutuhkan perhatian secara global. Abdoli 1993; Yousefi et al. 2004 : Di Iran masalah lingkungan yang serius dan masalah ekonomi -- timbul dari kurangnya teknologi dan fasilitas yang memadai, urbanisasi, pembuangan limbah padat yang tidak tepat, dan pembuangan di sekitar kota

Yousefi et al. 2008 -- Penelitian mengenai manajemen limbah dengan memproduksi pupuk kompos dari limbah organik dapat menurunkan masalah lingkungan lebih efektif dari segi biaya dan sistem. Di Eropa sejak 1975 ada 200 pabrik berskala besar telah melakukan percobaan dan penelitian . Pertama di Isfahan pada 1969 dan di Tehran pada 1972, Pabrik serupa dibangun di Kermanshah, Mashdad, Tabriz, Rasht, dan Babol

Asgharnia 2003; Abrahimi et al. 2009 : Metode dalam memproduksi kompos menggunakan cacing tanah family Lumbricidae, dan spesies Eisenia fetida digunakan untuk membuat kompos ( kompos dari cacing disebut vermicomposting ) Terdapat dua tipe vermicomposting: model skala kecil dan skala besar (Zazouli et al. 2010).

1.

2.

3.

4.

Asgharnia 2003; Zazouli et al. 2010 : Charles Darwin menunjukkan bagaimna cacing tanah menghasilkan penyubur tanah: Mengestimasikan bahwa 10 hingga 18 ton tanah kering melewati usus cacing tanah setiap tahun pada suatu lahan pertanian. Beberapa nutrisi esensial seperti potassium dan fosfor dihasilkan dari mekanisme tersebut dibawa ke lapisan permukaan tanah. Nitrogen dan beberapa produknya dapat memasuki lapisan dibawah tanah tersebut. Cacing tanah juga membawa jamur ke permukaan dan mencernanya, menarik daun kebawah, dan bahan organik lain ke liangnya dibawah tanah dekat dengan akar tanaman

Beberapa studi dilaporkan dari beberapa negara seperti di Iran dengan merubah limbah gergaji, kotoran hewan, limbah industry dan pertanian menggunakan cacing tanah untuk dijadikan vermicomposting dengan metode skala kecil.

Beberapa laporan berikut ini berkontribusi pada penelitian di bidang kompos: Khalfi et al pada 2004 meneliti dari limbah sugar beet, Parvaresh et al (2004) dan Gupta dan Garg (2008) dari sampah perkotaan, Tahir dan Hamid (2012) dari berbagai jenis limbah kelapa, Hemalatha (2012) dari pencampuran sampah kota dan limbah lumpur, Alidadi dkk. (2006), Kaviraj dan Sharma (2003) dari kotoran hewan . Yousefi et al (2008) dari limbah domestik. Hernandez dkk. (1999) menggunakan kotoran sapi sebagai substrat cacing tanah (E. fetida) untuk vermicomposting, dan Dominguez dkk (2000) menggunakan lumpur untuk bahan tambahan vermicomposting.

Cacing tanah dapat dengan cepat mendekomposisi dan menstabilkan kotoran hewan, selain itu cacing tanah meningkatkan unsurhara yang ada di dalam tanah sehingga menyebabkan tanah menjadi lebih baik untuk pertumbuhan tanaman (Atiyeh et al. 2000a,2000b) Studi ini dilakukan untuk tujuan merestruktur sistem dari pengolahan manajemen limbah padat dengan mengivestigasi vermicomposting skala kecil pada lokasi produksi limbah.

METODE
Sebuah plastik silinder, diameter 45 cm dan volume 30 L disiapkan. Beberapa lubang kecil (diameter 1 cm) dibuat di sisi wadah tabung untuk lubang angin dan mencegah penumpukan air. Sebuah lapisan pasir setebal 5 cm diberikan pada wadah dan kemudian ditumpuk dengan 15 kg bahan untuk kompos yang telah dicacah untuk mereduksi ukuran dan volume. Harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan pada pembuatan vermicomposting, material yang tidak cocok pada cacing tanah dipisahkan dan dihilangkan.

Setelah itu 50 cacing tanah dewasa di inokulasi ke set eksperimen, dan diberi sedikit air untuk menjaga kelembaban. Kemudian ditutupi lagi dengan 2,5 cm tanah kebun. Permukaan diberi tutup. Limbah organik diganti secara periodik untuk penganginan yang lebih baik dan mencampur isinya. kompos dilakukan untuk 30 dan 90 hari.

Sampel dikumpulkan setelah 30 dan 90 hari dan dikeringkan pada suhu 75 C selama 24 jam (1 kg/volume), akhirnya dibuat serbuk. Untuk observasi dan mengukur parameter perubahan akibat aktifitas cacing, sampel diambil dari tanah sebagai permulaan eksperimen.

Semua parameter dan bahan organik dibakar pada suhu 550C selama 1 jam. Kadar abu diukur dengan persamaan 1,8 C (total karbon) = 100 abu%, Total karbon dievaluasi dengan membakar sisa bahan kering pada 750C selama 2 jam, Total nitrogen dideterminasikan dengan metode Macro-Kjedalhi, pH dengan modifikasi arhat dan buryn, Konduksi listrik dengan slurry 1:5,

fosfor dengan pembakaran dried remains dan dikombinasi dengan ektraksi asam hidroklorik, dan Total fosfor dideterminasikan dengan metode kolorimetrik (dengan asam askorbat), Kelembaban diukur dengan mengeringkan pada 105C selama 24 jam berdasarkan metode standar. Pengukuran diulang masing-masing lima kali untuk setiap parameter.

HASIL

Tabel 1 menunjukkan overview dari parameter yang diukur pada limbah padat dari 30 dan 90 hari vermicomposting

HASIL

Perbandingan kualitas dari vermicomposting (90 hari) dengan standar WHO untuk evaluasi kualitas kompos dan dengan standar vermicomposting ISIRI grade 1 dan 2 menghasilkan kompos dengan kualitas baik (grade 1) dengan IK 95%. Meski mengacu pada WHO hasil pH tetap masih baik, tetapi tidak demikian berdasarkan ISIRI. Total kandungan nitrogen kompos itu sesuai dengan kompos kelas dua sesuai dengan standar, Kadar air, tidak konsisten dengan standar kompos kelas pertama dan kedua.

Kaviraj dan Sharma (2003) : bahwa spesies cacing tanah (Lampito mauritii) yang mampu mengkonversi sampah organik untuk pupuk, merupakan kompos dapat digunakan untuk memodifikasi struktur tanah. Singh et al. (2011): Bahwa Vermicomposting yang dihasilkan dari sampah kota adalah pilihan yang signifikan untuk pengelolaan limbah padat sebelum penggunaan lahan. Selain itu vermicomposting kaya nutrisi untuk tanaman dan bebas dari patogen, sehingga cocok untuk aplikasi di bidang pertanian.

Parvaresh et al. (2004) : Kualitas vermicomposting dalam penelitian ini adalah efisien dan kepatuhan dengan standar yang diakui untuk memperbaiki tanah dan kesuburan tanah. Telah dilaporkan bahwa masing-masing jumlah materi nitrogen, fosfor, pH, dan rasio C / N dari produksi vermicomposting dari kota berupa limbah lumpur adalah 36,4%, 1,04%, 0,112%, 7,5, 22,6, Perbandingan hasil menunjukkan bahwa vermicomposting dihasilkan oleh limbah rumah tangga organik mengandung tingkat nutrisi yang tinggi dan kualitas yang lebih baik daripada yang dihasilkan vermicomposting oleh limbah lumpur dari kota dalam hal meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang pertumbuhan tanaman

The American Environmental Protection Agency menyatakan bahwa opsi pengelolaan limbah padat didasarkan pada prioritas: prioritas pertama adalah untuk mengurangi sampah di sumber dan menggunakannya kembali, dan prioritas kedua adalah untuk menerapkan praktik daur ulang dan pengomposan Kementerian Dalam Negeri Iran pada tahun 2005, limbah padat domestik merupakan bahan kompos (62% sampai 64%), dan sebagian kecil dari itu adalah bahan non-kompos seperti plast.ik, kaca, dan logam (36 % sampai 37%)

kompos bahan degradable di rumah tangga menyajikan solusi yang baik untuk melaksanakan prioritas pertama dan kedua, dan akan menghilangkan masalah pengelolaan sampah kota. Jika pemilik rumah melatih untuk menggunakan praktek ini dan dilakukan dengan benar oleh organisasi itu bisa menjadi langkah yang sangat efektif untuk melindungi lingkungan.

praktek ini juga berfungsi untuk melestarikan lingkungan dan menghilangkan biaya lain yang dikeluarkan oleh sistem pengelolaan limbah pemilik rumah dapat menghasilkan kompos dengan cara yang hemat biaya dari bahan limbah unvaluable, dengan nilai lebih ekonomis daripada pupuk kimia atau kompos aerobik untuk tujuan pertanian.

KESIMPULAN

Untuk perencanaan menajemen yang efisien dari lingkungan dan ekonomi untuk mengimplementasikan prioritas dari sampah padat perkotaan terutama untuk mereduksi sampah rumah tangga pada lokasi produksi limbah, vermicomposting merupakan solusi manajemen yang pantas dari pengolahan limbah padat oleh pemilik rumah

TERIMA KASIH

You might also like