You are on page 1of 18

1 LI LBM4 ARDANTI PUTRI STEP 7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT salah satu upaya fasilitas yg bersifat tidak memerintah guna meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku dan kemampuan masyarakat menemukan,merencanakan, dan memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi yg mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masy serta LSM yg ada dan hidup di masy. DINKES Makassar modul kesehatan 2007 segala upaya fasilitasi yang bersifat pendekatan persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan, dan memecahkan masalah mengunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Kul Siti Thomas, SKM apakah tujuan dari pemberdayaan masyarakat? Tujuan Tujuan umum : Meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dlm bidang kes shg masy dpt memberi andil dlm meningkatkan derajat kesehatannya Tujuan Khusus : Meningkatnya pengetahuan masy dlm bidang kes Meningkatnya kemampuan masy dlm pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri Meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masy Terwujudnya pelembagaan upaya kes masy dilapangan DINKES Makassar modul kesehatan 2007 apa saja sasaran pemberdayaan masyarakat? Sasaran * Kerja sama lintas sektor * Kemandirian masyarakat dan kemitraan * Perilaku hidup sehat * Lingkungan sehat * Upaya kesehatan * Manajemen pembangunan kesehatan * Derajat kesehatan DINKES Makassar modul kesehatan 2007 Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai dengan sosial budaya setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan kebutuhan kesehatan khusus. (Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat)

2 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Perorangan (tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, dan sebagainya), kelompok (organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kelompok masyarakat) dan masyarakat luas, serta pemerintah yang akan berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat (subjek pembangunan kesehatan). (SKN, DEPKES RI JAKARTA, 2009) macam program pemberdayaan masyarakat? Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Pondok Bersalin Desa (Polindes) Pos Obat Desa (POD) Dana sehat Lembaga Swadaya Mayrakat (LSM) Upaya Kesehatan tradisional Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Dasar Swasta Kemitraan LSM dan Dunia Usaha Kader Kesehatan Bentuk UKBM Lain : Satuan Karya Bhakti Husada (SBH), UKGMD, dll. (Sistem Kesehatan, Adisasmito W) fungsi pemberdayaan masyarakat? Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; Perencanaan Strategis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat; Perumusan kebijakan teknis Bidang Pemberdayaan Masyarakat; Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pemberdayaan Masyarakat; Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang Pemberdayaan Masyarakat; Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat; Pembinaan Penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat; Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat; Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. tujuan UKBM? Tujuan umum Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dlm bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya

3 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Tujuan khusus Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan & peningkatan derajat kesehatannya sendiri Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional dalam menata kehidupan masyarakat. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi. (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D) prinsip? Menumbuh-kembangkan kemampuan masyarakat Menumbuhkan dan atau mengembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan Mengembangkan semangat gotong royong dalam pembangunan kesehatan Bekerja bersama masyarakat Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan yang ada di masyarakat Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat Berbasis Masyarakat Pembangunan kesehatan berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan masyarakat, sesuai dengan keragaman sosial budaya, kebutuhan, permasalahan, serta potensi masyarakat (modal sosial). Edukatif Pemberdayaan masyarakat dilakukan atas dasar untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuannya, serta menjadi penggerak dalam pembangunan kesehatan. Kesempatan Mengemukakan Pendapat dan Memilih Pelayanan Kesehatan Masyarakat mempunyai kesempatan untuk menerima pembaharuan tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan bertanggungjawab, serta kemudahan akses informasi, mengemukakan pendapat dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. Kemitraan Semua pelaku pembangunan kesehatan baik sebagai penyelenggara maupun sebagai pengguna jasa kesehatan, dengan masyarakat yang dilayani, kebersamaan, kesetaraan dan saling memperoleh manfaat.

4 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Kemandirian Kemampuan masyarakat untuk mengoptimalkan dan menggerakkan segala sumberdaya setempat serta tidak bergantung kepada pihak lain. Kemandirian bermakna sebagai upaya kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Gotong-royong Tumbuhnya rasa kepedulian, tenggang rasa, solidaritas, empati, dan kepekaan masyarakat dalam menghadapi potensi dan masalah kesehatan, yang akhirnya bermuara dalam semangat gotong-royong sesuai dengan nilai luhur bangsa. (SKN, DEPKES RI JAKARTA, 2009) manfaat? Unsur pemberdayaan masyarakat Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur pokok, yaitu : Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas negosiasi, dan akuntabilitas Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama, mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D Strategi Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana seperti modal, informasi pasar dan teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok masyarakat miskin. Mengembangkan sistem perlindunagan sosial, terutama bagi masyarakat yang terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat untuk membangun lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial untuk membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan organisasi sosial politik Membuka ruang gerak selaus-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pengembalian keputusan publik malalui

5 LI LBM4 ARDANTI PUTRI pengemabangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat lokal untuk memperkuat solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin dan rentan sosial. Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D Strategi global mnrt WHO,1984 : Advokasi Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kes maupun sector lain diluar kesehatan, yg mpy pengaruh thd public. Tujuannya agar para pembuat kepuutsan ini mengeluarkan kebijaakn2. Bentuk keg : lobbying, pendekatan atau pembiocaraan2 formal atau informal thd para pembuat keputusan,penyajian isu isu atau masalah masalah kesehatan atau yg mempengaruhi kes masy setempat, seminar2 masalah kes.Oleh sebab itu sasaran advokasi adalah para pejabat eksekutif, legislative dan para pemimpin, pengusaha, serta organisasi politik dan organisasi masy, baik tingkat pusat, provinsi, kab, kec maupun desa atau kelurahan. Dukungan social Ditujukan kpd para tokoh masy baik formal (guru, lurah, camat, ptgs kes) maupun informal (tkh agama) yg mpy pengaruh dimasy. Tujuan program ini agar keg atau program kes tsb memperoleh dukungan dr para tokoh masy dan tokoh agama. Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani antara pengelola program kes dgn masy. Pemberdayaan masy (empowermen) Pemberdayaan ini ditujukan kpd masy langsung, sbg sasaran primer atau utama promosi kes. Tujuannya agar masy memiliki kemampuan dlm memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Strategi berdasar piagam Ottawa ; Kebijakan berwawasan kesehatan(health public policy) Ditujukan pd pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Shg dikeluarkannya atau dikembangkan kebijakan2 pembangunan yg berwawasan kes Lingkungan yg mendukung (supportive environment) Ditujukan kpd para pemimpin organisasi masy serta pengelola tempat2 umum. Keg ini untk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yg mendukung. Keg mereka diharapkan memperhatikan dampaknya thd lingkungan. Reorientasi pelayanan kes(reorient health service) Kes masy bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan, baik pemerintah maupun swasta saja melainkan jg masalah masy s endiri. Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kes jg merpkn tg jwb bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer).

6 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Keterampilan individu Kes masy adalah kes agegrat, yg terdiri dr kel, klga, dan individu. Oleh sebab itu kes masy terwujud apabila kes kel, kes masg2 klga dan kes individu terwujud. Oleh sebab itu menigkatnya keterampilan setiap anggota masy agar mampu memelihara dan meningkatkan kes mereka sendiri (personal skill) adalah sangat penting. Gerakan masy Telah disebutkan kes masy adalah perwujudan kes kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kes masy akan efektif apabila unsur2 yg ada di masy tsb bergerak bersama-sama. kaitan pemberdayaan kesehatan sbg subsistem SKN? kedudukan pemberdayaan kesehatan dalam promosi kesehatan? kedudukan pemberdayaan masy sebagai dasar pembangunan kesehatan KEDUDUKAN PEMBERDAYAAN SEBAGAI DASAR PEMBANGUNAN Proses dalam individu, keluarga & lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri keluarga & masyarakat. Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga & masyarakat Menjadikan pelaku kesehatan dan pemimpin yg menggerakkan kegiatan di bidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian & kebersamaan Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat? Ciri pemberdayaan masyarakat? Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan kedalam pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-macam, antara lain sebagai berikut : Tokoh atau Pimpinan Masyarakat Disebuah masyarakat apapun baik pedesaan, perkotaan maupun pemukiman elit atau pemukiman kumuh, secara alamiah akan terjadi kristalisasi adanya pemimpin atau tokoh masyarakat. Pemimpin atau tokoh masyarakat (Toma) ini dapat bersifat formal (Camat, Lurah, Ketua RT/RW) maupun bersifat informal (Ustad, Pendeta, Kepala Adat). Pada tahap awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider kesehatan terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh masyarakat. Organisasi Masyarakat Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim, Koperasi-Koperasi dan sebagainya. Pendaaan Masyarakat Sebagaimana uraian pada pokok bahasan Dana Sehat, maka secara ringkas dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut. Bahwa Dana sehat telah berkembang di Indonesia sejak lama (tahun 1980-an). Pada masa sesudahnya (1990-an) dana sehat ini semakin

7 LI LBM4 ARDANTI PUTRI meluas perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Material Masyarakat Seperti telah diuraikan sebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah satu potensi masyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan. Pengetahuan Masyarakat Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh permberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat (community knowledge) Teknologi Masyarakat (Community Technologi) Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan. Misalnya penyaring air bersih menggunakan pasir atau arang, untuk pencahayaan rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya ditaruh kaca, untuk pengawetan makanan dengan pengasapan dan sebagainya. PROMOSI KESEHATAN Promosi Kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya guna mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh pada kesehatan,sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya(WHO). Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor organisasi, ekonomi, dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku kesehatan meliputi: perilaku pencegahan, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit. Hubley( 2002 )mengatakan bahwa pemberdayaan kesehatan(health empowerment ),sadar kesehatan ( health literacy ) dan promosi kesehatan ( health promotion ) diletakkan dalam kerangka pendekatan yang komprehensif apa saja program promosi kesehatan? kegiatan promosi (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan. Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Disusun 7 Program pembangunan kesehatan yaitu (DepKes RI, 1999) : Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat Program lingkungan sehat Program upaya kesehatan Program pengembangan sumber daya kesehatan Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya

8 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional ditetapkan 10 pogram unggulan kesehatan(DepKes RI, 1999) : Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan Program perbaikan gizi Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental Program lingkungan pemukiman, air dan sehat Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana Program keselamatan dan kesehatan kerja Program anti tembakau, alkohol dan madat Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan dan minuman Program pencegahan kecelakaan, rudapaksa dan keselamatan lalu lintas www. Lembaga kajian pembangunan kesehatan.com apa sasaran dari promkes? Sasaran primer Sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kes. Sesuai dengan permasalahan kes, maka sasaran ini dpt dikelompokan mjd, kepala klga untuk maslh kes umum, ibu hamil dan menyusui untk masalah KIA, ank sekolh untuk kesehatan remaja ,dsb. Sasaran sekunder Para tokoh may, tokh agama, tkh adat,dsb.Disebut sasaran sekunder , karena dgn memberikan pendidikan kes kpd kel ini diharapkan untk selanjutnya kel ini akn memberikan pendidikan kes kpd masy disekitarnya. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kes.dgn kebijakan2 /kep yg dikeluarkan oleh kel ini akan mpyai dampak thdp perilaku para tokoh masy Pendidikan dan perilaku kesehatan, Soekidjo N. tujuan dari promkes? Tujuan Umum Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006 dalam mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia Sehat 2010. Tujuan Khusus Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian program promosi kesehatan tahun 2006. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan di daerah dan di pusat.

9 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif terutama dalam penanggulangan KLB. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat visi misi promkes? Misi dari promosi kesehatan adalah advokasi, mediasi, dan pemberdayaan. Yang dimaksud dengan advokasi adalah upaya meyakinkan para pengambil kebijakan agar memberikan dukungan berbentuk kebijakan terhadap suatu program. Mediasi adalah upaya mengembangkan jejaring atau kemitraan, lintas program, lintas sektor dan lintas institusi guna menggalang dukungan bagi implementasi program. Adapun pemberdayaan berarti upaya meningkatkan kemampuan kelompok sasaran sehingga kelompok sasaran mampu mengambil tindakan tepat atas berbagai permasalahan yang dialami. VISI: penunjang program2 kes lain Visi umum mnrt UU kes No 23/1992, maupun WHO : meningkatnya kemampuan masy untk memelihara dan meningkatnya kemampuan masy untk memelihara dan meningkatkan derajat kes, baik fisik, mental dan social. Misi scr umum : Advokat Berarti melakukan upaya2 agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tsb mempercayai dan meyakini bahwa program kes yg ditaawarkan perlu didukung mll kebijakan2 atau keputusan2 politik Menjembatani (Mediate) Menjalin kemitraan dgn berbagai program dan sector terkait dgn kesehatan Memampukan (enable) Memberikan kemampuan /ketrampilan kpd masy agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kes mereka sendiri secara mandiri Pendidikan dan perilaku kesehatan, Soekidjo N. strategi promkes Strategi global mnrt WHO,1984 : Advokasi Keg yg ditujukan kpd pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kes maupun sector lain diluar kesehatan, yg mpy pengaruh thd public. Tujuannya agar para pembuat kepuutsan ini mengeluarkan kebijaakn2. Bentuk keg : lobbying, pendekatan atau pembiocaraan2 formal atau informal thd para pembuat keputusan,penyajian isu isu atau masalah masalah kesehatan atau yg mempengaruhi kes masy setempat, seminar2 masalah kes.Oleh sebab itu sasaran advokasi adalah para pejabat eksekutif, legislative dan para pemimpin, pengusaha, serta organisasi politik dan organisasi masy, baik tingkat pusat, provinsi, kab, kec maupun desa atau kelurahan. Dukungan social Ditujukan kpd para tokoh masy baik formal (guru, lurah, camat, ptgs kes) maupun informal (tkh agama) yg mpy pengaruh dimasy. Tujuan program ini agar keg atau program kes tsb memperoleh dukungan dr

10 LI LBM4 ARDANTI PUTRI para tokoh masy dan tokoh agama. Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani antara pengelola program kes dgn masy. Pemberdayaan masy (empowermen) Pemberdayaan ini ditujukan kpd masy langsung, sbg sasaran primer atau utama promosi kes. Tujuannya agar masy memiliki kemampuan dlm memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Strategi berdasar piagam Ottawa ; Kebijakan berwawasan kesehatan(health public policy) : Ditujukan pd pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Shg dikeluarkannya atau dikembangkan kebijakan2 pembangunan yg berwawasan kes Lingkungan yg mendukung (supportive environment) : Ditujukan kpd para pemimpin organisasi masy serta pengelola tempat2 umum. Keg ini untk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yg mendukung. Keg mereka diharapkan memperhatikan dampaknya thd lingkungan. Reorientasi pelayanan kes(reorient health service) : Kes masy bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan, baik pemerintah maupun swasta saja melainkan jg masalah masy s endiri. Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kes jg merpkn tg jwb bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer). Keterampilan individu : Kes masy adalah kes agegrat, yg terdiri dr kel, klga, dan individu. Oleh sebab itu kes masy terwujud apabila kes kel, kes masg2 klga dan kes individu terwujud. Oleh sebab itu menigkatnya keterampilan setiap anggota masy agar mampu memelihara dan meningkatkan kes mereka sendiri (personal skill) adalah sangat penting. Gerakan masy : Telah disebutkan kes masy adalah perwujudan kes kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kes masy akan efektif apabila unsur2 yg ada di masy tsb bergerak bersama-sama. Ruang lingkup promkes? Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008): Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).

11 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll. Kegiatan promkes menurut OTTAWA Charter 1986 Menurut Piagam Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berarti:Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy) Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan. Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang berbeda namun dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan fiskal, perpajakan, dan perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang terkoordinasi yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih besar. Kegiatan terpadu memberikan kontribusi untuk memastikan barang dan jasa yang lebih aman dan lebih sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan lebih bersih, dan lingkungan yang lebih menyenangkan. Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor kesehatan, serta cara menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan lebih mudah untuk pembuat keputusan. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments) Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosioekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik untuk memelihara satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global. Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan waktu luang memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan dan waktu luang harus menjadi sumber kesehatan untuk manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus dapat membantu menciptakan masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan. Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah pesat.terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energi dan urbanisasi- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat. Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)

12 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas -kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills) Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services) Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah. Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan yang berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan harus bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas yang merupakan hal sensitif dan ia juga harus menghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus mendukung kebutuhan individu dan komunitas untuk kehidupan yang lebih sehat, dan membuka saluran antara sektor kesehatan dan komponen sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik yang lebih luas. Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian yang kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan pendidikan profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan sikap dan pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan ulang kepada kebutuhan total dari individu sebagai manusia seutuhnya. Bergerak ke masa depan (moving into the future)

13 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa masyarakat yag didiami seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian kesehatan oleh semua anggotanya. Sasaran Sasaran primer Sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kes. Sesuai dengan permasalahan kes, maka sasaran ini dpt dikelompokan mjd, kepala klga untuk maslh kes umum, ibu hamil dan menyusui untk masalah KIA, ank sekolh untuk kesehatan remaja ,dsb. Sasaran sekunder Para tokoh may, tokh agama, tkh adat,dsb.Disebut sasaran sekunder , karena dgn memberikan pendidikan kes kpd kel ini diharapkan untk selanjutnya kel ini akn memberikan pendidikan kes kpd masy disekitarnya. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kes.dgn kebijakan2 /kep yg dikeluarkan oleh kel ini akan mpyai dampak thdp perilaku para tokoh masy Pendidikan dan perilaku kesehatan, Soekidjo N. PARTISIPASI MASYARAKAT Kedudukan partisipasi masy dalam pemberdayaan kesehatan? Definisi

Partisipasi masyarakat adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya yaitu: (1) adanya kemauan, (2) adanya kemampuan, dan (3) adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi berasal dari yang bersangkutan (warga atau kelompok masyarakat), sedangkan kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan (Sumber : UHYJ:www.uns.ac.id/data/sp11.pdf+langkahlangkah+kegiatan+pengembangan+partisipasi+masyarakat&hl=id&gl=id&p id=bl&srcid)
Sasaran Hubungan timbal balik antara pemerintah dan pengusaha dengan masyarakat dapat dijadikan instrumen untuk mewujudkan keselarasan hubungan sosial antara dua kelompok beda kepentingan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup

14 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Program

Metode yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :


o o

o o

Pendekatan masyarakat, diperlukan untuk memperoleh simpati masyarakat.pendekatan ini terutama ditujukan kepada pimpinan masyarakat,baik yang formal maupun informal. Pengorganisasian masyarakat, dan pembentukan panitia (tim). Koordinasi oleh lurah atau kepala desa Tim kerja yang dibentuk di tiap RT. Anggota tim ini adalah pemukapemuka masyarakat RT yang bersangkutan,dan dipimpin oleh ketua RT. Survey diri (community self survey) Tiap tim kerja di RT,melakukan survei di masyarakat. Perencanaan program : Perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mendengarkan presentasai survey diri dari tim kerja,serta telah menentukan bersama tentang prioritas masalah yang akan dipecahkan. Dalam merencanakan program ini, perlu diarahkan terbentuknya dana sehat dan jader kesehatan. Kedua hal ini sangat penting dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat. Dana sehat, sebagai bentuk dari partisipasi dalam hal dana, juga merupakan motor penggerak program (sumber dana).sedangkan kader kesehatan yang dasarnya adalah sukarela yang merupakan bentuk partisipasi dalam hal daya juga merupakan dinamisator program. Training : Training untuk para kader kesehatan sukarela harus dipimpi oleh dokter puskesmas. Di samping di bidang teknis-medis,training juga meliputi managemen kecil-kecilan dalam mengolah program-program kesehatan tingkat desa serta system pencatatan,pelaporan, dan rujukan. Rencana evaluasi : Dalam menyusun rencana evaluasi perlu ditetepkan criteriakriteria keberhasilan suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat atau kader kesehatan sendiri tentang keberhasilan proyek atau kegiatan tersebut.

Tujuan Bagi masyarakat Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka : Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam merencanakan pemecahannya Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang kesehatan akan mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar swadaya. Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider) dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan potensi masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan,

15 LI LBM4 ARDANTI PUTRI dan membantu memecahkan masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya, maupun fasilitas. Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggungjawab dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga hal ini memperlancar munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah. Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pemerintah Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang lain Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta kesamaan berbagai pengertian dan pandangan tentang masalah dan cara pendekatannya. kebijakan pokok strategi Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat. Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat merupakan daya tamping dan daya dukung sosial. Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk dapat menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).14) (Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan May 26, 2009 factor yang mempengaruhi partisipasi masy Perilaku individu Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang ada. Tingkat pengetahuan : Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu. Makin tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan keluarganya. Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi dengan persepsi pihak provider kesehatan (tenaga kesehatan). Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu proses (KIM) yang mantap. Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang tahap-tahapnya adalah : pengenalan (awarenes) peminatan (interest) penilaian (evaluation)

16 LI LBM4 ARDANTI PUTRI percobaan (trial) penerimaan (adoption) Sikap mental Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan, perasaan dan keinginan (mind, feeling and mood) seseorang sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta pada akhinya perbuatan yang diwujudkannya. Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan/masyarakatnya. Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para pemberi pelayanan sebagai Prime Mover akan dapat membentuk strategi perekayasaan manusia dan sosial.. Tingkat kebutuhan individu Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri individu, MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk berperilaku. Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu hirarki tertentu berdasarkan kuat lemahnya MOTIVASI. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam untuk menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi tercapainya sasaran. Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang perilaku berperan serta yang dikehendaki dapat memenuhi kebutuhan poko anggota masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang dianut, maka peran serta tersebut dapat berkembang. Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan muncul dengan mudah apabila kebutuhan pokok anggota masyarakat tersebut tidak dipenuhi. Tingkat keterikatan kelompok Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama, terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan. Sesuai dengan kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi, pendidikan, hukum, dll. Organisasi / institusi bentukan dari sistem sosial tersebut bervariasi besarnya dan profil sosial ekonominya, serta tingkatannya, mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat desa, kota dan nasional. Tingkat kemampuan sumber daya perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang dimiliki olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat Perilaku masyarakat Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama

17 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Keadaan dan struktur politik ; sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat. Kestabilan dan kesepakatan politik, perangkat-perangkat lunak juga hukum yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam menunjang perwujudan kearah itu. Keadaan ekonomi ; Sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta masyarakat, mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan Aspek sosial-budaya ; turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana tata nilai budaya masyarakat indonesia tertentu belum lagi memungkinkan terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan. Aspek pendidikan ; tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya. Aspek Agama ; ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya perilaku positif masyarakat dalam kesehatan. bentuk dan tingkatan partisipasi masyarakat Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu : Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara maju yang berpaham demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di negara-negara sedang berkembang yang pola budayanya umumnya paternalistik, tingkat partisipasi masyarakatnya adalah nomor 1 s/d nomor 4 (terutama nomor 1 s/d 3). Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat gotong-royong masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satusatunya faktor penentu yang mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. factor pendorong dan penghambat

18 LI LBM4 ARDANTI PUTRI Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor yang bisa membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah Faktor pendorong di masyarakat Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotongroyong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di masyarakat. Semangat gotongroyong ini bertolak dari nilai-nilai budaya yang menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini mendorong timbulnya partisipasi masyarakat Faktor pendorong di pihak provider Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya kesadaran di lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong pihak provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan yang dihadapi susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-beda pula pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak dimasyarakat sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah adanya berbagai macam kesenjangan social kemiskinan Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan situasi birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak provider terhadap perkembangan masyarakat persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat

You might also like