You are on page 1of 25

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PERADABAN ROMAWI KUNO

NAMA

: AUFA FAUZAN H.

NIM

: 03111003091

STUDI

: TEKNIK KIMIA 2011

SEMESTER PENDEK

UNIT PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

A. ROMAWI KUNO
1. Letak Peradaban Romawi Kuno

Semenanjung Apenina adalah letak Kerajaan Romawi, yang pada masa


sekarang merupakan negara Italia. Daerah tersebut terdiri dari dataran
rendah dan pegunungan. Dataran rendahnya yang subur menjadi daerah
tempat tinggal masyarakat Romawi yang hidup berkelompok dan bertani
serta berternak.
Pegunungan Apenina mengandung banyak bahan mineral seperti bijih
tembaga, besi, emas, dan batu pualam.

2. Asal Usul Bangsa Romawi


Bangsa Romawi memiliki darah keturunan penduduk asli dengan
suku- suku pengelana yang datang dari utara dan laut Kaspia.

B. PEMERINTAHAN dan ADSMINITRASI NEGARA


1.

Zaman Kerajaan (750 - 510 SM)


a. Awal berdirinya kerajaan
Kerajaan Romawi bermula dari pemukiman di sekitar Bukit Palatine
di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan

bukit-bukitnya menyediakan perlindungan

sehingga tempat itu

mudah dipertahankan. Remus dan Romulus dikenal sebagai pendiri


Kerajaan Romawi. Akan tetapi, terjadi

perselisihan

antara

keduanya, yang berujung pada terbunuhnya Remus oleh Romulus.


Akhirnya Romulus didaulat sebagai Raja pertama Kerajaan Romawi.
Sebuah patung yang menggambarkan Remus dan Romulus, pendiri
kerajaan Romawi, yang menyusu pada seekor serigala. Diceritakan
bahwa Remus dan Romulus memang dibesarkan oleh seekor serigala
betina bernama Capitolina.
b.

Lembaga Politik
i.

Raja

Kerajaan Romawi Awal merupakan sebuah monarki yang


dipimpin oleh seorang Raja. Raja dianggap sebagai pemegang
kedaulatan yang tertinggi, sehingga memiliki peran sebagai :
a) Kepala pemerintahan - memiliki kekuasaan untuk
menegakkan hukum, mengelola semua harta milik
negara, dan mengawasi semua pekerjaan umum
b) Kepala Negara - mengatur hubungan dengan kerajaan
lain dan menerima duta besar.
c) Pemimpin Legislatif - merumuskan dan mengajukan
undang-undang.
d) Panglima
dengan

tertinggi

komandan

militer

Romawi

kekuasaan mengatur legiun, menunjuk

pemimpin militer, dan menyatakan perang.


e) Pemimpin keagamaan - mewakili Romawi dan rakyatnya
di hadapan para dewa, memiliki kendali administratif
atas agama Romawi.
f) Hakim Agung - mengambil keputusan mengenai semua
kasus pidana dan perdata.

ii.

Senat

Romulus mendirikan Senat setelah dia mendirikan Roma. Dia


memilih orang-orang dari kaum bangsawan (orang-orang yang
memiliki kekayaan dan istri serta anak yang sah) untuk menjabat
sebagai dewan kota. Dengan demikian, Senat adalah dewan
penasihat raja. Senat terdiri dari 300 orang Senator, dimana 100
orang Senator mewakili tiga suku kuno di Roma: Ramnes (latin),
Tities (Sabin), dan Lukeres (Etruska). Raja memiliki kekuasaan
untuk mengangkat Senator namun harus disesuaikan dengan adat
kebiasaan.Dalam pemerintahan monarki, Senat hanya memiliki
sedikit

kekuasaan dan kewenangan karena sebagian besar

kekuasaan dipegang oleh raja, selain itu raja

dapat

menjalankan semua kewenangannya tanpa persetujuan Senat.


Fungsi utama Senat adalah melayani raja sebagai penasihat dan
koordinator legislatif. Setelah undang-undang yang diusulkan oleh
raja melewati Comitia Curiata, Senat bisa menolaknya atau
menyetujuinya sebagai hukum. Raja bisa meminta pertimbangan
pada Senat mengenai masalah tertentu namun pada akhirnya
rajalah yang memutuskan. Raja memiliki kewenangan untuk
mengadakan rapat Senat kecuali selama interregnum, dimana
Senat bisa mengadakan rapatnya sendiri.
iii.

Daftar Raja yang Pernah Memimpin

Sejarah

mencatat

ada

memimpin
Kerajaan Romawi, yaitu :

tujuh

orang

Raja

yang

pernah

a) Romulus(750-696 SM)
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma.
Setelah mendirikan Roma, Romulus mengizinkan semua laki-laki,
baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi
warga Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus
menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin
memerangi Roma.

Setelah berperang dengan

kaun

Sabin,

Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius. Pada


masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan
Fidenate dan Veii.
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat
sebagai dewan penasihat bagi raja. Setelah penggabungan dengan
Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus
membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai
berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam
menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan
tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata. Setelah
kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai
Quirinus, dewa perang.
2. Numa Pompilius (697-654 SM)
Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum
selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih
memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa
Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia
dipilih

karena

reputasinya sebagai orang yang adil dan

beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan


kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu
sebagai cara untuk melayani para dewa.

Masa

pemerintahan

Numa

ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa


membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai
dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup
pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai. Numa
juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di
Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii,
flamine.

Numa

mereformasi

kalender

Romawi

dengan

menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya


menjadi 12 bulan.

Numa mengatur wilayah Roma menjadi

distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik,


membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk
serikat

dagang.

Tradisi mengatakan

bahwa

pada masa

pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan


masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintahkan
untuk membuat sebelas salinannya, yang kemudian dipuja
sebagai benda suci oleh orang Romawi.

Numa memerintah

selama 43 tahun dan meninggal secara alami.


3. Tullus Hostilius (654-623 SM)
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang
dibanding mengurusi

masalah

keagamaan.

Pada

masa

pemerintahannya, Roma
memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh
penduduknya. Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae,

Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat,


Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah
kematiannya.

Dalam
mengabaikan
Tullus

para

kemudian

dewa

suatu

cerita,

Tullus

hingga akhirnya ia jatuh sakit.

memanggil

Jupiter

dan

memohon

pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan


petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
4. Ancus Marcius (624-598 SM)

Setelah kematian Tullus


Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa
Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya,
Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang
jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan
kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan
Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara
pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga

membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber.


Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami
seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja
Latin-Sabin di Roma.
5. Tarquinius Priscus (598-573 SM)
Tarquinius

Priscus

merupakan

keturunan

Etruska.

Setelah pindah ke Roma, dia diadopsi oleh Ancus Marcius.


Dalam

masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak

peperangan melawan kerajaan lain dan membuat Roma


memperoleh banyak harta rampasan perang.

Dia menambahkan 100


anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah
jumlah tentara menjadi 6.000 infantri dan 600 kavaleri.[37] Dia
membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta
kuda),

mendirikan

Forum

Romawi,

mengadakan

kompetisi olahraga Romawi, dan memperkenalkan lambang


militer Romawi.
Setelah menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh
anak kandung Ancus Marcius.

6. Servius Tullius (573-529 SM)

Tarquinius

Priscus

digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah


raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius
mengadakan sensus penduduk pertama dan membagi-bagi
penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya dan wilayah
geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku.
Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi
tujuh

bukit

di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun

kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya


(Tarquinius Superbus).
7. Tarquinius Superbus (529-510 SM)

Tarquinius Superbus anak dari


Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius
Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja

sebelumnya, masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi


dengan

kekejaman

dan

teror

sehingga

memberontak padanya.

Kekuasaan

berakhir

SM, sekaligus menandai berakhirnya

pada

510

Tarquinius

rakyat
Superbus

pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik


Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota
Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal
dunia pada 496 SM.
iv.

Tata Cara Pemilihan Raja


Ketika seorang raja mati, Romawi memasuki masa

interregnum. Kekuasaan tertinggi negara akan berpindah ke


Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat
akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri
(interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan
mengusulkan raja berikutnya. Setelah lima hari, seorang interrex
akan menunjuk (dengan persetujuan Senat) Senator lain sebagai
interrex. Proses ini akan terus berlanjut sampai raja yang baru
terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia
akan mengusulkannya pada Senat dan Senat akan meninjau
calon

tersebut.

Jika

Senat

menyetujuinya,

interrex akan

memanggil Majelis Curiate untuk mengadakan sidang.


Setelah diusulkan kepada Majelis Curiate, rakyat Romawi dapat
menerima atau menolaknya. Jika diterima, raja terpilih tidak
segera menjalankan tugas. Dia harus melalui dua proses lagi
sebelum mendapatkan kekuasaan penuh. Pertama, raja harus
menjalani upacara keagamaan yang dipimpin

oleh

seorang

augur. Kedua, pemberian kewenangan dari Majelis Curiate


kepada raja terpilih.

v.

Akhri Kerajaan Romawi

Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus, memerintah dengan


kejam. Dia menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan teror
untuk mempertahankan kekuasaannya. Sang raja juga mencabut
banyak konstitusi yang telah ditetapkan oleh pendahulunya.
Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan
kemudian

menyebabkan

rakyat

Lucretia

yang

memberontak

dan

menggulingkan kekuasaan raja. Setelah itu, Romawi menjadi


sebuah republik.

c. Zaman Republik (510 - 31 SM)


Periode Republik Romawi dimulai dari penggulingan Kerajaan
Roma (ca. 509 SM), dan diikuti oleh berbagai perang saudara. Di
masa Republik Romawi pula terjadi perang terkenal yang bernama
Perang Punic antara Republik Romawi dengan Kekaisaran
Kartago. Kapan tepatnya Republik Romawi berakhir masih
belum disetujui oleh para sejarawan, tergantung definisi yang
digunakan. Sebagian sejarawan mengusulkan penunjukan Julius
Caesar sebagai diktator seumur hidup pada 44 SM), dan
sebagian lainnya mengusulkan Pertempuran Actium (2 September
31 SM).

a. Lembaga Pemerintahan Republik Romawi


Lembaga pemerintahan Republik Romawi terdiri dari :
i.

KONSUL

Konsul bertugas sebagai kepala pemerintahan, jumlahnya dua


orang, dan dipilih oleh kaum bangsawan. Mereka memiliki masa
jabatan selama satu tahun, dan dalam tugasnya didampingi oleh
Senat.

ii.

SENAT

Senat merupakan badan penasehat, yang mempunyai hak untuk


memberikan nasehat pada Konsul.

iii.

COMITIA CURIATA

Comitia

Curiata

adalah

Dewan

Rakyat,

yang

jika

dibandingkan dengan masa kini semacam dengan lembaga


parlemen modern. Comitia Curiata terdiri dari perwakilan
golongan-golongan di Republik Romawi.

iv.

PONTIFEX MAXIMUS

Pontifex Maximus, atau Pemimpin Keagamaan mempunyai


wewenang untuk bisa mengatur kalender Romawi. Dia juga
menyelenggarakan semua upacara keagamaan dan menunjuk
pejabat keagaamaan yang lebih rendah.

v.

TRIBUNI PLEBIS
Tribuni Plebis merupakan semacam Dewan Daerah, yang
mempunyai

hak

veto

(hak

untuk

menolak)

keputusan.

b. Golongan Proletar
Proletar berarti artinya hanya mempunyai anak. Jadi, kaum proletar
artinya kaum yang miskin, tidak mempunyai apa-apa selain anak.
Republik Romawi gencar melakukan invasi ke daerah sekitarnya,
guna

memperluas

wilayah

kekuasaannya.

Peperangan

yang

berlangsung terus menerus membuat pemerintah membutuhkan


banyak orang untuk menjadi prajurit. Para petani di Italia ditarik
menjadi prajurit, membuat tanah pertanian ditinggalkan tak terurus.
Setelah peperangan berakhir, para petani itu menjual tanah mereka
dan berurbanisasi ke kota Roma, untuk mencari pekerjaan

yang

menjanjikan kehidupan yang lebih sejahtera. Akan tetapi, yang


berurbanisasi dengan jumlah pekerjaan tidak sesuai, besar pasak
daripada

tiang,

membuat

banyak

diantara

mereka

menjadi

gelandangan. Kaum gelandangan inilah yang disebut sebagai kaum


proletar.
c. Penyalahgunaan Wewenang Senat
Senat, yang fungsi awalnya hanya sebagai badan penasehat, beralih
fungsi menjadi badan yang paling berkuasa di seluruh negara.
Kekuasaan senat

yang pada

awalnya hanya dalam bidang

legislatif, merambat dalam bidang eksekutif. Hal ini membuat


seseorang dapat diangkat menjadi konsul hanya jika mereka disukai
dan dapat dikontrol oleh Senat. Hal inilah yang memicu
pemberontakan dari para panglima perang.

d. Triumvirat I
Tiga orang panglima perang yang paling berkuasa, yaitu Pompeius,
Crassus, dan Yulius Caesar pada tahun 64 SM membentuk
persekutuan yang oleh publik disebut sebagai Triumvirat. Mereka
membentuk persekutuan itu dengan tujuan untuk menghentikan Senat
yang sudah ngelunjak. Nyatanya mereka berhasil, karena Senat
langsung tidak mempunyai kekuasaan begitu Triumvirat muncul ke
permukaan.
Crassus

meninggal,

membuahkan

ketidakharmonisan

antara

Pompeius dan Yulius Caesar. Yulius memang lebih berhasil


ketimbang Pompeius, yang memantik kecemburuan dalam diri
Pompeius. Akhirnya, Pompeius berbalik memihak Senat, dan

melawan Yulius Caesar. Semudah


membalikkan telapak tangan, pasukan Yulius menumpas perlawanan
Pompeius. Hal itu membuat Yulius menjadi penguasa tertinggi di
Imperium Romanum, dan menyulapnya menjadi seorang diktator
yang tak tergoyahkan.
Meskipun banyak orang Romawi menghormati kebesaran dan
kekuasaan Yulius, namun banyak pulanyang terus berusaha
menjatuhkannya. Di tahun 14 SM, Yulius Caesar berhasil dijatuhkan
oleh Markus Yulius Brutus dan Gaius Cassius, meninggalkan
kekuasaan tak terbatas yang diperebutkan oleh semua orang.

e. Triumvirat II
Kematian Yulius Caesar menimbulkan perebutan kekuasaan di antara
para anggota Senat. Semuanya ingin menduduki jabatan yang
ditinggalkan Yulius. Senat yang menggila berhasil dijinakkan oleh
Triumvirat baru, yang terdiri dari para panglima Yulius Caesar, yaitu
Marcus Antonius, Marcus Lepidus, dan kemenakan Yulius,
Octavianus. Mereka berhasil mengembalikan kestabilan pemerintahan
Republik Romawi. Setelah yakin keamanan telah kembali pulih
sepenuhnya,

mereka membagi wilayah bekas kekuasaan Yulius

Caesar, dengan sistem pembagian sebagai berikut :

Antonius mendapat bagian di wilayah sebelah timur, yang


meliputi

Asia Kecil dan Mesir;

Lepidus mendapat bagian wilayah di daerah Afrika bagian


utara dan pulau-pulau di sekitarnya;

Octavianus mendapat bagian wilayah di sebelah barat


yang mencakup daerah yang membentang dari Yunani
samapai Spanyol.

Antonius yang berkedudukan di Mesir kasmaran dan menikah dengan


ratu terakhir Dinasti Ptolemy Mesir, Cleopatra. Perlahan tapi pasti,
sahabat seperjuangan Julius Caesar ini mulai berpindah pihak. Ia
menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan sering kali ia
menghadiahi istrinya dengan benda-benda yang mahal, bahkan timbul
kabar angin bahwa ia akan menghadiahkan kota Roma (yang dikuasai
Octavianus) kepada Cleopatra, sebagai hadiah.
Ketika kabar angin itu merebak dan terdengar oleh Octavianus, ia
menjadi berang dan mendeklarasikan perang melawan Anthony.
Kedua belah pihak berhadapan muka di Pertempuran Actium Pada
tahun 31 SM. Pada pertempuran itu, pasukan Anthony berhasil di
desak

dan

di

kalahkan (Anthony dan Cleopatra kemudian

mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri pada tahun 30 SM).


pemerintah

setempat.

Hal

ini

dapat

mencegah

perlakuan

sewenang-wenang pemerintah di daerah.


f. Akhir Republik Romawi
Octavianus mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar romawi
dengan berbagai gelar baru, termasuk Imperator dan Kaisar
Augustus (Augustus Caesar). Dengan pendeklarasian ini, maka
Kekaisaran Romawi, puncak dari dominasi politik yang
dibangun selama 7 abad, resmi berdiri.

C. Era Kekaisaran Romawi (31 SM - 476 M)


a. Octavianus dan Masa Kepemimpinannya
Octavianus akhirnya diangkat sebagai Kaisar pertama oleh Senat,
yang memberinya gelar Augustus pada sang Kaisar (Augustus sendiri
artinya Yang Maha Mulia). Octavianus juga diberi pangkat panglima
tertinggi militer, membuat para gubernur militer yang berkuasa di
propinsi-propinsi hanya tunduk dan taat pada perintahnya . Yang
lebih hebat, jabatan Pontifex Maxima (Pemimpin Keagamaan) pun
diletakkan di pundaknya. Hal ini agaknya membuat Octavianus

berada di awang- awang, saking senangnya. Bahkan, ia mulai


menganggap dirinya sendiri sebagai dewa, dan banyak di antara
rakyatnya memujanya.
Di bawah kepemimpinannya, Imperium Romanum mengalami masa
yang gilang gemilang. Kebudayaan dan pembangunan meju pesat,
masyarakatnya pun makmur, tak kekurangan satu apa pun. Masa
pemerintahan Octavianus yang dimulai pada tahun 31 SM berakhir
pada tahun 14 M, saat ia tutup usia, mewariskan sebuah Imperium
yang menjulang pada para penerusnya.

b. Perkembangan Agama Kristen


Sepeninggal Octavianus, tampuk kepemimpinan Imperium Romanum
di wariskan pada Tiberius. Pada masa kepemimpinan Tiberius lah
berkembang agama yang saat ini paling banyak dianut di dunia,
Kristen. Agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Nabi Isa)
ini bersifat monotheisme, berbeda jauh dengan agama pagan (agama
resmi di Imperium Romanum) yang bersifat polytheisme.
Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang
Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi
mulai khawatir akan penyebaran agama Kristen yang begitu cepatnya.
Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuan
bangsa Romawi. Maka dimulailah pembantaian terhadap orang-orang
yang memeluk agama Kristen. Mereka dibunuh, ditindas atau
dijadikan umpan singa di arena sirkus. Kekejian ini mencapai
puncaknya pada masa kepemimpinan Kaisar Nero (54-68 M).
Meskipun demikian, gerakan- gerakan bawah tanah orang Kristen
tetap aktif menyebarkan agama, mereka menjadikan Roma sebagai
pusat gerakan mereka.
Hingga suatu ketika, keadaan ini berubah ketika Constantinus (306-

337

Masehi),

yang

memeluk

agama

Kristen,

berkuasa.

Di

bawah
kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai
diterima dan bahkan dikembangkan. Bahkan, ia sempat menjadi
penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara
golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup
yang mewakili kedua golongan itu untuk menghadiri sebuah Konsili
Nicea tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara
mereka diselesaikan. Pengakuan Iman

Nicea,

yang

naskahnya

dibuat pada konferensi tersebut, menetapkan keyakinan-keyakinan


Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.
Selanjutnya, Constantinus mengambil sejumlah langkah untuk
menyelamatkan orang Kristen dari kehancuran, baik sebagai akibat
penganiayaan

eksternal

ataupun

menetapkan agama Kristen

perselisihan internal. Ia juga

sebagai agama negara di seluruh

pemerintahan Kekaisaran Romawi.


Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan
menjadi dominan di seluruh Eropa (karena ketika itu, Romawi
menguasai hampir seluruh daratan Eropa). Pada masa pemerintahan
Kaisar Theodosius (378-395 M), akhirnya agama Kristen dinyatakan
sebagai agama negara.

c. Pembagian Romawi
Di masa kepemimpinannya, Kaisar Theodosius membagi kekuasaan
Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Kekaisaran Romawi Barat

Beribukotakan Roma, kekaisaran Romawi Barat tidak bertahan lama


sejak didirikan. Hal ini disebabkan karena serangan-serangan dari
bangsa Hun atau bangsa Indo-Jerman (Goth). Mereka yang masih
rendah kebudayaannya berdesakan masuk ke wilayah Romawi Barat

dan mendirikan kerajaan baru di wilayah yang mereka kuasai.


Di pertengahan abad ke 15, peran Kaisar Romawi Barat hanya
sebagai boneka saja, yang dikontrol oleh para jenderal-jenderal dari
berbagai bangsa tadi. Dan pada akhirnya Kaisar Odoaker turun
takhta di tahun 476 M, menutup panggung kekuasaan Romawi Barat.

Kekaisaran Romawi Timur

Berbeda dengan Romawi Barat, Romawi Timur dapat bertahan


hingga 10 abad lamanya. Letak Konstantinopel yang strategis sebagai
ibukota dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat Kekaisaran
Romawi Timur dapat bertahan begitu lama.
Di masa pemerintahan Kaisar Yustisianus (527-563 M) Kekaisaran
Romawi Timur mencapai masa keemasannya. Daerah kekuasaan yang
awalya sempit, hanya mencakup daerah Balkan, Asia Kecil, Asia
Barat dan Mesir, diperluas hingga mencapai daerah utara Afrika dan
sebagian wilayah Spanyol. Konstantinopel disulapnya menjadi kota
yang indah dan megah, dan ia pun mletakkan dasar- dasar hukum
Romawi, Corpus Iuris, atau yang lebih dikenal sebagai Codex
Yustisianus.
d. Keruntuhan Kekaisaran Romawi
Bangsa Turki Ottoman yang semakin kuat dan sedang gencar
memperluas wilayahnya menyerang Kekaisaran Romawi Timur
pada tahun 1453 M. Dengan serangan itu, berakhir sudah Kekaisaran
paling berpengaruh dalam sejarah itu. Konstantinopel bertransformasi
menjadi Istambul, ibukota Turki.
D. Kehidupan Sosial dan Ekonomi
i.

Kehidupan Sosial

Masyarakat Romawi terdiri atas golongan masyarakat bebas dan


golongan budak. Nasib para budak berada di genggaman tangan

majikannya, karena mereka benar-benar tidak punya hak apapun yang


bisa mereka tuntut.
Seorang budak bisa saja memerdekakan dirinya, dengan menebus harga
yang ditetapkan untuk dirinya. Seperti yang terjadi pada budak di tiap
belahan dunia, budak di Romawi sebagai masyarakat kelas rendah selalu
mendapatkan perlakuan yang kurang manusiawi dan sering ditindas oleh
majikannya.
ii.

Kehidupan Ekonomi

Masyarakat Romawi sudah mengenal uang sebagai alat tukar dalam


perdagangan, dan juga sudah menjalin hubungan perdagangan dengan
daerah- daerah di sekitar Laut Tengah dan bangsa Cina. Bangsa
Romawi memiliki
komoditi ekspor yang unggul, berupa barang-barang keramik barangbarang dari besi dan perunggu, kayu, dan minuman keras sejenis
anggur.

Mereka mengimpor berbagai barang, antara lain sutera dari

Cina, rempah-rempah dari Indonesia, kain katun dan mutiara dari India,
pakaian, kaca, kertas, gading, dan binatang-binatang buas dari Mesir,
juga garam, permadani, batu permata, kayu cheddar, dan minuman keras
dari Asia Barat.
Hal ini membuktikan bahwa bangsa Romawi sudah maju dalam
bidang perekonomian.

E. Kepercayaan
i. Pada awal berdirinya Kerajaan Romawi, kepercayaan bangsa
Romawi bersifat animisme, dengan mengenal adanya beberapa
roh seperti:

Vesta, roh pengurus api tungku

Lares, roh penjaga rumah tangga dan batas ladang keluarga

Penates sebagai roh penjaga lumbung

ii. Semakin lama, Romawi mendapat pengaruh yang besar dari

peradaban Yunani.
Hal ini dibuktikan dengan dewa-dewi yang dipujanya, yang menyerupai
dewa- dewi dari Yunani, hanya saja dalam nama Romawi :
o Dewa Jupiter (Dewa Zeus, Yunani) pemimpin para dewa.
o Dewi Juno (Dewi Hera, Yunani) dewi perlindungan perkawinan dan
kaum wanita
o Dewa Mars (Dewa Ares, Yunani) dewa peperangan
o Dewi Venus (Dewi Aphrodite, Yunani) dewi kecantikan
o Dewa Mercurius (Dewa Hermes, Yunani) dewa perdagangan
o Dewi Dioma (Dewi Artemis) dewi perburuan
o Dewi Minerva (Dewi Pallas Athena) dewi kebijaksanaan dan ilmu
pengetahuan
o Dewa Apollo (Dewa Apollo) dewa matahari
iii. Sejak

agama

Romawi

Kristen

berkembang,

banyak

masyarakat

yang memeluknya. Pada tahun 380 M, agama Kristen

dijadikan agama negara.

F. Peninggalan Budaya dan Iptek


i.

Seni Bangunan

Bangsa

Romawi

adalah

ahli

dalam

bidang

seni

bangunan.

Contoh peninggalan yang masih kokoh berdiri sampai sekarang yaitu :

Pantheon, kuil agama pagan (agama asli bangsa Romawi


kuno), yang beralih fungsi menjadi sebuah gereja.

Coloseum, tempat pertunjukan gladiator sekaligus tempat


penyiksaan tahanan Romawi (diadu dengan singa, diadu dengan
sesama manusia, disiksa sampai mati).

Amphitheater,

panggung

tempat

menggelar

berbagai

pertunjukkan seni.

ii.

Seni Sastra

Pada era kepemimpinan Kaisar Octaviannus, sastra di Romawi benarbenar berkembang dengan pesat. Hasil karya yang terkenal pada masa
itu yaitu :

Aeneas karya Virgilius

Metamorphose karya Ovidius

De Bello Gallico karya Julius Caesa

iii.

Hukum

Bangsa Romawi adalah pioneer dalam penegakkan hukum. Hukum


Romawi sampai sekarang masih dipakai sebagai dasar hukum negaranegara di Eropa, Amerika, Asia dan juga Australia. Bangsa Romawi sudah
menyadari bahwa mereka memerlukan hukum untuk mengatur hubungan
pemerintah dengan masyarakat. Hukum

yang paling terkenal

dan

fenomenal adalah Corpus Iuris atau Codex Yustisianus, karya pemikiran


Kaisar Yustisianus.
iv.

Organisasi

Bangsa Romawi sangat piawai dalam berorganisasi. Hal ini dibuktikan


dalam

bidang

militernya

yang

sangat

luar

biasa

disiplin.

Seluruhnya terorganisir dengan baik. Hal itu pulalah yang menjadi faktor
utama mengapa Romawi dapat memperluas daerahnya dengan mudah dan
menjajahnya dalam waktu yang relatif lama.

Juga pengaturan kekuasaan di bidang kepemerintahan, yang diatur dengan


rapi dari pemerintahan pusat hingga ke daerah-daerah.
v.

IPTEK
a. Mereka

berhasil

membantu mereka
bangunan

yang

menemukan
dalam
kokoh

beton,

yang

membangun

sangat
berbagai

dan kuat untuk membangun

bangunan berkubah dan berbentuk setengah bola.

b. Pengetahuan dan teknik pembuatan jalan, jembatan, saluran


air, pembuangan air dalam kota yang sampai sekarang pun
masih dipakai.

c. Pengetahuan

di

bidang

kemiliteran,

terutama

tentang mengorganisasi prajurit. Istilah-istilah militer


Romawi sampai saat ini masih digunakan di manapun,
seperti legiun, divisi, kavaleri, dan lain lain.

d. Dalam

bidang

sudahmengenal

hukum,

bangsa

Romawi

dan memiliki norma-norma kehidupan

hukum yang bersumber pada kesetiaan warga negara.

e. Pengetahuan dalam bidang pemerintahan. Untuk mencapai


tingkat keberhasilan

pelaksanaan

pemerintahan,

digunakan beberapa sendi-sendi seperti berikut ini :


1. Pemusatan kekuatan di tangan kaisar.
2. Peraturan

pemerintahan

pusat

ditaati

dalam pelaksanaannya.

3. Pelaksanaan ketertiban dan keamanan secara ketat.


4. Komunikasi antara pusat dan daerah yang terpelihara dengan baik,
berkat adanya jalan yang bagus.
5. Tata organisasi kemiliteran seperti persenjataan, disiplin, dan sikap setia
kepada negara ditanamkan sejak dini.

RINGKASAN CERITA
Romawi kuno terletak di semenanjung Apenina yang sekarang

merupakan negara Italia Pegunungan Apenina mengandung banyak bahan


mineral seperti bijih tembaga, besi, emas, dan batu pualam. Penduduk bangsa
romawi kuno merupakan bangsa pengelana yang datang dari utara dan laut
Kaspia. Pada mulanya system pemerintaha romawi kuno adalah kerajaan pada
(750 - 510 SM) lalu menjadi era republik (510 - 31 SM) dan terakhir menjadi
kekaisaran (31 SM - 476 M). Di masa Kaisar Theodosius, ia membagi romawi
kuno menjadi 2 yaitu romawi barat dan timur dimana romawi barat beribu kota
di Roma dan romawi timur adalah Kontantinopel. Wilayah romawi timur
merupakan bagian yang sangat sejahtera hingga bangsa Turki Ottoman mulai
menginvansi ke Konstantinopel pada 1453 M dan menjadi kota baru yaitu
Istambul (ibukota turki). Dalam kehidupan social masih mengenal perbudakan
dan dalam kehidupan ekonomi mereka sudah mengenal uang sebagai alat tukar.
Bangsa romawi memiliki banyak kemajuan dalam IPTEK diantaranya adalah
penemuan beton sebagai bahan bangunan yang kokoh, dan teknik dalam
pembangunan jembatan, saluran dan lain lain.

DAFTAR PUSTAKA
Nurdiansyah,Hanif Arkan . 19 Januari 2011. Sejarah peradaban
Romawi. http://www.scribd.com/doc/73190004/SejarahPeradaban-Romawi#download. Diakses pada 17 Juli 2013.

You might also like