You are on page 1of 21

121

METODE MAGNETIK
1. Pendahuluan
Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan
untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun
untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini mempunyai akurasi
pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana,
mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Koreksi pembacaaan
praktis tidak perlu dilakukan.
Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan biasanya
medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan lebih tak menentu
dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang merupakan besaran vektor.
Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar anomali residu yang merupakan hasil
variasi yang besar bagian mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat permukaan.
Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, maka interpretasi yang tepat dalam metode
geomagnetik relatif lebih sulit.
2. Tujuan :
1. Mempelajari adanya kemagnetan batuan atau mineral di bawah permukaan bumi.
2. Mengadakan pemetaan anomali geomagnetik.
3. Mengadakan penafsiran terhadap struktur batuan/mineral di bawah permukaan bumi
berdasarkan data anomali geomagnetik.
3. Teori
a). Gaya Magnetik
Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub magnetik m
1
dan
m
2
(e.m.u) yang berjarak r (cm) dalam bentuk :
F =
2
2 1
r
m m
o

r (dyne) (1)
dengan
o
adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan
berharga satu (Telford, 1979).
122
b). Kuat Medan Magnet
Kuat medan magnet (H) pada suatu titik yang berjarak r dari m
1
didefinisikan sebagai
gaya persatuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai :
H = F/ m
2
=
2
1
r
m
o

r (oersted) (2)
c). Momen Magnetik
Bila dua buah kutub magnet yang berlawanan mempunyai kuat kutub magnet +p dan
p, keduanya terletak dalam jarak l, maka momen magnetik Mdapat dituliskan sebagai :
M = p l r
1
= M r
1
(3)
dengan Madalah vektor dalam arah unit vektor r
1
dari kutub negatif ke kutub positif.
d). Intensitas Kemagnetan
Benda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan dari sejumlah momen-momen
magnetik. Bila benda magnetik tersebut diletakkan dalam medan luar, benda tersebut
menjadi termagnetisasi karena induksi. Oleh karena itu intensitas kemagnetan I adalah
tingkat kemampuan menyearahnya momen-momen magnetik dalam medan magnet luar,
atau didefinisikan sebagai momen magnet persatuan volume :
I = M/ V (4)
e). Suseptibilitas Kemagnetan
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh
susebtibilitas kemagnetan atau k, yang dituliskan sebagai :
I = k H (5)
Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang dipergunakan
dalam metode magnetik. Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan
tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik.
f). Induksi Magnetik
Suatu bahan magnetik yang diletakkan dalam medan luar H

akan menghasilkan
medan tersendiri ' H

, yang meningkatkan nilai total medan magnetik bahan tersebut.


Induksi magnetik yang didefinisikan sebagai medan total bahan dapat dinyatakan dengan
persamaan (Telford, dkk., 1990) :
123
( ) ( ) H H k M H B

0 0 0
1 = + = + = (6)
( ) ' ' ' 4 1 ' 4 ' ' H H k M H B

= + = + = (7)
dengan H

dan M

( ' H

dan ' M

) pada arah yang sama. Satuan dari B

adalah tesla
[ = 1 newton/ampere-meter = 1 weber/meter
2
], sedangkan satuan dari ' B

adalah gauss [ =
10
-4
tesla ], dan
0
adalah permeabilitas medium di ruang hampa [ = Am Wb x / 10 4
7
].
g). Potensial Magnetostatik
Jika atmosfer dianggap sebagai insulator dan tidak mempunyai sifat kemagnetan,
maka potensial scalar magnetik adalah :
(9)
dengan intensitas medan magnetiknya adalah :
(10)
Bidang equipotensial adalah bidang dengan A dan garis tegak lurus bidang
tersebut disebut garis gaya magnetik. Persamaan garis gaya magnetik diperoleh dari
komponen radial dan komponen tangensial dari A di suatu titik P dengan jarak r dari
pusat dwikutub seperti gambar 1.
Gambar 1. Komponen intensitas magnetik pada titik P berjarak r
Potensial eksternal dan internal merupakan jumlah dari potensial yang dihasilkan
elemen-elemen dwikutub per satuan volume, nilai rata-rata V adalah dinyatakan dalam
satuan induksi magnetik. Jadi dalam kasus untuk benda termagnetisasi, potensialnya
sesuai dengan potensial dwikutub, dan unutk bola yang termagnetisasi seragam dengan
radius a sama dengan dwikutub yang terkonsentrasi di pusat bola. Potensial eksternal
dinyatakan sebagai
(11)
M adalah dwikutub persatuan volume, dan potensial internal sebagai :
124
(12)
Di permukaan bumi, komponen medan magnetik (komponen horizontal) dan
(komponen vertikal) adalah :
(13)
(14)
Di kutub-kutub dari medan dwikutub ( = 0
0
, = 180
0
)
(15)
(16)
Sedangkan di ekuator magnetik
(17)
Dari beberapa penelitian diperoleh intensitas medan magnetik total di kutub utara
60.000 nT, di kutub selatan 70.000 nT, sedangkan intensitas yang paling kecil kira-kira
25.000 nT teramati di Pasifik, Antofagasta, Chile.
h). Medan Magnet Bumi
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan
magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang
terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11
o
dari sumbu rotasi bumi,
yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan
kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF (2000), melalui perhitungan posisi simetris
dimana dipole magnetik memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi
adalah 79,3 N, 71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu
arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik D,
intensitas horisontal H dan intensitas vertikal Z. Dari elemen-elemen ini, semua parameter
medan magnet lainnya dapat dihitung.
Parameter yang menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi D (sudut
antara utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horisontal
dan vektor medan total), yang diukur dalam derajat. Intensitas medan magnetik total F
digambarkan dengan komponen horisontal H, komponen vertikal Z dan komponen
horisontal kearah utara X dan kearah timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara
125
kasar antara 25.000 65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator
mempunyai intensitas 40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator 45.000 nT.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk
menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standard nilai yang disebut
dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui tipa 5
tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada
daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Medan utama (Main field)
Pengaruh medan utama magnet bumi 99% dan variasinya terhadap waktu sangat
lambat dan kecil.
2. Medan luar (external field)
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di
atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan
luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini tehadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa
sumber medan luar antara lain :
Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun
Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut
matahari dan mempunyai jangkau 30 nT
Gambar 1. Elemen magnetik bumi
126
Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan
dan mempunyai jangkau 2 nT
Badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkau sampai dengan 1000
nT
3. Anomali Medan Magnetik
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target dari survey
magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali magnetik berkisar ratusaan sampai
dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih besar dari 100.000 nT yang
berupa endapan magnetik. Secara garis besar anomali ini disebabkan oleh medan
magnetik remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan
magnetnya serta sangat rumit diamati karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
yang dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual
Magnetism yang merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari keduanya, bila
arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka
anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek
medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnet kurang dari 25 %
medan magnet utama bumi (Telford, 1979).
Adanya anomali magnetik menyebabkan perubahan dalam medan magnet total bumi
dan dapat dituliskan sebagai :
H
T
= H
M
+ H
A
(18)
dengan
H
T
= medan magnetik total bumi
H
M
= medan magnetik utama bumi
H
A
= medan anomali magnetik
Bila besar H
A
<< H
T
dan arah H
A
hampir sama dengan arah H
T
maka anomali
magnetik totalnya adalah :
AT = H
T
H
M
(19)
T
F
M
F
T
F
A
127
Gambar 2. Vektor yang menggambarkan medan anomali (F
A
), medan utama (F
M
) dan medan magnet total (F
T
)
(Robinson, 1988).
4. Metode
Secara garis besar, survei geomagnetik dapat diberikan dalam diagram alir sebagai berikut
:
Gambar 3. Diagram alir survei geomagnetik.
4.1. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang dicatat dalam survei geomagnetik antara lain :
1. Waktu : meliputi hari, tanggal, jam
2. Data geomagnetik :
a. Medan Total : minimal lima kali pengukuran pada tiap stasiun pengukuran
untuk mengurangi gangguan lokal (noise).
Informasi Geologi
Penentuan Lintasan /
Posisi Titik Ukur
Pengukuran Data Magnetik
Reduksi Data (koreksi-koreksi)
Pengolahan Data
Penafsiran Data
128
b. Medan Vertikal : dua orientasi yaitu utara-selatan dan timur-barat dengan masing-
masing minimal lima kali pengukuran pada setiap stasiun pengamatan.
c. Variasi harian
d. Medan utama bumi (IGRF)
3. Posisi stasiun pengukuran
4. Kondisi cuaca dan topografi lapangan
Pengumpulan data bergantung pada target dan kondisi lapangan. Pengukuran dengan
target lokal biasanya dilakukan untuk daerah survei yang tidak terlalu luas, dengan spasi
50 500 meter, sedang untuk target regional mencakup daerah yang lebih luas dengan
spasi 1 5 km.
Pengukuran di daerah gunungapi, di puncak dan tubuh gunung dilakukan dengan spasi
0,5 km atau sekitar 25-30 menit perjalanan (kaki), sedangkan pada kaki gunung dan
sekitarnya spasinya 1-2 km. Untuk target dengan daerah yang sempit dan topografi yang
relatif datar dapat dilakukan dengan spasi 50 100 m bergantung kepada hasil
pengukuran yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan pada titik yang telah
diplotkan grid-nya. Variasi harian dapat diukur dengan menggunakan Base station
PPM,
4.2. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data anomali geomagnetik secara garis besar ditunjukkan pada
diagram alir sebagai berikut :
Dari pengukuran di lapangan, diperoleh data intensitas medan magnet total atau vertikal
dan horizontal, yaitu dari pengukuran PPM dan Fluxgate magnetometer. Data-data
tersebut merupakan harga terbaik dari lima kali pengukuran di setiap titik pengukuran.
Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk P. Jawa diasumsikan
besarnya 45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang dikeluarkan oleh IGRF pada
epoch yang bersangkutan, maka dapat diperoleh data anomali medan geomagnet bumi
pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini diolah (misalnya dengan filtering)
untuk dilakukan penafsiran (interpretasi data) misalnya dengan pemodelan untuk
mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi.
129
4.3. Metode Interpretasi
Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk pengukuran
secara kualitatif, analisis dilakukan pada peta kontur anomali medan magnet total dan
vertikal. Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur
kontur, sedangkan untuk penafsiran kuantitatif dilakukan dengan dua metode :
- Metode langsung, dilakukan dengan menggunakan kurva karak-teristik pada
penampang kontur anomali magnetik. Hasil yang diperoleh adalah perkiraan kasar
kedalaman, tebal dan kemiringan benda penyebab anomali.
- Metode tidak langsung yaitu dengan mencocokkan kurva anomali lapangan dengan
kurva model yang dilakukan secara iteratif (trial and error).
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan dengan bantuan software yang tersedia,
misalnya Magpoly, Mag2dc atau lainnya.
MULAI
KOREKSI VARIASI HARIAN
KOREKSI IGRF
AKUISISI
ANOMALI
MEDAN
MAGNET TOTAL
130
Gambar 4. Diagram alir pengolahan data geomagnetik.
5. Instrumentasi
Peralatan yang digunakan dalam survey magnetik ini antara lain :
1. Magnetometer, terdiri dari dua bagian yaitu :
Untuk mengukur medan magnet vertikal : fluxgate magnetometer
Spesifikasi salah satu tipe Fluxgate Magnetometer dapat diberikan sebagai berikut :
- Tipe = FM-100B/105B Magnetometer
- Resolusi = 0,4 nT
- Sensitivitas = 100 nT/volt
131
- Jangkau :
^ Komponen X dan Y = 0 - 40.000 nT
^ Komponen Z = 0 - 70.000 nT
- Jangkau dinamik = 1000 nT ( 10 V) dari baseline
- Noise envelope = < 0,2 nT
- Tanggap frekuensi = < 3 dB dari frekuensi DC sampai 4 Hz
- Koefisien suhu = < 1 nT/
o
C
- Jangkau suhu = - 40 sampai +50
o
C
- Daya = 4 watt pada 115/230 V AC
atau 90 mA pada 14-28 V DC
Untuk mengukur medan magnet total : Proton Precession Magnetometer (PPM)
Spesifikasi untuk salah satu tipe PPM dapat diberikan sbb :
- Tipe = Scientrex PPM
- Resolusi = 1 gamma
- Ketelitian = 1 gamma pada skala penuh
- Jangkau = 20.000 100.000 gamma
- Display = seven segment 5 digit
- Toleransi gradien = sampai dengan 500 gamma/meter
- Sumber daya = 8 buah baterai kering (12 V DC)
- Jangkau suhu = -35 sampai +60
o
C
- Dimensi :
^ Console = 80 x 160 x 250 mm
3
; 1,8 kg
^ Sensor = 80 x 150 mm
2
; 1,3 kg
2. DGPS, untuk posisi stasiun pengukuran secara presisi
3. Peralatan pengukur waktu (jam)
4. Peralatan penunjuk arah (kompas)
5. Peralatan pendukung lainnya (log book)
5.1. Prosedur Pengoperasian PPM Model G-856
a). Modus Operasi
132
1. Modus Survei : mengukur intensitas medan magnetik sebagai fungsi ruang atau jarak.
Data di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu
pengukuran dan nomor lintasan.
2. Modus Auto : mengukur nilai intensitas medan magnetik sebagai fungsi waktu. Data
di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu, dan
Julian-day.
3. Modus Tambahan (Gradiometer) : mengukur nilai intensitas magnetik dari dua
sensor yang terpisah secara vertikal. Hasilnya adalah harga gradien vertikal yang
bebas dari variasi waktu. Modus ini menggunakan 2 (dua) buah sensor yang dipasang
terpisah secara vertikal dalam sebuah tiang penyangga. Pengambilan data dilakukan
dengan menekan tombol cycle pada the remote start switch. Pembacaan pertama
dilakukan pada sensor bawah dan pembacaan kedua pada sensor atas. Data disimpan
secara otomatis. Format data dalam memori : Baris pertama untuk pembacaan
pertama, baris berikutnya untuk pembacaan kedua, dan seterusnya.
b). Prosedur Operasi :
1. Memasang battery pada Console
2. Memasang sensor di tiang penyangga
3. Menghubungkan seluruh kabel konektor
4. Memeriksa isi memori
5. Melakukan Tuning dengan mengambil kuat sinyal (signal strength) yang paling kuat
sesuai dengan harga medan di daerah survei.
6. Menyetel konfigurasi waktu : hari, tanggal, jam, dan menit saat pengambilan data.
7. Menyetel konfigurasi lintasan (modus survei dan gradiometer) dan interval waktu
pengambilan data otomatis. (modus auto)
8. Mengambil data :
- Pengambilan data dilakukan dengan operasi :
READ => STORE
- Arah sensor sesuai dengan tanda anak panah (N)
- Pengambilan data dengan modus AUTO dilaksanakan di tempat yang tetap
(fixed station).
9. Mentransfer data di memori ke komputer untuk pemrosesan lebih lanjut.
c). Petunjuk Singkat Pengoperasian :
133
1. Mengambil dan menyimpan data pembacaan
Tekan : READ => STORE
2. Membersihkan seluruh isi layar :
Tekan : CLEAR
3. Memanggil isi memori (pembacaan yang terakhir) :
Tekan : RECALL
4. Memanggil isi memori (nomor stasiun tertenstu) :
Tekan : RECALL => SHIFT => station # => station # => station # => ENTER
5. Tuning magnetometer :
Tekan : READ => TUNE => SHIFT => # => # => ENTER
6. Menghapus data :
a. Pembacaan yang terakhir :
Tekan : READ => RECALL => ERASE => ERASE
b. Kelompok pembacaan yang terakhir :
Tekan : RECALL => SHIFT => station # => station # => station # =>
ENTER => ERASE => ERASE
c. Seluruh memori :
Tekan : RECALL => SHIFT => 0 => ENTER => ERASE => ERASE.
7. Membaca waktu dan line number :
Tekan : TIME (tekan ketika pembacaan sedang ditampilkan)
8. Men set-up line number :
Tekan : TIME => SHIFT => line # => line # => line # => ENTER
9. Men set-up Julian Day
Tekan : AUTO => TIME => SHIFT => day # => day # => day # => ENTER
10. Men-set up Julian Day dan Time
Tekan : AUTO =>TIME =>SHIFT =>day # =>day # => day # => hour # => hour
# => minute # => minute # =>ENTER
11. Memulai keluaran data
Tekan : AUTO => ENTER
12. Menyetop keluaran
Tekan : OUTPUT => CLEAR
13. Men set-up mode Auto
134
Tekan : AUTO => SHIFT => Second # => Second # => ENTER
14. Menghentikan mode Auto
Tekan : AUTO => CLEAR
d). Daftar Fungsi Tombol, Tampilan, dan Konektor :
1. CLEAR : membersihkan segala tampilan layar
2. SHIFT (0) : mengakses fungsi-fungsi tertentu
3. ENTER : memberikan perintah sistem untuk melaksanakan perintah
pengaksesan suatu fungsi. Selain itu untuk menaikkan lokasi
memori yang tampil di layar (lihat RECALL).
4. OUTPUT (1) : mengeluarkan data memori secara otomatis ke piranti eksternal
5. AUTO (2) : memulai dan mengakhiri perekaman data secara otomatis (modus
Auto)
6. ERASE (3) : menghapus data yang terbaca terakhir, kelompok data atau seluruh
data yang ada di memori.
8. TIME (5) : mengakses clock waktu saat itu dan menampilkan waktu saat
pembacaan data dilakukan.
9. TUNE (6) : menampilkan dan/atau men-set up tuning, serta mengatur kuat
sinyal.
10. RECALL (7) : mengakses memori dan menurunkan lokasi memori yang
ditampilkan.
11. STORE (8) : menyimpan data pembacaan dalam memori
12. READ (9) : pembacaan harga medan
13. FIELD/TIME : menampilkan data intensitas medan magnetik atau waktu
14. STATION/DAY: menampilkan nomor stasiun, Julian day, atau nomor lintasan. Selain
itu menampilkan kuat sinyal, tuning, dan tegangan battery.
15. Konektor : merupakan konektor G-856 ke sensor, perekam, printer, komputer
atau daya eksternal.
e). Informasi Tambahan :
1. Battery
Terdapat 2 jenis battery dalam PPM G-586, yakni 8 (delapan) battery D-cell dan 1
(satu) buah battery lithium. Delapan battery D-cell menghidupkan operasi-operasi
dasar dan battery lithium menghidupkan clock dan memori.
135
2. Mengambil data dari memori
Data dari memori dapat dipindahkan ke komputer dengan prosedur:
a. Hubungkan konektor dengan console dan ujung konektor yang satu dengan
port serial komputer.
b. Buka program Magmap dan pilih option import data dari G-586.
c. Beri nama file data di komputer
d. Tekan tombol : OUTPUT => ENTER
e. Jika transfer berhasil, data bisa dibuka dengan berbagai program editing seperti
notepad, wordpad, excel, dll.
3. Penyimpanan instrumen PPM G-856
- Lepas kabel sensor dari Magnetometer
- Simpan semua komponen di shipping container untuk menjaga dari
kontaminasi magnetik.
- Jika sistem magnetometer hendak disimpan pada waktu yang lama, lepas
battery untuk menjaga dari keterpautan elektronik atau korosi karena kontak,
- Jangan melepas battery lithium yang disolder di board rangkaian.
4. Perawatan dan pencarian kesalahan (trouble shooting)
(lihat buku manual).
Pustaka
Grant, F.S, West, 1965, Interpretation Theory in Applied Geophysics, McGraw Hill
Corporation.
Sharma, P,V., 1997. Environmental and Engineering Geophysics, Cambridge University
Press.
Telford W.M., dkk, 1979, Applied Geophysics, Cambridge University Press.
136
LAMPIRAN
Lembar Data Pengukuran Magnetik Total
Hari/tanggal : .............................. Operator : ...............................
Lokasi/Lb. Peta : .............................. Cuaca : ...............................
Alat : .............................. Topografi : ...............................
No. Nama
Titik amat
Posisi Titik amat
X Y Z
Pembacaan PPM Waktu Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Tabel A.1. Daftar Susesptibilitas Magnetik Batuan dan Mineral
137
No. Tipe Batuan atau Mineral
Suseptibilitas Magnetik
( x 10
-6
SI)
1. Granite (with magnetite) 20 40.000
2. Slates 0 1.200
3. Gabbro 800 76.000
4. Basalt 500 80.000
5. Oceanic Basalt 300 36.000
6. Limestone (with magnetite) 10 25.000
7. Gneiss 0 3.000
8. Sandstone 35 950
9. Pyrite (ore) 100 5.000
10. Hematite (ore) 420 10.000
11. Magnetite (ore) 7x10
-4
14x10
6
12. Magnetite (crystal) 150x10
6
13. Serpentinite 3.100 75.000
14. Graphite (diamagnetic) -80 to 200
15. Quartz (diamagnetic) -15
16. Gypsum (diamagnetic) -13
17. Rocksalt (diamagnetic) -10
18. Ice (diamagnetic) -9
Catatan : Untuk mengkonversikan harga-harga di atas ke dalam satuan cgs, dibagi dengan
4.
138
Gambar A.1. Prinsip kerja Fluxgate Magnetometer.
Gambar A.2. Bila bumi dianggap mempunyai dipole magnet di pusatnya, maka distribusi medan magnetnya
dapat ditunjukkan dengan anak panah.
Gambar A.3. Distribusi sudut inklinasi medan magnet bumi (IGRF, 1990).
139
Gambar A.4. Distribusi intensitas medan magnet total (a), dan sudut deklinasi (b).
Gambar A.5. Profil anomali medan magnet total (AT) yang diukur di atas kawasan anomali sebagai fungsi
elevasi di atas permukaan tanah.
140
Gambar A.6. Profil anomali medan vertikal (AZ) dan medan total (AT) di atas bola yang termagnetisasi
seragam, yang berada pada daerah dengan inklinasi yang berbeda.
Gambar A.7. Profil anomali medan magnet total dari suatu benda anomali 2 dimensi, (a) apabila arah
magnetisasi tidak vertikal, (b) arah magnetisasi vertikal.
141
Gambar A.8. Gradien vertikal dari suatu profil aeromagnetik (bawah) menunjukkan resolusi yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan medan magnetik total (atas).
Gambar A.9. Model iteratif dari suatu profil anomali medan total pada tubuh anomali berbentuk dike. Model
awal ditunjukkan dengan garis putus-putus dan model akhir ditunjukkan dengan garis padat,
dihitung dengan menggunakan komputer.

You might also like