You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya, kesehatan gigi dan mulut berhubungan erat dengan kesehatan tubuh secara umum.

Kesehatan tubuh secara umum dapat dikatakan baik jika tidak terdapat kondisi patologis dalam mulut. Permasalahan yang terjadi pada rongga mulut dapat bervariasi mulai dari gigi dan mukosa mulut. Pada mukosa mulut dapat terjadi lesi, penonjolan serta keadaan lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan kita pada umumnya. Maka jika terjadi gangguan berupa penyakit pada gigi dan mulut contohnya saja lesi mulut, dapat pula menyebabkan rasa kurang nyaman dan rasa tidak enak yang dirasakan pada seluruh tubuh. Lesi merupakan suatu kelainan patologis pada jaringan yang menimbulkan gejala atau symptom. Lesi terbagi menjadi 2 macam, yaitu Lesi Primer (pertama kali timbul) dan Lesi ekunder (timbul setelah lesi primer). Lesi dapat muncul akibat dari in!eksi virus. Pada kasus yang telah diberikan, kami menemukan adanya sebuah lesi vesicoulcerative pada rongga mulut pasien. "ia#ali dengan keluhan pada saria#an pada ujung lidah dan sudut mulut yang terasa sakit yang disertai gusi berdarah. elain itu pasien juga menderita demam, malaise, dan terdapat benjolan kecil$kecil pada kedua pipi sebelah dalam serta sudah pernah menderita cacar air (Chicken Pox). "engan data$data anamnesis yang dikumpulkan, lesi tersebut berkaitan dengan penyakit in!eksi virus yaitu Gingivostomatitis Herpetika Primer %n!eksi virus yang disebabkan oleh kelompok virus herpes sangat sering terjadi. &irus herpes dapat menyebabkan in!eksi tidak hanya pada manusia saja tetapi juga dapat mengin!eksi binatang. Mani!estasi klinis yang ditimbulkan berbagai macam, mulai dari yang tanpa gejala, ulkus di kulit sampai ense!alitis. &irus herpes dapat ditemukan dimana saja. aat ini ada ' anggota virus simpleks yang terutama mengin!eksi manusia, yaitu ( ). &irus *erpes impleks tipe ) dan 2 2. &irus *erpes impleks tipe + ( &aricella$,oster (&-&) +. &irus *erpes impleks tipe . ( /ytomegalovirus (/M&) .. &irus *erpes impleks tipe 0 ( 1pstein 2arr &irus (12&) 0. &irus *erpes impleks tipe 3, 4 dan ' ( Kaposi arcoma 3. Kadang manusia)) imian herpes virus dan herpes 2 virus juga dapat menyebabkan in!eksi pada

*ampir 567 populasi dunia yang berusia antara 26 8 .6 tahun telah terpapar oleh * &$), dapat dipastikan oleh antibodi yang positi!. * & % pada umumnya menyerang bibir dan mulut tapi sekitar )6 8 267 kasus dapat disebabkan oleh herpes genital. %n!eksi herpes genital pada umumnya disebabkan oleh * & %%. "alam beberapa kasus * &$2 dapat menyebabkan herpes oral yang in!eksinya disebarkan melalui kontak seksual.2) 9imbulnya penyakit, derajad klinis dari in!eksi, kekebalan terhadap terbentuknya keadaan laten, dan !rekuensi kekambuhan sangatlah dipengaruhi oleh kekebalan humoral maupun seluler. Mekanisme imun humoral berperan dalam pengandalian in!eksi, sedangkan imunitas seluler berperan penting pada pencegahan dan penyebaran in!eksi, dan juga dalam menga#asi replikasi virus.))

BAB II HERPES SIMPLEKS II.1. DEFINISI *erpes simpleks adalah in!eksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe % atau %% yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan.+) II.2. SINONIM Fever blister, cold sore, herpes !ebrilis, herpes labialis, herpes progenitalis (genitalis). +) II.3. EPIDEMIOLOGI %nsiden in!eksi primer * & % sering terjadi saat masa kanak$kanak dimana +67 $ 367 anak$anak terpapar virus. %n!eksi * & % meningkat sesuai usia. :mumnya usia +6 tahun atau lebih, sudah seropositi! terhadap * & %. 267 $ .67 dari populasi telah mempunyai herpes labialis. * & %% berhubungan dengan perilaku seksual dan memungkinkan penularan terhadap pasangannya. "i : ; pada usia )2 atau lebih telah seropositi! terhadap * & %%..) Pada in!eksi * & %, 067 memberikan gambaran lesi di rongga mulut. Pada in!eksi * & %%, sebanyak 267 simptomatik, 267 menyadari menderita herpes genital yang berulang, dan sebanyak 367 mempunyai gejala klinik tapi tidak menyadarinya sebagai herpes genital.0) II.4. ETIOLOGI *erpes simpleks disebabkan oleh * & % atau * & %% yang merupakan keluarga *erpesviridae, anggota enveloped double stranded DN virus. eroti! * & hampir serupa dengan varicella$,oster virus yang merupakan anggota <$*erpesviridae. <$*erpesviridae mengin!eksi beberapa tipe sel, tumbuh dengan cepat dan sangat e!isien menghancurkan sel host..) * & sangat menular, dan in!eksi terjadi setelah kontak langsung virus dengan mukosa atau dengan kulit yang mengalami abrasi. &irus kemudian menyebar dan menyerang ujung sara! otonom dan sensorik, dan menjadi laten dalam ganglia sara!. Pada reaktivasi virus laten, terjadi rekurensi yang dapat dicetuskan, antara lain oleh stress emosional, radiasi

ultraviolet, trauma, kelelahan dan demam. "alam perjalanan alamiah * &, !rekuansi rekurensi akan menurun seiring dengan #aktu+) 2anyak individu yang tidak pernah terkena in!eksi * & memberikan hasil seropositi! terhadap antibodi spesi!ik terhadap * &. "engan kultur virus atau P/=, * & dapat ditemukan pada mulut dan>atau area anogeenital. 467 $ '67 dari populasi terin!eksi oleh * & % dan 207 $ +67 terin!eksi oleh * & %% serta + dari . orang yang terin!eksi oleh herpes genital tidak mengetahui bah#a mereka terin!eksi.3)

http(>>###.google.co.id>imglanding?@AherpesBsimpleCBvirus

II.5. PATOGENESIS %n!eksi Primer Pada in!eksi herpes simpleks, in!eksi bersi!at produkti!. elanjutnya in!eksi menyebar ke akson terminal sara! sensorik dan terjadi translokasi retrograd virus ke akson. )) %n!eksi primer oleh * & % terjadi di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung. %n!eksi primer * & % pada umumnya dimulai saat masa kanak$kanak. %nokulasi dapat terjadi secara kebetulan. elain itu, * & % juga dapat menyebabkan herpes ense!alitis. %n!eksi primer * & %% mempunyai karakteristik menyakitkan, erosi, vesikel yang berkelompok diatas dasar eritem, biasanya berlokasi di penis atau glans penis pada pria dan di vulva atau vagina pada #anita.2) * & %% juga dapat menyebabkan herpes meningitis dan in!eksi neonatus.+)9api kadang 8 kadang bisa terdapat in!eksi * & % di genital atau sebaliknya yang disebabkan oleh cara aktivitas seksual seperti oro$genital. %n!eksi primer berlangsung kira$kira + minggu, dapat disertai oleh gejala seperti malaise, demam, anoreksia, dan pembesaran kelenjar getah bening regional. Kelainan klinisnya

berupa vesikel berkelompok dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang$kadang mengalami ulcerasi yang dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks.+) %n!eksi Laten elama !ase laten, * & berlokalisasi di ganglion dorsalis dan dalam keadaan tidak akti!. 9idak ada lesi atau gejala klinik yang muncul selama !ase ini. * & dapat akti! dan menyebar ke sara! dan menyebabkan muncul gejala klinik. =eaktivasi dapat disebabkan oleh stress, sinar matahari, demam, atau terjadi secara spontan. 2,',)6) "apat juga disebabkan oleh in!eksi, kurang tidur, hubungan seksual, gangguan emosional, menstruasi,+,)6) trauma minor, radiasi ultraviolet, neuralgia trigeminal, setelah operasi intrakranial, operasi gigi, tindakan dermabrasi.)6) %n!eksi =ekuren Dejala klinis yang timbul lebih ringan, #aktunya lebih singkat daripada in!eksi primer. ering ditemukan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel, berupa rasa panas, gatal dan nyeri. %n!eksi rekurens dapat timbul di tempat yang sama ( loko) atau ditempat lain>tempat disekitarnya (non loko).+)

II.6. MANIFESTASI KLINIK Mani!estasi klinik in!eksi * & tergantung tempat terjadinya in!eksi dan respon imun penderita..) %n!eksi primer * & % umumnya bermani!estasi sebagai gingivostomatitis atau pharyngitis dengan gejala mononukleus!like, herpetic #hitlo#. %n!eksi * & %% muncul setelah kontak seksual, berupa vulvovaginitis, lesi pada penis atau daerah perianal.5) "apat juga bermani!estasi sebagai kelompok vesikel diatas dasar eritem pada daerah pantat, perineum. Penting juga untuk mengetahui bah#a banyak pasien yang mempunyai bukti serologi in!eksi tapi tanpa gejala atau tidak ada ri#ayat penyakit kelamin.2) tomatitis *erpetika ;dalah suatu penyakit mulut yang disebabkan oleh in!eksi herpes simpleks virus tipe % tetapi kadang$kadang dapat pula disebabkan oleh * & %% yang dikaitkan dengan perilaku

seksual yang berubah. Kulit dan mukosa merupakan pintu masuk sekaligus tempat multiplikasi virus yang menyebabkan sel lisis dan terbentuknya vesikel. Penularan terjadi melalui droplet dan kontak langsung dengan lesi atau saliva yang mengandung virus. %n!eksi primernya bersi!at subklinis tapi pada keadaan tertentu maka menimbulkan gingivostomatitis. limiting disease. a. Dingivostomatitis herpetika primer Masa inkubasi biasanya 0 8 4 hari. Dejala prodormal berupa demam, sakit kepala, malaise, nausea dan muntah$muntah yang disertai rasa tidak nyaman dimulut. ) 8 2 hari setelah gejala prodormal maka timbul vesikel kecil berkelompok di mukosa mulut, vesikel berdinding tipis dikelilingi oleh peradangan. &esikel cepat pecah meninggalkan ulkus dangkal dan bulat. elama proses penyakit berlanjut, vesikel dapat bersatu menjadi lesi yang lebih besar dengan tepi yang tidak teratur. Kriteria diagnosis yang penting adalah menemukan gingitis marginalis akut, kadang disertai beberapa ulkus pada gingiva. Earing akan tampak kemerahan dengan pembesaran kelenjar getah bening submandibular dan servikal. Dingivostomatitis herpetika primer adalah bentuk tersering dari in!eksi * & tipe ) pada rongga mulut yang ditandai dengan lesi ulserasi pada lidah, bibir, mukosa gingiva, palatum durum dan molle. "okter gigi seringkali merupakan dokter pertama yang menerima keluhan karena gejala klinisnya, sehingga penting bagi dokter gigi dapat mengenali kondisi ini (Faya dan *arijanti, 2665). Gnset gingivostomatitis herpetika primer dilaporkan memiliki 2 puncak. 9erutama terjadi pada masa anak, biasanya pada usia 3 bulan sampai 0 tahun, puncak kedua terjadi pada usia a#al 26 tahun. Kebanyakan in!eksi * & tipe ) pada anak bersi!at asimtomatik atau ringan sehingga anak dan orang tua tidak menyadarinya. 2eberapa penelitian menyatakan hanya )6$267 anak yang terin!eksi memiliki gejala dan tanda klinis yang cukup berat (Faya dan *arijanti, 2665). =espons radang akut dari in!eksi primer * & biasanya terjadi setelah periode inkubasi + sampai )6 hari. Grang 8 orang yang terin!eksi akan mengelum demam, malaise, dan mudah marah (Langlais dan Miller, 2666). *al ini berhubungan dengan pasien #anita pada skenario yang hasil anamnesisnya mengatakan bah#a beberapa hari sebelum muncul saria#an merasakan demam dan malaise. edangkan mani!estasi in!eksi rekuran berupa herpes labialis (ekstra tomatitis herpetika akut pada anak sehat merupakan sel" oral) dan herpes intra oral.

Pada tahap a#al nodus lim!e submandibular sering membesar dan sakit. Ease prodromal ini berlangsung )$2 hari dan diikuti dengan timbulnya lesi oral dan kadang sirkumoral. &esikula kecil berdinding tipis dikelilingi dasar eritematous yang cenderung berkelompok timbul pada mukosa oral (Faya dan *arijanti, 2665). Pada pemeriksaan ekstra oral pasien, ditemukan kecocokan tanda gingivostomatitis herperika primer dengan penyakit yang diderita pasien yaitu kedua lim!onodi submandibular teraba dan terderness (menunjukan adanya pembengkakan atau lim!adenopati). &esikel kemudian akan pecah dan membentuk ulkus. Lesi berbentuk bulat dan dangkal (erosi!) dan berukuran diameter 2$+ mm. :lkus bersi!at multiple dan bergabung menjadi satu terdapat di seluruh bagian rongga mulut terutama bibir, gingival, palatum durum, dan lidah (2irnbaum dan "unne, 26)6). Pada anamnesis pasien juga menyebutkan bah#a ia merasakan adanya benjolan kecil 8 kecil sebelum muncul saria#an. 2enjolan kecil tersebut adalah vesikel dan pasien dapat mena!sirkan ulkus yang terbentuk setelah vesikel pecah sebagai saria#an. Kemudian pada pemeriksaan intra oral ditemukan area erosive pada gingival labiah anterior rahang atas dan ba#ah, ulkus multiple pada lateral lidah, mukosa bukal, hingga kedua sudut mulut. 9anda 8 tanda ini sesuai dengan tanda gingivostomatitis herpetika primer yang disebutkan oleh 2irnbaum dan "unne (26)6). Penderita gingivostomatitis herpetika primer juga mengalami pengunyahan dan penelanan yang tidak memadai akibat adanya rasa sakit dari ulkus tersebut (Langlain dan Miller, 2666), seperti yang menjadi keluhan utama pada pasien dari skenario tersebut. elain vesikel, tanda lain pada kelainan ini adalah daerah 8 daerah !okal dari tepi gusi menjadi merah pada dan edema. Papilla $ papilla interdental akan membengkak dan berdarah sesudah trauma ringan karena kerapuhan kapiler dan meningkatnya permeabilitas (Langlais dan Miller, 2666). Pasien juga mempunyai tanda gusi berdarah sejak lima hari lalu, yang dapat memperkuat diagnosis mengacu pada penyakit ini. Eaktor predisposisi gingivostomatitis herpetik primer ialah sistem imun yang buruk, seringkali menyertai kondisi in!eksi akut seperti pneumonia, meningitis, in!luen,a, ti!us, in!eksi mononukleusis dan kondisi stress (Faya dan *arijanti, 2665). Pada pasien, !aktor predisposisi ini dapat dikaitkan dengan sedang dalam pemakaian ortodontik cekat, yang dapat meningkatkan resiko terjadinya in!eksi dengan sedikit saja oral hygiene yang buruk.

"iagnosis banding gingivostomatitis herpetika primer adalah penyakit ulserati! oral yaitu candidiasis oral, hand "oot and mouth disease dan stomatitis apthosa. *erpangina mempunyai karakteristik berupa vesikula pada bagian belakang rongga mulut dan palatum, sepanjang !aring yang meradang. 9idak ada hubungan lesi ekstra oral dengan herpangina. tomatitis aphthosa dapat rancu dengan lesi ulserasi herpetik tetapi ulserasi tidak didahului oleh adanya vesikula, dan tidak ada lesi ekstra oral. Hand "oot and mouth disease terdapat vesikula pada intra oral dan ekstra oral namun distribusi lesi pada tubuh dapat dibedakan dengan mudah dari gingivostomatitis herpetika primer (Faya dan *arijanti, 2665). Kepastian diagnosis gingivostomatitis herpetika primer adalah dengan pemeriksaan lebih lanjut berupa kultur virus dan pemeriksaan antibodi serum (Langlain dan Miller, 2666).

b. *erpes labialis rekuren (*L=) %n!eksi rekuren dengan bentuk vesikel$vesikel pada merah bibir. Dejalanya dimulai dengan rasa perih diikuti vesikel berkelompok kemudian ditutupi krusta dalam #aktu . 8 3 hari dan sembuh tanpa jaringan parut. c. *erpes intra oral rekuren %n!eksi rekuren dimana lesi$lesi yang timbul terdapat di intra oral khususnya pada mukosa yang berkeratin. "aerah predileksinya di palatum durum regio premolar dan molar karena berkaitan dengan keluarnya virus dari ganglia nervus palatinus. elain itu vesikel juga dapat timbul pada bagian !asial dan bukal gingiva.))

http(>>###.skinsight.com>adult>oro!acial*erpes impleC&irus* &$re!erences.htm

1nse!alitis *erpes impleks "isebabkan oleh * & tipe %. "apat menyebabkan gejala berat atau tanpa gejala. Pada a#alnya pasien akan mengalami gejala prodormal berupa malaise, demam dan mual. Kemudian muncul gejala ense!alopati berupa letargi, kebingungan dan delirium. "apat pula ditemukan keluhan sakit kepala, !oto!obia, a!asia serta de!isit !okal dan gangguan gerak lainnya. Kejang dapat berupa kejang umum atau kejang !okal. Pada pemeriksaan !isik ditemukan demam dan perubahan status mental. Dejala rangsang meningeal sangat jarang ditemukan. Pasien dapat menunjukkan dis!asia, hemiparesis, kelumpuhan sara! kranialis dan edema papil H.%%. 2eberapa gejala tidak khas misalnya ense!alitis subakut, gangguan psikiatrik, meningitis aseptik, ense!alitis batang otak atau mielitis. 1mpat pasien dilaporkan mengalami sindrom operkular anterior berupa kelumpuhan otot pengunyah, !asial, !aring dan lidah.)) Keratitis *erpes impleks %n!eksi pada mata umumnya disebabkan oleh * & %, sebagian kecil oleh * & %idan dapat menyebabkan kebutaan),0). ebetulnya virus herpes itu sendiri tidak secara langsung menyebabkan reaksi radang. Kelainan timbul merupakan reaksi terhadap replikasi virus dan>atau gangguan imunitas kornea dan iris yang lebih banyak berperan menimbulkan nekrosis jaringan kornea.))

%n!eksi pada neonatus biasanya terjadi setelah persalinan dengan gambaran klinis berupa konjungtivitis, keratitis epithelial, keratitis stroma dan katarak. Kelainan bisa unilateral maupun bilateral dan hampir pada semua kasus disertai vesikel atau erupsi pada kulit.))

%n!eksi mata primer biasanya tersebar terbatas pada sel epitel kornea, hanya )67 kasus memberikan gambaran klinis keratitis stroma atau iritis. %n!eksi primer biasanya sel" limited pada imunokompoten tapi !atal bagi penderita imunokompromais. Dejala antara lain berupa ble!aro$konjungtivitis unilateral, konjungtivitis !olikuler dengan atau tanpa pembesaran kelenjar preaurikuler (sulit dibedakan dari in!eksi adenovirus), keratitis epitelial pungtata super!isialis atau denditrik.))

%n!eksi mata rekuren. Mekanisme rekuren belum sepenuhnya dimengerti. =eaktivasi virus laten pada ganglia trigeminal keluar melalui akson dan menimbulkan kerusakan epitel dengan bentuk klinis keratitis epitiialis (keratitis pungtata super!isial, keratitis dendritik atau geogra!ik, keratitis metaherpetik>tro!ik), keratitis stroma (interstitial, immune rings, limbal vaskulitis, keratitis diski!ormis), keratitis endotel (endotelitis yang disertai iridosklitis dan trabekulitis). Kelainan$kelainan ini dapat timbul bersamaan sehingga akan sulit dalam penatalaksanaan terapi.))

*erpes Kulit *erpetic #hitlo# Merupakan in!eksi pada jari$jari oleh * & yang didapat dengan cara inokulasi langsung atau dengan penyebaran langsung dari mukosa pada saat in!eksi primer. Fadi gejala yang khas akan terjadi pada seorang anak yang menghisap jarinya sehingga akan terjadi penularan dari gingivostomatitis herpetika. "apat juga terjadi pada pekerja dibidang medis. 2iasanya disebabkan oleh * & %, tetapi juga dapat oleh * & %% yang berkembang sebagai mani!estasi dari inokulasi primer yang mengikuti kontak mano$genital dengan pasangan yang terin!eksi. Lesi biasanya terjadi di ujung jari, berbentuk pustul, sangat sakit, eritem dan edema. 2iasanya diikuti demam dan pembesaran kelenjar lim!e lokal. *erpetic #hitlo# sering didiagnosa sebagai in!eksi bakteri pionikia..,0)

*erpes Dladitorium dan *erpes =ugbia!orum *erpes kulit dapat ditularkan diantara atlit selama olahraga seperti gulat, rugby dan dapat terjadi penularan keseluruh anggota tim. Lesi herpes multipel akan tampak pada daerah dada, telinga, muka, lengan dan tangan..,0)

1c,ema *erpetikum "isebabkan oleh in!eksi virus herpes pada kulit yang menderita eksim. Merupakan mani!estasi in!eksi * & % pada anak yang mempunyai ri#ayat dermatitis atopik. 1c,ema herpetikum dapat !atal karena superin!eksi bakteri dan bakterimia. 2akteri patogen antara lain #taph$lococcus aureus, #treptococcus dan Pseudomonas..)

*erpetic ycosis Merupakan in!eksi rekuren atau in!eksi a#al herpes simpleks, biasanya disebabkan oleh * & % yang mengenai !olikel rambut. Dejala klinik mungkin berubah$ubah dari beberapa papul$papul !olikuler yang erosi sampai lesi yang luas termasuk seluruh area janggut. %n!eksi dapat terjadi setelah menggunakan pisau cukur yang telah terpapar * & atau karena ada lesi akut pada daerah mulut dan bibir yang berhubungan dengan erupsi yang meluas. "iagnosa dapat dipastikan dengan biopsi.0)

*erpes Denital)6) 2ila seseorang terserang * & dalam keadaan imunokompeten maka mani!estasinya dapat berupa episode pertama in!eksi primer, episode nonprimer, lesi rekuren, lesi asimptomatis atau terjadi in!eksi yang tidak khas atau atipik 1pisode primer pertama 9ampak dalam ) 8 2 hari setelah inokulasi. ering disertai demam, nyeri kepala,

malaise dan mialgia. Dejala klinis berupa nyeri dan iritasi pada lesi bertambah dalam 3 8 4 hari pertama dan mencapai puncaknya 4 8 )) hari sakit. 9erjadi pembesaran kelenjar getah bening dimana lesi di genital berupa papula berkembang menjadi vesikel berdinding tipis di atas dasar eritematosa sebelum pecah menjadi ulkus. :lkus basah akan menjadi krusta basah yang mengering.

1pisode non primer pertama Pada episode pertama non primer in!eksi sudah berlangsung lama, tetapi belum menimbulkan gejala klinis dan tubuh sudah membentuk ,at anti sehingga gejala yang muncul lebih ringan.

*erpes genital rekuren Lebih ringan dan bersi!at lokal. ;kan terjadi kekambuhan jika in!eksi utama bersi!at subklinis atau asimptomatis. "ikatakan bah#a kekambuhan pada * & %% 3 kali lebih sering daripada * & %. Dejala klinisnya ( Hyeri %ritasi lesi genital yang akan meningkat setelah hari ke 3 8 4 dari masa sakitnya Pembesaran lim!onodi inguinal dan !emoral secara umum bersi!at non!luktuasi serta nyeri pada perabaan Pria lebih sering mengalami kekambuhan. ecara keseluruhan 367 pasien dengan

* & akan mengalami rekurensi klinis dalam tahun pertama. *erpes genitalis atipikal Mani!estasi kliniknya tidak khas atau atipikal. 9idak berupa vesikel, sering berupa !isura, !urunkel, ekskoriasi dan eritema vulva non spesi!ik disertai rasa nyeri dan gatal pada #anita sedangkan pada pria berupa !isura linier pada preputium dan bercak merah pada glans penis. =eaktivasi subklinis atau herpes simpleks genitalis asimtomatis 1pisode transmisi seksual dan vertikal terjadi pada !ase ini. =eaktivasi subklinis paling tinggi terjadi dalam 3 bulan setelah terin!eksi. Fika seseorang telah menderita herpes bertahun$tahun akan melepaskan virus secara subkinis separuhnya dibandingkan #anita yang menderita kurang dari 2 tahun. *erpes Denital pada %munokompromais))

Keadaan imunokompromais ditemukan pada orang tua, penderita yang mendapat terapi sitostatik>radioterapi, penerima transplantasi sumsum tulang, transplantasi organ, penderita dengan in!eksi *%&, penyakit *odgkins, leukemia, lim!oma atau dengan keganasan lain. Kelainan yang ditemukan cukup progresi! berupa ulkus yang dalam didaerah orolabial atau anogenital baik berupa lesi episode % atau dalam keadaan rekurensi, sehingga sukar dikontrol dengan terapi standar. 2iasanya viral shedding juga berlangsung lebih lama. "aerah dengan replikasi * & %>%% tersering adalahh perirektal, oro!asial, orogenital dan jari$jari sehingga spektrum in!eksi * & dapat berupa ( %n!eksi perianal *erpes anogenital Proktitis Perioral>!asial herpes Konjungtivitis>keratitis ;septik meningitis>ensepalitis *erpetik #ithlo# %n!eksi pada organ dalam))

http(>>###.google.co.id>imglanding? @AherpesBgenitalIumA)IhlAidIsaADItbmAischItbnidAK9la5JKK's6PKM(Iimgr e!urlAhttp(>>cariobat.blogspot.com>26)6>6'>herpes$ genitalis.htmlIimgurlAhttp(>>).bp.blogspot.com>KM/dLGtts@L#>9*,lM:2&%M%>; ;;;;;;;111>Mn+94ygE2%'>s)366>genitalKherpesKlesion.jpgI#A.36IhA+66Ie iAhsb/9JiiF%+MrMeojF*j;#I,oomA)IiactAhcIpageA)ItbnhA)6'Itbn#A)33Ist artA6IndspA)'IvedA)t(.25,r(),s(6Ibi#A)62.IbihA.55

*erpes Denitalis pada Kehamilan)) 2iasanya didahului oleh rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Lesi umumnya pada daerah vulva dan perineum berbentuk vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang terasa nyeri dan mudah pecah, kemudian menimbulkan erosi multipel. :mumnya terdapat pembesaran kelenjar getah bening di daerah inguinal yang berat. "apat disertai malaise, demam, nyeri otot ( in"luen%a!like s$ndrome). Lesi didaerah vulva umumnya sangat nyeri dan menyebabkan sulit bergerak. Fuga sering mengalami retensi urin karena rasa nyeri yang muncul bila buang air kecil atau karena keterlibatan sistim sara! didaerah sakral. Dejala klinis lainnya adalah lesi atipik (367), yang tidak khas sehingga tidak diduga sebagai herpes genitalis, tetapi pada pemeriksaan serologi didapatkan antibodi * &.)) * & dapat ditemukan pada jalan lahir sekitar )7 perempuan hamil yang tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatik) saat persalinan.

http(>>###.google.co.id>imglanding? @AherpesBgenitalIumA)IhlAidIsaADItbmAischItbnidA#0LLH1L)k69JEM(Iimgre! urlAhttp(>>ho#togetrido!genital#arts.org>genital$#arts>genital$herpes$ images>page>2>IimgurlAhttp(>>ho#togetrido!genital#arts.org>#p$ content>uploads>26)6>)2>)252353.'+$ 5+.jpgI#A.66IhA+26IeiA@M!/9!2kMJPDs;GFp$ 9y"#I,oomA)IiactAhcIpageA.ItbnhA)03Itbn#A)50IstartA+.IndspA5IvedA)t(.2 5,r(),s(+.Ibi#A)62.IbihA.55

II.7. DIAGNOSA "iagnosa dapat ditegakkan melalui anamnesa, gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain ()) ). &isualisasi partikel virus Pemeriksaannya menggunakan mikroskop elektron untuk melihat mor!ologi virus. 9eknik ini cepat tapi jarang dilakukan karena mahal dan kurang sensiti!. 2. itologi Pe#arnaan 9,anck umumnya digunakan untuk pemeriksaan sitodiagnosis * &. /ara ini dapat melihat lesi selular yang disebabkan oleh * & dan terlihat badan inklusi nuklear eosino!ilik dikelilingi halo terang dengan marginalisasi kromatin pada membran nuklear. *asil pemeriksaan ini in!ormati! tapi tidak spesi!ik * &. ensitivitas cara ini berkisar antara 367 $ 467.

+. "eteksi antigen virus "eteksi antigen virus dengan metode imuno!luoresen memberikan hasil paling cepat tapi kurang sensiti! dibanding kultur. 9eknik 1L% ; dianjurkan bersamaan dengan kultur untuk meningkatkan sensitivitas. .. "eteksi genom virus *ibridisasi dapat dilakukan namun sensitivitasnya kurang. "engan teknik P/=, baik P/= biasa, nested P/= atau P/= multipleks yang dapat mendeteksi dua atau beberapa virus herpes sekaligus dapat digunakan untuk mendeteksi * &. P = in situ telah dikembangkan tetapi penggunaannya masih sangat terbatas. P/= sangat berguna untuk diagnosis lesi kulit>mukosa atipik dan ense!alitis. 0. %solasi virus * & dapat dibiakkan dalam telur berembrio atau diisolasi dari mencit yang diinokulasi virus, tetapi kultur sel tetap merupakan teknik rujukan untuk isolasi virus dari spesimen kecuali / 3. erodiagnosa "alam banyak kasus hasil serologi in!eksi herpes tidak memberikan nilai berarti. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menentukan prevalensi pada populasi dan mendeteksi kasus asimptomatik, selain itu juga untuk mengevaluasi status imun kelompok tertentu, kepastian status #anita hamil dan penapisan antara in!eksi primer dan rekuren. Metode yang umumnya digunakan untuk mendeteksi anti * & adalah %E, 1L% ;, netralisasi dan hemaglutinasi pasi!. %E dan 1L% ; dapat mendeteksi %gM yang menjadi pertanda in!eksi akti!. .

II.8. DIANOSA BANDING ). Penyakit tangan, kaki dan mulut ( lesinya tersebar serta vesikel oval yang khas ditangan>kaki

2. 1ritema multi!orme ( kelainan hanya melibatkan mukosa mulut dapat menimbulkan bule kemudian mengalami erosi +. &arisela ( lesi lebih tersebar, dan besar .. *erpes ,oster ( distribusi unilateral dan dermatomal))) 0. %mpetigo &esikobulosa 3. :lkus "urum, :lkus Mole, :klus Mikstum maupun ulkus yang mendahului lim!ogranuloma venerium+)

II.9. PENATALAKSANAAN 1. 9indakan uporti!, untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti vitamin dan

pemeliharaan masukan diet 2. 9indakan imptomatik, yang dapat dilakukan yaitu untuk menghilangkan demam dan rasa sakit, misalnya parasetamol 3. 9indakan herpes 4. 9indakan Preventi!, misalnya menggunakan tabir surya untuk mengurangi pajanan terhadap sinar matahari masih konroversial (untuk stomatitis herpetika), deteksi in!eksi ibu pada saat menjelang persalinan dan cara persalinan pada ibu yang terin!eksi (pada herpes simpleks neonatal), abstinensia atau pemakaian kondom bila ada lesi (untuk herpes genital), vaksinasi.),.) pesi!ik, yaitu pengobatan berupa obat$obatan antivirus terhadap virus

Pengobatan antivirus sistemik yang direkomendasikan untuk in!eksi * &.)

Oro !"#!$ H%r&%"

"e#asa %n!eksi Primer ;cyclovir 266 mg>oral, 0C sehari ;cyclovir, .66 mg>oral, +C sehari &alacyclovir, )666 mg>oral, 2C sehari Eamciclovir, 206 mg>oral, +C sehari %n!eksi =ekuren /ream Penciclovir )7, /ream "ocosanol )67, 0C sehari ;cyclovir, .66 mg>oral, 0C sehari Eamciclovir, 066 mg>oral, 2C sehari &alacyclovir, 2666 mg>oral, 2C sehari untuk ) hari Eamciclovir, )066 single dose atau 406 mg, 2C sehari selama ) hari Pro!ilaksis %n!eksi =ekuren Mengobati Kekambuhan H%r&%" G%'#(!$ %n!eksi Primer ;cyclovir, 266 mg>oral, 0C sehari ;cyclovir, .66 mg>oral, +C sehari &alacycovir, )666 mg>oral, 2C sehari Eamciclovir, 206 mg>oral, +C sehari %n!eksi =ekuren ;cyclovir, .66 mg>oral, +C sehari ;cyclovir .66 mg>oral, 2C sehari ;cyclovir, .66 mg>oral, 2C sehari

;nak$anak ;cyclovir, )0 mg>Kg>oral, 0C sehari

"urasi 4 8 )6 hari atau sampai gejala berkurang

. 8 0 hari atau sampai lesi sembuh

&alacyclovir dan Eamciclovir digunakan hanya untuk ) hari

;cyclovir, .6 8 '6 mg>Kg>oral dibagi dalam + 8 . dosis (maksimum ) g>hari) ;yclovir, )666

4 8 )6 hari atau ada perbaikan gejala klinik

0 8 )6 hari atau

;cyclovir, 266 mg>oral, 0C sehari &alacyclovir, '66 mg>oral, 2C sehari &alacyclovir, 066 mg>oral, 0C sehari &alacyclovir, )666 mg>oral, )C sehari &alacyclovir, )666 mg>oral, 2C sehari Eamciclovir, 066, 206, )20 mg>oral, 2C sehari Eamciclovi )666 mg>oral, 2C sehari selama ) hari Penekanan =ekurensi ;cyclovir, .66 mg>oral, 2C sehari ;cyclovir, '66 mg>oral, )C sehari &alacyclovir, 066 mg>oral, 2C sehari valacyclovir )666 mg>oral, )C sehari &alacyclovir 206 mg>oral, 2C sehari Eamciclovir, )20 mg, 206 mg>oral, +C sehari Penekanan =ekurensi pada #anita *amil Mengurangi ;cyclovir, .66 mg>oral, +C sehari dari +3 minggu usia kehamilan sampai melahirkan &alacyclovir, 066 mg>oral, )C

mg>hari>oral dibagi dalam + 8 0 dosis

sampai perbaikan gejala klinis

;cyclovir, .66 $)666 mg>hari>oral, dibagi dalam 2 8 + dosisi

9ransmisi

sehari H%r&%" O)*$!r

9erapi

Gbat tetes 9ri!luridine )7 Gbat tetes %": 6,)7 dan salep 6,07 alep &idarabine +7 ;cyclovir, .66 mg>oral, 0C sehari

Penekanan =ekurensi

;cyclovir, .66 mg>oral, 2C sehari

;cyclovir, '6 mg>Kg>hari>oral dibagi + dosis (maksimal )g)

H%r&%" G$!+#!(or, H%r&%(#- ./#($o0 9erapi ;cyclovir, 266 mg>oral, 0C sehari ;cyclovir, .66 mg>oral, +C sehari &alacyclovir, )666 mg>oral, 2C sehari Eamciclovir, 26 mg>oral, +C sehari N%o'!(!$ H%r&%" 9erapi ;cyclovir, 26 mg>Kg>%& setiap ' jam E'-%&/!$#(#" H%r&%" 9erapi ;cyclovir, )6 $)0 mg>Kg>%&, +C sehari ;cyclovir, )6 mg>Kg>%&, +C sehari E-1%2! H%r&%(#)*2 ). 8 2) hari ). 8 2) hari ;cyclovir, .6 $'6 mg>Kg>hari>oral dibagi dalam + $ . dosis (maksimal )g) 4 8 )6 hari atau sampai ada perbaikan gejala

9erapi

;cyclovir, 266 mg>oral, 0C sehari ;cyclovir .66 mg>oral, +C sehari &alacyclovir, )666 mg>oral, 2C sehari ;cyclovir, )6 8 )0 mg>Kg>%&, +C sehari

;cyclovir, .6 8 '6 mg>Kg>hari>oral dibagi dalam + 8 . dosis (maksimal ),2 g>dl) ;cyclovir, )6 mg>Kg, +C seehari

). 8 2) hari

II.13. PROGNOSA Pengobatan secara dini dan tepat memberikan prognosis yang lebih baik, yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurensi lebih jarang. Pada pasien dengan imunokompromais, prognosisnya bisa !atal.+)

2;2 %%% =1 :M1

&irus herpes simpleks merupakan penyebab penyakit ulserati! berulang pada oral dan genital. 9erdiri dari dua tipe, yaitu * & % dan * & %% yang merupakan virus "H;. * & % menyerang daerah pinggang ke atas tetapi dapat juga ditemukan di daerah genitalia. * & %% menyerang derah pinggang ke ba#ah terutama daerah genital tetapi dapat juga di temukan di ekstra genital karena perubahan aktivitas seksual. Lesi yang muncul berupa vesikel$vesikel yang berkelompok diatas kulit sembab dan eritematosa pada daerah mukokutan. 9erdapat tiga !ase in!eksi yaitu in!eksi primer yang

berlangsung selama kurang lebih + minggu, menimbulkan rasa sakit, dan dapat sembuh spontan tergantung keadaan imunitas. %n!eksi laten, dimana tidah tampak gejala apapun. "an in!eksi rekuren dimana vesikel yang muncul lebih sedikit, tidak terlalu sakit dan berlangsung lebih singkat. "iagnosa dilakukan berdasarkan anamnesa, gejala klinis, dan pemeriksaan penunjang. Gbat antivirus pilihan adan acyclovir. ;cyclovir mempunyai e!ek menghambat atau menghentikan replikasi virus, tetapi tidak membunuh virus. Prognosanya dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita.

DAFTAR PUSTAKA

). "aili F, %ndriatmi L. %n!eksi &irus *erpes. Fakarta ( Eakultas Kedokteran %ndonesia, 2662. 2. chalock Peter /, *su Peter 9. , ;rndt Kenneth ;. LippincottNs Primary /are "ermatology. Philadelphia ( LippinncottNs Lilliams I Lilkins, 26)). +. *andoko =onny P. *erpes impleks. "alam ( "juanda ;dhi, *am,ah Mochtar, ;isah iti, editor. %lmu Penyakit Kulit dan KelaminO edisi ke$0. Fakarta ( 2alai Penerbit EK:%. 2664 ( +')$'+.

.. 2lauvelt, ;ndre#. *erpes

impleC. "alam ( "ermatology in Deneral Medicine

Eit,patrickNs. 9he McDra#$*ill /ompanies, %nc, 266' ( )'4+$'.. 0. Fames Liliam ", 2erger 9imothy D, 1lston "irk M. ;ndre#Ns "isease ot 9he kin /linical "ermatologyO edisi ke$)6. Philadelphia ( 1lsevier( +34$40. 3. Klausner Fe!!rey ", *ook 1d#ard L. L;HD1 /urrent "iagnosis and 9reatment ( eCually 9ransmitted "isease. : ; ( 9he McDra#$*ill /ompanies,2664 ( '.$5). 4. Eit,patrick Fames 1, Morelli Foseph D. "ermatology Philadelphia ( 1lsevier,26)) ( )40$4'. '. 2uCton Paul K, Fones =achael Morris. ;2/ o! "ermatologyO edisi ke$0. : ; ( 2lack#ell Publishing Ltd, 2665 ( )66$). 5. Da#krodger david F. "ermatology an %llustrated /olour 9eCtO edisi ke$.. Philadelphia ( Lippincott Lilliam and Lilkins, 2663 ( 02$+. )6. 2arakbah Fusu!, Lumintang *ans, Martodihardjo unarko. 2uku ;jar %n!eksi Menular eksual. urabaya ( ;irlangga :niversity Press, 266' ( ).'$04 )). Doldstein 2eth D, Doldstein ;dam G. "ermatologi Praktis. Fakarta , 266) ( 2..$.3 ecretNs PlusO edisi ke$..

You might also like