You are on page 1of 12

Term Of Refference (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFFERENCE (TOR) FEASIBILITY STUDY PENGEMBANGAN BANDARA SSK II DI PEKANBARU

I.

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menghadapi fenomena perkembangan ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri serta tantangan persaingan ekonomi global, Pemerintah bertekad secara bertahap meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi melalui upaya reformasi di bidang ekonomi dan politik. Melalui UU Nomor 22 dan 25/99, Pemerintah Daerah di dorong untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja pembangunan ekonomi dengan memberikan kewenangan luas, nyata, bertanggung-jawab dan proporsional. Konsekuensi logis bagi daerah adalah harus segera berbenah, mencari peluangpeluang strategis serta menggali berbagai sumber daya dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan Propinsi Riau untuk meningkatkan perekonomiannya sangat tergantung kepada upaya pemerintah daerah dengan berbagai kebijaksanaannya dalam mengupayakan peningkatan atraksi, amenitas, aksesibilitas, upaya memperbaiki institusi, sumber daya manusia dan lingkungan hidup. Upaya ini dapat dikaitkan dengan upaya nyata yang sinergis dalam rangka pemberdayaan aset-aset yang dimiliki oleh daerah. Dengan dilakukannya Feasibility Study Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru diharapkan dapat dilakukan upaya-upaya pemberdayaan sumber daya khususnya keberadaan bandara ini sehingga dalam jangka panjang keberadaan Bandara Sultan Syarif Kasim II ini dapat lebih memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat secara luas.

1.2 PENDEKATAN MASALAH Dalam pengembangan sistem transportasi terpadu, prasarana transportasi yang dikembangkan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan wilayah Riau secara serasi dengan wilayah-wilayah lainnya adalah prasarana transportasi laut dan udara yang ditunjang dengan prasarana transportasi darat dimana transportasi darat sebagai sarana yang menghubungkan dengan prasarana transportasi laut dan udara tersebut dari pusat-pusat koleksi distribusi di wilayah Sumatera bagian tengah.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

Prioritas pengembangan diberikan kepada Pelabuhan Laut Dumai dan Kuala Enok sebagai prasaranan transportasi laut dan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II sebagai prasaranan transportasi udara, yang akan menghubungkan Riau dengan wilayah lainnya di Indonesia dan mancanegara. Sampai saat ini Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru merupakan salah satu pintu utama masuk dan keluar melalui udara ke dan dari Provinsi Riau. Dari data yang ada diketahui bahwa selama lima tahun terakhir perkembangan angkutan penumpang dan barang menunjukan kenaikan rata-rata 11,09 % dan 5,95 % per tahun dan kedatangan pesawat meningkat rata-rata 44,93 % pertahun. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan angkutan udara semakin lancar dan berkembang seiring semakin membaiknya prasarana dan sarana Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II. Dengan perkembangan IPTEK yang demikian pesat dan kondisi perekonomian wilayah yang membaik serta kondisi persaingan yang makin ketat, dapat diperkirakan tuntutan akan ketersediaan (supply) moda transportasi udara ini semakin meningkat dan akan dihadapkan pada permasalahan pemasalahan permintaan (demand), yaitu bagaimana meningkatkan frekuensi penerbangan, pelayanan penerbangan ke berbagai wilayah nasional maupun mancanegara dan peningkatan kualitas pelayanan di bandara sendiri untuk mengatisipasi perkembangan kebutuhan penerbangan internasional yang memerlukan standar pelayanan tertentu. Pengembangan bandara udara merupakan suatu proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan dari berbagai segi dan tingkat kebutuhan, utamanya adalah bahwa pengembangan bandar udara terkait erat dengan skala pelayanan, apakah pelayan penerbangan lokal, regional atau internasional. Hal ini tentu akan berpengaruh erat terhadap pengembangan fasilitas di bandar udara. Oleh sebab itu pendekatan dalam pengembangan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II ini adalah memperkirakan kebutuhan penerbangan pada masa yang akan datang. Dengan kata lain pengembangan ini akan bertitik tolak pada aspek demand dengan memprediksi tingkat kebutuhan pada masa yang akan datang dan aspek pengembangannya dapat saja berupa pengembangan fisik sarana dan prasarana, aspek adminsitrasi kelembagaan dan atau aspek pengelolaan/ manajemen.

1.3 TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1 Tujuan Feasibility Study Pengembangan Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru ini adalah merupakan bagian dari pengembangan pembangunan di Provinsi Riau yang tujuannya adalah :

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

a. Meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah Provinsi dalam melaksanakan pembangunan daerah melalui pendekatan pengembangan wilayah dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang tersedia. b. Menilai kelayakan keberadaan Bandara Sultan Syarif Kasim II dalam rangka peningkatan kinerja bandara sebagai salah satu asset yang dimiliki Pemerintah Daerah Provinsi Riau. 1.3.2 Sasaran Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah : a. Teridentifikasinya berbagai aspek pendukung kinerja Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau. b. Terumuskannya berbagai hal spesifik dari setiap kegiatan kinerja bandara serta dampaknya terhadap Daerah Provinsi Riau. c. Terumuskannya berbagai alternatif rekomendasi / usulan mengenai tata cara pengelolaan dan pengembangan bandara : Kelembagaan/kewenangan instansi Persyaratan teknis dan administrasi Tata cara pengelolaan

II.

HASIL YANG DIHARAPKAN/OUT PUT Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah berupa gambaran yang cukup lengkap mengenai kondisi dan kinerja Bandara Sultan Syarif Kasim II, potensi dan permasalahan serta kendala pengembangan dan solusi pengembangannya, berupa data dan pengkajian yang disusun secara sistimatis. Gambaran pengkajian ini mencakup juga kajian kebijaksanaan makro pengembangan wilayah Provinsi Riau, kebijaksanaan makro sistem transportasi terpadu, arahan pengembangan sektor-sektor strategis, kajian ekonomi makro dan kajian kecenderungan perkembangan kegiatan penerbangan (supply and demand) sebagai salah satu yang mendasari perlunya pengembangan Bandara Udara Sultan Syarif Kasim II ini. Hasil akhir yang diharapkan dari study ini adalah berbagai rekomendasi alternatif pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II berdasarkan hasil kajian dari faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja bandara tersebut. Pengembangan selanjutnya baik berupa konseptual maupun teknis pembangunan adalah diluar dari study ini sehingga untuk sampai ke hal tersebut study ini hanya akan merekomendasikan saja.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

III.

METODE PENDEKATAN STUDY Metode pendekatan Feasibility Study Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru ini adalah : 1). Menguraikan kondisi Provinsi Riau yang melatar-belakangi permasalahan kebutuhan moda transportasi angkutan udara meliputi : Kebijaksanaan pembangunan sistem transportasi terpadu Keadaan perkembangan ekonomi Kondisi angkutan udara saat ini. 2). Pengkajian terhadap kondisi bandara, faktor sosial-ekonomi penduduk, tingkat aksesibilitas dan kebutuhan (demand) serta faktor-faktor pendukung lainnya. Pengkajian ini dimaksudkan untuk melihat potensi dan kecenderungan perkembangan kebutuhan (demand) serta ketersediaan pelayanan (supply) angkutan udara. 3). Melakukan identifikasi faktor-faktor pendukung di Bandar udara, melihat kecenderungan perkembangan pelayanan, fasilitas dan tingkat pelayanan serta faktor-faktor keamanan, kenyamanan dan ketepatan jadwal perjalanan serta variasi tujuan perjalanan. 4). Merumuskan berbagai indikator perkembangan dan kecenderungan perkembangan berdasarkan analisis supply dan demand, tingkat pelayanan serta skala pelayanan penerbangan (lokal, regional, internasional). Perumusan tersebut sebagai bahan perumusan alternatif pengembangan bandara baik aspek fisik, prasarana, pelayanan, pengelolaan maupun kelembagaan. 5). Rekomendasi Pengembangan dengan berbagai alternatif pengembangan dan pelaksanaan program-program pembangunan.

IV. TAHAPAN PEKERJAAN 4.1. Persiapan Survei 1. Persiapan dasar, berupa pengkajian data/informasi dan literatur yang telah ada yang berkaitan dengan Study Pengembangan Bandara yang hasilnya dapat berupa asumsi dan hipotesa mengenai perspektif kondisi bandara. 2. Mempersiapkan instrumen survey berupa : Peta-peta dasar bagi kawasan study Menyusun daftar data/informasi yang diperlukan. Menyusun daftar pertanyaan (quesionaire) Instrumen dan peralatan lainnya.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

4.2. Kegiatan Survei Survey data instansional, berupa pengumpulan dan atau perekaman data dari instansi-instansi. Hasil yang diharapkan adalah uraian, data angka atau peta mengenai keadaan wilayah, keadaan Kawasan Study secara keseluruhan dan wilayah di sekitarnya. Survey keadaan sistem perangkutan di Provinsi Riau meliputi tinjauan : Peran dan fungsi angkutan. Peran dan fungsi bandara dalam melayani karakteristik lalu-lintas barang dan penumpang serta keterkaitan dengan aspek transportasi bagi produk dan masyarakat Riau. Kondisi fasilitas dan tingkat pelayanan transportasi Survey lapangan, untuk menguji data instansional dan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Hasil yang diharapkan ialah tersusunnya data-data yang mencakup : Lingkup wilayah (makro) Lingkup Kawasan study (mikro), yang perlu dipetakan adalah penggunaan tanah, kondisi bangunan/lingkungan, topografi/kemiringan tanah geologi/daya dukung tanah, hidrologi/sumber air kondisi jalan dan sanitasi. Disamping itu perlu ditambahkan data mengenai penggunaan bangunan, kondisi bangunan, panjang dan lebar jalan menurut fungsinya, jenis dan kondisi perkerasan, saluran pengeringan, jaringan utilitas (listrik, air bersih, air limbah dan sebagainya). Survey objek khusus, berupa pengisian daftar pertanyaan yang diajukan antara lain kepada Stage Holder. Observasi dan interview untuk melengkapi survey tersebut di atas dan untuk memperoleh data/informasi yang lebih rinci. 4.3. Kompilasi Data Pekerjaan kompilasi data adalah suatu tahap proses seleksi data, tabulasi dan pengelompokkan/mensistematisasikan data sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang diharapkan ialah tersusunnya Buku Kompilasi Data yang disajikan secara sistematik dan siap untuk dianalisis, dilengkapi dengan tabel, angka-angka, diagram dan peta. Jenis data dan sistematikanya adalah sebagai berikut : Skala makro (wilayah) mencakup data pokok tentang : Aspek kebijaksanaan regional yang diduga perkembangan Bandara.

berpengaruh

pada

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

Aspek Kependudukan Aspek perekonomian Aspek sumber daya alam, antara lain : o Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana Skala mikro (Kawasan study) mencakup data pokok tentang : Aspek sosial Aspek perekonomian Aspek fisik dasar Aspek tata guna tanah yang secara umum dirinci menurut jenis-jenis penggunaan. Aspek fasilitas pelayanan Aspek administrasi/pengelolaan Selain data kuantitatif (angka-angka) seyogyanya juga secara kualitatif mengenai kondisi eksisting (saat ini), mengenai potensinya, dan mengenai masalah yang dihadapi.

4.4. Kegiatan Analisis Merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan dan metode serta teknis analisis study yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara ilmiah maupun secara praktis. Berhubung kegiatan analisis ini merupakan salah satu kunci keberhasilan penyusunan study, maka sebelum langkah kegiatan ini dimulai, hendaknya prinsipprinsip pendekatan dan metode serta teknis analisis dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Tim Teknis. Dalam tahap analisis, pokok - pokok pekerjaan dan hasil yang diharapkan antara lain : Di dalam keseluruhan analisis pada prinsipnya terdapat empat jenis penilaian umum, yaitu : Analisis keadaan dasar adalah menilai kondisi pada saat sekarang. Analisis kecenderungan perkembangan, yaitu menilai kecenderungan masa lalu sampai sekarang dan kemungkinan-kemungkinannya di masa depan. Analisis sistem kebutuhan ruang, yaitu menilai hubungan ketergantungan antara sub-sistem atau antar fungsi dan pengaruhnya. Analisis kemampuan pengelolaan, pengawasan dan personalia baik pada saat sekarang maupun yang diperlukan di masa depan.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

Hal-hal pokok yang dianalisis adalah sebagai berikut : Perkiraan volume kegiatan Analisis terhadap Sudy Pengembangan Bandara ini akan tergantung kepada perkiraan volume kegiatan terminal. Untuk itu faktor-faktor penting seperti daya tampung terminal, potensi dan kemampuan, angka turun naik penumpang, jumlah trayek, juga kecenderungan perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Penentuan elemen kawasan study serta hubungan fungsionalnya. Pembahasan dalam bagian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai elemen-elemen penting yang menunjang kegiatan operasional di kawasan study, yaitu : Gambaran kegiatan operasional di kawasan study Penentuan elemen kawasan serta hubungan fungsionalnya Uraian mengenai elemen-elemen yang diperlukan dalam suatu kawasan bandara, elemen-elemen primer, dan elemen sekunder. Selain itu diuraikan mengenai hubungan fungsional secara internal dan secara eksternal. Analisis Kebutuhan Ruang Uraian mengenai cara perhitungan kebutuhan ruang serta hasil perhitungan kebutuhan ruang. Penilaian Penggunaan Ruang Yang Ada Analisis penilaian penggunaan ruang yang ada di lahan kawasan study diperlukan untuk memberikan indikasi apakah kebutuhan fasilitas baru di kawasan studi harus dilakukan melalui : pengaturan peruntukan lahan kembali perluasan kawasan yang sudah ada kedua-duanya. Analisis Fisik Kawasan Study dan Sekitarnya Analisis mengenai keadaan fisik Kawasan study dan sekitarnya ditujukan untuk melihat pengaruh kondisi fisik setempat maupun tata guna lahannya terhadap kemungkinan pengembangan kawasan tersebut, meliputi : Kawasan Study dan Kondisi Sekitarnya Uraian mengenai beberapa aspek fisik seperti : jenis-jenis bangunan, kondisi lahan (kontur), batas-batas kawasan studi, dsb.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

Kawasan Study dan Kawasan Sentra Ekonomi yang sudah ada Uraian mengenai aktifitas dan gambaran kawasan sentra ekonomi yang ada di Provinsi Riau yang memiliki akses ke Kawasan study. Batas-batas Area Pengembangan Dari hasil analisis point-point sebelumnya, dapat direkomendasikan luas dan lokasi areal yang memungkinkan untuk digunakan bagi pengembangan Kawasan study. Analisis Mikro (Kawasan study), meliputi : Analisis perekonomian Analisis khusus unsur-unsur utama Kawasan study

4.5 Kegiatan Penyusunan Rancangan Rencana Sebelum Penyusunan Laporan Akhir, terlebih dahulu disusun suatu alternatif rancangan laporan akhir sebagai bahan bahasan dalam forum seminar. Rancangan laporan akhir tersebut merupakan rumusan hasil study. Rancangan Laporan Akhir dimaksud antara lain akan memuat : Rumusan tujuan Study Pengembangan Bandara Rumusan kebijaksanaan dasar study antara lain mencakup : Persyaratan penempatan elemen-elemen. Pemilihan areal pengembangan Analisis tapak pengembangan Rumusan kebijaksanaan dasar yang dijabarkan dalam bentuk rekomendasi dan konsep-konsep pengembangan meliputi : Konsep dan pengembangan objek study di masa depan yang memberikan gambaran sketsa lokasi elemen-elemen primer. Rekomendasi dan konsep pengembangan objek khusus, merupakan konsep yang lebih mendalam, baik teknis maupun programnya

4.6 Penyusunan Laporan Akhir Menyempurnakan rancangan laporan akhir sesuai dengan alternatif yang disarankan/dirumuskan dalam seminar atau rapat konsultasi pemantapan di daerah.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR)

Menyusun laporan akhir dalam bentuk buku Laporan Akhir Study Pengembangan Bandara berisi uraian, keterangan, angka-angka dan diagram yang kesemuanya lebih lengkap dari Rancangan Rancangan Laporan Akhir.

V.

JADWAL WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN Jadwal Waktu penyelesaian Pekerjaan Feasibility Study Kelayakan Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.

VI. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN 6.1 Untuk melaksanakan tugas, Konsultan Perencana harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas dalam pengarahan penugasan ini. 6.2 Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari pemberi Tugas maupun masukan lain dari luar. Kesalahan Perencanaan akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana. 6.3 Untuk melaksanakan tugas ini Konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli yang memenuhi kebutuhan proyek ditinjau dari lingkup proyek dan tingkat kekomplekan proyek yang terikat selama pelaksanaan.

VII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI Alokasi tenaga yang dibutuhkan (disiplin ilmu dan jumlahnya) yang antara lain terdiri dari : Ketua Tim (Team Leader), adalah sarjana Teknik Planologi yang memiliki dasar yang kuat sebagai Perencana Kawasan/Kota. Disyaratkan tenaga ahli ini berpengalaman tak kurang dari 10 tahun untuk S1 dan 5 tahun untuk S2 yang mampu berkerja sama dalam satu tim. Wakil Ketua Tim(Co Team Leader), adalah sarjana S1 Arsitektur Perkotaan (Urban Designer) yang memiliki dasar kuat sebagai perancang bangunan modern yang disesuaikan dengan adat dan budaya daerah perencanaan dan atau pengembangan kawasan kota dan perancangan bangunan fasilitas umum. Disyaratkan sudah berpengalaman tak kurang dari 8 tahun untuk S1 dan 4 tahun untuk S2, serta memiliki kemampuan lebih dalam memimpin satu tim konsultan.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR) 10

Tenaga Ahli Sipil (Structure Engineer), adalah sarjana S1 Teknik Sipil yang terbiasa menangani pekerjaan Perancangan dan perencanaan Bangunan Gedung, Jalan/ Landasan, dengan pengalaman kerja tak kurang dari 8 tahun. Tenaga Ahli Sipil (Cost Estimator), adalah sarjana S1 Teknik Sipil yang terbiasa menangani pekerjaan Perhitungan/Estimasi Biaya Proyek, dengan pengalaman kerja tak kurang dari 8 tahun. Tenaga Ahli Geologi (Geologist), adalah sarjana S1 Geologi dengan pengalaman kerja lebih dari 8 tahun serta terbiasa melakukan survei geologi untuk perencanaan konstruksi bangunan, jalan/landasan. Tenaga Ahli Geodesi (Geodetic Engineer), adalah sarjana S1 Geodesi dengan pengalaman kerja lebih dari 8 tahun serta terbiasa manangani perencangan pengembangan kawasan kota dan perancangan bangunan fasilitas umum. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan, adalah sarjana S1 di bidang Penyehatan Lingkungan yang memiliki dasar kuat dalam analisis dampak lingkungan dari pembangunan kawasan/kota dan sudah berpengalaman kerja tak kurang dari 8 tahun. Tim Ahli tersebut didukung oleh tenaga penunjang, seperti : Assisten Ahli Surveyor Tenaga pendukung lain

VIII. SISTEM PELAPORAN DAN DISKUSI Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Feasibility Study Pengembangan Bandara Sutan Syarif Kasim II di Pekanbaru ini adalah adanya pelaporan yang diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan. Beberapa tahapan pelaporan yang diserahkan adalah: 8.1 Laporan Pendahuluan (Inception Report), diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (sepuluh) exemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas mengenai rencana awal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan sebagian dari data primer dan sekunder yang sudah diperoleh, juga dimasukkan methodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR) 11

Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Teknis dari proyek dan diharapkan dapat diperolah satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. 8.2 Laporan Tengah (Interim Report), diserahkan pada akhir bulan ke-empat dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (sepuluh) exemplar. Isi dari laporan ini adalah hasil kompilasi data serta hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran perencanaan. Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Teknis dari proyek dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. 8.3 Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report), diserahkan sebanyak 15 (lima belas) exemplar pada akhir bulan kelima dari masa pelaksanaan pekerjaan. Isi laporan ini adalah hasil akhir dari seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan termasuk rancangan awal tentang rumusan kebijaksanaan dasar study, rumusan kebijaksanaan dasar yang dijabarkan dalam bentuk rekomendasi dan konsep konsep pengembangan serta rekomendasi dan konsep pengembangan obyek khusus. Diskusi laporan ini dilakukan secara eksternal dengan mengundang beberapa pihak terkait untuk memproleh masukan lain mengenai hasil akhir dari study ini sehingga dalam penyusunan laporan berikutnya dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung aspirasi dan masukan dari Dinas/Instansi terkait. Hasil diskusi ini dituangkan dalam satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyususunan laporan berikutnya. 8.4 Laporan Akhir (Final Report), adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan study dan merupakan penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir sesuai dengan catatan dalam berita acara pembahasan. Laporan ini diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) exemplar pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan. 8.5 Ringkasan Laporan Akhir (Excutive Summary), sebanyak 10 (sepuluh) exemplar diserahkan pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang disajikan secara komunikatif dalam tampilan yang menarik.

VI. P E N U T U P 6.1. Konsultan Perencana setelah manerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan perencanaan ini.

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

Term Of Refference (TOR) 12

6.2. Untuk kesempurnaan pekerjaan perencanaan tersebut diatas Konsultan Perencana diminta mempelajari segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan dimaksud. Demikian Kerangka Acuan Kerja/Term Of Refference ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

Pekanbaru, Maret 2005 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

NIP. .

DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI RIAU

You might also like