You are on page 1of 2

Perkembangan transportasi sebelum industrialisasi

Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi yang digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu barang.

Perkembangan Transportasi setelah jaman industrialisasi


inovasi berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat, dimulai dengan penerapan mesin uap untuk angkutan kereta api dan kapal laut, kemudian disusul dengan ditemukannya mesin dengan pembakaran dalam. Penemuan selanjutnya yang sangat mempengaruhi sistem transportasi adalah dengan dikembangkannya mesin turbin gas, yang kemudian menjadi turbo jet yang digunakan pada pesawat terbang. Di transportasi laut penemuan yang spectakuler adalah dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak digunakan untuk kapal selam.
Transportasi Darat Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute BataviaBuitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar. Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Transpostasi Udara pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia. Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954. Pada 26 April 1976 industri pesawat terbang itu berkembang menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan dengan DR. B.J. Habibie. Salah satu

hasil karya IPTN adalah prototipe pesawat turbo N-250 yang pertama kali terbang selama 55 menit, pada 10 Agustus 1995. Namun industri pesawat terbang ini harus berhenti karena kekurangan dana akibat krisis moneter pada 1997.

PERKEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI (Sarana Transportasi Laut)


Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktivitas hubungan antara masyarakat dari pulau satu dengan pulau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa Indonesia mendapat julukan bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di wilayah Nusantara, bahkan telah berlayar sampai ke luar wilayah Nusantara. Industri perkapalan di Indonesia berawal dari sebuah bengkel tempat mereparasi kapal. Kemudian bengkel itu berkembang menjadi industri yang merancang dan membangun kapal sebagai sarana transportai laut, dan dioperasikan oleh PT. Pelayaran Laut Nasional Indonesia (PT.Pelni). Industri kapal Indonesia dimotori oleh PT. PAL Indonesia. Perusahaan ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pendirian perusahaan kapal masa pemerintahan Hindia Belanda. Ide pendirian bengkel reparasi kapal laut ini dimunculkan oleh Gubernur jendral Hindia Belanda V.D. Capellen. Nama perusahaan itu adalah NV.Nederlandsch Indische Industrie. Pada tahun 1849, sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah Ujung, Surabaya. Namun, pada tahun1939 pemerintah Hidia Belanda mengganti nama menjadi Maarine Estabilishment (ME). ME berfungsi sebagai sebuah paberik pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pada masa kedudukan Jepang, ME tidak berubah fungsi dan tetap menjadi bengkel reparasi dn perbaikan kapal-kapal Angkatan Laut Jepang dibawah pengawasan Kagiun. Tetapi pada masa perang kemerdekaan, ME kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan kepada Indonesia pada 27 Desember 1949. Sejak saat itu, nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tahun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum) PAL Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 1981 bentuk badan uasaha Perum PAL diubah menjadi perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (saat itu menjadi Mentri Riset dan Teknologi). PT. PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang, tugboat, tanker, kapal penumpang, dan kapal riset. Kapal riset buatan PT PAL adalah kapal Baruna Jaya VIII. Perkembangan sistem transportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang, yaitu kapal Palindo Jaya 500. Kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana transportasi laut yang lebih cepat dan aman.

You might also like