You are on page 1of 37

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

BAB I STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien Nama pasien Umur Kelamin Pekerjaan Agama Alamat : Tn. CA : 46 tahun : Laki-laki : Wiraswasta : Islam : Jl. P. Antasari Cilandak Tanggal Pemeriksaan : 13/09/12 Tanggal masuk RS No MED REC : 11/09/12 : 30.65.xx

II. Anamnesis: Alloanamnesis Keluhan utama: Nyeri pada buah zakar sampai perut 4 jam sebelum masuk RS

Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke UGD RS Marinir Cilandak pada tanggal 11 September 2012 dengan keluhan sakit di kemaluan sampai ke perut 4 jam sebelum masuk RS. Nyeri timbal tibatiba saat pasien memijit benjolan di buah zakar. Ukuran benjolan kira-kira berdiameter 25 cm. Permukaan benjolan rata dengan konsistensi keras. Benjolan nyeri saat digerakan. Nyeri tersebut terdapat pada buah zakar hingga ke perut pasien. Pasien tidak pernah mengalami trauma pada daerah buah zakar, lipat paha maupun perut sebelumnya. Pasien tidak mengeluhkan sulit buang air besar atau buang air besar yang keras sehingga harus mengedan. Pasien menyangkal adanya benjolan di tempat lain. Keluhan demam, mual, muntah di sangkal oleh pasien. Benjolan tersebut sudah dimiliki pasien selama lebih dari 10 tahun. Pada mulanya pembesaran tersebut hanya sebesar telur ayam di buah zakar sebelah kanan, tetapi perlahan-lahan semakin membesar. Menurut pasien ukuran benjolan berubah-ubah, jika pasien sedang batuk atau mengedan, maka benjolan akan keluar dan semakin membesar dari ukuran sebelumnya, dan bila pasien sedang berbaring, maka ukuran benjolan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

mengecil. Biasanya setelah buang air kecil pasien memijit benjolan tersebut ke arah atas dan tidak terasa nyeri. Benjolan tersebut dapat masuk kembali dengan pemijitan oleh pasien. Selama ini pasien tidak mengalami adanya kesulitan dalam buang air besar dan buang air kecil pun tidak ada perubahan. Sejak pasien menyadari adanya pembesaran pada buah zakar kanannya, pasien tidak melakukan pengobatan apapun, hanya dilakukan pemijitan di daerah buah zakar bila benjolan tersebut membesar.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah mengalami nyeri sebelumnya. Pasien telah memiliki benjolan di buah zakar selama lebih dari 10 tahun. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit lainnya. Riwayat kesehatan keluarga : Dalam anggota keluarga pasien, tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien. Riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes, dan keganasan disangkal.

Riwayat pribadi dan sosial ekonomi : Pasien berasal dari golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Pasien mengaku sering mengkonsumsi sayur dan buah. III. Pemeriksaan Fisik A. Status Generalis Keadaan Umum Tingkat kesadaran Tanda-tanda vital Nadi Pernafasan Suhu Status Emosi Umur menurut taksiran pemeriksa Cara berbaring dan mobilitas Cara berjalan : 104 x/menit : 30 x/menit : 36,6 oC : Gelisah : Sesuai : Aktif : Aktif : Baik : Compos mentis

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Berat Badan Keadaan gizi Kejiwaan/status mental Kulit Mata Bentuk Eksoftalmus Endoftalmus Gerakan Pupil Konjungtiva Sklera Kornea Lensa Fundus Visus Lapangan penglihatan warna lesi primer deformitas

: 60 kg : Normal : Baik

: Sawo matang, ikterik (-), Hiperpigmentasi (-) : Tidak terdapat lesi : Tidak terdapat deformitas

: Simetris : (-) : (-) : Normal : Bulat, isokor 2 mm/2 mm, Refleks cahaya +/+ : Tidak anemis : Anikterik : Normal : Jernih : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Normal

Telinga Daun telinga Liang telinga Nyeri tekan prosesus mastoideus Pendengaran : Bentuk normal : Tidak dilakukan pemeriksaan : (-) : Baik

Hidung Bagian luar Septum : Bentuk normal : Deviasi (-)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Cavum nasi

: Sekret (-)

Mulut dan Tenggorokan Bibir Mukosa mulut Gigi - geligi Langit-langit Tonsil Bau nafas : Tidak sianosis : Lembab : Tidak dilakukan pemeriksaan : Normal : T1/T1, tidak hiperemis : Tidak ada halitosis

Kelenjar Getah Bening Leher Axilla Inguinal : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar

Thorax: Paru: 1. Paru depan: Inspeksi: Kulit: Lesi ( - ) Bentuk dada dalam keadaan statis: ( + ) Normal Bentuk dada dalam keadaan dinamis: bagian yang tertinggal saat bernapas (-), sifat pernafasan abdomino-thorakal, gerakan nafas reguler. Palpasi : Vokal fremitus sama di kedua lapang paru Perkusi: Perkusi seluruh lapangan paru : sonor pada seluruh lapangan paru Batas paru lambung Batas paru hepar : sela iga VIII garis axillaris anterior kiri : sela iga VI garis midklavikularis kanan

Auskultasi:

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Bunyi nafas pokok

: vesikuler

Bunyi nafas tambahan : ronkhi -/- ; wheezing -/-

2. Paru belakang Inspeksi Palpasi Perkusi Batas bawah paru kanan Batas bawah paru kiri Sonor di kedua lapangan paru : thorakal IX : thorakal X : tidak ada memar, jaringan parut, dan deformitas : vokal fremitus sama di kedua lapangan paru

Auskultasi Bunyi nafas pokok : vesikuler

Bunyi nafas tambahan : ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung: Inspeksi Iktus kordis : tidak tampak

Palpasi Iktus kordis : teraba di 1 jari medial linea midklavicula kiri,ICS V

Perkusi Batas atas jantung Batas kiri jantung Batas kanan jantung : sela iga III garis parasternal kiri : sela iga V 1cm medial garis midklavikularis kiri : sela iga IV 0,5cm medial garis parasternal kanan

Auskultasi Bunyi jantung pokok Bunyi jantung tambahan : S1 dan S2 normal : murmur (-), gallop (-)

Abdomen: Inspeksi Simetris Bentuk : simetris : cembung, tegang

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kelainan kulit Pelebaran vena

: (-) : (-)

Palpasi Nyeri tekan Benjolan Hati Limpa Ballotemen : (+) seluruh lapang abdomen : (-) : sulit dinilai karena nyeri : sulit dinilai karena nyeri : sulit dinilai karena nyeri

Perkusi Perkusi lapangan abdomen Nyeri ketok Shifting dullness : timpani : (-) : (-)

Auskultasi Bising usus : (+) Normal

Ekstremitas Keempat ekstremitas tak ada kelainan, tidak terdapat jaringan parut, luka, dan deformitas. Refleks Fisiologis Refleks Patologis : (+) : (-)

Anogenital Genitalia Anus o Rectal touche Tonus sfingter ani Mukosa Ampula rekti Sarung tangan : Baik : Licin, benjolan (-), nyeri tekan (-) : Tidak kolaps : darah (-), feses (+) : Lihat status lokalis : Jaringan parut di sekitar anus (-), benjolan (-)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

B. Status Lokalis Regio : Genitalia Pasien dalam keadaan berbaring: Penis : bentuk normal, tidak terdapat lesi kulit, sekret (-), nyeri tekan (-) Skrotum : hiperemis, asimetris, ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diamter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+), transluminasi (-). BU (-)

IV. Hasil Pemeriksaan Penunjang Laboratorium 11 September 2012: Pemeriksaan Hb Hematokrit Leukosit Trombosit Masa pembekuan (CT) Masa perdarahan (BT) Golongan darah Glukosa Sewaktu SGOT SGPT Ureum Creatinine Hasil 16.3 48 18.7 215 4 2 B/+ 223 35 27 28 0.80 <200 mg/dl <50 u/l <50 u/l 20-50 mg% 0,8 1,1 mg/dl Nilai Normal P: 13 17; W: 12 16 gr/dL 37 54 % 5 rb 10 rb / uL 150 rb 400 rb / uL 2 6 menit 1 3 menit

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

V. Resume

Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke UGD RS Marinir Cilandak dengan keluhan nyeri pada buah zakar hinnga perut 4 jam sebelum masuk RS. Nyeri timbal tiba-tiba saat pasien memijit benjolan di buah zakar yang berukuran berdiameter 25 cm. Permukaan benjolan rata dengan konsistensi keras. Pasien tidak pernah mengalami trauma pada daerah buah zakar, lipat paha maupun perut sebelumnya. Pasien tidak mengeluhkan sulit buang air besar. Keluhan demam, mual, muntah, batuk-batuk sejak lama dan penurunan berat badan di sangkal oleh pasien.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan skrotum hiperemis, asimetris, ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diamter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+), transluminasi (-). BU (-). Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium tidak didapatkan adanya kelainan.

VI. Diagnosa Kerja : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

VII. Diagnosa Banding:

VIII. Penatalaksanaan Pre Operasi : Pasien dipuasakan IVFD RL 20 tpm Profenid supp Inj. Ketorolac 3 x 30 mg IV Inj. Diazepam 1 amp IV extra Pem. Darah Lengkap, CT, BT, GDS, SGOT, SGPT, ureum, creatinin EKG

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Operasi : Hernioraphy

IX. Prognosis : Baik

Laporan Operasi Nama pasien Umur Nama Ahli Bedah Nama Ahli Anestesi Diagnosis Pre Operatif Diagnosis Post Operatif Macam Operasi Tanggal Operasi Jam Operasi dimulai Jam Operasi selesai : Tn. CA : 46 tahun : dr. Setiawan, Sp.B : dr. Eka, Sp.An : Hernia Skrotalis Dekstra Inkarserata per magna : Hernia Skrotalis Dekstra Inkarserata per magna : Hernioraphy : 12 September 2012 : 00.15 WIB : 01.30 WIB

OPTEK 1. Disinfeksi kulit. Tutupi dengan kain steril. 2. Irisan di atas tumor sejajar ligamentum inguinalis. Irisan diperdalam dan perdarahan dirawat. 3. Segera mencari kantong hernia dan dibuka. Perhatian cairan yang keluar dari dalam kantong hernia. Isi kantong hernia dipegang oleh asisten dengan kasa basah. 4. Cincin hernia ditentukan dan dengan bantuan sonde Kocher dan pisau, cincin hernia dipotong (cincin hernia ini terdiri dari annulus eksternus). Isi hernia sekarang dapat ditarik keluar. 5. Eksplorasi usus berbentuk U dengan menarik bagian proksimal dan distal sepanjang 10 cm dari bagian yang terjerat. Perhatikan terutama bagian usus yang diluar dan tempat cincin.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

10

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Usus berbentuk W, perhatikan terutama bagian kaki dalam yang terletak dalam rongga abdomen, karena bagian ini yang sering mengalami nekrosis karena terjerat mesenteriumnya. Jadi bagian ini harus ditarik keluar sampai usus U dan eksplorasi dengan cara yang sama. 6. Bila usus hidup, dimasukkan kembali ke dalam rongga abdomen. 7. Aponeurosis moe. dibuka kecil dengan pisau dan dengan bantuan pinset anatomis dan gunting dibuka lebih lanjut ke kranial sampai annulus internus dank e kaudal sampai membuka annulus eksternus. Hati-hati jangan sampai melukai n. ileoinguinalis dan n. ileohipogastrik. N. ileoinguinalis paling sering terpotong dekat annulus eksternus. 8. Dengan menjepit aponeurosis moe. dengan kocher, aponeurosis moe. dibebaskan, dari dasar ke lateral sampai tampak ligamentum inguinalis Pouparti dan ke medial sampai conjoin tendon (muskulus obliqus internus dan transversus). N. ileoinguinalis dapat disingkirkan ke lateral. 9. Funikulus spermatikus dibebaskan dan dipasang teugel. 10. Dengan memasukkan jari kedua tangan kiri ke dalam lubang dan sedikit tarikan, kantong dibebaskan secara tumpul dan tajam. Vas deferens dan pembuluh darah dipisahkan secara tajam. 11. Kantong hernia dibebaskan seproksimal mungkin sampai tmpak jaringan lemak pre-peritoneal. Kantong diplintir dan diikat dengan plain catgut no.1. Bila mulut kantong proksimal lebar, dapat ditutup dengan tabakzaknaad. Kemudian kantong hernia dipotong. Herniotomi selesai. 12. Ujung proksimal kantong hernia dapat digunting pada muskulus obliqus internus dan transversus abdominis dengan bantuan sonde kocher. 13. Herniorafi bertujuan memperkuat dinding posterior kanalis inguinalis. Teknik yang paling sering digunakan adalah plastik Bassini. Plastik Bassini dilakukan dengan menjahit konjoin tendon dengan ligamentum inguinalis Pouparti dengan bahan yang non absorbable (silk, ethilon, nylon) no.1. Jahitan I dilakukan pada konjoin tendon dengan perios tuberkulum pubikum.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

11

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Jahitan II berjarak 1 cm dari jahitan I dengan menjahit conjoin tendon dan ligamentum inguinalis. Kealaman menjahit conjoin tendon ditentukan dengan menekan tepi conjoin tendon dengan ujung jari telunjuk kiri. Demikian pula dengan jahitan III, IV, dst dengan masing-masing berjarak 1 cm sampai meninggalkan annulus internus cukup dilewati 1 jari. 14. Funikulus spermatikus diletakkan kembali pada dasar yang baru ini, n. ileoinguinalis dibebaskan kembali. Aponeurosis moe. dijahit kembali dengan plain catgut no. 1 secara simpul atau dengan dexon no. 1 secara delujur. Lemak dijahit dengan plain catgut 000 secara simpul. Kulit dijahit dengan silk 000 secara simpul.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

12

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

13

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

14

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

15

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

16

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Post Operasi: 1. Pasien dirawat di ruangan 2. IVFD RL : D5% 1:3 28 tpm 3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr 4. Inj. Tramadol 2 x 100 mg 5. Pem. Ulang Darah Lengkap, Elektrolit 6. Makan minum setelah flatus

Follow up Tanggal 12 September 2012 S : Perdarahan per anal 450cc O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 110/60 mmHg N: 80 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: tampak luka pasca operasi hernioraphy, luka baik, pus -, eritem -, nyeri tekan + Laboratorium Hb:13.8 Ht : 40 Lekosit : 15 Trombosit : 190 Glukosa Sewaktu : 121 Na : 133.2 mmol/L (L) K : 4.15 mmol/L Cl : 110.6 mmol/L (H) A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : IVFD RL : D5% 1:3 30 tpm Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr Inj. Tramadol 2 x 100 mg Inj. Transamin 500 mg

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

17

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Inj. Vit. K 1 amp Diit cair 6x150cc

Tanggal 13 September 2012 S : -, flatus +, BAB O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 130/80 mmHg N: 80 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, tanda akut abdomen Hb:14,1 Ht : 42 Lekosit : 11,8 Trombosit : 150 Glukosa Sewaktu : 144 A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : IVFD venflon Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr Inj. Tramadol 2 x 100 mg Inj. Transamin 500 mg Inj. Vit. K 1 amp Makan bubur TKTP Mobilisasi duduk

Tanggal 14 September 2012 S : kembung, sakit melilit O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 140/90 mmHg N: 88 x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, BU + FL :

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

18

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Warna hitam, konsistensi cair, bau khas, lekosit 2-3/LPB, eritrosit 5-8/LPB, darah samar (+) A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : IVFD venflon Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr Inj. Tramadol 2 x 100 mg Inj. Transamin 500 mg Inj. Vit. K 1 amp IV Inj. Alinamin F 2x1 amp IV Inj. Ranitidine 2x1 amp IV Polysilene syrup 3x1 Makan bubur TKTP Mobilisasi duduk Rencana Anuscopy

Tanggal 15 September 2012 S :O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 140/90 mmHg N: 88 x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, BU + Anuscopy : Tonus sphinter ani kuat, mucosa licin Feses +, darah Kesan : perdarahan ec. hemoroid diperburuk perdarahan dari daerah yang lebih atas A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : Inj. Alinamin F 2x1 amp IV Inj. Ranitidine 2x1 amp IV Polysilene syrup 3x1 Cefadroxil 2x500 mg As.mef. 2x500 mg

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

19

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Diazepam 1x5 mg Rencana pulang

Tanggal 16 September 2012 S :O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 140/80 mmHg N: 86 x/mnt, RR : 16 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, BU + A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : Inj. Alinamin F 2x1 amp IV Inj. Ranitidine 2x1 amp IV Polysilene syrup 3x1 Cefadroxil 2x500 mg As.mef. 2x500 mg Diazepam 1x5 mg Rencana pulang

Tanggal 17 September 2012 S :O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 120/80 mmHg N: 86 x/mnt, RR : 16 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, BU + A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : Inj. Alinamin F 2x1 amp IV Inj. Ranitidine 2x1 amp IV Polysilene syrup 3x1 Cefadroxil 2x500 mg As.mef. 2x500 mg Diazepam 1x5 mg

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

20

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Pulang Kontrol tgl 20/9/12

Tanggal 20 September 2012 S :O : KU: Baik, Kesadaran: CM TD : 140/80 mmHg N: 86 x/mnt, RR : 16 x/mnt, Suhu: 36,80C Abdomen: supel, datar, BU + A : Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata post operasi Hernioraphy P : Cefadroxil 2x500 mg As.mef. 2x500 mg Diazepam 1x5 mg Rencana pulang

X. Komplikasi : Tidak ada komplikasi pada pasien ini.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

21

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong dan isi hernia.1,2

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

22

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Klasifikasi Berdasarkan terjadinya, hernia terbagi atas hernia kongenital dan akuisita.Menurut letaknya bisa disebut hernia inguinal, umbilical, femoral, insisional (sering) danhernia epigastrik, gluteal, lumbal, obturator (jarang).1,3 Dari sifatnya dikenal hernia reponibel dan ireponibel. Reponibel bila isi kantung bisa direposisi kembali bila berbaring atau didorong dengan tangan. Sedangkan bila tidak bisa direposisi disebut ireponibel. Biasanya hernia ireponibel disebabkan oleh perlekatanisi kantong pada peritoneum kantong hernia, yang disebut hernia akreta. Tidak adakeluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.1 Bila terjadi gangguan pada pasase usus yang terjepit hernia yang ireponibel, makadisebut hernia inkarserata. Sementara bila hernia tersebut mengakibatkan gangguanvaskularisasi maka disebut hernia Inkarserata.1 Berikut adalah pembagian hernia yang terjadi secara congenital dan didapat (acquired) : 1. Kongenital Kanalis inguinalis normal pada fetus : Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis, yaitu masuknya testis dariabdomen ke scrotum melalui canalis inguinalis, sehingga terjadi penarikan peritoneum ke daerah scrotum, dan terjadi penonjolan (prosesus vaginalis peritonei). Pada bayi yang sudah lahir akan mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapamasuk melalui kanal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

23

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Karena testis kiri turun lebih dahulu daripada kanan, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Pada keadaan normal, kanalis inguinalis menutup pada usia 2 tahun. Bila prosesus terbuka terus (tidak mengalami obliterasi) menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis kongenital. 2. Acquired / didapat Disebabkan oleh : Adanya prosesuss vaginalis yang terbuka Adanya annulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui kantong dan isi hernia Dapat juga disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen yang kronik (batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, ascites) yang akan mendorong isihernia ke annulus inguinalis internus Kelemahan dinding otot perut yang disebabkan oleh usia, atau kerusakan n.illioinguinalis dan n. illiofemoralis setelah appendiktomi. Hernia Inguinalis Definisi Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluranyang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut ke dalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.11 Bagian-bagian Hernia 1. 2. 3. 4. 5. Kulit dan jaringan subkutis Lapisan muskulo-aponeurisis Peritoneum parietal dan jaringan preperitoneum Rongga perut Cincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh, berupa LMR yang dilalui kantong hernia) 6. Kantong hernia

Anatomi Regio Inguinalis

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

24

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis m.

transversesabdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus, yaitu bagian terbuka dari aponeurosis m. oblikus eksternus. Atapnya adalah aponeurosis m. oblikus eksternus, dan dasarnya adalah ligamentum inguinale. Kanal ini berisi funiculus spermaticus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan.1 Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan bila cukup panjang keluar di annulus inguinalis eksternus. Jika berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum dan disebut hernia skrotalis. Kantong hernia terletak di dalam m. kremaster, anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam funiculus spermaticus.1 Sementara itu hernia inguinalis direk atau disebut juga medial menonjol langsung ke depan melalui trigonum Hasselbach. Daerah yang dibatasi ligamentum inguinal diinferior, a/v. epigastrika inferior di lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hasselbach ini dibentuk oleh fascial transversal yang diperkuat oleh aponeurosis m. transverses abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna, sehingga potensial untuk menjadi lemah. Karena hernia medialis ini tidak melalui kanalis umumnya tidak mengalami strangulasi karena cincinnya cenderung longgar.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

25

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Etiologi Hernia inguinalis dapat terjadi akibat anomali kongenital atau sebab lain yang didapat (misal akibat insisi). Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki dibanding perempuan. Hal ini mungkin karena annulus inguinalis eksternus pada pria lebih besar dibanding wanita. Selain itu juga karena perjalanan embriologisnya dimana testis pada pria turun dari rongga abdomen melalui kanalis inguinalis. Seringkali kanalis tidak menutup sempurna setelahnya. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga bisa dimasuki oleh kantong dan isi hernia. Selain itu diperlukan juga faktor yang bisa mendorong isi hernia melalui pintu yang sudah terbuka lebar.1,3,4,5 Ada tiga mekanisme yang seharusnya bisa mencegah terjadinya hernia inguinalis. Yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m. oblikus internus yang menutup annulus internus ketika berkontraksi, dan fascia transversa yang menutup trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini bisa menyebabkan terjadinya hernia.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

26

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada nenonatus kurang lebih 90% prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30 %prosessus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten menderita hernia. Pada anak dengan hernia unilateral dapat dijumpai prosessus vaginalis paten kontralateral lebih dari separo, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan intra abdomen lebih lanjut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Akibatnya isi intraabdomen keluar melalui celah tersebut.1,3 Tekanan intraabdomen yang tinggi secara kronik seperti batuk kronik, mengedan saat miksi atau defekasi (misal karena hipertrofi prostat atau konstipasi), ascites, obesitas atau mengangkat beban berat sering mendahului hernia inguinalis.1,6 Patofisiologi Pada keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus intenus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya jika otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Tetapi dalam keadaan prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia dapat membentuk pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar. Sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Di samping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.1,7 Bila cincin hernia sempit, kurang elastik atau lebih kaku maka akan terjadi jepitan yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

27

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Gejala Klinis Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang waktu berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, bila ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah, afflatus dan tidak BAB baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.1

Diagnosis Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin, mengangkat benda berat atau mengedan, dan menghilang saat berbaring. Pasien sering mengatakan sebagai turun berok, burut atau kelingsir. Keluhan nyeri jarang dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong. Nyeri yang disertai mual dan muntah baru muncul kalau terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis.1,2,6 Pada inspeksi, saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Perlu diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisilipat paha, skrotum atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien lalu dimintamengedan atau batuk sehingga adanya benjolan yang asimetri dapat dilihat.1,2,4 Pada palpasi, dilakukan saat ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah dapat direposisi. Bila hernia dapat direposisi, waktu jari masih berada di annulus internus, pasien diminta mengedan, kalau ujung jari menyentuh hernia berarti hernia inguinalis lateral, sementara jika bagian sisi jari yang menyentuh, berarti hernia inguinalis medialis. Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

28

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

kain sutera. Disebut tanda sarung tangan sutera. Kalau kantong hernia berisi organ, palpasi mungkin meraba usus, omentum (seperti karet) atau ovarium.1,2 Diagnosis pasti hernia umumnya sudah bisa dilakukan dengan pemeriksaan klinis yang teliti.2 Berdasarkan anatomi, hernia dapat dibagi menjadi : 1. Hernia inguinalis medialis (direk) Disebut direk karena menonjol langsung ke depan melalui trigonum Hasselbach. Disebut medialis karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke scrotum. Tipe ini hampir selalu disebabkan oleh faktor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hasselbach. Oleh karena itu hernia ini umumnya bilateral. Hernia inguinalis medialis memiliki leher yang lebar, sulit direposisi dengan penekanan jari tangan. Jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi inkarserata dan Inkarserata (hanya 0.3% mengalami komplikasi). Lebih sering pada pria usia tua.1,3 Hernia direk tidak dikontrol oleh tekanan pada annulus internus, secara khas mengakibatkan benjolan kedepan, tidak turun ke skrotum.3

2.

Hernia inguinalis lateralis Tipe ini disebut juga indirek karena keluar melalui dua pintu yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Tidak seperti hernia medialis yang langsung menonjol di trigonum Hasselbach. Tonjolan pada tipe lateralis biasanya lonjong, sementara tipe medialis biasanya bulat. Hernia indirek ini bisa dimasukkan dengan tekanan jari di sekitar

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

29

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

annulus eksternus (bila tidak ada inkarserata), mungkin seperti leher yang sempit. Banyak terjadi pada usia muda. 3% kasus mengalami komplikasi Inkarserata.1,3 Hernia indirek dikontrol oleh tekanan annulus internus sehingga seringkali turun ke dalam skrotum.3 Pada anak sering akibat belum menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis.1,4

Pemeriksaan Fisik Inspeksi Biasanya impuls hernia lebih jelas dilihat daripada diraba. Pasien disuruh memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukan inspeksi daerah inguinal untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu. Palpasi Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakan jari pemeriksa di dalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum ke dalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

30

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

kukumenghadap ke luar dan bantal jari ke dalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika di lateral masuk ke dalam kanalis inguinalis sejajar dengan ligamentum inguinalis dan digerakkan ke atas ke arahcincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan. Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanalis inguinalis, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantal jari penderita. Jika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlahapakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus-menerus padamassa itu. Jika pemeriksaan hernia dilakukan dengan perlahanlahan, tindakan ini tidak akan menimbulkan nyeri. Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kananuntuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kananuntuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasakan lebih nyaman. Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinalindirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek. Transluminasi Massa Skrotum Di dalam suatu ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembus sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel atau spermatokel. Penatalaksanaan 1. Konservatif Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis Inkarserata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

31

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera. 2. Operatif Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplastik a. Herniotomi Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

32

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

b. Hernioplasti Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode McVay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaianbahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.

Prognosis Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1-3% dalam jarak waktu10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

33

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung. Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar. Insisi relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekurren membutuhkan prostesis untuk perbaikan yang berhasil, kekambuhan setelah hernioplasti prosthesis anterior paling baik dilakukan dengan pendekatan preperitoneal atau secara anterior dengan sumbat prostesis. Komplikasi Komplilkasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isihernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus ireponibel; ini dapat terjadi kalauisi terlalu besar, atau terjadi perlekatan. Dalam kasus ini tidak ada gejala klinis.1 Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadistrangulasi yang menimbulkan gejala obstruksi sederhana. Sumbatan dapat terjadi parsialatau total seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau kaku,sering terjadi jepitan parsial.1 Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia. Timbulnya udem mengakibatkan jepitan semakin bertmbah sehingga suplai darah terhambat. Akibatnya jaringan isi akan nekrosis dan hernia akan berisi cairan transudat serosanguinis. Bila isi jaringan adalah usus, bisa terjadi perforasi yang menimbulkan abses lokal, fistel, hingga peritonitis.1,4 Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila telah strangulasi, bisa terjadi toksik akibat gangrene dan gambaran menjadi sangat serius. Penderita akan mengeluh nyeri hebat di tempat hernia dan akan menetap karena rangsang peroitoneal.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

34

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan dapat ditemukan tanda peritonitis atau abses lokal. Dalam hal ini hernia Inkarserata merupakan kegawatdaruratan dan butuh penanganan segera.1 Pencegahan Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah, namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan jaringan abdomen: Menjaga berat badan ideal. Konsumsi makanan berserat tinggi. Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat, biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu pada pinggang. Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk kronik yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

35

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

ANALISA KASUS

Pada pasien ini, diagnosis Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan nyeri tiba-tiba pada buah zakar sebelah kanan hingga ke perut. Benjolan pada buah zakar kanan sudah ada sejak lebih dari 10 tahun lalu. Selama ini tidak ada keluhan nyeri pada benjolan tersebut. Benjolan tersebut awalnya kecil dan membesar. Dipengaruhi oleh posisi berdiri ataupun dengan batuk. Benjolan tersebut dapat masuk kembali dengan pemijitan oleh pasien.Tidak terdapat kesulitan BAB maupun BAK. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan status generalisata dalam batas normal, pada status lokalis genitalia didapatkan skrotum hiperemis, asimetris, ukuran skrotum kanan lebih besar dari skrotum kiri. Ukuran skrotum kanan kurang lebih berukuran diamter 25 cm, berbentuk lingkaran, dengan konsistensi keras, nyeri tekan (+), transluminasi (-). BU (-). Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium tidak didapatkan adanya kelainan. Pada saat herniotomi, didapatkan usus halus telah berwarna ungu kehitaman, dibilas dengan air hangat warna usus kembali terang, diyakini masih viable. Oleh karena itu hernia tersebut masih bersifat inkarserata. Pada pasien ini tidak terjadi komplikasi dan kondisi pasien dalam keadaan baik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

36

Laporan Kasus Hernia Skrotalis Dextra Inkarserata

Essa R. Virginia/07120070067

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. 2004. Jakarta : EGC 2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Ed.3. 2000. Jakarta : Media Aesculapius FKUI 3. Grace, Pierce A. dan Borley, Neil R. At A Glance : Ilmu Bedah. Ed.3. 2006. Jakarta :Erlangga Medical Series 4. Inguinal Hernia. Wikipedia the free encyclopedia. Last Updated : April 24 th 2011.(Available fromhttp://en.wikipedia.org/wiki/Inguinal_hernia, cited on September 12th 2012) 5. Inguinal Hernia. National Digestive Disease Information Clearinghouse. Last Updated December 2008.(Available from

http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/inguinalhernia. cited on September 12th 2012) 6. Balentine, Jerry R. dan Stoppler, Melissa Conrad. Hernia. eMedicine Health.(Available fromhttp://www.emedicinehealth.com/hernia/article_em.htm

cited on September 13th 2012) 7. She Warts, Seymour I, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Alih Bahasa Laniyati Celal,editor Linda Chandranata Jakarta, EGC, 2000, hal 509-515 8. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, MaulanyR.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 27 Oktober 2012 3 November 2012

37

You might also like