You are on page 1of 10

HEMATOPOIESIS Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel-sel darah.

Proses ini terjadi pada masa prenatal (masih dalam kandungan) dan post natal (setelah lahir). Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning telur), kemudian fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di sumsum tulang. Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang. Pada keadaan patologis (sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan meningkat), pembentukan dapat terjadi di nodus limfatikus, lien, timus, hepar. Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini disebut hematopoiesis ekstra meduler. Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan normal juga berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit. Hematopoiesis Prenatal dapat dibagi menjadi 3 fase: 1. Fase mesoblastik - Disebut juga fase prahepar - Janin usia minggu ke-2 - Terjadi pada pulau-pulau darah di sakus vitelinus / yolk sac (kantung kuning telur) - Terbentuk eritrosit primitif (sel yang masih berinti) 2. Fase hepatic - Janin usia minggu ke-6 - Pada hepar dan lien. Juga pada timus (pembentukan limfosit) - Terbentuk eritrosit yang sesungguhnya (sudah tidak berinti). Juga terbentuk semi granulosit dan trombosit. Selain itu juga limfosit (dari timus). Itulah kenapa sering disebut fase hepatosplenotimik karena produksi oleh hepar, lien, dan timus 3. Fase myeloid - Janin bulan ke-4 - Pembentukan terjadi pada sumsum tulang karena sudah terjadi proses osifikasi (pembentukan tulang). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau terjadi di medulolimfatik (di medulla spinalis dan limfonodi). Tapi limfonodi ini untuk maturasi. - Di sini sudah terbentuk darah lengkap Hematopoiesis Post Natal SUMSUM TULANG (ST) - Dalam keadaan normal, hematopoiesis terjadi di sumsum tulang merah (hematogenus). - ST terletak di saluran medulla tulang panjang dan dalam rongga tulang spoons. - ST dalam keadaan makroskopis bisa dibedakan jadi ST merah (hematogenus) dan ST kuning. - ST merah karena memang warnanya merah (karena ada eritrosit) - ST kuning karena memang warnanya kuning (karena lebih banyak sel adiposity)

- Saat lahir, semua tulang mengandung hematogenus (ST merah), tapi dengan bertambah usia, ST merah ini akan berubah jadi ST kuning. Dan pada keadaan tertentu, ST kuning ini akan diubah jadi ST merah lagi. - Pada usia 18 th, biasanya yang ST merah tinggal cranium, vertebrae, sternum, proksimal humerus & femur. Yang lainnya udah jadi ST kuning. Tapi bisa jadi karena kebutuhan darah meningkat, ST kuning bisa jadi ST merah. Atau malah hematopoiesisnya terjadi di ekstra meduler (di luar ST). ST Merah - Stroma (kerangka besar suatu jaringan / organ) tersusun dari anyaman serabut retikuler dan sel retikuler - Parenkim (unit fungsional dari suatu organ) yaitu berupa tali-tali hematopoietic cord (bangunan seperti tali berisi seri-seri darah dan prekursornya: eritrosit, trombosit, limfosit, granulosit, monosit). - Juga ditemukan sinusoid, arteri vena kecil, makrofag, sel adiposity. - Matriks (sunsbstansi interseluler) berupa kolagen tipe 1 dan 3, proteoglikan, laminin, fibronektin, hemonektin. ST kuning - Stroma : anyaman serabut retikuler dan sel retikuler - Parenkim : Sel adipose (dominan), makrofag, sel mesenkim yang belum berdiferensiasi. Dengan adanya sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, saat keadaan patologis, sel mesenkim ini bisa berdiferensiasi menjadi sel-sel darah sehingga ST kuning berubah jadi ST merah NODUS LIMFATIKUS (Limfonodus/ Kelenjar limfe / Kelejar Getah Bening) - Dibungkus oleh kapsul /simpai dari jaringan pengikat ireguler - Kapsul itu membentuk cabang-cabang yang masuk ke kelenjar getah bening yang disebut trabekula - Stroma berupa jaringan pengikat retikuler (serabut dan sel retikuler) - Parenkim dibedakan jadi kortek dan medulla Kortek - Terletak di tepi - Bisa dibedakan lagi jadi kortek bagian luar dan bagian dalam atau parakortek - Kortek bagian luar tersusun oleh limfosit B - Kortek bagian dalam/parakortek tersusun oleh limfosit T - Terdapat nodulus limfatikus (bangunan berbentuk bulat). Bukan nodus limfatikus lho, tapi nodulus limfatikus. Nodulus ini bisa juga ditemukan di pulpa putih lien. Medulla - Terdapat korda medullaris berisi limfosit B dan sel plasma - Di antara korda terdapat sinus medularis Nodulus Limfatikus

- Bagian tengah tampak lebih pucat, disebut sentrum germinativum, tersusun oleh limfosit besar / aktif proliferasi. - Bagian tepi tampak lebih gelap, berisi limfosit kecil Sinus (ruangan/rongga berisi cairan limfe) pada nodus limfatikus ada 3 - Sinus subkapsularis / marginalis (berada di bawah kapsula) - Sinus intermedia/ trabekularis (berada mengikuti trabekula) - Sinus medularis (di antara korda medulla) Sinus merupakan rongga yang meskipun susunannya sangat longgar tapi masih memiliki unsur makrofag, serabut retikuler. Pada nodus limfatikus juga ditemukan makrofag (berfungsi dalam fagositosis) dan sel dendritik (merupakan sel APC atau sel penyaji antigen). LIEN / LIMPA - Simpai berupa jaringan pengikat padat ireguler & beberapa sel otot polos - Simpai ini masuk ke dalam membentuk trabekula. - Stroma: jaringan pengikat retikuler (serabut dan sel retikuler) - Parenkim: dibedakan jadi 2 o Pulpa putih tersusun oleh nodulus limfatikus. o Pulpa merah tersusun oleh Billroth cord (korda limpa). - Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona marginalis berisi sinus-sinus, jaringan pengikat longgar, banyak makrofag, sel dendritik dan sedikit limfosit B. Juga ditemukan antigen yang berasal dari darah karena sinus-sinus ini banyak aliran darah. Sehingga zona marginalis ini disebut sebagai zona imunologis karena punya antigen, sel dendritik, makrofag, limfosit. Pulpa putih - Terdiri dari nodulus limfatikus - Bagian tengah (centrum germinativum) tampak pucat (limfosit besar/aktif proliferasi) - Bagian tepi tampak lebih gelap (limfosit kecil) - Ciri yang khas dari pulpa putih yaitu nodulus limfatikus ditembus oleh arteri sentralis yang merupakan cabang dari arteri lienalis. - Arteri sentralis ini akan diselubungi oleh selubung limfatik periarteri yang berisi limfosit T - Sedangkan bagian luar selubung arteri tersebut berisi limfosit B. Pulpa merah - Tersusun oleh Billroth cord (korda limpa) - terletak diantara sinusoid - sinusoid - Tersusun oleh sel retikuler dan serabut retikuler, makrofag, limfosit, sel plasma, eritrosit, trombosit dan granulosit. TIMUS - Simpai terbentuk oleh jaringan pengikat longgar

- Simpai masuk ke dalam timus membentuk trabekula. Tapi di sini bedanya, trabekula itu tidak hanya sekedar masuk, melainkan sampai membagi timus secara sempurna menjadi beberapa lobulus - Stroma terbentuk oleh jaringan epitel retikuler yang tersusun oleh sel epitel retikuler (beda sama lien dan nodus limfatikus. Timus jaringan epitel retikuler, kalo lien dan limfa jaringan pengikat retikuler) - Sel epitel retikuler berbentuk stelat, inti oval & pucat, hubungan antar sel berupa desmosom (hubungannya longgar). - Parenkimnya oleh trabekula dibentuk menjadi beberapa lobuli - Tiap lobulus terdiri dari korteks dan medula Korteks lobulus: - Hanya tersusun oleh limfosit T (timosit) ukuran kecil dan sangat banyak, tersusun padat sehingga tampak lebih gelap - Bisa dijumpai sel epitel retikuler tapi tersebar karena timosit sangat padat, sehingga sel epitelnya hanya dikit dan tersebar - Tempat pembentukan dan diferensiasi limfosit T dari sumsum tulang. limfosit T yang keluar ini belum matur dan masuk ke organ lain untuk bisa matur dan aktivasi. - Beberapa makrofag - Terdapat sawar darah timus. Terbentuk dari kapiler non fenestrate (tidak bertingkap). Sawar darah timus ini memisahkan darah dari kortek timus. Kenapa? Biar limfosit T yang belum matur tidak terpapar oleh antigen yang ada di darah. Di luar dinding kapiler diselubungi oleh sel epitel retikuler. - Tampak lebih gelap. Medula lobulus: - Limfosit T (timosit) ukuran sedang dan besar, tersusun lebih jarang sehingga tampak lebih pucat - Sel epitel retikuler lebih banyak - Terdapat badan Hassal (korpuskulum Hassal) - Tampak lebih pucat. Badan Hassal: sel epitel retikuler gepeng, tersusun konsentris, mengalami degenerasi, sitoplasma mengandung granula keratohialin dan filamen sitokeratin. Sawar darah timus: - Dibentuk oleh dinding kapiler darah pada korteks lobulus yang dikelilingi oleh satu lapisan sel epitel retikuler. - Dinding kapiler itu sendiri terdiri dari sel endotel (di bagian dalam) dan lamina basalis (di bagian luarnya). Terkadang di bagian tepi ditemukan sel perisit. - Di luar dinding kapiler ini disusun oleh sel epitel retikuler. - Sel epitel retikuler itu sendiri terdiri dari sel epitel dan lamina basalis - Jadi sawar darah timus tersusun oleh : o sel endotel kapiler darah yg tdk bertingkap/non fenestrata,

o lamina basalis kapiler darah yang tebal, o sel perisit, o lamina basalis dari lapisan sel epitel retikuler dan o sel epitel retikuler. HEPAR - Simpai tersusun oleh jaringan pengikat padat ireguler yang kemudian membentuk septa interlobularis (bukan trabekula lho) sehingga membagi menjadi lobulus-lobulus. - Stroma berupa jalinan serabut retikuler halus (yg menunjang hepatosit dan sel endotel sinusoid). - Parenkim terbagi dalam lobulus-lobulus berbentuk heksagonal (0,7 x 2 mm). - Tiap lobulus berisi hepatosit yang tersusun berderet radier menuju ke pusat lobulus. - Diantara deretan-deretan hepatosit dijumpai sinusoid (dilapisi endotel & sel Kupffer). Sel Kupffer adalah sel makrofag yang ada di dinding sinusoid hepar. - Diantara deretan hepatosit & sinusoid terdapat celah Disse. - Pada pusat lobulus terdpt vena sentralis / vena sentrolobular. - Pada sudut-sudut luar lobulus terdpt kanalis porta / celah porta yang tersusun oleh jaringan pengikat dan Triad Portal / Trigonum Kiernan - Triad Portal / Trigonum Kiernan di dalamnya terdapat cabang v. porta, cabang a. hepatika, cabang duktus biliaris, pembuluh limfe dan saraf. MIKROSKOPIS ENDOTEL - Suatu sel yang klo dilihat dari samping bentuknya pipih, - Fungsinya melapisi dinding pembuluh darah dan permukaan dalam jantung. - Bentuknya poligonal (dilihat dari atas), ukuran 10x30 mm. Poligonal itu maksudnya bersisi banyak. - Endotel ini mirip epitel tapi bedanya dia khusus berada di pembuluh darah dan permukaan jantung - Bagian yang terdapat inti akan menonjol ke dalam lumen pembuluh darah. - Bagian tepi sel menipis (0,2 mm). Makanya dari samping akan keliatan pipih. - Sitoplasma mengandung o Kompleks golgi (pd ujung/kutub inti) o Mitokondria o Ribosom bebas o Endoplasmik retikulum o Filamen diameter 9-11 nm terletak perinuklear. Dengan filament ini endotel jadi bersifat kontraktil o Granula-granula sekretorik seperti granula Weibel-Palade. o Vesikel pinositik (vesikel yang merupakan manifestasi dari proses transport aktif)

- Perlekatan antar sel endotel berupa zonula occludens/sabuk kedap (utama) dan kadangkadang taut rekah/gap junction. - Perlekatan pada venula (vena kecil) ini paling longgar. Susunan endotel pada kapiler - Sel endotel tersusun sebagai satu lapisan yang tergulung membentuk saluran silindris mengelilingi lumen kapiler (diameter 7-9 mm). - Pada potongan melintang kapiler, tampak satu atau lebih sel endotel. - Permukaan luar lapisan sel endotel tersusun oleh lamina basal. - Di luar lamina basalis (di sekitar kapiler) terdapat sel perisit yang berfungsi untuk regenerasi dari kapiler. Berdasarkan struktur sel endotel: 1. Kapiler kontinu (somatik) 2. Kapiler bertingkap (viseral) 3. Kapiler bertingkap tanpa diafragma 4. Kapiler sinusoid. Struktur histologist kapiler 1. Kapiler kontinu (somatik): - Dinding selnya utuh, tidak ada fenestra / tingkap / pori - Terdapat lamina basal yang utuh. - Lokasinya di jaringan otot, jaringan ikat, jaringan saraf dan kel. eksokrin. - Tidak ada lubangnya karena dengan begitu akan mencegah saraf dll dari zat-zat toksik. 2. Kapiler bertingkap (viseral): - Dinding selnya ada lubang dan ditutupi diafragma yang tipis (diameter 60-80 nm). - Fenestra ditutupi oleh diafragma tipis. - Terdapat lamina basal yang utuh. - Lokasinya di ginjal, usus, kelenjar endokrin. - Biasanya pada organ yang aktif melakukan pertukaran zat. Makanya tipe dindingnya berlubang. 3. Kapiler bertingkap tanpa diafragma: - Dindingnya punya lubang, tapi tidak punya diafragma. - Lokasinya khusus di glomerulus ginjal. 4. Kapiler sinusoid: - Jalannya berkelok-kelok, diameter besar (30-40 mm). - Susunan sel endotel tidak berkesinambungan. Antara sel endotelnya tidak berhubungan satu sama lain - Dinding sel endotel mempunyai banyak lubang tanpa diafragma, sehingga relatif longgar. - Terdapat makrofag di antara / di luar sel endotel. Kalo di hepar, namanya sel kuppfer. - Lamina basal yang melingkupi sel endotel tidak kontinu / tidak utuh.

- Lokasi di antara sel-sel hepar, antara korda limpa dan organ hematopoietik.

Fungsi endotel - Ikut menentukan permeabilitas pembuluh darah karena sel endotel punya : o Taut interseluler (hubungan sel endotel satu dengan lainnya) o Celah antara sel endotel. Misal di sinusoid. o Fenestra / tingkap/ lubang. Kalo ga bertingkap, permeabilitas lebih rendah. Kalo bertingkap, jadi lebih tinggi. o Aktivitas transpor vesikuler, lewat sitoplasma sel endotel. - Fungsi sekresi: o Menghasilkan faktor von Willebrand (factor 8 dari pembekuan darah). Terdapat dlm granula Weibel-Palade, tepatnya di endotel yang melapisi pembuluh darah yang lebih besar. o Menghasilkan faktor vasoaktif (prostasiklin, NO & endotelin). Prostasiklin dan NO bersifat vaso dilator, kalo endotelin bersifat vaso kontriksor. o Menghasilkan aktivator plasminogen yang mengubah plasminogen menjadi plasmin. Fungsinya menghilangkan pembekuan darah yang tidak terpakai. o Menghasilkan enzim pengkonversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Efeknya pada pengeluaran aldosteron sehingga mempengaruhi absorbs Na dan mempengaruhi tekanan darah juga. - Fungsi antitrombogenik: Sel endotel mencegah kontak trombosit dengan jaringan ikat subendotel sehingga mencegah terjadinya agregasi trombosit, sehingga mencegah terbentuknya trombus. Pada pembuluh darah itu kan ada tunika intima, tunika media, dan tunika edventisia. Yang tunika intima itu terdapat sel endotel, lamina basalis, dan jaringan sub endotel yang tersusun atas jaringan pengikat longgar. Jika endotel ga ada, trombosit bisa berinteraksi dengan subendotel dan menyebabkan agregasi. Jadi, endotel itu berfungsi untuk mencegah kontak tersebut dan mencegah adanya agregasi. GOLONGAN DARAH Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak

kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah ABpositif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Rhesus Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada

permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan. Golongan darah lainnya

Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

Tabel kecocokan RBC

Tabel kecocokan plasma

You might also like