You are on page 1of 38

I. PENDAHULUAN A.

Latar belakang Masalah Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal sampai lanjut. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah 1. Insidensi luka bakar bervariasi di berbagai negara. Pada tahun 2 ! The World Fire Statistics Centre mengeluarkan data tentang kejadian kematian terkait luka bakar di berbagai negara, negara yang memiliki insidensi terendah diantaranya "ingapura ( , #$) dan "wit%erland ( ,&1$) sedangkan insidensi tertinggi di 'inlandia (2, #$) dan (ungaria (2,1 $) 1. )ata luka bakar di *merika dilaporkan terdapat sekitar 2 sampai + juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian & , - ribu kematian pertahun, sedangkan di Indonesia belum ada laporan tertulis. .umah "akit /ipto 0angun 1usumo 2akarta pada tahun 133# melaporkan 1 ! kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian +!,+# sedangkan di .umah "akit )r. "utomo "urabaya pada tahun 2 dirawat 1 - kasus luka bakar, dengan kematian 2-, 41$ 2. Permasalahan pada luka bakar demikian kompleks. Perjalanan penyakit luka bakar dibedakan dalam + 5ase yaitu 5ase awal atau 5ase akut atau 5ase syok, 5ase setelah syok berakhir atau sub akut dan 5ase lanjut. Pada tiap 5ase terdapat permasalahan utama yang harus ditanggulangi untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas +. *ngka kematian karena luka bakar sejak tahun 13mengalami penurunan. (al ini terkait dengan perkembangan perawatan luka bakar antara lain kualitas perawatan dan pengenalan serta manajemen e5ekti5 terhadap syok akibat luka bakar yangtelah menurunkan jumlah kematian pada periode awal pas6a luka bakar. Penggunaan antibiotik juga telah menurunkan kejadian in5eksi pas6a luka bakar. Luka bakar merupakan suatu bentuk kasus trauma yang memerlukan penanganan multidisipliner dan atau interdisipliner 1.

B. Tujuan 1. 0engetahui de5inisi, etiologi, pato5isiologi, klasi5ikasi, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis luka bakar. 2. 0engetahui angka kejadian luka bakar di ."0" tahun 2 +. 0engetahui output kejadian luka bakar di ."0" tahun 2 &,2 &,2 3 3

4. 0engetahui penatalaksanaan dan tindakan luka bakar di ."0" tahun 2 &,2 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anato ! Kul!t 1ulit terdiri dari + lapisan utama, yaitu 7 1. Lapisan epidermis 8pidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan 0alpighi. Lapisan korneum terdiri dari 2 9 2& lapis sel tanduk tanpa inti dan merupakan lapisan kulit mati yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel,sel baru. Lapisan 0alpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum ber5ungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum atau basale merupakan lapisan terbawah epidermis. Pada lapisan ini terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk melanin dan akan memberi warna kulit serta melindungi kulit dari sinar matahari. Pada lapisan ini terdapat sel,sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis dan akti5 membelah diri, mengantikan lapisan sel,sel pada lapisan korneum. Lapisan 0alpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. "etiap kulit yang mati akan terganti tiap +, 4 minggu. 1ulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein 5ibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang ber5ungsi7 a. 0engusir mikroorganisme patogen. b. 0en6egah kehilangan 6airan yang berlebihan dari tubuh. 6. :nsure utam yang mengerskan rambut dan kuku. 2. Lapisan dermis )ermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat yang memiliki 2 lapisan, yaitu pars papilaris.( terdiri dari sel 5ibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , lim5e, akar rambut, kelenjar keringat (pseudori5era) dan kelenjar sebaseus +. Lapisan subkutis.

Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Lapisan ini ber5ungsu sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang dan trauma, mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas, serta tempat penumpukan energi 4.

;ambar 2.1. Penampang 1ulit

;ambar 2.2. Lapisan 8pidermis

'ungsi kulit antara lain7 a. proteksi, b. absorbsi, 6. eksresi, d. persepsi, e. pengatur suhu tubuh, 5. membentuk pigmen g. membentuk vitamin ) h. keratinisasi. B. De"!n!s! Luka Bakar Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah +. #. Et!olog! Luka Bakar Luka bakar dibedakan atas beberapa jenis, antara lain7 1. Luka bakar karena api 2. Luka bakar karena air panas +. Luka bakar karena bahan kimia yang bersi5at asam atau basa kuat 4. Luka bakar karena listrik dan petir &. Luka bakar karena radiasi -. Luka bakar karena ledakan !. <rauma akibat suhu sangat rendah (5rost bite) + D. Pato"!s!olog! Luka Bakar Perjalanan penyakitnya dibedakan + 5ase pada luka bakar, yaitu 7 *. 'ase awal, 5ase akut, 5ase syok

&

Permasalahan utama berkisar pada gangguan yang terjadi pada saluran na5as (misalnya 6edera inhalasi), gangguan mekanisme berna5as oleh karena adanya eskar melingkar di dada atau trauma multipel di rongga toraks= dan gangguan sirkulasi (keseimbangan 6airan,elektrolit, syok hipovolemik). ;angguan yang terjadi menimbulkan dampak yang bersi5at sistemik +. >. 'ase setelah syok berakhir, 5ase sub akut 0asalah utama pada 5ase ini adalah Systemic Inflammatory Response Syndrome ("I.") dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (0?)") dan sepsis. 0erupakan dampak dan perkembangan masalah yang timbul pada 5ase pertama +. /. 'ase lanjut >erlangsung sejak penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. 0asalah yang dihadapi biasanya berupa parut hipertro5ik, kontraktur dan de5ormitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau struktur tertentu akibat proses in5lamasi yang hebat dan berlangsung lama +. 1. ;angguan saluran perna5asan *danya 6edera inhalasi akan berdampak terhadap lapisan mukosa saluran na5as yaitu 7 a. ?bstruksi saluran na5as bagian atas b. .eaksi in5lamatorik mukosa saluran mulai dari naso5aring sampai dengan alveoli dan parenkim paru yang mengarah pada Acute Respiratory Distress Syndrome ARDS!" Iritan pada saluran mukosa baik itu berupa kontak langsung maupun berupa produk toksik dari sisa pembakaran yang tidak sempurna atau %at kimia lainnya akan menimbulkan in5lamasi akut dengan edema dan hipersekresi mukosa saluran na5as. 8dema mukosa masi5 di saluran na5as bagian atas (sekitar glotis) menyebabkan obstruksi lumen dalam 24 jam pas6a 6edera. In5lamasi akut pada epitel mukosa akan menyebabkan disrupsi dan maserasi epitel yang nekrosis (sloughing mucosa). 8pitel,epitel ini ber6ampur dengan sekret yang kental, benang,benang 5ibrin akan menimbulkan obstruksi lumen sehingga menimbulkan distress

pera5asan dan kematian dalam waktu 6epat. Perubahan in5lamatorik mukosa bagian bawah berjalan lebih lambat (dalam 4,& sampai dengan &,! hari pas6a 6edera). Proses in5lamatorik mukosa saluran na5as ini berkaitan dengan peran sitokin dan radikal bebas. *.)" dapat timbul 4,& hari pas6a 6edera termis +. 2. ;angguan mekanisme berna5as *danya gangguan proses ekspansi rongga toraks akibat eskar melingkar di permukaan rongga toraks akan menimbulkan gangguan 6omplian6e paru. 1eterbatasan proses ekspansi dinding dada akan menimbulkan berkurangnya volume inspirasi sehingga se6ara tidak langsung menyebabkan gangguan proses pertukaran oksigen +. +. ;angguan sirkulasi a. )ampak 6edera termis pada sirkulasi b. )ampak 6edera termis pada jaringan /edera termis menyebabkan proses in5lamasi akut yang menibulkan perubahan permeabilitas kapilar. (al ini disebabkan oleh sel,sel endotel yang membulat (edematous) sehingga terjadi pembesaran jarak interseluler. Perubahan tekanan hidrostatik dan onkotik di ruang intravaskular akan menimbulkan ekstravasasi 6airan intravaskular, plasma, elektrolit, dan lekosit ke ruang interstisial. Penimbunan 6airan di jaringan interstisial akan menyebabkan gangguan per5usi dan metabolisme seluler (syok jaringan) +. Luka bakar ekstensi5 dengan perubahan permeabilitas kapiler yang hampir menyeluruh, penimbunan 6airan masi5 di jaringan interstitial akan menimbulkan hipovolemik dan gangguan transpor oksigen ke jaringan. .eaksi yang timbul adalah vasokonstriksi pembuluh,pembuluh peri5er. "irkulasi dipertahankan melalui kompensasi jantung dan sistem perna5asan untuk memenuhi kebutuhan per5usi,per5usi organ vital di tingkat sentral (otak, jantung dan paru). @asokonstriksi peri5er berkaitan dengan Systemic Inflamatory Response Syndrome ("I.") dan Multisystem Organ Dysfunction Syndrome (0?)") +. 0ani5estasi klinis yang mun6ul adalah 7

1. ;ejala kegagalan sirkulasi 7 gangguan sirkulasi otak berupa disorientasi, gelisah, dan penurunan kesadaran 2. ;ejala akibat konstriksi pembuluh peri5er 7 penurunan suhu 6ore dan permukaan, pen6ernaan. +. ;ejala kompensasi 7 peningkatan akti5itas pern5asan (perna5asan 6epat dan dangkal) dan peningkatan akti5itas jantung (palpitasi dan takikardi) penurunan produksi urin, dan gangguan sistem

sum#er$ f%"u&%s!

;ambar 2.+. Pato5isiologi Luka >akar

E. Klas!"!kas! Luka Bakar $. Ber%asarkan ke%ala an kerusakan jar!ngan a. Luka bakar %erajat I 1erusakan jaringan terbatas pada bagian permukaan (super5isial) yaitu epidermis 1ulit kering, hiperemik memberikan e5loresensi berupa eritema Ayeri karena ujung,ujung sara5 sensorik teriritasi Penyembuhan terjadi se6ara spontan dalam waktu &,1 hari /ontoh7 luka bakar akibat sengatan matahari +,&

sum#er$ eMedicine!

b. Luka bakar %erajat II &partial thickness burn' 1erusakan meliputi seluruh ketebalan epidermis dan sebagian dermis .espons yang timbul berupa reaksi in5lamasi akut disertai proses eksudasi )ijumpai bula Ayeri karena ujung,ujung sara5 sensorik teriritasi )ibedakan menjadi 27

Derajat II %angkal &superficial partial thickness burn' - 1erusakan mengenai epidermis dan bagian super5isial dermis - Dermal-epidermal 'unction mengalami kerusakan sehingga terjadi epidermolisis yang diikuti terbentuknya lepuh (bula, blister). Lepuh ini merupakan karakteristik luka bakar derajat dua dangkal - *pendises kulit (integumen, adneksa kulit) seperti 5olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea utuh. - Penyembuhan terjadi se6ara spontan dalam waktu 1 ,14 hari +.

sum#er$ eMedicine!

Derajat II %ala

&deep partial thickness burn'

- 1erusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis

- *pendises kulit seperti 5olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh - Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. >iasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu +.

sum#er$ eMedicine!

(. Luka bakar %erajat III 1erusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam *pendises kulit seperti 5olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan 1ulit yang terbakar tampak berwarna pu6at atau lebih putih karena terbentuk eskar <idak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung, ujung serabut sara5 sensorik mengalami kerusakan)kematian

11

Penyembuhan terjadi lama. <idak ada proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka maupun apendises kulit karena struktur,struktur jaringan tersebut mengalami kerusakan +

sum#er$ eMedicine!

*. Ber%asarkan luas luka bakar Luas luka bakar pada dewasa dihitung menggunakan rumus sembilan (Rule of (ine) yang diprovokasi oleh Balla6e= didasari atas perhitungan kelipatan 3. )alam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah 1 $ dari luas permukaan tubuhnya. a. 1epala dan leher 7 3 $ b. Lengan 7 1# $ 6. >adan )epan 7 1# $ d. >adan >elakang 7 1# $ e. <ungkai 7 +- $ 5. ;enitaliaCperineum 7 1 $ g. <otal 7 1 $ Pada anak,anak menggunakan tabel dari Lund and >rowder yang menga6u pada ukuran bagian tubuh terbesar pada seorang bayiCanak (yaitu kepala) dan ditekankan pada umur 1& tahun, & tahun dan 1 tahun +,&.

12

sum#er$ eMedicine!

;ambar 2.&. )erajat Luas Luka >akar +. Kategor! Pen%er!ta a. Luka bakar r!ngan Luka bakar derajat II dan III dengan luas D1 $ pada kelompok usia D1 tahun dan E& tahun Luka bakar derajat II dan III dengan luas D1&$ pada kelompok usia dewasa Luka bakar derajat III dengan luas D2$ pada semua kelompok usia= tanpa 6edera pada muka, tangan, kaki dan perineum +

1+

b. Luka bakar se%ang Luka bakar derajat II dan III dengan luas 1 ,2 $ pada kelompok usia D1 tahun dan E& tahun Luka bakar derajat II dan III dengan luas 1&,2&$ pada kelompok usia dewasa Luka bakar derajat III dengan luas D1 $ pada semua kelompok usia= tanpa 6edera pada muka, tangan, kaki dan perineum + (. Luka bakar berat)kr!t!s Luka bakar derajat II dan III dengan luas E2 $ pada kelompok usia D1 tahun dan E& tahun Luka bakar derajat II dan III dengan luas E2&$ pada kelompok usia remaja Luka bakar pada muka, tangan, kaki dan perineum *danya 6edera pada jalan na5as (trauma inhalasi) Luka bakar listrik tegangan tinggi +

,. Penatalaksanaan Luka Bakar Menghent!kan -roses luka bakar "egera tanggalkan pakaian untuk menghentikan proses trauma bakar. >ahan pakaian sintesis, mudah dan 6epat terbakar pada suhu tinggi akan meleleh meninggalkan residu panas yang akan terus membakar penderita. Pakaian yang mengandung bahan kimia harus ditanggalkan se6ara hati,hati. >ubuk kimia kering dibersihkan dengan 6ara menyapu dengan hati,hati untuk menghindari terjadinya kontak langsung. Permukaan tubuh yang terkena di6u6i dengan air bersih dan selanjutnya penderita diselimuti dengan kain hangat yang masih bersih dan kering untuk menghindari terjadinya hipotermi
&

. Penalataksanaan dan penanganan awal luka bakar berjalan simultan

Pr! ar. sur/e. mengikuti kaidah standar Ad)anced Trauma *ife Support dari +omite Trauma

14

American College of Surgeons +. Pada survei primer dinilai dan ditangani *, >, dan / penderita. * (*irway) 7 2alan na5as, adalah sumbatan jalan atas (larinF, pharinF) akibat 6edera inhalasi yang ditandai kesulitan berna5as atau suara na5as yang berbunyi (stridor hoarness). 1e6urigaan dibuat bila ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan na5as, ditemukan sisa,sisa pembakaran di hidung atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher. /edera ini harus segera ditangani karena angka kematiannya sangat tinggi. <indakan resusitasi dilakukan dengan melakukan serangkaian prosedur yaitu 7 .esusitasi jalan na5as7 1. Pembebasan jalan na5as diupayakan dengan 6ara pemasangan pipa endotrakeal dan atau krikotiroidotomi dan penghisapan lendir (sekret) se6ara berkala. Posisi penderita diatur dengan kepala lebih tinggi + ,4 derajat yang bertujuan untuk memper6epat penyembuhan edema. 2. Penggunaan ventilator +. > (>reathing) 7 Penanganan awalnya didasarkan atas tanda dan gejala yang ada, yang timbul akibat trauma, sebagai berikut7 1. <rauma bakar langsung, menyebabkan edema danC atau obstruksi jalan napas bagian atas 2. Inhalasi hasil pembakaran (partikel karbon) dan asap bera6un menyebabkan trakheobronkhitis kimiawi, edema, dan pneumonia +. 1era6unan karbon monoksida (/?) & Penanganan awal trauma inhalasi sering memerlukan intubasi endotrakheal dan ventilasi mekanis. "ebelum intubasi, penderita diberikan oksigen dengan pelembab. Intubasi dilakukan lebih awal pada penderita dengan kemungkinan terjadi trauma jalan napas. 1emungkinan besar penderita luka bakar dengan trauma jalan napas akan memerlukan tindakan bronkhoskopi, karenanya pipa endotrakheal untuk jalan na5as de5initi5 diusahakan ukurannya yang sesuai untuk itu. *nalisa gas darah arteri diperlukan untuk mengetahui 5ungsi paru,paru &.

1&

?ksigen diberikan 2,4 literCmenit adalah memadai. >ila sekret banyak dapat ditambahkan menjadi 4,- literCmenit. Pemberian oksigen tinggi (E1 literCmenit) atau dengan tekanan akan menyebabkan hiperoksia (dan barotrauma) yang diikuti terjadinya stress oksidati5 +. 1emampuan berna5as, ekspansi rongga dada dapat terhambat karena nyeri atau es6har melingkar di dada. .esusitasi mekanisme berna5as merupakan prioritas kedua pada penatalaksanaan kasus luka bakar disertai atau tanpa gejala distres perna5asan. <indakan resusitasi ini dikerjakan dengan melakukan eskarotomi. Prinsip eskarotomi adalah melepaskan jeratan7 memisahkan kedua hemitoraks, memisahkan sisi kranial dan kaudal sehingga ekspansi dada terselenggara tanpa hambatan +. Prinsip melakukan eskaratomi dada7 1) melakukan sayatan sampai menembus eskar (sampai men6apai jaringan subeskar), 2) melakukan sayatan yang memutus hubungan eskar pada sisi anterior dada7 a) sayatan sternal memisahkan hemitoraks kiri dengan hemitoraks kanan, b) sayatan pada arkus 6osta kanan dan kiri memisahkan regio dada dengan abdomen di sisi kanan dan di sisi kiri, 6)sayatan pada sub6lavia memisahkan regio dada dengan tulang 6lavi6ula, d)bila diperlukan sayatan pada linea aFillaris anterior memisahkan anterior dada dengan trunkus posterior +.

sum#er$ eMedicine!

1-

<erapi inhalasi seperti humidi5ikasi, nebuli%er, dan lavase bronkoaveolar. <ujuan humidi5ikasi adalah untuk mengen6erkan sekret kental dan meredam proses in5lamasi mukosa. )asar penggunaan nebuli%er adalah untuk mengatasi bronkokonstriksi yang potensial terjadi pada trauma inhalasi akibat %at kimia. "elain itu dapat juga digunakan sulvas atropin dan steroid dalam Aa/L ,3$ atau .L untuk mengatasi gejala hipersekresi dan proses in5lamasi akut. Lavase bronkoaveoler dikerjakan menggunakan metode endoskopi dan merupakan gold standar +. .ehabilitasi perna5asan seperti pengaturan posisi, melatih re5lek batuk, melatih otot perna5asan. :paya lain yang dilakukan untuk mempermudah mengeluarkan sekret adalah dengan melakukan 5ibrasi dan atau menepuk, nepuk dada serta punggung (6lapping) se6ara periodik +. / (/ir6ulation) 7 "tatus volume pembuluh darah. 1eluarnya 6airan dari pembuluh darah terjadi karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (jarak antara sel endotel dinding pembuluh darah). >ila disertai syok (suplai darah ke jaringan kurang), tindakannya adalah atasi syok lalu lanjutkan resusitasi 6airan +. .esustasi /airan +,& BA0TE1 "or ula (ari Pertama 7 )ewasa 7 .inger Laktat 4 66 F berat badan F $ luas luka bakar per 24 jam *nak 7 2 66 F berat badan F $ luas luka ditambah kebutuhan 5aali. 1ebutuhan 5aali 7 D 1 <ahun 7 berat badan F 1 66 1 9 + <ahun 7 berat badan F !& 66 + 9 & <ahun 7 berat badan F & 66 G jumlah 6airan diberikan dalam # jam pertama. G diberikan 1- jam berikutnya. (ari kedua )ewasa 7 G hari I *nak 7 diberi sesuai kebutuhan 5aali

1!

E/ans /airan yang dibutuhkan 7 1. .L C Aa/l H luas 6ombustio II$ J 1g >> J 1 66 2. Plasma H luas 6ombustio II$ J 1g >> J 1 66 +. Pengganti yang hilang karena penguapan7 )&$ 2 Brooke /airan yang dibutuhkan 7 1. .L C Aa/l H luas 6ombustio II$ J 1g >> J 1,& 66 2. Plasma H luas 6ombustio II$ J 1g >> J ,& 66 +. Pengganti yang hilang karena penguapan7 )&$ 2 (ari I # jam J G 1- jam J G (ari II G hari I (ari ke III hari ke II Pera2atan Luka Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin, pen6egahan in5eksi, mengurangi rasa sakit, pen6egahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan parut. (al yang terbaik adalah menghentikan proses kombusio dengan melakukan upaya menurunkan suhu di daerah 6edera. Pada luka bakar luas (E 2&$) tindakan ini tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan hipotermia +. Perawatan luka bakar terkini adalah dengan membuat permukaan kulit menjadi lembab. 1elembaban diperlukan untuk aktivitas 5aktor pertumbuhan kulit itu sendiri, pertukaran oksigen di permukaan kulit dan sangat e5ekti5 dalam proses pengiriman nutrisi di kulit. 1euntungan dari membuat permukaan kulit menjadi lembab adalah meningkatkan re,epitelisasi kulit sampai + ,& $, meningkatkan sintesis kolagen sampai & $, re,epitelisasi kulit dengan pelembaban 2,& kali lebih 6epat, dan menurunkan tingkat kehilangan 6airan di permukaan kulit #. T!n%akan be%ah 66 66

1#

<indakan bedah selanjutnya pada penderita luka bakar yang dapat melewati 5ase akti5 adalah eksisi dan penutupan luka. (al ini sangat penting bila ingin menghindarkan kematian oleh sepsis dan akibat,akibat hipermetabolisme yang sulit diatasi. 8ksisi eskar dilakukan se6ara tangensial. "eluruh jaringan nekrotik dibuang, bila perlu sampai 5as6ia atau lebih dalam +. 1euntungan eksisi eskar dan penutupan luka yang dini adalah 7 a. 1eadaan umum 6epat membaik. b. 2aringan nekrotik sebagai media tumbuh bakteri dihilangkan. 6. Penyembuhan luka menjadi lebih pendek bila dilakukan skin gra5t. d. <imbulnya jaringan parut dan kontraktur dikurangi +. 8ksisi dini adalah tindakan membuang jaringan nekrosis (nekrotomi) dan debris yang dikerjakan dalam waktu D ! hari pertama pas6a 6edera termis. Pada luka derajat II dangkal eksisi dilakukan sebelum !2 jam pas6a 6edera, sedangkan pada luka bakar lebih dalam dilakukan pada hari kelima sampai ketujuh pas6a 6edera. Penutupan luka dapat dilakukan se6ara skin gra5t, 6ultured C syntethi6 epitelial layer, dan pembalut +. 8ksisi tangensial adalah teknik melakukan eksisi jaringan lapis demi lapis sampai dijumpai jaringan yang berdarah (daerah vital). 2aringan vital tersebut siap menerima skin gra5t tanpa menunggu waktu yang lama +. "kin gra5t adalah salah satu metode penutupan luka sederhana yang merupakan salah satu modalitas utama penutupan luka yaitu dengan melakukan tandur kulit dari donor ke resipien. Pengambilan donor dilakukan menggunakan dermatom baik se6ara manual menggunakan pisau humby atau ele6tri6al dermatom. Pembagian skin gra5t berdasarkan 7 1. *salnya a. *utogra5t7 berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang s ama) b. (omogra5t7 berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh lain) 6. (eterogra5t7 gra5t berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies (Jenogra5t) # 2. 1etebalannya

13

a"

Split Thic%ness S%in ,raft STS,! ;ra5t ini mengandung epidermis dan sebagian dermis. <ipe ini dapat dibagi atas + bagian 7 1) <hin "<";, sering disebut <hiers6h atau ?llier,<hiers6h gra5t. <erdiri dari epidermis dan K bagian lapisan dermis. 2) Intermediate "<";, terdiri dari epidermis dan G bagian lapisan dermis. +) <hi6k "<";, nama lainnya <hree Luarter thi6kness gra5t. <erdiri dari epidermis dan M bagian lapisan dermis.

#"

Full Thic%ness S%in ,raft FTS,! ;ra5t ini meliputi epidermis dan seluruh ketebalan lapisan dermis. "ering disebut Bol5ian gra5t #.

sum#er$ eMedicine!

.evaskularisasi dari split thi6kness skin gra5t di daerah resipien lebih 6epat dibandingkan 5ull thi6kness skin gra5t oleh karena split thi6kness skin gra5t lebih tipis sehingga masuknya pembuluh darah dari resipien menempuh jarak yang lebih pendek. "yarat,syarat skin gra5t yang baik yaitu 7 a. b. 6. @askularisasi resipien yang baik 1ontak yang akurat antara skin gra5t dengan resipien Imobilisasi

"PLI< <(I/1A8"" "1IA ;.*'< ("<";)

"plit thi6kness skin gra5t merupakan tindakan yang de5initi5 sebagai penutup de5ek yang permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu tindakan yang de5initi5. <indakan sementara ini dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi kemungkinan terjadi in5eksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan nanti dapat diganti dengan 5ull thi6kness skin gra5t atau skin 5lap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik #,3. 1euntungan 7 1emungkinan take lebih besar )apat dipakai untuk menutup de5ek yang luas )onor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja )aerah donor dapat sembuh sendiri C epitelialisasi Punya ke6endrungan kontraksi lebih besar Punya ke6endrungan terjadi perubahan warna Permukaan kulit mengkilat "e6ara estetik kurang baik 0enutup de5ek kulit yang luas )apat digunakan untuk penutupan sementara dari de5ek

1erugian 7

Indikasi 7

1ontra indikasi 7 :kuran luka ke6il yang dapat diperbaiki dengan melakukan 5lap atau 5ull thi6kness skin gra5t ':LL <(I/1A8"" "1IA ;.*'< )igunakan untuk menutup de5ek pada wajah, leher, ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan se6ara estetik tidak terlalu jelek #,3. 1euntungan 7 1e6endrungan untuk terjadi kontraksi lebih ke6il 1e6endrungan untuk berubah warna lebih ke6il 1e6endrungan permukaan kulit mengkilat lebih ke6il "e6ara estetik lebih baik dari split thi6kness skin gra5t

21

1erugian 7 Indikasi 7 1ehilangan jaringan yang tidak begitu luas 1ontra indikasi 7 <idak terdapatnya suplai darah <ekhnik 0engerjakan "kin ;ra5t a. "plit ti6kness skin gra5t )onor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada, punggung, bokong, ekstremitas. :mumnya yang sering dilakukan diambil dari paha. Prinsip penggunaan alat,alat skin gra5t adalah menggerakkan pisau untuk memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung pada kontrol dari operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat tersebut 3. :ntuk mengambil split thi6kness skin gra5t dilakukan dengan menggunakan alat7 1. Pisau C >lade 7 Nang biasa dipakai mata pisau no. 22 yang mempunyai keuntungan yaitu tajam, tipis dan rata. 2. Pisau khusus 7 1etebalan gra5t dapat diatur dan merata 7 (umby. 1emungkinan take lebih ke6il dibanding split thi6kness skin gra5t (anya dapat menutup de5ek yang tidak terlalu luas )onor harus dijahit atau ditutup oleh split thi6kness skin gra5t bila )onor terbatas pada tempat,tempat tertentu seperti inguinal,

luka donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer supraklavikular, retroaurikular

22

Hu b.
sum#er$ eMedicine!

+. )ermatome 7 0empunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau dengan tebal kulit yang disayat.7 )ermatome tangan (drum dermatome), dermatome listrik dan tekanan udara 3.

Der ato e L!str!k

2+

sum#er$ eMedicine!

b. 'ull thi6kness skin gra5t )onor dapat diambil dari retro aurikuler, supra klavikula, kelopak mata, perut, lipat pahaCinguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar. )ilakukan penyuntikan Aa/l ,3$ atau lidokain di6ampur adrenalin 1 7 2 berguna untuk 7 - meratakan permukaan kulit pada daerah donor yang tidak rata - membantu pemisahan lapisan dermis dengan jaringan lemak di bawahnya - lapangan operasi relati5 lebih bersih dari perdarahan, membuat batas dermis dan subkutis lebih jelas sehingga mempermudah pengambilan gra5t 3 )ilakukan insisi sesuai disain sampai sedalam dermis dengan menggunakan pisau no.1& atau no.1 . )ilakukan pemisahan dermis dengan subkutis . yang

24

dimana keadaan kulit dalam keadaan tegang dengan bantuan 6ountertra6tion dari asisten. "etelah kulit didapat, selanjutnya dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat saat pengambilan gra5t 3.

sum#er$ eMedicine!

Penempelan "kin ;ra5t <eknik dasar penempelan split thi6kness skin gra5t dan 5ull thi6kness skin gra5t adalah sama. "ebelum penempelan gra5t, daerah resipien harus dilakukan hemostasis dengan baik sehingga permukaan resipien lebih bersih tidak ada perdarahan atau bekuan darah. )ilakukan penjahitan interrupted di sekeliling gra5t dengan benang non absorble 4, atau &, yang biasanya menggunakan silk. 2ahitan dimulai dari gra5t ke tepi luka resipien, dari suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih 5iFed. )iatas kulit ditutup tulle yang dilapisi kasa lembab Aa/l ,3$ dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering. )ibuat beberapa lubang ke6il diatas skin gra5t untuk jalan keluar yang ada kemudian dilak ukan irigasi untuk mem buang sisa bekuan darah di bawah gra5t dengan spuit berisi Aa/l ,3$ #,3,1 .

2&

sum#er$ eMedicine!

Luka Bakar .ang Perlu Pera2atan Khusus

1. Luka >akar Listrik. Luka bakar listrik disebabkan oleh kontak langsung aliran listrik dengan badan dan sering lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan misalnya permukaan kulit tampak akan normal padahal jaringan otot di dalamnya mengalami nekrosis, rhabdomyolisis menyebabkan gagal ginjal akut. Penanganan segera luka bakar listrik meliputi7 a. Perhatian terhadap jalan napas dan pernapasan b. Pemberian 6airan in5us 6. 81; d. Pemasangan memonitoring kateter. urine Pemasangan yang kateter gelap dilakukan sebagai untuk tanda berwarna

2-

myoglobinuria. >ila terjadi myoglobinuria dilakukan peningkatan pemberian 6airan agar men6apai produksi urine 1 pemberian manitol 2,&. 2. Luka >akar dengan trauma Inhalasi Pada kebakaran dalam ruangan tertutup (in door) Luka bakar mengenai daerah muka C wajah )apat merusak mukosa jalan napas 8dema laring hambatan jalan napas. mlCjam atau

Penatalaksanaan <anpa )istres Pernapasan 7 1. Intubasi C pipa endotrakeal. 2. Pemberian oksigen 2,4 liter C menit +. Penghisapan se6ret se6ara berkala. 4. (umidi5ikasi dengan nebuli%er. &. Pemberian bronkodilator (@entolin O inhalasi) -. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan ;ejala "ubyekti5 7 gelisah, sesak napas. ;ejala ?byekti5 7 'rekuensi napas meningkat ( E + kali C menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahannilai hasil !. pemeriksaan analisis gas darah (#jam pertama . 24 jam sampai 4,& hari). )engan )istres Pernapasan 1asus ini diperlakukan se6ara khusus :ntuk mengatasi masalah distress pernapasan yang dijumpai 7 1. )ilakukan trakeostomi dengan lo6al anestesi, dengan atau tanpa kanul trakeostomi. 2. Pemberian oksigen 2 , 4 liter Cmenit melalui trakeostomi. +. Pembersihan se6ret saluran pernapasan se6ara berkala serta bron6hial washing. 4. (umidi5ikasi dengan nebuli%er. &. Pemberian bronkodilator (@entolin O inhalasi setiap - jam.

2!

-. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan. ;ejala subyekti5 7 gelisah, sesak napas (dispnea) ;ejala obyekti5 7 5rekuensi napas meningkat (+ ,4 kali C menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahan hasil +. pemeriksaan analisis gas darah 3# jam pertama). ;ambaran hasil in5itrat paru dijumpai E 24 jam samapi 4,& hari 2,&. Luka >akar >ahan 1imia 1la5isikasi >ahan kimia 7 1. *lkalisC>asa (idroksida, soda kaustik, kalium amoniak, litium, barium, kalsium atau bahan,bahan pembersih dapat menyebabkan li-uefaction necrosis dan denaturasi protein. 2. *6idsC*sam *sam hidroklorat, asam aksalat, asam sul5at, pembersih kamar mandi atau kolam renang dapat menyebabkan kerusakan 6oagulation ne6rosis. +. ?rgani6 /ompounds 'enol, 6reosote, petroleum, sebagai desin5ektan kimia yang dapat menyebabkankerusakana kutaneus, e5ek toksis terhadap ginjal dan liver. Penatalaksanaan 7 1. >ebaskan pakaian yang terkena 2. Irigasi dengan air yang kontinu +. (ilangkan ras nyeri 4. Perhatikan airway, breathing dan 6ir6ulation &. Indeni5ikasi bahan penyebab. -. Perhatikan bila mengenai mata. !. Penanganan selajutnya sama seperti penanganan luka bakar 2,&. 4. Luka >akar dengan kehamilan Penatalaksanaan7 1. "egera dilakukan stabilisasi airway. (ipoksia dapat terjadi pada ibu dan janin

2#

2. )istress napas hipoksia dapat menimbulkan resistensi vaskuler pada uterus, mengurangi uterus blood 5low dan oksigen ke janin menurun. +. 0onitoring janin 4. 1onsultasi dengan spesialis kandungan 2,& 3. Ko -l!kas! Luka Bakar 1. "yok karena kehilangan 6airan. 2. "epsis C toksis. +. ;agal ;injal mendadak 4. Peneumonia 2 H. Prognos!s Luka Bakar Prognosis pada kasus luka bakar ditentukan oleh beberapa 5aktor. 'aktor yang berperan dibagi menjadi tiga kelompok= yaitu 5aktor penderita, 5aktor trauma dan 5aktor penatalaksanaan +. 'aktor penderita 1ondisi umum 'aktor premorbid 'aktor trauma 'aktor penatalaksanaan Luka bakar <rauma penyerta Penatalaksanaan rumah sakit pra :sia ;ender "tatus gi%i 1elainan kardiovaskuler 1elainan neurologik 1elainan paru 1elainan metabolisme 1elainan ginjal 1elainan psikiatrik 1ehamilan 2enis, luas kedalaman ;angguan *>/ dan

23

(prehospital treatment) Penatalaksanaan rumah sakit (inhospital treatment) di 'ase awal (5ase akut, 5ase syok) 'ase selanjutnya

III. MET4DE PENELITIAN Pengambilan sampel di lakukan dengan melihat data dari 6atatan medik (/0). )ata di re6all dengan megunakan program 6omputer I/). )ata tahun 2 #,2 3 menggunakan program 6omputer I/),1 , sedangkan tahun 2 &,2 !

menggunakan program 6omputer I/),3 0etode penelitian yang di lakukan adalah Deskriptif Retrospektif.

+1

I5. HASIL DAN PEMBAHASAN $. Has!l (asil jumlah kasus luka bakar yang terdapat pada .". 0argono "oekarjo Purwokerto dari tahun 2 &,2 3.

Ta#el I."/" 0umlah %asus *u%a 1a%ar di RSMS-2ur&o%erto tahun 3445-3446 <ahun 2umlah kasus 2 & & 2 12 24 ! 2 2& # 2 4 3

+2

Diagram I."/" Diagram 1atang 0umlah %asus *u%a 1a%ar di RSMS 2ur&o%erto tahun 3445-3446

25 20 15 10 5 0 Jumlah Pasien 2005 2007 2009 Jumlah Pasien

Ta#el" I."3"

0umlah dan presentase %asus *u%a 1a%ar #erdasar%an 'enis %elamin di RSMS 2ur&o%erto 0anuari 3445-0anuari 3446 <ahun Laki,laki Perempuan 2 & + 2 2 11 & 2 ! 1+ 11 2 # 13 2 3 1 + jumlah 44 + (&3,4- $) (4 ,&4 $)

Ta#el" I."7" Output pasien *u%a 1a%ar di RSMS 2ur&o%erto 0anuari 34450anuari 3446 2 & 2 2 ! 2 # 2 3 Pulang & 1+ 11& 1 hidup )irujuk , 1 4 , , *P" , 1 + Lari , 1 4 , ,

++

0eninggal 2umlah

, &

, 1-

, 24

4 2&

, 4

Ta#el I."8" 0umlah penatala%sanaan dan tinda%an #erdasar%an tahun pada %asus lu%a #a%ar di RSMS 2ur&o%erto 0anuari 3445 9 0anuari 3446 2 & 2 2 ! 2 # 2 3 1ompres Aa/l dan pemberian salep )ebridement 8s6aratomy "kin gra5t *mputasi 4 1+ 2 2+ 4

2 , 1

# , ,

1+ 1 ,

1# , 2

2 , ,

*. Pe bahasan 2umlah kasus luka bakar yang di tangani .". 0argono Purwokerto dari tahun 2 &,2 3 jumlahnya terdapat peningkatan maupun penurunan yang 3 sebanyak 4 kasus karena 3, sedangkan

signi5ikan. 2umlah kasus terke6il pada tahun 2

jumlah pasien yang di data hanya pada bulan januari di tahun 2 jumlah terbanyak pada tahun 2

# sebanyak 2& kasus. )ata diperoleh dengan

mengunakan sistem 6omputerisasi rekam medis yang berada di rumah sakit 0argono, uuntuk tahun 2 sedangkan untuk tahun 2 & hingga 2 ! menggunakan so5tware I/) 3,

# dan 2

3 menggunakan program I/) 1 dapat kita ketahui

)engan menggunakan program 6omputer I/) 1 bahwa pada tahun 2

# terdapat 2& pasien, pasien pulang sebanyak 1&, pasien 3 januari

meninggal sebanyak 4 dan pasien *P" sebanyak -. Pada tahun 2 tedapat 4 pasien, 1 pasien pulang dan + pasien *P".

+4

Pengambilan data pasien tahun 2

&,2

! menggunakan program rekam

medis yang lama, sehingga pengklasi5ikasian 6ara pasien keluar dari rumah sakit berbeda dengan data yang diperoleh dari I/) 1 , pada I/) 1 6ara keluar pasien di bagi menjadi pulang hidup, meninggal, dan *P", sedangkan pada program yang lama keluaran pasien di bagi menjadi pulang hidup, *P", meninggal, dirujuk, dan lari. Pada tahun 2 dimana & pasien pulang. <ahun 2 & terdapat & pasien luka bakar

- terdapat 1- pasien, sebanyak 1+ pasien

pulang hidup, 1 pasien di rujuk, 1 pasien *P" dan + pasien lari. Pada tahun 2 ! terdapat 24 pasien, pasien pulang sebanyak 1-, dirujuk 4, dan lari 4

pasien. :ntuk penatalaksanaan dan tindakan yang dilakukan pada kasus luka bakar di ."0" Purwokerto adalah kompres Aa/l dan salep, debridement dan es6aratomi, skin gra5t, serta amputasi. :ntuk penatalaksanaan kompres Aa/l dan pemberian salep terbanyak pada tahun 2 # sebanyak 2+ kasus. <indakan # yaitu 1# kasus.

debridement dan es6aratomi tertinggi pada tahun 2 "edangkan tindakan skin gra5t yaitu pada tahun 2 tindakan amputasi pada tahun 2 2 kasus.

! sebanyak 1 kasus, serta # sebanyak

& sebanyak 1 kasus dan tahun 2

+&

5. KESIMPULAN

1. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah. 2. Luka bakar dapat diklasi5ikasikan berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dan berdasarkan luas bakar. +. Penalataksanaan dan penanganan awal luka bakar berjalan simultan mengikuti kaidah standar *dvan6ed <rauma Li5e "upport dari 1omite <rauma *meri6an /ollege o5 "urgeons. Pada survei primer dinilai dan ditangani *, >, / dan ) penderita.

+-

4. )ata diperoleh dengan mengunakan sistem 6omputerisasi rekam medis yang berada di rumah sakit 0argono, uuntuk tahun 2 menggunakan program I/) 1 . &. Pada tahun 2 -. <ahun 2 & terdapat & pasien luka bakar dimana & pasien pulang. & hingga 2 # dan 2 ! 3 menggunakan so5tware I/) 3, sedangkan untuk tahun 2

- terdapat 1- pasien, sebanyak 1+ pasien pulang hidup, 1 pasien di

rujuk, 1 pasien *P" dan + pasien lari. !. Pada tahun 2 lari 4 pasien. #. Pada tahun 2 # terdapat 2& pasien, pasien pulang sebanyak 1&, pasien ! terdapat 24 pasien, pasien pulang sebanyak 1-, dirujuk 4, dan

meninggal sebanyak 4 dan pasien *P" sebanyak -. 3. Pada tahun 2 3 januari tedapat 4 pasien, 1 pasien pulang dan + pasien *P".

1 . Penatalaksanaan dan tindakan yang dilakukan pada kasus luka bakar adalah kompres Aa/l dan pemberian salep, debridement dan es6aratomi, skin gra5t, serta amputasi. 11. :ntuk penatalaksanaan kompres Aa/l dan pemberian salep terbanyak pada tahun 2 # sebanyak 2+ kasus. <indakan debridement dan es6aratomi # yaitu 1# kasus. "edangkan tindakan skin gra5t yaitu & # sebanyak 2 kasus. ! sebanyak 1 kasus, serta tindakan amputasi pada tahun 2 tertinggi pada tahun 2 pada tahun 2

sebanyak 1 kasus dan tahun 2

DA,TA1 PUSTAKA 1. 8medi6ine. 2. Luka >akar *vailable (/ombustio). in *vailable in website7 website7

http7CCemedi6ine.meds6ape.6omCarti6leC!-313+,overview http7CCwww.5k.uwks.a6.idCelibC*rsipC)epartemenCIlmu$2&2 1edokteran $2&2 <erintegrasi$2&2 ,$2&2 P>LC0ateri$2&2 P>L$2&2 IIa $2&2 2 !,2 #Cluka$2&2 bakar$2&2 akut$2&2 teFt.pd5 + +. Ne5ta 0oenadjat. Luka >akar7Pengetahuan 1linis Praktis. '1:I. 2

+!

4. *natomi 1ulit. *vailable in website7 http7CCid.wikipedia.orgCwikiC1ulit &. *<L". *dvan6ed <rauma Li5e "upport7 :ntuk )okter -. 0 "jai5udin Aoer. Penanganan Luka >akar. *irlangga :niversity Press. 2 Press. 2 !. )avid ". Perdanakusuma. Penanganan Luka bakar. *irlangga :niversity #. 0oist (ealing *nd Bound /are In6luding >urns. *vailable in website7 http7CCwww.burnsurgery.orgC>etawebC0odulesCmoisthealingCpartP2b6.htm 3. ;rande ). "kin gra5ting. *vailable in website7 www.emedi6ine.6om 1 . Perdanakusuma )". "kin ;ra5ting. "urabaya 7 *irlangga :niversity Press, 133#= 1,+# 11. . "jamsuhidajat, Bim )e 2ong. >uku *jar Ilmu >edah Penerbit >uku 1edokteran. 8;/. 2 !

+#

You might also like