Professional Documents
Culture Documents
x
=jumlah seluruh skor x
y
=jumlah seluruh skor y
xy
=jumlah hasi kali antar skor x dan y
Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Nilai r
xy
yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,artinya kenaikan
nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.
b. Nilai r
xy
yang negatif menunjukkan kedua variabel negatif,artinya menurunkan nilai
variabel yang satu diikuti dengan meningkatkan nilai variabel yang lain.
c. Nilai r
xy
yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel tidak
mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya
berubah.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara
kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi),digunakan penafsiran atau
interpretasi angka yang kemukakan oleh Sugiono (1994:149) yaitu:
Dari nilai r
xy
yang diperoleh,dapat dilihat secara langsung melalui table
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.
Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal
ini signifikan 5% .Bila nilai r tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat
diterima.
2.Uji Signifikan
Uji signifikan adalah uji yang dilakukan dengan cara membandingkan t-
test tabel (table students-t).Tujuan uji signifikan ini adalah untuk menentukan
hipotesis diterima atau ditolak.(Hadi,2001;359).
Tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Ho ditolak
apabila nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel (t-hitung>t-tabel), dan diterima
apabila harga t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel (t-hitung<t-tabel).
Rumus:
1
1
2
r
n
r t
=
Dimana :
t=statistik t derajat bebas n-2
n=banyaknya pengamatan
3.Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel
terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi
product moment (r
xy
) dan dikalikan dengan 100% (Sudjana,1989:353).
KP=r
xy
x 100%
Keterangan:
KP =Koefisien Determinant
r
xy
=Koefisien korelasi product moment antara X dan Y.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangat kuat
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN
3.1 Sejarah Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera
Utara yang terletak dipertengahan wilayah Sumatera Utara yang terletak diantara 2
0
36 LU dan 98
0
32- 99
0
35 BT yang berada pada ketinggian 20-1.400m dari
permukaan laut. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo, sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Asahan, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Deli Serdang dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.
Kabupaten Simalungun mempunyai luas wilayah 4.386,60 Km
2
atau 6,12%
luas Sumatera Utara, yang terdiri atas31 Kecamatan ,329 Nagori dan 21 Kelurahan.
Penduduk Kabupaten Simalungun berjumlah 1.003.105 orang dengan perincian
498.957 laki-laki dan 504. 148 perempuan.
Pelaksanaan Undang-Undang No.22 Tahun 1999, sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Lembaran Negara Tahun 2004, Nomor 125 dan
Lembaran Negara Nomor 4437 Tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan
yang mendasar seiring semangat Otonomi Daerah terhadap Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Simalungun. Berkaitan dengan perubahan
tersebut,pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah di Kabupaten Simalungun
diimplementasikan melalui penerbitan berbagai Peraturan Daerah, yang salah satunya
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Perda Nomor. 3 Tahun 2001 tentang Organisasi-Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Simalungun (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 3 Seri D Nomor 3).
Dalam Perda tersebut mencakup pembentukan Badan Kepegawaian Daerah sebagai
unsur penunjang dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah Kabupaten Simalungun,
khususnya dibidang Manajemen Kepegawaian Daerah.
Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan yang mengurusi administrasi
kepegawaian pemerintah daerah baik di pemerintah daerah kabupaten/kota maupun
pemerintah daerah propinsi. Badan ini dibentuk setelah pelaksanaan otonomi daerah
Tahun 1999. Hampir sebagian besar Badan Kepegawaian Daerah ini hanya berada di
tingkat kabupaten/kota sedangkan ditingkat propinsi banyak yang masih
menggunakan biro, yakni Biro Kepegawaian. Sesuai dengan Undang-Undang tentang
Pemerintah Daerah, kewenangan mengatur kepegawaian mulai dari rekruitmen
sampai dengan pensiun berada di kabupaten/kota. Pembentukan Badan Kepegawaian
Daerah pada umumnya didasarkan pada Peraturan Daerah masing-masing. Sebelum
pelaksanaan otonomi daerah semua urusan kepegawaian berada di pemerintah pusat,
adapun yang ada didaerah hanya sebagai pelaksanaan administrasi kepegawaian dari
kebijakan pemerintah pusat.
Organisasi dan tata kerja Badan Kepegawaian Daerah kota Medan yang
berpedomam kepada Keputusan Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2000, tentang
Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah telah dibentuk Organisasi dan
Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan dengan Peraturan Daerah Nomor
29 Tahun 2002.
Sedangkan mengenai Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun dikeluarkan berdasarkan atas Keputusan Presiden No.159
Tahun 2000 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah). Badan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Kepegawaian Daerah dibentuk untuk melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
daerah dalam bidang kepegawaian daerah.
3.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun
Adapun visi dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah
Terwujudnya Pegawai Negeri Sipil yang professional, bertanggung jawab dan
mampu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna.
Penjelasan dari Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah :
1. Terwujudnya suatu kondisi yang nyata tentang peningkatan keadaan PNS
yang lebih baik atau manajemen kepegawaian yang lebih baik dimasa
mendatang daripada masa kini dan masa sebelumnya.
2. PNS yang professional adanya aplikasi yang utuh dari para PNS terhadap
profesi PNS sebagai wahana dedikasi dan loyalitas yang totalitas, sehingga
dalam berfikir, bersikap dan bertindak senantiasa mencerminkan suatu profil
yang teguh dan setia akan profesi PNS, sehingga dalam titik
keseimbangannya, penghormatan pribadi akan profesinya terimplementasi
pada punish dan reward yang wajar dan logis.
3. PNS yang bertanggung jawab adalah suatu pertanggung jawaban PNS akan
tugas yang di emban , bukan semata-mata bertanggungjawab kepada siapa
yang memberi tugas, akan tetapi bertanggung jawab terlaksananya tugas yang
diemban, sehingga ke depan sikap figure oriented akan tergeser menjadi duty
oriented sebagai real accountability.
4. Mampu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna adalah
kemampuan sinkronisasi dalam pelaksanaan tugas, sehingga selain mampu
melaksanakan tugas juga memberdayakan individu PNS secara internal
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
sekaligus memberikan kontribusi yang nyata sesuai dengan institusi secara
eksternal.
Sedangkan Misi dari Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Simalungun adalah
pernyataan yang meletakkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin
dicapai. Misi merupakan implementasi dari Visi yang telah ditetapkan. Dengan
adanya misi, diharapkan seluruh komponen yang terkait dapat mengenal dan
mengetahui program serta hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Penetapan dan Operasionalisasi Misi Instansi harus mengakomodasi berbagai
masukan dari pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan memberi peluang untuk
perubahan yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk menimplementasikan
Visi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana yang telah ditetapkan misi sebagai
berikut :
1. Memelihara data/file dengan tujuan agara mudah menyusun data setiap
pegawai pada masing-masing unit kerja.
2. Meningkatkan SDM Pegawai Negeri Sipil melalui pendidikan formal, diklat
structural dan fungsional, diklat teknis,penataran-penataran dan kursus-kursus.
3. Meningkatkan pelayanan prima bagi Pegawai Negeri Sipil.
4. Melaksanakan Penilaian Pegawai Negeri Sipil dalam menduduki jabatan
struktural melalui pertimbangan yang sangat objektif dari Baperjakat
Kabupaten Simalungun dengan memperhatikan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam PP Nomor 100 tahun 2000 tentnag Pengangkatan PNS dalam
Jabatan Struktural.
Penjelasan dari Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah:
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
1. Untuk memelihara data/file kepegawaian sehingga memudahkan untuk
mengaksesnya sewaktu-waktu dengan menyusun data-data dalam map file
yang diberi nomor sesuai dengan NRK (Nomor registrasi Kepegawaian),
selain itu untuk mem-back-up data, dilaksanakan dengan system
Komputerisasi Data Kepegawaian, sehingga dengan demikian, data pegawai
senantiasa dapat terpantau dan akan memudahkan sebagai input dalam proses
pengembangan pegawai yang bersangkutan.
2. Meningkatkan SDM PNS melalui pendidikan formal seperti pengiriman PNS
Tugas Belajar Pogram S-1, S-2 dan S-3, Diklat Struktural dimaksudkan yaitu
Diklat Penjejangan yang meliputi Diklat Pim Tk.II dan Diklat Pim Tk. III
yang diselenggarakan oleh Pemerintah tingkat atas, sedangkan Pemkab
simalungun menyelenggarakan Diklat Pim Tk. IV. Sedangkan Pengiriman
PNS yang mengikuti Diklat Teknis, Penataran dan Kursus, tentunya
disesuaikan dengan kondisi real daerah, kompetensinya dan kontribusinya
yang signifikan terhadap daerah yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan,
untuk pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan pelayanan yang prima bagi PNS dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Simalungun, seperti Pengurusan Kenaikan Pangkat, gaji berkala
dan pensiun, didesain sedemikian rupa dengan rentang kendali birokratis yang
singkat, sehingga pengurusan administrasi kepegawaian tersistematis.
4. Melaksanakan penilaian dan penempatan PNS selain alasan obyektifitas,
senantiasa diperhatikan, kualifikasi, kompetensi serta kemampuan pada The
Right Man on the Right Place,selain itu yang sangat penting dipedomani
adalah dinamika perkembangan Peraturan Kepegawaian yang selalu harus
disikapi secara utuh efektif, dan efisien.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
3.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun
Kedudukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah Badan
Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun mempunyai Tugas Pokok
membantu Bupati Simalungun selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
dalam melaksanakan Manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah. Yang dimaksud
dengan Manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah keseluruhan upaya-upaya
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, derajat profesionalisme, penyelenggaraan
tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan
pemberhentian PNS Daerah (Keppres No. 159 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah).
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Badan Kepegawaian Daerah mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Penyiapan penyusunan Peraturan Perundang-undangan Daerah dibidang
Kepegawaian sesuai dengan norma, standard dan prosedur yang diterapkan
Pemerintah .
2. Perencanaan dan Pengembangan kepegawaian daerah.
3. Penyiapan kebijaksanaan teknis pengembangan kepegawaian daerah.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
4. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pengkat, pemindahan
dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma,
standart dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan Perundang-undangan.
5. Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai
dengan norma, standard dan prosedur yang ditetapkan dengan Peraturan
Perundang-undangan.
6. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan
norma, standart dan prosedur yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-
undangan.
7. Penyiapan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan
Peraturan Perundang-undangan.
8. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
9. Pengelolaan Sistem Informasi kepegawaian Daerah
10. Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan Kepegawaian
Negara.
3.4 Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah
I. Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam
melaksankan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang
manajemen Pegawai Negeri Sipil. Kepala Badan berada dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Fungsi Kepala Badan :
1. Penyiapan konsep standar pelaksanaan kewenangan daerah Kabupaten/Kota
dan standar pelaksanaan tugas-tugas badan serta rencana jangka menengah
dan tahunan dalam bidang dalam bidang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
2. Pelaksanaan program perencanaan, pembinaan, pengembangan di bidang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan standar yang ditetapkan.
3. Mengkoordinasikan dan merumuskan Peraturan Daerah dan Keputusan
Daerah dengan pihak-pihak terkait dalam bidang kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Daerah melalui sekretaris daerah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
II. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan.
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan
Kepegawaian Daerah dibidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan
administrasi keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan serta urusan umum
lainnya.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, sekretaris
mempunyai fungsi:
1. Menyusun rencana kegiatan;
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
2. Menyusunrencana dan program kepegawaian serta mengkoordinasikannya
dengan bidang-bidang pada Badan Kepegawaian Daerah;
3. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya;
4. Melaksanakan pengelolaan urusan administrasi keuangan dan perbendaharaan
serta menyiapkan laporannya;
5. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan;
6. Melaksanakan pelayanan teknis administrative kepada Kepala Badan dan
semua bidang di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum
Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
sekretaris.
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan
rencana program Badan Kepegawaian Daerah serta pengelolaan administrasi
surat menyurat dan urusan umum lainnya;
2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun dan menyiapkan usulan
rencana anggaran pembiayaan, pengelolaan administrasi keuangan dan
mengendalikan anggaran serta memberikan bimbingan dan arahan teknis
pelaksanaan anggaran kepada bendaharawan;
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
3. Sub Bagian Perlengkapan
Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kebutuhan
perlengkapan, kerumahtanggaan, pengadaan, pemeliharaan, dan
pendistribusiannya.
III. Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaannya
Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Badan.
Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan dan menyiapkan
kebijakan dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan analisa formasi jabatan serta
mengelola perpustakaan khusus.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan mempunyai fungsi :
1. Menyusun rencana kerja;
2. Mengkoordinasikan perumusan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala
Daerah di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan;
3. Menelaaah dan mengevaluasi pelaksanaan pertauran perundang-undangan dan
menyiapkan bahan rancangan Peraturan Daerah di bidang kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
4. Mengumpulkan dan mengolah data serta menyiapkan bahan pembinaan
ketatalaksanaan serta melaksanakan analisa kelembagaan;
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
5. Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan
serta melaksanakan kegiatan analisa formasi jabatan yang meliputi analisis
jabatan, metode kerja, prosedur kerja dan beban kerja;
6. Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis tentang
system pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pembinaannya;
7. Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis tentang
pembinaan Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan mengelola
perpustakaan khusus;
8. Melaksanakan tugsa-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya;
Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan terdiri dari :
1. Sub Bidang Kelembagaan
Sub Bidang Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis pembinaan penataan organisasi serta menganalisa
kelembagaan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun
2. Sub Bidang Ketatalaksanaan dan Perpustakaan
Sub bidang Ketataksanaan dan Perpustakaan mempunyai tugas menyiapkan
bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis bidang ketatalaksanaan,
pembinaan Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan mengelola perpustakaan
khusus;
3. Sub Bidang Analisa Formasi Jabatan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Bidang Analisis Kebutuhan dan Mutasi Pegawai dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Bidang Analisis Kebutuhan dan Mutasi Pegawai mempunyai tugas
melaksanakan tugas Badan Kepegawaian Daerah dibidang analisa kebutuhan dan
mutasi pegawai, pensiun serta dokumentasi pegawai.
Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Analisis Kebutuhan dan Mutasi Pegawai
mempunyai fungsi :
1. menyusun rencana kegiatan;
2. mengumpulkan bahan penyusunan rencana analisa kebutuhan dan mutasi
pegawai;
3. memberi petunjuk, mengawasi dan ,membimbing pelaksanaan tugas dalam
bidang analisa kebutuhan dan mutasi pegawai;
4. melaksanakan kegiatan analisis kebutuhan pegawai dan mutasi pegawai
termasuk pensiun;
5. mnyusun formasi dan pengadaan pegawai;
6. mengembangkan sumber daya aparatur sesuai kebutuhan unit;
7. menyusun konsep kebutuhan formasi unit kerja untuk mutasi pegawai
berdasarjan volume dan beban tugas serta memberikan masukan dan pendapat
kepada atasan atas kgiatan bidang tugas untuk pengembangan karier pegawai;
8. memelaksanakan kegiatan dokumentasi kepegawaian berdasarkan pedoman
ketentuan yang berlaku;
9. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala badan sesuai
dengan tugasnya
Bidang Analisis Kebutuhan dan Mutasi Pegawai terdiri dari :
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
1. Sub Bidang Analisa Kebutuhan Pegawai
Sub Bidang Analisa Kebutuhan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan
analisa kebutuhan pegawai pada setiap unti kerja sesuai dengan kebutuhan,
volume, dan beban tugas unit dalam rangka pengembangan karier pegawai
termasuk pelaksanaan kebutuhan mutasi pegawai dri dan ke Kabupaten
Simalungun.
2. Sub Bidang Mutasi dan Pensiun
Sub Bidang Mutasi dan Pensiun mempunyai tugas menyiapkan konsep mutasi
pegawai berdasarkan analisa kebutuhan, baik bagi pejabat structural.
3. Sub Bidang Dokumentasi Pegawai
Sub Bidang Dokumentasi Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan penataan di bidang dokumen kepegawaian dengan menyususn,
memelihara, dan menyimpan dan mengajukan data dokumen serta
menyiapkan proses administrasi pembuatan Daftar Urut Kpeangkatan (DUK)
dan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
V. Bidang Kepangkatan
Bidang Kepangkatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Badan.
Bidang kepangkatan mempunyai tugas melaksanakan tugasnya berada di
bawah dan bertanggungjawab Kepala Badan.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Bidang kepangkatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan
Kepegawaian Daerah di bidang Kepangkatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang
Kepangkatan mempunyai fungsi :
1. Menyusun rencana kegiatan kerja;
2. menyiapkan bahan dan data yang berhubungan dengan administrasi
kepangkatan;
3. menyiapkan konsep kebijakan yang berhubungan dengan bidang kepangkatan;
4. melaksanakan pelayanan administrasi dibidang kepangkatan;
5. memproses kepangkatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan naik pangkat
berdasarkn ketentuan dan peraturan yang berlaku;
6. melaksanakan ketentuan yang berhubungan dengan kepangkatan dengan
memberikan layanan yang maksimal bagi pegawai
7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Kepangkatan terdiri dari :
1. Sub Bidang Kepangkatan I (Guru TK dan Sekolah Dasar)
Sub Bidang Kepangkatan I (Guru TK dan Sekolah Dasar) mempunyai tugas
melaksanakan proses administrasi kepangkatan guru TK dan Sekolah Dasar
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta memberikan
pelayanan yang maksimal di idang kepangkatan.
2. Sub Bidang Kepangkatan II (Guru SLTP, SMU dan SMK)
Sub Bidang Kepangkatan II (Guru SLTP, SMU dan SMK) mempunayi tugas
melaksanakan proses administrasi kepangkatan guru SLTP, SMU dan SMK
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta memberikan
pelayanan yang maksimal dibidang kepangkatan.
3. Sub Bidang Kepngkatan III (Dinas, Lembaga Teknis, Sekretariat dan
Unit Kerja Lainnya)
Sub Bidang Kepangkatan III (Dinas, Lembaga Teknis, Sekretariat dan Unit
Kerja Lainnya) mempunyai tugas melaksanakan proses administrasi
kepangkatan dinas, lembaga teknis, Sekretariat dan Unit Kerja lainnya
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta memberikan
pelayanan yang maksimal dibidang kepangkatan.
VI. Bidang Kesejahteraan Pegawai
Bidang Kesejahteraan Pegawai dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di awah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
Bidang Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Badan Kepegawaian daerah di bidang kesejahteraan pegawai.
Untuk melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud diatas, Bidang
Kesejahteraan Pegawai mempunyai fungsi :
1. menyusun rencana kegiatan kerja;
2. mengumpulkan bahan dan data untuk penyusunan rencana bidang
kesejahteraan pegawai seperti analisa kesehatan dan cuti pegawai,
penghargaan dan tanda jasa dan analisa gaji serta tunjangan pegawai,;
3. mengkoordinasikan kegiatan di bidang kesejahteraan untuk meningkatkan
kesejahteraan pegawai;
4. menyiapkan bahan penyusunan, pedoman, petunjuk teknis, dalam bidang
peningkatan kesejahteraan pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
5. melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas di bidang kesejahteraan seperti analisa
kesehatan dan cuti pegawai, penghargaan dan tanda jasa, analisa gaji dan
tunjangan untuk bahan pengambilan keputusan bagi pihak atasan;
6. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan bidang tugasnya;
Bidang Kesejahteraan Pegawai terdiri dari :
1. Sub Bidang Analisa Kesehatan dan Cuti Pegawai
Sub Bidang Analisa Kesehatan dan Cuti Pegawai mempunyai tugas
mengumpul dan mengolah data di bidang kesehatan dan cuti pegawai sesuai
dengan ketentuan dan peraturan untuk mewujudkan kesejahteraan pegawai
dibidang kesehatan dan cuti pegawai.
2. Sub Bidang Penghargaan dan Tanda Jasa
Sub Bidang Penghargaan dan Tanda J asa mempunyai tugas mengumpul bahan
dan data dalam rangka pemberian penghargaan dan tanda jasa bagi pegawai
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
3. Sub Bidang Analisa Gaji dan Tunjangan
Sub Bidang Analisa Gaji dan Tunjangan mempunyai tugas melaksanakan
kajian berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku di bidang gaji dan
tunjangan pegawai untuk mewujudkan kesejhteraan pegawai di bidangnya.
VII. Bidang Pembinaan dan Disiplin Pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Bidang Pembinaan dan Disiplin Pegawai dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan.
Bidang Pembinaan dan Disiplin Pegawai mempunyai tugas Badan
Kepegawaian Daerah di bidang pembinaan dan disiplin pegawai.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Pembinaan
dan Disiplin Pegawai mempunyai fungsi :
1. menyusun rencana kegiatan kerja;
2. mengumpulkan bahan dan menyusun rencana bidang pembinaan dan disiplin
pegawai;
3. membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan disiplin
pegawai;
4. melaksanakan koordinasi atas kegiatan pembinaan dan disiplin pegawai;
5. membuat rumusan dalam hal pembinaan dan disiplin pegawai sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku;
6. melaksanakan kajian-kajian atas kinerja yang dilaksanakan;
7. melaksanakn tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan Bidang tugasnya.
Bidang Pembinaan dan Disiplin Pegawai terdiri dari :
1. Sub Bidang Pembinaan dan Disiplin pegawai
Sub Bidang Pembinaan Mental dan Disiplin Pegawai mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan dan membuat rumusan-rumusan di bidang pembinaan
mental disiplin pegawai berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
2. Sub Bidang Analisa Peraturan Pegawai
Sub Bidang Analisa dan Peraturan Kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan untuk membuat rumusan-rumusan peningkatan kinerja
pegawai di bidang analisa kepegawaian berdasarkan ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
3. Sub Bidang Evaluasi Kinerja
Sub Bidang Evaluasi Kinerja Pegawai mempunyai tugas melaksanakan kajian-
kajian atas kinerja pegawai untuk bahan evaluasi berdasrkan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
VIII. Bidang Diklat
Bidang Diklat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di awah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan.
Bidang Diklat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan
Kepegawaian Daerah di bidang pendidikan dan pelatihan.
Untuk melaksanakan tugasnya, bidang Diklat mempunyai fungsi :
1. menyusun rencana kegiatan kerja;
2. mengumpulkan bahan dan data untuk penyusunan program pendidikan dan
pelatihan;
3. menyelenggarakan pendidikan dan latihan teknis jabatan strukural funsional
dan diklat subtantif;
4. melaksanakan koordinasi unit kerja terkait dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
5. mengevaluasi kegiatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sebagai bahan
laporan pertanggungjawaban tugas;
6. melaporkan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan;
7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan dibidang tugasnya.
Bidang Diklat Terdiri dari :
1. Sub Bidang Diklat Tugas Belajar dan Kepemimpinan
Sub Bidang Diklat Tugas Belajar dan Kepemimpinan mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan administrasi Pegawai Negeri Sipil di bidang
pendidikan dan tugas belajar serta melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan
pelatihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota di Bidang diklat
kepemimpinan.
2. Sub Bidang Diklat Fungsional
Sub Bidang Diklat Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan administrasi dan pelaksanaan kegiatan pendidiksn dan pelatihan
fungsional.
3. Sub Bidang Diklat Subtantif
Sub Bidang Diklat Subtantif mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan administrasi dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
subtantif.
IX. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Jabatan Fungsional dimaksud terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.
Setiap kelompok tersebut dimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.
Jumlah Jabatan fungsional ditentukan berdasrkan kebutuhan daerah.J enis dan
jenjang fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang
telah diperoleh dari lapangan. Data primer ini diperoleh melalui kuesioner yang telah
didistribusikan kepada 38 orang responden yang terlibat didalam penilaian Pegawai
Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.
Dalam penenlitian ini ada dua variabel yang digunakan, yaitu penilaian kinerja
sebagai variabel X dan produktivitas kerja pegawai negeri sipil sebagai variabel
Y. Namun dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan identitas
responden yang dijadikan sebagai sampel.
4.1 Deskripsi Data Identitas Responden
Data identitas responden mencakup distribusi data responden menurut jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, golongan, lama bekerja dan jabatan. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti
dibawah ini :
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil kuesioner yang disebarkan maka diperoleh bahwa identitas
responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
1 Laki-Laki 26 68,42 %
2 Perempuan 12 31,58 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden yang
berjumlah 38 orang, sebanyak 26 orang (68,42 %) diantaranya adalah laki-laki.
Sementara perempuan sebanyak 12 orang (31,58 %). Dari tabel dibawah ini dapat
disimpulkan bahwa jumlah pegawai yang ada pada Badan kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun lebih didominasi oleh pegawai yang berjenis kelamin laki-
laki. Berdasarkan pengamatan dilapangan dapat dilihat bahwa walau kantor Badan
Kepegawain Daerah lebih didominasi oleh responden laki-laki, namun beban kerja
tiap pegawai sama saja. Pelaksanaan tugas pegawai didasarkan pada tugas pokok dan
fungsi masing-masing bidang.
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Kategori umur/usia didasarkan pada umur produktif sebagai pegawai yang
bekerja. Kategori umum responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 21-27 tahun 4 10,53 %
2 28-34 tahun 8 21,05 %
3 35-41 tahun 15 39,47 %
4 42-48 tahun 6 15,79 %
5 49-55 tahun 5 13,16 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner tahun 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 21-27
tahun berjumlah 4 orang (10,53 %), sedangkan yang berusia 28-34 tahun berjumlah 8
orang (21,05 %), pegawai yang berusia 35-41 tahun berjumlah 15 orang (39,47 %),
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
pegawai yang berusia 42-48 tahun berjumlah 6 orang (15,79 %), dan pegawai yang
berusia 49-55 tahun berjumlah 5 orang (13,16 %).
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Kategori pendidikan terakhir responden adalah terdiri dari SD, SLTP, SLTA,
Program Diploma I (DI), Program Diploma III (DIII), Sarjana (S1), dan Pasca Sarjana
(S2). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase %
1 SD 0 0,00 %
2 SLTP 0 0,00 %
3 SLTA 12 31,58 %
4 PROGRAM DIPLOMA I 0 0,00 %
5 PROGRAM DIPLOMA III 1 2,63 %
6 SARJ ANA (S1) 21 55,26 %
7 PASCA SARJ ANA (S2) 4 10, 53 %
JUMLAH 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungunmempunyai pendidikan yang cukup
tinggi. Dengan tingginya pendidikan pegawai maka kemampuan kerja dan kualitas
dari hasil pekerjaannya akan semakin baik. Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun lulusan SD dan SLTP tidak ada, responden dengan lulusan
SLTA berjumlah 12 orang (31,58 %), Responden yang lulusan Diploma I tidak ada,
responden dengan lulusan Diploma III berjumlah 1 orang (2,63 %), sedangkan
responden dengan lulusan Sarjana (S1) berjumlah 21 orang (10,53), dan responden
dengan lulusan Pasca sarjana (S2) berjumlah 4 orang (10,53 %).
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Identitas Responden Berdasarkan Golongan
Golongan responden dikategorikan kedalam golongan I, II, III, dan IV, yang
akan dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan
No Golongan Frekuensi Persentase %
1 I 0 0.00 %
2 II 11 28, 95 %
3 III 22 57,89 %
4 IV 5 13,16 %
JUMLAH 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa golongan daripada
respondenmenunjukkan bahwa kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun lebih banyak berasal dari golongan III yaitu 22 orang (57,89 %),
kemudian Golongan II sebanyak 11 orang (28,95 %), dan golongan IV sebanyak 5
orang (13,16 %), sementara golongan I tidak ada.
Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja responden terdiri dari 1-5 tahun, 6- 10 tahun, 11-15 tahun, 16-
20 tahun, dan 20 tahun keatas. Lama bekerjanya pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 1-5 tahun 2 5,26 %
2 6-10 tahun 4 10,53 %
3 11-15 tahun 4 10,53 %
4 16-20 tahun 18 47, 37 %
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
5 20 tahun keatas 10 26, 31 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Simalungun lebih banyak bekerja selama 16-20 tahun yaitu
berjumlah 18 orang (47,37 %), kemudian pegawai yang bekerja selama 20 tahun
keatas sebanyak 10 orang (26, 31 %), dan pegawai yang bekerja selama 11-15 tahun
berjumlah sebanyak 4 orang (10,53 %), dan pegawai yang bekerja selama 6-10 tahun
berjumlah sebanyak 4 orang (10,53 %), sedangkan pegawai yang bekerja selama 1-5
tahun berjumlah sebanyak 2 orang (5,26 %).
Identitas Responden Berdasarkan Jabatan
Jabatan / Bidang terdapat pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun adalah terdiri dari :
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan / Bidang
No Jabatan/ Bidang Frekuensi Persentase
1 Kepala Badan 1 2,63 %
2 Sekretaris 1 2,63 %
3 Kasubag Umum 1 2,63 %
4 Kasubag Bina Program 1 2,63 %
5 Kasubag Pelaporan dan
Evaluasi
1 2,63 %
6 Kabid Program Kepegawaian 1 2,63 %
7 Kasubag Perencanaan dan
Pengadaan Pegawai
1 2,63 %
8 Kasubag Peraturan dan
Disiplin Pegawai
1 2,63 %
9 Kasubag Kesejahteraan
Pegawai
1 2,63 %
10 Kabid Pengembangan dan
Pemberdayaan Pegawai
1 2,63 %
11 Kasubag Jabatan Struktural 1 2,63 %
12 Kasubag Jabatan Fungsional 1 2,63 %
13 Kasubag Diklat PNS 1 2,63 %
14 Kabid Mutasi Kepegawaian 1 2,63 %
15 Kasubag Kepangkatan dan 1 2, 63 %
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Penggajian Pegawai
16 Kasubag Pensiun dan
Pemberhentian Pegawai
1 2, 63 %%
17 Kasubag Pemindahan Pegawai 1 2,63 %
18 Kabid Informasi Kepegawaian 1 2,63 %
19 Kasubag Arsip dan
Dokumentasi Kepegawaian
1 2,63 %
20 Kasubag Pengelolaan dan
penyajian Informasi
1 2,63 %
21 Staf 18 47,37 %
Jumlah 38 100 %
Sumber: hasil kuesioner tahun 2008
Berdasrkan Tabel 6 diatas, mayoritas jabatan responden ialah pada staf Badan
Kepegawaian Daerah, pembagian tugas dan wewenang tersebut adalah didasarkan
pada bidangnya masing-masing. Pada Badan Kepegawaian Daerah ini, pembagian
tugas tersebut bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan program kerja yang sudah
ditentukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang serta yang
telah tertuang didalam rencana strategis Badam Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun.
4.2. DESKRIPSI DATA VARIABEL PENELITIAN
4.2.1. Penilaian Kinerja (Variabel Terikat Y)
Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan penilaian secara sistematis, terencana,
dan terarah terhadap potensi, kemampuan dan kualitas kerja seorang pegawai didalam
sebuah organisasi yang dilaksanakan dengan berdasarkan standar dan prosedur formal
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Ada dua peran dalam
penilaian kinerja. Pertama, mengukur kinerja dalam memberikan imbalan kerja atau
keputusan administratif lainnya mengenai karyawan, misalnya promosi atau
pemecatan. Peran kedua berfokus pada pengembangan individu, penekanannya dalam
mengidentifikasi potensi dan merencanakan kesempatan pertumbuhan dan arah
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
karyawan. Sehingga dengan demikian produktivitas kerja pegawai yang tinggi
diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kemajuan organisasi.
Dalam penelitian ini, indikator yang dibahas dari penilaian kinerja mencakup
pemahaman, penilaian, pedoman penilaian pelaksanaan pekerjaan, pengajuan
keberatan, terencana, obyektif, umpan balik.
a. Pemahaman
1. Pemahaman Penilaian Pelaksanaan Kinerja
Mayoritas responden menyatakan sangat memahami tata cara dalam penilaian
kinerja yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemahaman Atas Tata
cara Yang Dinilai Dalam Penilaian Pelaksanaan Kinerja
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat Memahami 22 57,89 %
2 Memahami 11 28,95 %
3 Kurang memahami 4 10,53 %
4 Tidak memahami 1 2,63 %
5 Sangat tidak memahami 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan
sangat memahami (memiliki pemahaman yang sangat tinggi) tata cara dalam
penilaian kinerja adalah 22 orang (57,89%). Responden yang menyatakan memahami
sebanyak 11 orang (28,11%). Responden yang kurang memahami sebanyak 4 orang
(10,53%), dan responden yang menyatakan tidak memahami tata cara penilaian
berjumlah 1 orang (2,63%), sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak
memahami unsur-unsur penilaian tersebut adalah tidak ada.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan jawaban responden diatas dapat kita peroleh bahwa responden
sangat memahami tata cara penilaian pelaksanaan kinerja dalam Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Simalungun.
2. Tingkat Pemahaman Terhadap Unsur-Unsur Yang Dinilai Dalam Penilaian
Pelaksanaan Kinerja
Mayoritas responden menyatakan bahwa responden memahami unsur-unsur
yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan
Tabel 8. Distribusi Responden Tentang Unsur-Unsur Yang Dinilai Dalam
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat Memahami 10 26,32%
2 Memahami 24 63,16 %
3 Kurang memahami 3 7,89 %
4 Tidak memahami 1 2,63 %
5 Sangat tidak memahami 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui jawaban responden tentang tingkat
pemahaman pegawai terhadap unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan
pekerjaan 10 orang (26,32%) yang menyatakan sangat memahami unsur-unsur yang
dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan, responden yang sangat memahami
unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan sebanyak 24 orang
(63,16%), Responden yang kurang memahami sebanyak 3 orang (7,89%) dan
responden yang tidak memahami sebanyak 1 orang (2,63%), sedangkan responden
yang sangat tidak memahami adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas dapat kita peroleh jawaban bahwa
responden memahami unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan kinerja
dalam Badan Kepegawaian Daerah.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
b. Penilaian
3. Penilaian Secara Tepat Dan Objektif Terhadap Pegawai Negeri Sipil Yang
Diberikan Oleh Pejabat Penilai
Mayoritas responden menyatakan bahwa pejabat penilai memberi penilaian
secara tepat dan objektif terhadap pegawai negeri sipil yang dinilai. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Penilaian Secara Tepat
Dan Obyektif Terhadap Pegawai Negeri Sipil Yang Diberikan
Oleh Pejabat Penilai
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat tepat dan objektif 32 84,21 %
2 Tepat dan objektif 4 10,53 %
3 Kurang tepat dan objektif 2 5,26 %
4 Tidak tepat dan objektif 0 0,00 %
5 Sangat tidak tepat dan
objektif
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 9 diatas dapat diketahui jawaban responden tentang penilaian secara
tepat dan objektif oleh Pejabat Penilai, yaitu sebanyak 32 orang (84,21%) menyatakan
sangat tepat dan objektif, sebanyak 4 orang (10,53%) menyatakan tepat dan objektif
dan sebanyak 2 orang (5,26%) yang menyatakan kurang tepat dan objektif.
Sedangkan yang menyatakan tidak tepat dan objektif tidak ada serta yang menyatakan
sangat tidak tepat dan objektif juga tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas, terlihat dengan jelas bahwa mayoritas
responden atau sebanyak 32 orang (84,21%) menyatakan bahwa penilaian yang
diberikan oleh pejabat penilai sangat tepat dan objektif kepada pegawai Negeri Sipil
yang dinilai.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
4. Nilai Yang Tertera Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai
Dengan Hasil Kerja Nyata Pegawai
Nilai yang tertera dalam daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ternyata
sesuai dengan hasil kerja nyata Pegawai.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden Tentang Nilai Yang Tertera
Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Dengan
Hasil Kerja Nyata Pegawai
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat sesuai 2 5,26 %
2 Sesuai 35 92,11 %
3 Kurang sesuai 1 2,63 %
4 Tidak sesuai 0 0,00 %
5 Sangat tidak sesuai 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden tentang nilai
yang tertera dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sesuai dengan hasil
kerja nyata pegawai yaitu sebanyak 2 orang (5,26%) menyatakan sangat sesuai
dengan nilai yang tertera dalam DP3. Responden yang menyatakan sesuai sebanyak
35 orang (92,11%), dan responden yang menyatakan kurang sesuai sebanyak 1 orang
(2,63%), sedangkan responden yang menyatakan tidak sesuai adalah tidak ada, serta
yang sangat tidak sesuai juga tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas, dapat diketahui bahwa pemberian nilai
dalam DP3/ nilai yang tertera dalam DP3 terhadap pegawai ternyata sesuai dengan
hasil kerja nyata pegawai.
5. Kepuasan Pegawai Atas Nilai Yang Diberikan Pejabat Penilai Dalam
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Mayoritas responden menyatakan bahwa responden merasa puas atas nilai
yang diberikan pejabat penilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan. Untuk lebih
jelasnya , dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Pegawai Atas
Nilai Yang Diberikan Pejabat Penilai Dalam Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat Puas 8 21,05 %
2 Puas 26 68,42 %
3 Kurang Puas 4 10,53 %
4 Tidak Puas 0 0,00 %
5 Sangat tidak Puas 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan sangat
puas atas nilai yang diberikan kepada responden adalah sebanyak 8 orang (21,05%).
Responden yang menyatakan puas adalah sebanyak 26 orang (68,42%). Responden
yang menyatakan kurang puas sebanyak 4 orang (10,53%). Dan responden yang
menyatakan tidak puas adalah sebanyak 0 orang (0,00%), sedangkan responden yang
menyatakan sangat tidak puas adalah sebanyak 0 orang (0,00%).
Berdasarkan jawaban responden diatas, dapat diketahui bahwa pegawai
merasa puas atas nilai yang diberikan pejabat penilai dalam penilaian pelaksanaan
pekerjaan.
6. Dampak Positif Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kemajuan
Kerja Pegawai.
Mayoritas responden menyatakan bahwa penilaian pelaksanaan pekerjaan
memiliki dampak positif bagi kemajuan kerja pegawai. Untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada tabel berikut ini :
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 12. Distribusi jawaban Responden Tentang Dampak Positif Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap Kemajuan Kerja Pegawai
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat berdampak positif 28 73,68 %
2 Berdampak positif 6 15,79 %
3 Kurang berdampak positif 4 `10,53 %
4 Tidak berdampak positif 0 0,00 %
5 Sangat tidak berdampak
positif
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 12 diatas dapat diketahui jawaban responden tentang dampak positif
penilaian pelaksanaan kinerja terhadap kemajuan kerja pegawai, yaitu sebanyak 28
orang (73,68%)menyatakan sangat berdampak positif. Responden yang menyatakan
berdampak positif sebanyak 6 orang (15,79%), responden yang menyatakan kurang
berdampak positif sebanyak 4 orang (10,53%). Responden yang menyatakan tidak
berdampak positif sebanyak tidak ada, sedangkan responden yang menyatakan sangat
tidak berdampak positif juga tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas dapat kita peroleh jawaban bahwa
penilaian pelaksanaan pekerjaan ternyata sangat berdampak positif bagi kemajuan
kerja pegawai.
7. Manfaat Penilaian Pelaksanaan Kerja Terhadap Cara Kerja Pegawai
Mayoritas responden menyatakan bahwa sangat merasakan manfaat dari
penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap cara kerja pegawai dalam Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden Tentang Manfaat Penilaian
Kinerja Terhadap Cara Kerja Pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap bermanfaat 17 44,74 %
2 Sering bermanfaat 7 18,42 %
3 Kadang-kadang bermanfaat 10 26,31 %
4 Kurang bermanfaat 4 10,53 %
5 Tidak pernah bermanfaat 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 13 diatas dapat diketahui jawaban responden tentang manfaat
penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap cara kerja pegawai yaitu sebanyak 17 orang
(44,74%) menyatakan penilaian pelaksanaan pekerjaan tetap bermanfaat terhadap cara
kerja pegawai. Responden yang menyatakan sering bermanfaat sebanyak 7 orang
(18,42 %). Responden yang menyatakan kadang-kadang bermanfaat sebanyak 10
orang (26,31%). Dan responden yang menyatakan kurang bermanfaat adalah
senbanyak 4 orang (10,53%). Sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah
bermanfaat adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas, dapat kita peroleh jawaban bahwa
dengan adanya penilaian pelaksanaan pekerjaan sangat memberikan manfaat bagi cara
kerja pegawai.
c. Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
8. Kesesuaian Nilai Yang Ditulis Oleh Pejabat Penilai Dengan Pedoman (PP No.
10 tahun 1979)
Menurut hasil jawaban responden tentang kesesuaian nilai yang ditulis oleh
pejabat penilai dengan berpedoman pada PP No. 10 Tahun 1979 adalah tetap sesuai
dengan pedoman Peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat pada tabel berikut ini:
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Nilai Yang
Ditulis Oleh Pejabat Penilai Dengan Pedoman (PP No. 10 tahun
1979)
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap sesuai pedoman 31 81,58 %
2 Sering sesuai pedoman 5 13,16 %
3 Kadang-kadang sesuai
pedoman
2 5,26 %
4 Kurang sesuai pedoman 0 0,00 %
5 Tidak pernah sesuai
pedoman
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden tentang
kesesuaian nilai yang ditulis pejabat penilai dengan pedoman PP No 10 tahun 1979.
yaitu sebanyak 31 orang (81,58%) menyatakan tetap sesuai pedoman. Responden
yang menyatakan sering sesuai pedoman sebanyak 5 orang (13,16%). Responden
yang menyatakan kadang-kadang sesuai pedoman 2 orang (5,26%). Responden yang
menyatakan kurang sesuai pedoman adalah tidak ada. Serta responden yang
menyatakan tidak pernah sesuai pedoman adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas dapat kita peroleh jawaban bahwa nilai
yang ditulis oleh pejabat penilai tetap sesuai dengan pedoman Peraturan Pemerintah
( PP No 10 Tahun 1979).
9. Pemahaman Tentang Pedoman Yang Mendasari Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan
Menurut hasil jawaban responden tentang pemahaman pedoman yang
mendasari penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah responden memahami pedoman
yang mendasari penilaian pelaksanaan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemahaman Pedoman
Yang Mendasari Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Sangat Memahami 6 15,79 %
2 Memahami 19 50 %
3 Kurang memahami 7 18,42 %
4 Tidak memahami 4 10,53 %
5 Sangat tidak memahami 2 5,26 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner tahun 2008
Dari tabel 15 diatas dapat diketahui jawaban responden tentang pemahaman
pedoman yang mendasari Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, yaitu sebanyak 6 orang
(15,79%) menyatakan sangat memahami pedoman yang mendasari penilaian
pelaksanaan pekerjaan. Responden yang menyatakan memahami adalah sebanyak 19
orang (50%). Responden yang menyatakan kurang memahami adalah sebanyak 7
orang (18,42%). Responden yang menyatakan tidak memahami adalah sebanyak 4
orang (10,53%). Sedangkan responden yang menyatakan sangat tidak memahami
adalah sebanyak 2 orang (5,26%).
Berdasarkan jawaban responden diatas dapat kita peroleh jawaban bahwa
responden memahami pedoman yang mendasari penilaian pelaksanaan pekerjaan
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.
10. Kategori Rata-rata Nilai yang Terima Didalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
Menurut hasil jawaban responden mengenai Kategori rata-rata nilai yang
diterima dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah amat baik.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kategori Rata-Rata Nilai
Yang Diterima Didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3)
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Amat baik 18 47,37 %
2 Baik 12 31,58 %
3 Cukup 8 21.05 %
4 Sedang 0 0,00 %
5 Kurang 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner 2008
Dari tabel 16 diatas dapat diketahui jawaban responden tentang kategori rata-
rat nilai yang diterima didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Responden yang menyatakan kategori rata-rata nilai yang amat baik dalam DP3
adalah sebanyak 18 orang (47,37%). Responden yang menyatakan masuk dalam
kategori nilai yang baik adalah sebanyak 12 orang (31,58%). Responden yang
menyatakan bahwa nilai mereka masuk dalam kategori cukup baik adalah sebanyak 8
orang (21,05%). Responden yang menyatakan bahwa nilai mereka masuk dalam
kategori sedang tidak ada. Begitu juga dengan jumlah responden yang menyatakan
nilain mereka masuk dalam kategori kurang adalah tidak ada.
Dengan demikian dari data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menyatakan bahwa nilai-nilai yang tertera dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan adalah nilai-nilai yang masuk dalam kategori amat baik dan disusul
dengan jawaban responden yang menyatakan nilai mereka masuk dalam kategori
baik. Kategori yang amat baik artinya bahwa nilai-nilai tersebut ditunjukkan dengan
angka yang sangat tinggi. Dalam kategori nilai DP3, kategori amat baik yakni nilai
antara 91-100. Sedangkan nilai yang masuk dalam kategori baik adalah 76-90.
11. Pejabat Penilai Memeriksa Dan Mengamati Pegawai Dalam Melaksanakan
Pekerjaan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Menurut hasil jawaban responden mengenai pejabat penilai memeriksa dan
mengamati pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah tetap memeriksa dan
mengamati.
Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pejabat Penilai
Memeriksa Dan Mengamati Pegawai Dalam Melaksanakan
Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap memeriksa dan
mengamati
21 55,26 %
2 Sering memeriksa dan
mengamati
5 13,16 %
3 Kadang-kadang memeriksa
dan mengamati
8 21,05 %
4 Kurang memeriksa dan
mengamati
4 10,53 %
5 Tidak pernah memeriksa dan
mengamati
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner 2008
Dari tabel 17 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan pejabat penilai tetap memeriksa dan mengamati pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan adalah sebanyak 21 orang (55,26%), responden yang
menyatakan sering memeriksa dan mengamati sebanyak 5 orang atau (13,16%),
responden yang menyatakan kadang-kadang memeriksa dan mengamati sebanyak 8
orang (21,05%), responden yang menyatakan kurang memeriksa dan mengamati
adalah sebanyak 4 orang (10,53%), sedangkan responden yang menyatakan tidak
pernah memeriksa dan mengamati adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas bahwa pejabat
penilai tetap memeriksa dan mengamati pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang
sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
d. Pengajuan Keberatan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
12. Pengajuan Keberatan Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai Dengan Penilaian
Yang Diberikan Kepadanya.
Menurut hasil jawaban responden mengenai pengajuan keberatan pegawai
negeri sipil yang dinilai dengan penilaian yang diberikan kepadanya adalah tidak ada
yang keberatan.
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengajuan Keberatan
Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai Dengan Penilaian Yang
Diberikan Kepadanya
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap ada yang keberatan - 0,00 %
2 Sering ada yang keberatan 5 13,16 %
3 Kadang-kadang ada yang
keberatan
7 18,42 %
4 Kurang ada yang keberatan 7 18,42 %
5 Tidak pernah ada yang
keberatan
19 50 %
Jumlah 38 100 %
Sumber: hasil kuesioner 2008
Dari tabel 18 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yng
menyatakan bahwa tetap ada yang keberatan pegawai negeri sipil yang dinilai merasa
keberatan dengan penilaian yang diberikan kepadanya yaitu sebanyak 0 orang atau
tidak ada, responden yang menyatakan sering ada keberatan sebanyak 5 orang atau
(13,16%), responden yang menyatakan kadang-kadang yang keberatan sebanyak 7
orang (18,42%), responden yang menyatakan kurang ada yang keberatan sebanyak 7
orang (18,42%), sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah ada yang
keberatan adalah sebanyak 19 orang (50%).
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat dengan jelas bahwa pegawai
negeri sipil yang dinilai tidak pernah ada yang keberatan dengan penilaian yang
diberikan kepadanya yaitu sebanyak 19 orang atau (50 %).
13. Pejabat Penilai Menanggapi Keberatan Pegawai Dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Menurut hasil jawaban responden mengenai pejabat penilai menanggapi
keberatan pegawai dalam daftar penilaian pekerjaan adalah tetap menanggapi
keberatan pegawai.
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pejabat Penilai
Menanggapi Keberatan Pegawai Dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap menanggapi 18 47,37 %
2 Sering menanggapi 7 18,42 %
3 Kadang-kadang menanggapi 11 28,95 %
4 Kurang menanggapi 2 5,26 %
5 Tidak pernah menanggapi 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil Kuesioner 2008
Dari tabel 19 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pejabat penilai menanggapi keberatan pegawai dalam daftar
penilaian pelaksanakan pekerjaan adalah sebanyak 18 orang (47,37%) menyatakan
tetap menanggapi, responden yang menyatakan sering menanggapi sebanyak 7 orang
(18,42%), responden yang menyatakan kadang-kadang menanggapi 11 orang
(28,95%), responden yang menyatakan kurang menanggapi 2 orang atau (5,26%),
sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah menanggapi adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas, terlihat dengan jelas bahwa pejabat
penilai tetap menanggapi keberatan pegawai dalam daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan.
e. Terencana
14. Penjadwalan Dan Pemberitahuan Sebelumnya Tentang Penilaian Kinerja
Yang Dilakukan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Menurut hasil jawaban responden mengenai penjadwalan dan pemberitahuan
sebelumnya tentang penilaian kinerja yang dilakukan adalah tetap diberitahukan.
Tabel 20. Penjadwalan Dan Pemberitahuan Sebelumnya Tentang
Penilaian Kinerja Yang Dilakukan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diberitahukan 25 65, 9 %
2 Sering diberitahukan 6 15,79 %
3 Kadang-kadang diberitahukan 5 13,16 %
4 Kurang diberitahukan 2 5,26 %
5 Tidak pernah diberitahukan 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner 2008
Dari tabel 20 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa penjadwalan dan pemberitahuan sebelumnya penilaian kinerja
yang dilakukan, yaitu sebanyak 25 orang (65,79%) menyatakan tetap diberitahukan,
responden yang menyatakan sering diberitahukan sebanyak 6 orang (15,79%),
responden yang menyatakan kadang-kadang diberitahukan sebanyak 5 orang
(13,16%), responden yang menyatakan kurang diberitahukan sebanyak 2 orang
(5,26%), sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah diberitahukan adalah
tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas bahwa
penjadwalan dan pemberitahuan sebelumnya tentang penilaian kinerja yang dilakukan
adalah tetap diberitahukan atau berjumlah 25 orang atau 65,79 %.
15. Pemberitahuan Tentang Hasil Penilaian Yang Diberikan Kepada Pegawai
Menurut hasil jawaban responden mengenai pemberitahuan tentang hasil
penilaian yang diberikan kepada pegawai adalah tetap diberitahukan.
Tabel 21. Pemberitahuan Tentang Hasil Penilaian Yang Diberikan
Kepada Pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diberitahukan 34 89,47 %
2 Sering diberitahukan 4 10,53 %
3 Kadang-kadang diberitahukan 0 0,00 %
4 Kurang diberitahukan 0 0,00 %
5 Tidak pernah diberitahukan 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner 2008
Dari tabel 21 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pemberitahuan tentang hasil penilaian yang diberikan kepada
pegawai yang dinilai adalah sebanyak 34 orang (89,47%), responden yang
menyatakan sering diberitahukan adalah sebanyak 4 orang (10,53%), responden yang
menyatakan kadang-kadang diberitahukan adalah tidak ada, responden yang
menyatakan kurang diberitahukan adalah tidak ada, sedangkan responden yang
menyatakan tidak pernah diberitahukan adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa setelah hasil
penilaian kinerja diberikan oleh pejabat penilai, maka tetap dilakukan pemberitahuan
tentang hasil penilaian terhadap pegawai.
16. Persetujuan Pegawai Tentang Hasil Penilaian Pekerjaan Yang Diberikan
Oleh Pejabat Penilai
Menurut hasil jawaban responden mengenai persetujuan pegawai tentang
hasil penilaian pekerjaan yang diberikan oleh pejabat penilai adalah tetap dimintakan
persetujuan dari para pegawai yang dinilai.
Tabel 22. Distribusi Jawaban Responden Tentang Persetujuan Pegawai
Tentang Hasil Penilaian Pekerjaan Yang Diberikan Oleh
Pejabat Penilai
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diminta persetujuan 15 39,47 %
2 Sering diminta persetujuan 9 23,68 %
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
3 Kadang-kadang diminta
persetujuan
3 7,89 %
4 Kurang diminta persetujuan 1 2,63 %
5 Tidak pernah diminta
persetujuan
10 26,32 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 22 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa dimintakan persetujuan pegawai tentang hasil penilaian pekerjaan
yang diberikan oleh pejabat penilai, sebanyak 15 orang (39,47%) menyatakan tetap
diberitahukan, responden yang menyatakan sering dimintakan persetujuan sebanyak 9
orang (23,68%), responden yang menyatakan kadang-kadang diminta persetujuan
adalah sebanyak 3 orang (7,89%), responden yang menyatakan kurang dimintakan
persetujuan adalah sebanyak 1 orang atau (2,63%), sedangkan responden yang
menyatakan tidak pernah dimintakan persetjuan adalah sebanyak 10 orang (26,32%).
Berdasarkan jawaban responden tersebut adalah hampir seimbang jawaban
pegawai tentang tetap diminta persetujuan dengan tidak pernah diminta persetujuan.
tetap diminta persetujuan dari pegawai yang dinilai tentang hasil penilaian pekerjaan
yang diberikan oleh pejabat penilai adalah sebanyak 15 orang (39,47%), sedangkan
jawaban responden tentang tidak pernah diminta persetujuan adalah sebanyak 10
orang (26,32%).
f. Objektif
17. Pemutusan Hasil Penilaian Kinerja Dilakukan Sendiri Oleh Pejabat Penilai/
Diputuskan Bersama Melalui Mekanisme Rapat Pimpinan
Menurut hasil jawaban responden mengenai pemutusan hasil penilaian kinerja
dilakukan sendiri oleh pejabat penilai / diputuskan bersama melalui mekanisme rapat
pimpinan adalah tetap diputuskan bersama.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 23. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemutusan Hasil
Penilaian Kinerja Dilakukan Sendiri Oleh Pejabat Penilai
Diputuskan Bersama Melalui Mekanisme Rapat Pimpinan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diputuskan bersama 30 78,95 %
2 Sering diputuskan bersama 4 10,53 %
3 Kadang-kadang diputuskan
bersama
4 10,53 %
4 Kurang diputuskan bersama 0 0,00 %
5 Tidak pernah diputuskan
bersama
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 23 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pemutusan hasil penilaian kinerja dilakukan sendiri oleh pejabat
penilai atau diputuskan bersama melalui mekanisme rapat pimpinan, yaitu sebanyak
30 orang (78,95%) menyatakan tetap diputuskan bersama, responden yang
menyatakan sering diputuskan bersama sebanyak 4 orang (10,53%), responden yang
menyatakan kadang-kadang diputuskan bersama adalah sebanyak 4 orang (10,53%),
responden yang menyatakan kurang diputuskan bersama tidak ada dan responden
yang menyatakan tidak pernah diputuskan bersama juga tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas bahwa pemutusan
hasil penilaian kinerja tetap diputuskan bersama melalui mekanisme rapat pimpinan.
18. Indikator-Indikator Penilaian (seperti prestasi kerja/disiplin kerja)
Dijadikan Bahan Untuk Menentukan Nilai Dalam Melakukan Penilaian
Kinerja
Menurut hasil jawaban responden mengenai indikator-indikator penilaian
(seperti prestasi kerja / disiplin kerja) dijadikan bahan untuk menentukan nilai dalam
melakukan kinerja adalah tetap dijadikan bahan untuk menentuka nilai. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 24 berikut ini :
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 24. Distribusi Jawaban Responden Tentang Indikator Penilaian
(seperti prestasi kerja/ disiplin kerja) Sebagai Bahan Untuk
Menentukan Nilai Dalam Melakukan Penilaian Kinerja
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap dijadikan bahan untuk
menentukan nilai
28 73,68 %
2 Sering djadikan bahan untuk
menentukan nilai
7 18,42 %
3 Kadang-kadang dijadikan
bahan untuk menentukan nilai
3 7,89 %
4 Kurang dijadikan bahan untuk
menentukan nilai
0 0,00 %
5 Tidak pernah dijadikan bahan
untuk menentukan nilai
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 24 diatas dapat diketahui jawaban responden yang menyatakan
bahwa indikator-indikator (seperti prestasi kerja/disiplin kerja)dijadikan bahan untuk
menentukan nilai dalam melakukan penilaian kinerja, adalah sebanyak 28 orang
(73,68%) menyatakan tetap dijadikan bahan untuk menentukan nilai, responden yang
menyatakan sering dijadikan bahan untuk menentukan nilai adalah sebanyak 7 orang
(18,42%), responden yang menyatakan kadang-kadang dijadikan bahan untuk
menentukan nilai adalah sebanyak 3 orang (7,89%), responden yang menyatakan
kurang dijadikan bahan untuk menentukan nilai adalah tidak ada, sedangkan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
responden yang menyatakan tidak pernah dijadikan bahan untuk menentukan nilai
adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat dengan jelas bahwa
indikator-indikator penilaian (seperti prestasi kerja/ disiplin kerja) adalah tetap
dijadikan bahan untuk menentukan nilai dalam melakukan penilaian kinerja.
g. Umpan Balik
19. Pendiskusian Keberatan Tentang Nilai Yang Diberikan Oleh Pejabat Penilai
Menurut hasil jawaban responden mengenai diskusi keberatan tentang nilai
yang diberikan oleh pejabat penilai adalah tetap didiskusikan.
Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden Tentang Diskusi Keberatan
Tentang Nilai Yang Diberikan Oleh Pejabat Penilai
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap didiskusikan 26 68,42 %
2 Sering didiskusikan 9 23,68 %
3 Kadang-kadang didiskusikan 3 7,89 %
4 Kurang diidiskusikan 0 0,00%
5 Tidak pernah didiskusikan 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 25 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pendiskusian keberatan tentang nilai yang diberikan oleh pejabat
penilai, yaitu sebanyak 26 orang (68,42%) menyatakan tetap didiskusikan, responden
yang menyatakan sering didiskusikan adalah sebanyak 9 orang (23,68 %), responden
yang menyatakan kadang-kadang didiskusikan adalah sebanyak 3 orang (7,89%),
responden yang menyatakan kurang didiskusikan tidak ada, dan responden yang
menyatakan tidak pernah didiskusikan adalah tidak ada.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat jelas bahwa pendiskusian
keberatan tentang nilai yang diberikan oleh pejabat penilai adalah tetap didiskusikan
keberatan nilai yang diberikan antara pejabat penilai dengan pegawai yang dinilai.
20. Penerapan Sanksi Kepada Pegawai, Jika Terjadi Penurunan Nilai Yang
Diberikan Dari Nilai Yang Diberikan Pada Periode Sebelumnya
Menurut hasil jawaban responden mengenai penerapan sanksi kepada
pegawai,jika terjadi penurunan nilai yang diberikan dari nilai yang diberikan pada
periode sebelumnya adalah tetap diterapkan sanksi.
Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapan Sanksi
Kepada Pegawai, Jika Terjadi Penurunan Nilai Yang
Diberikan Dari Nilai Yang Diberikan Pada Periode
Sebelumnya
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diterapkan sanksi 18 47,37 %
2 Sering diterapkan sanksi 6 15,79 %
3 Kadang-kadang diterapkan
sanksi
12 31,58 %
4 Kurang diterapkan sanksi 2 5,26 %
5 Tidak pernah diterapkan sanksi 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 26 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa penerapan sanksi kepada pegawai jika terjadi penurunan nilai
yang diberikan dari nilai yang diberikan pada periode sebelumnya, yaitu sebanyak 18
orang (47,37%) menyatakan tetap diterapkan sanksi, responden yang menyatakan
sering diterapkan sanksi sebanyak 6 orang (15,79%), responden yang menyatakan
kadang-kadang diterapkan sanksi adalah sebanyak 12 orang (31,58%), responden
yang menyatakan kurang diterapkan sanksi adalah sebanyak 2 orang (5,26%).
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas bahwa penerapan
sanksi kepada pegawai adalah tetap diberikan sanksi jika terjadi penurunan nilai yang
diberikan dari nilai yang diberikan pada periode sebelumnya.
21. Pembinaan Dilakukan Secara Khusus Kepada Pegawai Yang Mendapatkan
Nilai Menurun Bila Dibandingkan Dengan Nilai Periode Sebelumnya Dalam
Rangka Perbaikan Prestasi
Menurut jawaban responden mengenai pembinaan yang dilakukan secara
khusus kepada pegawai yang mendapatkan nilai yang menurun bila dibandingkan
dengan nilai periode sebelumnya dalam rangka perbaikan prestasi adalah tetap
dilakukan pembinaan.
Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pembinaan Dilakukan
Secara Khusus Kepada Pegawai Yang Mendapatkan Nilai
Menurun Bila Dibandingkan Dengan Nilai Periode
Sebelumnya Dalam Rangka Perbaikan Prestasi
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap dilakukan pembinaan 34 89,47 %
2 Sering dilakukan pembinaan 4 10,53 %
3 Kadang-kadang dilakukan
pembinaan
0 0,00 %
4 Kurang dilakukan pembinaan 0 0,00 %
5 Tidak pernah dilakukan
pembinaan
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 27 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pembinaan yang dilakukan secara khusus kepada pegawai yang
mendapatkan nilai menurun bila dibandingkan dengan nilai periode sebelumnya
dalam rangka perbaikan prestasi, yaitu sebanyak 34 orang (89,47 %) menyatakan
tetap dilakukan pembinaan, responden yang menyatakan sering dilakukan pembinaan
adalah sebanyak 4 orang (10,53%), responden yang menyatakan kadang-kadang
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
dilakukan pembinaan tidak ada, responden yang menyatakan kurang dilakukan
pembinaan tidak ada, dan responden yang menyatakan tidak pernah dilakukan
pembinaan tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat jelas bahwa tetap dilakukan
pembinaan secara khusus kepada pegawai yang mendapatkan nilai menurun bila
dibandingkan dengan nilai pada periode sebelumnya dalam rangka perbaikan prestasi.
22. Pemberian Insentif/ Penghargaan Kepada Pegawai Yang Dinilai Jika Terjadi
Peningkatan Nilai Yang Signifikan Bila Dibandingkan Dengan Periode
Sebelumnya
Menurut jawaban responden mengenai pemberian insentif /pengahrgaan
kepada pegawai yang dinilai jika terjadi peningkatan nilai yang signifikan bila
dibandingkan dengan periode sebelumnya adalah tetap diberikan insentif/
penghargaan.
Tabel 28. Pemberian Insentif /Penghargaan Kepada Pegawai Yang
Dinilai Jika Terjadi Peningkatan Nilai Yang Signifikan Bila
Dibandingkan Dengan Periode Sebelumnya
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap diberikan
insentif/penghargaan
20 52,63 %
2 Sering diberikan
insentif/penghargaan
12 31,58 %
3 Kadang-kadang diberikan
insentif/penghargaan
6 15,79 %
4 Kurang diberikan
insentif/penghargaan
0 0,00 %
5 Tidak pernah diberikan
insentif/penghargaan
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Dari tabel 28 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa, sebanyak 20 orang (52,63%) menyatakan tetap diberikan
insentif/penghargaan, responden yang menyatakan sering diberikan insentif
/penghargaan adalah sebanyak 12 orang (31,58%), responden yang menyatakan
kadang-kadang diberikan insentif/penghargaan sebanyak 6 orang (15,79%),
responden yang menyatakan kurang diberikan insentif/penghargaan tidak ada,
responden yang menyatakan tidak pernah diberikan insentif/penghargaan tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat jelas bahwa tetap diberikan
insentif/penghargaan kepada pegawai yang dinilai apabila terjadi peningkatan nilai
yang signifikan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.
4.2.2. Produktivitas Kerja (Variabel Terikat Y)
Produktivitas kerja merupakan pengukuran dan kuantitas dari pekerjaan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor :
5. Prestasi yang menyangkut
a. target waktu,
yaitu standar pekerjaan diselesaikan tepat waktu
b. target kualitas, dan
mutu yang diselesaikan, baik tidaknya, dan bagaimana mutu pekerjaan
diselesaikan
c. target kuantitas kerja
jumlah yang harus diselesaikan
6. Dorongan untuk memperbaiki kinerja
Peniaian kinerja memberikan dorongan kepada pegawai untuk memperbaiki
kinerja
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
7. Mampu memecahkan masalah organisasi
Membantu sesama pegawai memecahkan masalah organisasi
8. Mampu bekerjasama antarsesama pegawai
Membantu menyelesaikan kerjasama pegawai yang membutuhkan
h. Prestasi Kerja
23. Waktu Yang Digunakan Pegawai Selama Menyelesaikan Suatu Pekerjaan
Menjadi Salah Satu Indikator Dalam Menentukan Nilai Dalam
Pelaksanaan Pekerjaan
Menurut jawaban responden mengenai waktu yang digunakan pegawai selama
menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi salah satu indikator dalam menentukan nilai
dalam pelaksanaan pekerjaan adalah tetap menentukan nilai.
Tabel 29. Waktu Yang Digunakan Pegawai Selama Menyelesaikan Suatu
Pekerjaan Menjadi Salah Satu Indikator Dalam Menentukan
Nilai Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap menentukan nilai 24 63,16 %
2 Sering menentukan nilai 14 36,84 %
3 Kadang-kadang menentukan
nilai
0 0,00 %
4 Kurang menentukan nilai 0 0,00 %
5 Tidak pernah menetukan nilai 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 29 diatas dapat diketahui bahwa waktu yang pegawai gunakan
selama menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi salah satu indikator dalam menetukan
nilai dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu sebanyak 24 orang (63,16%) menyatakan
tetap menentukan nilai, responden yang menyatakan sering menentukan nilai adalah
sebanyak 14 orang (36,84%), responden yang menyatakan kadang-kadang
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
menentukan nilai adalah tidak ada, responden yang menyatakan kurang menentukan
nilai adalah tidak ada, responden yang menyatakan tidak pernah menentukan nilai
adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat jelas bahwa waktu yang
digunakan pegawai selama menyelesaikan suatu pekerjaan tetap menjadi indikator
dalam menentukan nilai dalam pelaksanaan pekerjaan.
24. Target Waktu Menyelesaikan Pekerjaan Yang Diberikan Kepada Pegawai
Mencukupi Bila Dibandingkan Dengan Kuantitas Pekerjaan Yang Diberikan
Menurut jawaban responden mengenai target waktu menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan kepada pegawai mencukupi bila dibandingkan dengan kuantitas
pekerjaan yang diberikan adalah tetap mencukupi.
Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Tentang Target Waktu
Menyelesaikan Pekerjaan Yang Diberikan Kepada Pegawai
Mencukupi Bila Dibandingkan Dengan Kuantitas Pekerjaan Yang
Diberikan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap mencukupi 22 57,89 %
2 Sering mencukupi 4 10,53 %
3 Kadang-kadang mencukupi 8 21,05 %
4 Kurang mencukupi 4 10,53 %
5 Tidak pernah mencukupi 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil kuesioner 2008
Dari tabel 30 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa target waktu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada
pegawai yang dinilai mencukupi bila dibandingkan dengan kuantitas pekerjaan yang
diberikan, yaitu sebanyak 22 orang (57,89%)menyatakan tetap mencukupi, responden
yang menyatakan sering mencukupi adalah sebanyak 4 orang (10,53%), responden
yang menyatakan kadang-kadang mencukupi adalah sebanyak 8 orang (21,05%),
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
responden yang menyatakan kurang mencukupi adalah sebanyak 4 orang (10,53%),
sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah mencukupi adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat dengan jelas bahwa target
waktu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada pegawai yang dinilai
mencukupi bila dibandingkan dengan kuantitas pekerjaan yang diberikan adalah tetap
mencukupi.
25. Kualitas Pekerjaan Yang Diselesaikan Akan Maksimal, Jika Kuantitas
Pekerjaan Cukup Banyak Sedangkan Batas Waktu Yang Diberikan Menurut
Pegawai Tidak Mencukupi
Menurut jawaban responden mengenai kualitas pekerjaan yang diselesaikan
akan maksimal, jika kuantitas pekerjaan cukup banyak sedangkan batas waktu yang
diberikan menurut pegawai tidak mencukupi.
Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Pekerjaan Yang
Diselesaikan Akan Maksimal, Jika Kuantitas Pekerjaan Cukup
Banyak Sedangkan Batas Waktu Yang Diberikan Menurut
Pegawai Tidak Mencukupi
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap maksimal 2 5,26 %
2 Maksimal 32 84,21 %
3 Kadang-kadang maksimal 4 10,53 %
4 Kurang maksimal 0 0,00 %
5 Tidak maksimal 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 31 diatas dapat diketahui bahwa jawaban respondenyang
menyatakan bahwa kualitas pekerjaan yang diselesaikan akan maksimal, jika
kuantitas pekerjaan cukup banyak sedangkan batas waktu yang diberikan menurut
pegawai tidak mencukupi, yaitu sebanyak 2 orang(5,26%) menyatakan tetap
maksimal, responden yang menyatakan maksimal sebanyak 32 orang (84,21%),
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
responden yang menyatakan kadang-kadang maksimal adalah sebanyak 4 orang
(10,53%), responden yang menyatakan kurang maksimal adalah tidak ada, sedangkan
responden yang menyatakan tidak maksimal adala tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas bahwa jika
kuantitas pekerjaan cukup banyak sedangkan batas waktu yang diberikan menurut
pegawai tidak mencukupi maka kualitas pekerjaan akan maksimal diselesaikan.
26. Keutamaan Kualitas Kerja atau Penyelesaian Kuantitas Pekerjaan Jika
Target Waktu Yang Diberikan Tidak Memadai Bila Dibandingkan Dengan
Beban Kerja
Menurut jawaban responden mengenai keutamaan kualitas kerja atau kuantitas
kerja jika target waktu yang diberikan tidak memadai bila dibandingkan dengan beban
kerja adalah tetap kualitas kerja dan kuantitas kerja yang diutamakan.
Tabel 32. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keutamaan Kualitas
Kerja atau Penyelesaian Kuantitas Kerja Jika Target Waktu Yang
Diberikan Tidak Memadai Bila Dibandingkan Dengan Beban Kerja
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Kualitas dan kuantitas kerja 16 42,11 %
2 Kualitas kerja 12 31,58 %
3 Kuantitas kerja 10 26,31 %
4 Ragu-ragu 0 0,00 %
5 Tidak kedua-duanya 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Berdasarkan tabel 32 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan keutamaan kualitas kerja atau penyelesaian pekerjaan jika target waktu
yang diberikan tidak memadai bila dibandimgkan dengan bebab kerja adalah
sebanyak 16 orang (42,11%) menyatakan memilih keutamaan kualitas dan kuantitas
kerja, responden yang memilih kualitas kerja adalah sebanyak 12 orang (31,58%),
responden yang memilih kuantitas kerja adalah sebanyak 10 orang (26,31%),
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
responden yang memilih ragu-ragu adalah tidak ada, sedangkan responden yang
menyatakan tida memilih kedua-duanya adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden tersebut terlihat jelas bahwa pegawai lebih
mengutamakan kualitas dan kuantitas kerja walaupun target waktu yang diberikan
tidak memadai bila dibandingkan dengan beban kerja.
i. Dorongan Untuk Memperbaiki Pekerjaan
27. Pemberian Kesempatan Pada Pegawai Untuk Mengikuti Pendidikan
Perjenjangan atau Semacam Tugas Belajar Sebagai Motivasi/Dorongan
Untuk memperbaiki Prestasi Kerja
Menurut jawaban responden mengenai pemebrian kesempatan pada pegawai
untuk mengikuti pendidikan perjenjangan atau semacam tugas belajar sebagai
motivasi/dorongan untuk memperbaiki prestasi kerja adalah tetap memberikan
kesempatan.
Tabel 33. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian Kesempatan
Pada Pegawai Untuk Mengikuti Pendidikan Perjenjangan atau
Semacam Tugas Belajar Sebagai Motivasi/Dorongan Untuk
Memperbaiki Prestasi Kerja
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap memberikan kesempatan 18 47,37 %
2 Sering memberikan
kesempatan
12 31,58 %
3 Kadang-kadang memberikan
kesempatan
8 21,05 %
4 Kurang memberikan
kesempatan
0 0,00 %
5 Tidak pernah memberikan
kesempatan
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 33 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa pemberian kesempatan kepada pegawainya untuk mengikuti
pendidikan perjenjangan atau semacam tugas belajar sebagai motivasi/dorongan untuk
memperbaiki prestasi kerja, yaitu sebanyak 18 orang (47,37%) menyatakan tetap
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
memberikan kesempatan, responden yang menyatakan sering memberikan
kesempatan adalah sebanyak 12 orang (31,58%), responden yang menyatakan
kadang-kadang memberikan kesempatan adalah sebanyak 8 orang (21,05%),
responden yang menyatakan kurang memberikan kesempatan adalah tidak ada,
sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah memberikan kesempatan adalah
tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas Badan
kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun tetap memberikan kesempatan kepada
pegawainya untuk mengikuti pendidikan perjenjangan atau semacam tugas belajar
sebagai motivasi/dorongan untuk memperbaiki prestasi kerja.
j. Mampu Memecahkan Masalah
28. Permasalahan Yang Terjadi Dalam Melaksanakan Suatu Pekerjaan
Menurut jawaban responden mengenai permasalahn yang terjadi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan adalah tetap mendapatkan masalah.
Tabel 34. Distribusi Jawaban Reponden Tentang Permasalahan Yang
Terjadi Dalam Melaksanakan Suatu Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap mendapatkan masalah 4 10,53 %
2 Sering mendapatkan masalah 22 57,89 %
3 Kadang-kadang mendapatkan
masalah
12 31,58 %
4 Kurang mendapatkan masalah 0 0,00 %
5 Tidak mendapatkan masalah 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 34 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi dalam melaksanakan suatu pekerjaan
adalah sebanyak 4 orang (10,53%) menyatakan tetap mendapatkan masalah,
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
responden yang menyatakan sering mendapatkan masalah adalah sebanyak 22 orang
(57,89%), responden yang menyatakan kadang-kadang mendapatkan masalah adalah
sebanyak 12 orang (31,58%), responden yang menyatakan kurang mendapatkan
masalah adalah tidak ada, sedangkan responden yang menyatakan tidak mendapatkan
masalah adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas,bahwa dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, setiap pegawai sering mendapatkan masalah.
29. Solusi Terhadap Suatu Masalah Dalam Melaksanakan Pekerjaan
Menurut jawaban responden mengenai solusi terhadap suatu masalah dalam
melaksanakan tugas adalah sering menemukan solusi.
Tabel 35. Distribusi Jawaban Responden Tentang Solusi Terhadap Suatu
Masalah Dalam Melaksanakan Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap menemukan solusi 6 15,79 %
2 Sering menemukan solusi 28 73,68 %
3 Kadang-kadang menemukan
solusi
4 10,53 %
4 Kurang menemukan solusi 0 0,00 %
5 Tidak menemukan solusi 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 35 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa Solusi terhadap suatu masalah dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, yaitu sebanyak 6 orang (15,79%), menyatakan tetap menemukan solusi,
responden yang menyatakan sering menemukan solusi adalah sebanyak 28 orang
(73,68%), responden yang menyatakan kadang-kadang menemukan solusi adalah
sebanyak 4 orang (10,53%), sedangkan responden yang menyatakan kurang
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
menenmukan solusi adalah tidak ada. Responden yang menyatakan tidak menemukan
solusi adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat bahwa jika dihadapkan dalam
suatu masalah dalam melaksanakan pekerjaan, pegawai sering menemukan solusi.
30. Kaitan Pekerjaan Antar Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun
Menurut jawaban responden mengenai kaitan pekerjaan antar pegawai dalam
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah tetap berkaitan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 36. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kaitan Pekerjaan Antar
Pegawai Dalam Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap berkaitan 22 57,89 %
2 Sering berkaitan 8 21,05 %
3 Kadang-kadang berkaitan 4 10,53 %
4 Kurang berkaitan 4 10,53 %
5 Tidak berkaitan 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil kuesioner 2008
Dari tabel 36 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden yang
menyatakan bahwa kaitan pekerjaan antar pegawai dalam Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Simalungun, yaitu sebanyak 22 orang (57,89%) menyatakan tetap
berkaitan, responden yang menyatakan sering berkaitan yaitu berjumlah 8 orang
(21,05%), responden yang menyatakan kadang-kadang berkaitan adalah sebanyak 4
orang (10,53%), responden yang menyatakan kurang berkaitan adalah sebanyak 4
orang (10,53%), sedangkan responden yang menyatakan tidak berkaitan adalah tidak
ada.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan jawaban responden diatas terlihat dengan jelas pekerjaan antar
pegawai dalam badan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun adalah
tetap berkaitan.
31. Kerjasama (Saling Bantu) Antar Pegawai Dalam Menyelesaikan Suatu
Pekerjaan
Menurut jawaban responden mengenai kerjasama (saling bantu) anatar
pegawai dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan adalah tetap bersedia membantu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 37. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kerjasama (saling
bantu) Antar Pegawai Dalam Menyelesaikan Suatu Pekerjaan
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap bersedia membantu 26 68,42 %
2 Sering bersedia membantu 4 10,53 %
3 Kadang-kadang bersedia
membantu
6 15,79 %
4 Kurang bersedia membantu 2 5,26 %
5 Tidak bersedia membantu 0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : hasil Kuesioner 2008
Dari tabel 37 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden mengenai
kerjasama (saling bantu) antar pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu
sebanyak 26 orang (68,42 %) menyatakan tetap bersedia membantu, responden yang
menyatakan sering bersedia membantu adalah sebanyak 4 orang (10,53 %), responden
yang menyatakan kadang-kadang bersedia adalah sebanyak 6 orang (15,79 %),
responden yang menyatakan kurang bersedia membantu adalah sebanyak 2 orang
(5,26 %), sedangkan responden yang menyatakan tidak bersedia membantu adalah
tidak ada.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan jawaban responden diatas, terlihat jelas dan nyata bahwa jika
pegawai lain pada Badan kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun yang
membutuhkan bantuan Pegawai yang berada dalam instasi ini juga disebabkan
pekerjaannya ada kaitan dengan pekerjaan satusama lain , maka setiap pegawai tetap
bersedia membantu.
32. Pendiskusian Sesama Pegawai Untuk Menyelesaikan Tugas Pokok Dan
Fungsi
Menurut jawaban responden mengenai pendiskusian sesama pegawai untuk
menyelesaikan tugas pokok dan fungsi adalah tetap melakukan diskusi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 38. Distribusi Jawaban Responden Tentang Pendiskusian Sesama
Pegawai Untuk Menyelesaikan Tugas Pokok Dan Fungsi
NO Kategori Frekuensi Persentase
1 Tetap melakukan diskusi 28 73,68 %
2 Sering melakukan diskusi 4 10,53 %
3 Kadang-kadang melakukan
diskusi
4 10,53 %
4 Kurang melakukan diskusi 2 5,26 %
5 Tidak pernah melakukan
diskusi
0 0,00 %
Jumlah 38 100 %
Sumber : Hasil Kuesioner 2008
Dari tabel 38 diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden mengenai
pendiskusian sesama pegawai untuk menyelesaikan tugas pokok dan fungsi pegawai
adalah sebanyak 28 orang (73,68%) menyatakan tetap melakukan diskusi, responden
yang menyatakan sering melakukan diskusi adalah sebanyak 4 orang (10,53%),
responden yang menyatakan kadang-kadang melakukan diskusi adalah sebanyak 4
orang (10,53%), responden yang menyatakan kurang melakukan diskusi adalah
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
sebanyak 2 orang (5,26%), sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah
melakukan diskusi adalah tidak ada.
Berdasarkan jawaban responden diatas, terlihat dengan jelas bahwa
pendiskusian sesama pegawai untk menyelesaikan tugas pokok dan fungsi pegawai,
adalah tetap melakukan diskusi, tukar pendapat atau saling bantu dengan sesama
pegawai untuk menyelesaikan tugas pokok dan fungsi pegawai.
4.2.3 Klasifikasi Data
Setelah keseluruhan data diperoleh dalam penelitian telah diuraikan, maka
pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembahasan dari data yang telah diuraikan.
Interprestasi data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel penelitian dapat
dilakukan setelah terlebih dahulu data tersebut diklasifikasikan, yaitu berdasarkan
nilai-nilai jawaban responden.
Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan maka keseluruhan data yang
diperoleh dari masing - masing responden untuk masing-masing variabel penelitian,
dapat didistribusikan sebagai berikut :
Keseluruhan variabel X yang berjumlah 22 pertanyaan, nilai tertinggi adalah 103 dan
nilai terendah adalah 75. Maka untuk menentukan jarak interval variabel adalah
sebagai berikut :
=skor tertinggi skor terendah
banyaknya bilangan
= 103 75
5
= 5,6
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
= 6
Maka jarak interval X dapat dilihat pada uraian Tabel 39 berikut ini :
Tabel 39. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai
Pelaksanaan Penilaian Kinerja (X)
No Variabel X Nilai Kategori Frekuensi Persentase
Jawaban (%)
1 99 - 104 4,21- 5,00 Sangat Tinggi 8 21,05
2 93 - 98 3,41- 4,20 Tinggi 15 39,47
3 87 - 92 2,61- 3,40 Sedang 7 18,42
4 81 - 86 1,81- 2,60 Rendah 4 10,53
5 75 - 80 1,00- 1,80 Sangat Rendah 4 10,53
JUMLAH 38 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan Tabel 39 dapat dilihat bahwa jawaban-jawaban yang diberikan
oleh responden tentang pelaksanaan penilaian kinerja di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun responden yang memberikan jawaban pada kategori sangat
tinggi sebanyak 7 orang responden (18,42%), yang memberikan jawaban pada
kategori tinggi sebanyak 16 responden (42,1%), yang memberikan jawaban pada
kategori sedang sebanyak 7 responden (18,42%), yang memberikan jawaban pada
kategori rendah sebanyak 4 responden, dan yang memberikan jawaban pada kategori
sangat rendah sebanyak 4 responden.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun sudah berjalan
cukup baik, sesuai dengan jawaban yang telah diberikan oleh
responden.
Klasifikasi jawaban responden terhadap produktivitas kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 10 pertanyaan, dengan
nilai tertinggi adalah 47 dan nilai terendah adalah 30 dapat dilihat pada Tabel 40
berikut ini:
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai
Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Simalungun (Y)
No Variabel Y Nilai Kategori Frekuensi Persentase
Jawaban (%)
1 46 - 49 4,21- 5,00 Sangat Tinggi 9 23,68
2 42 - 45 3,41- 4,20 Tinggi 15 39,48
3 38 - 41 2,61- 3,40 Sedang 12 31,58
4 34 - 37 1,81- 2,60 Rendah 1 2,63
5 30 - 33 1,00- 1,80 Sangat Rendah 1 2,63
JUMLAH 38 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2008
Berdasarkan Tabel 40 dapat dilihat bahwa jawaban-jawaban
responden tentang produktivitas kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun. Responden yang
memberikan jawaban pada kategori sangat tinggi sebanyak 9
responden (23,68 %), yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak
15 responden (39,48 %), yang termasuk dalam kategori sedang
sebanyak 12 responden (31,58 %), yang termasuk dalam kategori
rendah 1 responden (2,63 %), dan yang termasuk dalam kategori
sangat rendah 1 responden (2,63 %).
Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kerja pegawai di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun sudah cukup
baik.
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini,
penulis menggunakan uji korelasi product moment untuk
mengetahui adanya pengaruh dan untuk menentukan besarnya
koefisien korelasi antara dua variabel.
Rumus korelasi Product Moment yang digunakan adalah :
r
vy
( ) [ ] ( ) [ ]
=
2
2
2
2
) )( (
y y N x x N
y x xy N
dimana :
r
xy
=angka indeks korelasirproduct moment
N =jumlah sampel
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
x
=jumlah seluruh skor x
y
=jumlah seluruh skor y
xy
=jumlah hasil kali antar skor x dan y
Untuk menguji apakah ada hubungan antara kedua variabel, maka dilakukan
pengujian hipotesis. Dan untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan
atau tidak dapat dikonsultasikan dengan r tabel product moment, dengan
ketentuan sebagai berikut:
- J ika r-hitung > r-tabel, maka koefisien korelasi signifikan.
- Jika r-hitung < r-tabel, maka koefisien korelasi tidak
signifikan.
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari
responden (dapat dilihat pada lampiran) diperoleh data sebagai
berikut:
N =38
x =3532
y =1605
xy =149541
x
2
=330222
y
2
=68283
Kemudian hasil tersebut dimasukkan kedalam rumus korelasi product
moment, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
r
xy
=
[ ][ ]
2 2 2 2
) ( ) (
) )( (
y y N x x N
y x xy N
(38)(149541) (3532)(1605)
r
xy
= ( ) [ ] ( ) [ ]
2 2
1605 ) 68283 )( 38 ( . 3532 ) 330222 )( 38 (
r
xy
=
( ) ( ) ( } ( ) ( ) } { 2576025 2594754 12475024 . 12548436
5668860 5682558
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
=
( )( ) 18729 73412
13698
=
1374933348
13698
r
xy
=
09 , 37080
13698
= 0,369
Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus koefisien korelasi product
moment, maka didapat hasil koefisien korelasi sebesar 0,369 untuk menentukan
signifikan antara pelaksanaan penilaian kinerja dengan produktivitas kerja
pegawai, maka harus diadakan perbandingan antara r pada tabel (r-tabel). J ika
dilihat pada r-tabel koefisien korelasi product moment dengan taraf signifikan
() 5%. Untuk N =38 diperoleh nilai r tabel 0,320 dengan demikian r hitung
lebih kecil dari r tabel yaitu 0,369 >0,320, sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang positif antara pelaksanaan penilaian kinerja dengan
produktivitas kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun. Dengan kata lain apabila salah satu variabel terjadi peningkatan,
maka pada variabel yang berkorelasi juga mengalami peningkatan dan begitu
sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada salah satu variabel maka pada
variabel lain yang berkorelasi juga terjadi penurunan.
Hubungan kedua variabel berdasarkan interprestasi
koefisien korelasi Sugiyono, dapat dilihat bahwa 0,369 berada
pada interval 0.20 0.399. hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja terhadap produktivitas
kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun berada pada tingkat rendah.
2. Uji Signifikan
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Untuk menguji signifikan hubungan antara variabel x dan
variabel y dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t =r
2
1
2
r
n
t =0,369
( ) 369 , 0 1
2 38
2
t =0,369
1361 , 0 1
36
t =0,369
8639 , 0
36
t =0,369 6714 , 41
t =0,369 x 6,4553
t=2,382
Berdasarkan hasil perhitungan diatas harga t hitung bila dikonsultasikan
pada tabel t (terlampir) untuk kesalahan 5% dan n =38, maka t hitung >t tabel
atau 2,382 > 1,3042. Jadi dalam penelitian ini hipotesis yaitu pelaksanaan
penilaian kinerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai telah
diuji kebenaranya dan dinyatakan benar dan dapat diterima.
3. Koefisien Determinant
Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) dapat dihitung dengan rumus koefisien
determinant, yaitu:
D =(r
xy
)
2
x 100 %
Keterangan: D =koefisien determinant
Diketahui: r
xy
=0, 369
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Maka:
D =(r
xy
)
2
x 100 %
=(0,369)
2
x 100 %
=0,1361 x 100 %
D =13,61 %
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, maka dapat diketahui
bahwa besar pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja terhadap
produktivitas kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah di
Kabupaten Simalungun adalah 13,61 % yang berarti bahwa
pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja terhadap produktivitas
kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun sebesar 13,61% dan selebihnya 86,39% lagi dipengaruhi
oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
BAB V
ANALISA DATA
Setelah seluruh data yang didapat di lapangan baik data
primer dan data sekunder telah terkumpul maka kegiatan
selanjutnya adalah melakukan analisis data, untuk menyimpulkan
kebenaran dari hipotesis penelitian ini yaitu hubungan positif antara
variabel pelaksanaan penilaian kinerja (X) dengan produktivitas
kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun (Y).
5.1 Interpretasi Hasil Penelitian
Interpretasi hasil penelitian merupakan gambaran pokok dari hasil penelitian.
Setelah melakukan penelitian maka peneliti memperoleh hasil bahwa pelaksanaan
penilainan kinerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun.
Penilaian kinerja diukur dari 7 indikator yaitu pemahaman, penilaian,
pedoman penilaian pelaksanaan, pengajuan keberatan, terencana, objektif, dan umpan
balik dijabarkan menjadi 22 pertanyaan. Sementara produktivitas kerja pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
diukur dari 4 indikator yaitu prestasi, dorongan untuk memperbaiki, kemampuan
memecahkan masalah dan kerjasama antar sesama pegawai dijabarkan ke dalam 10
pertanyaan.
5.1.1. Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun berada pada tingkat tinggi. Penilaian ini berdasarkan pada data yang
didapat dari responden. Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang dilihat pada
tabel .. menunjukkan bahwa dari 38 responden (100%) yang memberikan
jawaban yang termasuk dalam kategori sangat tinggi 8 (21,05%), yang
memberikan jawaban dalam kategori tinggi 15 (39,47%), yang memberikan
jawaban dalam kategori sedang 7 (18,42%), yang memberikan jawaban dalam
kategori rendah 4 (10,53%) dan responden yang memberikan jawaban yang
termasuk dalam kategori sangat rendah 4 (10,53%) terhadap pelaksanaan
penilaian kinerja. Dibawah ini akan dianalisis mengenai indikator-indikator
pelaksanaan penilaian kinerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun, sebagai berikut:
Pemahaman
Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari pegawai di Badan Kepegawaian
Daerah di Kabupaten Simalungun, para pegawai telah memahami tatacara yang
dinilai dalam pelaksanaan penilaian kinerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7,
sesuai dengan hasil jawaban yang diperoleh dari pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun yaitu dari 38 responden
terdapat 22 responden sangat memahami tatacara yang dinilai dalam
pelaksanaan penilaian kinerja.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Para pegawai juga telah memahami unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian
kinerja. Hal ini dapat dilihat dari tabel 8 dimana dari 38 responden terdapat 24
responden yang memahami unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja.
Penilaian
Penilaian kinerja di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
sangat baik karena dilakukan secara tepat dan objektif. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan jawaban yang diperoleh dari pegawai Badan Kepegawaian Daerah
di Kabupaten Simalungun, dimana 32 orang mengatakan bahwa penilaian
kinerja dilakukan secara tepat dan objektif (tabel 9). Hasil penilaian yang tertera
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan juga sesuai dengan hasil kerja
nyata pegawai (tabel 10).
Penilaian kinerja yang dilakukan secara tepat dan objektif menimbulkan
kepuasan bagi para pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun (tabel 11), sehingga membawa dampak positif terhadap kemajuan
kerja pegawai (tabel 12).
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
yang dilakukan oleh pejabat penilai telah sesuai dengan pedoman (tabel 14) dan
para pegawai juga telah memahami pedoman yang mandasari penilaian kinerja
(tabel 15). Kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten
Simalungun sangat baik karena rata-rata pegawai mendapat penilaian yang baik
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (tabel 16).
Penilaian kinerja yang tepat dan objektif bisa didapatkan apabila
pengawasan juga dilakukan dengan baik. Pejabat penilai yang menilai kinerja
pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun sudah bekerja
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban pegawai Badan Kepegawaian
Daerah di Kabupaten Simalungun dimana terdapat 21 orang yang menyatakan
bahwa pejabat penilai tetap memeriksa dan mengamati pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan (tabel 17).
5.1.1.4 Pengajuan Keberatan
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh pejabat penilaian mendapat tanggapan
positif dari pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
karena mereka tidak merasa keberatan atas penilaian yang diberikan kepada
mereka (tabel 18). Selain itu bila ada keberatan yang diajukan oleh pegawai
Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun kepada pejabat penilai
maka pejabat penilai akan menanggapi setiap keberatan (tabel 19).
5.1.1.5 Terencana
Pelaksanaan penilaian kinerja yang dilakukan oleh pejabat penilai sudah
terncana dengan baik karena sesuai dengan jadwal dan telah diberitahukan
kepada para pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
(tabel 20).
Hasil dari penilaian kinerja juga tetap diberitahukan kepada pegawai Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun (tabel 21) dan juga persetujuan
pegawai diminta atas hasil penilaian yang dilakukan pejabat penilai (tabel 22),
sehingga pegawai dapat mengetahui sejauh mana hasil kinerja mereka dan
dengan demikian mereka akan dapat meningkatkan kualitas kerja mereka.
5.1.1.6 Objektif
Hasil dari penilaian kinerja yang dilakukan oleh pejabat penilai objektif
karena diputuskan secara bersama melalui rapat pimpinan (tabel 23) dan juga
penilaian kinerja telah sesuai dengan indikator-indikator penilaian (tabel 24).
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
5.1.1.7 Umpan Balik
Komunikasi yang dijalin oleh pejabat penilai dengan pegawai Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun sudah berjalan dengan baik
karena setelah hasil penilaian kinerja diberikan kepada pegawai dan ada
pegawai yang merasa keberatan atas penilaian yang diberikan maka pejabat
penilai bersedia untuk mendiskusikan hasil penilaian kinerja tersebut (tabel 25).
Sehingga hal ini dapat menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara
pejabat penilai dengan pegawai.
Penerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) juga berjalan
dengan baik pada Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
dimana penghargaan akan diberikan kepada pegawai yang mengalami
peningkatan nilai dari periode sebelumnya (tabel 28) dan sanksi akan diberikan
kepada para pegawai yang mengalami penurunan nilai dari nilai yang diberikan
pada periode sebelumnya akan mendapat sanksi (tabel 26). Para pegawai yang
mendapatkan sanksi akan diberikan pembinaan secara khusus agar dapat
meningkatkan prestasi kerja (tabel 27).
5.1.2 Produktivitas Pegawai
5.1.2.1 Prestasi Kerja
Dalam melakukan suatu pekerjaan pegawai dibatasi oleh waktu, oleh karena
itu waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan salah satu indikator
dalam penilaian kinerja (tabel 29). Pemberian target waktu yang sesuai dengan
dengan kuantitas pekerjaan yang diberikan dapat memberikan dampak positif
dimana kualitas dari hasil pekerjaan akan lebih baik. Dalam hal ini target waktu
yang diberikan kepada para pegawai telah sesuai dengan kuantitas pekerjaan
yang diberikan kepada mereka (tabel 30). Semangat kerja yang dimiliki para
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
pegawai di Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun sangat baik
dimana mereka berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menyelesaikan
pekerjaan walaupun waktu yang diberikan tidak mencukupi (tabel 31).
5.1.2.2 Dorongan Untuk Memperbaiki Pekerjaan
Untuk meningkatkan kualitas kerja para pegawai maka diperlukan adanya
pendidikan dan pelatihan yang diberikan secara teratur. Dalam hal ini para
pegawai Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun tetap mendapat
kesempatan untuk mengikuti pendidikan untuk dapat meningkatkan prestasi
kerja mereka (tabel 33).
5.1.2.3 Mampu Memecahkan Masalah
Setiap pekerjaan yang dilakukan tidak jarang menemukan masalah. Dari
setiap permasalahan yang dihadapi inilah setiap orang akan mengalami
peningkatan dalam kualitas berpikirnya diman dia dituntut untuk memecahkan
masalah tersebut. Dalam melaksanakan pekerjaan para pegawai Badan
Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun selalu mendapatkan masalah
(tabel 34) dan mereka tetap dapat menemukan solusi atas masalah pekerjaan
yang mereka hadapi(tabel 35).
Pekerjaan pada Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Simalungun
berkaitan pada setiap bidang pekerjaan (tabel 36), sehingga hal ini
mengharuskan para pegawai untuk terus saling membantu atau bekerjasama
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (tabel 37). Dalam hal ini para pegawai
saling berdiskusi untuk menyelesaikan pekerjaan (tabel 38).
5.1.3. Pengaruh Pelaksanaan Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas
Pegawai
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi product moment antara
pelaksanaan penilaian kinerja terhadap produktivitas pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun didapat hasil 0,369, sedangkan nilai
r-tabel dengan taraf signifikan () 5% untuk N =38 diperoleh r-tabel sebesar
0,320. Hal ini berarti bahwa hasil perhitungan koefisien korelasi adalah lebih
besar daripada r-tabel (0,369 >0,320), sehingga pelaksanaan penilaian kinerja
mempunyai hubungan yang positif terhadap produktivitas pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun. Berdasarkan hasil perhitungan
harga t-hitung sebesar 2,382 dan bila dikonsultasikan pada tabel t untuk kesalahan
5% dan N=38 maka t tabel sebesar 1,3042 maka didapat hasil t-hitung >t-tabel
(2,382 >1,3042), sehingga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat
diterima yaitu pelaksanaan penilaian kinerja memiliki pengaruh positif terhadap
produktivitas pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.
Pelaksanaan penilaian kinerja mempuntyai pengaruh sebesar 13,61% terhadap
produktivitas pegawai dan selebihnya 86,39% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
Melalui pedoman interprestasi koefisien korelasi diketahui bahwa tingkat
pengaruh antara pelaksanaan penilaian kinerja terhadap produktivitas pegawai di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun berada pada kategori rendah
(0,200-0,399).
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian
kinerja sudah baik. Hal ini dibuktikan oleh jawaban responden yang termasuk
dalam kategori sangat tinggi dan tinggi yaitu 23 (60,53%) dan selebihnya
dalam kategori jawaban sedang, kategori jawaban rendah dan sangat rendah.
2. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas pegawai
di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun sudah cukup baik,
terbukti pada jawaban responden yang termasuk pada kategori sangat tinggi
dan tinggi 24 (63,16 %) dan selebihnya pada kategori lainya.
3. Berdasarkan uji signifikan yang dilakukan terhadap 38 responden maka
diperoleh hasil terdapat pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja terhadap
produktivitas pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun.
4. Dari hasil perhitungan koefisien determinant diperoleh hasil sebesar 13,61%,
maka dapat dikatakan pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja sebesar 13,61 %
terhadap produktivitas pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Simalungun. Berarti bahwa produktivitas pegawai di Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Simalungun 13,61% disebabkan oleh pelaksanaan
penilaian kinerja, selebihnya 86,39% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini, seperti faktor kecerdasan emosional,
insentif/bonus, tunjangan, kesehatan dan keselamatan kerja dan lain-lain.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa bab sebelumnya dan kenyataan yang terjadi di
lapangan, maka penulis memberikan beberapa saran dan masukan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penilaian kinerja harus tetap dilakukan secara teratur dan objektif
sehingga setiap pegawai akan merasa kalau kinerja mereka memang dihargai
dan dinilai secara baik. Sehingga akan memacu semangat kerja pegawai dan
akan meningkatkan produktivitas dari para pegawai.
2. Kerjasama dan komunikasi antara para pegawai di Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Simalungun lebih ditingkatkan lagi karena keterkaitan
pekerjaan antara setiap bagian. Hal ini akan membuat setiap pekerjaan akan
selesai dengan baik dan tepat waktu dalam penyelesaiannya.
3. Penerapan reward (penghargaan) dan punishment (sanksi) harus tetap
diterapkan dalam setiap penilaian kinerja pegawai. Hal ini dapat memacu
pegawai untuk dapat bekerja lebih baik dari sebelumnya.
4. Bagi para peneliti selanjutnya yang akan mengkaji lebih dalam terhadap
penelitian ini maka penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi
yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Bacal, Robert, Performance Manajement, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta : 2001.
Dharma, Surya,DR, Manajemen Kinerja, Pustaka Pelajar, Yogyakarta :2005.
Harianja, M. T. E. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta: 2002.
Handoko, Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE,
Yogyakarta : 1994.
Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta: 2000
Mathis R.L dan J ackson J.H, Manajemen Sumber daya mnusia , Salemba Empat,
Edisi Kesepuluh , Jakarta: 2006.
Mulyono, Mauled, Penerapan Produktivitas dalam Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta :
1993.
Ndraha, Taliziduhu, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka
Cipta, Jakarta :1999.
Panggabean, Mutiara, Dr, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia
Indonesia,Jakarta: 2002.
Rivai, Veithzal, Prformance appprasial, PT Raja Grafindo, Persada Jakarta : 2005.
Ruky, Ahmad, Sistem Manajemen Kinerja, PT Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta : 2001
Siagian, Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta: 2004.
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta Bandung, 19998.
Simanjuntak, Payaman, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, FE Universitas Indonesia,
Jakarta: 2005.
Santoso, S, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Penerbit Elex Media
Komputindo, Jakarta :2002.
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta :1989.
Sulaiman, W, JalanPintas Menguasai Spss 10, Penerbit Andi, Yogyakarta : 2002.
Soeprihanto, Jhon, Drs, M.I.M, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan,
BPFE, Yogyakarta : 1988.
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
Yuli ,Sri, Manajemen Sumber Daya Manusia,Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM), Malang : 2005.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan
pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
pemdasleman@sleman@kab.go.id
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
VARIABEL Y
VARIABEL Y Jumlah
Rata-
Rata
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai
1 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 46 4,60
2 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 47 4,70
3 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 45 4,50
4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 41 4,10
5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 46 4,60
6 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 46 4,60
7 4 3 4 3 4 4 4 5 5 3 39 3,90
8 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 46 4,60
9 5 5 4 5 4 4 4 5 3 3 42 4,20
10 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 47 4,70
11 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 35 3,50
12 5 5 4 4 5 3 4 2 5 5 42 4,20
13 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 46 4,60
14 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 42 4,20
15 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 30 3,00
16 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 42 4,20
17 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 42 4,20
18 4 2 4 4 5 4 4 5 3 3 38 3,80
19 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 45 4,50
20 5 3 4 3 3 3 4 4 5 5 39 3,90
21 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46 4,60
22 5 5 4 4 5 3 4 3 3 5 41 4,10
23 4 2 4 3 4 4 5 5 4 5 40 4,00
24 5 5 4 4 5 5 3 4 2 2 39 3,90
25 4 3 3 3 3 4 4 4 5 5 38 3,80
26 5 5 4 5 5 3 3 5 5 4 44 4,40
27 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 45 4,50
28 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 41 4,10
29 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 45 4,50
30 5 5 4 5 5 3 4 2 4 5 42 4,20
31 5 4 4 3 3 4 4 3 5 5 40 4,00
32 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 44 4,40
33 5 5 5 4 4 3 4 4 3 5 42 4,20
34 5 3 4 3 3 4 4 5 3 5 39 3,90
35 4 2 4 5 3 4 4 3 5 5 39 3,90
36 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 44 4,40
37 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 44 4,40
38 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 46 4,60
J UMLAH 1605 160,50
Fika Yuwana Isbani : Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (studi kasus pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun), 2008.
USU Repository 2009
STATISTIK INDUK PENELITIAN
Responden X Y X . Y X Y
1 98 46 4508 9604 2116
2 96 47 4512 9216 2209
3 100 45 4500 10000 2025
4 98 41 4018 9604 1681
5 92 46 4232 8464 2116
6 90 46 4140 8100 2116
7 95 39 3705 9025 1521
8 94 46 4324 8836 2116
9 93 42 3906 8649 1764
10 102 47 4794 10404 2209
11 94 35 3290 8836 1225
12 92 42 3864 8464 1764
13 100 46 4600 10000 2116
14 84 42 3528 7056 1764
15 78 30 2340 6084 900
16 96 42 4032 9216 1764
17 95 42 3990 9025 1764
18 98 38 3724 9604 1444
19 90 45 4050 8100 2025
20 75 39 2925 5625 1521
21 90 46 4140 8100 2116
22 83 41 3403 6889 1681
23 100 40 4000 10000 1600
24 92 39 3588 8464 1521
25 85 38 3230 7225 1444
26 78 44 3432 6084 1936
27 101 45 4545 10201 2025
28 95 41 3895 9025 1681
29 93 45 4185 8649 2025
30 94 42 3948 8836 1764
31 98 40 3920 9604 1600
32 101 44 4444 10201 1936
33 93 42 3906 8649 1764
34 80 39 3120 6400 1521
35 103 39 4017 10609 1521
36 87 44 3828 7569 1936
37 98 44 4312 9604 1936
38 101 46 4646 10201 2116
JUMLAH 3532 1605 149541 330222 68283