You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

Pembuatan Larutan Stok dan Pembuatan Media

Diajukkan kepada: Dosen : Ayuni A., S.Si Asisten : Hilda Dewi dan Rezza Martha N

Oleh : DYNA KHOLIDAZIAH NIM : 1210702018 BIOLOGI VA

Tanggal Praktikum : 02 November 2012 Tanggal Pengumpulan : 08 Desember 2012

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012

Pembuatan Larutan Stok dan Pembuatan Media

Waktu Tanggal praktikum Tempat

: 08.00 WIB - selesai : 02 November 2012 : Di Laboratorium Kultur di Balai Pengembangan Benih Hortikultura (BPBH) Pasir Banteng

I.

PENDAHULUAN a. Tujuan Untuk mengetahui prosedur dan cara pembuatan larutan stok Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan b. Dasar Teori Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen

media yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yangterdapat pada formulasi media yang dikehendaki (Yusnita, 2003). Dalam media kultur berisi hara makro dan mikro yang dibutuhkan untuik pertumbuhan tanaman, demikian pula sumber karbohidrat, vitamin, agar dan ZPT atau ekstrak tanaman yang diperlukan. Media kultur yang paling banyak digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS), yang pada awalnya dikembangkan untuk kultur tembakau tetapi ternyata cocok untuk berbagai jenis tanaman. Beberapa prosedur yang penting dalam pembuatan media adalah pembuatan larutan stok dan sterilisasi media (Rahardja, 1995) Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaanhara dalam media eksplan atau tanaman yang

dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat,pengambilanya untuk media dapat dilakukan dengan cara memipet atau menakarnya dengan gelas ukur (Yusnita, 2003). Penggunaan larutan stok dalam pembuatan media akan mengurangi jumlah perkejaan yang sifatnya berulang-ulang, sehingga kesalahan manusia atau percobaan (human atau experimental error) dapat dikurangi. Selain itu, penimbangan secara langsung dari bahan-bahan pembuat media, seperti hara mikro dan ZPT, yang membutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit (miligram atau mikrogram) pada formulasi akhir tidak akan diperoleh secara akurat. Oleh karena itu sudah menjadi prosedur baku untuk komponen-komponen tersebut dibuat dalam larutan stok (Sriyanti, 2002). Pembutan larutan stok dimaksudkan untuk memberi kemudahan pekerjaan dalampembutan media salnjutnya antara lain; 1. Menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media 2. Mengatasi kesulitan penimbangan dalam jumlah yang sangat kecil 3. Mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlau sering dibuka dan ditutup. Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam : Stok makro, stokmikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak disimpanterlalu lama (segera digunakan habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu,sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatanmedia selanjutnya hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran saja. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah penyimpanan (daya simpan) larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakanlagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitudengan membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahandalam suhu tinggi atau cahaya. Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan,sehingga jika bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya pengelompokan dilakukan

berdasarkan stok hara makro, stok haramikro, vitamin dan stok hormone, terutama

jika larutan stok tidak disimpan terlalu lam. Stokhara baik mikro maupu makro dapat disimpan dalam waktu yang relative lam yaitu 4-8minggu, sedangkan stok hormone biasanya disimpan dalam jangka waktu 2-4 minggu (Sriyanti, 2002). Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan larutan stokharus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan. Larutan stok kadang-kadang ditumbuhi mikroorganisme. Larutan stok yang terkontaminasi mikroorganisme ini, juga tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu kondisi simpan harusdijaga kebersihan dan tempat (wadah) larutan harus diusahakan caracara pembuatan larutanstok untuk media Murashige dan Skoog (Hendaryono dkk, 2007). Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan, diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat. Ketidaktepatan ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki. Pada umumnya untuk suatu keperluan, media yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan mengganti zat-zat tertentu, atau menambah zat lain. Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau pengalaman (Rahardja, 1988). II. METODE a. Alat dan Bahan Alat Labu ukur 500 ml Gelas ukur 25 ml Gelas ukur 50 ml Gelas ukur 100 ml Beaker glass 1000 ml Beaker glass 500 ml Corong kecil Erlenmayer 500 ml Digital analitik Spatula Keterangan 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah Bahan Aquades steril Alkohol 70% Plastik Karet Alumunium foil Casein Agar-agar Gula Myo-inositol Larutan stok A-H Keterangan 5 botol secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya 2 gram 3,5 gram 10 gram 2 gram 2,5 5 ml

Botol kultur Batang pengaduk Kompor gas Autoclave Sprayer Lap Sarung tangan Masker b. Prosedur Kerja

25 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1buah 1buah

a. Pembuatan Larutan Stok timbang myo-inositol dan casein masingmasing 2 gram, di timbangan digital analitik setelah larut tambahkan aquades steril sampai 100 ml kemudian tutup botol dengan alumunium foil

dimasukkann ya pada botol yang steril

tambahkan aquades steril sedikit sampai larut ( 25 ml)

b. Pembuatan Media Kultur


disiapkan beaker glass atau panci yang steril larutan stok A-H dimasukkan ke dalam beaker glass atau labu erlenmayer sesuai takaran yang telah ditentukan. tambahkan aquades steril sedikit demi sedikit sampai 500 ml kemudian tambahkan agar-agar 3,5 gr dan gula 10 gram aduk rata hingga larutan tersebut bercampur homogen, kemudian panaskan hingga mendidih di kompor setelah mendidih, larutan dimasukkan kedalam 25 botol kultur steril masing-masing 25 ml tutp botol kultur yang tlah diisi dengan plastik kemudikat diikat dengan karet. botol kultur isi media ini disterlkan pada autoclaf

III.

HASIL Tabel 1. Foto pengamatan

Gambar alat

Fungsi

autoklep

untuk mensterilkan semua peralatan dan media kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.

Timbangan digital

Untuk

menimbang

bahan-bahan

yang

akan

digunakan ketika mengklutur

Bahan-bahan yang digunakan yaitu mio-inositol dan casein

Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan media.

Penimbangan Serbuk mio-inositol dan casein

Mio-inositol dan casein dimasukkan kedalam botol kultur yang steril

Melarutkan mio-inositol dan casein dengan aquades steril

Pembuatan media kultur

25 botol kultur steril siap diisi dengn media kultur dan akan disterilkan di autoklap

IV.

PEMBAHASAN Pada praktikum ini praktikan yaitu pembuatan larutan stok dan pembuat

media kultur. Praktikan melakukan praktikum ini di Balai Pengembangan Benih Hortikultura (BPBH) Pasir Banteng. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan belajar membuat larutan stok juga pembuatan media kultur. Larutan stok yang akan dibuat oleh kelompok praktikan yaitu larutan stok H yaitu campuran mio-inositol dan cassein. Karena pembuatan larutan stok A-G telah dilakukan. Mio-inositol dan casein yang digunakan yaitu masingmasing 2 gram. Penimbangan tersebut dilakukan secara aseptik, dimana agar kedua zat tersebut tetap steril dan agar menghindari terjadinya kontaminasi.

Penimbangan dilakukan di ruang inkubasi karena hal tersebut harus ditempat yang aseptik pula. Selanjutnya mio-inositol dan casein dimasukan pada botol kultur yang steril dan kemudian dilarutkan secar bertahap, tahap awal dilarutkan dengn aquades steril sebanyak lebih kurang 25 ml, hal ini bertujuan untuk melarutkan mio-inositol dan casein agar tercampur homogen, seletah dipastikan homogen tambahkan kembali aquades steril sampai 100 ml, kemudian tutup dengan plastic dan ikat dengan karet. Kenapa menggunakan aquades steril? Karena menurut Hendaryono dkk, (2007), pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan, jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan. Larutan stok kadang-kadang ditumbuhi mikroorganisme. Larutan stok yang terkontaminasi mikroorganisme ini, juga tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu kondisi simpan harus dijaga kebersihan dan tempat (wadah) larutan harus diusahakan cara-cara pembuatan larutanstok untuk media Murashige dan Skoog. Selanjutnya pembuatan media kultur, dengan penambahan larutan stok A-H ini dicapur dengan takaran yang telah ditentukan. Karena apabila tidak seuai dengan aturan media kultur yang digunakan akan menghamba pertumbuhan dari tanaman yang disubkultur. Setelah semua lartan stok ini tercampur homogeny kemudian tambahkan agar-agar dan gula dengan takaran yang telah ditentukan dan disesuaikan sebelumnya ditambahkan aquades steril sebanyak 500 ml, akan tetapi ketika penambahan aquades steril ini tidak pas 500 ml. Karena apabila pas 500ml dan kemudian ditambahkan gula dan agar-agar maka volume air akan bertambah dan media kultur akan terlalu encer, sehingga untuk mengurangi terjadi hal tersebut ketika penambahan tidak pas 500 ml, kemudian aduk hingga homogen. Setelah semua tercampur dan tercampur dengan homogen didihkan larutan campuran tersebut di atas kompor dan aduk perlahan, karena apabila diaduk sekeras dan tidak perlahan tekstur dari campuran bahan media akan rusak dan akan terjadinya gumpalan-gumpalan. Setelah didihkan larutan media tersebut dimasukkan pada botol kultur yang steril sebanyak 25 botol dan masing-masing diisi media 25 ml, dan tutup dengn plastic dan karet seerat mungkin. dan media

yang telah diisikan pada botol kultur steril ini disterilisasi ulang, agar tidakterjadi kontaminasi. Botol disteril selama 30 menit dalm suhu 121 0C, setelah disterrilkan media disimpan di ruang tanam, karena media kultur siap di Tanami oleh tanaman yang akan di kulturjaringankan.

DAFTAR PUSTAKA Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan. PAU Bioteknologi. IPB. Rahardja, P. E. 1995. Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Jakarta : Penerbit Swadaya. Rahardja, P.E. 1988. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Panebar Swadaya. Jakarta Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern.

Yogyakarta: Kanisius. Yusnita. 2010. Perbanyakan Invitro Tanaman Angrek. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

You might also like