You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN POST APPENDIKTOMI DI POLI BEDAH RSUD dr.

ABDOER RAHEM SITUBONDO

Disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

oleh: Rizka A i!a Ha i"# S. Ke$. NIM %&'()))%)%*+

PROGRAM PENDIDIKAN NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNI,ERSITAS -EMBER '%)(

LANDASAN TEORI ). Pe .er/ia Appendicitis adalah suatu peradangan pada appendiks, yang merupakan saluran tersembunyi yang memanjang dari bagian depan sekum !ewis, "###, hal $$%#&' Appendicitis adalah in(lamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Brunner and Suddarth, "##", hal $))*&' Appendicitis adalah peradangan pada appendiks +ermi(ormis yang letaknya dekat katup s(ingter diantara ileum usus halus& dan sekum usus besar&' Barbara, hal $#)$&' '. E/iolo.i Penyebab utamanya adalah obstruksi atau penyumbatan yang disebabkan oleh, a' -ekalit massa (aeses yang padat& akibat konsumsi makanan rendah serat' a' .acing/parasit b' 0n(eksi +irus, 1' coli, streptococcus c' Sebab lain, misal, tumor, batu d' Striktur karena (ibrosis akibat peradangan sebelumnya e' 2iperplasia lim(oid' (. Pa/o"i!iolo.i Appendicitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh (ekalit, benda asing, tumor, in(eksi +irus, hiperplasia lim(oid dan striktur karena (ibrosis akibat peradangan sebelumnya' Appendik mengeluarkan cairan yang berupa sekret mukus, akibat obstruksi/penyumbatan lumen tersebut menyebabkan mukus akan terhambat' Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga mengakibatkan pelebaran appendiks, resistensi selaput lendir berkurang sehingga mengakibatkan mudah in(eksi dan dari penyumbatan ini lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya peradangan pada appendik dengan tanda dan gejala nyeri pada titik Mc' Burney, spasme otot, mual, muntah dan menyebabkan na(su makan menurun, hipertermi dan leukositosis' Bila sekresi mukus terus berlanjut, akan menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal, tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran lim(e yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa' Pada saat inilah terjadi appendicitis akut (ocalis yang ditandai oleh nyeri epigastrik' 3ika berlangsung terus akan menyebabkan obstruksi +ena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding' Peningkatan tekanan intraluminal akan mengakibatkan oklusi end arteri appendikularis sehingga aliran darah tidak dapat mencapai appendik menjadi hipoksia lama kelamaan menjadi iskemia akibat trombosis +ena intramural, lama kelamaan menjadi

nekrosis yang akhirnya menjadi gangren dimana mukosa edema dan terlepas sehingga berbentuk tukak' Dinding appendik ini akan menipis, rapuh dan pecah akan terjadi appendicitis per(orasi' Bila semua proses di atas hingga timbul masa lokal yang disebut in(iltrat appendikularis' Peradangan appendiks tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang menurun memudahkan terjadinya per(orasi' Seringkali per(orasi ini terjadi dalam "45 67 jam' Bila proses ini berjalan lambat organ5organ di sekitar ileum terminalis, sekum dan omentum akan membentuk dinding mengitari appendiks sehingga berbentuk abses yang terlokalisasi' 0. Ta da da Ge1ala a' Nyeri epigastrik dan regioumbilikal hiperperistaltik akibat obstruksi& b' Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya na(su makan anoreksi& c' Nyeri tekan local pada titik mc'burney d' Nyeri tekan lepas e' Malaise (' Konstipasi dan diare 2. Ke34 .ki a Ko3$lika!i 5a . M4 64l a' Per(orasi Akibat keterlambatan penanganannya menyebabkan per(orasi, mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung' Nyeri tekan dan peristaltic usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik' b' Peritonitis Akibat penyebaranin(eksi Dario apendikstitis, bila in(eksi tersebar luas pada permukaan peritoneum akan timbul peritonitis generalisata, sehingga akti(itas peristaltic berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus menjadi atoni dan meregang' .airan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, oliguria, gangguan sirkulasi sampai syok' 8ejala 9 deman, lekositas, nyeri abdomen, muntah, abdomen tegang, akaku, nyeri tekan, bunyi usus menghilang )Syl+ia, "##7&' c' Masa periapendikuler Apabila apendiksitis gangrenosa/mikoper(orasi ditutupi pendidingan oleh omentum terbentuk pada hari ke54, ditandai dengan suhu tinggi, terdapat tanda peritonitis, lekositosis'

*. Pe3erik!aa Kh4!4! da Pe 4 1a . a' Anamnesa $& Nyeri mula5mula di daerah epigastrium, kemudian menjalar ke titik mc'burney& "& Mual, muntah, anoreksia oleh karena nyeri +isceral& 6& Panas tanda in(eksi akut&, karena kuman yang menetap di dinding usus 4& :bstipasi, tanda lain bedan lemah, na(su makan turun, tampak sakity, menghindakan pergerakan di perut terasa nyeri' b' Pemeriksaan (isik $& Status generalis a& ;ampak kesakitan karakteristik nyeri , respon, skala, lokasi, (rekuensi, dll& b& Demam <6*,* =.& "& Status lokalis , kuadran kanan bawah $& ;itik M.' Burney , nyeri tekan >&, nyeri lepas >&, rangsangan peritoneum, nyeri ketok >&' "& De(ens muskuler >&, pada m'rectus abdominalis 6& ?ousing sign >&, pada penekanan perut bagian kontra Mc'Burney Kiri&, terasa nyeri di M.' Burney karena tekanan tekanan merangsang peristaltic usus dan juga udara dalam usus, sehingga bergerak dan menggerakkan peritoneum sekitar apendiks yang sedang meradang sehingga terasa nyeri 4& Psoas sign >&, app retroperitoneal, pasien terlentang, tungkai kanan lurus dan ditahan' Pasien diminta mengangkat kaki, terjadi nyeri dikuadran kanan bawah %& ;erjadi peritonitis umum per(orasi&, bila nyeri di seluruh abdomen, pekak hati menghilang, bising usus menurun' c' Pemeriksaan penunjang $& !aboratorium "& 2b, 2ct normal 6& A! meningkat leukositosis, <$#'###/mm6& 4& !1D meningkat pada appendicitis in(iltrate& %& @rine penting untuk melihat apa ada in(eksi pada ginjal 7& ?adiologi appendicogram& *& ?ontgen abdomen tidak banyak membantu, kecuali sudah mengalami peritonitis, namun kadang kala ditemukan gambaran sebagai berikut , A& Adanya sedikit (luid le+el, karena adanya udara dan cairan )& Adanya (ekolit sumbatan& $#& Pada keadaan per(orasi ditemukan adanya udara bebas dalam dia(ragma

+. Ko3$lika!i a' Peritonitis Peritonitis lokal merupakan akibat dari mikroper(orasi dari appendicitis yang telah mengalami gangrene' Sedangkan peritonitis umum adalah merupakan tindak lanjut daripada peritonitis lokal tersebut' Bertambahnya rasa nyeri, de(ans musculer yang meluas, distensi abdomen, bahkan ileus paralitik, merupakan gejala5gejala peritonitis umum' Bila demam makin tinggi dan timbul gejala5gejala sepsis, menunjukkan peritonitis yang makin berat' b' Abses / in(iltrat Merupakan akibat lain dari per(orasi' ;eraba masa lunak di abdomen kanan bawah' Seperti tersebut diatas karena per(orasi terjadilah Bwalling o((C pembentukan dinding& oleh omentum atau +iscera lainnya, sehingga terabalah massa in(iltrat& di regio abdomen kanan bawah tersebut' Masa mula5mula bisa berupa plegmon, kemudian berkembang menjadi rongga yang berisi pus' Dengan @S8 bisa dideteksi adanya bentukan abses ini' @ntuk massa atau in(iltrat ini, beberapa ahli menganjurkan anti biotika dulu, setelah 7 minggu kemudian dilakukan appendektomi' 2al ini untuk menghindari penyebaran in(eksi Komplikasi utama apendiksitis adalah per(orasi apendiks, yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses' 0nsiden per(orasi adalah $#% sampai 6"D' 0nsiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia' Per(orasi secara umum terjadi "4 jam setelah awitan nyeri' 8ejala mencakup demam dengan suhu 6*,*o . atau lebih tinggi, nyeri tekan abdomen yang kontinue' &. Pe a/alak!a aa Pada apendikstitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi apendiks, dalam waktu 4A jam harus dilakukan' Penderita di obser+asi, istirahat posisi (owler, antibiotic, makanan yang tidak merangsang peristaltic, jika terjadi per(orasi diberikan dram di perut kanan bawah' a' Preoperati+e , dirawat diberikan antibiotic, kompres untuk menurunkan suhu penderita, tirah baring dan dipuasakan b' :perati( , apendiktomi cito app akuty, abses dan per(orasi&, appendictomi elekti( app'kronik& c' Post operati( , $ hari pasca bedah klien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama "E6# menit' 2ari berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang'

d' ;erapi konser+ati( $& Bedrest dengan posisi terlentang, kepala ditinggikan $A5"# inchi, kaki diberi bantal dan lutut di tekuk "& Diet lunak cair& 6& Kompres dingin pada daerah Mc' Burney 4& Antibiotika massi( , metronidaFole 7. Pa/h8a5 0diopatik, makanan tak teratur, kerja (isik yang keras Massa keras (eses :bstruksi lumen Suplay aliran darah menurun, mukosa terkikis Peradangan pada apendiks Per(orasi, abses, peritonitis Apendiktomi 0nsisi bedah N5eri nyeri distensi abdomen menekan gaster

$e39a/a!a i /ake 6aira ke6e3a!a re!iko i "ek!i re!iko :ol43e 6aira 9erk4ra .

peningakatan produksi hcl mual muntah

)%. Dia. o!a Ke$era8a/a a' 8angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi' b' ?esiko tinggi in(eksi berhubungan dengan insisi bedah' Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan kurang in(ormasi' )). I /er:e !i Ke$era8a/a a' 8angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi ;ujuan , setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri hilang berkurang& Kriteria hasil , $& Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol "& ;ampak rileks, mampu beristirahat dengan nyaman 6& Skala nyeri #56 4& Nadi normal 7#5$## kali/menit, ?? normal $75"4 kali/menit 0nter+ensi , $& Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya, skala #5$# ?/ mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya "& :bser+asi tanda5tanda +ital ?/ perunahan tanda +ital dapat menunjukksn terjadinya peningkatan nyeri 6& Mempertahankan istirahat dengan posisi semi(owler ?/ menghilangkan ketegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang 4& Dorong ambulasi dini ?/ meningkatkan normalisasi (ungsi organ, merangsang peristaltic dan kelancaran (latus %& Berikan akti+itas hiburan ?/ mengalihkan pasien dari rasa nyaman 7& Anjurkan dan ajarkan teknik relaksasi na(as dalam ?/ mengurangi ketegangan dapat mengurangi nyeri *& Kolaborasi pemberian analgesik ?/ terapi medis dapat menunjang penurunan nyeri b' ?esiko tinggi in(eksi berhubungan dengan insisi bedah' Kurang pengetahuan tentang perawatan dan penyakit berhubungan dengan kurang in(ormasi' ;ujuan , setelah dilakukan tindakan keperawatan selamaGE "4 jam in(eksi dapat diminimalkan'

Kriteria hasil , $& ;;H stabil ;D , $"#/A# mm2g, N I 7#5$## E/i, ?? I $75"4 E/0, suhu, 6756* =.& "& Peningkatan penyembuhan luka 6& !eukositosis normal 4& ;idak ada drainase purulen, eritema, dan demam' 0nter+ensi Keperawatan , $& !akukan pencucian tangan dengan baik, perawatan luka aseptic ?/ perubahan tanda +ital dapat menunjukkan terjadinya peningkatan nyeri "& !ihat luka balutan, catat karakteristik drainase bila ada& adanya eritema ?/ Memberikan deteksi dari terjadinya proses in(eksi 6& Dorong ambulasi ?/ meningkatkan normalisasi (ungsi organ, merangsang peristaltic dan kelancaran (latus 4& Berikan in(ormasi pada keluarga tentang penyakit pasien dan perawatannya ?/ Membantu kemajuan kesembuhan, memberikan dukungan emosi dan menurunkan ansietas %& Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi ?/ terapi medikasi menurunkan penyebaran dan pertumbuhan in(eksi DA;TAR PUSTAKA Doenges, 1M' "###' Rencana Asuhan Keperawatan. 3akarta , 18.' Manjoer, Ari(' "###' Kapita Selekta Kedokteran jilid " 1disi 6' 3akarta 9 Media Aesculapius SmeltFer, S' .' J Bare, B' 8' Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth ' Alih bahasa oleh Andry 2artono dkk' 1disi H000' Hol'6' "##"' 3akarta, 18.

You might also like