You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA 1A EMULSI

Nama asisten : Fenti, S. Si Disusun oleh:


1. %. !. #. (. .

Reza Ardiansyah Edi Retn& S'sant& Iis S&)ihat +erna,ati Nya/ Anesia Riani

(100 0!0"0 #$ (100 0!0"0 ($ (100 0!0"0 *$ (100 0!0"0 "$ (100 0!0"0*1$ 3 Se)asa, %4 Maret %011 A1ri) %011

-ara Sya.itri S&)ihat (100 0!0"0*0$

Tan00a) 1ra/ti/'2

Tan00a) 1en0'21')an )a1&ran 3 Se)asa,

LA5ORATORIUM FARMASETIKA 6URUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA 7AN ILMU PEN8ETA+UAN ALAM UNI9ERSITAS ISLAM 5AN7UN8 %011

I.

7ata Pre.&r2')asi -at A/ti. Paraffin Cair Warna Rasa Bau Pemerian elarutan Titik lebur Bobot (enis ,tabilitas : Tidak berwarna/transparan : Tidak mempunyai rasa : Tidak berbau : Cairan kental, transparan, tidak berflouresensi : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol !"#$% p, larut dalam kloroform dan dalam eter : #&& sampai #'& C : &,)'& * + &,)"& * : -udah terurai den*an adanya .ahaya dan udara dari luar/ Disimpan pada temperature kerin* dan dalam suhu din*in, kohesif/ 0nkompatibilitas : etidak.ampuran terurai den*an 1at pen*oksidasi kuat, dermatolo*i.al medi.ament/ !sumber: 20 000 hal:3'#%

II.

7ata Pre.&r2')asi 5ahan Ta2:ahan C-C4Na !Carbo5y -ethyl Cellulosum Natrium% Warna Rasa Bau Pemerian elarutan : putih sampai krem : Tidak berasa : Tidak berbau : ,erbuk/*ranul : -udah terdispersi dalam air !dalam berba*ai suhu%, praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan toluen Titik lebur Pka/Pkb Bobot (enis p8 larutan : 66'& dalam keadaan terbakar 6#6& C : 37& : &,') * /.m7 : ' sampai "

,tabilitas

: Bersifat stabil meskipun bahan yan* tidak hi*roskopik dalam bentuk larutan stabil pada p8 6 + 9&, se.ara umum stabilitas dalam larutan berkisar pada p8 '4"

0nkompatibilitas

: Tidak ber.ampur den*an asam kuat, lo*am seperti :lumunium presipitas ter(adi pada p8;6 dan ketka ter.ampur den*an etanol !"#$% P Na4C-C dapat membentuk kompleks den*an *elatin dan pe.tin

2un*si

: <mul*ator alam

!sumber: 20 0= hal:9'# > 8andbook of Pharma.euti.al <5.pients 0= hal #)9% Tween )& !Polioksitilen ,orbitan -onooleat )& / Polysarbatum )&% Warna Rasa Bau Pemerian elarutan Bobot (enis p8 larutan ,tabilitas : unin* : 8an*at : has dan han*at : Cairan kental : ?arut dalam air dan etanol, praktis tidak larut dalam minyak mineral dan minyak sayur : 9,&@# + 9,&"# :@4) : ,tabil terhadap elektrolit dan dan dalam asam serta basa lemah perlahan4lahan akan terbentuk saponifikasi den*an asam kuat dan basa kuat 0nkompatibilitas : Dapat ter(adi pen*endapan dan pelunturan warna den*an beberapa 1at khususnya fenol, tannin, tar seperti metanial, aktiAitas anti mikroba oleh bahan pen*awet paraben den*an menurunkan konsentrasi polysorbat 2un*si : <mul*ator sintetik

!sumber: 8andbook of Pharma.euti.al <5.pients 0= hal 3'"% ,paan )& !,orbitan -onooleat )&% Warna Rasa Bau Pemerian elarutan : unin* : Pahit : has : Cairan kental : Pada umumnya larut/terdispersi dalam minyak, larut dalam pelarut or*ani., praktis tidak larut dalam air Bobot (enis p8 larutan ,tabilitas : 73@ :B) : Perlahan4lahan akan membentuk busa den*an adanya asam kuat dan basa stabil terhadap asam lemah dan basa lemah/ Dapat di simpan dalam wadah tertutup baik di tempat kerin* dan din*in 8?B 2un*si : 3,7 : <mul*ator sintetik

!sumber: 8andbook of Pharma.euti.al <5.pients 0= hal #"9% Cetyl :lkohol Warna Rasa Bau Pemerian elarutan : Putih : ?emah : has : Cranul : Praktis tidak larut dalam etanol !"#$%p dan eter larut den*an adanya penin*katan temperature, praktis tidak larut dalam air Titik lebur Bobot (enis : 3#,#6& C : 36,33 !untuk material asli%

,tabilitas 0nkompatibilitas 2un*si

: ,tabil den*an adanya asa, alkali , .ahaya dan air : etidak.ampuran den*an bahan pen*oksidasi yan* kuat : Penstabil

!sumber: 20 0= hal:'6 > 8andbook of Pharma.euti.al <5.pients 0= hal 97&% III. A)at dan 5ahan A)at ertas perkamen Timban*an ,patula -ortir Celas ukur Batan* pen*aduk <rlenmeyer Cawan pen*uap Tabun* sedimentasi ,tirer =iskometer Piknometer I9. Perhit'n0an dan Peni2:an0an Perhitun*an Paraffin .air Paraffin .air 7&$E 5ahan Paraffin .air C-C4Na Tween )& ,pan )& Cetyl alkohol aDuadest

<mul*ator alam minyak : air : emul*ator 3 : 6 :9

4 <mulsi Basah : Paraffin .air 7&$ C-C4Na 9 $ :ir untuk men*emban*kan C-C4Na E 7& * E E 6& 5 9 * E 6& ml

4 <mulsi kerin* Paraffin .air 7&$ C-C4Na 9 $ :ir E 7& * E E

<mul*ator sintetik Paraffin .air 7&$ Tween )& @$ E 7& * E !5/9#% F !@ 4 5% / 3,75E @ / 96 9#5 F 6#,) + 3,75 E '6 5 E3,76 * ,pan )& @$ E @ + 5 E @ + 3,76 E 9,@) Cetyl alkohol ,etil al.ohol #$E 9&,'5 E 3@,6

Penimban*an E2')si :asah


!0 0 9*

Para..in ;air <M<

A='a desti))ata A='a desti))ata

6& ml :d 9&& ml

E2')si /erin0
!0 0 9* 9# ml :d 9&& ml

Para..in ;air <M< A='a desti))ata A='a desti))ata

Men00'na/an 1en0e2')si sintesis


!0 0 3,76 * 9,@) * #* :d 9&& ml

Para..in'2 )i='id'2 P&)y&>yyethy)ene S&r:itan M&n&&)eate "0 (T,een "0$ S&r:itan M&n&&)eate "0 (S1an "0$ A);&h&)'2 ;ety)i;'2 (? A='a desti))ata

9.

Pr&sed'r Per;&:aan EMULSI 5ASA+ 9 * C-C4Na emban*kan dalam 6& m? aDuadest panas -ortir !F% 7& * paraffin .air :duk den*an stirrer 6 menit orpus !F% aDuadest sisa o.ok kuat ad 9&& m? masukan tabun* sedimentasi

EMULSI KERIN8 Campurkan 7& * parafin, 9 * C-C Na tanpa proses pen*emban*an !F% air 9# ml o.ok den*an stirrer selama 6 menit -asukkan dalam botol !F% air hin**a Aolume 9&&ml, ko.ok homo*en -asukkan kedalam tabun* sedimentasi

EMULSI SINTETIS Cawan pen*uap !F% .ampuran 7&* parafin, span )&, .etyl al.ohol Panaskan Campurkan tween )& dan air Panaskan diatas penan*as air G'&HC o.ok den*an stirrer selama 6 menit -asukkan dalam botol :d air hin**a Aolume 9&&ml , ko.ok homo*en -asukkan dalam tabun* sedimentasi

Dari setiap sediaan yan* dibuat, dilakukan pen*amatan terhadap : <Aaluasi or*anoleptis =iskositas sediaan Bobot (enis =olume sedimentasi

9I.

+asi) Pen0a2atan EMUL8ATOR ALAM

<ara Aarna

Or0an&)e1tis Rasa 5a'

9is/&sitas

5&:&t @enis 10B

9OLUME SE7IMENTASI %0B !0B 0B

+ari 1

Putih, terdapat 6 fasa Putih, terdapat 6 fasa

Tidak berbau

9@,#

&,)'

&,3)

&,3)

&,3#

&,37

&,36

II

Tidak berbau

69,"

69,"

&,77

&,76

&,76

&,76

&,73

eteran*an: Cara IE <mulsi basah Cara IIC <mulsi kerin* EMUL8ATOR SINTETIK
<ara Aarna Or0an&)e1tis Rasa 5a' 9is/&sitas 5&:&t @enis 10B 9&)'2e sedi2entasi %0B !0B 0B

+ari 1

Putih

Tidak

93),)

&,)6

berbau eteran*an : Perhitun*an berat (enis dan Aolume sedimentasi ada pada lampiran di halaman belakan*/

9II. Sediaan <mulsi basah <mulsi kerin* ,intetik

8a2:ar +ari /e 1 +ari /e !

e2:ahasan <mulsi adalah sediaan yan* men*andun* bahan obat .air atau larutan obat, terdispersi dalam .airan pembawa, distabilkan den*an 1at pen*emulsi atau surfaktan yan* .o.ok/ <mulsi merupakan sediaan yan* men*andun* dua 1at yan* tidak ter.ampr, biasanya air dan minyak, dimana .airan yan* satu terdispersi men(adi butir4butir ke.il dalam .airan yan* lain/ Dispersi ini tidak stabil, butir4butir ini ber*abun* !koalesen% dan membentuk dua lapisan air dan minyak yan* terpisah/ !-oh/ :nief, 6&&&% Dalam per.obaan ini dibuat sediaan berupa emulsi den*an men**unakan emul*ator alam dan emul*ator sintetik/ <mul*ator merupakan komponen yan* palin* pentin* a*ar memperoleh emulsi yan* stabil/ ,emua emul*ator beker(a den*an membentuk film !lapisan% di sekelilin* butir4butir tetesan yan* terdispersi dan film ini berfun*si untuk men.e*ah ter(adinya koalesen dan terpisahnya .airan dispers seba*ai fase terpisah/ Terbentuk dua tipe ma.am emulsi yaitu emulsi tipe -/: dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe :/- dimana fase intern adalah air dan fase e5tern adalah minyak/ !-oh/ :nief, 6&&&% <mul*ator alam yan* di*unakan adalah C-C4Na 9 $/ Pembuatannya men**unakan dua metoda yan* berbeda, yaitu metode korpus emulsi basah dan metoda korpus emulsi kerin*/ Pada metode korpus emulsi basah, emul*ator dikemban*kan terlebih dulu didalam air panas, baru kemudian di.ampurkan den*an minyak paraffin dan ditambahkan sisa air/ ,edan*kan metode korpus emulsi kerin*, tidak ter(adi pen*emban*an emul*ator terlebih dahulu, namun emul*ator,

minyak dan air lan*sun* di.ampurkan se.ara bersamaan/ Dari kedua metode, didapat perbandin*an Aolume sedimentasi dari *rafik dibawah :

Dari *rafik diatas, dapat di(elaskan bahwa pada metode korpus emulsi basah ter(adi kestabilan dari menit ke 9& sampai menit ke 6&, tetapi dari menit ke 7& sampai pen*amatan hari ke 9, terlihat penurunan Aolume sedimentasi tetapi tidak terlalu si*nifikan/ Namun har*a Aolume sedimentasi yan* didapat (auh dari har*a 9, dimana suatu emulsi yan* stabil nilai perbandin*an antara tin**i lapisan seperti susu den*an tin**i lapisan seluruh sediaannya mendekati 9/ Be*itupun den*an metode korpus emulsi kerin*, walaupun pada menit ke 6& sampai ke @& terlihat Aolume sedimentasi berada pada rentan* yan* stabil, tetapi har*a Aolume yan* didapat masih (auh dari har*a 9/ ,eharusnya dilakukan pen*amatan sampai

hari keti*a, namun karena beberapa hal pen*amatan hari keti*a tidak dapat dilakukan/ Bila dilihat dari perbandin*an har*a Aolume sedimentasi yan* didapat antara korpus emulsi basah den*an korpus emulsi kerin*, yan* lebih stabil adalah korpus emulsi basah/ 0ni dapat diterima karena pada metode korpus emulsi basah, emul*ator !C-C4Na% dikemban*kan terlebih dahulu yan* bertu(uan untuk menstabilkan emulsi sehin**a tidak ter(adi .reamin*/ ,elain den*an men**unakan emul*ator alam, dalam praktikum kali ini (u*a dilakukan pembuatan emulsi men**unakan emul*ator sintetik yaitu Tween dan ,pan )& @$ den*an penambahan setil al.ohol sebesar #$/ Data yan* didapat akan kami bandin*kan den*an emulsi kelompok lain yan* men**unakan Tween dan ,pan 7$ den*an penambahan setil al.ohol #$ dan men**unakan Tween dan ,pan 7$ den*an penambahan setil al.ohol 9#$ pada *rafik berikut:

Dari data diatas dapat dilihat bahwa emulsi yan* diberi Tween dan ,pan @$ F setil alkohol #$ den*an Tween dan ,pan 7$ F setil alkohol 9#$ menun(ukan data yan* stabil dari awal pembuatan sampai hari ke49/ ,edan*kan emulsi yan* diberi Tween dan ,pan @$ F setil alkohol 9#$ menun(ukan adanya penurunan Aolume sedimentasi namun pada akhirnya tetap menun(ukkan data yan* stabil/ dari keti*a data diatas dapat disimpulkan bahwa emulsi yan* men**unakan setil alkohol akan menun(ukan data yan* stabil/ Dilihat dari pen*amatan or*anoleptis pun emulsi Tween dan ,pan yan* ditambahkan setil alkohol terlihat seperti lapisan susu yan* putih, den*an kekentalan palin* besar adalah emulsi yan* ditambahkan setil alkohol 9#$/ 8al ini disebabkan karena, setil alkohol merupakan penstabil/ ,etil al.ohol akan membentuk suatu film

yan* tidak larut di atas lapisan bawah yan* sama dan .etil al.ohol (u*a dapat menin*katkan Aiskositas sehin**a dapat menstabilkan emulsi/ 8IP<, hal 97& Dari hasil pen*amatan Tween dan ,pan )& dan penambahan .etil al.ohol yan* dapat dilihat dalam *rafik pada data pen*amatan/ Jntuk Tween dan ,pan )& sama sa(a dimana kestabilannya ter(adi pada konsentrasi 949#$, untuk .etil al.ohol kestabilannya pada konsentrasi 64# $/ !8IP< hal #"9 dan 3'" %/ 8asil pen*amatan yan* didapat rata4rata stabil den*an men**unakan .etil al.ohol, mun*kin yan* membedakannya adalah kekentalan dan kepekatannya pada tiap konsentrasi/ Dari sediaan emulsi yan* dibuat dalam praktikum kali ini, yan* palin* menun(ukkan kestabilan adalah emulsi den*an emul*ator Tween dan ,pan yan* ditambahkan setil al.ohol/ Jmumnya suatu emulsi dian**ap tidak stabil se.ara fisik (ika : 2ase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman .enderun* untuk membentuk a*re*at dari bulatan4bulatan, (ika bulatan4bulatan atau a*re*at dari bulatan naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam, dan (ika semua atau seba*ian dari .airan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yan* berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi yan* merupakan hasil dari ber*abun*nya bulatan4bulatan fase dalam/ Disampin* itu suatu emulsi mun*kin san*at dipen*aruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta perubahan fisika dan kimia lainnya/ !:nsel,6&&#% Pada formulasi sediaan emulsi suatu obat, ada usaha yan* harus dilakukan a*ar obat tersebut dapat diberikan dan diabsorpsi oleh tubuh den*an baik/ Rasa yan* tidak enak akan menyulitkan pemberian pada pasien/ Contohnya, minyak (ika diminum se.ara lan*sun* akan memberikan efek yan* tidak enak ba*i pasien/ -aka untuk men*atasi permasalahan tersebut dilakukan suatu pen.ampuran a*ar rasa minyak tersebut tidak terasa pada pasien/ Cara tersebut adalah den*an membuat

minyak didispersikan dalam fase pendispersi yan* berupa air/ ,ehin**a saat diberikan kepada pasien tidak merasa menelan minyak melainkan air yan* akan dirasakannya/ :da beberapa ketidakstabilan dalam pembuatan emulsi, yaitu : 9/ Creamin* yaitu terpisahnya emulsi men(adi 6 lapisan, dimana yan* satu men*andun* fase disperse lebih banyak daripada lapisan yan* lain/ Creamin* bersifat reAersible/ 6/ oalesen dan .ra.kin* !breakin*% adalah pe.ahnya emulsi karena film yan* meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen !menyatu%/ ,ifatnya irreAersible, hal ini dapat ter(adi karena : Peristiwa kimia, seperti penambahan al.ohol, perubahan p8, penambahan CaI/CaCl6 e5i.atus/ Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyarin*an, pendin*inan, pen*adukan/ 7/ 0nAersi adalah peristiwa berubahnya se.ara tiba4tiba tipe emulsi o/w men(adi w/o atau sebaliknya/ ,ifatnya irreAersible/

9III.

Us')an F&r2')a 1. F&r2')a E2')si Para.in 2ormula standar !:nonim,9"')% 4 K&21&sisi 3

<mulsi paraffin dibuat berdasarkan resep standar yan* terdapat dalam 2ormularium nasional, yaitu: R/ Paraffinum liDuidum Cummi :rabi.um ,irupus simple5 =anillinum :ethanolum "&$ :Dua destillata hin**a 4 4 4 Penyi21anan 3 Dalam wadah tertutup baik 7&sis 3 ,ekali 6 sendok makan <atatan 3 9/ Di*unakan Com arab serbuk san*at halus 6/ Kika dimaksudkan untuk persediaan harus ditambahkan 1at pen*awet/ Dilihat dari sediaan yan* telah ditetapkan dalam formularium nasional, telah ditetapkan pembuatan emulsi parafin den*an berba*ai bahan tambahan dan men**unakan emul*ator alam/ 2ormularium nasional hanya seba*ai a.uan pembuatan sediaan/ Dalam praktikum ini setelah men*etahui se*ala perbandin*an yan* telah dibahas dapat dibuat suatu sediaan emulsi den*an men**unakan paraffin .air, bahan tambahan lain dan emul*ator yan* dibutuhkan, dan berhubun* kondisi lin*kun*an lainnya seperti adanya .ahaya, udara dan kontaminasi mikroor*anisme, dapat memberikan efek yan* men*ubah stabilitas emulsi, formulasi dan tindakan pen*emasan yan* sesuai harus dilakukan *una men*uran*i kerusakan stabilitas produk men(adi seke.il mun*kin/ ,eperti penambahan bahan4bahan lain dalam formulasinya, diantaranya : #& 9& 3 @ ml ml m* ml 96,# m*

9&& ml

R/ Paraffinum liDuidum Tween )& @$ ,pan )& @$ ,etil :lkohol 7$ ,irupus simple5 =anillinum :ethanolum "&$ :sam sitrat &,# $ :Dua destillata hin**a

#&

ml

3,79 * 9,@) * 7 9& 3 @ &,# * ml m* ml *

9&& ml

Parafin .air yan* di*unakan disini seba*ai bahan utama/ ,eba*ai emul*ator di*unakan tween dan span )& !@$% karena berdasarkan pen*amatan yan* telah dilakukan bahwa emul*ator sintetik lebih stabil dibandin*kan den*an emul*ator alam karena rentan* konsentrasi kestabilannya besar antara 949#$/ Penambahan setil alkohol (u*a dimaksudkan untuk menin*katkan Aiskositas dan kestabilan suatu sediaan/ Dalam formulasi ini hanya di*unakan setil alkohol den*an konsentrasi 7$ dimana batas kestabilannya adalah pada konsentrasi 64#$, kalau pen**unaannya terlalu tin**i maka Aiskositaspun akan menin*kat, dimana Aiskositas adalah salah satu faktor yan* dapat mempen*aruhi kestabilan emulsi/ Disini PC: seba*ai emul*ator alam memiliki rentan* kestabilan antara 9&49#$, bisa (u*a di*unakan tetapi den*an men**unakan emul*ator sintetik seperti Tween dan ,pan (auh lebih stabil, kalau den*an Aee*um itu pada saat pen*emban*annya sukar dilarutkan tidak seperti PC: dan C-C, sedan*kan C-C hanya memiliki rentan* kestabilannya pada konsentrasi &,#49$ sa(a/ ,elain itu penambahan sirupus simpleks untuk menutupi rasa yan* tidak enak, sehin**a obat dapat diterima baik oleh pasien, be*itu (u*a untuk menutupi aroma minyak yan* tidak disukai oleh pasien dilakukan penambahan Aanili seba*ai pewan*i/ Penambahan etanol seba*ai bahan pen*awet terhadap (amur, ra*i, bakteri yan* dapat menyebabkan

perubahan bahan pen*emulsi dalam suatu emulsi, yan* pada akhirnya men*akibatkan kerusakan pada sistem emulsi/ !:nsel, 6&&#% Ditambahkan antioksidan seperti asam sitrat ber*una untuk men(a*a sediaan emulsi a*ar tidak rusak karena adanya oksidasi, karena emulsi terdiri dari fase terdispersinya berupa minyak/ Produk emulsi mun*kin harus men(alani pen*an*kutan ke suatu tempat dan di*unakan ditempat yan* se.ara *eo*rafis berbeda4beda/ ,ehin**a selain itu biasanya dilakukan u(i eAaluasi dibawah kondisi eksperimen #&C,3&&C dan #&&C untuk menetapkan stabilitas produk/ ,tabilitas baik pada #&C dan 3&&C selama 7 bulan dian**ap seba*ai stabilitas minimum yan* harus dimiliki oleh suatu emulsi/ Waktu yan* lebih sin*kat pada #&&C dapat di*unakan seba*ai u(i alternatiAe/ !:nsel,6&&#% ID. 7a.tar P'sta/a :nief/ -oh/ 6&&&/ 2armasetika/ Lo*yakarta : Ca(ah -ada JniAersity Press/ 8al 97#, 93& :nonim, 9"'", 2armakope 0ndonesia, edisi 000, Departemen Republik 0ndonesia/ Kakarta/ 8al/ 3'# :nonim, 9""#, 2armakope 0ndonesia, edisi 0=, Departemen Republik 0ndonesia, Kakarta/ 8al/ '6, 9'# :nonim, 8andbook If Pharma.euti.al <5.ipients 0=/ :merika : :P8:/ 8al/ 97&, 3'", #)9, #"9 :nsel, 8oward C/6&&#/Pen*antar Bentuk ,ediaan 2armasi/ <disi 0=/ Kakarta : J0 Press/ 8al 7)', 7)) LAMPIRAN 9/ Perhitun*an berat (enis : Cara basah E esehatan esehatan

Cara kerin*

,urfaktan

6/ Perhitun*an Aolume sedimentasi :

8u E tin**i lapisan seperti susu 8& E tin**i seluruh sediaan <mulsi tipe basah : -enit ke 9& : E &,3)

-enit ke 6&

E &,3)

-enit ke 7&

E &,3#

-enit ke @&

E &,37

8ari ke 9

E &,36

<mulsi tipe kerin* : -enit ke 9& : E &,77

-enit ke 6&

E &,76

-enit ke 7&

E &,76

-enit ke @&

E &,76

8ari ke 9

E &,73

<mulsi men**unakan surfaktan : Dari menit ke 9& sampai hari ke 9 pen*amatan, tidak ter(adi perubahan Aolume, yaitu : E9

You might also like