You are on page 1of 143

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK POMPANISASI DESA KEBONCAU KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG

MIA MARDIYATULJANAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK POMPANISASI DESA KEBONCAU KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG

MIA MARDIYATULJANAH H44051447

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

RINGKASAN MIA MARDIYATULJANAH. Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Dibimbing Oleh UJANG SEHABUDIN. Pangan merupakan kebutuhan pokok rakyat yang ketersediaan, distribusi, dan tingkat harganya sangat berpengaruh pada stabilitas perekonomian nasional. Di era orde baru melalui pembangunan pertanian tanaman pangan, pada tahun 1984 telah mencapai swasembada beras. Namun dewasa ini telah disadari bahwa kemantapan swasembada tersebut masih rentan terutama terhadap perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, serta gejolak pasar. Kondisi iklim yang tidak menguntungkan, yaitu terjadinya kemarau panjang dan hujan berkepanjangan menyebabkan menurunnya produksi beras. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008), Kecamatan Ujungjaya memiliki luas panen terbesar yang merupakan daerah sentra produksi usahatani padi. Lahan sawah beririgasi teknis di Kecamatan Ujungjaya memiliki luas sebesar 1.552 hektar. Secara syarat pengairan jenis irigasi tersebut adalah irigasi teknis, namun pada kenyataannya sering terjadi kekeringan pada musim kemarau. Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama padi di Kecamatan Ujungjaya, diperlukan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya air pertanian dengan membangun irigasi pompanisasi. Proyek pompanisasi yang akan dilaksanakan di Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya merupakan proyek pemerintah karena dananya bersumber dari dana pemerintah (APBN). Kegiatan pembangunan irigasi pompa harus dipandang sebagai suatu proyek, maka harus dilakukan analisis kelayakannya secara ekonomi. Kriteria kelayakan yang digunakan adalah NPV, Net B/C, IRR, dan Analisis Sensitivitas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan antara petani tanpa pompanisasi dan petani dengan pompanisasi. Berdasarkan penelitian lapang diketahui bahwa 100 persen petani dengan pompanisasi melakukan pola tanam padi-padi-kedelai/sayuran dengan nilai intensitas tanam sebesar 300 persen. Sedangkan pola tanam petani tanpa pompanisasi adalah padi-padi-bera dengan nilai intensitas tanam sebesar 200 persen. Dengan demikian, penggunaan pompanisasi telah berhasil meningkatkan intensitas tanam sebesar 100 persen. Sehingga telah meningkatkan tingkat produksi padi per tahun sebesar 2.044 kg dan dapat memberikan tambahan produksi berupa kedelai sebesar 1.414 kg/ha, mentimun suri 20.684 kg/ha, mentimun 21.144 kg/ha dan oyong 8.261 kg/ha. Melalui perubahan pola tanam dan peningkatan intensitas tanam, kegiatan usahatani sawah dengan pompanisasi menyerap tenaga kerja total sebesar 900,7 HOK/tahun, sedangkan pada usahatani sawah tanpa pompanisasi hanya menyerap 206,5 HOK/tahun. Dengan digunakannya pompanisasi, terjadi peningkatan pengunaan tenaga kerja sebesar 694,2 HOK/tahun dan nilai tersebut sebanding dengan Rp 20.826.000,00. Akibat dari peningkatan tingkat produksi, pembangunan pompanisasi dapat meningkatkan penerimaan petani sebesar 118 persen dalam setahun, sehingga kesejahteraan mayarakat pun meningkat.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 80.257.566,00. Nilai ini berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 80.257.566,00. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1,10, hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,10. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 16 persen. Dengan demikian pembangunan pompanisasi yang akan dilaksanakan dinyatakan layak secara ekonomi. Berdasarkan tiga kelas petani yang dikelompokkan berdasarkan luas lahan menunjukkan bahwa petani pada kelas terkecil memiliki nilai yang paling efisien dalam kegiatan usahataninya dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan yang lebih besar. Dengan kata lain semakin kecil lahan yang dimiliki, nilai kelayakan usahataninya semakin efisien. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan kecil dapat lebih menekan biaya usahataninya dalam melakukan kegiatan usahatani. Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap harga input (harga pestisida). Berdasarkan data dari Departemen Pertanian terjadi ratarata peningkatan harga pestisida per liter per tahun sebesar 22 persen. Dari hasil analisis diperoleh NPV sebesar Rp 71.757.826,00. Nilai ini berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih sebesar Rp 71.757.826,00 dan masih layak untuk dilanjutkan. Nila Net B/C yang diperoleh sebesar 1,09, hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,09. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 16 persen. Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap harga pestisida pada masing-masing kelas luas lahan menunjukkan bahwa kegiatan uasahatani pada lahan yang lebih kecil dinyatakan lebih layak dibandingkan dengan lahan yang lebih luas apabila terjadi peningkatan harga pestisida sebesar 22 persen. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis switching value (nilai pengganti). Analisis tersebut juga dilakukan pada penelitian ini. Perubahan harga pestisida pada analisis kelayakan ekonomi mencapai kondisi yang mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima ketika NPV Rp 6.850.724,00. Nilai ini berarti bahwa investasi pompanisasi akan memberikan pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 6.850.724,00 selama 5 tahun pada nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1,00. Berarti setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,00. Sedangkan IRR yang diperoleh adalah 12 persen. Pada tingkat bunga ini NPV bernilai 0. Kondisi ini terjadi ketika harga pestisida meningakat sebesar 190 persen. Dengan demikian, secara ekonomi investasi pompanisasi layak untuk dilanjutkan jika terjadi peningkatan harga pestisida 190 persen dari semula. Dari hasil analisis diperoleh nilai perubahan yang bisa ditoleransi terhadap peningkatan harga pestisida pada masing-masing kelas luas lahan, yaitu pada kelas luas lahan 0,5 ha, secara ekonomi proyek tersebut mencapai kondisi yang mendekati keuntungan normal jika terjadi peningkatan harga pestisida berturutturut 250, 240 dan 150 persen dari semula.

Judul Skripsi : Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang Nama : Mia Mardiyatuljanah NRP : H44051447

Menyetujui, Dosen pembimbing

Ir. Ujang Sehabudin NIP. 19680301 1993031 003

Mengetahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc NIP. 19620421 198603 1 003

Tanggal Lulus:

PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL STUDI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK POMPANISASI DESA

KEBONCAU KECAMATAN UJUNGJAYA KABUPATEN SUMEDANG BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2009

Mia Mardiyatuljanah H44051447

RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Mia Mardiyatuljanah lahir pada tanggal 26 Maret 1987 di Sumedang, Jawa Barat. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Husen Ruhyat dan Yoyoh Rokayah. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah SDN Cimalaka III dengan tahun kelulusan 1999, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri I Cimalaka dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA Negeri I Sumedang sampai dengan tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi di Bogor, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan kurikulum Mayor-Minor. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan organisasi di kampus, antara lain adalah Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) WAPEMALA Sumedang dan Himpunan Profesi mahasiswa ESL (REESA). Penulis juga aktif dalam kegiatan kampus lainnya yaitu mengikuti Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2006. Penulis memiliki pengalaman mengikuti pelatihan Bank Syariah yang diadakan oleh The Sharia Banking Training Center Yogyakarta pada tahun 2007. Sampai saat ini, penulis adalah penerima beasiswa Supersemar.

KATA PENGANTAR Dengan rahmat dari Allah SWT, penulis mengucapkan segala syukur karena telah diberi kemudahan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dilatarbelakangi oleh rasa keingintahuan yang besar dari penulis terhadap nilai kelayakan proyek pertanian khususnya di wilayah Sumedang serta sebagai peryaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis melakukan penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pola tanam dan intensitas tanam, produksi, kesempatan kerja serta penerimaan usahatani dengan adanya proyek pompanisasi serta mengetahui kelayakan ekonomi proyek pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan pompanisasi terhadap produksi dan produktivitas lahan. Informasi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu pengambilan keputusan bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah dalam rangka pengembangan pertanian dan sebagai informasi bagi petani setempat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, sehingga saran dan kritik yang dapat memperbaiki penyusunan skripsi sangat diharapkan oleh penulis.

UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Kelayakan Ekonomi Proyek Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang dengan lancar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh penulis dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber, antara lain Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, UPTD Kecamatan Ujungjaya dan beberapa sumber lainnya. Dengan bimbingan dari Ir. Ujang Sehabudin, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan skripsi. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Kedua orang tua penulis, mamah dan abah, dengan penuh kesabaran selalu memberikan doanya dan mencurahkan kasih sayang kepada penulis. 2. Ir. Ujang Sehabudin yang memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 3. Bapak Suganda selaku perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, yang telah memberikan banyak masukan dan memperkenalkan penulis di lokasi penelitian. 4. Keluarga Bapak Juhanda dan Bapak Pepen yang telah banyak membantu penulis pada waktu penelitian.

5. Kakak penulis, Mbu, Ayah dan keponakan tercinta Agin dan Nabila yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis. 6. Keluarga Bumi Alit, Rina, TWiwit, Rita, Bude, Ika, Vina, Nznq, Dery dan teman-teman seperjuangan dari Sumedang. 7. Sahabat yang selalu memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis, Wina, Wini, Mila, Rika, Resa dan Bagus Pamungkas yang telah memberikan dukungan moril dan pengertiannya selama penulis menyelesaikan skripsi. 8. Teman-teman ESL yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis. Semoga skripsi hasil karya penulis dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................... i DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ v 1 1 4 6 6 6 7

2.1 Konsep Irigasi ................................................................................... 7 2.1.1 Definisi, Ruang Lingkup dan Fungsi Irigasi ............................ 7 2.1.2 Sumber Air dan Klasifikasi Irigasi ........................................... 8 2.2 Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 14 III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................... 17 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 3.1.1 Analisis Proyek ........................................................................ 3.1.2 Analisis Ekonomi ..................................................................... 3.1.3 Kriteria Kelayakan Investasi .................................................... 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ..................................................... 4.1 Lokasi dan Tempat Penelitian ........................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 4.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 4.4 Metode Analisis Data ........................................................................ 4.4.1 Analisis Pola dan Intensitas Tanam ......................................... 4.4.2 Analisis Kesempatan Kerja ...................................................... 4.4.3 Analisis Penerimaan Usahatani ................................................ 4.4.4 Analisis Kelayakan Investasi ................................................... 4.4.5 Analisis Sensitivitas ................................................................. 5.1 Gambaran Umum .............................................................................. 5.2 Keadaan Alam ................................................................................... 5.3 Penduduk dan Mata Pencaharian ...................................................... 5.4 Sarana dan Prasarana......................................................................... 5.5 Irigasi ................................................................................................ 17 17 18 21 24 27 27 27 29 29 30 31 31 33 35 36 37 40 40

IV. METODE PENELITIAN........................................................................ 27

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .................................. 35

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN ....................................................... 42

6.1 Jenis Kelamin .................................................................................... 6.2 Tingkat Usia dan Pengalaman Berusahatani ..................................... 6.3 Tingkat Pendidikan dan Pelatihan ..................................................... 6.4 Anggota Keluarga Petani Responden................................................ 6.5 Lahan Usahatani ................................................................................ 7.1 Perubahan Pola dan intensitas Tanam ............................................... 7.2 Tingkat Produksi ............................................................................... 7.3 Kesempatan Kerja ............................................................................. 7.4 Peningkatan Penerimaan Petani dan Kesejahteraan Masyarakat ...... 8.1 Penentuan Harga Bayangan .............................................................. 8.1.1 Harga Bayangan Sewa Lahan .................................................. 8.1.2 Harga Bayangan Tenaga Kerja ................................................ 8.1.3 Harga Bayangan Pupuk ............................................................ 8.1.4 Harga Bayangan Kedelai.......................................................... 8.2 Analisis Arus Tunai Penggunaan Pompanisasi secara Ekonomi ...... 8.2.1 Arus Penerimaan ...................................................................... 8.2.2 Arus Pengeluaran ..................................................................... 8.3 Analaisis Arus Tunai Kondisi Tanpa Proyek .................................... 8.4 Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi ....................................... 8.5 Analisis Senstivitas ...........................................................................

42 42 44 45 46 48 51 53 57 59 59 59 60 61 61 61 62 66 67 69

VII. PENGARUH POMPANISASI PADA KERAGAAN USAHATANI 48

VIII. ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI POMPANISASI ................ 59

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 72 9.1 Kesimpulan ....................................................................................... 72 9.2 Saran .................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................... 77

DAFTAR TABEL Nomor 1. 2. 3. 4. 5. Halaman 13 35 36 37 38 39 39 42 43 44 44 45 47 49 51 52 55 58 61 64 65 65 66 68 69 69 70 71

Jumlah Irigasi Pompa berdasarkan Ukuran Diameter Pompa..................... Kelompok Tani Berdasarkan Luas Lahan Desa Keboncau, Tahun2008 .... Luas Lahan dan Rata-rata Kepemilikan di Desa Keboncau, Tahun 2008 .. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Desa Keboncau, Tahun2008 .. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Keboncau, Tahun 2008 ............................................................................... 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Keboncau, Tahun 2008 ................................................................................................. 7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikannya di Desa Keboncau, Tahun 2008 ................................................................................................. 8. Jenis Kelamin Petani Responden ................................................................ 9. Tingkat Usia Petani Responden .................................................................. 10. Pengalaman Usahatani Petani Responden ................................................. 11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kursus Petani Responden ............... 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden ...................................... 13. Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden .................................... 14. Pola Tanam dan Intensitas Tanam Periode September 2007 Agustus 2008 .............................................................................................. 15. Tingkat Produksi Padi per ha Periode September 2007 Agustus 2008 .... 16. Tingkat Produksi Kedelai dan Sayuran per ha Periode September 2007 Agustus 2008 ..................................................................................... 17. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja per ha Periode September 2007 Agustus 2008 .............................................................................................. 18. Hubungan Antara Pola Tanam, Intensitas Tanam dan Penerimaan Usahatani Setahun ...................................................................................... 19. Penentuan Harga Ekonomi Pupuk ............................................................. 20. Komponen Biaya Investasi Pompanisasi, Tahun2008 ............................... 21. Biaya Usahatani Padi per ha di Lokasi Proyek, Tahun 2008 ..................... 22. Biaya Usahatani Kedelai dan Sayuran per ha di Lokasi Proyek ................ 23. Biaya Usahatani Padi per ha di Lokasi Non Proyek, Tahun 2008 ............. 24. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden ................................................................ 25. Biaya Usahatani untuk Traktor dan Pestisida per ha per tahun, 2008 ....... 26. Peningkatan Harga Pestisida, Tahun 1997-2006 ....................................... 27. Analisis Sensitivitas Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden .................................................................................................. 28. Analisis Switching Value Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden .......................................................................................

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman

1. Pengklasifikasian Irigasi Berdasarkan Empat Sudut Pandang ..................... 11 2. Alur Kerangka Pemikiran ............................................................................ 26

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 78 79 80 81 81 81 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106 107 108

1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Wilayah .............. 2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Sumedang ... 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairannya ....................................... 4. Nilai Produksi Usahatani pada Sawah Dengan Pompanisasi ..................... 5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pompanisasi di Lokasi Proyek .............. 6. Nilai Produksi Usahatani di Lokasi Non Proyek ....................................... 7. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi ................................................ 8. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas sawah 0,5 ha) ............ 9. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas sawah 0,5-1 ha) ........... 10. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas sawah 1 ha) ............... 11. Analisis Sensitivitas Pada Peningkatan Harga Pestisida Sebesar 22% ...... 12. Analisis Sensitivitas (Luas sawah 0,5 ha) ................................................ 13. Analisis Sensitivitas (Luas sawah 0,5-1 ha) ............................................... 14. Analisis Sensitivitas (Luas sawah 1 ha) ................................................... 15. Analisis Switching Value Terhadap Peningkatan Harga Pestisida ............. 16. Analisis Switching Value (Luas sawah 0,5 ha) ........................................ 17. Analisis Switching Value (Luas sawah 0,5-1 ha) ....................................... 18. Analisis Switching Value (Luas sawah 1 ha) ........................................... 13. Peta Lokasi Pompanisasi Desa Keboncau.................................................. 14. Lampiran Gambar Pompanisasi ................................................................. 15. Kuisioner Penelitian ...................................................................................

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok rakyat yang ketersediaan, distribusi, dan tingkat harganya sangat berpengaruh pada stabilitas perekonomian nasional. Pada era orde baru melalui pembangunan pertanian tanaman pangan, Indonesia telah mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Namun dewasa ini telah disadari bahwa kemantapan swasembada tersebut masih rentan terutama terhadap perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, serta gejolak pasar. Kondisi iklim yang tidak menguntungkan, yaitu terjadinya kemarau panjang dan hujan berkepanjangan menyebabkan menurunnya produksi beras. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi tahun 2007 sebesar 57,16 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan dengan produksi tahun 2006, terjadi kenaikan sebanyak 2,70 juta ton (4,96 persen). Kenaikan produksi terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 361.21 ribu ha (3,06 persen) dan juga produktivitas sebesar 0,085 ton/ha (1,84 persen). Kenaikan produksi padi tahun 2007 tersebut terjadi di Luar Jawa sebesar 2,20 juta ton (8,97 persen) dan di Jawa sebesar 0,51 juta ton (1,69 persen). Di Luar Jawa, peningkatan produksi disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 393,85 ribu ha (6,47 persen) dan juga produktivitas sebesar 0,094 ton/ha (2,33 persen). Di Jawa, kenaikan produksi disebabkan oleh peningkatan produktivitas sebesar 0,119 ton/ha (2,27 persen), sedangkan luas panen mengalami penurunan seluas 32,64 ribu ha (0,57 persen). Sementara itu upaya mempertahankan swasembada beras membutuhkan ketersediaan lahan dan air. Sektor pertanian merupakan pengguna air terbesar,

dimana lebih dari 80 persen pemanfaatan air di Indonesia digunakan untuk mendukung budidaya usahatani. Berdasarkan potensi sumber airnya, Indonesia terbagi dalam tiga wilayah besar, yaitu : a. Wilayah dengan potensi rendah, kurang dari 10.000 m3/kapita/tahun meliputi pulau Jawa, Madura, Bali dan Nusa Tenggara. b. Wilayah dengan potensi sedang antara 10.000 100.000 m3/kapita/tahun meliputi pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku. c. Wilayah dengan potensi tinggi, lebih dari 100.000 m3/kapita/tahun meliputi pulau Kalimantan dan Irian. Bila dilihat dari potensi yang ada, ketersediaan air relatif tetap dari waktu ke waktu karena mengikuti siklus hidrologi. Tingginya kebutuhan akan sumberdaya air di pulau Jawa terutama disebabkan oleh kepadatan penduduk dan industrialisasi yang berkembang pesat. Disamping itu kepadatan penduduk dan industrialisasi juga berimplikasi kepada pembukaan lahan untuk areal perumahan baru dan kawasan industri baru yang mengkonversikan lahan-lahan sawah. Dengan kata lain kebutuhan lahan dan air untuk pertanian mendapat saingan dari kebutuhan perumahan dan industri. Dalam rangka peningkatan fungsi dan pengendalian tata air untuk pertanian dapat diterapkan sistem irigasi. Melalui irigasi, sumberdaya air dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif. Proyek-proyek pembangunan irigasi di Indonesia telah dilaksanakan sejak Pelita ke I hingga sekarang. Pembangunan irigasi tersebut terutama ditujukan untuk peningkatan produksi sektor pertanian, khususnya tanaman pangan. Adanya irigasi tersebut dapat menjamin ketersediaan air sepanjang tahun terutama musim kemarau.

Menurut jenis pengairannya (Badan Pusat Statistik, 2008), luas lahan sawah di Indonesia terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 2,19 juta ha (27,72 persen), lahan sawah irigasi setengah teknis 990 ribu ha (12,56 persen), irigasi sederhana 1,58 juta ha (19,99 persen), lahan sawah tadah hujan 2,09 juta ha (26,49 persen) dan lahan sawah pasang surut serta lainnya masing-masing 658 ribu ha (8,34 persen) dan 387 ribu ha (4,91 persen). Luas lahan sawah irigasi teknis merupakan luas lahan sawah terluas menurut jenis pengairannya. Namun pada kenyataannya lahan sawah yang beririgasi teknis tersebut sering mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. Sedangkan luas lahan sawah tadah hujan menduduki peringkat kedua diantara luasan sawah yang lain. Hal tersebut membuktikan bahwa masih banyak lahan sawah yang mengandalkan curah hujan sebagai sumber air bagi usahatani. Agar lahan sawah tidak mengalami krisis air ketika musim kemarau, maka suatu usaha pembangunan proyek irigasi sangat diperlukan. Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008) menunjukkan bahwa lahan sawah yang ditanami padi sawah memiliki luas panen sebesar 62.327 ha. Kecamatan Ujungjaya memiliki luas panen terbesar yaitu 6.215 ha yang merupakan daerah sentra usaha produksi padi dengan produksi sebesar 36.212 ton dan produktivitas sebesar 5.827 ton/ha yang disajikan pada Tabel lampiran 2. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008), lahan sawah beririgasi teknis di Kecamatan Ujungjaya memiliki luas sebesar 1.552 ha (Tabel lampiran 3). Secara syarat pengairan jenis irigasi tersebut adalah irigasi teknis, namun pada kenyataannya sering terjadi kekeringan pada musim kemarau. Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama padi di Kecamatan

Ujungjaya, diperlukan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan sumberdaya air pertanian dengan membangun irigasi pompanisasi. 1.2. Perumusan Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar yang mempengaruhi kehidupan dan kestabilan perekonomian nasional secara umum dan kesejahteraan masyarakat tani pada khususnya. Usaha pemenuhan pangan melalui peningkatan produksi pangan dapat dilakukan dengan cara perluasan lahan pertanian serta pemanfaatan lahan kering dan rawa (ekstensifikasi) dan penggunaan teknologi (intensifikasi). Sehubungan adanya konversi lahan dari sawah menjadi bukan sawah, upaya yang dapat dilakukan adalah intensifikasi. Usaha intensifikasi yang dilakukan tidak terlepas dari dukungan irigasi yang kuat. Dukungan irigasi yang kuat dapat berupa rehabilitasi jaringan yang sudah ada maupun pembangunan sistem irigasi yang baru. Rencana pembangunan sistem irigasi yang akan dilaksanakan pada bulan September 2009 di Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya merupakan sistem irigasi pompanisasi. Awalnya frekuensi penanaman padi di lokasi penelitian dilakukan dua kali dalam setahun dan mendapat pengairan dari Sungai Cipelang, namun jika telah memasuki musim kemarau sungai tersebut mengalami kekeringan sehingga sawah tidak dapat ditanami kembali. Di lokasi tersebut terdapat Sungai Cimanuk yang ketersediaan airnya cukup besar dan berpotensi untuk mengairi sawah khususnya pada musim kemarau. Lokasi sungai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan lokasi sawah sehingga perlu adanya suatu sistem irigasi pompanisasi agar air sungai tersebut dapat mengairi sawah dan frekuensi penanaman berubah menjadi tiga kali dalam setahun. Jika terjadi

kenaikan frekuensi penanaman, maka kesempatan kerja bagi petani akan meningkat pula. Proyek pompanisasi yang akan dilaksanakan di Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya merupakan proyek pemerintah karena dananya bersumber dari dana pemerintah (APBN). Setelah irigasi pompanisasi tersebut dibangun, pengelolaan irigasi tersebut selanjutnya akan diatur oleh sebuah koperasi yaitu Koperasi Tani Permata, sehingga petani yang mendapat pengairan dari irigasi pompa tersebut diharuskan membayar iuran sebesar 280 kg/ha/tahun Gabah Kering Panen (GKP). Kegiatan pembangunan irigasi pompa harus dipandang sebagai suatu proyek, maka harus dilakukan analisis kelayakannya secara ekonomi. Apabila proyek pembangunan irigasi pompa telah dilakukan, diharapkan dari pemanfaatan irigasi tersebut dapat meningkatkan produksi padi. Adanya peningkatan pada hasil produksi dapat menimbulkan perubahan pada penerimaan usahatani. Sehubungan dengan hal yang telah diuraikan diatas maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perubahan pola tanam dan intensitas tanam, tingkat produksi, kesempatan kerja serta penerimaan usahatani dengan adanya proyek pompanisasi di Desa Keboncau? 2. Apakah investasi proyek pompanisasi Desa Keboncau layak secara ekonomi? 3. Bagaimana kelayakan kegiatan usahatani masing-masing kelas usahatani Desa Keboncau berdasarkan luas lahan yang dimiliki?

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis perubahan pola tanam dan intensitas tanam, tingkat produksi, kesempatan kerja serta penerimaan usahatani dengan adanya proyek pompanisasi di Desa Keboncau. 2. Menganalisis kelayakan ekonomi proyek pompanisasi Desa Keboncau. 3. Menganalisis kelayakan kegiatan usahatani masing-masing kelas usahatani Desa Keboncau berdasarkan luas lahan yang dimiliki. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang kelayakan investasi irigasi pompa secara ekonomi dan informasi tentang pengaruh penggunaan pompanisasi terhadap produksi dan produktivitas lahan. Informasi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu pengambilan keputusan bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah dalam rangka pengembangan pertanian dan sebagai informasi bagi petani setempat. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan atau data bagi peneliti yang akan melakukan studi lanjutan tentang permasalahan yang sama. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup dan keterbatasan sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada tingkat desa di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Adapun desa yang dijadikan sampel adalah Desa Keboncau dan Desa Cipelang yang berturut-turut mewakili desa yang mengusahakan sawah tanpa pompanisasi dan sawah dengan pompanisasi.

2. Objek penelitian adalah petani yang mengusahakan sawah dengan pompanisasi dan petani yang mengusahakan sawah tanpa pompanisasi. 3. Sumber dana berasal dari pemerintah. 4. Luas lahan yang diairi irigasi adalah 75 ha sehingga baik perhitungan hasil produksi ataupun biaya usahatani seluruhnya dikonversikan ke dalam 75 ha. 5. Hasil produksi diasumsikan dijual seluruhnya. 6. Harga yang digunakan adalah harga bayangan (shadow price) yang merupakan nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif terbaik (social opportunity cost). 7. Manfaat yang diperhitungkan dibatasi pada manfaat yang dapat diukur (tangible benefit). 8. Tingkat diskonto yang digunakan sebesar 12 persen yang merupakan suku bunga Bank komersil pada tahun 2009. 9. Umur irigasi adalah 5 tahun, ditentukan dari ketahanan pompa secara teknis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Irigasi 2.1.1. Definisi, Ruang Lingkup dan Fungsi Irigasi Irigasi merupakan bagian pengairan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan, irigasi adalah usaha pengadaan dan pengaturan air secara buatan, baik air tanah maupun air permukaan untuk menunjang pertanian. Adapun ruang lingkup irigasi menurut UU No. 11 tahun 1974, meliputi : 1. Pengadaan/pengembangan sumber-sumber air alamiah dan penggunaannya 2. Pengaliran air dari daerah sumber areal pertanian yang membutuhkan 3. Pemberian dan pembagian air ke areal pertanian sampai ke tingkat usahatani 4. Pembuangan kelebihan air dari areal pertanian (drainase) secara teratur dan terkendali. Menurut Dumairy (1992) irigasi yang dibangun di lahan pertanian berfungsi sebagai penjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologis tanaman seperti untuk evapotranspirasi, proses asimilasi, pelarut unsur hara, media pengangkut unsur-unsur di dalam tubuh tanaman, pengatur tegangan sel (turgor). Air irigasi dapat memberikan memberikan kelembapan dan melindungi dari kekeringan di musim kemarau. Di samping itu air irigasi juga mencuci garamgaram di dalam tanah dan menyuburkan tanah serta memudahkan dalam pengolahan. Air irigasi yang baik adalah air irigasi yang dapat memenuhi fungsi irigasi dan tanpa menimbulkan efek sampingan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman serta merusak struktur dan kesuburan tanah. Kualitas air irigasi

ditentukan oleh kandungan garam-garam yang terlarut dan jenis lumpur yang dibawanya. Menurut Dumairy (1992) air irigasi yang baik dan berkualitas tinggi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tidak mengandung zat-zat yang meracuni tanaman. 2. Memiliki pH sekitar 4,5-9. 3. Memiliki suhu optimal antara 250C-300C. 4. Lumpur yang dibawanya bertekstur sedang berstruktur remah serta banyak mengandung unsur hara. 5. Bila air sumber berwarna keruh karena kandungan lumpurnya, maka yang baik adalah berwarna kuning, coklat atau hitam. 2.1.2. Sumber Air dan Klasifikasi Irigasi Sumber air irigasi pada umumnya berasal dari sungai, danau atau waduk dan air tanah. Sungai berfungsi sebagai pengumpul curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut. Tandon air alami berupa cekungan permukaan tanah yang mengumpulkan air hujan disebut danau. Sedangkan waduk merupakan danau buatan yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan selama musim penghujan agar dapat dimanfaatkan pada musim kemarau, waduk yang berukuran kecil disebut embung. Penggunaan air tanah dan mata air umumnya digunakan di daerah persawahan yang sulit memperoleh sumber air irigasi dan itupun masih sangat terbatas di Indonesia. Menurut Dumairy (1992) irigasi dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga sudut pandang. Pertama, berdasarkan cara penyampaian air ke areal persawahan, irigasi dibedakan atas irigasi aliran, irigasi pompa, irigasi aliran dapat dibedakan lagi (1) berdasarkan pengaliran airnya yang terdiri dari irigasi perenial dan irigasi

innundasi dan (2) berdasarkan bangunannya terdiri dari irigasi langsung dan irigasi tidak langsung. Kedua, berdasarkan pemberian airnya pada tanaman irigasi dibedakan atas irigasi permukaan, irigasi curah dan irigasi bawah tanah. Ketiga, berdasarkan teknik bangunannya dibedakan atas irigasi teknis, irigasi semi teknis dan irigasi sederhana. Menurut Soenarno dalam Muchtar (2002) menambahkan berdasrkan pengelolannya dibedakan irigasi pemerintah dan irigasi desa. Secara lengkap klasifikasi irigasi digambarkan pada Gambar 1.

Berdasarkan aliran : - Irigasi parenial - Irigasi innundasi Irigasi aliran Berdasarkan cara penyampain air
Berdasarkan bangunan: - Irg. Aliran langsung - Irg. Aliaran tidak langsung

Irigasi pompa Irigasi permukaan

Berdasarkan pemberian air pada tanaman Klasifikasi irigasi

Irigasi curah Irigasi bawah tanah

Irigasi teknis Berdasarkan teknik bangunannya

Irigasi semi teknis

Irigasi sederhana

Berdasarkan pengelolaanya

Irigasi pemerintah Irigasi desa

Gambar 1. Pengklasifikasian Irigasi Berdasarkan Empat Sudut Pandang Sumber : Dumairy (1992) dan Soenarno (1995)

Irigasi aliran (flow irrigation) adalah tipe irigasi yang penyampain airnya ke daerah pertanian dengan cara pengaliran. Berdasarkan pengalirannya, irigasi aliran dibedakan atas irigasi perenial yaitu sistem irigasi yang penyediaan airnya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman selama masa pertumbuhan dan irigasi innundasi yaitu sistem irigasi dimana tanah yang akan dikerjakan atau ditanam

terendam air secara tidak sengaja kemudian ditanami setelah pengeringan secara alamiah. Terdapat beberapa sumber air yang digunakan untuk irigasi pompa, diantaranya air tanah dan sungai. Pompanisasi merupakan salah satu jenis irigasi pompa yang berumber dari air sungai. Kecamatan Ujungjaya merupakan daerah sentra usaha produksi padi di Kabupaten Sumedang, sehingga berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi telah dilakukan yang salah satunya adalah pembangunan pompanisasi. Menurut data dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pertanian Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang, jumlah irigasi pompa yang telah dibangun adalah sebanyak 216 buah. Pompa yang berdiameter 2, 3 dan 4 inchi merupakan irigasi pompa yang bersumber dari air tanah. Jenis irigasi pompa ini sering digunakan untuk pengairan lahan yang dimanfaatkan untuk tanaman palawija dan sayuran. Irigasi pompa ukuran tersebut mampu mengairi lahan seluas 5 ha. Sedangkan pompa yang berdiameter 6 inchi merupakan irigasi pompa yang bersumber dari air sungai. Jenis irigasi pompa ini sering digunakan untuk pengairan lahan sawah seperti padi. Irigasi pompa ukuran tersebut mampu mengairi lahan sawah seluas 30 ha yang berfungsi mengairi sawah pada musim tanam ketiga. Salah satu contoh pompanisasi yang sudah berjalan di Kecamatan Ujungjaya adalah pompanisasi yang berlokasi di Desa Cipelang. Pompanisasi tersebut mampu mengairi sawah terutama pada musim kemarau.

Tabel 1. Jumlah Irigasi Pompa berdasarkan Ukuran Diameter Pompa Diameter Pompa Air (inchi) Jumlah 2 117 3 63 4 23 6 13 Total 216
Sumber : UPTD Pertanian Kecamatan Ujungjaya (2008)

Berdasarkan bangunannya irigasi aliran dibedakan atas irigasi aliran langsung yaitu irigasi aliran yang menggunakan bendungan sebagai bangunan airnya dan irigasi aliran tak langsung yaitu irigasi aliran yang menggunakan waduk sebagai bangunan airnya. Perbedaan antara waduk dan bendungan terletak pada air yang telah dinaikkan permukannya langsung dialirkan ke saluran induk pada bendungan dan pada waduk terlebih dahulu terbentuk genangan menyerupai danau kemudian baru dialirkan. Irigasi permukaan (surface irrigation) adalah metode irigasi yang pemberian airnya pada tanaman dilakukan dengan cara penggenangan atau pengaliran di permukaan tanah. Irigasi curah (sprinkle irrigation) metode irigasi yang pemberian airnya pada tanaman dilakukan dengan cara mencurahkan air dari bagian atas tanaman seakan-akan disiram oleh air hujan. Sedangkan irigasi bawah tanah (subsurface irrigation) merupakan metode pemberian air pada tanaman dengan cara mengalirkan air di bawah permukaan tanah areal tanam. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1985), irigasi teknis adalah jaringan irigasi yang bangunan-bangunannya dibuat dengan konstruksi permanen, dilengkapi dengan alat ukur dan pengatur debit air, sehingga air irigasi dapat diukur dan dikendalikan dengan baik. Irigasi semi teknis adalah jaringan irigasi yang dibuat dengan konstruksi permanen atau semi permanen, dilengkapi dengan

alat pengatur debit atau pengukur debit, sehingga umumnya debit air dapat diatur tetapi tidak dapat diukur atau sebaliknya, dapat diukur tetapi tidak dapat diatur. Sedangkan irigasi sederhana adalah jaringan irigasi yang bangunan-bangunannya yang dibuat dengan konstruksi semi permanen atau darurat dan tidak dilengkapi alat pengukur maupun pengatur debit air, sehingga hasil yang dicapai asal air mengalir sampai ke petak-petak sawah. Irigasi pemerintah adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dilaksanakan operasi dan pemeliharaan (O&P)nya oleh pemerintah daerah, biasanya dengan tingkat teknologi teknis dan atau semi teknis. Sedangkan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh desa atau Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), biasanya tingkat teknologi sederhana dan areal pelayanan terbatas. 2.2. Penelitian Sebelumnya Penelitian Janah (1997) mengenai penggunaan irigasi pompa di Desa Watestani Kecamatan Nguling dan Desa Pohgadig Kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pola dan intensitas tanam. Pola tanam semula padi/jagung kedelai/jagung menjadi padi jagung/kedelai jagung/kedelai/kacang hijau kacang hijau. Peningkatan pada pola dan intensitas tanam berarti peningkatan produktivitas lahan. Intensitas tanam pada lokasi proyek mencapai 300 persen sampai 400 persen sedangkan pada lokasi non proyek hanya 200 persen. Di dalam menganalisis kelayakannya (analisis finansial) peneliti membuat dua skenario sumber dana dan investasi. Skenario pertama sumberdaya seluruhnya berasal dari pinjaman dengan proporsi 60 persen pinjaman luar negeri

dan 40 persen pinjaman dalam negeri. Dengan tingkat diskonto 16,50 persen, hasil analisis finansial pada kedua skenario menunjukkan bahwa investasi tidak layak untuk dilakukan. Namun analisis ekonomi pada kedua skenario menunjukkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian investasi tersebut merugikan investor tetapi menguntungkan masyarakat. Hasil perhitungan analisis kelayakan skenario 1 adalah pada analisis finansial diperoleh NPV sebesar Rp 135.069.115,00 yang bernilai negatif, Net B/C sebesar 0,0001 dan IRR tidak dapat ditentukan, sedangkan pada analisis ekonomi diperoleh NPV sebesar Rp 175.762.500,00 , Net B/C sebesar 2,76 dan IRR lebih besar dari 50 persen. Hasil perhitungan ananlisis kelayakan skenario 2 adalah pada analisis finansial diperoleh NPV sebesar Rp 135.369.106,00 yang bernilai negatif, Net B/C sebesar 0,0167 dan IRR yang tidak dapat ditentukan sedangkan pada analisis ekonomi diperoleh NPV sebesar Rp 201.719.192,00 , Net B/C tak hingga dan IRR lebih dari 50 persen. Penelitian mengenai irigasi yang dilakukan oleh Muchtar (2002) di Padangbeunghar Kecamatan Jampang Tengah, merupakan pembangunan dan pengelolaan irigasi yang berada dibawah Departemen Pekerjaan Umum Subdinas Pengairan Kabupaten Sukabumi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investasi irigasi desa layak secara finansial karena telah memenuhi kriteria kelayakan, dengan nilai NPV sebesar Rp 151.690.232,00 , Net B/C sebesar Rp 1,14 dan IRR sebesar 59,65 persen. Pembangunan irigasi telah meningkatkan produksi dan produktivitas lahan melalui peningkatan pola dan intensitas tanam. Pola tanam petani dengan irigasi adalah padi-padi-padi sementara petani tanpa irigasi hanya padi-bera. Intensitas

tanam pada petani dengan irigasi sebesar 300 persen sedangkan petani tanpa irigasi hanya sebesar 100 persen. Sehingga peningkatan produksi pada lahan irigasi secara keseluruhan adalah 211,76 persen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan

dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (Gray, 1993). Menurut Gittinger (1986) proyek pertanian adalah suatu kegiatan usaha yang menggunakan sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Identifikasi manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek, akan memberitahukan tingkat keuntungan suatu proyek. Secara sederhana Gittinger (1986) mendefinisikan biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan dan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Menurut Kadariah (1978) manfaat dari suatu proyek terdiri dari manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung (direct benefits) adalah manfaat yang timbul atau langsung dirasakan dalam suatu proyek sedangkan manfaat tidak langsung (indirect benefits) adalah manfaat yang timbul atau dirasakan diluar proyek karena adanya realisasi dari suatu proyek. Dari kedua jenis manfaat tersebut ada manfaat yang dapat diukur (tangible benefits) dan manfaat yang tidak dapat diukur (intangible benefits). Manfaat tangible adalah manfaat yang dapat diukur dengan uang atau dikuantifikasi seperti peningkatan produksi, pendapatan dan lain-lain, sedangkan manfaat intangible merupakan manfaat yang tidak dapat diukur yaitu suatu manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang seperti peningkatan distribusi pendapatan, peningkatan ketahanan nasional dan lain-lain.

Seperti halnya manfaat, biaya dibedakan menjadi biaya yang dapat diukur dengan uang dan ada biaya yang tidak dapat diukur dengan uang. Biaya yang dapat diukur dengan uang seperti biaya operasional dalam pelaksanaan proyek dan biaya yang tidak dapat diukur seperti pencemaran air, udara dan rusaknya pemandangan. Menurut Gray (1993) dalam rangka perhitungan manfaat dan biaya, maka dalam analisis privat dipergunakan harga-harga pasar, sedangkan dalam analisis ekonomi dipergunakan harga bayangan (shadow price). Sebagai patokan ialah bahwa apa saja yang secara langsung atau tidak langsung menambah konsumsi barang-barang atau jasa-jasa sehubungan dengan proyek digolongkan sebagai manfaat proyek. Sebaliknya, apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek digolongkan sebagai biaya proyek. Produk maupun jasa merupakan contoh yang disebut sebagi goods (barang) oleh para ekonom, dan jika jumlah barang bertambah berarti kemakmuran seseorang pun meningkat. 3.1.2. Analisis Ekonomi Perhitungan manfaat dan biaya proyek pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek. Suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial, jika yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai manfaat adalah segala sesuatu yang diperoleh orang-orang atau badan-badan swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Sebaliknya suatu perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau ekonomi, jika yang berkepentingan langsung

dalam manfaat dan biaya proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini, yang dihitung adalah seluruh manfaat yang terjadi dalam masyarakat sebagai hasil dari proyek dan semua biaya yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati manfaat dan siapa yang mengorbankan sumber-sumber tersebut. Menurut Gray (1993) pada dasarnya perhitungan dalam analisis privat dan analisis ekonomi berbeda menurut lima hal, yaitu dalam hal penggunaan harga, perhitungan pajak, subsidi, biaya investasi atau pelunasan pinjaman, serta dalam hal bunga. a. Harga Dalam analisis privat, harga yang digunakan adalah harga-harga pasar baik untuk sumber-sumber yang dipergunakan dalan proses produksi maupun untuk hasil-hasil produksi dari proyek. Dalam analisis ekonomi, harga yang digunakan adalah harga bayangan (shadow price) yang merupakan nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif terbaik (social opportunity cost). b. Pajak Dalam analisis privat, pajak adalah biaya yang dibayarkan kepada instansi pemerintah. Dengan kata lain, pajak harus dikurangkan dari benefit/manfaat. Sebaliknya, dalam analisis ekonomi, pajak merupakan transfer, yaitu bagian dari benefit/manfaat proyek yang diserahkan kepada pemerintah, jadi tidak dikurangi dari komponen manfaat. Dengan kata lain, dalam analisis ekonomi, pajak tidak termasuk dalam sumber-sumber riil yang

penggunaannya dalam proyek menyebabkan timbulnya social opportunity cost dari segi masyarakat. c. Subsidi Subsidi adalah transfer yang perhitungannya merupakan kebalikan dari pajak. Dalam analisis privat, penerimaan subsidi berarti pengurangan biaya yang harus ditanggung oleh si pemilik proyek. Oleh sebab itu, subsidi mengurangi biaya. Dalam analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumbersumber yang dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek. Oleh sebab itu, subsidi yang diterima proyek adalah beban masyarakat, sehingga dari segi perhitungan ekonomi tidak mengurangi biaya proyek. d. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman Dalam analisis privat, yang tergolong biaya investasi pada tahap permulaan proyek hanyalah yang dibiayai dengan modal sendiri. Bagian investasi yang dibiayai dengan modal pinjaman, baik dari dalam maupun luar negeri, tidak dianggap sebagai biaya pada saat dikeluarkannya, sebab pengeluaran modal milik pihak lain tidak merupakan beban dari segi penanam modal swasta. Di lain pihak, yang menjadi beban penanam modal adalah arus pelunasan pinjaman tersebut beserta bunganya pada tahap produksinya. Dalam analisis ekonomi, seluruh biaya investasi baik yang berasal dari modal yang dihimpun dari dalam atau luar negeri maupun dari modal saham atau pinjaman dianggap sebagai biaya proyek pada saat dikeluarkannya. Jadi, pelunasan pinjaman yang digunakan untuk membiayai sebagian investasi tersebut diabaikan dalam perhitungan biaya ekonomi, demi menghindari perhitungan ganda (double-counting). Terdapat pengecualian bila bagian

investasi dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya untuk proyek itu sendiri. Dana pinjaman tidak boleh dipakai untuk proyek lain apabila proyek tersebut tidak jadi dilaksanakan. Sama halnya dalam perhitungan privat, biaya pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya untuk proyek termaksud diperhitungkan berupa arus pelunasan pinjaman tersebut. e. Bunga Dalam analisis privat, bunga atas pinjaman dari dalam atau luar negeri merupakan biaya proyek. Bunga atas modal sendiri (bukan modal pinjaman) yang ditanamkan dalam proyek dianggap sebagai bagian dari benefit yang diterima si penanam modal atas investasi modal tersebut. Dalam analisis sosial atau ekonomi, bunga atas pinjaman dalam negeri tidak dimasukkan sebagai biaya, karena modal tersebut dapat dianggap sebagai modal masyarakat dan oleh sebab itu bunganya pun dianggap sebagai bagian dari benefit ekonomi. Dalam analisis ekonomi, biaya yang dihitung adalah biaya investasi pada waktu investasi itu dilaksanakan. Pembayaran bunga dari pendapatan yang timbul karena adanya kegiatan operasi hanyalah merupakan transfer payments dari satu pihak ke pihak lain. 3.1.3. Kriteria Kelayakan Investasi Terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan diterima tidaknya suatu usulan proyek. Kriteria yang digunakan dalam analisis finansial dan analisis ekonomi antara lain Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Rasio Manfaat-Biaya Bersih (Net Benefit Cost-Ratio, Net B/C), dan Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR). Dalam semua kriteria itu

baik benefit dan cost dinyatakan dalam nilai sekarang (the present value) dengan metode arus tunai terpotong (discounted cash flow), hal ini didasarkan kepada adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money). Menurut Gray (1993), penggunaan ketiga kriteria kelayakan tersebut lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV) Net Present Value dari suatu proyek adalah nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara penerimaan dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. Ukuran ini bertujuan untuk mengurutkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal dimana biaya proyek memberikan NPV yang sama atau NPV yang kurang lebih sama setiap tahun. Proyek dinyatakan layak jika NPV lebih besar atau sama dengan nol. Jika NPV sama dengan nol berarti biaya dapat dikembalikan persis sama besar oleh proyek. Pada kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi, sedangkan NPV lebih kecil dari nol proyek tidak layak dilakukan. Sumber-sumber yang dipakai proyek tersebut lebih baik dialokasikan pada kegiatan yang lebih menguntungkan. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Nett B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negativ. Suatu proyek layak dilaksanakan jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu artinya manfaat yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. Sedangkan lebih kecil dari satu proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan.

Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR) Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persentase. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Suatu proyek layak dilaksanakan jika nilai IRR lebih besar atau sama dengan discount rate yang berlaku. Jika nilai IRR lebih kecil dari discount rate yang berlaku, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah penelaahan kembali untuk melihat pengaruhpengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger, 1986). Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil proyek, jika suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan manafaat dan biaya (Kadariah, 1978). Menurut Zulkarnaen (1984) perubahan-perubahan pada proyek yang dapat terjadi antara lain (1) terdaptnya cost over run seperti kenaikan biaya konstruksi, (2) perubahan dalam harga hasil produksi, (3) mundurnya waktu implementasi , (4) kesalahan dalam memperkirakan produksi. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis switching value (nilai pengganti). Dalam analisis switching value akan dicoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Pada analisis ini dicari berapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan

nol, Net B/C sama dengan satu dan nilai IRR sama dengan tingkat diskonto yang digunakan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Semakin meningkatnya jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan terhadap tanaman pangan. Salah satu upaya peningkatan produksi pangan adalah intensifikasi. Intensifikasi yang dilakukan tidak terlepas dari dukungan irigasi yang kuat. Salah satu jenis irigasi adalah irigasi pompa. Proyek pompanisasi merupakan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Sumber dana pembangunan irigasi pompa tesebut berasal dari pemerintah (APBN). Pembangunan irigasi tesebut dapat dipandang sebagai sebuah proyek, sehingga analisis ekonomi melalui kriteria investasi dilakukan untuk mengetahui apakah irigasi pompa tersebut layak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi yang digunakan meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Dalam pengadaan irigasi pompa dengan sumber air sungai, biaya investasi terdiri dari biaya untuk keperluan pipa paralon ukuran 8 inci sepanjang 2.600 m, satu unit pompa air ukuran 8 inci atau dengan penggerak dynamo listrik, rumah pompa ukuran 3 x 5 m permanen, pemasangan instalasi listrik ke lokasi pompa, pembuatan parit dari Sungai Cimanuk ke rumah pompa sepanjang 23 m serta penggalian dan pemasangan paralon sepanjang 2.600 m. Implementasi dari proyek tersebut akan menimbulkan banyak manfaat bagi petani yang menggunakan irigasi tersebut. Dampak yang diharapkan dari pembangunan instalasi pompa air yang direncanakan diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan air untuk areal seluas 75 ha. Dengan digunakannya pompanisasi akan mempengaruhi pola dan intensitas tanam serta produktivitas usahatani. Melalui peningkatan intensitas tanam dan produktivitas, secara tidak langsung penggunaan pompanisasi akan menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan penerimaan petani. Semua uraian di atas merupakan ruang lingkup dalam penelitian ini yang dapat digambarkan dalam kerangka operasional seperti Gambar 2.

Pola dan Intensitas Tanam Padi masih Rendah Analisis Kelayakan Ekonomi : - Net Present Value, NPV>0 - Gross Benefit Cost Ratio, Gross B/C>1 - Internal Rate of Return, IRR>1

Proyek Pompanisasi

Tidak Layak

Proyek Tidak Dilaksanakan

Pola Tanam dan Intensitas Tanam

Layak

Peningkatan Produksi

Proyek dilaksanakan

Peningkatan Penerimaan Petani

Peningkatan Kesempatan Kerja

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupkan studi kasus yang dilakukan di Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara tertuju (purposive) dengan memperhatikan bahwa Kecamatan Ujungjaya merupakan daerah sentra produksi padi dan berpotensial untuk pengembangan irigasi karena memiliki sumberdaya air yang berasal dari sungai Cimanuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Agustus 2009. 4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dan dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan permasalahan meliputi Dinas Pertanian Tanaman Pangan; Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pertanian; Departemen Pertanian; Badan Pusat Statistik dan sumber-sumber publikasi serta karya-karya tulis peneliti lainnya. 4.3. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan perbandingan antara petani yang memanfaatkan pompanisasi untuk selanjutnya disebut petani dengan pompanisasi dengan petani yang tidak memanfaatkan pompanisasi, yang untuk selanjutnya disebut petani tanpa pompanisasi. Pendekatan ini dilakukan dengan memilih dua areal usahatani yang menggunakan pompanisasi dan tanpa pompanisasi dengan

kondisi usahatani yang tidak berbeda nyata. Dengan pemilihan dua areal usahatani diharapkan peneliti mendapatkan data yang akurat. Jika data yang digunakan berasal dari satu areal dengan cara membandingkan sebelum dan sesudah irigasi akan terdapat kemungkinan data yang bias karena daya ingatan manusia bersifat terbatas. Disamping itu pemilihan satu lokasi melalui perbandingan sebelum dan sesudah proyek cenderung mengabaikan perubahan yang terjadi dalam keadaan tidak adanya proyek. Menurut Gittinger (1986) cara yang praktis untuk menentukan besarnya hasil secara keseluruhan dari suatu proyek pertanian adalah dengan membandingkan manfaat yang diterima dengan (with) atau tanpa proyek (without). Selisih antara kedua alternatif tersebut merupakan tambahan manfaat netto dari proyek tersebut. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 petani, terdiri dari 30 petani dengan pompanisasi dan 30 petani tanpa pompanisasi. Pemilihan responden baik petani dengan irigasi maupun petani tanpa irigasi dilakukan secara random sampling. Standar minimal pengambilan responden dari masing-masing jenis petani adalah 30 responden. Petani tanpa pompanisasi diambil di Desa Keboncau yang diasumsikan sebagai petani yang belum menggunakan pompanisasi yang akan memanfaatkan pompanisasi setelah proyek pembangunan tersebut terwujud. Sedangkan petani dengan pompanisasi diambil di Desa Cipelang yang merupakan petani yang sudah menggunakan pompanisasi. Pengambilan responden di Desa Cipelang ini dimaksudkan untuk mengetahui komponen teknis apabila kegiatan usahatani yang dilakukan menggunakan pompanisasi.

4.4. Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan secara deskriptif dan interpretatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan investasi melalui analisis ekonomi proyek irigasi secara keseluruhan. 4.4.1. Analisis Pola dan Intensitas Tanam Pola tanam mengacu kepada pemanfaatan semaksimal mungkin dengan mengatur jenis-jenis tanaman yang diusahakan. Intensistas tanam mengacu kepada frekuensi dan luas pengusahaan tanaman per musim per tahun kalender pertanian pada suatu areal tetentu. Pembangunan pompasisasi dapat meningkatkan pemanfaatan lahan sepanjang tahun sehingga intensitas tanam yang dicapai lebih tinggi. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
n

IT
i 1

Pi x100% T

dimana :

IT Pi T i n

= Intensitas Tanam = Luas tanam pada musim ke i (hektar) = Luas baku lahan (hektar) = Jenis tanaman pada musim tanam ke i = Banyaknya musim tanam dalam 1 tahun

4.4.2. Analisis Kesempatan Kerja Pengaruh penggunaan irigasi terhadap penyerapan tenaga kerja tidak terjadi secara langsung melainkan melalui peningkatan intensitas tanam. Dengan perubahan frekuensi penanaman, jumlah tenaga kerja yang digunakan ikut berubah juga. Menurut Dewi (dalam Tyas, 2005), tenaga kerja digolongkan menjadi dua yaitu menurut asal sumberdayanya dan menurut jenisnya. Menurut sumberdayanya, tenaga kerja dalam usahatani dibedakan menjadi tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga petani dan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya, ada tiga jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik (traktor). Untuk menganalisis kesempatan yang timbul akibat digunakannya pompanisasi, dalam penelitian ini dibandingkan antara penggunaan tenaga kerja usahatani dengan pompanisasi dan usahatani tanpa pompanisasi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

KK
KK TKdp TKtp

TK dp

TK tp

dimana :

= Perubahan Kesempatan Kerja (HOK) = Tenaga Kerja Dengan Pompanisasi (HOK) = Tenaga Kerja Tanpa Pompanisasi (HOK)

4.4.3. Analisis Penerimaan Usahatani Analisis penerimaan usahatani dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap seluruh hasil produksi padi dalam satu tahun kemudian dikali harga jual komoditas tersebut. Untuk menganalisis penerimaan usahatani yang timbul akibat digunakannya pompanisasi, dalam penelitian ini dibandingkan antara penerimaan usahatani dengan pompansasi dan penerimaan usahatani tanpa pompanisasi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penerimaan TR dp
dimana :

TRtp

Penerimaan = Perubahan Penerimaansahatani TRdp TRtp = Total Penerimaan Usahatani Dengan Pompanisasi = Total Penerimaan Usahatani Tanpa Pompanisasi

4.4.4. Analisis Kelayakan Investasi Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah Nilai bersih sekarang (Net Present Value atau NPV), Rasio manfaat-biaya bersih (Net Benefit Cost Ratio atau Net B/C), dan Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return atau IRR). Manfaat dan biaya yang dihitung dengan discount factor telah memperhitungkan nilai waktu uang (time value of money) selama umur proyek. NPV merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dengan nilai sekarang arus biaya atau merupakan penjumlahan nilai sekarang dari manfaat bersih tambahan selama umur proyek. Nilai NPV dapat dicari dengan menggunakan Microscoft Excel atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPV
t 0

Bt Ct (1 i) t
= Manfaat pada tahun ke t = Biaya pada tahun ke t = Discount Factor = 1, 2, 3, .......n = Umur proyek

dimana :

Bt Ct 1/(1+i)t t n

Jika NPV 0, berarti pembangunan irigasi pompa tersebut layak untuk dilaksanakan, sebaliknya jika NPV < 0, maka pembangunan tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Net B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu proyek layak dilaksanakan jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu artinya manfaat yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. Sedangkan lebih kecil dari satu proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena manfaat yangdiperoleh tidak dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan. Net B/C dapat dicari dengan menggunakan Microsoft Excel atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

NetB / C

Bt Ct t t 0 (1 i ) n Ct Bt t t 0 (1 i )

dimana :
t 0
n t 0

Bt C t (1 i ) t
C t Bt (1 i ) t

= untuk Bt Ct > 0, (PV positif)

= untuk Bt Ct < 0, (PV negatif)

Jika Net B/C 1, maka pembangunan irigasi tersebut layak untuk dilaksanakan, sebaliknya jika Net B/C < 1 berarti pembangunannya tidak layak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi ketiga adalah Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. IRR dapat dicari dengan menggunakan Microsoft Excel atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

IRR
dimana : i1 i2

i1

NPV1 (i2 NPV1 NPV 2

i1 )

= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif NPV2 = NPV negatif i2-i1 = selisih i

Jika IRR tingkat diskonto, maka pembangunan irigasi tersebut layak untuk dilaksanakan, sbaliknya jika IRR < tingkat diskonto, maka pembangunan irigasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 4.4.5 Analisis Sensitivitas Layak atau tidaknya suatu proyek sangat ditentukan oleh nilai kriteria investasinya yaitu NPV, Net B/C dan IRR. Nilai ketiga kriteria tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya manfaat berupa penerimaan dan biaya yang

dikeluarkan. Perubahan pada penerimaan dan biaya secara otomatis merubah nilai-nilai kriteria investasi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kelayakan proyek bila terjadi perubahan pada penerimaan dan biaya. Pada penelitian ini dilakukan analisis sensitivitas dan analisis switching value. Analisis sensitivitas adalah menentukan suatu nilai untuk melakukan perubahan-perubahan pada komponen penerimaan dan pengeluaran serta mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan investasi suatu proyek. Sedangkan analisis switching value menentukan perubahan maksimum dari komponen penerimaan dan pengeluaran agar proyek dapat diterima. Dalam penelitian ini analisis sensitivitas dan swithching value yang dapat dilakukan meliputi peningkatan harga input (harga pestisida) pada analisis ekonomi sampai mendekati keuntungan normal (NPV = 0, Net B/C = 1, IRR = tingkat diskonto).

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Desa Keboncau merupakan desa yang berada di Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Jarak Kecamatan Ujungjaya ke Desa Keboncau sekitar 3 km sedangkan jarak ke Kabupaten Sumedang sekitar 40 km. Desa Keboncau berbatasan dengan Desa Kudangwangi di sebelah Utara, Desa Palabuan di sebelah Selatan, Desa Ujungjaya di sebelah Barat dan Desa Kadipaten di sebelah Timur. Desa Keboncau terdiri dari dua dusun, yang terbagi kedalam 6 Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun Tetangga (RT) dengan luas 1.022,07 ha. Rencana pembangunan irigasi pompa di Desa Keboncau merupakan irigasi pompa cukup besar yang belum ada sebelumnya. Irigasi pompa yang akan dibangun tersebut disebut pompanisasi. Luas penggunaan lahan untuk pertanian di Desa Keboncau adalah seluas 273,61 ha yang terdiri dari 9 kelompok tani. (Tabel 2).

Tabel 2. Kelompok Tani Berdasarkan Luas Lahan di Desa Keboncau, Tahun 2008 No. Nama Kelompok Luas (ha) Persentase (%) 23,56 8,61 1 Gebang 25 9,14 2 Undak Mekar 22,45 8,21 3 Sukasari I 23,02 8,41 4 Sukasari II 15,02 5,49 5 Jaya Mekar 23,38 8,55 6 Sri Mekar Jaya 17,69 6,47 7 Dukuh Kidul 100 36,55 8 Kth Bangkit 23,49 8,59 9 Mekar Sari Total 273,61 100

Pompanisasi tersebut diharapkan dapat mengairi sebagian sawah di Desa Keboncau yaitu seluas 75 ha yang terdiri dari 4 blok. Blok I Gempol terdiri dari dua kelompok tani yaitu Sukasari I dan Sukasari II. Blok II Kubangsami yang merupakan kelompok tani Mekar Sari. Blok III Kaso yang merupakan 0,87 persen dari luas lahan kelompok tani Jaya Mekar. Blok IV Bandrek merupakan areal terkecil yang menjadi target pompanisasi yaitu seluas 2 ha yang merupakan 0,08 persen dari luas lahan kelompok tani Undak Mekar. Kelompok tani Mekar Sari memiliki rata-rata kepemilikan lahan terbesar yaitu sebesar 0,70 ha.(Tabel 3).

Tabel 3. Luas Lahan dan Rata-rata Kepemilikan di Desa Keboncau, Tahun 2008 Luas Jumlah Petani Rata-rata Kepemilikan No. Blok (ha) (orang) Lahan (ha) 1. Gempol 22,45 39 0,58 a. Sukasari I 23,02 53 0,43 b. Sukasari II 2. Kubangsami 14 20 0,70 a. Mekar Sari 3. Kaso 13 34 0,38 a. Jaya Mekar 4. Bandrek 2 3 0,67 a. Undak Mekar Total 74,47 149 5.2. Keadaan Alam Desa Keboncau terletak pada ketinggian 450 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.500 mm dan suhu berkisar 320-350 C. Kontur lahan merupakan daerah datar dan tidak berbukit. Tingkat kesuburan tanah relatif baik sedangkan tingkat erosi pada Desa Keboncau cukup rendah. Sebagian besar lahan di Desa Keboncau merupakan lahan hutan produksi yang mencapai 62,87 persen atau 642,62 ha. Penggunaan lahan untuk areal

pertanian mencapai 26,77 persen atau 273,61 ha. Luas dan persentase penggunaan lahan di Desa Keboncau disajikan pada Tabel 4. Menurut data profil desa di Keboncau terdapat perkebunan rakyat yang mencapai 1,92 persen atau 19,62 ha. Selain pertanian dan perkebunan lahan dimanfaatkan untuk pemukiman dan lainnya berupa fasilitas umum seperti lahan kas desa, lapangan dan perkantoran pemerintah.

Tabel 4. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Desa Keboncau, Tahun 2008 Jenis Penggunaan Luas (ha) Persentase (%) Pertanian 273,61 26,77 Perkebunan Rakyat 19,62 1,92 Hutan Produksi 642,62 62,87 Pemukiman dan lainnya 86,23 8,44 Total 1022,07 100

5.3. Penduduk dan Mata Pencaharian Penduduk Desa Keboncau hingga tahun 2009 berjumlah 3.652 jiwa dengan 1.236 Kepala Keluarga. Secala keseluruhan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 5. Dari Tabel 5 terlihat bahwa komposisi penduduk Desa Keboncau terdiri dari 1.783 jiwa atau 48,82 persen pria dan 1.869 jia atau 51,18 persen wanita dengan kepadatan penduduk 364,61 jiwa/km2. Berdasarkan pengelompokkan usia kerja dengan asumsi usia kerja 15 tahun, terdapat 2.817 jiwa atau sebesar 77,14 persen penduduk usia kerja dari jumlah penduduk total. Batas maksimum usia kerja tidak ditentukan dengan pertimbangan pada prakteknya penduduk yang berumur di atas umur 60 tahun masih aktif bekerja terutama dalam sektor pertanian.

Tabel 5.

Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Keboncau, Tahun 2008 Jenis Kelamin Golongan Umur Jumlah Persentase (%) Pria Wanita (orang) (orang) 04 122 142 264 7.23 59 128 126 254 6.96 10 14 168 149 317 8.68 15 19 118 128 246 6.74 20 24 130 134 264 7.23 25 29 154 136 290 7.94 30 34 138 168 306 8.38 35 39 164 133 297 8.13 40 44 120 124 244 6.68 45 49 139 151 290 7.94 50 54 107 134 241 6.60 55 59 83 83 166 4.55 60 64 71 94 165 4.52 65 + 141 167 308 8.43 Total 1.783 1.869 3.652 100 Mata pencaharian penduduk Desa Keboncau disajikan pada Tabel 6. Dari

Tabel 6 terlihat bahwa sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 1.026 orang atau 65,81 persen. Sebanyak 396 orang bekerja sebagai buruh bangunan dan buruh mebeuler. Lebih lanjut penduduk yang bermata pencaharian pegawai negeri hanya 66 orang atau 4,23 persen, sedangkan yang bekerja sebagai pedagang sebanyak 68 orang dan yang bekerja sebagai montir hanya 3 orang. Tak jarang penduduk memiliki dua jenis pekerjaan, seperti selain sebagai petani pemilik sawah mereka juga bekerja sebagai pegawai negeri, atau kasus lain mereka menjadi buruh tani pada musim tanam dan musim panen sedangkan di waktu lain mereka bekerja sebagai buruh bangunan atau buruh mebeuler.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Keboncau, Tahun 2008 Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Petani / Buruh tani 1.026 65,81 Buruh / Swasta 396 25,40 Pegawai Negeri 66 4,23 Pedagang 68 4,36 Montir 3 0,19 Total 1.559 100 Dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Desa Keboncau memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah dimana mayoritas angkatan kerja adalah lulusan Sekolah Dasar sebanyak 1.561 orang atau 65,15 persen. Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai lulusan SLTP berjumlah 370 orang dan penduduk yang tamat SMU 244 orang, sedangkan 169 jiwa masih buta aksara, hal ini terutama terjadi pada masyarakat yang usianya sudah cukup lanjut (lansia). (Tabel 7).

Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikannya di Desa Keboncau, Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Perentase (%) Buta Aksara 169 7,05 SD 1.561 65,15 SLTP 370 15,44 SMU 244 10,18 Diploma I 37 1,54 Diploma II Diploma III 9 0,38 S1 6 0,25 S2 S3 Total 2.396 100 Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa setempat yaitu Bahasa Sunda. Untuk penguasaan Bahasa Indonesia, sudah sebagian besar masyarakat desa dapat berkomunikasi dengan cukup lancar terutama generasi muda.

5.4. Sarana dan Prasarana Sarana transportasi yang terdapat di Desa Keboncau adalah angkutan umum roda empat (angkot) dan ojek sepeda motor. Angkutan umum tersedia hanya sampai jam enam sore, sedangkan ojek tersedia 24 jam setiap hari termasuk hari libur. Jalan raya dilapisi aspal menghubungkan sebagian desa dengan kecamatan dan kabupaten serta jalan bebatuan menghubungkan bagian dalam desa. Sarana pendidikan yang ada hanya tiga Sekolah Dasar Negeri. Untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi lagi ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) masyarakat harus ke kecamatan, sedangkan Sekolah Menengah Umum (SMU) mereka harus ke kecamatan lain yaitu Kecamatan Tomo yang berjarak sekitar 2 km dari Desa Keboncau. Untuk sarana peribadatan terdapat mesjid dan musholla. 5.5. Irigasi Jenis sawah di Desa Keboncau secara syarat pengairan adalah sawah beririgasi teknis yang memiliki sumber air dari Sungai Cipelang. Namun ketika memasuki musim kemarau sungai tersebut mengalami kekeringan dan tidak

mampu mengairi sawah di desa tersebut secara maksimal. Selama ini irigasi tersebut dikelola oleh beberapa orang yang sering disebut dengan ulu-ulu. Rencana pembangunan pompanisasi di Desa Keboncau ini dirintis oleh sekelompok orang yang berada dalam naungan sebuah koperasi tani yang bernama Kopertasi Tani Permata yang berdiri pada tanggal 4 Maret 1999 dengan nomor 62/BH/KDK.10.13/III/1999. Koperasi inilah yang akan menjadi pengurus setelah pompanisasi di Desa Keboncau terwujud dan mulai beroperasi.

Selama ini Koperasi Tani Permata memiliki peran penting bagi petani dalam hal finansial usahatani mereka. Petani di Desa Keboncau dapat memperoleh atau membeli komponen-komponen input seperti benih, pupuk, obat-obatan dengan mudah dari koperasi tersebut. Mereka dapat membeli dengan cara kredit atau tunai. Koperasi tersebut sudah seperti perekat dalam mempersatukan kelompok tani di lokasi penelitian. Mereka sering bertukar pikiran dan berkumpul di koperasi tersebut.

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

6.1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil pemilihan responden dengan cara random sampling, diperoleh 30 orang petani yang belum menggunakan pompanisasi dan 30 orang petani yang sudah menggunakan pompanisasi. Pada sawah yang menggunakan pompanisasi 100 persen petani atau sebanyak 30 orang berjenis kelamin pria. Berbeda dengan sawah pompanisasi, pada sawah yang belum menggunakan pompanisasi 93,33 persen atau 28 orang petani berjenis kelamin pria dan sisanya hanya dua orang atau 6,67 persen berjenis kelamin wanita. Keberadaan wanita sebagai pengambil keputusan dalam usahatani sawah yang belum menggunakan irigasi pompa disebabkan karena posisi mereka menggantikan suami mereka yang telah meninggal. Komposisi jenis kelamin petani responden diperlihatkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis Kelamin Petani Responden Petani Responden Pria Sawah Tanpa Pompanisasi 28 (Persentase) (93,33 %) Sawah Dengan Pompanisasi 30 (Persentase) (100 %)

Wanita 2 (6,67 %) 0 (0 %)

Total 30 (100 %) 30 (100 %)

6.2. Tingkat Usia dan Pengalaman Berusahatani Berdasarkan tingkat umur dari responden pada kedua tipe usahatani, petani pada sawah tanpa pompanisasi memiliki tingkat umur lebih muda dibandingkan petani sawah dengan pompanisasi. Pada petani sawah tanpa pompanisasi, terdapat 3,33 persen atau satu orang yang berusia dibawah 30 tahun, lima orang berusia antara 31 hingga 40 tahun, 12 orang berusia antara 41 hingga 50 tahun, sembilan

orang berusia antara 51 hingga 60 tahun dan sisanya tiga orang berusia lebih dari 60 tahun. Pada sawah dengan pompanisasi, tidak satupun petani yang berusia dibawah 30 tahun seperti pada sawah tanpa pompanisasi, bahkan pada kisaran usia antara 31 hingga 40 tahun hanya terdapat dua orang petani. Terdapat enam orang petani yang berusia antara 41 hingga 50 tahun, 13 orang petani berusia antara 51 hingga 60 tahun dan sisanya sembilan orang petani berusia diatas 60 petani. Perbandingan tingkat usia petani responden di kedua desa dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Usia Petani Responden


Usia (tahun) Petani SawahTanpa Pompanisasi Petani Sawah Dengan Pompanisasi

30 31 40 41 50 51 60 > 60

1 (3,33 %) 5 (16,67 %) 12 (40,00 %) 9 (30,00 %) 3 (10,00 %)

0 (0 %) 2 (6,67 %) 6 (20,00 %) 13 (43,33 %) 9 (30,00 %)

Pada Tabel 10, ditampilkan tingkat pengalaman dalam berusahatani. Tingkat pengalaman berusahatani menggambarkan berapa lama petani telah berkecimpung dalam usahatani yang sekarang dijalaninya.

Tabel 10. Pengalaman Usahatani Petani Responden


Pengalaman (tahun) Petani SawahTanpa Pompanisasi Petani Sawah Dengan Pompanisasi

10 11 20 21 30 > 30

5 (16,67 %) 8 (26,67 %) 6 (20,00 %) 11 (36,67 %)

6 (20,00 %) 4 (13,33 %) 8 (26,67 %) 12 (40,00 %)

6.3. Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 11, secara garis besar pendidikan petani sawah dengan pompanisasi lebih baik dibandingkan petani sawah yang tanpa menggunakan pompanisasi. Satu orang atau 3,33 persen petani sawah dengan pompanisasi berpendidikan sarjana dan 13 orang lainnya atau sebanyak 43,33 persen merupakan lulusan SMU. Berbeda dengan petani sawah dengan pompanisasi, petani sawah yang tanpa menggunakan pompanisasi hanya satu orang atau 3,33 persen petani berpendidikan diploma, dua orang atau 6,67 persen lulusan SMU, dua orang atau 6,67 persen lulusan SLTP dan sisanya sebanyak 25 orang atau 83,33 persen merupakan lulusam SD.

Tabel 11. Tingkat Pendidikan dan Penglaman Kursus Petani Responden


Petani Responden Petani Tanpa Pompanisasi Petani Dengan Pompanisasi SD 25 (83,33%) 9 (30,00%) SLTP 2 (6,67%) 7 (23,33%) Tingkat Pendidikan SMU Dipolma 2 1 (6,67%) (3,33%) 13 (43,33%) Sarjana 1 (3,33%) Total 30 (100%) 30 (100%) Pengalaman Kursus 2 (6,67%) 4 (13,33%)

Selain memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa petani pada sawah dengan pompanisasi lebih banyak yang telah mengikuti kursus atau pelatihan dibandingkan petani sawah tanpa pompanisasi.

Terdapat empat orang atau 13,33 persen petani sawah dengan pompanisasi yang memiliki pengalaman kursus, sedangkan petani pada sawah tanpa pompanisasi hanya terdapat dua orang atau 6,67 persen petani memiliki penglaman kursus. Kursus atau pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian, penyuluh pertanian maupun instansi terkait lainnya. Bahkan berdasarkan wawancara dengan petani sawah dengan pompanisasi, beberapa diantara mereka telah mengikuti kursus lebih dari satu kali. 6.4. Anggota Keluarga Petani Responden Tabel 12 menggambarkan jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani responden. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung petani (kepala keluarga) adalah semua anggota keluarga (selain kepala keluarga) yang ditanggung atau berada dalam satu unit anggaran belanja. Tabel 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden
Petani Responden Petani tanpa pompanisasi Petani dengan Pompanisasi 1 6 (20,00%) 4 (13,33%) Jumlah Tanggungan Keluarga 2 3 4 7 12 3 (23,33%) (40,00%) 10,00%) 9 (30,00%) 13 (43,33%) 4 (13,33%) 5 2 (6,67%) Ratarata 2,5 2,57

Rata-rata petani sawah tanpa pompanisasi memiliki tanggungan keluarga yang lebih kecil dibandingkan petani sawah dengan pompanisasi. Petani sawah tanpa pompanisasi rata-rata memiliki tanggungan keluarga sebanyak 2,5 orang sedangkan petani sawah dengan pompanisasi memiliki tanggungan sebanyak 2,57 orang. Pada petani sawah tanpa pompanisasi terdapat enam orang yang memiliki tanggungan satu orang, tujuh petani yang memiliki tanggungan dua orang, 12 petani yang memiliki tanggungan tiga orang, tiga petani yang memiliki

tanggungan empat orang dan dua orang yang memiliki tanggungan lima orang. Pada petani sawah dengan pompanisasi, empat petani yang memiliki tanggungan satu orang, sembilan petani yang memiliki tanggungan dua orang, 13 petani yang memiliki tanggungan tiga orang dan sisanya empat petani memiliki tanggungan empat orang. Berdasarkan wawancara, petani yang memiliki tanggungan satu orang pada umumnya adalah petani yang hanya tinggal berdua dengan istrinya karena anak-anak mereka sudah menikah atau bekerja di luar kota sehingga tidak menjadi tanggungan orang tua mereka lagi. 6.5. Lahan Usahatani Berdasarkan hasil pendataan lahan yang dimiliki petani, diperoleh kenyataan bahwa petani sawah dengan pompanisasi memiliki lahan yang relatif lebih luas dibandingkan petani sawah tanpa pompanisasi. Petani sawah dengan pompanisasi memiliki rata-rata pemilikan lahan sebesar 0,79 ha atau 0,22 ha lebih luas dibandingkan lahan yang dimiliki petani sawah tanpa pompanisasi yang hanya sebesar 0,57 ha. Dari 30 orang petani sawah tanpa pompanisasi , terdapat lima orang yang memiliki lahan dengan luas diatas 1 ha. Sisanya sebanyak tujuh orang memiliki lahan antara 0,5 hingga 1 ha dan 18 orang memiliki lahan dibawah 0,5 ha. Pada sawah dengan pompanisasi, dari 30 responden, 30 persen atau sembilan orang diantaranya memiliki lahan diatas 1 ha dan 17 orang atau 56,67 persen memiliki lahan dibawah 0,5 ha. Data mengenai luas lahan yang dimiliki petani responden diperlihatkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Luas Lahan yang Dimiliki oleh Petani Responden Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden 0,5 ha 0,5 1 ha 1 ha (jiwa) (jiwa) (jiwa) Sawah Tanpa 18 7 5 Pompanisasi (60,00%) (23,33%) (16,67%) Sawah Dengan 17 4 9 Pompanisasi (56,67% (13,33%) (30,00%)

Rata-rata Pemilikan Lahan (ha) 0,57 0,79

VII. PENGARUH POMPANISASI PADA KERAGAAN USAHATANI

7.1. Perubahan Pola Tanam dan Intensitas Tanam Mengacu kepada batasan pola tanam yang telah dikemukakan pada Bab 2, bahwa pola tanam merupakan gambaran tentang frekuensi penanaman sekaligus jenis komoditas pertanian yang ditanam oleh petani di suatu wilayah dalam satu tahun masa tanam. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian, terlihat bahwa lahan sawah pada pertanian yang menggunakan pompanisasi dimanfaatkan untuk budidaya padi, kedelai dan sayuran, sedangkan pada sawah yang tanpa menggunakan pompanisasi hanya dimanfaatkan untuk budidaya padi saja. Hal ini dikarenakan tanaman padi sangat responsif terhadap ketersediaan air, oleh karena itu dalam pola pergiliran tanaman dalam satu tahun disesuaikan dengan keadaan curah hujan pada tahun tersebut. Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa jenis sawah di lokasi penelitian secara syarat pengairan merupakan sawah irigasi teknis, namun pada musim kemarau sawah tetap mengalami kekeringan. Pada musim hujan lahan sawah yang tanpa menggunakan pompanisasi dapat ditanami padi karena ketersediaan air dapat terpenuhi dari air hujan, namun pada musim kemarau lahan sawah tidak dapat dimanfaatkan untuk usahatani tanaman padi karena tanah mengalami kekeringan. Berbeda dengan sawah yang tanpa menggunakan pompanisasi, sawah yang menggunakan pompanisasi tetap dapat melakukan penanaman pada musim kemarau. Air sungai digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman baik sebagai pengganti sumber pengairan ketika hujan tidak turun, maupun sebagai pelengkap ketika air dari irigasi semula tidak dapat mencukupi kebutuhan air sawah.

Penelitian ini menggunakan data selama periode musim tanam September 2007 Agustus 2008. Tabel 14. Pola Tanam dan Intensitas Tanam Periode September 2007 Agustus 2008 Pola Tanam Intensitas Petani MT I MT II MT III Tanam (%) Sawah Tanpa Pompanisasi Padi Padi Bera 200 Kedelai, Sawah Dengan Pompanisasi Padi Padi 300 sayuran Perubahan intensitas tanam akibat adanya pompanisasi +100 Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa 100 persen petani sawah yang menggunakan pompanisasi melakukan pola tanam padi-padi-kedelai/sayuran. Pada awal bulan September 2007 petani mulai mengolah sawahnya dengan menanam padi pada musim tanam I. Pada musim tanam ini kebutuhan air untuk sawah diperoleh dari pompanisasi selama dua bulan yaitu bulan September dan Oktober, sedangkan kebutuhan air pada bulan berikutnya dicukupi oleh air hujan karena telah memasuki musim hujan. Pada musim tanam selanjutnya (Januari April) pun kebutuhan air masih dapat tercukupi untuk menanam padi. Musim tanam ketiga (Mei Agustus) petani sawah yang menggunakan pompanisasi dapat memanfaatkan sawahnya dengan menanam kedelai dan sayuran (12,65 % kedelai, 22,84 % mentimun suri, 43,83 % mentimun, 20,68 % oyong). Pertengahan musim tanam ketiga (Juli Agustus) petani mulai menggunakan kembali pompanisasi untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman kedelai dan sayuran mereka. Berbeda dengan petani di lahan sawah yang menggunakan pompanisasi, petani sawah yang tidak menggunakan pompanisasi 100 persen hanya menanam padi dua kali dalam satu tahun. Waktu penanaman tidak sama dengan sawah yang

menggunakan pompanisasi, yaitu musim tanam pertama dimulai pada awal bulan November 2007. Sedangkan musim tanam kedua dimulai pada awal bulan April 2007, sehingga di akhir musim pertengahan musim tanam sawah sering mengalami kekeringan karena mulai memasuki musim kemarau. Berdasarkan perbedaan pola tanam yang ditampilkan dapa Tabel 14 terungkap bahwa terjadinya perbedaan derajat ketersediaan air melalui pemanfaatan pompanisasi yang cenderung mendorong petani untuk

mengusahakan palawija. Selain itu juga terungkap adanya perbedaan waktu tanam pada musim tanam pertama dan musim tanam selanjutnya diantara dua lokasi tersebut. Di lokasi sawah yang tidak menggunakan pompanisasi musim tanam pertama dimulai pada awal bulan November, hal ini dimaksudkan pada bulan tersebut kebutuhan air akan terpenuhi dengan bantuan air hujan. Namun pada bulan Desember di lokasi ini sering terjadi angin barat yang mengganggu pertumbuhan padi. Oleh karena itu di lokasi sawah yang menggunakan pompanisasi terjadi pergeseran waktu tanam pada musim tanam pertama yaitu bulan September yang dimaksudkan untuk menghindari padi terkena penyakit angin barat tersebut. Intensitas mengacu pada frekuensi dan pengusahaan tanaman per musim per tahun pada luasan tertentu. Tabel 14 mengungkapkan bahwa pembangunan pompanisasi akan meningkatkan luas lahan yang ditanami (digarap) petani seperti diindikasikan oleh perubahan intensitas tanam yang bernilai positif. Berdasarkan Tabel 14 diketahui petani sampel sawah yang menggunakan pompanisasi menanam padi dua kali dan satu kali kedelai dan sayuran dalam satu tahun sedangkan petani sampel sawah yang tidak menggunakan pompanisasi hanya

menanam padi dua kali dalam satu tahun tanpa menanam kedelai/sayuran pada musim tanam berikutnya. Sehingga didapatkan nilai intensitas tanam petani pada sampel sawah yang menggunakam pompanisasi adalah sebesar 300 persen, sedangkan nilai intensitas tanam pada petani sampel sawah yang tidak menggunakan pompanisasi adalah sebesar 200 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa penggunaan pompanisasi telah berhasil meningkatkan intensitas tanam sebesar 100 persen. Berdasarkan pembahasan di atas, terungkap bahwa dengan pemanfaatan pompanisasi yang akan dibangun di lokasi penelitian, baik pola tanam maupun intensitas tanam mengalami perubahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa di lokasi penelitian terdapat perbedaan luas panen yang diikuti pula oleh perubahan frekuensi penanaman maupun perubahan jenis komoditas pertanian yang ditanam (diusahakan) jika pembangunan pompanisasi di lokasi penelitian dapat terwujud. 7.2. Tingkat Produksi Berdasarkan pembahasan mengenai pola tanam dan intensitas tanam, petani sawah yang menggunakan pompanisasi dapat menanam padi pada MT I dan MT II serta dapat menanam kedelai dan sayuran pada MT III dalam satu tahun sedangkan petani sawah yang tidak menggunakan pompanisasi hanya membudidayakan padi dua kali dalam setahun. Perbedaan tingkat produksi padi sawah pada kedua jenis petani sampel disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Tingkat Produksi Padi per ha Periode September 2007 Agustus 2008 (dalam kg/ha) Petani MT I MT II MT III Total/tahun Petani tanpa pompanisasi 5.292 4.802 10.094 Petani dengan pompanisasi 6.069 6.069 12.138 Perubahan tingkat produksi +2.044

Berdasarkan pada Tabel 15 terlihat bahwa dengan adanya pompanisasi telah meningkatkan tingkat produksi padi per tahun sebesar 2.044 kg/ha. Bila dilihat per musim tanam, terdapat perbedaan tingkat produksi gabah kering panen (GKP) antara kedua jenis sampel sawah pada MT I dan MT II. Penggunaan pompanisasi menghasilkan produksi rata-rata pada MT I sebesar 6.096 kg/ha GKP sedangkan pada musim tanam yang sama petani sawah yang tidak menggunakan pompanisasi mendapatkan 5.292 kg/ha GKP. Pada MT II petani sawah yang menggunakan pompanisasi mendapatkan tingkat produksi yang sama pada MT I sedangkan pada sawah yang tidak menggunakan pompanisasi mengalami penurunan tingkat produksi dari musim tanam sebelumnya yaitu sebesar 490 kg/ha GKP. Perbedaan tingkat produksi tersebut disebabkan adanya perbedaan tingkat ketersediaan air. Tercukupinya kebutuhan air di lahan pertanian membuat tanaman tumbuh lebih baik dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu tanaman utama (gulma). Akibat adanya pompanisasi petani dapat memanfaatkan lahannya dengan menanam beberapa jenis palawija pada musim tanam ketiga, sedangkan sawah yang tidak menggunakan pompanisasi setelah musim panen kedua lahannya tidak dapat dimanfaatkan lagi karena ketersediaan air tidak mencukupi untuk menanam padi atau palawija. Tingkat produksi beberapa jenis sayuran dan kedelai pada sawah yang menggunakan pompanisasi disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Tingkat Produksi Kedelai dan Sayuran per ha Periode September 2007 Agustus 2008 (dalam kg/ha) Tingkat Produksi per ha Petani Mentimun Kedelai Mentimun Oyong suri Petani tanpa pompanisasi Petani dengan pompanisasi 1.414 20.684 21.144 8.261 Perubahan tingkat produksi 1.414 20.684 21.144 8.261

7.3. Kesempatan Kerja Seperti telah dijelaskan dalam metodologi penelitian, kesempatan kerja dianalisa dengan melihat seberapa besar penggunaan tenaga kerja, baik tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) maupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Analisa yang dilakukan adalah dengan pendekatan besaran upah untuk masingmasing tenaga kerja. Untuk melaksanakan usahataninya, petani di lokasi penelitian menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja mekanik (traktor) dan tenaga kerja manusia. Pemilihan traktor dalam pengolahan tanah dikarenakan penggunaan traktor memerlukan waktu kerja yang lebih cepat dan biaya yang lenih murah dibandingkan jika menggunakan tenaga kerja manusia maupun ternak. Selain itu, minimnya ketersediaan ternak pekerja seperti sapi atau kerbau juga merupakan faktor pendorong digunakannya tenaga mesin (traktor) dalam pengolahan tanah yang dapat diperoleh dengan menyewa. Kegiatan usahatani pada daerah penelitian terdiri dari (1) Pengolahan tanah, (2) Penyemaian, (3) Penanaman, (4) Pemupukan, (5) Penyemprotan, (6) Penyiangan dan (7) Pemanenan. Sedangkan kegiatan-kegiatan untuk usahatani kedelai dan sayuran terdiri dari (1) Pengolahan tanah, (2) Penanaman, (3) Pemupukan dan pengairan, (4) Pemanenan. Kegiatan-kegiatan dalam usahatani ini dilakukan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) maupun tenaga kerja luar keluarga (TKLK) dengan sistem upahan yang dibayarkan secara tunai pada saat pekerjaan selesai kepada tenaga kerja luar keluarga. Satuan yang digunakan adalah Hari Orang Kerja (HOK) dimana satu Hari Kerja Pria (HKP) adalah satu HOK dan satu Hari Kerja Wanita (HKW)

dikonversikan menjadi 0,6 HOK. Hal ini ditentukan berdasarkan tingkat upah

secara ekonomi yang berlaku pada daerah penelitian yaitu Rp 16.500/hari untuk tenaga kerja wanita dan Rp 30.000/hari untuk tenaga kerja pria. Untuk tenaga kerja mesin (traktor) dikonversikan menjadi 23,3 HOK. Nilai konversi ini diperoleh dengan membandingkan tingkat upah (sewa) yang berlaku pada daerah penelitian yaitu Rp 30.000/hari untuk tenaga kerja pria dan Rp. 700.000/ha/hari untuk traktor. Rincian penggunaan tenaga kerja pada kedua jenis sawah per hektar dapat dilihat pada Tabel 16 dan 17. Berdasarkan data pada Tabel 16 dan 17, penggunaan pompanisasi pada usahatani berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan tenaga kerja namun tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui perubahan pola tanam dan peningkatan intensitas tanam seperti yang ditampilkan pada Tabel 14. Kegiatan usahatani sawah dengan pompanisasi menyerap tenaga kerja total sebesar 900,7 HOK/tahun, sedangkan pada usahatani sawah tanpa pompanisasi hanya menyerap 206,5 HOK/tahun. Dengan digunakannya pompanisasi, terjadi peningkatan penguunaan tenaga kerja sebesar 694,2 HOK. Nilai ini sebanding dengan nominal uang sebesar Rp 20.826.000,00. Peningkatan terbesar terjadi pada penggunaan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yaitu sebesar 416,7 HOK sedangkan peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) hanya 277,5 HOK.

Tabel 16. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja per ha Periode September 2007 Agustus 2008
Aktivitas Usahatani/Asal Sumberdaya 1. Pengolahan Tanah a. TKDK b. TKLK Total 2. Penyemaian a. TKDK b. TKLK Total 3. Penanaman a. TKDK b. TKLK Total 4. Pemupukan a. TKDK b. TKLK Total 5. Pengairan a. TKDK b. TKLK Total 6. Penyemprotan a. TKDK b. TKLK Total 7. Penyiangan a. TKDK b. TKLK Total 8. Panen a. TKDK b. TKLK Total 9. Total a. TKDK b. TKLK Total Sawah Tanpa Pompanisasi MT I MT II 3,8 14,6 18,4 1,3 0,6 1,9 1,6 14,2 15,8 2,2 0,9 3,1 1,6 0,3 1,9 2,3 13 15,3 1,5 37,3 38,8 14,3 80,9 95,2 2 28,8 30,8 0,9 0,9 1,7 16,2 17,9 2,3 0,6 2,9 4,5 4,5 1,3 0,9 2,2 2 8,5 10,5 1 40,6 41,6 11,2 100,1 111,3 Sawah Dengan Pompanisasi MT I MT II 3,5 19,6 23,1 1,9 0,6 2,5 2,1 16,7 18,8 2,3 2,6 4,9 2 0,7 2,7 2,1 14,4 16,5 1,2 39,4 40,6 15,1 94 109,1 2.9 32.2 35.1 1 0.1 1.1 1.8 18 19.8 2.6 1.4 4 2,3 2,3 1,2 1,4 2,6 2,7 7,6 10,3 2 41,8 43,8 14,2 125,8 140 Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja + 0,6 + 8,4 +9 + 0,7 + 0,1 + 0,8 + 0,6 + 4,3 + 4,9 + 0,4 + 2,5 + 2,9 0 + 18,8 + 18,8 + 0,3 + 0,9 + 1,2 + 0,5 + 0,5 +1 + 0,7 + 3,3 +4 + 3,8 + 38,8 + 42,6

Keterangan TKDK TKLK Sumber

: Tenaga Kerja Dalam Keluarga : Tenaga Kerja Luar Keluarga : Data primer diolah penulis

Tabel 17. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja per ha Periode September 2007 Agustus 2008
Aktivitas Usahatani/Asal Sumberdaya 1. Pengolahan Tanah a. TKDK b. TKLK Total 2. Penanaman a. TKDK b. TKLK Total 3. Pemupukan&Pengairan a. TKDK b. TKLK Total 4. Penyemprotan a. TKDK b. TKLK Total 5. Panen a. TKDK b. TKLK Total 6 Total a. TKDK b. TKLK Total Sawah Tanpa Pompanisasi Palawija 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sawah Dengan Pompanisasi Palawija 0 32,9 32,9 19,7 78,9 98,6 26,1 25,7 51,8 0 37,9 37,9 227,9 202,5 430,4 273,7 377,9 651,6 Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja 0 32,9 32,9 19,7 78,9 98,6 26,1 25,7 51,8 0 37,9 37,9 227,9 202,5 430,4 273,7 377,9 651,6

Keterangan TKDK TKLK Sumber

: Tenaga Kerja Dalam Keluarga : Tenaga Kerja Luar Keluarga : Data primer diolah penulis

Berdasarkan karakteristik responden yang ditampilkan pada Tabel 12, jumlah anggota keluarga petani responden sawah dengan pompanisasi lebih banyak daripada anggota keluarga pada petani sawah tanpa pompanisasi. Hal ini sesuai dengan ketersediaan anggota keluarga yang potensial untuk digunakan sebagai tenaga kerja lebih banyak pada sawah dengan pompanisasi. Selain itu berdasarkan wawancara dengan responden petani sawah tanapa pompanisasi, banyak dari angggota keluarga petani yang memiliki pekerjaan lain di luar desa sehingga pelaksanaan usahataninya hanya dilakukan oleh suami istri saja. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja dalam keluarga pada petani sawah tanpa

pompanisasi jauh lebih terbatas. Sedangkan pada sawah dengan pompanisasi, anggota keluarga yang terlibat dalam pelaksanaan usahatani lebih banyak. Bila dilihat berdasarkan alokasi sistem kerja yang diterapkan dalam penggunaan tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pada kegiatan-kegiatan yang menggunakan TKLK seperti pengolahan tanah, penanaman dan penyiangan, pekerjaan yang dilakukan secara individu. Hanya satu kegiatan yang dilakukan secara kelompok yaitu pemanenan dimana setiap kelompok beranggotakan dua orang yang terdiri dari pria dan wanita. Bila dilihat berdasarkan alokasi tenaga kerja pria dan wanita, peningkatan penyerapan tenaga kerja dirasakan pada kaum wanita. Hal ini antara lain disebabkan oleh budaya setempat dimana aktivitas seperti penanaman dan penyiangan dilakukan mayoritas oleh kaum wanita. Pada umumnya tenaga kerja pria dimanfaatkan untuk kegiatan pengolahan tanah, pemupukan, penyemprotan, dan pengairan, sedangkan ntuk kegiatan panen dilakukan oleh pria dan wanita. 7.4. Peningkatan Penerimaan Petani dan Kesejahteraan Masyarakat Peningkatan penerimaan petani sangat ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan peluang untuk mengubah pola tanam, meningkatkan intensitas tanam maupun meningkatkan produktivitas. Irigasi atau pengairan adalah salah satu dari panca usahatani selain pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul, pemupukan serta pemberantasan hama dan penyakit. Penggunaan pompanisasi dalam pertanian telah mengubah pola tanam, meningkatkan intensitas tanam maupun meningkatkan produktivitas, selain itu pompanisasi juga berpengaruh terhadap biaya maupun penerimaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan pada Tabel 18, terungkap bahwa terjadi peningkatan intensitas tanam dan perubahan pola tanam sebagai hasil penggunaan pompanisasi secara nyata meningkatkan penerimaan usahatani setahun sebesar 118 persen. Fakta ini memberikan bukti bahwa penggunaan pompanisasi memberikan peluang untuk meningkatkan penerimaan usahatani setahun. Selain meningkatkan penerimaan usahatani, penggunaan pompanisasi juga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 694,2 HOK seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari kedua hal tersebut terbukti bahwa kesejahteraan masyarakat pun meningkat seiring dengan peningkatan penerimaan petani dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tabel 18. Hubungan Antara Pola Tanam, Intensitas Tanam dan Penerimaan Usahatani Setahun
Tanpa Pompanisasi Inten sitas Pola Penerimaan Ta Tanam (Rp/ha/th) nam (%) Pd-Pd-Br 200 1.816.920.000 Dengan Pompanisasi Inten sitas Pola Penerimaan Ta Tanam (Rp/ha/th) nam (%) Pd-Pd-K/S 300 3.969.080.700 Perubahan Intensitas Tanam (%) 100 Peruba han Peneri maan (%) 118

Pd = padi ; Br = bera ; K = Kedelai ; S = Sayuran.

VIII. ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI POMPANISASI

8.1. Penentuan Harga Bayangan 8.1.1 Harga Bayangan Sewa Lahan Dalam analisis ekonomi, harga yang digunakan adalah harga bayangan (shadow price) yang merupakan nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif terbaik (social opportunity cost). Hal tersebut juga berlaku pada penentuan harga sewa lahan per ha per musim tanam di lokasi penelitian. Penggunaan alternatif terbaik lahan di lokasi penelitian adalah apabila lahan tersebut digunakan untuk menanam sayuran yaitu mentimun. Penerimaan dari hasil menanam jenis sayuran tersebut adalah sebesar Rp

31.716.549/ha/musim tanam. Sehingga harga ekonomi untuk sewa lahan per hektar per musim tanam yang digunakan adalah sebesar Rp 31.716.549,00. Nilai tersebut hanya digunakan dalam perhitungan pada saat MT III saja, dikarenakan pada MT I dan MT II petani di lokasi penelitian hanya menanam padi. Oleh karena itu harga sewa lahan yang digunakan dalam perhitungan pada MT I dan MT II adalah harga pasarnya yaitu sebesar Rp 1.400.000/ha/musim tanam.. 8.1.2 Harga Bayangan Tenaga Kerja Upah untuk tenaga kerja pria di lokasi penelitian adalah Rp 25.000/orang/hari sedangkan untuk tenaga kerja wanita sebesar Rp

15.000/orang/hari. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terdapat biaya yang belum diperhitungkan seperti makanan, kopi, rokok yang disajikan ketika mereka bekerja. Untuk tenaga kerja pria terdapat tamabahan biaya sebesar Rp 5.000/orang/hari sehingga harga ekonominya adalah Rp 30.000/orang/hari,

sedangkan untuk tenaga kerja wanita terdapat tambahan biaya sebesar Rp 1.500/orang/hari sehingga harga ekonominya adalah Rp 16.500/orang/hari. 8.1.3 Harga Bayangan Pupuk Beberapa pupuk yang digunakan oleh petani di lokasi penelitian merupakan pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi tersebut diantaranya pupuk urea, SP 18, ZA, NPK Kujang, NPK Ponska dan pupuk organik. Dalam analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumber-sumber yang dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek. Oleh sebab itu, subsidi yang diterima proyek adalah beban masyarakat, sehingga dari segi perhitungan ekonomi tidak mengurangi biaya proyek. Berdasarkan data pada Tabel 18, harga pupuk yang dibeli oleh petani lebih kecil dibandingkan harga ekonominya, karena dalam harga tersebut terdapat subsidi dari pemerintah. Subsisdi terbesar yaitu untuk pupuk NPK Kujang yaitu sebesar Rp 2.897/kg sehingga harga ekonominya adalah R 4.483/kg. Sedangkan pada pupuk urea terdapat subsidi terkecil yaitu sebesar Rp 708/kg sehingga harga ekonominya adalah Rp 1.908/kg.

Tabel 18. Penentuan Harga Ekonomi Pupuk Harga Pupuk Subsidi Harga Ekonomi No. Jenis Pupuk Bersubsidi (Rp /kg) (Rp /kg) Pupuk (Rp /kg) 1. Urea 1.200 708 1.908 2. SP 18 1.550 1.271 2.821 3. ZA 1.050 764 1.814 4. NPK Ponska 1.750 1.345 3.095 5. NPK Kujang 1.586 2.897 4.483 6. Pupuk Organik 500 1.048 1.548 Sumber : Direktorat Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian dari BPS

8.1.4 Harga Bayangan Kedelai Harga bayangan yang dipergunakan adalah harga free on board (f.o.b) jika output yang dihasilkan di ekspor. Harga f.o.b ini terlebih dahulu dikonversikan kedalam nilai tukar rupiah selanjutnya dikurangi biaya transpor dan tata niaga. Sedangkan pada output yang tidak diperdagangkan di pasaran internasional harga ekonominya sama dengan harga pasar domestik. Jika output yang dihasilkan merupakan subtitusi impor digunakan harga cost insurance freight (c.i.f). Harga c.i.f ini terlebih dahulu dikonversikan kedalam nilai tukar rupiah ditambah biaya transpor dan tata niaga. Pada analisis ekonomi digunakan harga c.i.f untuk komoditi kedelai, karena komoditi ini merupakan komoditi subtitusi impor. Selebihnya harga ekonomi sama dengan harga pasarnya. Pada tahun 2008 Indonesia mengimpor kedelai sebesar 1.304.836.923 kg dengan nilai US$ 439.755.057 atau Rp 4.821.914.200.005,00. Dengan demikian harga impor kedelai adalah Rp 3.695/kg. Jika ditambah biaya tata niaga sebesar Rp 355/kg, maka harga ekonomi kedelai adalah Rp 4.050/kg. 8.2. Analisis Arus Tunai Penggunaan Pompanisasi secara Ekonomi Arus tunai penggunaan pompanisasi terdiri dari arus penerimaan dan pengeluaran. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa manfaat yang diperhitungkan dibatasi pada manfaat yang dapat diukur (tangibel benefit). Hal yang sama juga diberlakukan pada biaya sebagai komponen pengeluaran. 8.2.1. Arus Penerimaan Penerimaan diperoleh dari hasil penjualan produksi pada lahan proyek serta nilai sisa dari proyek tersebut.

Nilai Produksi Usahatani Nilai produksi diperoleh dari hasil perkalian antara hasil produksi dengan harga. Penerimaan usahatani per hektar di lahan proyek untuk analisa ekonomi pada MT I, MT II dan MT III berturut-turut adalah Rp 14.565.600,00 , Rp 14.565.600,00 , Rp 68.468.700,00. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4. Nilai Sisa Nilai sisa merupakan pos penerimaan yang diperhitungkan pada akhir investasi. Nilai sisa proyek merupakan nilai investasi pada akhir umur proyek sebesar Rp 19.820.675,00. Nilai sisa berasal dari nilai proyek pada akhir proyek yang diperoleh setelah memperhitungkan penyusutannya. 8.2.2 Arus Pengeluaran Arus pengeluaran terdiri dari pengeluaran untuk pompanisasi dan biaya usahatani. Pengeluaran pompanisasi terdiri dari biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan. Biaya usahatani terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel meliputi biaya sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) dan tenaga kerja serta iuran air sedangkan biaya tetap terdiri dari sewa lahan dan alat pertanian. Biaya Investasi Biaya investasi terdiri dari biaya investasi pompanisasi dan biaya investasi usahatani. Rencana biaya investasi pompanisasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem pompanisasi. Biaya investasi terdiri dari biaya persiapan, biaya pekerjaan elektrikal dan mekanikal, pengadaan pipa, pekerjaan

rumah panel, pekerjaan rumah pompa, pengadaan dan pemasangan mesin generator set, dan pekerjaan pembuatan bak penampung reservoar. Biaya persiapan adalah biaya uang dikeluarkan pada tahap awal rencana pembangunan pompanisasi yang meliputi kegiatan survey. Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pengukuran lokasi pengembangan pompanisasi. Biaya persiapan tersebut mencapai Rp 1.335.629,00 yang merupakan persentase terkecil dari total biaya investasi keseluruhan yaitu hanya 0,2 persen. Biaya pengadaan dan pemasangan mesin generator set merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mesin generataor set yang sebelumnya terdapat unsur pajak sebesar 10 persen. Awalnya harga pasar dari mesin generator set adalah Rp 109.013.714,00 , setelah pajak sebesar 10 persen dikeluarkan maka harga ekonominya menjadi Rp 99.103.376,00. Biaya investasi pompanisasi total adalah sebesar Rp 790.912.485,00 yang dikeluarkan hanya pada tahun ke 0. Persentase terbesar dikeluarkan untuk biaya pengadaan pipa, mencapai 62,2 persen dari biaya total. Komponen biaya dan persentasenya secara lengkap disajikan pada Tabel 19. Sedangkan biaya investasi untuk kegiatan usahatani meliputi biaya pembelian alat pertanian sebesar Rp 5.631.900,00 di awal tahun (tahun ke 0). Nilai ekonomi dari alat-alat pertanian tersebut hanya bertahan selama dua tahun, sehingga terjadi reinvestasi pada tahun kedua dan keempat.

Tabel 19. Komponen Biaya Investasi Pompanisasi, Tahun 2008 Jumlah Persentase Uraian (Rp) (%) Pekerjaan persiapan 1.335.629 0,2 Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal 63.343.091 8,0 Pengadaan pipa 493.912.485 62,4 Pemasangan pipa 63.568.876 8,0 Pekerjaan rumah panel 33.732.772 4,3 Pekerjaan Rumah Pompa 9.416.548 1,2 Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set 99.103.376 12,5 Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar 26.499.708 3,4 Total 790.912.485 100 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, 2008

Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya operasi terdiri dari pembayaran listrik, pelumas dan upah operator. Biaya listrik, pelumas dan upah operator per tahun berturut-turut adalah Rp 4.356.000,00 , Rp 4.873.125,00 , Rp 12.000.000,00. Total biaya operasi adalah Rp 21.229.125,00 (Tabel Lampiran 5). Sedangkan biaya Pemeliharaan merupakan biaya rutin yang besarnya Rp 373.600/tahun. Biaya Usahatani Biaya usahatani terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel meliputi pembelian sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), tenaga kerja dan iuran air, sedangkan biaya tetap meliputi biaya sewa lahan. Biaya usahatani secara ekonomi diperoleh dengan melakukan penyesuaian pada biaya tenaga kerja dan pupuk karena pada harga pupuk terdapat subsidi dari pemerintah. Besarnya biaya usahatani secara ekonomi disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21.

Tabel 20. Biaya Usahatani Padi per ha di Lokasi Proyek, Tahun 2008 Uraian MT I (Rp/ha) MT II (Rp/ha) a. Biaya Tetap Sewa lahan 1.400.000 1.400.000 b. Biaya Variabel Tenaga Kerja 2.708.713 2.837.082 Benih 209.375 176.585 Pupuk - Urea 291.733 253.192 - NPK Ponska 262.147 144.227 - SP 18 25.389 25.389 - NPK Kujang 690.382 690.382 34.285 - ZA 325.707 - Organik - KCL 148.548 162.752 Pestisida 700.000 Pengairan Total 6.436.287 6.049.601

Tabel 21. Biaya Usahatani Kedelai dan Sayuran per ha di Lokasi Proyek, Tahun 2008 Mentimun Uraian Kedelai Mentimun Oyong Suri a. Biaya Tetap Sewa lahan 31.716.549 31.716.549 31.716.549 31.716.549 b. Biaya Variabel Tenaga Kerja 2.181.071 3.947.007 1.515.845 3.290.221 Benih 375.000 210.000 112676 150.000 Pupuk - Urea 440.748 402.588 146.916 - NPK Ponska 482.820 219.745 - SP 18 - NPK Kujang 31.381 - ZA 152.376 63.490 128.794 - Organik - KCL 54.000 Pestisida 97.619 273.612 272.887 231.469 Pengairan Total 34.370.239 37.308.493 34.084.035 35.883.694

8.3. Analaisis Arus Tunai Kondisi Tanpa Proyek Penerimaan usahatani per hektar di lahan tanpa proyek untuk analisa ekonomi pada MT I sebesar Rp 12.700.800,00 dan untuk MT II sebesar Rp 11.524.800,00 (Tabel Lampiran 6). Pengeluaran pada kondisi non proyek hanya pengeluaran usahatani. Besarnya biaya usahatani per hektar secara lengkap disajikan pada Tabel 21. Tabel 22. Biaya Usahatani Padi per ha di Lokasi Non Proyek, Tahun 2008 Uraian MT I (Rp/ha) MT I (Rp/ha) a. Biaya Tetap Sewa lahan 1.400.000 1.400.000 b. Biaya Variabel Tenaga Kerja 2.337.760 2.728.012 Benih 203.118 164.433 Pupuk - Urea 234.684 204.156 - NPK Ponska 479.725 365.210 - SP 18 22.568 14.105 - NPK Kujang 542.443 542.443 - ZA 29.024 34.285 - Organik 61.920 - KCL 2.700 2.700 Pestisida 128.263 126.499 Pengairan 133.598 Total 5.513.883 5.643.763

8.4. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi Berdasarkan hasil perhitungan arus tunai baik arus penerimaan maupun pengeluaran, maka dapat ditentukan kelayakan ekonomi pompanisasi. Perhitungan kelayakan ekonomi dilakukan dengan melihat pendapatan bersih tambahan (increamental net benefit) yang merupakan selisih antara pendapatan bersih proyek dengan pendapatan bersih non proyek. Manfaat bersih tambahan selanjutnya dinilai dalam bentuk nilai sekarang (present value). Kelayakan ekonomi dinilai melalui beberapa kriteria, meliputi NPV (net present value / nilai sekarang bersih), Net B/C (net benefit cost ratio / rasio manfaat dan biaya bersih) dan IRR (internal rate of return / tingkat pengembalian internal). Discount factor yang digunakan adalah pada tingkat diskonto 12 persen. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 80.257.566,00. Nilai ini berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 80.257.566,00. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1,10, hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,10. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 16 persen. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria kelayakan ekonomi, semua memenuhi untuk dikatakan layak yaitu NPV 0, Net B/C 1, dan IRR tingkat diskonto atau suku bunga yang berlaku. Dengan demikian pembangunan pompanisasi yang akan dilaksanakan dinyatakan layak secara ekonomi atau akan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat khusunya petani.

Tabel 23. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden Kelas Luas Lahan (ha) NPV Net B/C IRR (%) 108.849.354 1.14 17 0,5 84.097.666 1.11 16 0,5 1 71.757.826 1.09 16 1

Berdasarkan tiga kelas petani yang dikelompokkan berdasarkan luas lahan menunjukkan bahwa petani pada kelas terkecil memiliki nilai yang paling efisien dalam kegiatan usahataninya dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan yang lebih besar. Dengan kata lain semakin kecil lahan yang dimiliki, nilai kelayakan usahataninya semakin efisien. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki lahan kecil dapat lebih menekan biaya usahataninya dalam melakukan kegiatan usahatani. Sebagai contoh dalam melakukan pengolahan lahan petani yang lahan usahataninya luas lebih memilih untuk menggunakan traktor, sedangkan petani yang lahan usahataninya kecil lebih memilih untuk melakukan pengolahan tanah secara manual dengan menggunakan cangkul dan dilakukan oleh sendiri (Tabel 24). Selain itu hasil analisis tersebut dikarenakan pada waktu kegiatan persemaian rumput, petani yang lahan usahataninya luas selain melakukakan persemaian secara manual, mereka juga sering kali menggunakan obat yang berfungsi untuk meminimalisasi tumbuhnya rumput di lahan usahataninya, sedangkan petani yang lahan usahataninya lebih kecil jarang menggunakan obat-obatan sejenis dan hanya melakukannya dengan cara persemaian secara manual. Sehingga petani yang lahan usahataninya lebih kecil dapat meminimalisasi pengeluaran usahatani mereka dibandingkan dengan petani yang lahan usahataninya lebih luas.

Tabel 24. Biaya Usahatani untuk Traktor dan Pestisida per ha per tahun, 2008 Traktor Pestisida Kelas Luas Lahan (ha) (Rp/ha/tahun) (Rp/ha/tahun) Kondisi Tanpa Proyek 0,5 700.000 594.193 0,5 - 1 1.400.000 651.008 0,5 1.400.000 759.572 Kondisi Dengan Proyek 0,5 700.000 891.289 0,5 - 1 1.400.000 976.512 0,5 1.400.000 1.139.359

8.5. Analisis Senstivitas Berdasarkan analisis kelayakan diketahui bahwa secara ekonomi pembangunan pompanisasi layak untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap harga input (harga pestisida). Berdasarkan data dari Departemen Pertanian terjadi rata-rata peningkatan harga pestisida per liter per tahun sebesar 22 persen (Tabel 25). Perubahan berdasarkan fakta tersebut dianalisis dalam penelitian ini dengan analisis sensitivitas.

Tabel 25. Peningkatan Harga Pestisida, Tahun 1997-2006 Tahun Harga (Rp/liter) Peningkatan (%) 1997 2852.40 1998 4500.80 58 1999 7500.00 67 2000 7500.00 0 2001 8209.34 9 2002 9359.50 14 2003 10779.67 15 2004 11959.83 11 2005 13709.99 15 2006 14860.15 8 Rata-rata Peningkatan per Tahun (%) 22 Sumber : Direktorat Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian dari BPS, 2006

Dari hasil analisis diperoleh NPV sebesar Rp 71.757.826,00. Nilai ini berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih sebesar Rp 71.757.826,00 dan masih layak untuk dilanjutkan. Nila Net B/C yang diperoleh sebesar 1,09, hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,09. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 16 persen. Tabel 26. Analisis Sensitivitas Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden Kelas Luas Lahan (ha) NPV Net B/C IRR (%) 0,5 99.609.722 1,13 17 0,5 1 76.442.748 1,10 16 1 61.388.142 1,08 15 Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap harga pestisida pada masing-masing kelas luas lahan dapat dilihat pada Tabel 26. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa kegiatan uasahatani pada lahan yang lebih kecil dinyatakan lebih layak dibandingkan dengan lahan yang lebih luas apabila terjadi peningkatan harga pestisida sebesar 22 persen. Berdasarkan hasil perhitungan analisis sensitivitas, semua memenuhi untuk dikatakan layak yaitu NPV 0, Net B/C 1, dan IRR tingkat diskonto atau suku bunga yang berlaku. Dengan demikian pembangunan pompanisasi yang akan dilaksanakan dinyatakan masih layak secara ekonomi atau masih memberikan keuntungan apabila terjadi peningkatan harga pestisida sebesar 22 persen. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis switching value (nilai pengganti). Analisis tersebut juga dilakukan pada penelitian ini. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan pada harga input

(pestisida) sehingga proyek mendekati keuntungan normal (NPV=0, Net B/C=1, IRR=tingkat bunga). Perubahan harga pestisida pada analisis kelayakan ekonomi mencapai kondisi yang mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima ketika NPV Rp 6.850.724,00. Nilai ini berarti bahwa investasi pompanisasi akan memberikan pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 6.850.724,00 selama 5 tahun pada nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1,00. Berarti setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,00. Sedangkan IRR yang diperoleh adalah 12 persen. Pada tingkat bunga ini NPV bernilai 0. Kondisi ini terjadi ketika harga pestisida meningakat sebesar 190 persen. Dengan demikian, secara ekonomi investasi pompanisasi layak untuk dilanjutkan jika terjadi peningkatan harga pestisida 190 persen dari semula. Tabel 27. Analisis Switching Value Berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki Petani Responden IRR Swithcing Kelas Luas Lahan (ha) NPV Net B/C (%) Value (%) 0,5 3.853.542 1,00 12 250 0,5 1 589.472 1,00 12 240 1 1.055.442 1,00 12 150 Dari hasil analisis diperoleh nilai perubahan yang bisa ditoleransi terhadap peningkatan harga pestisida pada masing-masing kelas luas lahan dapat dilihat pada Tabel 27. Pada kelas luas lahan 0,5 ha, secara ekonomi mencapai kondisi yang mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima jika terjadi peningkatan harga pestisida 250 persen dari semula. Sedangkan untuk kelas lahan 0,5 1 ha perubahan yang masih dapat ditoleransi adalah sebesar 240 persen dan untuk kelas luas lahan 1 ha sebesar 150 persen dari semula.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan 1. Pembangunan pompanisasi telah meningkatkan produksi lahan melalui peningkatan pola dan intensitas tanam. Pola tanam petani dengan pompanisasi adalah padi-padi-kedelai/sayuran sementara petani tanpa pompanisasi hanya padi-padi-bera. Intensitas tanam pada petani dengan pompanisasi sebesar 300 persen sedangkan petani tanpa pompanisasi hanya 200 persen. Sehingga telah meningkatkan tingkat produksi padi per tahun sebesar 2.044 kg dan dapat memberikan tambahan produksi yaitu kedelai sebesar 1.414 kg/ha/tahun, mentimun suri 20.684 kg/ha, mentimun 21.144 kg/ha dan oyong 8.261 kg/ha. Dari dampak tersebut pembangunan pompanisasi dapat meningkatkan penerimaan petani sebesar 118 persen dalam setahun. 2. Melalui perubahan pola tanam dan peningkatan intensitas tanam, kegiatan usahatani sawah dengan pompanisasi menyerap tenaga kerja total sebesar 900,7 HOK/tahun, sedangkan pada usahatani sawah tanpa pompanisasi hanya menyerap 206,5 HOK/tahun. Dengan digunakannya pompanisasi, terjadi peningkatan pengunaan tenaga kerja sebesar 694,2 HOK/tahun, nilai ini sebanding dengan Rp 20.826.000,00. 3. Analisis kelayakan dengan menggunakan kriteria NPV, Net B/C dan IRR menunjukkan bahwa investasi pompanisasi layak secara ekonomi. Analisis senstivitas terhadap harga input (pestisida) apabila terjadi peningkatan sebesar 22 persen, proyek masih layak untuk dilaksanakan. Perubahan harga pestisida sebesar 190 persen pada analisis kelayakan ekonomi

mencapai kondisi yang mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima. 4. Hasil analisis yang dilakukan pada ketiga kelas luas lahan menunjukkan bahwa semakin kecil luas lahan yang dimiliki atau digarap, kegiatan usahataninya semakin efisien. Hal tersebut terjadi karena petani yang memiliki lahan yang lebih sempit dapat lebih menekan biaya usahataninya dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sawah yang lebih luas. 9.2. Saran Pembangunan pompanisasi memberikan dampak positif melalui

peningkatan pola dan intensitas tanam, tingkat produksi, penerimaan dan kesempatan kerja sehingga pompanisasi perlu ditingkatkan pada desa-desa yang kondisi sawahnya masih mengalami kekeringan pada musim kemarau pada khususnya. Adapun saran yang diberikan pada penelitian ini adalah: 1. Organisasi yang mengelola manajemen pompanisasi diharapkan dapat berkomitmen pada aturan yang telah ditetapkan demi keberlangsungan proyek. 2. Petani lain diharapkan dapat mengembangkan proyek sejenis baik menggunakan modal pribadi maupun antar kelompok tani guna meningkatkan hasil produksi melalui peningkatan fungsi dan pengendalian tata air dengan membangun pompanisasi. 3. Pemerintah daerah diharapkan memberi dukungan terhadap proyek pertanian sejenis karena dapat memberikan dampak ekonomi yang cukup besar terhadap masyarakat khususnya petani.

4. Penelitian ini terbatas hanya pada perhitungan terhadap manfaat yang dapat terukur (tangible benefit), sehingga pengembangan penelitian yang membahas manfaat tidak terukur (intangible benefit) diharapkan dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2007. Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. Jakarta. . 2008. Statistik Indonesia. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. 2008. Kabupaten Sumedang Dalam Angka 2008. Jakarta. Badan Permusyawaratan Desa Keboncau. 2008. Proposal Permohonan Bantuan Sarana Irigasi Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang. Departemen Pekerjaan Umum. 1974. Undang-Undang nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan. Jakarta. . 1985. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Irigasi. Jakarta. Direktorat Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Harga Pupuk Bersubsidi Tahun 2008. Diambil 22 Juni 2009. Direktorat Jendral Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Peningkatan Harga Pestisisda Tahun 1997-2006. Diambil 22 Juni 2009. Dumairy. 1992. Ekonomika Sumberdaya Air. BPFE. Yogyakarta. Gittinger, J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. UI Press-John Hopkins. Jakarta. Gray, Clive dkk. 1993. Pengantar Evaluasi Proyek. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hadria, S. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. P.T Sastra Hudaya. Jakarta. Jannah, S. 1997. Analisis Kelayakan Investasi Irigasi Pompa Sumur Dalam dan Dampaknya Terhadap Distribusi Pendapatan Usahatani. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kadariah. 1978. Evaluasi Proyek, Analisa Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. Muchtar, A. 2002. Analisis Kelayakan Investasi Irigasi Desa dan Pendapatan Usahatani. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Profil Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya. 2008. Sumedang. Soekartawi, et al. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Tyas, D. 2005. Dampak Pemanfaatan Irigasi Pompa Terhadap Produksi, Penggunaan Faktor Produksi, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Pertanian. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Unit Pelaksana Teknis Daerah Pertanian Kecamatan Ujungjaya. 2008. Sumedang.

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi menurut wilayah Perkembangan 2006-2007 Uraian 2006 2007 Absolute % a. Luas Panen (ha) - Jawa 5.703.589 5.670.947 -32.642 -0,57 - Luar Jawa 6.082.841 6.476.690 393.849 6,47 - Indonesia 11.786.430 12.147.637 361.207 3,06 b. Produksi (ton) - Jawa 29.960.638 30.466.339 505.701 1,69 - Luar Jawa 24.494.299 26.691.096 2.196.797 8,97 - Indonesia 54.454.937 57.157.435 2.702.498 4,96 c. Produktivitas (ton/ha) - Jawa 5,253 5,372 0,119 2,27 - Luar Jawa 4,027 4,121 0,094 2,33 - Indonesia 4,62 4,705 0,085 1,84
Sumber : Badan Pusat Statistik (2007)

Tabel lampiran 2. Luas Panen, Produkvitas dan Produksi Padi di Kabupaten Sumedang Luas Panen Produksi Produktivitas No. Kecamatan (ha) (ton) (ton/ha) 1. Jatinangor 3.009 17.005 5,651 2. Cimanggung 2.198 12.43 5,656 3. Tanjungsari 1.752 9.848 5,621 4. Sukasari 1.28 8.624 6,736 5. Pamulihan 1.136 6.988 6,149 6. Rancakalong 3.481 22.372 6,427 7. Sumedang Selatan 664 3.548 5,344 8. Sumedang Utara 1.182 7.325 6,196 9. Ganeas 1.32 7.388 5,596 10. Situraja 3.274 21.032 6,424 11. Cisitu 2.196 13.491 6,144 12. Darmaraja 2.77 17.738 6,403 13. Cibugel 1.487 8.399 5,648 14. Wado 2.515 14.691 5,842 15. Jatinunggal 4.631 25.448 5,496 16. Jatigede 5.574 32.094 5,758 17. Tomo 1.757 11.468 6,529 18. Ujungjaya 6.215 36.212 5,827 19. Conggeang 2.495 14.28 5,724 20. Paseh 2.159 14.482 6,709 21. Cimalaka 1.297 7.598 5,856 22. Cisarua 960 5.173 5,387 23. Tanjungkerta 2.176 12.836 5,900 24. Tanjungmedar 2.776 16.222 5,844 25. Buahdua 1.062 6.097 5,740 26. Surian 2.962 20.137 6,799 Jumlah 62.327 372.925 5,983
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel lampiran 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairannya (ha) Pengairan / Irigasi Jumlah No. Kecanatan Setengah Sederhana Tadah Sawah Teknis Teknis dan Desa Hujan 1. Jatinangor 223 19 68 100 410 2. Cimanggung 222 56 137 100 515 3. Tanjungsari 371 306 283 65 1025 4. Sukasari 215 0 488 4 707 5. Pamulihan 0 0 531 81 612 6. Rancakalong 51 140 595 71 857 Sumedang 7. 149 0 1198 97 1444 Selatan Sumedang 8. 0 289 574 0 863 Utara 9. Ganeas 261 371 303 55 990 10. Situraja 0 216 1242 0 1458 11. Cisitu 0 278 728 25 1031 12. Darmaraja 0 901 807 46 1754 13. Cibugel 0 304 249 159 712 14. Wado 0 477 584 180 1241 15. Jatinunggal 0 688 515 758 1961 16. Jatigede 0 190 597 1072 1859 17. Tomo 0 0 858 657 1515 18. Ujungjaya 1552 0 589 533 2674 19. Conggeang 0 90 2561 353 3004 20. Paseh 0 332 537 371 1240 21. Cimalaka 208 207 510 15 940 22. Cisarua 96 133 241 0 470 23. Tanjungkerta 196 106 994 330 1626 24. Tanjungmedar 0 0 1079 0 1079 25. Buahdua 70 820 1653 286 2829 26. Surian 0 0 554 0 554 3614 5923 12891 5358 33370 Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel Lampiran 4. Nilai Produksi Usahatani pada Sawah Dengan Pompanisasi, Tahun 2008 Produksi Nilai Nilai MT Komoditi (kg) (Rp /ha) (Rp /75 ha) 1 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 2 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 3 Kedelai 1.414 5.726.700 51.540.300 Mentimun Suri 20.684 31.026.000 527.442.000 Mentimun 21.144 31.716.000 1.046.628.000 Oyong 8.262 9.914.400 158.630.400 Keterangan: Produksi disetarakan berdasarkan harga padi Pada MT 3 nilai produksi kedelai dinyatakan per 9 ha, mentimun suri per 17 ha, mentimun melon per 33 ha, dan oyong per 16 ha.

Tabel Lampiran 5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pompanisasi di Lokasi Proyek, Tahun 2008 Uraian Nilai (Rp/thn) Listrik 4.356.000 Pelumas 4.873.125 Upah Operator 12.000.000 Pemeliharaan 373.600

Tabel Lampiran 6. Nilai Produksi Usahatani di Lokasi Non Proyek, Tahun 2008 MT Komoditi Produksi Nilai (Rp /ha) Nilai (Rp /75 ha) 1 Padi 5292 12.700.800 952.560.000 2 Padi 4802 11.524.800 864.360.000

Jaya Mekar

BANDREK
Undak Mekar KUBANGSAMI

SKALA 1 : 100
KASO
PETA LOKASI

Mekarsari GEMPOL Sukasari I Sukasari II

POMPANISASI
DESA KEBONCAU

Keterangan :
Pipa Saluran Genset Saluran Pembagi Jalan Provinsi Jalan Desa Jalan Kabupaten Batas Desa Keoncau Batas Blok

Tabel Lampiran 7. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi


Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

82

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 23347515 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 23347515 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000 5631900 2802969832 1166110868 930953296 235157572 0.797193878 187466177

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000 5631900 2802969832 1166110868 930953296 235157572 0.635518078 149446888

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

885966704 0 930953296 0

1676879189 140040811 930953296 -790912485 1 -790912485

2797337932 1171742768 930953296 240789472 0.892857143 214990600

2797337932 1171742768 930953296 240789472 0.711780248 171389190

2797337932 1191563443 930953296 260610147.2 0.567426856 147877196 80257566 16% 871170051 -790912485 1.10

83

Tabel Lampiran 8. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas sawah 0,5 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

84

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 22282234 26671432

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 22282234 26671432

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 33932978 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 33932978 52500000 5631900 2792797573 1176283127 933193915 243089212 0.79719388 193789232

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 33932978 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 33932978 52500000 5631900 2792797573 1176283127 933193915 243089212 0.63551808 154487589

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 33932978 52500000

883726085 0 933193915 0

1674638570 142281430 933193915 -790912485 1 -790912485

2787165673 1181915027 933193915 248721112 0.89285714 222072421

2787165673 1181915027 933193915 248721112 0.71178025 177034775

2787165673 1201735702 933193915 268541787.2 0.567426856 152377822 108849354 17% 899761839 -790912485 1.14

85

Tabel Lampiran 9. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas Lahan 0,5 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

86

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 24412796 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 24412796 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000 5631900 2802969832 1166110868 929888015 236222853 0.79719388 188315412

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000 5631900 2802969832 1166110868 929888015 236222853 0.63551808 150123894

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 34065290 52500000

887031985 0 929888015 0

1677944470 138975530 929888015 -790912485 1 -790912485

2797337932 1171742768 929888015 241854753 0.89285714 215941744

2797337932 1171742768 929888015 241854753 0.71178025 172147436

2797337932 1191563443 929888015 261675428.2 0.567426856 148481665 84097666 16% 875010151 -790912485 1.11

87

Tabel Lampiran 10. Analisis Kelayakan Ekonomi Pompanisasi (Luas Lahan 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

88

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 28483968 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 28483968 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 925816843 232799662 0.79719388 185586465

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 925816843 232799661 0.63551808 147948393

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

891103157 0 925816843 0

1682015642 134904358 925816843 -790912485 1 -790912485

2804832296 1164248404 925816843 238431562 0.89285714 212885323

2804832296 1164248404 925816843 238431561 0.71178025 169710876

2804832296 1184069079 925816843 258252236.5 0.567426856 146539255 71757826 16% 862670311 -790912485 1.09

89

Tabel Lampiran 11. Analaisis Sensitivitas Pada Peningkatan Harga Pestisida Sebesar 22 %
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW
1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian

0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan

90

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 28483968 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 28483968 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 925816843 232799662 0.797193878 185586465

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 925816843 232799661.3 0.635518078 147948393

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

891103157 0 925816843 0

1682015642 134904358 925816843 -790912485 1 -790912485

2804832296 1164248404 925816842.7 238431562 0.892857143 212885323

2804832296 1164248404 925816843 238431561.3 0.711780248 169710876

2804832296 1184069079 925816843 258252236.5 0.567426856 146539255 71757826 16% 862670311 -790912485 1.09

91

Tabel Lampiran 12. Analaisis Sensitivitas Pada Peningkatan Harga Pestisida Sebesar 22 % (Luas sawah 0,5 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

92

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 27184325 26671432

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 27184325 26671432

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 41398233 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 41398233 52500000 5631900 2800262828 1168817872 928291824 240526048 0.79719388 191745893

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 41398233 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 41398233 52500000 5631900 2800262828 1168817872 928291824 240526048 0.63551808 152858652

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 41398233 52500000

888628176.5 0 928291823.5 0

1679540661 137379339 928291824 -790912485 1 -790912485

2794630928 1174449772 928291824 246157948 0.89285714 219783882

2794630928 1174449772 928291824 246157948 0.71178025 175210365

2794630928 1194270447 928291823.5 265978623.5 0.567426856 150923414 99609722 17% 890522207 -790912485 1.13

93

Tabel Lampiran 13. Analaisis Sensitivitas Pada Peningkatan Harga Pestisida Sebesar 22 % (Luas sawah 0,5 - 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

94

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 29783611 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 29783611 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 924517200 234099304 0.79719388 186622532

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000 5631900 2810464196 1158616504 924517200 234099304 0.63551808 148774340

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 41559654 52500000

892402800 0 924517200 0

1683315285 133604715 924517200 -790912485 1 -790912485

2804832296 1164248404 924517200 239731204 0.89285714 214045718

2804832296 1164248404 924517200 239731204 0.71178025 170635936

2804832296 1184069079 924517199.9 259551879.5 0.567426856 147276707 76442748 16% 867355233 -790912485 1.10

95

Tabel Lampiran 14. Analaisis Sensitivitas Pada Peningkatan Harga Pestisida Sebesar 22 % (Luas sawah 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi
a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian

0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan

96

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 34750441 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 34750441 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 50702778 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 50702778 52500000 5631900 2819607320 1149473380 919550370 229923010 0.79719388 183293216

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 50702778 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 50702778 52500000 5631900 2819607320 1149473380 919550370 229923010 0.63551808 146120230

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 50702778 52500000

897369630 0 919550370 0

1688282115 128637885 919550370 -790912485 1 -790912485

2813975420 1155105280 919550370 235554910 0.89285714 210316884

2813975420 1155105280 919550370 235554910 0.71178025 167663332

2813975420 1174925955 919550370 255375585.3 0.567426856 144906965 61388142 15% 852300627 -790912485 1.08

97

Tabel Lampiran 15. Analaisis Switching Value terhadap Peningkatan Harga Pestisida
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi
- Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian

0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan

98

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 67707794 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 67707794 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 98789341 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 98789341 52500000 5631900 2867693883 1101386817 886593017.5 214793799.5 0.797193878 171232302

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 98789341 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 98789341 52500000 5631900 2867693883 1101386817 886593017.5 214793799.5 0.635518078 136505343

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 98789341 52500000

930326982.5 0 886593017.5 0

1721239468 95680532.5 886593018 -790912485 1 -790912485

2862061983 1107018717 886593017.5 220425699.5 0.892857143 196808660

2862061983 1107018717 886593017.5 220425699.5 0.711780248 156894659

2862061983 1126839392 886593017.5 240246374.7 0.567426856 136322245 6850724 12% 797763209 -790912485 1.00

99

Tabel Lampiran 16. Analaisis Switching Value terhadap Peningkatan Harga Pestisida (Luas sawah 0,5 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

100

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 77987819 26671432

210000000 365595870 24076376 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 77987819 26671432

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 118765423 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 118765423 52500000 5631900 2877630018 1091450682 877488330 213962352 0.797193878 170569477

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 118765423 52500000

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 118765423 52500000 5631900 2877630018 1091450682 877488330 213962352 0.635518078 135976943

1795827450 631677557 43682598 70731969 49278378 16981975 47613943 0 23336100 0 118765423 52500000

939431670 0 877488330 0

1730344155 86575845 877488330 -790912485 1 -790912485

2871998118 1097082582 877488330 219594252 0.892857143 196066296

2871998118 1097082582 877488330 219594252 0.711780248 156302851

2871998118 1116903257 877488330 239414927.2 0.567426856 135850459 3853542 12% 794766027 -790912485 1.00

101

Tabel Lampiran 17. Analaisis Switching Value terhadap Peningkatan Harga Pestisida (Luas sawah 0,5 - 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi - Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian 2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000 1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700 5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

102

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 83003506 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 83003506 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 115821986 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 115821986 52500000 5631900 2884726528 1084354172 871297304.6 213056867.4 0.797193878 169847630

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 115821986 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 115821986 52500000 5631900 2884726528 1084354172 871297304.6 213056867.4 0.635518078 135401491

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 115821986 52500000

945622695 0 871297305 0

1736535180 80384819.6 871297304.6 -790912485 1 -790912485

2879094628 1089986072 871297304.6 218688767.4 0.892857143 195257828

2879094628 1089986072 871297304.6 218688767.4 0.711780248 155658345

2879094628 1109806747 871297304.6 238509442.6 0.567426856 135336663 589472 12% 791501957 -790912485 1.00

103

Tabel Lampiran 18. Analaisis Switching Value terhadap Peningkatan Harga Pestisida (Luas sawah 1 ha)
Tanpa Proyek INFLOW Padi I Padi II Kedelai Mentimun Suri Mentimun Melon Oyong Nilai Sisa TOTAL PENERIMAAN OUTFLOW 1. Biaya Investasi
- Biaya Investasi Pomanisasi a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal c. Pengadaan pipa d. Pemasangan pipa e. Pekerjaan rumah panel f. Pekerjaan Rumah Pompa g. Pengadaan dan Pemasangan Mesin Generator Set h. Pekerjaan Pembuatan Bak Penampung Reservoar - Biaya Investasi Usahatani a. Alat Pertanian

0 952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

2 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

3 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

4 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 0 3969080700

5 1092420000 1092420000 51540300 527442000 1046628000 158630400 19820675 3988901375

952560000 864360000 0 0 0 0 0 1816920000

1335629 63343091 493912485 63568876 33732772 9416548 99103376 26499708 5631900 5631900

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 4356000 4873125 12000000 373600

2. Biaya Operasional a. Listrik b. Pelumas c. Upah Operator 3. Biaya Pemeliharaan

104

4. Biaya Usahatani a. Biaya Tetap Sewa lahan b. Biaya Variabel Tenaga Kerja Benih Pupuk - Urea - NPK Ponska - SP 18 - NPK Kujang - ZA - Organik - KCL Pestisida Pengairan 5. Reinvestsi Alat Pertanian TOTAL PENGELUARAN PENDAPATAN BERSIH PROYEK PENDAPATAN BERSIH TANPA PROYEK PENDAPATAN BERSIH TAMABAHAN DF 12% PV NPV IRR PV Positif PV Negatif Net B/C

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 71209920 10019868

210000000 379932860 27566288 32913000 63370123 2750475 120637530 4748145 4644000 405000 71209920 10019868

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 103899135 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 103899135 52500000 5631900 2872803677 1096277023 883090891 213186132 0.797193878 169950679

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 103899135 52500000

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 103899135 52500000 5631900 2872803677 1096277023 883090891 213186132 0.635518078 135483641

1795827450 605329841 41892926 64020579 42152141 3808350 104099743 6747387 24381000 910500 103899135 52500000

933829109 0 883090891 0

1724741594 92178406 883090891 -790912485 1 -790912485

2867171777 1101908923 883090891 218818032 0.892857143 195373243

2867171777 1101908923 883090891 218818032 0.711780248 155750353

2867171777 1121729598 883090891 238638707.2 0.567426856 135410011 1055442 12% 791967927 -790912485 1.00

105

106

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN No. Tanggal Wawancara : : Studi Kelayakan Ekonomi Proyek

Kuisioner Kabupaten H44051447,

Pompanisasi Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya Sumedang Departemen oleh Mia Mardiyatuljanah, Sumberdaya dan

Ekonomi

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Tahun 2009.

KUISIONER PENELITIAN

Nama responden Desa Alamat

: : :

Petunjuk Pengisian ! Berilah tanda silang (X) pada jawaban pilihan yang sesuai menurut saudara. A. KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 1. Jenis kelamin 2. Umur 3. Pendidikan formal terakhir a. Tidak sekolah b. Tidak lulus SD c. Lulus SD atau sederajat :.. L/P :.................................. tahun : d. Lulus SLTP atau sederajat e. Lulus SMA atu sederajat f. Lulus PT

4. Pendidikan non Formal (sebutkan nama dan lamanya) a. ................................................lamanya :.........................tahun b. ................................................lamanya :.........................tahun 5. Status pernikahan : 1. Menikah 6. Jumlah tanggungan keluarga : Bekerja dalam Status usahatani (orang) Istri Anak (0-15 tahun) Dewasa ( Total Bekerja luar usahatani (orang) Tidak bekerja (orang) Penghasilan (Rp/bulan) 2. Belum Menikah

7. Lama pengalaman berusahatani :.................................tahun 8. Anggapan saudara terhadap pekerjaan usahatani, sebagai : a. Mata pencaharian pokok b. Mata pencaharian sampingan (*: Bila jawaban a, maka pekerjaan sampingan yaitu Bila jawaban b, maka pekerjaan pokok yaitu 9. - Luas lahan yang dimiliki - Terdiri dari berapa lokasi - Masing-masing luasnya :................................... :...................................

:....................................................................... :....................................................................... :.......................................................................

- Jenis masing-masing sawah

:.......................................................................

B. DATA USAHATANI 1. Penggunaan Sarana Produksi Tanpa Proyek Jenis Input Jumlah (kg) 1. Benih/bibit 2. Pupuk a. Urea b. TSP c. Pupuk Kandang d. lainnya e. f. g. 3. Obat-obatan a. Pestisida b.Insktisida c. Herbisida d. lainnya e. f. Total Harga Satuan (Rp/kg) Nilai Total (Rp) Jumlah (kg) Dengan Proyek Harga satuan (Rp/kg) Nilai Total (Rp)

2. Pengeluaran Tunai Usahatani Tanpa Proyek Jenis Modal Harga Jumlah satuan (Rp) 1. Pajak Lahan 2. Sewa a. Hewan untuk pengolahan lahan b. Traktor c. Alat petani d. Lainnya e. f. g. 3. Pembayaran bunga pinjaman 4. Biaya Pemeliharaan 5. Lainnya . Total Nilai Total (Rp) Dengan Proyek Harga Jumlah satuan (Rp) Nilai Total (Rp)

3. Tingkat Produksi Usahatani Tanpa Proyek


Kondisi Proyek Luas panen (ha) Produksi Total (kg/panen) Konsumsi untuk benih (kg) Konsumsi untuk pangan (kg) Upah pekerja (kg) Dijual (kg) Harga jual (Rp/kg)

Musim tanam I Musim tanam II

Dengan Proyek
Kondisi Proyek Luas panen (ha) Produksi Total (kg/panen) Konsumsi untuk benih (kg) Konsumsi untuk pangan (kg) Upah pekerja (kg) Dijual (kg) Harga jual (Rp/kg)

Musim tanam I Musim tanam II Musim tanam III

4. Perubahan Pola Tanam dan Intensitas Tanam Tanpa Proyek 1. Banyaknya musim tanam dalam satu tahun 2. Pola tanam - Jenis tanaman pada musim tanam ke I - Jenis tanaman pada musim tanam ke II 3. Luas baku lahan 4. Luas tanam pada musim ke I Luas tanam pada musim ke II : : : : :........................................(ha) :........................................(ha) :........................................(ha)

Dengan Proyek 1. Banyaknya musim tanam dalam satu tahun 2. Pola tanam - Jenis tanaman pada musim tanam ke I - Jenis tanaman pada musim tanam ke II - Jenis tanaman pada musim tanam ke III 3. Luas baku lahan 4. Luas tanam pada musim ke I Luas tanam pada musim ke II Luas tanam pada musim ke III : : : : : :........................................(ha) :........................................(ha) :........................................(ha) :........................................(ha)

6. Modal Usahatani Jenis Modal 1. Milik sendiri 2. Pinjaman a. b. c. d. Tanpa Proyek Bentuk Jumlah (Rp) Dengan Proyek Bentuk Jumlah (Rp)

7. Teknologi yang Digunakan No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Teknologi Tanpa Proyek Dengan Proyek Kegunaan

C. KELEMBAGAAN Lembaga Pertanian (Lembaga Penyuluhan) 1. Bagaimana pendapat Bapak tentang layanan penyuluh, apakah sudah berjalan baik? a. Tanpa Proyek :.................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. b. Dengan Proyek :............................................................................................... ................................................................................................ ................................................................................................ ................................................................................................ 2. Pelayanan apa yang diberikan oleh penyuluh terkait dengan teknik budidaya, pemupukan, penanganan masalah hama, pemanenan, penanganan pasca panen dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usahatani?

.............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 3. Apakah tersedia tempat khusus untuk penyuluhan? a. Ya (dimana) :.................................................................................................... b. Tidak. 4. Bagaimana menurut Bapak terhadap penyuluhan, apakah sudah memperoleh manfaat atau tidak? a. Ya b. Tidak

Lembaga Pertanian (Kelompok Tani) 5. Bagaimana menurut Bapak tentang kelompok tani, apakah berjalan baik dan sudah merasakan manfaat dalam kegiatan tang berhubungan dengan usahatani mulai dari pengolahan lahan sampai pemanenan dan pasca panen? a. Tanpa Proyek :............................................................................................... ............................................................................................... ............................................................................................... ............................................................................................... b. Dengan Proyek :............................................................................................... ............................................................................................... ............................................................................................... ............................................................................................... 6. Sebelum adanya proyek, apakah Dinas Pertanian sudah pernah mengadakan pelatihan untuk menambah keahlian dan pengetahuan kelompok tani tentang cara berusahatani? a. Tidak b. Ya, apa saja...................................................................................................... 7. Setelah adanya proyek, apakah Dinas Pertanian sudah pernah mengadakan pelatihan untuk menambah keahlian dan pengetahuan kelompok tani tentang cara berusahatani? a. Tidak b. Ya, apa saja......................................................................................................

Lembaga Pengairan 8. Sebelum adanya proyek, apakah sudah terbentuk kelembagaan pengairan, baik di tingkat proyek maupun tingkat usahatani? (Jika ya, lanjut ke pertanyaan 10) Jika tidak, bagaimana dengan kegiatan pengairannya?........................................ .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 9. Setelah adanya proyek, apakah dibentuk organisasi pengairan? Apa namanya? .............................................................................................................................. 10. Bagaimana dengan sistem pembagian air?

11.Apakah kelompok organisasi yang dibentuk aktif dalam kegiatan pemeliharaan jaringan? (ya / tidak), jika ya meliputi kegiatan apa saja? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 12.Bagaimana dengan sitem pembayaran iuran irigasi, apakah dibayar dalam bentuk hasil produksi (padi) atau dengan uang? Berapa besar nilainya per hektar? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 13. Digunakan untuk apa saja hasil dari iuran irigasi tersebut? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 14.Apakah kelompok organisasi pengairan tersebut dapat mengatasi permasalahan perselihan dalam pembagian air? Apa alasannya jika ya atau tidak? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 15. Bagaimana kecukupan air di sawah, baik sawah yang lokasinya dekat dengan pompa maupun yang jauh dari pompa? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi menurut wilayah Perkembangan 2006-2007 Uraian 2006 2007 Absolute % a. Luas Panen (ha) - Jawa 5.703.589 5.670.947 -32.642 -0,57 - Luar Jawa 6.082.841 6.476.690 393.849 6,47 - Indonesia 11.786.430 12.147.637 361.207 3,06 b. Produksi (ton) - Jawa 29.960.638 30.466.339 505.701 1,69 - Luar Jawa 24.494.299 26.691.096 2.196.797 8,97 - Indonesia 54.454.937 57.157.435 2.702.498 4,96 c. Produktivitas (ton/ha) - Jawa 5,253 5,372 0,119 2,27 - Luar Jawa 4,027 4,121 0,094 2,33 - Indonesia 4,62 4,705 0,085 1,84
Sumber : Badan Pusat Statistik (2007)

Tabel lampiran 2. Luas Panen, Produkvitas dan Produksi Padi di Kabupaten Sumedang Luas Panen Produksi Produktivitas No. Kecamatan (ha) (ton) (ton/ha) 1. Jatinangor 3.009 17.005 5,651 2. Cimanggung 2.198 12.43 5,656 3. Tanjungsari 1.752 9.848 5,621 4. Sukasari 1.28 8.624 6,736 5. Pamulihan 1.136 6.988 6,149 6. Rancakalong 3.481 22.372 6,427 7. Sumedang Selatan 664 3.548 5,344 8. Sumedang Utara 1.182 7.325 6,196 9. Ganeas 1.32 7.388 5,596 10. Situraja 3.274 21.032 6,424 11. Cisitu 2.196 13.491 6,144 12. Darmaraja 2.77 17.738 6,403 13. Cibugel 1.487 8.399 5,648 14. Wado 2.515 14.691 5,842 15. Jatinunggal 4.631 25.448 5,496 16. Jatigede 5.574 32.094 5,758 17. Tomo 1.757 11.468 6,529 18. Ujungjaya 6.215 36.212 5,827 19. Conggeang 2.495 14.28 5,724 20. Paseh 2.159 14.482 6,709 21. Cimalaka 1.297 7.598 5,856 22. Cisarua 960 5.173 5,387 23. Tanjungkerta 2.176 12.836 5,900 24. Tanjungmedar 2.776 16.222 5,844 25. Buahdua 1.062 6.097 5,740 26. Surian 2.962 20.137 6,799 Jumlah 62.327 372.925 5,983
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel lampiran 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairannya (ha) Pengairan / Irigasi Jumlah No. Kecanatan Setengah Sederhana Tadah Sawah Teknis Teknis dan Desa Hujan 1. Jatinangor 223 19 68 100 410 2. Cimanggung 222 56 137 100 515 3. Tanjungsari 371 306 283 65 1025 4. Sukasari 215 0 488 4 707 5. Pamulihan 0 0 531 81 612 6. Rancakalong 51 140 595 71 857 Sumedang 7. 149 0 1198 97 1444 Selatan Sumedang 8. 0 289 574 0 863 Utara 9. Ganeas 261 371 303 55 990 10. Situraja 0 216 1242 0 1458 11. Cisitu 0 278 728 25 1031 12. Darmaraja 0 901 807 46 1754 13. Cibugel 0 304 249 159 712 14. Wado 0 477 584 180 1241 15. Jatinunggal 0 688 515 758 1961 16. Jatigede 0 190 597 1072 1859 17. Tomo 0 0 858 657 1515 18. Ujungjaya 1552 0 589 533 2674 19. Conggeang 0 90 2561 353 3004 20. Paseh 0 332 537 371 1240 21. Cimalaka 208 207 510 15 940 22. Cisarua 96 133 241 0 470 23. Tanjungkerta 196 106 994 330 1626 24. Tanjungmedar 0 0 1079 0 1079 25. Buahdua 70 820 1653 286 2829 26. Surian 0 0 554 0 554 3614 5923 12891 5358 33370 Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel Lampiran 4. Nilai Produksi Usahatani pada Sawah Dengan Pompanisasi, Tahun 2008 Produksi Nilai Nilai MT Komoditi (kg) (Rp /ha) (Rp /75 ha) 1 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 2 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 3 Kedelai 1.414 5.726.700 51.540.300 Mentimun Suri 20.684 31.026.000 527.442.000 Mentimun 21.144 31.716.000 1.046.628.000 Oyong 8.262 9.914.400 158.630.400 Keterangan: Produksi disetarakan berdasarkan harga padi Pada MT 3 nilai produksi kedelai dinyatakan per 9 ha, mentimun suri per 17 ha, mentimun melon per 33 ha, dan oyong per 16 ha.

Tabel Lampiran 5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pompanisasi di Lokasi Proyek, Tahun 2008 Uraian Nilai (Rp/thn) Listrik 4.356.000 Pelumas 4.873.125 Upah Operator 12.000.000 Pemeliharaan 373.600

Tabel Lampiran 6. Nilai Produksi Usahatani di Lokasi Non Proyek, Tahun 2008 MT Komoditi Produksi Nilai (Rp /ha) Nilai (Rp /75 ha) 1 Padi 5292 12.700.800 952.560.000 2 Padi 4802 11.524.800 864.360.000

Lampiran Gambar Pompanisasi

Kondisi sawah tanpa pompanisasi

Lokasi sawah target pompanisasi Desa Keboncau

Sungai Cimanuk, Sumber air pompanisasi Desa Keboncau

Contoh bak pembagi pompanisasi (reservoar)

Contoh Pompa sumur bor yang menggunakan bahan bakar solar

Untuk sekali pakai mereka harus menghabiskan 5 solar liter untuk 400 meter persegi sawah

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi menurut wilayah Perkembangan 2006-2007 Uraian 2006 2007 Absolute % a. Luas Panen (ha) - Jawa 5.703.589 5.670.947 -32.642 -0,57 - Luar Jawa 6.082.841 6.476.690 393.849 6,47 - Indonesia 11.786.430 12.147.637 361.207 3,06 b. Produksi (ton) - Jawa 29.960.638 30.466.339 505.701 1,69 - Luar Jawa 24.494.299 26.691.096 2.196.797 8,97 - Indonesia 54.454.937 57.157.435 2.702.498 4,96 c. Produktivitas (ton/ha) - Jawa 5,253 5,372 0,119 2,27 - Luar Jawa 4,027 4,121 0,094 2,33 - Indonesia 4,62 4,705 0,085 1,84
Sumber : Badan Pusat Statistik (2007)

Tabel lampiran 2. Luas Panen, Produkvitas dan Produksi Padi di Kabupaten Sumedang Luas Panen Produksi Produktivitas No. Kecamatan (ha) (ton) (ton/ha) 1. Jatinangor 3.009 17.005 5,651 2. Cimanggung 2.198 12.43 5,656 3. Tanjungsari 1.752 9.848 5,621 4. Sukasari 1.28 8.624 6,736 5. Pamulihan 1.136 6.988 6,149 6. Rancakalong 3.481 22.372 6,427 7. Sumedang Selatan 664 3.548 5,344 8. Sumedang Utara 1.182 7.325 6,196 9. Ganeas 1.32 7.388 5,596 10. Situraja 3.274 21.032 6,424 11. Cisitu 2.196 13.491 6,144 12. Darmaraja 2.77 17.738 6,403 13. Cibugel 1.487 8.399 5,648 14. Wado 2.515 14.691 5,842 15. Jatinunggal 4.631 25.448 5,496 16. Jatigede 5.574 32.094 5,758 17. Tomo 1.757 11.468 6,529 18. Ujungjaya 6.215 36.212 5,827 19. Conggeang 2.495 14.28 5,724 20. Paseh 2.159 14.482 6,709 21. Cimalaka 1.297 7.598 5,856 22. Cisarua 960 5.173 5,387 23. Tanjungkerta 2.176 12.836 5,900 24. Tanjungmedar 2.776 16.222 5,844 25. Buahdua 1.062 6.097 5,740 26. Surian 2.962 20.137 6,799 Jumlah 62.327 372.925 5,983
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel lampiran 3. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairannya (ha) Pengairan / Irigasi Jumlah No. Kecanatan Setengah Sederhana Tadah Sawah Teknis Teknis dan Desa Hujan 1. Jatinangor 223 19 68 100 410 2. Cimanggung 222 56 137 100 515 3. Tanjungsari 371 306 283 65 1025 4. Sukasari 215 0 488 4 707 5. Pamulihan 0 0 531 81 612 6. Rancakalong 51 140 595 71 857 Sumedang 7. 149 0 1198 97 1444 Selatan Sumedang 8. 0 289 574 0 863 Utara 9. Ganeas 261 371 303 55 990 10. Situraja 0 216 1242 0 1458 11. Cisitu 0 278 728 25 1031 12. Darmaraja 0 901 807 46 1754 13. Cibugel 0 304 249 159 712 14. Wado 0 477 584 180 1241 15. Jatinunggal 0 688 515 758 1961 16. Jatigede 0 190 597 1072 1859 17. Tomo 0 0 858 657 1515 18. Ujungjaya 1552 0 589 533 2674 19. Conggeang 0 90 2561 353 3004 20. Paseh 0 332 537 371 1240 21. Cimalaka 208 207 510 15 940 22. Cisarua 96 133 241 0 470 23. Tanjungkerta 196 106 994 330 1626 24. Tanjungmedar 0 0 1079 0 1079 25. Buahdua 70 820 1653 286 2829 26. Surian 0 0 554 0 554 3614 5923 12891 5358 33370 Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang (2008)

Tabel Lampiran 4. Nilai Produksi Usahatani pada Sawah Dengan Pompanisasi, Tahun 2008 Produksi Nilai Nilai MT Komoditi (kg) (Rp /ha) (Rp /75 ha) 1 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 2 Padi 6.069 14.565.600 1.092.420.000 3 Kedelai 1.414 5.726.700 51.540.300 Mentimun Suri 20.684 31.026.000 527.442.000 Mentimun 21.144 31.716.000 1.046.628.000 Oyong 8.262 9.914.400 158.630.400 Keterangan: Produksi disetarakan berdasarkan harga padi Pada MT 3 nilai produksi kedelai dinyatakan per 9 ha, mentimun suri per 17 ha, mentimun melon per 33 ha, dan oyong per 16 ha.

Tabel Lampiran 5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pompanisasi di Lokasi Proyek, Tahun 2008 Uraian Nilai (Rp/thn) Listrik 4.356.000 Pelumas 4.873.125 Upah Operator 12.000.000 Pemeliharaan 373.600

Tabel Lampiran 6. Nilai Produksi Usahatani di Lokasi Non Proyek, Tahun 2008 MT Komoditi Produksi Nilai (Rp /ha) Nilai (Rp /75 ha) 1 Padi 5292 12.700.800 952.560.000 2 Padi 4802 11.524.800 864.360.000

You might also like