You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

Plasenta merupakan bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Plasenta memiliki peran sebagai tempat pertukaran zat, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, dan sebagai barier 1. Melihat pentingnya peranan plasenta, maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin ataupun mengganggu proses persalinan. Kelainan pada plasenta dapat berupa gangguan fungsi dari plasenta, gangguan implantasi plasenta, maupun pelepasan plasenta sebelum waktunya yang disebut solusio plasenta2. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni antara minggu 22 dan lahirnya anak1,2. nsidensi solusio plasenta ber!ariasi di seluruh dunia. "rekuensi solusio plasenta di #merika Serikat dan di seluruh dunia mendekati 1$. Saat ini kematian maternal akibat solusio plasenta mendekati %$. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di ndonesia. Pada tahun 1&'' kematian maternal di ndonesia diperkirakan ()* per 1**.*** kelahiran hidup. #ngka tersebut tertinggi di #S+#, -).1(2 per 1**.***/ dan )*.1** kali lebih tinggi dari angka kematian maternal di negara maju. 0i negara berkembang, penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas adalah perdarahan, infeksi, pre.eklamsi1eklamsi. Selain itu kematian maternal juga dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan, sosioekonomi, usia ibu hamil, dan paritas2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solusio Plasenta 2.1.1 Definisi 3erlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada sebelum waktunya yakni antara minggu 2* dan lahirnya anak. Plasenta se4ara normal terlepas setelah bayi lahir 1,2,2,). ,ama lain yang sering dipergunakan, yaitu abruptio placentae, ablatio placentae, accidental haemorrhage, premature separation of the normally implanted placenta2.

Gamba 2.1 Solusio Plasenta

2.1.2 Klasifi!asi Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja -ruptura sinus marginalis/, dapat pula terlepas lebih luas -solusio plasenta parsialis/, atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas -solusio plasenta totalis/. Perdarahan yang terjadi akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis ser!ikalis dan keluar melalui !agina, menyebabkan perdarahan eksternal -revealed hemorrhage/2 -5ambar 2.2/.

Gamba 2.2 Solusio Plasenta Den"an Pe #a a$an E!ste nal

6ang lebih jarang, jika bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim, darah tidak keluar dari uterus, tetapi tertahan di antara plasenta yang terlepas dan uterus sehingga menyebabkan perdarahan tersembunyi

(concealed hemorrhage) yang dapat terjadi parsial -5ambar 2.2/ atau total -5ambar 2.(/(,).

Gamba 2.% Solusio Plasenta Pa sial Dise tai Pe #a a$an Te sembun&i Solusio plasenta dengan perdarahan tertutup terjadi jika27 1. 8agian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim 2. Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim 2. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pe4ah (. 8agian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah rahim. Perdarahan yang tersembunyi biasanya menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi ibu, tidak saja karena kemungkinan koagulopati konsumptif tetapi juga karena jumlah darah yang keluar sulit diperkirakan(.

Gamba 2.' Solusio Plasenta Total Dise tai Pe #a a$an Te sembun&i

Se4ara klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasneta yang terlepas, yaitu solusio plasenta ringan, sedang, dan berat2. a. Solusio plasenta ringan 9uas plasenta yang terlepas tidak sampai 2)$ atau ada yang menyebutkan kurang dari 11% bagian. :umlah darah yang keluar biasanya kurang dari 2)* ml. 5ejala.gejala sukar dibedakan dari plasenta pre!ia ke4uali warna darah yang kehitamam. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada. b. Solusio Plasenta Sedang 9uas plasenta yang terlepas telah melebihi 2)$, namun belum men4apai separuhnya -)*$/. :umlah darah yang keluar lebih banyak dari 2)* ml tetapi belum men4apai 1*** ml. 5ejala.gejala dan tanda.tanda sudah jelas seperti nyeri pada perut yang terus.menerus, denyut janin menjadi 4epat, hipotensi, dan takikardi.

4. Solusio Plasenta 8erat 9uas plasenta yang terlepas sudah melebihi )*$, dan jumlah darah yang keluar melebihi 1*** ml. 5ejala dan tanda klinik jelas, keadaan umum disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oligouri biasanya telah ada. 2.1.% P e(alensi nsidensi solusio plasenta ber!ariasi di seluruh dunia. Kejadiannya ber!ariasi dari 1 di antara ;) sampai '2* persalinan. "rekuensi solusio plasenta di #merika Serikat dan di seluruh dunia mendekati 1$. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap kematian maternal dan perinatal di ndonesia. Saat ini kematian maternal akibat solusio plasenta mendekati %$. Solusio plasenta merupakan penyebab 2*.2)$ kematian perinatal2,(. Pada tahun 1&'' kematian maternal di ndonesia diperkirakan ()* per 1**.*** kelahiran hidup. #ngka tersebut tertinggi di #S+#, -).1(2 per 1**.***/ dan )*. 1** kali lebih tinggi dari angka kematian maternal di negara maju. 0i negara berkembang, penyebab kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas adalah perdarahan, infeksi, pre.eklamsi1eklamsi. Selain itu kematian maternal juga dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan, sosioekonomi, usia ibu hamil, dan paritas2. Solusio plasenta sering berulang pada kehamilan berikutnya. Kejadiannya ter4atat sebesar 1 di antara ' kehamilan 2. ,amun, insidensi solusio plasenta 4enderung menurun dengan semakin baiknya perawatan antenatal sejalan dengan semakin menurunnya jumlah ibu hamil usia dan paritas tinggi dan membaiknya kesadaran masyarakat berperilaku lebih higienis2.

2.1.' Etiolo"i Sebab primer dari solusio plasenta tidak diketahui , tetapi terdapat beberapa keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio plasenta dan dianggap sebagai faktor risiko -3abel 2.1/, seperti hipertensi, riwayat trauma, kebiasaan merokok, usia ibu, dan paritas yang tinggi 2,(.

)a!to *isi!o Meningkatnya usia dan paritas Preeklampsia =ipertensi kronik Ketuban pe4ah dini Kehamilan ganda =idroamnion >anita perokok 3rombofilia Penggunaan kokain ?iwayat solusio plasenta Mioma dibelakang plasenta

Hubun"an #en"an isi!o 1.2<1.) 2.1<(.* 1.'<2.* 2.(<(.& 2.1 2.* 1.(<1.& 2<; ,# 1*<2) ' dari 1(

3rauma abdomen dalam kehamilan :arang 3abel 2.1 "aktor ?isiko Solusio Plasenta2

Seperti diperlihatkan di 5rafik 2.1, insidensinya meningkat seiring dengan usia ibu. Meski Prti4hard dkk. -1&&1/ juga memperlihatkan bahwa insiden lebih tinggi pada wanita dengan paritas tinggi, 3oohey dkk. -1&&)/ tidak mendapatkan hal ini pada wanita yang memiliki ) anak atau lebih).

5rafik 2.1 nsidensi Solusio Plasenta dan Plasenta Pre!ia

2.1.+ Patofisiolo"i Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan !ili.!ili korialis plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. @leh karena itu patofisiologinya bergantung pada etiologi. Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah desidua2. 0alam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel -apoptosis/ yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan pembentukan trombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam !askular !ili dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil '

akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalis terlepas ke4uali selapisan tipis yang tetap melekat pada miometrium. 0engan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri atas pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada bagian plasenta yang berdekatan. Pada awalnya mungkin belum ada gejala ke4uali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir. 0alam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua. =ematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal1plasenta ke sirkulasi janin. =ematoma yang terbentuk dengan 4epat meluas dan melepaskan plasenta lebih luas1banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar merembes antara selaput ketuban dan miometrium dan selanjutnya keluar melalui ser!iks ke !agina -revealed hemorrhage/. Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang terputus. >alaupun jarang terdapat perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus -concealed hemorrhage/2,(. ,ikotin dan kokain keduanya dapat menyebabkan !asokonstriksi yang bisa menyebabkan iskemia dan pada plasenta sering dijumpai berma4am lesi seperti infark, oksidatif stres, apoptosis, dan nekrosis, yang kesemuanya ini berpotensi merusak hubungan uterus dengan plasenta yang berujung kepada solusio plasenta. 0ilaporkan merokok berperan pada 1)$ sampai 2)$ dari insidensi solusio plasenta. Merokok satu bungkus perhari menaikkan insiden menjadi (*$2. 2.1., Ge-ala Klini! 5ejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui !agina -'*$ kasus/, nyeri perut dan uterus tegang terus.menerus mirip his partus prematurus2. Kurang lebih 2*$ penderita solusio plasenta ringan tidak atau sedikit yang menunjukkan gejala. Pada keadaaan yang sangat ringan tidak ada gejala ke4uali hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat pada permukaan maternal &

plasenta. ?asa nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar dari !agina. ,yeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya dengan plasenta pre!ia ke4uali darah yang keluar berwarna merah segar pada plasenta pre!ia. 3anda !ital ibu dan janin masih baik. Pada inspeksi dan auskultasi tidak dijumpai kelainan ke4uali pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada tempat terbentuknya hematom. Kadar fibrinogen darah dalam batas normal yaitu 2)* mg$. >alaupun belum memerlukan inter!ensi segera keadaan ringan ini perlu dimonitor terus sebagai upaya mendeteksi keadaan bertambah berat. Pemeriksaan ultrasonografi berguna untuk menyingkirkan plasenta pre!ia dan mungkin bisa mendeteksi luasnya solusio terutama pada solusio plasenta sedang atau berat2,(,). 5ejala dan tanda pada solusio plasenta sedang seperti rasa nyeri pada perut yang terus.menerus, denyut jantung janin biasanya telah menunjukkan gawat janin, perdarahan yang keluar tampak lebih banyak, takikardia, hipotensi, kulit dingin, oliguria mulai ada, kadar fibrinogen berkurang antara 1)*.2)* mg11** ml, dan mungkin kelainan pembekuan darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada. ?asa nyeri bersifat menetap, tidak hilang timbul seperti pada his yang normal. Perdarahan per!aginam jelas dan berwarna kehitaman. Pada pemantauan keadaan janin dengan kardiotokografi bisa jadi telah ada deselerasi lambat. Perlu dilakukan tes gangguan pembekuan darah2,(,). Pada solusio plasenta berat perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan -defence musculare/ disertai perdarahan berwarna hitam. @leh karena itu, palpasi bagian.bagian janin tidak mungkin dilakukan. "undus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya karena telah terjadi penumpukan darah di dalam uterus pada kategori concealed hemorrhage. :ika dalam masa obser!asi tinggi fundus bertambah lagi berarti perdarahan baru masih berlangsung. Pada inspeksi rahim terlihat membulat dan kulit di atasnya ken4ang. Pada auskultasi denyut jantung janin tidak terdengar lagi akibat gangguan anatomik dan fungsi plasenta. Keadaan umum menjadi buruk disertai syok. #dakalanya keadaan umum ibu jauh lebih buruk dibandingkan perdarahan yang tidak seberapa keluar dari !agina. Kadar

1*

fibrinogen darah rendah yaitu kurang dari 1)* mg$ dan telah ada tromobositopenia2. 2.1.. Dia"nosis Klini! 0alam banyak hal diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinik yaitu perdarahan melalui !agina, nyeri pada uterus, dan pada solusio plasenta yang berat terdapat kelainan denyut jantung janin pada pemeriksaan dengan K35. ,amun kadang pasien datang dengan gejala perdarahan tidak banyak dengan perut tegangan tetapi janin telah meninggal. 0iagnosis pasti hanya bisa ditegakkan dengan melihat adanya perdarahan retroplasenta setelah partus -5ambar 2.%/).

Gamba 2.+ Pe #a a$an *et o/lasenta

0itekankan bahwa tanda dan gejala pada solusio plasenta dapat sangat ber!ariasi. Sebagai 4ontoh, pedarahan eksternal dapat deras, namun plasenta yang terlepas tidak terlalu luas sehingga belum membahayakan janin se4ara langsung. >alaupun jarang, mungkin tidak terjadi perdarahan eksternal tetapi plasenta terlepas total dan sebagai akibatnya janin meninggal. =urd dkk. -1&'2/ dalam sebuah penelitian prospektif yang relatif ke4il 11 tentang solusio plasenta,

mengidentifikasi frekuensi berbagai gejala dan tanda yang berhubungan -3abel 2.2/. Perdarahan dan nyeri abdomen adalah temuan tersering. 3emuan lain yang didapatkan adalah perdarahan serius, nyeri punggung, nyeri tekan uterus, kontraksi uterus yang sering). Pada penelitian.penelitian lama, AS5 jarang mengkonfirmasi diagnosis solusio plasenta. Sebagai 4ontoh, Sholl -1&';/ memastikan diagnosis se4ara sonografis hanya pada 2)$ wanita. =al yang sama dikemukakan oleh 5lantz dan Purnell -2**2/, yang mengkalkulasi hanya 2($ dari 1(& wanita yang melakukan AS5 dapat menyingkirkan kemungkinan adanya solusio plasenta. 6ang penting, temuan negatif pada pemeriksaan AS5 tidak menyingkirkan solusio plasenta).

Ge-ala #an Tan#a Perdarahan per!aginam Aterus tegang atau nyeri pinggang 5awat janin Partus prematurus Kontraksi yang terus menerus tinggi =ipertonus Kematian janin

) e!uensi 012 ;' %% %* 22 1; 1; 1)

Tabel 2.2 Ge-ala #an Tan#a &an" Te #a/at /a#a +3 4anita Solusio Plasenta +

12

2.1.5 Dia"nosis Ban#in" Pada kasus solusio plasenta yang parah, diagnosis biasanya jelas. 8entuk. bentuk solusio yang lebih ringan dan lebih sering terjadi sulit diketahui dengan pasti dan diagnosis sering ditegakkan berdasarkan eksklusi. Karena itu, pada kehamilan !ariabel dengan penyulit perdarahan per!aginam, perlu menyingkirkan plasenta pre!ia dan penyebab lain perdarahan dengan pemeriksaan klinis dan e!aluasi AS5. 3elah lama diajarkan, mungkin dengan beberapa pembenaran, bahwa perdarahan uterus yang nyeri adalah solusio plasenta sementara perdarahan uterus yang tidak nyeri mengindikasikan plasenta pre!ia. Sayangnya, diagnosis banding tidak sesederhana itu. Persalinan yang menyertai plasenta pre!ia dapat menimbulkan nyeri yang mengisyaratkan solusio plasenta). Perbedaan solusio plasenta dengan plasenta pre!ia dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. K ite ia Pe #a a$an Solusio Plasenta Merah tua s1d 4oklat hitam 3erus menerus 0isertai nyeri Ute us 3egang, 8agian janin tak teraba, ,yeri tekan 3ak tegang 3ak nyeri tekan :arang Sesuai dengan jumlah darah yang keluar Plasenta P e(ia Merah segar, 8erulang , 3idak nyeri

S&o!6Anemia

9ebih sering 3idak sesuai dengan jumlah darah yang keluar (*$ fetus sudah mati 3idak disertai kelainan letak

)etus

8iasanya fetus hidup 0isertai kelainan letak

12

Peme i!saan #alam Ketuban menonjol walaupun tidak his 3eraba plasenta atau perabaan fornik ada bantalan antara bagian janin dengan jari pemeriksaan Tabel 2.% Pe be#aan Solusio Pla7enta #an Pla7enta P e(ia,

2.1.3 Kom/li!asi Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok hipo!olemik, insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal. Sindroma Sheehan terdapat pada beberapa penderita yang terhindar dari kematian setelah menderita syok yang berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis adenohipofisis sebagai akibat solusio plasenta2. Kematian janin, kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada solusio plasenta. Solusio plasenta berulang dilaporkan juga bisa terjadi pada 2)$ perempuan yang pernah menderita solusio plasenta sebelumnya. Solusio plasenta kronik dilaporkan juga sering terjadi di mana proses pembentukan hematom retroplasenta berhenti tanpa dijelang oleh persalinan. Komplikasi koagulopati dijelaskan sebagai berikut. =ematoma retroplasenta yang terbentuk mengakibatkan pelepasan retroplasenta berhenti ke dalam peredaran darah. 3romboplastin bekerja memper4epat perombakan protrombin menjadi trombin. 3rombin yang terbentuk dipakai untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk membentuk lebih banyak bekuan utama pada solusio plasenta berat. Melalui mekanisme ini apabila pelepasan tromboplastin 4ukup banyak dapat menyebabkan terjadi pembekuan darah intra!askular yang luas -disseminated intravascular coagulation/ yang semakin menguras persediaan fibrinogen dan faktor.faktor pembekuan lain2.

1(

Burah jantung yang menurun dan kekakuan pembuluh darah ginjal akibat tekanan intrauterina yang meninggi menyebabkan perfusi ginjal sangat menurun dan menyebabkan anoksia. Keadaan umum yang terjadi adalah nekrosis tubulus. tubulus ginjal se4ara akut menyebabkan kegagalan fungsi ginjal2. Mungkin terjadi ekstra!asasi luas darah ke dalam otot uterus dan di bawah lapisan serosa uterus yang disebut sebagai apopleksio uteroplasental ini, yang pertama kalinya dilaporkan oleh Bou!elaire pada awal tahun 1&**.an, sekarang sering disebut sebagai uterus couvelaire. Pada keadaan ini perdarahan retroplasenta menyebabkan darah menerobos melalui sela.sela serabut miometrium dan bahkan bisa sampai ke bawah perimetrium dan ke dalam jaringan pengikat ligamentum latum, ke dalam o!arium bahkan bisa mengalir sampai ke rongga pernitonei. Perdarahan miometrium ini jarang sampai mengganggu kontraksi uterus sehingga terjadi perdarahan postpartum berat dan bukan merupakan indikasi untuk histerektomi2,). 2.1.18 Penan"anan 3erapi solusio plasenta akan berbeda.beda tergantung pada usia kehamilan serta status ibu dan janin. Pada janin yang hidup dan matur, dan apabila persalinan per!aginam tidak terjadi dalam waktu dekat, sebagian besar akan memilih seksio sesaria darurat. 2.1.18.1 Solusio Plasenta *in"an Solusio plasenta ringan jarang ditemukan di ?S. Pada umumnya didiagnosis se4ara kebetulan pada pemeriksaaan AS5 oleh karena tidak memberikan gejala klinik yang khas. #pabila kehamilannya kurang dari 2% minggu dan perdarahan kemudian berhenti, perut tidak menjadi nyeri, dna uterus tidak tegang, maka penderita harus diobser!asi dengan ketat. #pabila perdarahan berlangsung terus dan gejala solusio plasenta bertambah jelas atau dengan pemeriksaan AS5 daerah solusio plasenta bertambah luas maka dilakukan terminasi kehamilan

1)

2.1.18.2 Solusio Plasenta Se#an" #an Be at Pada solusio plasenta sedang sampai berat dilakukan perbaikan keadaan umum terlebih dahulu dengan resusitasi 4airan dan transfusi darah. 8ila janin masih hidup biasanya dalam keadaan gawat janin, dilakukan seksio sesarea, ke4uali bila pembukaan telah lengkap. Pada keadaan ini dilakukan amniotomi, drip oksitosin, dan bayi dilahirkan dengan ekstraksi for4ep. #pabila janin telah mati dilakukan persalinan per!aginam dengan 4ara melakukan amniotomi, drip oksitosin. 8ila bayi belum lahir dalam waktu % jam, dilakukan tindakan seksio sesarea. 2.1.18.% To!oliti! =urd dkk. -1&'2/ mendapatkan bahwa solusio berlangsung dalam waktu yang lama dan membahayakan apabila diberikan tokolitik. 3owers dkk. -1&&&/ memberikan magnesium sulfat, terbutalin, atau keduanya kepada &) di antara 121 wanita dengan solusio plasenta yang didiagnosis sebelum minggu ke.2%. #ngka kematian perinatal sebesar )$ dan tidak berbeda dari kelompok yang tidak diterapi. ,amun, penggunaan tokolitik pada penatalaksanaan solusio plasenta masih kontro!ersial(. 2.1.18.' Se!sio Sesa ea Pelahiran se4ara 4epat janin yang hidup tetapi mengalami gawat janin hampir selalu berarti seksio sesarea. Kayani dkk. -2**2/ meneliti hubungan antara 4epatnya persalinan dan prognosis janinnya pada 22 wanita hamil dengan gejala klinis berupa solusio plasenta dan bradikardi janin. 22 bayi se4ara neurologis dapat selamat, 1) bayi dilahirkan dalam waktu 2* menit setelah keputusan akan dilakukan operasi. 11 bayi meninggal atau berkembang menjadi Cerebral Palsy, ' bayi dilahirkan di bawah 2* menit setelah pertimbangan waktu, sehingga 4epatnya respons adalah faktor yang penting bagi prognosis bayi ke depannya%. Seksio sesarea pada saat ini besar kemungkinan dapat membahayakan ibu karena mengalami hipo!olemia berat dan koagulopati konsumtif yang parah2.

1%

2.1.18.+ Pe salinan Pe (a"inam #pabila terlepasnya plasenta sedemikian parah sehingga menyebabkan janin meninggal, lebih dianjurkan persalinan per!aginam ke4uali apabila perdarahannya sedemikian deras sehingga tidak dapat diatasi bahkan dengan penggantian darah se4ara agresif, atau terdapat penyulit obstetri yang menghambat persalinan per!aginam. 0efek koagulasi berat kemungkinan besar dapat menimbulkan kesulitan pada seksio sesarea. nsisi abdomen dan uterus rentan terhadap perdarahan hebat apabila koagulasi terganggu. 0engan demikian, pada persalinan per!aginam, stimulasi miometrium se4ara farmakologis atau dengan massage uterus akan menyebabkan pembuluh.pembuluh darah berkontraksi sehingga perdarahan serius dapat dihindari walaupun defek koagulasinya masih ada. 9ebih lanjut, perdarahan yang sudah terjadi akan dikeluarkan melalui !agina. 2.1.18., Amniotomi Peme4ahan selaput ketuban sedini mungkin telah lama dianggap penting dalam penatalaksanaan solusio plasenta. #lasan dilakukannya amniotomi ini adalah bahwa keluarnnya 4airan amnion dapat mengurangi perdarahan dari tempat implantasi dan mengurangi masuknya tromboplastin dan mungkin faktor.faktor pembekuan aktif dari bekuan retroplasenta ke dalam sirkulasi ibu. ,amun, tidak ada bukti keduanya ter4apai dengan amniotomi. #pabila janin sudah 4ukup matur, peme4ahan selaput ketuban dengan memper4epat persalinan. #pabila janin imatur, ketuban yang utuh mungkin lebih efisien untuk mendorong pembukaan ser!iks daripada tekanan yang ditimbulkan bagian tubuh janin yang berukuran ke4il dan kurang menekan ser!iks). 2.1.18.. 9!sitosin >alaupun pada sebagian besar kasus solusio plasenta berat terjadi hipertonisitas yang men4irikan kerja miometrium, apabila tidak terjadi kontraksi uterus yang ritmik, pasien diberi oksitosin dengan dosis standar. Stimulasi uterus untuk menimbulkan persalinan per!aginam memberikan manfaat yang lebih besar daripada risiko yang didapat. Pemakaian oksitosin pernah dipertanyakan 1;

berdasarkan anggapan bahwa tindakan ini dapat meningkatkan masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi ibu sehingga mema4u atau memperparah kaogulopati konsumtif atau sindroma emboli 4airan amnion). 2.1.11 P o"nosis Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta pre!ia. Solusio plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis yang paling buruk baik terhadap ibu terlebih terhadap janinnya2.

BAB III KESI:PULAN

1'

Perdarahan akibat solusio plasenta berhubungan erat dengan angka kematian bayi dan mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya prematuritas dan pertumbuhan janin terhambat. Penanganan dan prognosis solusio plasenta tergantung dari derajat solusio plasenta.

DA)TA* PUSTAKA

1. Sulaiman Sastrawinata. 1&'). Obstetri Fisiologi. 8andung 7 +leman. =al 1*2.122.

1&

2. Prawirohardjo, Sarwono. 2**'. Perdarahan Pada Kehamilan 9anjut dan PersalinanC 8agian Ketiga7 Patologi Kehamilan, Persalinan, ,ifas, dan 8ayi 8aru 9ahir -Masalah bu/C 0alam7 Ilmu Kebidanan, edisi ke.(. :akarta7 Penerbit P.3. 8ina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. h. (&2.)12. 2. Mose, :ohanes B. 2**(. Penyulit KehamilanC Perdarahan #ntepartumC 0alam7 Obstetri Patologi, edisi ke.2. +ditor7 Prof. Sulaiman Sastrawinata, dr, Sp@5-K/, Prof. 0r. 0jamhoer Martaadisoebrata, dr, MPS=, Sp@5-K/, Prof. 0r. "irman ". >irakusumah, dr, Sp@5-K/. :akarta7 Penerbit 8uku Kedokteran +5B dan Padjadjaran Medi4al Press. h. &1.&% (. Suyono,9ulu,5ita,=arum,+ndang. 2**;. =ubungan #ntara Amur SurakartaC 0alam7 Bermin 0unia Kedokteran !ol.2( no.).h 222.22' ). 9e!eno, Kenneth :. M0C Bunningham, ". 5ary M0C #leDander, :ames M. M0C 8loom, Ste!en 9. M0C Basey, 8rian M. M0C 0ashe, :odi. S M0C et al. 2**;. @bstetri4al Bompli4ations Se4tion E , Bhapter 2). @bstetri4al =emorrhage. n7 Williams, 22nd edition. +ditor7 #nne Sydor, Marsha 9oeb, Peter :. 8oyle. Anited States of #meri4a7 M45raw.=ill Bompanies, n4. %. Miller 0a!id #.. Obstretric 0e4ember 2', 2**& emmorhage. "ebruary, 2**&. from #44essed http11www.obfo4us.4om1...1bleeding1hemorrhagepa.htm. bu =amil 0engan "rekuensi Solusio Plasenta di ?SA0 0r. Moewardi

2*

You might also like