You are on page 1of 45

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Tinjauan Pustaka 1. Persalinan Normal a. Definisi Persalinan atau partus adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-kurangnya 28 minggu, atau kalau bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih. Definisi ini didasarkan atas kemungkinan hidupnya bayi ( iabilitas!. ("umapraja, 200#! Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan $ukup bulan (%&-'2 minggu( sehat dan sempurna, tumbuh dengan panjang '8-#0 $m dengan berat badan 2&#0-'000 gram!, lahir spontan dengan janin letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berlangsung dalam 1'1)2 jam pada primipara dan &%)' jam pada multipara, tanpa tindakan atau pertolongan buatan dan tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (*iknjosastro, 200+! "edangkan menurut orang a,am, definisi dari persalinan adalah proses keluarnya bayi dari rahim ibu melalui agina. Presentasi atau dilakukan. ariasi posisi terba,ah janin juga ikut menentukan

keberhasilan dari suatu persalinan dan menentukan jenis persalinan yang akan

1! -etak .elakang /epala (-./! Denominator 0 ubun-ubun ke$il (uuk! 1ariasi posisi 0 2bun-ubun ke$il kiri depan 2bun-ubun ke$il kiri belakang 2bun-ubun ke$il melintang kiri 2bun-ubun ke$il kanan depan 2bun-ubun ke$il kanan belakang 2bun-ubun ke$il melintang kanan

2! Presentasi Dahi Denominator 0 teraba dahi dan ubun-ubun besar (uub! 1ariasi posisi 0 2bun-ubun besar kiri depan 2bun-ubun besar kiri belakang 2bun-ubun besar melintang kiri 2bun-ubun besar kanan depan 2bun-ubun besar kanan belakang 2bun-ubun besar melintang kanan

%! Presentasi 3uka
2

Denominator 0 dagu 1ariasi posisi 0 Dagu kiri depan Dagu kiri belakang Dagu melintang kiri Dagu kanan depan Dagu kanan belakang Dagu melintang kanan

'! -etak lintang a! 3enurut posisi kepala /epala di kiri /epala di kanan b! 3enurut arah posisi kepala Punggung depan (dorso-anterior! Punggung belakang (dorso-posterior! Punggung atas (dorso-superior! Punggung ba,ah (dorso-inferior! $! Presentasi bahu (s$apula! .ahu kanan
3

.ahu kiri

d! 4angan menumbang 4entukan apakah

4angan kiri 4angan kanan

Denominator adalah ketiak (a5illa! /etiak menutup)membuka ke kanan /etiak menutup)membuka ke kiri

#! Presentasi .okong Denominator 0 sa$rum 1ariasi posisi 0

"a$rum kiri depan "a$rum kanan depan "a$rum kanan belakang "a$rum melintang kanan. (3o$htar, 1668!

"ementara Persalinan itu sendiri dibagi menjadi % kala.

b. Kala I /ala 7 adalah stadium pendataran dan dilatasi ser iks. Ditandai dengan keluarnya lender ber$ampur darah (bloody show!, karena ser iks mulai membuka (dilatasi! dan mendatar (effacement!. Darah berasal dari pe$ahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis ser ikalis karena pergeseran ketika ser iks mendatar dan membuka
1. 8ase laten 0 pembukaan ser iks berlangsung lambat, sampai

pembukaan tiga $m berlangsung dalam tujuh s.d. delapan jam. 2. 8ase aktif 0 berlangsung selama enam jam Periode akselerasi 0 berlangsung dua jam, pembukaan menjadi empat $m Periode dilatasi maksimal (steady! 0 dua jam, pembukaan menjadi sembilan $m Periode deselerasi 0 berlangsung lambat, dalam dua jam pembukaan menjadi sepuluh $m. Pendataran ser iks adalah pemendekan saluran se iks dari panjangnya sekitar dua $m menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas. "erabut-serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke atas, atau dipendekkan menuju segmen ba,ah uterus, sementara kondisi os eksternum tetap tidak berubah. /etika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantung amnion akan melebarkan saluran ser iks seperti sebuah baji, itu adalah dilatasi ser iks. Pada primi ser iks mendatar dulu baru dilatasi, sedangkan pada multi mendatar dan dilatasi dapat terjadi bersamaan.

.Kala II /ala 77 persalinan adalah stadium ekspulsi janin. Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, $epat, dan lebih lama, kira-kira dua s.d. tiga menit sekali. /epala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot dasar panggul yang se$ara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. /arena tekanan pada re$tum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada ,aktu his, kepala janin mulai kelihatan, ul a membuka, perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. /ala 77 pada primipara satu setengah s.d. dua jam, pada multipara setengah s.d. satu jam. !. Kala III /ala 777 pesalinan adalah stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta. "etelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta. .eberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dan kemudian seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam agina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. "eluruh proses biasanya berlangsung lima s.d. tiga puluh menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira seratus s.d dua ratus $$. (*illiams, 200#! 4api ada beberapa buku yang memasukan kala 71 sebagai bagian dari kala persalinan normal. e.Kala I" 9dalah kala penga,asan selama dua jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum dan untuk menjalin kasih-sayang antara orang tua dan bayi nya (inisiasi menyusui dini!. ("umapraja, 200#!
6

#. Obstetri O$eratif "etelah seseorang menolong men$oba memimpin, menolong, dan

melakukan e aluasi menyeluruh terhadap suatu persalinan, maka kita akan sampai pada suatu kesimpulan bah,a persalinan itu harus ditolong atau diselesaikan se$ara obstetri$ operatif. (3o$htar, 1668!

a. :bstetri :peratif Per aginam 1! ;kstraksi 1akum 3erupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang bagian terdepan dari kepala janin, sehingga janin dapat ditarik keluar pada rambutnya. 7ndikasi ibu 0 penyakit jantung, eklampsia, seksio sesarea

pada persalinan sebelumnya. 7ndikasi janin 0 bunyi jantung janin <100 bpm atau =1+0 bpm,

janin tidak reaktif. /ontraindikasi 0 kepala janin tidak turun, disproporsi sefalopel ik. "yarat

0 pembukaan ser iks sudah lengkap ketuban sudah pe$ah kepala janin sudah turun

tidak ada disproporsi sefalopel ik kepala janin harus dapat dipegang oleh $unam janin hidup kandung kemih harus kosong. (*iknjosastro, 200+!

2! ;kstraksi 8orsep 3enarik anak yang tidak dapat lahir spontan, merubah letak kepala bila ubun-ubun bermasalah, menambah moulage kepala. 7ndikasi ibu 0 penyakit jantung, eklampsia, seksio sesarea pada

persalinan sebelumnya. 7ndikasi janin 0 bunyi jantung janin <100 bpm atau =1+0 bpm,

janin tidak reaktif. /ontraindikasi 0 kepala janin tidak turun, disproporsi sefalopel ik. "yarat

0 pembukaan ser iks sudah lengkap ketuban sudah pe$ah kepala janin sudah turun tidak ada disproporsi sefalopel ik kepala janin harus dapat dipegang oleh forsep janin hidup kandung kemih harus kosong. (De >herney, 200#!
8

%! 1ersi dan ;kstraksi 1ersi adalah merubah letak janin dari letak kepala menjadi letak sungsang dengan presentasi satu atau kedua kaki dan letak lintang menjadi letak sungsang dengan presentasi satu atau kedua kaki.

"yarat

0 pembukaan harus lengkap, ketuban belum atau belum

lama pe$ah, tidak ada disproporsi sefalopel ik, dan tidak terdapat tanda regangan segmen uterus. ;kstraksi, yaitu segera diikuti oleh menarik janin tersebut dengan ekstraksi pada kaki. 7ndikasi ibu 0 penyakit atau kelainan, yang merupakan dorongan

yang kuat untuk menyelesaikan persalinan dalam ,aktu singkat 7ndikasi janin 0 timbulnya gejala ga,at janin dan ditemukannya

tali pusat yang menumbung dan masih berdenyut. /ontraindikasi 0 disproporsi sefalopel ik dan janin terlalu besar "yarat 0 pembukaan sudah lengkap dan tidak adanya disproporsi

sefalopel ik.
4) ;mbriotomi (Mutilating Operation!

3enge$ilkan badan janin dengan $ara memotong bagian-bagian atau mengeluarkan isi badan janin dengan tujuan supaya mudah dilahirkan melalui jalan lahir biasa. 7ndikasi 0 janin sudah meninggal atau janin hidup dengan hidrosefalus (jarang dilakukan! #! .edah /ebidanan dalam /ala 777

3eliputi

pengeluaran

plasenta

dengan

tangan,

tamponade

utero aginal, episiotomy, dan rupture perinea.

b. :bstetri :peratif Perabdominan 1! "e$tion >aesarea 9dalah suatu $ara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau agina.
2) Histerektomi Obstetrik dan Histerorafi

?isterektomi obstetri$ adalah pengangkatan rahim atas indikasi obstetrik, dan histerorafi adalah menjahit robekan yang terjadi pada uterus. (3o$htar, 1668!

%. Se tio &aesarea a. Definisi 7stilah seksio sesarea berasal dari perkataan -atin @ caedere yang artinya @memotong. Dalam hukum Aoma terdapat hukum lex zaesarea. Dalam hukum ini menjelaskan bah,a prosedur tersebut dijalankan di akhir kehamilan pada seorang ,anita yang sekarat demi untuk menyelamatkan $alon bayi. "e$tio $aesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui sayatan di dinding abdomen (laparotomi! dan dinding uterus (histerektomi!. (*illiams, 200#!
10

b. ;pidemiologi Perluasan indikasi melakukan seksio sesarea dan kemajuan dalam teknik operasi dan anestesi serta obat antibiotika menyebabkan angka kejadian seksio sesarea dari periode ke periode meningkat. ?al ini tergambar dari frekuensi seksio sesarea yang dilakukan di rumah sakit Dr. Pirngadi 3edan yang meningkat 1-%B setiap tiga tahunnya. "aat ini, satu di antara setiap sepuluh ,anita 9merika yang melahirkan di 9merika "erikat setiap tahunnya pernah menjalani seksio sesarea. -ebih dari 82#.000 ,anita melahirkan seksio sesarea pada tahun 1668, dan %&B di antaranya pernah menjalani seksio sesarea sebelumnya. Penyebab meningkatnya angka seksio sesarea belum sepenuhnya diketahui, tetapi penjelasannya adalah sebagai berikut0
1! 4ejadi penurunan paritas, hampir separuh ,anita hamil adalah nulipara

dan indikasi dilakukannya seksio sesarea lebih sering terjadi pada ,anita nulipara. 2! *anita yang melahirkan berusia lebih tua, frekuensi seksio sesarea meningkat seiring dengan pertambahan usia ibu. Dalam dua dekade terakhir, angka persalinan nulipara meningkat lebih dari dua kali lipat untuk ,anita berusia %0-%6 tahun dan meningkat #0B pada ,anita berusia '0-'' tahun. %! Pemantauan janin se$ara elektronik, teknik ini menyebabkan

peningkatan angka seksio sesarea dibandingkan dengan auskultasi denyut jantung janin se$ara intermiten. *alaupun seksio sesarea yang terutama dilakukan atas indikasi @ga,at janinC hanya meliputi sebagian ke$il diantara semua prosedur, pada banyak kasus kekha,atiran akan rekaman frekuensi denyut jantung janin yang abnormal mendorong

11

dilakukannya seksio sesarea meski indikasi yang ter$antum adalah salah satu bentuk kema$etan persalinan. '! Pada tahun 1660, 8%B di antara semua bayi dengan presentasi bokong dilahirkan melalui abdomen. #! 7nsiden pelahiran per aginam midpel ik, pelahiran per aginam dengan tindakan yang hanya dikerjakan dalam keadaan darurat dan se$ara bersamaan disertai persiapan untuk seksio sesarea.
+! /ekha,atiran akan tuntutan malpraktik, tidak dilakukannya seksio

sesarea sehingga terjadi kelainan neurologis atau cerebral palsy pada neonatus merupakan klaim yang dominan dalam tuntutan malpraktik obstetri$ di 9merika "erikat. "angat kurang bukti adanya keterkaitan antara seksio sesarea dengan penurunan masalah neurologis anak.
&! 8aktor sosial ekonomi dan demografik, kelahiran dengan seksio sesarea

lebih sering didapatkan pada ibu dengan golongan ekonomi menengah ke atas dan ibu yang disertai asuransi ji,a.

$. Perbandingan persalinan seksio sesarea dengan persalinan per aginam 1! Persalinan per aginam a! /euntungan (1! 7bu Perdarahan lebih sedikit 4idak ada luka diperut .isa melahirkan lebih banyak
12

Aisiko rendah infeksi rahim -uka persalinan lebih ke$il .iaya persalinan lebih murah

(2! Danin 4erjadi proses pemerasan pada dada janin saat mele,ati panggul ibu

b! /erugian (1! 7bu Eyeri saat bersalin Aisiko hemoroid Proses persalinan berlangsung lama Aisiko prolaps uteri Aisiko robekan jalan lahir

(2! Danin

Aisiko after coming head (pada letak sungsang! Aisiko trauma kepala pada anak

13

2! Persalinan seksio sesarea a! /euntungan (1! 7bu 4idak ada rasa sakit saat bersalin Dapat mengatur jad,al melahirkan *aktu persalinan lebih $epat Aisiko rendah prolaps uteri dan robekan jalan lahir

(2! Danin

4idak ada after coming head (pada letak sungsang! 4idak ada trauma kepala anak

b! /erugian (1! 7bu 9da nyeri bekas luka Aisiko infeksi rahim Aisiko seksio sesarea berulang 4idak bisa melahirkan banyak Perdarahan lebih banyak Aisiko rupture uteri -uka pada dinding perut dan rahim
14

Aisiko plasenta low-laying Aisiko retensio plasenta .iaya persalinan mahal

(2! Danin 4idak ada proses pemerasan pada dada janin pada saat mele,ati panggul ibu

d. 7ndikasi seksio sesarea "e$tio $aesarea biasanya dilakukan jika ada gangguan pada salah satu dari dua faktor yang terlibat dalam proses persalinan yang menyebabkan persalinan tidak dapat berjalan lan$ar dan bila dibiarkan maka dapat terjadi komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin. 7ndikasi seksio sesarea terbagi atas dua indikasi, yaitu indikasi medis dan indikasi nonmedis 0 1! 7ndikasi medis Dua faktor indikasi medis seksio $aesarea adalah 0 a! 8aktor ibu (1! Disproporsi "efalopel ik Pengukuran panggul (pel imetri! merupakan $ara pemeriksaan yang penting untuk mendapat keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Pel imetri dalam dengan tangan mempunyai arti yang penting untuk menilai se$ara agak kasar pintu atas panggul

15

serta panggul tengah, dan memberi gambaran tentang pintu ba,ah panggul. Pemeriksaan panggul terdiri dari 0 Pemeriksaan panggul luar Pemeriksaan panggul dalam (14!, yang die aluasi antara lain 0 promotorium, linea innominata, spina is$hiadika, dinding samping, kur atura sakrum, ujung sakrum, dan arkus pubis. Pada pemeriksaan ini di$oba memperkirakan ukuran 0 /onjungata diagonalis dan konjugata era Distansia interspinarum (diameter bispinosum! Diameter antero-posterior pintu ba,ah panggul.

;mpat jenis panggul dengan $iri pentingnya 0 Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter trans ersa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu ba,ah panggul yang $ukup luas. Denis ini ditemukan pada '#B ,anita. Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada diameter trans esa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit. Denis ini ditemukan pada %#B ,anita. Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga berhubungan denganpenyempitan kedepan, dengan spina iskiadika menonjol kedalam dan dengan arkus pubis menyempit. Denis ini ditemukan pada 1#B ,anita.

16

Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek daripada diameter trans esa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas. Denis ini ditemukan pada #B ,anita. 2kuran panggul yang sempit dan tidak proporsional dengan ukuran janin menimbulkan kesulitan dalam persalinan per aginam. Panggul sempit lebih sering pada ,anita dengan tinggi badan kurang dari 1'# $m. /esempitan panggul dapat ditemukan pada satu bidang atau lebih, pintu atas panggul dianggap sempit bila $onjugata era kurang dari 10 $m atau diameter trans ersal kurang dari 12 $m. /elainan bentuk panggul 0 (a! Perubahan panggul karena kelainan pertumbuhan inrauterin Panggul Eaegele 0 hanya mempunyai sebuah sayap pada sakrum, sehingga panggul tumbuh sebagai panggul miring. Panggul Aobert 0 kedua sayap sakrum tidak ada, sehingga panggul sempit dalam ukuran melintang.

plit pelvis 0 tidak terjadi penyatuan tulang-tulang panggul pada simfisis sehingga panggul terbuka didepan.

Panggul asimilasi 0 bisa terdiri atas enam os

ertebra

(asimilasi tinggi! atau empat os ertebra (asimilasi rendah!. (b! Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul atau sendi panggul 0

17

Aakitis 0 menge$ilnya diameter anteroposterior pada pintu atas panggul karena kekurangan kurang mendapat sinar matahari. it D dan kalsium dan

:steomalasia 0 perubahan dalam bentuk tulang panggul sehingga rongga menjadi sempit, dikarenakan gangguan giFi yang hebat dan karena kekurangan sinar matahari.

Eeoplasma 8raktur 0 disebabkan timbulnya kallus atau karena kurang sempurna sembuhnya yang dapat mengubah bentuk panggul.

9trofi, karies, nekrosis Penyakit sendi sakroilika dan sendi sakrokoksigea

($! Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang /ifosis "koliosis spondilolistesis

(d! Perubahan bentuk karena penyakit kaki /oksitis -uksasio koksa 9trofi atau kelumpuhan satu kaki. (*iknjosastro, 200+!

18

(2) 2sia

7bu yang melahirkan untuk pertama kalinya berusia lebih dari %# tahun memiliki risiko melahirkan dengan se$tio $aesarea karena pada usia tersebut ibu memiliki penyakit beresiko seperti hipertensi, jantung, diabetes melitus, dan preeklamsia.
(3) 7nfeksi

Penyakit akibat hubungan seksual !a" !b" !c" !d"


!e"

#onorea $hlamydia trachomatis Herpes simpleks %&' Hepatitis infeksiosa

('! ?9P (?aemorage 9nte Partum! (a! Plasenta Pre ia Posisi plasenta terletak di ba,ah rahim dan menutupi sebagian dan atau seluruh jalan lahir. Dalam keadaan ini, plasenta mungkin lahir lebih dahulu dari janin. ?al ini menyebabkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi yang biasanya diperoleh le,at plasenta. .ila tidak dilakukan se$tio $aesarea, dikha,atirkan terjadi perdarahan pada tempat implantasi plasenta sehingga ser iks dan "egmen .a,ah Aahim menjadi tipis dan mudah robek. Plasenta pre ia dibagi dalam empat jenis, yaitu plasenta pre ia totalis, plasenta pre ia parsialis, plasenta pre ia marginalis, dan plasenta pre ia letak rendah.
19

Gambar 1. /lasifikasi plasenta pre ia

"umber 0 http0)),,,.,omenshealthse$tion.$om)$ontent)obs)obs018.php%

(b! "olusio Pla$enta /eadaan dimana plasenta lepas lebih $epat dari korpus uteri sebelum janin lahir. "e$tio >aesarea dilakukan untuk men$egah kekurangan oksigen atau kera$unan air ketuban pada janin. 4erlepasnya plasenta ditandai dengan perdarahan yang banyak, baik per aginam maupun yang menumpuk di dalam rahim. (*iknjosastro, 200+! (#! /elainan tali pusat
(a) Pelepasan tali pusat (tali pusat menumbung!. /eadaan di mana

tali pusat berada di depan atau di samping bagian terba,ah janin, atau tali pusat telah berada di jalan lahir sebelum bayi, dan keadaan bertambah buruk bila tali pusat tertekan.
Gambar 2. 4ali pusat menumbung

20

"umber0http)),,,.superbidanhapsari.,ordpress.$om)page)%

(b) 4erlilit tali pusat. -ilitan tali pusat ke tubuh janin akan berbahaya

jika kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir sehinggga aliran oksigen dan nutrisi ketubuh janin tidak lan$ar. -ilitan tali pusat mengganggu turunnya kepala janin yang sudah ,aktunya dilahirkan.

(+! Eeoplasma Eeoplasma pada jalan lahir terbagi menjadi 0 (a! 1agina 4umor di agina dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin per aginam. 9danya tumor agina bisa pula menyebabkan persalinan per aginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko. 4ergantung dari jenis dan besarnya tumor, perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung per aginam atau harus diselesaikan dengan seksio sesarea. (b! "er iks 2teri

21

"eksio sesarea adalah terapi pilihan atas indikasi dari kanker ser iks, kanker ser iks biasanya terdiagnosa setelah kehamilan 28 minggu. ($! 2terus Distosia karena mioma uteri dapat terjadi apabila letak mioma uteri menghalangi lahirnya janin per aginam, apabila mioma uteri dapat menyebabkan kelainan letak janin, dan apabila mioma uteri dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri dalam persalinan. Penanganan dari mioma uteri yang mengganggu lahirnya janin per aginam adalah dengan tindakan seksio sesarea. (d! : arium 4umor o arium dapat mengganggu jalan lahir jika terletak di ka um douglas, boleh di$oba dengan hati-hati apakah tumor dapat diangkat ke atas rongga panggul, sehingga tidak menghalangi persalinan. 9pabila per$obaan itu tidak berhasil, atau persalian sudah maju sehingga per$obaan reposisi lebih sukar dan lebih berbahaya, sebaiknya dilakukan seksio sesarea diikuti dengan pengangkatan tumor. (*iknjosastro, 200+!

(&! Ai,ayat infertilitas Diartikan sebagai ketidakmampuan memiliki anak setelah setahun (12 bulan! menikah tanpa adanya usaha menghalangi kehamilan. 7nfertilitas primer adalah tidak bisa hamil. 7nfertilitas sekunder adalah sulit sekali untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan se$ara normal
22

Dika kemudian ,anita tersebut hamil, maka ,anita tersebut dikatakan memiliki ri,ayat infertilitas. *anita dengan ri,ayat infertilitas rentan mengalami penyulit dikehamilannya, seperti kelainan letak, usia tua, hipertensi, obesitas. "eksio sesarea dilakukan jika ditemukan partus yang tak maju dengan penyulit. (8! /etuban pe$ah dini /antung ketuban adalah kantung yang berdinding tipis yang berisi $airan dan janin selama kehamilan. 4erdiri dari dua bagian, bagian luar disebut juga korion, sedangkan bagian dalam disebut juga amnion. >airan amnion berfungsi untuk meratakan his ke seluruh dinding rahim dan merangsang pembukaan. /etuban pe$ah dini adalah ketuban yang pe$ah sebelum proses persalinan berlangsung, bisa diakibatkan oleh berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine. "eksio sesarea dilakukan jika ketuban pe$ah sudah terlalu lama. (6! 7nsisi uterus sebelumnya 7nsisi uterus sebelumnya seperti miome$tomi atau operasi seksio sesarea pada kelahiran sebelumnya yang bisa membuat dinding uterus jadi lemah dan mudah terjadi ruptur uterus jika dilakukan persalinan normal. 9da pribahasa lama yang mengatakan @on$e a $esarean, al,ays a $esareanC. 4api sekarang sudah banyak bukti yang menyatakan bah,a bekas jahitan diuterus terbukti $ukup kuat dan banyak pasien yang bisa melahirkan se$ara normal dengan risiko yang rendah daripada mengalami seksio sesarea lagi. .erikut ini adalah kandidat melahirkan se$ara per aginam dengan operasi seksio sesarea pada kelahiran sebelumnya 0 (a! Denis sayatan yang digunakan adalah sayatan trans ersal
23

(b! /elahiran yang dapat diprediksikan tanggalnya ($! /ondisi yang stabil .erikut ini adalah kandidat dilakukannya operasi seksio sesarea berulang 0 (a! *anita dengan disproporsi sefalopel ik (b! *anita dengan kega,atdaruratan saat masuk rumah sakit ($! Denis sayatan yang digunakan sebelumnya adalah sayatan klasik (10! 4ingkat pendidikan 7bu dengan pendidikan lebih tinggi $enderung lebih memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. "emakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin meningkat pengetahuan dan kesadarannya dalam mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya, sehingga timbul dorongan untuk melakukan penga,asan kehamilan se$ara berkala dan teratur. (/asdu, 200#! Persalinan seksio sesarea lebih sering terjadi pada ibu yang mempunyai pendidikan yang lebih rendah. (>hristina, 166+! (11! Partus tak maju Partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan ser iks, turunnya kepala, dan putar paksi dalam selama 2 jam
24

terakhir. Partus tak maju dapat disebabkan oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, primitua, dan ketuban pe$ah dini. Partus tak maju adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 2' jam pada primipara, dan lebih dari 18 jam pada multipara. Dilakukannya seksio sesarea jika sudah timbul gejala seperti dehidrasi, kelelahan ibu, asfiksia. (3o$htar, 1668! (12! Preeklampsia dan ;klampsia Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam tri,ulan ke-% kehamilan. Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda dan gejala diba,ah ini ditemukan 4ekanan sistolik 1+0 mm?g atau lebih dan tekanan diastoli$ 110 mm?g atau lebih( Proteinuria # gram atau lebih dalam 2' jam( % atau 'H pada pemeriksaan kualitatif( :liguria, air ken$ing '00ml atau kurang dalam 2' jam( /eluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri didaerah epigastrium( ;dema paru-paru atau sianosis.

"alah satu penanganan pada preeklampsia adalah dengan terminasi kehamilan, dimana $ara terminasi dibagi dua yang belum inpartu dan inpartu, >ara terminasi kehamilan yang belum inpartu 0
25

7nduksi persalinan 0 tetesan oksitosin dengan syarat nilai .ishop # atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.

"eksio sesaria bila0


(etal assesment jelek "yarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai .ishop kurang dari #! atau adanya kontraindikasi tetesan oksitosin.

12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum masuk fase aktif. Pada primigra ida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.

>ara terminasi kehamilan yang inpartu 0 8ase laten 0 + jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio sesaria. 8ase aktif 0

9mniotomi saja .ila + jam setelah amniotomi belum terjadi pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan tetesan oksitosin!.

;klampsia adalah memburuknya keadaan preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di epigastrium, dan hiperefleksia. .ila keadaan ini tidak dikenal dan tidak disegera obati, akan timbul
26

kejangan. "etelah kekejangan dapat diatasi dan keadaan umum penderita dapat diperbaiki, maka diren$anakan untuk mengakhiri kehamilan atau memper$epat persalinan dengan $ara yang aman. Dapat dilakukan dengan seksio sesarea (jika pasien belum inpartu, terdapat fase laten yang lama, dan adanya ga,at janin! atau dengan induksi persalinan per aginam, hal tersebut tergantung dari banyak faktor, seperti keadaan ser iks, komplikasi obstetri$, paritas, adanya ahli anastesi, dan sebagainya.

b! 8aktor Danin (1! Danin besar .erat bayi '000 gram atau lebih (giant baby!,

menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Dengan perkiraan berat yang sama tetapi pada ibu yang berbeda maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda. 3isalnya untuk ibu yang mempunyai panggul terlalu sempit, berat janin %000 gram sudah dianggap besar karena bayi tidak dapat mele,ati jalan lahir. (2! Ga,at janin Diagnosa ga,at janin berdasarkan pada keadaan

kekurangan oksigen (hipoksia! yang diketahui dari denyut jantung janin yang abnormal, dan adanya mekonium dalam air ketuban. Eormalnya, air ketuban pada bayi $ukup bulan ber,arna putih agak keruh, seperti air $u$ian beras. Dika tindakan se$tio $aesarea tidak dilakukan, dikha,atirkan akan terjadi kerusakan neurologis akibat keadaan asidosis yang progresif, dan bila juga ibu menderita tekanan darah tinggi atau kejang pada rahim, mengakibatkan gangguan pada plasenta dan tali pusat sehingga aliran oksigen
27

kepada bayi menjadi berkurang. /ondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak, bahkan tidak jarang meninggal dalam rahim. (:5orn, 200%! (%! -etak lintang /elainan letak ini dapat disebabkan karena adanya tumor dijalan lahir, panggul sempit, kelainan dinding rahim, kelainan bentuk rahim, plesenta pre ia, dan kehamilan kembar. /eadaan tersebut menyebabkan keluarnya bayi terhenti dan ma$et dengan presentasi tubuh janin di dalam rahim. /elahiran se$ara seksio sesarea diindikasikan jika terdapat ketuban pe$ah sebelum pembukaan lengkap dan disertai dengan tali pusat menumbung

Gambar %. -etak lintang

"umber0http)),,,.health.allrefer.$om

('! -etak "ungsang Aesiko bayi lahir sungsang dengan presentasi bokong pada persalinan alami diperkirakan empat kali lebih besar dibandingkan keadaan normal. Pada bayi aterm, tahapan moulage kepala sangat penting agar kepala berhasil le,at jalan lahir. Pada keadaan ini
28

persalinan per aginam kurang menguntungkan. /arena( pertama, persalinan terlambat beberapa menit, akibat penurunan kepala menyesuaikan dengan panggul ibu, padahal hipoksia dan asidosis bertambah berat. serta persalinan yang dipa$u dapat menyebabkan trauma karena penekanan, traksi ataupun kedua-duanya. 3isalnya trauma otak, syaraf, tulang belakang, tulang rangka dan iseral abdomen. /elahiran se$ara seksio sesarea pada persalinan letak sungsang dilakukan jika di$urigai ada kesempitan panggul ringan, janin besar, dan dipertimbangkan pada primitua, ,anita dengan ri,ayat infertilitas, dan ,anita dengan ri,ayat obstetri$ yang kurang baik

Gambar '. -etak sungsang

"umber0http)),,,.health.allrefer.$om

(#! .ayi 9bnormal 3isalnya pada keadaan hidrosefalus dan kelainan pada dinding perut, seperti gastroskisis, dan omphalokel. (.ro,n et al, 200%!
(6) .ayi kembar (#emelly! 29

/elahiran kembar mempunyai resiko terjadinya komplikasi yang lebih tinggi misalnya terjadi preeklamsia pada ibu hamil yang stress, $airan ketuban yang berlebihan. "aat kontrol, sebaiknya ibu aktif bertanya perihal letak janin di dalam kandungan. .egitu juga dengan umur kehamilan, perkiraan berat janin, letak plasenta serta olume air ketuban. :perasi sesar dilakukan jika terdapat janin pertama dalam keadaan letak lintang, tali pusat menubung, plasenta pre ia.

2! 7ndikasi nonmedis a! 7ndikasi sosial "elain indikasi medis terdapat indikasi nonmedis yaitu indikasi sosial untuk melakukan seksio sesarea. 3enurut penelitian yang dilakukan sebuah badan di *ashington D>, 9merika "erikat, pada tahun 166' menunjukkan bah,a setengah dari jumlah persalinan seksio sesarea, yang se$ara medis sebenarnya tidak diperlukan. 9rtinya tidak ada kedaruratan persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin yang dikandungnya. 7ndikasi sosial timbul oleh karena permintaan pasien ,alaupun tidak ada masalah atau kesulitan dalam persalinan normal. ?al ini didukung oleh adanya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Persalinan yang dilakukan dengan seksio sesarea sering dikaitkan dengan masalah keper$ayaan yang masih berkembang di 7ndonesia. 3asih banyak penduduk di kota-kota besar mengaitkan ,aktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dilihat dari faktor ekonomi. 4entunya tindakan seksio sesarea dilakukan dengan harapan apabila

30

anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian, maka akan memperoleh reFeki dan kehidupan yang baik. 9danya ketakutan ibu-ibu akan kerusakan jalan lahir ( agina! sebagai akibat dari persalinan normal, menjadi alasan ibu memilih bersalin dengan $ara seksio sesarea. Padahal penelitian membuktikan bah,a mitos tersebut tidak benar karena penyembuhan luka di daerah agina hampir sempurna. Pendapat lain yaitu, bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea menjadi lebih pandai karena kepalanya tidak terjepit di jalan lahir. Padahal sebenarnya tidak ada perbedaan antara ke$erdasan bayi yang dilahirkan dengan $ara seksio sesarea ataupun per aginam. Di sisi lain, persalinan dengan seksio sesarea dipilih oleh ibu bersalin karena tidak mau mengalami rasa sakit dalam ,aktu yang lama. ?al ini terjadi karena kekha,atiran atau ke$emasan menghadapi rasa sakit pada persalinan normal. (*iknjosastro, 200+!

e. /ontra 7ndikasi 1! 7nfeksi pada peritoneum. 2! Danin mati. %! /urangnya fasilitas dan tenaga ahli. (*illiams, 200#! 4api janin mati bukan merupakan kontraindikasi mutlak, terlebih ,aktu yang digunakan untuk melahirkan janin mati se$ara per aginam lebih lama daripada ,aktu yang diperlukan untuk melahirkan janin mati perabdominam atau se$ara seksio sesarea. f. Persiapan "eksio "esarea 1! 2ltrasound s$an
31

2ntuk mengetahui posisi dan ukuran janin, untuk menyingkirkan kemungkinan dari abnormalitas atau kembar, dan untuk menentukan lokasi dari plasenta. 2! 4ransfusi darah "ekurangnya tersedia dua pa$ked $ells sebelum dilakukannya operasi, biasanya terjadi pada situasi perdarahan yang aktif, pree$lampsia, distensi uterus yang berlebihan, koagulopati. 4erdapat empat ma$am komponen utama darah #0B $airan plasma (yang terdiri dari 0 62B air dan 8B Fat padat (albumin, globulin, faktor pembekuan, Fat nitrogen nonprotein, lemak netral, fosfolipid, kolesterol, glukosa, natrium, klorida, bikarbonat, kalsium, kalium, magnesim, fosfor, besi, iodium!!.

'#B sel darah merah. #B sel darah putih. platelets (trombosit!. (Pri$e "yl ia, 200+!

%! Persiapan preoperasi 9nta$id harus diberikan satu jam sebelum operasi untuk

meminimalkan efek dari aspirasi selama proses anantesi, pemberian dekstrose #B didalam $airan ringer laktat, kateter foley, dan persiapan operasi lainnya sama seperti persiapan operasi abdominal. (De >herney, 200#! g. 4eknik "eksio "esarea 1! 7nsisi 9bdomen

32

-apisan dinding perut 0

/ulit Daringan subkutan 8asia "$arpa (membatasi diantara dua jaringan subkutan! :tot dinding perut 0 m.oblikus eksternus 3.oblikus internus 8asia trans ersalis Daringan preperitoneal Daringan preperitoneum Daringan peritoneum Peritoneum parietale. (De Dong, 200#!

(a) 7nsisi erti$al

7nsisi

erti$al garis tengah infraumbilikus adalah insisi

yang paling $epat dibuat. 7nsisi ini harus $ukup panjang agar janin dapat lahir tanpa kesulitan. :leh karenanya, panjang harus sesuai dengan taksiran ukuran janin. Pembebasan se$ara tajam dilakukan sampai ke le el agina m.rektus abdominis lamina anterior, yang dibebaskan dari lemak subkutis untuk memperlihatkan sepotong fasia di garis tengah dengan lebar sekitar dua $m. fasia trans ersalis dan lemak praperitoneum dibebaskan se$ara hati-hati untuk men$apai peritoneum diba,ahnya. Peritoneum yang terletak
33

dekat dengan ujung atas insisi dibuka se$ara hati-hati. .eberapa dokter mengangkat peritoneum dengan dua klem hemostat yang dipasang dengan jarak dua $m. -ipatan peritoneum yang terangkat di antara kedua klem tersebut kemudian dilihat dan dipalpasi untuk meyakinkan bah,a omentum, usus, atau kandung kemih tidak menempel. Pada ,anita yang pernah menjalani bedah intraabdomen, termasuk seksio sesarea, omentum, atau usus mungkin melekat ke permukaan ba,ah peritoneum. Peritoneum diinsisi superior terhadap kutub atas insisi dan ke arah ba,ah tepat di atas lipatan peritoneum di atas kandung kemih.

(b! 7nsisi trans ersal)lintang Dengan insisi )fannenstiel modifikasi, kulit, dan jaringan subkutan disayat dengan menggunakan insisi trans ersal rendah sedikit melengkung. 7nsisi dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas lateral otot rektus. "etelah jaringan subkutis dipindahkan dari fasia diba,ahnya sepanjang satu $m atau lebih pada kedua sisi, fasia dipotong se$ara melintang sesuai panjang insisi. 4epi superior dan inferior fasia di pegang dengan klem yang sesuai kemudian diangkat oleh asisten selagi operator memegang selubung fasia dari otot rektus diba,ahnya se$ara tumpul dengan pegangan s$alpel. Pembuluh darah yang berjalan diantara otot dan fasia dijepit, dipotong, dan diikat. ?emostasis harus dilakukan se$ara $ermat. Pemisahan fasia dilakukan sampai $ukup mendekati umbili$us agar dapat dibuat insisi longitudinal garis tengah yang adekuat diperitoneum. :tot rektus kemudian dipisahkan digaris tengah untuk memperlihatkan peritoneum diba,ahnya.
34

2! 7nsisi 2terus (a! 7nsisi sesarea klasik "uatu insisi ertikal ke dalam korpus uterus di atas segmen ba,ah uterus dan men$apai fundus uterus, sudah jarang digunakan saat ini. "ebagian besar insisi dibuat disegmen ba,ah uterus se$ara melintang atau yang lebih jarang se$ara erti$al. 7nsisi melintang disegmen ba,ah memeliki keunggulan yaitu hanya memerlukan sedikit pemisahan kandung kemih dari miometrium diba,ahnya. 9pabila insisi diperluas ke arah lateral, dapat terjadi laserasi pada salah satu atau kedua pembuluh uterus. 7nsisi ertikal rendah dapat diperluas ke atas sehingga pada keadaan-keadaan yang memerlukan ruang lebih lapang, insisi dapat dilanjutkan ke korpus uterus. 2ntuk menjaga agar insisi ertikal tetap diba,ah segmen ba,ah uterus, diperlukan pemisahan yang lebih luas pada kandung kemih. "elain itu, apabila meluas keba,ah, insisi ertikal dapat menembus ser iks lalu ke agina dan mungkin mengenai kandung kemih. Iang utama, selama kehamilan berikutnya insisi ertikal yang meluas ke miometrium atas lebih besar kemungkinannya mengalami rupture daripada insisi trans ersal, terutama selama persalinan. (b! 7nsisi sesarea trans ersal 2terus umumnya mengadakan dekstrorotasi sehingga ligamentum teres uteri kiri lebih anterior dan lebih dekat ke garis tengah daripada yang kanan. -ipatan peritoneum yang agak longgar di atas batas atas kandung kemih dan menutupi bagian anterior segmen ba,ah uterus dijepit di garis tengah dengan for$eps dan disayat dengan s$alpel atau gunting. Gunting

35

diselipkan di antara serosa dan miometrium segmen ba,ah uterus dan didorong ke lateral dari garis tengah, sembari membuka mata gunting se$ara parsial dan intermiten, untuk memisahkan pita serosa selebar dua $m, yang kemudian diinsisi. 3enjelang batas lateral di kedua sisi, gunting sedikit diarahkan lebih ke arah $ranial. -apisan ba,ah peritoneum diangkat dan kandung kemih dipisahkan se$ara tumpul atau tajam dari miometrium diba,ahnya. "e$ara umum, pembebasan kandung kemih jangan melebihi lima $m kedalamannya dan biasanya lebih sedikit. 4erutama pada ser iks yang sudah mendatar dan membuka, pembebasan kearah ba,ah dapat terjadi sedemikian dalam sehingga se$ara tidak sengaja yang tidak terpajan dan dimasuki adalah segmen ba,ah uterus. 2terus dibuka melalui segmen ba,ah uterus sekitar satu $m diba,ah batas atas lipatan peritoneum. 7nsisi uterus perlu dibuat relati e tinggi pada ,anita dengan pembukaan ser iks yang besar atau lengkap agar kemungkinan perluasaan insisi ke lateral menuju arteri uterine berkurang. 7nsisi uterus dapat dilakukan dengan berbagai teknik. "emuanya dimulai dengan menyayat segmen ba,ah uterus yang terpajan menggunakan s$alpel se$ara melintang sepanjang sekitar satu s.d. dua $m separuh jalan antara kedua a. uterina. 4indakan ini harus dilakukan se$ara hati-hati sehingga sayatan memotong seluruh ketebalan dinding uterus tetapi tidak $ukup dalam untuk melukai janin di ba,ahnya. 9pabila uterus telah terbuka, insisi dapat diperluas dengan memotong kelateral dan kemudian sedikit ke atas dengan gunting perban. >ara lain, apabila segmen ba,ah uterus tipis, insisi masuk dapat diperluas hanya dengan tekanan ke lateral dan atas menggunakan kedua jari telunjuk. 7nsisi uterus harus dibuat $ukup lebar agar kepala dan
36

agina bukan

badan janin dapat lahir tanpa merobek atau harus memotong arteri dan ena uterine yang berjalan sepanjang batas lateral uterus. 9pabila ditemukan plasenta digaris insisi, plasenta tersebut harus dilepaskan atau diinsisis. 9pabila plasenta tersayat, perdarahan janin dapat parah sehingga, pada kasus sema$am ini, tali pusat harus se$epatnya diklem. (*illiams, 200#!

4abel 1 Perbandingan kelebihan dan kekurangan insisi sesarea uterus se$ara klasik dan trans ersal 7nsisi $aesarea uterus /lasik /elebihan 3engeluarkan janin lebih $epat 4idak mengakibatkan kandung kemih tertarik "ayatan bisa dperpanjang proksimal atau distal 4rans ersal Penjahitan luka lebih mudah

/ekurangan

Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik 4umpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum Perdarahan kurang /emungkinan rupture uteri spontan lebih ke$il 7nfeksi mudah menyebar -uka dapat melebar ke se$ara intraabdominal kanan kiri, ba,ah sehingga karena tdk ada dapat menyebabkan reperitonealisasi yang baik a.uterina putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak 2ntuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan

37

%! Pelahiran Danin Pada presentasi kepala, satu tangan diselipkan kedalam rongga uterus di antara simfisis dan kepala janin, lalu kepala diangkat se$ara hati-hati dengan jari dan telapak tangan melalui lubang insisi dibantu oleh penekanan sedang se$ara transabdominal pada fundus. "etelah persalinan lama dengan disproporsi sefalopelvik, kepala janin mungkin terjepit agak kuat dijalan lahir. 4ekanan keatas yang dilakukan melalui agina oleh asisten akan membantu melepaskan kepala sehingga kepala dapat dikeluarkan melalui bagian atas simfisis. 2ntuk memperke$il aspirasi $airan amnion dan isinya oleh janin, hidung dan mulut diaspirasi dengan bola pengisap (bulb syringe! sebelum toraks dilahirkan. .ahu kemudian dilahirkan dengan tarikan ringan disertai penekanan pada fundus. .agian tubuh lainnya siap menyusul. "egera setelah dilahirkan, pasien diberi 20 unit oksitosin perliter dengan ke$epatan 10 ml)mnt sampai uterus berkontraksi dengan baik, setelah itu lajunya dapat dikurangi. Dosis bolus # sampai 10 unit dihindari karena dapat menyebabkan hipotensi. 4ali pusat dklem sementara bayi dipegang setinggi dinding abdomen, kemudian bayi diberikan kepada anggota tim yang akan melakukan upaya resusitasi bila diperlukan. 9pabila presentasi janin bukan kepala, atau apabila janin lebih dari satu atau janin sangat imatur pada ,anita yang belum pernah melahirkan, insisi erti$al melalui segmen ba,ah kadang-kadang terbukti lebih menguntungkan. 4ungkai janin harus se$ara $ermat dibedakan dari lengan untuk menghindari ekstraksi premature lengan
38

yang menyebabkan pelahiran bagian tubuh janin selanjutnya menjadi sulit. 7nsisi uterus diperiksa untuk melihat ada tidaknya lokasi perdarahan yang deras. Perdarahan ini harus segera dijepit dengan for$eps $in$in atau Penington, atau instrument yang serupa. "ebagian besar ahli bedah kebidanan merekomendasikan untuk segera mengeluarkan plasenta se$ara manual, ke$uali apabila plasenta telah terlepas se$ara spontan. '! Penjahitan 2terus "etelah plasenta lahir, uterus dapat diangkat melalui insisi dan diletekaan diatas dinding abdomen yang tertutup oleh duk dan fundus ditutupi oleh tampon laparotomi yang telah dibasahi. *alaupun sebagian dokter menghindari tahap yang terakhir ini, eksteriorasasi uterus sering memberikan keuntungan yang melebihi kerugiannya. /ita dapat dengan $epat mengetahui uterus yang atonik dan melemas sehingga dapat segera melakukan masase. 7nsisi dan perdarahan lebih jelas tampak dan akan lebih mudah diperbaiki, terutama apabila terdapat perluasan insisi ke lateral. "egera setelah plasenta lahir dan diperiksa, rongga uterus diperiksa dan diusap dengan kassa untuk mengeluarkan selaput ketuban yang tertinggal, erniks, bekuan darah, dan debris lainnya. 4epi sayatan bagian atas dan ba,ah serta masingmasing sudut insisi uterus diperiksa se$ara $ermat untuk melihat ada tidaknya perdarahan. .atas ba,ah insisi yang dibuat melalui segmen ba,ah uterus yang menipis mungkin sedemikian tipis hingga terabaikan. Pada saat yang sama, dinding posterior segmen ba,ah uterus kadang mengembung ke anterior sedemikian rupa sehingga disangka batas ba,ah insisi.

39

7nsisi uterus ditutup dengan satu atau dua lapisan jahitan kontinu menggunakan benang yang dapat diserap ukuran nol atau satu. .iasanya digunakan benang kromik, tetapi sebagian menyukai benang sintetik yang tidak diserap. Pembuluh-pembuluh besar yang dijepit tersendiri sebaiknya diligasi dengan benang. "ebagian dokter mengemukakan kekha,atiran bah,a jahitan melalui desidua dapat menyebabkan endometriosis pada jaringan parut. Dahitan a,al diletakkan tepat diluar salah satu sudut insisi. /emudian dilakukan jahitan jelujur mengun$i, dengan setiap jahitan menembus seluruh ketebalan miometrium. 4empat setiap jahitan harus dipilih se$ara hati-hati agar setelah menembus miometrium jarum tidak perlu ditarik kembali. ?al ini mengurangi kemungkinan perforasi pembuluh yang tidak terikat dan pendarahan yang dapat ditimbulkannya. Dahitan jelujur mengun$i dilanjutkan sampai tepat mele,ati sudut insisi yang berla,anan. 9proksimasi tepi sayatan dengan jahitan satu lapis biasanya memuaskan, terutama apabila segmen ba,ah lapis. 9pabila setelah jahitan jelujur satu lapis aproksimasi kurang memuaskan atau pendarahan menetap, dapat dilakukan penjahitan satu lapisan lagi sehingga terjadi aproksimasi dan hemostatis, atau masing-masing tempat pendarahan diikat dengan latihan matras atau angka delapan. "etelah ter$apai hemostatis dengan penutupan uterus, tepi-tepi lapisan serosa yg tadinya melapisi uterus dan kandung kemih disambung dengan jahitan jelujur menggunakan catgut kromik 2-0. #! Penutupan 9bdomen "emua kassa dikeluarkan, $ekungan dan cul-de-sac dikosongkan dari darah dan $airan amnion dengan pengisapan se$ara hati-hati. 9pabila digunakan anastesia umum, orga-organ abdomen atas dapat
40

dipalpasi se$ara sistematis. Eamun, pada analgesia konduksi hal ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman $ukup besar. "etelah jumlah spons dan instrument dihitung dengan benar, insisi abdomen ditutup. "e,aktu dilakukan penutupan lapis demi lapis, tempat-tempat perdarahan diidentifikasi, diklem, dan diligasi. :tot rektus dibiarkan kembali ketempatnya semula, dan ruang subfasia diperiksa se$ara $ermat untuk hemostasis. 8asia rektus diatasnya ditutup dengan jahitan interrupted (satu demi satu! dengan benang yang tidak diserap nomor nol dan dipasang lateral terhadap tepi fasia dengan jarak tidak lebih dari satu $m, atau jahitan jelujur mengun$i dengan benang yang dapat diserap dan bertahan lama atau permanen. Daringan subkutan biasanya tidak perlu ditutup se$ara terpisah apabila ketebalannya dua $m atau kurang, dan kulit ditutup dengan jahitan matras erti$al dengan benang sutera %-0 atau '-0 atau benang yang ekui alen atau klip kulit. 9pabila jaringan adiposanya lebih tebal, atau apabila digunakan klip atau jaringan subkutan, perlu dilakukan beberapa penjahitan interrupted dengan plain catgut %-0 untuk menghilangkan ruang rugi dan mengurangi tegangan pada tepi luka kulit. (*illiams, 200#!

h. /omplikasi 1! Pada 7bu 8aktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan, dan lamanya persalinan berlangsung. 4entang faktor pertama, nis$aya seorang ,anita dengan plasenta pre ia dan perdarahan banyak memiliki resiko yang lebih besar daripada seorang ,anita lain yang mengalami seksio sesarea elektif
41

karena disproporsi sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalinan berlangsung, makin meningkat bahaya infeksi postoperative, apalagi setelah ketuban pe$ah.
(a! 7nfeksi puerperal, dapat bersifat ringan, seperti kenaikan suhu

beberapa hari dalam masa nifas atau dapat bersifat berat, seperti peritonitis dan sepsis. 7nfeksi postoperati e terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala infeksi intrapartum, atau ada faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu. .ahaya infeksi sangat diperke$il dengan pemberian antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali.
(b! Perdarahan, yang jumlahnya banyak dapat timbul pada ,aktu

pembedahan jika $abang arteri uterine ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
($! /omplikasi lain seperti luka kandung ken$ing, embolisme paru,

dan sebagainya sangat jarang terjadi.


(d! "uatu komplikasi yang kemudian tampak adalah kurang kuatnya

parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya dapat terjadi ruptur uteri. 2! Pada .ayi "eperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan seksio sesarea. 3enurut statisti$ di Eegara dengan penga,asan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal pas$a seksio sesarea berkisar antara '-&B. (*iknjosastro, 200+!

i. Prognosis
42

Dulu angka morbiditas dan mortilitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang, oleh karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan $airan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun. 9ngka kematian pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang $ekatan adalah kurang dari 2 per 1000. Easib janin yang ditolong se$ara seksio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. 3enurut data dari Eegara dengan penga,asan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal sempurna, angka kematian perinatal sekitar '-&B.

j. Easihat Pas$a :perasi 1! Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi. 2! /ehamilan berikutnya hendaknya dia,asi dengan antenatal yang baik. %! Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit besar. '! 9pakah persalinan yang berikut harus dengan seksio sesarea bergantung dari indikasi seksio sesarea dan keadaan pada kehamilan berikutnya
#! ?ampir diseluruh institute di 7ndonesia tidak dianut di$tum *once a

caesarean always a caesarean.


+! Iang dianut adalah *once a caesarean not always a caesarean

ke$uali pada panggul sempit atau disproporsi sefalopelvik. (3o$htar, 1668!

43

77.2 Dari uraian tersebut diatas dapat dibuat suatu kerangka teoritis seperti diba,ah ini 0

Disproporsi sefalopel ik 2sia ibu Preeklampsia)eklampsia ?9P /elainan tali pusat 8aktor 7bu Eeoplasma Ai,ayat infertilitas 7nsisi uterus sebelumnya 7ndikasi 3edis /etuban pe$ah dini 4ingkat pendidikan Partus tak maju

"eksio sesarea

7nfeksi

44

7ndikasi Eonmedis 7ndikasi sosial 8aktor Danin

Danin besar Ga,at .ayi Gemelly -etak abnormal sungsang lintang janin

45

You might also like