Professional Documents
Culture Documents
Dikantin...
Brilliawan, Saka, Luna, Winantya, Hanna, Refi, Aira, Tasya sedang mengobrol. Hanna : Eh, aku ke toilet dulu ya... ( berdiri beranjak meninggalkan teman temannya ) Winantya : Oke ( sambil melambaikan tangan )
Ditoilet...
Hanna : ( sedang cuci tangan ) Alice : Hai, Hanna... ( sambil ikut mencuci tangan ) Hanna : ( sedikit kaget dengan kedatangan Alice yang tiba tiba ) Hai.. ( agak canggung ) Alice : Aku tau lho sesuatu yang mungkin kamu sembunyikan dari teman temanmu... ( sambil tersenyum licik ) Hanna : Apa itu ? ( agak terbata bata ) Alice : kau mengambil CD milik Luna kan ? ( sambil mengeringkan tangan ) Hanna : A.. Apa yang kau katakan ? ( terbata bata ) Alice : Jangan berbohong... aku punya buktinya kok... ( sambil memutar mutar HP nya ) Hanna : Ap... Apa maksudmu...?? sudah jangan berkata yang tidak tidak... Alice : ( menunjukkan foto yang ada di HP nya ) kau masih tidak mengakuinya ? Hanna : ( diam membatu ) Alice : kau pasti tidak mau kan rahasia ini terbongkar..?? kalau begitu kau harus melakukan sesuatu untukku... ( Tersenyum licik )
Di luar kelas...
Hanna : ( menuangkan air secara sengaja dan sembunyi sembunyi ) Hanna : Saka !! ( memanggil Saka ) Saka : ( berjalan menuju Hanna ) ada apa ? Hanna : sini. Buruan !! ( sambil menggerakkan tangannya ) Saka : ( berlari menuju Hanna tanpa tau ada air berkeliaran ) , ( Terjatuh ) Auww !! ( berteriak ) Hanna : ( berjalan menuju Saka ) Kau tidak apa apa ? ( menolong Saka ) Semuanya : ( berlari menuju Saka dan Hanna ) Hanna... apa yang terjadi ? Hanna : aku tidak tau... tiba tiba saja Saka terjatuh dan aku sangat kaget karenanya... Brilliawan : tapi apa kau tidak tau jika disini ada air ? ( menunjuk genangan air ) Hanna : tentu saja aku tidak tau... jika aku tau... aku akan memberitaunya... Tasya : sudahlah... inikan kecelakaan... tidak usah dipermasalahkan... ( berusaha agar tidak terjadi pertengkaran )
Tasya Hanna
: benarkah ? lalu ia sakit apa ? : entahlah... mungkin ia sedang sedikit demam ( menerka nerka )
Selama 1 bulan ini... Saka jarang sekali masuk sekolah... saat masuk pun ia seringkali ijin untuk pulang lebih awal... tetapi sudah seminggu ini ia tidak masuk sekola... memberi kabar pun tidak... Aira : teman teman, apa ada yang tahu mengapa seminggu ini Saka tidak masuk sekolah ? ( bertanya kepada semua temannya ) Luna : Entahlah... mungkin ia sedang ada masalah keluarga... Tasya : Bagaimana kalau kita ke rumahnya ? Brilliawan : Aku setuju... nanti kita kesana bersama... Semuanya : Oke Ketika pulang sekolah, mereka langsung menuju ke rumah Saka. Tetapi rumahnya sepi... kemudian salah seorang tetangganya memberi tahu bahwa Saka dirawat di rumah sakit sejak seminggu lalu... Mereka pun memutuskan untuk menuju Rumah Sakit...
Di rumah sakit...
Mereka langsung menuju kamar rawat Saka... Winantya : Assalamualaikum... ( sambil membuka pintu ) Saka & Ortu : Waalaikumsalam Semuanya : Saka ?! ( kaget ) Saka : kalian ? kalian tau darimana aku disini ? Refi : kami tau dari tetangga kamu Brilliawan : mengapa kamu tidak pernah memberi kabar kepada kami ? ( kecewa ) Saka : maafkan aku teman teman... aku tidak ingin membuat kalian sedih... Tasya : tapi dengan begini, kamu sudah membuat kita sedih... Saka : Maaf... Aira : Tapi kenapa ? apa kau membenci kita ? atau apa kita mempunyai salah ? Saka : tidak... aku hanya tidak bisa... (pingsan seketika) Tit tit ttiiiiiiiiiiittt Sontak mereka semua menoleh ke arah pendeteksi jantung... Disana terdapat garis lurus...
Semuanya
Di pemakaman...
Sebelum orang tua Saka pergi, mereka memberikan sepucuk surat kepada Winantya untuk semua sahabatnya. Mereka pun membacanya di tepi pemakaman dibawah pohon yang rindang. Setelah selesai membacanya, mereka menangis...
Tasya : aku setuju dengan Wawan... seharusnya kita bisa menjaga persahabatan kita agar Saka tidak sedih melihat kita seperti ini... Winantya : baiklah, ayo kita menemui hanna. Mereka mencari Hanna ke kelas. Winantya : Hanna... Hanna : maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu. Dia menjelaskan semuanya... Alice : ( datang tiba tiba ) Hai semua... ( dengan senyum cerah ) Aira : ( menarik lengan baju Alice ) Apa yang telah kau lakukan pada persahabatan kami ? Alice : Jujur. Aku iri kepada kalian ! aku iri karena kalian mempunyai teman yang sangat dekat dan baik... tidak seperti aku... mereka membenciku... Refi : tapi bukan berarti kau harus mengadu domba kami Alice... Alice : Maafkan aku ( berlutut ) Luna : Sudah... tidak apa apa... yang berlalu biarlah beralu... sekarang kau boleh menjadi bagian dari persahabatan kami... ( sambil membangunkan Alice ) Alice : benarkah ? ( kaget ) Semuanya : Tentu ! Akhirnya, mereka pun bersahabat dan permasalahan selesai.