You are on page 1of 19

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik

Kasus Demam Berdarah Dengue


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I Pendahuluan
Latar belakang Semarang peringkat pertama endemik DBD dari 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah. (Maret177 kecamatan di Kota Semarang 161 daerah endemis DBD) Peringkat atas:
Tembalang, Ngaliyan Semarang Barat

Puskesmas Halmahera tahun 2013 sampai bulan April didapatkan penemuan kasus DBD sebanyak 22 orang

Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyakit DBD di Puskesmas Halmahera.

Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengaruh perilaku dengan kejadian DBD di Halmahera khususnya pada pasien an. K A Untuk mengetahui pengaruh lingkungan rumah dengan kejadian DBD di Halmahera khususnya pada pasien an. K A

MANFAAT PENELITIAN
Bagi Masyarakat Masyarakat mengetahui apa itu DBD masyarakat mengetahui bagaimana mengatasi DBD Bagi Mahasiswa Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di lapangan Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan masalah sampai memberikan alternative pemecahan masalah.

BAB II Analisa Situasi


Luas masing-masing kelurahan di wilayah kerja puskesmas Halmahera
No 1 2 3 Kelurahan Karangturi Karangtempel Rejosari Luas Wilayah (km2) 3.620 91.846 9.953

Sarirejo
Jumlah

66.797
172.216

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Halmahera


No 1 2 3 4 Kelurahan Karangturi Karangtempel Rejosari Sarirejo Jumlah Penduduk (jiwa) 3.527 4.377 16.813 10.017

Jumlah

34.734

BAB III PEMBAHASAN


..\dbd halmahera\status present.docx

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4

Aedes sp
Memiliki dua habitat yaitu aquatic (perairan) untuk masa pra dewasa (telur, larva, pupa) dan daratan atau udara untuk dewasa. Tempat berkembang biak larva nyamuk Aedes aegypti adalah container buatan yang berada di lingkungan perumahan.

Penularan dan Gejala


Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (SSD). fase demam selama 2-7 hari, fase kritis selama 2-3 hari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penularan Penyakit DBD


Lingkungan Kualitas tempat penampungan air

Tempat penampungan air yang berjentik


Kebersihan lingkungan

Container (barang bekas) yang memungkinkan air hujan tergenang yang tidak langsung beralaskan tanah
Ventilasi

Tempat gelap, lembab.

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Factor-faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari seseorang. Factor-faktor penunjang (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik. Factor-faktor pendukung (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas-petugas lainnya termasuk di dalamnya keluarga dan teman sebaya.

Diagram HL. Blum

LINGKUNGAN Kurangnya pencahayaan Jendela jarang dibuka Tempat penampungan air (tempayan dan bak mandi) terdapat jentik

Didapatkan beberapa rumah dengan positif jentik nyamuk di sekitar rumah pasien

GENETIKA/

Penderita DBD

PELAYANAN KESEHATAN Kurang sosialisasi tentang DBD

KEPENDUDUKAN

PERILAKU Pasien dan keluarga tahu tanda/gejala DBD serta pencegahannya, namun kurang diterapkan. Ibu pasien menguras bak mandi 1 bulan sekali. Menggantung baju di kamar

BAB IV SIMPULAN dan SARAN


Simpulan A. Masalah Lingkungan 1.Kurangnya penerapan pengetahuan keluarga tentang penyakit DBD dan pencegahannya. 2.Kurangnya penerapan pengetahuan keluarga tentang rumah sehat sehingga kondisi rumah terbuat dari bata, dalam rumah kurang cahaya, dan kurang penataan, dan banyak barang bertumpukan sehingga kurang terjaga kebersihannya. B. Perilaku Pasien lebih sering diasuh oleh neneknya, pasien tidak melaksanakan ASI ekslusif dan kadang diberi makanan tambahan oleh neneknya. Sehingga gizi pasien kurang terkontrol

C. Masalah Pelayanan Kesehatan 1. Promotif: Manajemen Puskesmas sudah secara berkala melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk), dan pemantauan jentik. Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi dan fogging jika terjadi kasus dengan tujuan memutus rantai penularan. 1. Preventif: Kurangnya keaktifan keluarga dalam melaksanakan 3M (menutup, mengubur, menguras tempat-tempat penampungan air) dan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lainnya. Berdasarkan analisa masalah yang didapatkan masih ada kasus DBD karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit DBD.

SARAN Untuk keluarga


Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit DBD beserta gejala, pengobatan dan pencegahannya, terutama melakukan 3M 1minggu sekali tiap hari jumat. Memotivasi keluarga untuk meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi. Memotivasi keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal serta melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.

Untuk Puskesmas
Pemantauan pelaksanaan secara berkala kegiatan PSN oleh kader kesehatan pada kegiatan kerja bakti di lingkungan. Pemberian bubuk abate secara rutin kepada masyarakat melalui ketua RT setempat dan kader kesehatan. Penanaman pohon pengusir jentik di lingkungan rumah pada saat diadakan kerja bakti.

POA
..\POA.docx

Terima kasih

You might also like