You are on page 1of 4

Chlorpheniramine maleat (klorfeniramin maleat) (Chlorpenon, Cohistan, CTM) Golongan Antialergi dan obat untuk anafilaksis Sediaan Injeksi

: 10 mg (hidrogen maleat) dalam ampul 1 ml Tablet: 4 mg (hydrogen maleat) Penyakit/indikasi Pengobatan reaksi alergi ringan sampai sedang, sedasi Alasan penggunaan Antihistamin sedative Chlorpheniramine merupakan antihistamin H1 antagonis. Pemilihan obat harus berdasarkan kegunaan terapi, reaksi reaksi yang tidak dinginkan dan biaya. Obat dengan aktivitas terapi yang sama : diphenhydramine, hydroxyzine, cyclizine, cyprooheptadine, promethazine, brompheniramine Antihistamin H1 dipertimbangkan sebagai terapi lini ke-2 terhadap epinefrin dan tidak boleh diberikan sendiri saja dalam pengobatan anafilaksis Klrofeniramin adalah perwakilan antihistamin sedative. Berbagai obat lainnya dapat menjadi alternatif Indikasi: Untuk mengataasi gejala alergi, rhinitis alergi (hay fever) dan konjungtivitis, urtikaria, gigitan serangga dan gatal-gatal karena dasar alergi; pengobatan tambahan dalam syok anafilaktik dan angioedema berat Kontraindikasi : Perhatian :

Pembesaran prostat, retensi urin; ileus atau sumbatan piloroduodenal; glaucoma; anak di bawah 1 tahun; kehamilan; menyusui; gangguan ginjal; gangguan hati; epilepsy CATATAN dapat mengganggu aktivitas yang membutuhkan ketelitian, seperti mengoperasikan mesin atau menyetir Kehamilan dan meyusui : Kehamilan :

Antihistamin: tidak ada bukti teratogen; embriotoksik pada penelitina pada binatang dengan dosis tinggi hydroxizine dan loratadin; pabrik cetirizin, cinnarizine, desloratadin, dimenhidrinate, hidroxizine, ketotifen, loratadin, dan mizolastin menyarankan untuk menghindari

Menyusui :

Jumlah yang signifikan beberapa antihistamin terdapat pada ASI; walaupun tidak diketahui berbahaya pabrik alimemazine, cetirizin, cinnarizine, siproheptadin, desloratadin, dimenhidrinat, fexofenadine, hidroxizin, loratadin, dan mizolastin menyarankan utnuk menghindari; pabrik ketotifen juga menyarankan untuk dihindari; efek sampan pada bayi dilaporkan dengan clemastin

Interaksi : (antihistamin) Alkohol Meningkatkan efek sedasi saat antihistamin diberikan bersama alkohol (efek mungkin lebih sedikit dengan antihistamin non-sedatif) Efek sedasi mungkin meningkat saat antihistamin sedative diberikan dengan analgesik opioid Penyerapan fexofenadine diturunkan oleh antasid Pabrik loratadin menyatakan kadar loratadin dalam darah mungkin meningkat oleh eritromisin; metabolism mizolastin dihambat oleh eritromisin- hindari penggunaan bersamaan; risiko aritmia ventricular meningkat saat mizolastin diberikan dengan moxifloxacinhindari penggunaan bersamaan; metabolism mizolastine mungkin dihambat oleh makrolidahindari penggunaan bersamaan Meningkatkan efek antimuskarinik dan sedasi saat antihistamin diberikan bersamaan MAOI atau trisiklik; siproheptabin mungkin melawan efek antidepresan dari golongan SSRI

Analgesik

Antasid Antibakterial

Antidepresan

Antidiabetik

Antijamur

Antimuskarinik

Antiviral

Ansiolitik dan hipnotik

Beta blocker (penyekat beta)

Betahistin Obat untuk ulkus

Hitung trombosit menurun saat ketotifen diberikan dengan metformin (pabrik ketotifen menyarankan untuk menghindari penggunaan bersamaan) Pabrik loratadin menyatakan kadarnya dalam darah mungkin meningkat oleh ketokonazole; metabolism mizolastine dihambat oleh itrakonazole, ketokonazole- hindari penggunaan bersamaan; metabolism mizolastine mungkin dihambat imidazol- hindari oenggunaan bersamaan Meningkatkan risiko efek sampan antimuskarinik saat antihistamin diberikan bersamaan dengan antimuskarinik Kadar loratadin dalam darah mungkin meningkat oleh fosamprenavir; kadar chlorpheniramin dalam darah mungkin meningkat oleh lopinavir; kadar antihistamin non-sedatif mungkin meningkat oleh ritonavir Meningkatkan efek sedasi saat antihistamin diberikan bersamaan dengan ansiolitik dan hipnotik Meningkatkan risiko aritmia ventricular saat mizolastin diberikan dengan sotalol- hindari penggunaan bersama Antihistamin secara teoritis melawan efek betahistin Pabrik loratadin menyatakan kadar darah mungkin meningkat oleh cimetidine

Dosis : Alergi, per oral, DEWASA 4 mg setiap 4-6 jam (maksimal 24 mg sehari); ANAK di bawah 1 tahun tidak direkomendasikan, 1-2 tahun 1 mg 2x sehari, 2-5 tahun 1 mg setiap 4-6 jam(maksimal 6 mg sehari), 6-12 mg 2 mg setiap 4-6 jam (maksimal 12 mg sehari) Reaksi alergi, anafilaksis (sebagai tambahan), injeksi subkutan, intramuscular, atau intravena, DEWASA 10-20 mg (maksimal 40 mg dalam 24 jam); ANAK 1 bulan- 1 tahun 250 microgram/kg (maksimal 2.5 mg), 1-5 tahun 2.5-5 mg, 6-12 tahun 5-10 mg Cara pelarutan dan pemberian : Berikan injeksi intravena lebih dari 1 menit; jika perlu larutan injeksi dapat dilarutkan dengan larutan injeksi NaCl 0,9%

Efek yang tidak diinginkan : Mengantuk (jarang terjadi adalah efek yang berlawanan pada dosis tinggi, atau pada anak atau lansia), hipotensi, sakit kepala, pusing, berdebar-debar, gangguan psikomotor, sulit BAK, mulut kering, pandangan kabur, gangguan saluran cerna; gangguan hati; gangguan darah; ruam dan rekasi fotosensitif, berkeringat dan tremor, reaksi hipersensitifitas (termasuk bronkospasme, angioedema, anafilaksis); injeksi dapat mengiritasi

You might also like