You are on page 1of 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Universitas Islam Negeri (atau dulu yang lebih dikenal dengan istilah IAIN)

merupakan salah satu universitas yang memiliki visi menjadi universitas yang berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keilmuan keislaman dan keindonesiaan, yang kemudian akhirnya mendorong segenap civitas

akademiknya untuk memiliki skil dan mengasah kemampuan yang dimilikinya. terutama kepada mahasiswa-mahasiswa yang menuntut ilmu disana. Terlebih kepada mahasiswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (baik pendidikan ataupun non-pendidikan) merupakan hal yang penting untuk melakukaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke balai-balai penelitian atau instasi-instansi pemerintah ataupun non pemerintah yang berupa pengamatan langsung berbasis keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini dirasa sangat penting untuk pengetahuan konstruktif mahasiswanya. Selain itu, untuk mensinergikan antara pengetahuan yang dimiliki sekarang dengan praktik dan pengamatan langsung di lapangan. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias yang berlokasi di Depok, Jawa Barat merupakan balai penelitian formal dibawah Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fokus aktivitas disini ialah pada penelitian dan pengembangan budidaya ikan hias, baik yang sering ada di pasaran ataupun ikan-ikan hias yang langka sehingga patut dibudidayakan dan dijaga populasi hidupnya agar terlepas dari ancaman kepunahan.

B. Dasar Pelaksanaan Praktik kerja lapangan ini berlandaskan pada visi dan misi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kompetensi proses sains yang menjadi standar tuntutan dari jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P. IPA) lebih khusus pada Pendidikan Biologi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).

C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dalam melakukan pengamatan tata cara untuk membudidayakan ikan hias/ ikan yang terancam punah dan mempelajari

lingkungan hidupnya maupun yang berkaitan dengan tumbuh kembangnya. 2. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam mengikuti perkembangan dan perawatan ikan hias/ ikan-ikan yang terancam punah 3. Mahasiswa dapat menjadikan pengalaman PKL ini sebagai pembelajaran berharga untuk membantu memelihara atau membudidayakan ikan-ikan hias yang nantinya dapat

berperan membantu menjaga keseimbangan alam (terutama dalam ekosistem air) maupun sebagai peluang usaha dimasa depan.

D. Manfaat 1. Manfaat praktik kerja lapangan ini ialah: a. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam

membudidaya ikan hias/ikan-ikan yang terancam punah. b. Mahasiswa dapat berlatih melakukan tugas kerja pembudidayaan ikan hias, yaitu berupa perawaatan dan pemeliharaannya. c. Mahasiswa dapat berlatih bersosialisasi berbeda dari kondisi biasanya di kampus. 2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta, petani dan stake holder lain adalah: a. Mengenal Universitas Islam Negeri sebagai salah satu universitas yang memberikan kesempatan mahasiswanya dapat mengembangkan segenap potensi dan dengan kondisi kultur masyarakat yang

kemampuannya hingga menjadi khairu ummah. b. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan instansi, pengusaha dan petani. c. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik dibidang penelitian maupun

pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang saling menguntungkan.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Perikanan

adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam

lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan). Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis). Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Usaha perikanan yang berupa produksi hasil perikanan melalui budidaya dikenal sebagai perikanan budidaya atau budidaya perairan (aquaculture). Akuakultur merupakan suatu kegiatan produksi biota akuatik (animal dan aquatic plant) untuk tujuan komersial yang melibatkan aktivitas pembenihan, pendederan, pembesaran, pemanenan, handling dan transportasi, serta pemasaran. Penjelasan tentang komponen bioteknis akuakultur, meliputi pengadaan benih, manajemen media, kesehatan, dan pakan serta interaksinya. Aspek ekonomis seperti pemilihan komoditas dan potensi pasar juga diajarkan. Dasar-dasar Akuakultur menjelaskan tentang komponen akuakultur yang terdiri dari ikan, air, wadah dan pakan, serta hubungan antar komponen tersebut, prinsip-prinsip yang mendasari peningkatan produktivitas perairan dan pengelolaan akuakultur yang berorientasi kepada keuntungan dan keberlanjutan, mulai skala unit terkecil hingga kawasan akuakultur.

Dasar-dasar akuakultur merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari prinsip-prinsip dasar pelaksanaan akuakultur atau budidaya perairan. Akuakultur terdiri darisemua organisme ( nabati/hewani) air yang memiliki nilai ekonomis penting untukdipelihara dan dibudidayakan, terdiri dari : a.Komoditas vertebrata (hewan air bertulang belakang) seperti ikan. b. Komoditas avertebrata (hewan air tidak bertulang belakang) seperti udang,kepiting, teripang, dan kerang-kerangan termasuk jenis zooplankton sebagai pakan alami seperti artemia, rotifer, dll. c. Komoditas tumbuhan atau tanaman air seperti rumput laut serta jenis-jenis pakanalami (phytoplankton) seperi chlorella sp, dll.Beberapa aspek penting yang harus difahami dalam dasar-dasar akuakultur antaralain pengetahuan tentang :Akuakultur terbagi menjadi tiga bagian, yaitu akua kultur air tawar (freshwater aquaculture), air payau ( brackishwater aquaculture ), dan air laut ( mariculture ).Lingkungan perairan dapat dibagi menjadi : Air tawar dengan salinitas di bawah 0,5 ppt, Oligohaline dengan salinitas 0,5 3,0 ppt Mesohaline dengan salinitas 3,0 16,5 ppt Polyhaline dengan salinitas 16,530,0 ppt Marine dengan salinitas 30,0 40,0 ppt Hyperhaline dengan salinitas diatas 40,0 ppt. Akuakultur merupakan serangkaian proses kegiatan panjang dan berkesinambungan yang meliputi : a.Pengadaan atau penyediaan benih (breeding) Perkembangan gonad dan pemijahan ikan hias merupakan respon lingkungan secara alami. Pada umumnya suhu, cahaya, musim, curah hujan merupakan faktor-faktor yang besar peranannya terhadap perkembangan gonad tersebut. Hal tersebut dapat dilihat bahwa untuk
4

ikan-ikan hias tertentu (botia, wild betta, gurami, sepat, dll) akan melimpah di alam pada musim-musim tertentu tetapi pada suatu waktu tidak ditemukan pada habitatnya. Kondisi lingkungan yang demikian telah berhasil diteliti pada beberapa jenis ikan hias yang masih dan sedang dalam tahap domestikasi. Namun demikian, banyak jenis ikan hias yang masih belum dapat dipijahkan secara alami sepenuhnya, seperti arwana, jenis catfish, tiger fish, tilan merah, sumpit, beberapa jenis rasbora, beberapa jenis wild betta, palmas, black gost, botia, balashark, dll). Pada pengembangbiakan ikan-ikan hias tersebut perlu adanya rangsangan hormonal atau manipulasi hormon. Fungsi dari hormon tersebut selain untuk pematangan gonad, juga dapat digunakan untuk perubahan fenotif kelamin pada tahap deferensiasi (larva). b. Penebaran benih (stoking) Penebaran bibit ikanhias pada fase ini sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan. Penebaran bibit ikan lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Ada beberapa trik yang dapat dilakukan dalam pemindahan benih ini, seperti melakukan pemindahan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu air belum terlalu tinggi, pengambilan bibit menggunakan jaring berukuran rapat serta lembut, bibit ditempatkan menggunakan wadah yang sudah diisi air dari kolam penebaran larva, dan sebagainya. c. Meningkatkan produksi pakan alami ( manuring fertilization ) Sumber nutrisi (zat gizi) umumnya diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu: protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, membutuhkan nutrisi yang secara kualitatif maupun kuantitatif memenuhi persyaratan sesuai dengan kebutuhan udang tersebut. Zat-zat tersebut harus berada dalam makanan yang secara fisiologis berfungsi sebagai sumber zat pengatur kelangsungan hidup. d. Pemberian makanan tambahan atau buatan ( artificial feedind ) Pakan merupakan salah satu input penting dalam budidaya ikan, termasuk dalam kegiatan pembenihannya. Oleh karenanya, akhir-akhir ini aspek nutrisi mulai memperoleh banyak perhatian para pakar dan juga usahawan. Berkaitan dengan pakan maka dihadapkan

pada masalah-masalah: kuantitatif, kualitatif, kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, harus dipertimbangkan beberapa faktor bahan baku untuk pakan, yaitu ketersediaan, harga yang wajar dan kandungan gizi yang cukup. Pakan ikan buatan yang diberikan dapat dikategorikan menjadi : 1. Pakan alami, Merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia, Daphnia dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas. 2. Pakan lembek, Merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini 2 3 hari dalam lemari pendingin. 3. Pakan kering lengkap, Merupakan pakan berbentuk pelet, flake dan crumble dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam. Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. e. Control, pencegahan, pemberantasan hama, parasit/penyakit ( preventive and curative of fish diseases) Dalam suatu usaha budidaya ikan yang intensif dengan padat penebaran tinggi, dengan penggunaan pakan buatan yang sangat besar dapat mengakibatkan terjadinya suatu masalah. Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Serangan penyakit yang disertai gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen (produksi). Ikan yang dipelihara dapat terserang hama dan penyakit karena diakibatkan oleh kualitas air yang memburuk dan malnutrisi. Ikan yang sehat akan mengalami pertumbuhan berat badan yang optimal. Ikan yang sakit sangat merugikan bagi para pembudidaya karena akan mengakibatkan penurunan
6

produktivitas. Oleh karena itu agar ikan yang dipelihara di dalam wadah budidaya tidak terserang hama dan penyakit harus dilakukan pencegahan. Secara umum hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan antara lain adalah :

Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen Pemeliharaan ikan yang benarbenar bebas penyakit. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas atau daya dukung kolam pemeliharaan.

Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.

Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.

Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (Lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

f. Pasca panen ( harvesting ) Setelah pemanenan ikan hias, kolam harus langsung dibersihkan dan dikondisikan kembali untuk persiapan lainnya. g. Pemasaran ( marketing ) Dengan kandungan protein tinggi, juga asam lemak omega tiga, mineral dan vitamin A dan D, produk perikanan dapat menjadi sumber pangan dengan kualitas gizi yang baik untuk semua kelompok masyarakat. Selain itu banyaknya pengkolektor ikan hias dari berbagai macam belahan dunia merupakan salah satu alas an untuk membudidayakan ikan-ikan hias tersebut. Pada dasarnya sistem budidaya perairan (akuakultur) khususnya untuk ikan adadua system, yaitu:

1. Sistem air tenang, Sistem air tenang diantaranya seperti akuakultur di waduk, rawa, empang, danau,dll. Zonneveld et al. (1991) menyatakan, dari segi biologis sistem air tenang dapatdikatakan sebagai suatu ekosistem alam, karena kolam air tenang

memungkinkanterjadinya semua proses produksi, konsumsi dan dekomposisi pada semua tingkattrofik (trophic level ) 2. Sistem air mengalir. Sistem ini lebih bersifat bersifat industrial daripada bersifat ekologis. Di dalam sistem ini, kecepatan aliran air sangat menentukan jumlah makanan yang diubahmenjadi daging ikan. Pada sistem ini air berfungsi sebagai factor fisiologis untukmembawa oksigen terlarut ke dalam tubuh ikan.Sistem air mengalir terdiri dari dua macam, yaitu : a.Sistem sirkulasi.Sistem sirkulasi merupakan sistem air mengalir dengan air masuk dan air keluarmengalir secara bersamaan dan terus menerus, seperti akuakultur di sungai dalam bentuk karamba maupun kolam/tambak dengan sistem sirkulasi. b.Sistem resirkulasi, Sistem resirkulasi merupakan sistem air mengalir secara terus menerus tanpa ada pergantian air baru dan pembuangan air. Akuakultur sistem inimemperlihatkan beberapa perbaikan, karena sistem ini memungkinkanterjadinya dua proses ekologi yaitu konsumsi dan dekomposisi. Akuakultur (budidaya) dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu : 1.Sistem monokultur. Sistem monokultur adalah memelihara ( stocking ) hanya satu spesies(ikan/udang) di dalam suatu kolam atau tambak. Sistem ini memiliki sifat-sifatpadat penebaran ( stocking density ) sangat tinggi, sangat tergantung pada makananbuatan ( artificial feeding ), perlu aerasi tambahan (kincir), dan pergantian sertasirkulasi air secara teratur dan terkontrol.Sistem monokultur terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan penebaran(stocking), antara lain : a. Mono-size stocking , yaitu menebar ikan dengan ukuran yang sama, pada kolamyang sama dan semua di panen pada ukuran konsumsi. b. Multi-size stocking, yaitu menebar ikan dengan ukuran berbeda pada kolam yang sama.

c. Multi-stage stocking, yaitu menebar ikan dengan ukuran berbeda pada kolamyang berbeda. d.Monosex stocking , yaitu menebar ikan dengan jenis kelamin (sex) yang sama e. Double cropping , yaitu menebar dua jenis ikan yang berbeda dalam satu kolampada waktu yang berlainan. 2. Sistem polikultur Polikultur merupakan sistem budidaya (akuakultur) dengan pemanfaatanlahan budidya secara efisien dan maksimal untuk mendapatkanhasil yang optimal attau maksimal. Polikultur adalah budidaya lebih dari satuspesies organism air pada kolam yang sama. Konsep dasar budidaya sistempolikultur adalah menebar beberapa spesies organism air (ikan/udang) yang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda atau mencari makan di daerah atauzona yang berbeda serta menempati ruang hidup yang berbeda.Jenis-jenis akuakultur (budidaya) antara lain : -Tambak/kolam air tenang -Tambak/kolam air deras -Karamba (cage) -Jarring apung (japung). Tujuan Akuakultur/ budidaya ini tak lain untuk: a. Memproduksi bahan pangan b. Memperbaiki stok biota akuatik di alam (stock enhancement) c. Rekreasi d. Menyediakan ikan umpan e. Memproduksi ikan hias f. Mendaur ulang bahan organik di perairan g. Memproduksi bahan baku industri
9

III.

METODOLOGI PRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dimulai dari tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan 30 Juli 2013 yang berlokasi di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok, Jawa Barat.

3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut : No 1. 2. Alat Alat tulis Kamera Bahan Form pengamatan dan kegiatan tiap hari Form wawancara tentang pembudidayaan dan penilaian terhadap mahasiswa 3. 4. Papan berjalan Sarung tangan

3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah metode observasi langsung atau pengamatan langsung dan wawancara. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data dalam pelaksanaan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) ini sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Primer a. Observasi langsung atau pengamatan langsung mengenai keadaan umum wilayah dan sumber daya perikanan yang berkaitan dengan tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Nazir (1983) menyatakan bahwa cara pengumpulan data secara observasi langsung atau pengamatan langsung yaitu menggunakan mata sendiri tanpa ada pertolongan alat bantu atau perantara. Hasil pengamatan tersebut dicatat secara sistematis.
10

b. Melakukan wawancara menggunakan lembar kuesioner dengan 3 orang dari pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. Nazir (1983) menyatakan bahwa pengumpulan data dengan cara wawancara yaitu tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan lembar kuesioner (daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan Praktek Keterampilan Lapang). c. Membuat dokumentasi dan aktivitas pengambilan data keadaan ikan hias yang diamati secara kontinu, dengan menggunakan kamera. 2. Pengumpulan Data Sekunder Mencari data-data sekunder yang bersangkutan dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di instansi yang terkait ataupun dengan tempat dan sarana lainnya.

3.4. Pengolahan Data Data yang diperoleh pada PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini diolah dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabulasi, selanjutnya dibahas secara deskriptif.

3.5. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan Praktek Keterampilan Lapang (PKL) yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Bulan/Minggu No. Kegiatan Juni 2013 1 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. Konsultasi Judul Pembuatan Proposal Konsultasi Proposal Distribusi Proposal Pelaksanaan PKL Pembuatan Laporan Konsultasi Laporan 2 3 4 Juli 2013 1 2 3 4 Agustus 2013 1 2 3 4

10. Penyerahaan Laporan


11

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawati.2005. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius: Yogyakarta Andriani,S.2005. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Perairan. Universitas Brawijaya : Malang. Arie Usni, 2008. Pengaruh Penambahan Serbuk Chlorella pyrenoidosa Strain Lokal (INK) TerhadapMutu

SITUS WEBSITE http://rifanasri90.blogspot.com/2012/07/pengertian-definisi-arti-kata-budidaya.html diakses pada tanggal 19 Juni 2013 pukul 22.30 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pukul 21.27 WIB http://penelitihukum.org/tag/definisi-pembudidayaan-ikan/ diakses pada tanggal 20 Juni 2013 pukul 21.42 WIB http://www.scribd.com/doc/96129826/Dasar-Dasar-Akuakultur diakses pada tanggal 20 juni 2013 pukul 21.56 WIB

12

You might also like