You are on page 1of 4

Pruritus didefi nisikan sebagai rasa gatal setidaknya 3 periode dalam waktu 2 minggu yang menimbulkan gangguan, atau

rasa gatal yang terjadi lebih dari 6 bulan secara teratur.

Kejadian pruritus tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, suku atau penyakit penyerta. Pruritus bisa dikeluhkan setiap saat (konstan), atau hilang timbul (episodik).4-8 Beberapa pasien mengeluhkan pruritus di bagian tubuh tertentu (terlokalisasi), sementara yang lain di seluruh tubuh (menyeluruh). Bila terlokalisasi, biasanya di lengan atas dan punggung bagian atas.

Etiologi Faktor eksogen antara lain: 1. Penyakit dermatologik 2. Dermatitis kontak (dengan pakaian, logam, serta benda asing) 3. Rangsangan dari ektoparasit (misal: serangga, tungau skabies, pedikulus, larva migrans) 4. Faktor lingkungan (menyebabkan kulit kering atau lembab) Faktor endogen antara lain adanya reaksi obat atau adanya penyakit. Penyakit sistemik dapat menimbulkan gejala pruritus di kulit. Pruritus ini disebut dengan pruritus primer, dan dapa bersifat lokalista atau generalista. Bahkan pruritus psikogenik cenderung dapat muncul pada seseorang yang sering merasa malu, memiliki perasaan bersealah, masokisme, serta ekshibisonisme. Pruritus yang timbul akibat faktor sistemik antara lain disebabkan oleh: 1. Kehamilan Pruritus gravidarum, melibatkan induks oleh estrogen dan kadang berhubungan dengan kolestasis. Terjadi terutama di trimester terakhir kehamilan. 2. Penuaan Pruritus yang timbul akibat kulit yang sudah tua dan bisa terjadi akibat stimulasi yang sangat ringan. 3. Penyakit hepar Gejala berhubungan dengan kolestasis. Adanya kolestasis ini

mengakibatkan peningkatan sintesis opioid. 4. Penyakit endokrin Terjadi pada pasien diabetes, terjadi akibat hiperglikemi. 5. Penyakit ginjal, neoplastik, dan penyakit lain. Moschella SL. Hurley HJ. (editor). 1986. Dermatology: Third Edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company;. p.2042-7. Djuanda A. Hamzah M. AIsah S. (editor). 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin: Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;. p. 321-29

Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri. Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita, yaitu: Penatalaksanaan secara medis : Pengobatan topical: 1. Losion calamine. Losion ini tidak dapat digunakan pada kulit yang kering dan memiliki batasan waktu dalam pemakaiannya karena mengandung phenols. 2. Losion menthol/camphor yang berfungsi untuk memberikan sensasi dingin. 3. Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering. 4. Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.

Antihistamin topical sebaiknya

tidak digunakan karena dapat

mensensitisasi kulit dan menimbulkan alergi dermatitis kontak. Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah dan menyebabkan tidur terganggu: 1. Aspirin: efektif pada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau prostaglandin, tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien. 2. Doxepin atau amitriptyline: antidepresan trisiklik dengan antipruritus yang efektif. Antidepresan tetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah. 3. Antihistamin: antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki antipruritus. Antihistamin penenang dapat digunakan karena efek penenangnya tersebut. 4. Thalidomide terbukti ampuh mengatasi prurigo nodular dan beberapa jenis pruritus kronik. Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus, diantaranya mencegah faktor pengendap, seperti pakaian yang kasar, terlalu panas, dan yang menyebabkan vasodilatasi jika dapat menimbulkan rasa gatal (misal

Kafein, alkohol, makanan pedas). Jika kebutuhan untuk menggaruk tidak tertahankan, maka gosok atau garuk area yang bersangkutan dengan telapak tangan. Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering, dapat dilakukan penanganan sendiri berupa: 1. Mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah mandi. 2. Mandi rendam dengan air hangat suam-suam kuku 3. Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi.. 4. Kamar tidur harus bersih, sejuk dan lembab 5. Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat. 6. Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat berlebihan. 7. Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal. 8. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan. 9. Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku. http://koekoeh.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pruritus.html Kukuh Rahardjo

You might also like