You are on page 1of 77

HIDAYAH ALLAH

Do'a Mohon Petunjuk Allah :

Maksudnya " Ya Allah, aku memohon kepada-Mu curahan rahmat dari sisi-Mu yang dengannya hatiku mendapat petunjuk, terkumpul segala yang bercerai-berai dan terhimpun segala yang terpisah-pisah, tertolak segala fitnah atas diriku dan bertambah baik urusan agamaku, terpelihara segala sesuatu yang jauh dariku dan terangkat apa yang dekat denganku, disucikan perbuatanku dan dicerahkan wajahku diberi ilham menuju petunjuk dan terpelihara diriku dari segala sesuatu yang buruk (Hadis Imam Tabrany dan Ibnu Abbas) Hidayah berasal dari kata "Al-Hadiy" bermakna "petunjuk jalan". Hidayah merupakan suatu alat atau peta sebagai petunjuk pada tempat yang benar yang Allah anugerahkan kepada hamba yang dikehendakinya.

Pengertian hidayah menurut As-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha adalah : "Petunjuk halus yang menyampaikan kepada tujuan" (As-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, tafsir Al-Manar; Tafsir al-Quranul Karim oleh Syaikh Muhammad Abduh, Juz IV, Mesir 1954 / 1337 H, Hal 62) Mencapai hidayah Allah adalah sebagai hasil dari pemahaman terhadap al-qur'an dan pemahaman itu karena mengenal dan ingin mengetahui isinya dengan mempelajarinya dan akhirnya mentadabburnya. Orang yang mencapai hidayah Allah adalah indikator orang yang tadabur Al-Qur'an. Hidayah adalah suatu kurniaan besar yang merupakan hak Allah semata, tidak seorang pun dapat memberikannya sekalipun Rasulullah SAW,

Sebagaimana firman Allah :

)(
56. Sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa Yang Engkau kasihi (supaya ia menerima Islam), tetapi Allah jualah Yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa Yang dikehendakiNya (menurut undangundang peraturanNya); dan Dia lah jua Yang lebih mengetahui akan orang-orang Yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk (kepada memeluk Islam).

Allah SWT memerintahkan hambanya agar senantiasa memohon hidayah-Nya sebagaimana yang tersirat dalam surah Al-Fatihah ayat 6- 7

) ( )(
6. Tunjukilah Kami jalan Yang lurus. 7. Iaitu jalan orang-orang Yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang Yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang Yang sesat.

Ibnu Kathir berkata; Seseorang itu memerlukan hidayah pada setiap saat dan dalam segala hal keadaan kepada Allah, supaya tetap terus dipimpin oleh petunjuk Allah. Sebab itulah Allah menunjukkan jalan kepadanya supaya minta kepada-Nya untuk mendapatkan hidayah dan pimpinan-Nya. Maka seorang yang bahagia hanyalah orang yang selalu mendapat hidayah' Hidayah yang kita harapkan adalah jalan yang lurus iaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.

)(

16. Dengan (Al-Quran) itu Allah menunjukkan jalan-jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada sesiapa Yang mengikut keredaanNya, dan (dengannya) Tuhan keluarkan mereka dari gelap-gelita (kufur) kepada cahaya (iman) Yang terang-benderang, Dengan izinNya; dan (dengannya juga) Tuhan menunjukkan mereka ke jalan Yang lurus.

Hidayah, menurut Qurais Shihab secara maknawi bererti memberi petunjuk kepada sesuatu atau memberi hadiah. Sedangkan Al-Quran memaparkan, hidayah setidaknya memiliki dua makna: 1. Menunjuki dan membimbing (QS Fushshilat: 17) 2. Memasukkan iman ke dalam hati atau menjadikan seseorang beriman. (QS Al Qashash: 56)

Jenis-jenis Hidayah Allah SWT telah membekali manusia berbagai macam hidayah, tanpa hidayah-Nya, manusia tidak mungkin boleh bertahan hidup. Paling tidak ada 5 macam hidayah yang diberikan kepada manusia iaitu : 1.Hidayatul Wijdan :Hidayah ini bersifat bawaan (potensi naluriah/insting) yang diperoleh manusia sejak dilahirkan. Misalnya seorang Ibu tidak pernah mengajar pada bayinya untuk menangis kalau lapar, sakit, atau minta diganti lampin, tapi secara naluri, seorang bayi akan menangis bila dia lapar, sakit dan lainnya. inilah yang disebut hidayatul wijdan.

2.Hidayatul Hawas Wal Masyair: Hidayah ini adalah kemampuan pancaindera seperti kemampuan merasakan manis, pahit, panas, dingin, dan lain-lain. Kemampuan pancaindera walau sangat bermanfaat, namun memiliki had tertentu Bergantung kepada hidayataul hawas saja akan banyak manusia tertipu, seperti melihat fatamorgana.

Fatamorgana bererti bayangan yang menipu atau suatu ilusi atau kekeliruan penglihatan, iaitu suatu peristiwa yang kadang-kadang terlihat di gurun pasir atau di atas jalan yang rata, yang nampak seperti suatu genangan air atau suatu cermin, sehingga boleh membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada

)(

39. dan orang-orang yang kafir pula, amal-amal mereka adalah umpama riak sinaran panas di tanah rata yang disangkanya air oleh orang yang dahaga, (lalu ia menuju ke arahnya) sehingga apabila ia datang ke tempat itu, tidak didapati sesuatu pun yang disangkanya itu; (Demikianlah keadaan orang kafir, tidak mendapat faedah dari amalnya sebagaimana yang disangkanya) dan ia tetap mendapati hukum Allah di sisi amalnya, lalu Allah meyempurnakan hitungan amalnya (serta membalasnya); dan (ingatlah) Allah amat segera hitungan hisabNya.

kerana itu Allah membekalkan manusia dengan hidayah berikutnya iaitu hidayatul Aqli
3.Hidayatul Aqli :Hidayah ini adalah kemampuan berfikir, kemampuan untuk memahami fenomena, memberikan persepsi, memberikan makna realiti yang tertangkap oleh alat pancaindera . Akal dapat membantu kelemahan dan keterbatasan pancaindera. 4. Hidayah Ad-Din : Hidayah berupa petunjuk-petunjuk ajaran agama. Fungsinya untuk membantu keterbatasan akal. Agama berfungsi memberikan arahan-arahan yang mampu melampaui keterbatasan akal manusia.

Agama berbicara hakikat kehidupan, kematian, kebahagiaan dll. Di mana hal-hal tersebut tidak boleh dibicarakan dengan pendekatan akal. 12. Sesungguhnya tanggungan kamilah memberi hidayah petunjuk (tentang yang benar dan yang salah). Surah al-Lail ayat 12

)(

10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, (jalan kebaikan untuk dijalaninya, dan jalan kejahatan untuk dijauhi)? - Surah Al-Balad ayat 10)

)(

Allah SWT telah menetapkan pada diriNya Yang Maha Suci untuk memberi petunjuk atau hidayah kepada manusia. Karena itu boleh dipastikan bahwa setiap manusia akan mendapat hidayahNya. Paling tidak, ada dua jenis Hidayah Ad-Din : a. Hidayah Dilalah, adalah petunjuk hidup yang termaktub dalam kitab suci al-Quran dan Sunah Rasulullah Saw. tujuannya agar tidak tersesat mengharungi kehidupan. Hidayah agama akan dimiliki jika manusia mahu mendapatkannya baik muslim ataupun kafir.

Hidayah agama di sini berada dalam konteks sebuah ilmu yang boleh diakses oleh siapa pun melalui proses belajar, dengan petunjuk keilmuan yang melalui akal dan alat pancaindera.

Allah SWT akan memberikan Hidayah Dilalah kepada semua manusia yang mahu mempelajari ajaranNya yang termaktub dalam kitab suciNya. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa saya belum mendapat hidayah, padahal Allah SWT telah menyediakan hidayah itu dalam kitab suci-Nya.
b. Hidayah Taufiq.

Hidayah Taufiq merupakan hidayah yang sangat mahal tetapi Allah berjanji kepada manusia akan memberikan hidayahNya kepada orang yang bersungguh-sungguh berjuang di jalanNya, berjuang untuk konsisten taat pada aturan-Nya di dalam mencapai tujuannya (citacitanya)

)(
69. Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama kami, sesungguhnya kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredhaan); dan Sesungguhnya (Pertolongan dan bantuan) Allah

adalah berserta orang-orang Yang berusaha membaiki amalannya. - Surah Al-Ankabut ayat 69) Hidayah Taufiq adalah suatu kekuatan yang Allah SWT berikan pada manusia untuk mengamalkan dengan sungguh-sungguh apa yang telah diketahuinya. atau dengan kata lain Hidayah Taufiq adalah Hidayah Dilalah yang kita amalkan. Misalnya , " Kita sudah tahu bahwa solat itu wajib" ini adalah hidayah Dilalah. " Dan kita pun rajin melakukan solat" Nah inilah hidayah Taufiq. Kalau sudah tahu bahwa solat itu wajib , tapi tidak melaksanakannya, berarti kita punya hidayah dilalah tapi tidak punya hidayah Taufiq.

Hidayah Taufiq adalah hak prerogatif Allah, yakni merupakan hak kekuasaan Allah SWT untuk hambahamba pilihan-Nya, Firman Allah dalam Surah AlQashash ayat 56

)(
56. Sesungguhnya Engkau (Wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang Engkau kasihi (utk menerima Islam), tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut peraturanNya); dan dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk (kepada memeluk Islam)

)(

272. Tidaklah Engkau diwajibkan (Wahai Muhammad) menjadikan mereka (yang kafir) mendapat petunjuk (kerana kewajipanmu hanya menyampaikan petunjuk), akan tetapi Allah jualah yang memberi petunjuk (dengan memberi taufik) kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut peraturanNya). dan apa jua harta Yang halal Yang kamu belanjakan (pada jalan Allah) maka (faedahnya dan pahalanya) adalah untuk diri kamu sendiri dan kamu pula tidaklah mendermakan sesuatu melainkan

kerana menuntut keredhaan Allah dan apa jua yang kamu dermakan dari harta yang halal, akan disempurnakan (balasan pahalanya) kepada kamu, dan (balasan baik) kamu (itu pula) tidak dikurangkan. - Surah Al Baqarah ayat 272) Cara untuk mendapat hidayah Taufiq salah satunya adalah dengan berdo'a, Bersungguh-sungguh, bergabung dengan lingkungan yang kondusif, dan memperbanyak amal soleh. Ciri-Ciri orang-orang yang mendapatkan hidayah Taufiq adalah; 1. Merasakan mudah dalam beramal sholeh (Hatinya terbuka untuk menerima Islam, rajin beribadah dan menuntut ilmu)

2. Bersemangat dalam mempelajari ajaran agama 3. Merasakan kerinduan kepada Allah 4. Istiqamah (Konsisten dalam melaksanakan Ibadah) 5. Sabar menghadapi ujian Jenis-Jenis Sabar: 1. Sabar dalam Menghadapi Musibah Dunia 2. Sabar dalam Menghadapi Berbagai Karaktor Manusia 3. Sabar dalam Menjalankan ketaatan kepada Allah 4. Sabar dalam Berdakwah 5. Sabar dalam Meninggalkan kemaksiatan

Allah SWT memberikan kehidupan kepada manusia sebagai ujian siapa di antara mereka yang paling baik amalnya. Kehidupan dunia merupakan ladang beramal.

)(

2. Dialah Yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat); Surah Al-Mulk ayat 2).

Orang-orang yang mendapat hidayah akan tahan menghadapi berbagai ujian kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 155 157).

() () ()

155. Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. dan berilah khabar gembira kepada orangorang Yang sabar: 156. (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah Kami kembali." 157. Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayahNya.

Pada akhir ayat di atas ada kalimat dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.. Ini merupakan pengunci ayat yang menegaskan bahwa orang-orang yang bersabar adalah orang-orang yang mendapat petunjuk atau hidayah-Nya. Mencermati situasi ini, terasa betapa kehidupan dirasakan sangat berat. Bencana kekeringan, kelaparan dan berleluasanya kejahatan menjadi berita utama dalam media cetak ataupun elektronik

Sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah: 1. Mentauhidkan Allah Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allah berfirman yang artinya

)(
82. Orang-orang Yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka Dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang Yang mendapat keamanan dan merekalah orang-orang Yang mendapat hidayah petunjuk. Surah Al-Anam ayat 82

2. Taubat kepada Allah Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman yang artinya Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya. 3. Belajar Agama Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama (HR Bukhori)

4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah berfirman yang artinya

) ( )( )(
66. dan Sesungguhnya kalau Kami wajibkan kepada mereka (dengan perintah): "Bunuhlah diri kamu sendiri, atau keluarlah dari tempat kediaman kamu", nescaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sedikit di antara mereka.

dan Sesungguhnya kalau mereka amalkan nasihat pengajaran (meliputi suruh dan tegah) Yang telah diberikan kepada mereka, tentulah Yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (iman mereka). 67. dan (setelah mereka berkeadaan demikian), tentulah Kami akan berikan kepada mereka - dari sisi Kami pahala balasan Yang amat besar; 68. dan tentulah Kami pimpin mereka ke jalan Yang lurus. - Surah An-Nisa ayat 66-68 5. Membaca Al-Quran, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya

)(

9. Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk ke jalan Yang amat betul (ugama Islam), dan memberikan berita Yang mengembirakan orang-orang Yang beriman Yang mengerjakan amal-amal soleh, Bahawa mereka beroleh pahala Yang besar. - Surah Al-Isra ayat 9 6. Berpegang teguh kepada agama Allah Firman Allah

)(

Ertinya Dan bagaimana kamu akan menjadi kafir padahal kepada kamu dibacakan ayat-ayat Allah (Al-Quran), dan dalam kalangan kamu ada RasulNya (Muhammad, s.a.w)?

dan sesiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka Sesungguhnya ia telah beroleh petunjuk hidayah ke jalan yang betul (lurus). Surah Ali-Imron ayat 101. 7. Mengerjakan solat Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga solatnya, Allah berfirman pada surat Al-Baqarah yang artinya Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat berikutnya;

)(
3. Iaitu orang-orang Yang beriman kepada perkaraperkara Yang ghaib, dan mendirikan (mengerjakan) sembahyang serta membelanjakan (mendermakan) sebahagian dari rezeki Yang Kami berikan kepada mereka. - Surah Al-Baqarah ayat 3. 8. Berkumpul dengan orang-orang soleh Firman Allah yang bermaksud; Katakanlah: Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita

dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): Marilah ikuti kami.

72. dan (diperintahkan): hendaklah kamu mengerjakan sembahyang dan bertaqwa kepadaNya, dan Dia lah Tuhan Yang kepadanya kamu akan dihimpunkan (pada hari akhirat kelak). - Surah Al-Anam ayat 72

)(

Ibnu kathir dalam mentafsirkan ayat ini, Ayat ini adalah perumpamaan yang Allah berikan kepada teman yang soleh yang menyeru kepada hidayah Allah dan teman yang buruk yang menyeru kepada kesesatan, bahawa barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang soleh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang buruk dan jahat

Walau bagaimanapun untuk mendapat hidayah ada bermacam-macam sebab atau ada berbagai-bagai cara yang di antara satu sama lain tidak sama. Di antara sebab seseorang itu mendapat hidayah adalah seperti berikut: (Sekurang-kurangnya ada 10 sebab)

1. Dia lahir di dalam keluarga yang beragama, maka dia mendapat didikan secara langsung dan praktikal daripada suasana berkeluarga. Orang ini agak bernasib baik. 2. Dia yang lahir-lahir sahaja Allah telah bekalkan kesedaran dan petunjuk. Dari kecil lagi sudah suka kepada kebaikan dan kebenaran. Dia terus mencari dan mengamalkan. Orang seperti ini amat sedikit. Ini adalah pemberian Allah secara wahbiah (secara anugerah). 3. Orang yang di dalam perjalanan hidupnya terjumpa golongan atau kelompok yang beragama Islam dan mengamalkan syariat. Manakala dilihat kehidupan mereka begitu baik dan bahagia lantas mengikut golongan itu.

4. Orang yang sentiasa mencari-cari kebenaran, mereka sentiasa membaca, mengkaji, memperbandingkan serta melihat-lihat berbagai golongan dari berbagai-bagai agama dan ideologi serta bergaul dengan golongangolongan itu maka akhirnya mereka bertemu dengan kebenaran. 5. Orang yang mendapat pendidikan Islam, mendengar ceramah agama, ikut kursus agama, menghadiri majlismajlis agama maka dia mendapat petunjuk dari mengaji dan mendengar itu. 6. Orang yang diuji oleh Allah, mungkin selepas kaya jatuh miskin, atau mendapat sakit teruk, atau ditimpa bencana alam dan lain-lain lagi maka di situ dia sedar dan insaf. Lantaran itu dia kembali mendekati diri kepada Allah SWT.

7. Orang yang mendapat kebenaran, kerana Allah mengizinkannya mengalami alam kerohanian seperti melihat di dalam mimpi alam Barzakh, melihat orang kena azab atau dia sendiri yang kena azab atau melihat gambaran Qiamat atau Allah perlihatkan kepadanya pokok sujud, pokok bertasbih dan lain-lain kejadian yang ajaib. Selepas itu dia pun kembali kepada kebenaran. 8. Orang yang sedar setelah melihat ada golongan atau keluarga yang kehidupan dunianya begitu hebat, rumah besar kaya-raya, kenderaan yang mewah, harta banyak tetapi kehidupan keluarga itu sentiasa porak-peranda, krisis sering berlaku, kasih sayang dan ukhwah tidak ada, masing-masing membawa haluan sendiri maka dari peristiwa itu dia sedar dan insaf bahawa kemewahan hidup tidak menjamin kebahagiaan di dunia apatah lagi di Akhirat kelak.

9. Orang yang dia sendiri mengalami kehidupan mewah, serba ada, apa hendak semua dapat, pangkat ada, duit banyak, namun kebahagiaan tidak dirasai, kehidupan keluarga porak-peranda lantas dia insaf dan sedar dan akhirnya mencari jalan kebenaran. 10. Orang yang dapat petunjuk kerana ada orang yang soleh atau orang yang bertaqwa mendoakannya, lantas doa itu dikabulkan oleh Allah, maka Islamlah dia sepertimana Sayidina Umar Al Khattab dapat petunjuk kerana doa Rasulullah SAW.

Kisah Umar Al-Khattab: Selepas Tempeleng Fatimah, Umar Dapat Hidayah Sayidina Umar Al-Khattab berkata - Siapa yang menjaga percakapannya dianugerahkan kepadanya hikmah. - Siapa yang menjaga penglihatannya dianugerahkan kepadanya hati yang khusyuk. - Siapa yang menjaga makanannya dianugerahkan kepadanya kelazatan dalam beribadah. - Siapa yang bersabar di atas ujian, Allah sempurnakan sabarnya lalu memasukkannya ke dalam Syurga mana yang dia suka. - Siapa yang menjaga daripada ketawa dianugerahkan kepadanya kehebatan.

- Siapa yang menjaga daripada bergurau dianugerahkan kepadanya keelokan atau kemuliaan. - Siapa yang meninggalkan cinta dunia dianugerahkan kepadanya dapat melihat kesalahan sendiri. - Siapa yang meninggalkan kesibukan mencari kesalahan pada perbuatan Allah, dianugerahkan kepadanya pelepasan daripada nifak. Hati kecilnya tidak sanggup lagi melihat abangnya terusmenerus menjadi seteru Allah Sejak Islam bersinar di bumi yang kontang itu, entah sudah berapa nyawa yang rebah hasil perbuatannya. Dia menyedari tiada kekuatan yang ampuh untuk menghalang segala kedurjanaan abangnya.

Kerana abangnya terkenal dengan sikap bengis, keras kepala dan tidak mahu tunduk kepada sesiapa pun. Lantaran keperibadiannya itu membuatkan kaumnya takut, tunduk dan terpaksa hormat kepadanya. Masa terus berlalu. Kedurjanaan itu semakin meresahkan hati Fatimah. Di kala itu hanya Tuhan saja yang tahu isi hatinya. Sikap abangnya yang terlalu menghina dan memusuhi Islam sangat menghiris hatinya. Segala peristiwa itu membuatkan Fatimah rasa malu pada Rasulullah dan para sahabat, lebih-lebih lagi pada Allah. Itu semua membuatkan ia bangun di tengah malam untuk menceritakan segalanya pada Tuhan. Tuhan Yang Maha Baik tentu tidak akan melupakan dirinya.

Fatimah pernah mendengar Rasulullah berdoa, demikian bunyinya: Wahai Allah, muliakan Islam dengan salah seorang dari dua Umar, Umar bin Hisyam atau Umar bin Al Khattab. Fatimah berharap sangat agar Tuhan memilih abangnya, Umar bin Al Khattab untuk menguatkan Islam. Walaupun sifat abangnya terlalu garang, keras kepala, tegas dalam mempertahankan pendiriannya, dan menyeksa hambanya yang memeluk Islam hingga ada yang mati. Menurut sejarah, 11 orang pernah diseksa oleh Umar hingga ada yang mati dan tercedera. Kalau hendak dicerita buruknya Umar memang panjang lebar.

Tapi cukuplah itu semua sudah menyeksakan nafas Fatimah. Fatimah rasa bertanggungjawab untuk membetulkan dan menglslamkan abangnya. Tapi apalah dayanya, sedangkan keIslamannya sendiri masih disembunyikan dari pengetahuan abangnya. Kalau Umar tahu dia telah Islam, tentu buruk padahnya. Tentu berbagai penderitaan dan seksaan akan menimpanya. Sebab itulah Fatimah hanya mampu berdoa dan merintih kepada Allah siang dan malam. Semoga Allah selesaikan masalahnya segera. Bukankah Allah pernah berfirman dengan maksudnya: Pintalah kepada-Ku, nescaya Aku akan kabulkan permintaanmu.

Fatimah Al Khattab yakin sungguh-sungguh bahawa Tuhan tentu tidak memungkirkan janji-Nya. Kiranya dia benar-benar menyerah diri kepada Allah dengan penuh yakin bahawa Allah sahaja yang boleh menyelesaikannya. Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Mendengar lagi Maha Agong tentu mendengar rayuannya setiap hari dan pasti akan menunaikan permintaannya. Pada suatu malam, Fatimah dan suaminya Said bin Zaid membuka kembali lembaran-lembaran kalam Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Fatimah melagukan ayat-ayat itu dengan alunan irama yang indah, air matanya melimpah keluar ketika menghayati maksud dari ayat-ayat tersebut. Suaminya yang memerhati dan menyemak segala bacaannya turut terharu.

Ayat-ayat yang dibaca oleh Fatimah menusuk ke dalam jantungnya, tenggelam dalam hatinya dan terus bertebaran ke dalam urat sarafnya. Sedang masingmasing khusyuk menghayati maksud ayat Al-Quran itu, tanpa disedari ada sepasang mata yang sedang mengintip dan memasang telinga mendengar ayat yang dibaca. Mata itu memandang dengan pandangan sinis tanpa berkelip-kelip, merah menyala menahan marah. Walaupun kalimah yang dibaca itu agak kurang jelas namun dia yakin bahawa kedua suami isteri itu kini telah Islam sebagaimana kata seorang pemuda yang ditemuinya sebentar tadi. Dengan suara lantang, Umar menjerkah mereka. Fatimah tersentak, cepat-cepat dia menyimpan lembaran itu.

Kalimah apa yang saya dengar tadi? Mereka berpura-pura menggeleng-gelengkan kepala menandakan tidak tahu. Aku mendengar kamu berdua telah mengikut agama Muhammad? Benarkah begitu? jeritnya bagaikan halilintar. Apa pendapatmu sekiranya agama selain agamamu itu adalah benar? jawab iparnya Said. Mendengar itu Umar melompat ke arah iparnya itu, terjadilah pergelutan. Umar menarik janggut Said. Said terlentang, lalu diduduki oleh Umar di atas dadanya, sehingga tidak bergerak. Melihat kejadian itu, Fatimah menolak badan Umar untuk membela suaminya. Spontan Umar berdiri lalu menempeleng muka adiknya. Fatimah terjatuh, darah merah mengalir keluar dari hidung dan mulutnya.

Fatimah bangkit dari tempat jatuhnya, tiba-tiba seakanakan ada satu seruan yang menggesanya supaya mengatakan sesuatu kerana masa itulah saat yang paling sesuai untuk diterangkan mengenai Islam. Tanpa menghiraukan darah yang berhamburan itu Fatimah berkata dengan penuh keyakinan: Wahai musuh Allah, engkau pukul kami kerana kami mengEsakan Allah. Engkau boleh buat sesuka hatimu. Sekalipun engkau bunuh kami, kami tetap mengaku bahawa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahawa Muhammad itu adalah Rasul Allah, yang akan membersihkan dunia ini dari sebarang kezaliman dan penindasan. Darah yang mengalir keluar dari hidung dan mulut Fatimah serta jawapannya yang begitu berani,

membawa kesan yang mendalam pada jiwa Umar. Dengan tiba-tiba dia rasa menyesal dan sedih atas tindakannya yang melulu itu. Dia merasa bersalah kerana memukul adik kandungnya sendiri. Dengan suara merendah, Umar berkata: Berikan aku apa yang kamu baca tadi. Fatimah agak keberatan memberikan lembaran itu. Tetapi melihatkan kesungguhan abangnya yang ingin mengetahui akhirnya Fatimah mengeluarkan lembaran ayat Al Quran itu dan diberikan kepada Umar. Ayat tersebut berbunyi: Kami tidak menurunkan Al Quran itu kepadamu agar kamu mendapat kesusahan, tetapi sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut (kepada Allah). Diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi (iaitu) Tuhan yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas Arasy.

Surah Thaha: 1-5 Berkata Sayidina Umar Al-Khattab: - Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. - Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada taqwa. - Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. - Aku mencari segala bentuk rezeki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar. Umar berpaling pada Fatimah seraya berkata, Alangkah baik dan indahnya kalimah-kalimah ini. Mendengar jawapan tersebut keluar dari bibir Umar,

Fatimah terasa seakan-akan bermimpi tapi bila sedar kembali itulah sebenarnya kenyataan. Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Abdul Hakam bin Hisyam atau Umar bin Al Khattab. Maka Allah telah memilih Umar, saudaraku sendiri. Tiga kali Fatimah menyebut nama Allah kerana terlalu berterima kasih pada Tuhan yang telah memperkenankan doa Rasulullah dan rintihan hatinya selama ini. Jiwa Umar kini telah berubah. Jiwanya kini telah disinari dengan cahaya iman dan hidayah. Umar berkata kepada Fatimah, Tunjukkan kepadaku di mana Mohamad SAW berada, aku akan datang padanya demi Islam. Setelah memberitahu bahawa Rasulullah berada di rumah Arqam bin Abi Arqam, Umar bergegas

meninggalkan mereka untuk mendapatkan Rasulullah SAW. Kalau sebelum ini tujuannya adalah. untuk memerangi Rasulullah tapi kini untuk berdamai dan menyatakan keIslamannya. Fatimah memandang suaminya, Said tersenyum. Fatimah turut tersenyum gembira. Setelah membersihkan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya, Fatimah lantas sujud syukur kepada Allah. Bersyukur kerana telah menyelesaikan masalahnya. Bersyukur kerana Allah telah menyelamatkan saudara kandungnya dari terus kufur. Begitulah kalau Allah hendak memberikan hidayah pada hambaNya. Bila-bila masa saja kalau Allah kehendaki. Begitulah seorang wanita yang terpimpin hatinya.

Wanita yang kaya jiwanya dengan segala sifat kesaba ran, redha, tawakal pada Allah. Tenang berada dalam penderitaan, hatinya mengenagi Allah dengan rasa takut dan harap kepada-Nya. Hatinya sentiasa merasa kehebatan, keagungan, kemurahan dan kasih sayang Allah. Setiap masa yang Allah anugerah kan kepadanya digunakan untuk berfikir, mencari dan mengenali Allah. Matanya digunakan untuk membaca ayat-ayat Allah sebanyak- banyaknya. Telinganya digunakan untuk mendengar tentang Allah. Kaki dan tangannya digunakan untuk berbakti kepada Allah. Kesimpulannya seluruh anggotanya digunakan untuk mencari keredhaan Allah. Maka di dunia lagi Allah beri kemenangan kepadanya.

Sejuklah hati Fatimah melihat abangnya kini bukan lagi seperti abangnya dulu. Telah berubah menjadi manusia yang sempurna lahir dan batin. Hasil dari kesungguhan Umar bermujahadah, Allah muliakan darjatnya sebaris dengan para sahabat yang lain seperti Sayidina Abu Bakar yang dijamin syurga. Sebelum tidur, dia kenang perbuatannya sepanjang hari. Kalau dia terbuat sesuatu yang tidak disukai Allah Umar akan merotan badannya sendiri hingga bengkakbengkak. Dikorbankan separuh dari hartanya untuk membantu perjuangan agama Allah. Doa Saidina Umar yang paling terkenal: Ya Allah, sibukkanlah aku dalam urusan agamaMu.

Langkah-langkah Menghadapi Ujian Dlm Kehidupan Kalau musibah atau ujian itu menimpa diri kita, apa yang harus kita lakukan? Paling tidak ada sembilan langkah untuk membolehkan kita menyelesaikan berbagai ujian kehidupan: 1. Yakini Bahwa Dunia Ini Selalu Berubah. Surah. AliImran ayat 140

)(
Jika kamu (dalam peperangan Uhud) mendapat luka (tercedera), maka sesungguhnya kaum (musyrik yang mencerobohi kamu) itu telah (tercedera juga dan)

mendaapat luka yang sama (dalam peperangan Badar). dan demikian itulah keadaan hari-hari (dunia ini dengan peristiwa-peristiwa kemenangan atau kekalahan), Kami gilirkan Dia antara sesama manusia, (supaya menjadi pengajaran) dan supaya nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang Yang tetap beriman (dan yang sebaliknya), dan juga supaya Allah menjadikan sebahagian di antara kamu orang-orang yang mati Syahid. dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada orangorang yang zalim. 2. Yakini Bahwa Allah yang Memiliki. Firman Allah surah. Al-Baqarah ayat 156

)(

156. (Iaitu) orang-orang Yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: "Sesungguhnya Kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah Kami kembali."

3. Yakini Bahwa Cobaan Itu Merupakan Ekspresi Cinta Allah pada HambaNya. Allah SWT memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan. Abu Hurairah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka ia diberi-Nya cobaan. (H.R. Bukhari).

4. Yakini Bahwa Makin Besar dan Banyak Cobaan yang Allah Turunkan Kepada Kita, Makin Besar Pula Pahala dan Kasih Sayang Allah yang Akan Dilimpahkan Kepada Kita. Dengan catatan, kita boleh menyelesaikan setiap ujian itu secara baik. Anas b. Malik RA berkata, bahawa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Taala itu mencintai suatu kaum, maka ia mencobanya, ia mendapat keredhaan Allah, dan barangsiapa yang murka, maka iapun mendapat murka Allah. (H.R. Tirmidzi). 5. Yakini Bahwa Ujian Itu Akan Menghapuskan Dosadosa yang Pernah kita kerjakan.

Abu Said dan Abu Hurairah RA meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda, Seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya. (H.R. Bukhari dan Muslim) 6. Selalu Berpikir Positif Bahawa Apapun yang Menimpa Diri Kita Akan Menjadi Kebaikan. Abu Yahya Shuhaib bin Sinan RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin.

Apabila ia mendapat kesenangan, ia bersyukur. Maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya. (H.R. Muslim) 7. Yakini Bahwa Setelah dalam Kesulitan Ada Kemudahan. Fakta menunjukkan, seringkali idea bernas justru lahir atau muncul ketika kita berada dalam puncak kesulitan. Contoh mudah, banyak mahasiswa boleh mengarang saat menghadapi soal-soal ujian bukan? Surah Alam Nasyrah ayat 5-6)

)( ) (

5. Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) Bahawa Sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan, 6. (Sekali lagi ditegaskan): Bahawa sesungguhnya tiaptiap kesukaran disertai kemudahan. 8. Selalu optimis bahawa kita boleh menyelesaikan setiap ujian yang Allah SWT berikan, karena Allah SWT tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hambanya. Sikap optimis boleh melahirkan energi yang tersembunyi dalam diri kita. Karena itu sikap optimis boleh menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan. Firman Allah dlm surah. Al-Baqarah ayat 286

)(

286. Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! janganlah engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah.

Wahai Tuhan kami ! janganlah engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir". 9. Hadapi ujian dengan usaha dan doa. Kerahkan segala ikhtiar untuk menyelesaikan ujian dan usaha itu dengan amal soleh

)( ) (

7. Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain), 8. Dan kepada tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (Apa yang engkau gemar dan ingini) - Surah. Alam Nasyrah ayat 7-8). Firman Allah

)(

60. Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kamu kepadaKu nescaya aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaku, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina. Firman Allah lagi

) ( )(

45. dan mintalah pertolongan (kepada Allah) Dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan Sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang Yang khusyuk;

46. (Iaitu) mereka yang percaya dengan yakin bahawa mereka akan menemui tuhan mereka, dan bahawa mereka akan kembali kepadaNya.

Itulah sembilan langkah untuk menghadapi berbagai ujian. Apapun yang menimpa diri kita, insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif, optimis, ikhtiar yang maksima dan diiringi dengan doa. Sesungguhnya pertolongan Allah SWT akan turun kalau kita berada di klimaks ujian. Untuk itu, jadikanlah ujian sebagai tangga untuk meraih pertolongan Allah SWT.

Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang menjadi pegangan bagi setiap urusanku. Perbaikilah duniaku yang disitulah urusan kehidupanku. Perbaikilah akhiratku yang kesana aku akan kembali. Jadikanlah hidupku ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan, dan jadikanlah kematianku sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan. (H.R. Muslim dan Tirmidzi). 10 Hijab Yang Menghalang Daripada Mendapat Hidayah Allah SWT 1. Hijab Pertama Jahil -Disebabkan keperluan Ilmu untuk mencapai hidayah, maka Ahli Sunnah mewajibkan menutut ilmu di atas setiap muslimin dan muslimat.

2. Hijab Kedua Bidah Amal soleh yang kita kerjakan mesti selari dengan 2 syarat: 1 -Demi wajah Allah SWT dan suci daripada Syirik 2 -Mengikut Sunnah Rasulullah SAW. Oleh yang demikian, semua amalan yang tidak pernah Rasululah SAW lakukan pasti Allah SWT menolaknya tanpa diragui.

3. Hijab Ketiga
Dosa-dosa besar yang berkaitan batin. Orang yang memilki sifat-sifat rohani yang keji atau sifatsifat mazmumah seperti Takabbur,hasad, ujub, bangga dengan diri. sendiri, bakhil, melakukan perkara sia-sia serta perbuatan berzina, minum arak, mencuri dan sebagainya daripada kategori sifat-sifat mazmumah, maka pemilik kepada sifat-sifat tersebut sebenarnya adalah manusia yang terhalang daripada mendapat Hidayah Allah SWT, walaupun pada zahirnya dia seorang yang berpakaian Islam setiap hari

4. Hijab Keempat

Perbuatan dosa besar secara luaran atau tindakan Orang yang berusaha ke arah mencuri sesuatu secara bijak seperti melalui akaun dan projek-projek kerajaan, pengusaha yang mencari arak dan lain-lain usaha kearah mendapat dosa-dosa besar. Semuanya pasti terhalang daripada mendapat hidayah Allah SWT, walaupun disertai dengan taubat.selagi pakaian dan segala kemudahan hidupnya berhasil daripada perkata haram pasti dia bukan dari golongan yang mendapat hidayah Allah SWT, begitu juga daging tubuhnya yang sebesar zarah yang terhasil daripada makan haram tidak dibunag daripada tubuhnya,.

pasti Allah SWT menolak Taubat Nasuhanya, Haji dan Umrah yang Ikhlas, solat dan Puasa yang sempurna, sedangkan tubuh yang berada di atas sejadah adalah Tubuh dan Tulang yang bercampur dengan perkaraperkara haram pasti Allah SWT menolak amalan dan doa mereka Lelaki memandang aurat perempuan adalah zina mata ianya merupakan zina kecil, jika perbuatan ini berterusan boleh menyebabkan dosa besar. memandang sesuatu dosa adalah perkara remeh dan kecil seperti perbuatan merokok Merasa selesa dengan dosa dan berbahagia dengan perbuatan dosa, perasaan selesa dengan dosa adalah lebih bahaya daripada melakukan dosa.

Maksudnya:Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. Melakukan maksiat secara sembunyi tetapi berulang melakukannya

5. Hijab Kelima Memandang remeh dosa kecil Dosa-dosa kecil yang telah sebati dengan kehidupan harian, kerana orang-orang mukmin tidak akan merosakkan amalan atau perbuatan soleh kepada Allah SWT dengan dosa-dosa kecil, kenapa kita harus merosakkan nasi yang kita makan dengan najis seperti tahi ayam.

6.

Hjiab Keenam

Syirik kepada Allah yang kita tidak sedar. Zaman moden begini syaitan telah menggunakan segala kecanggihan IT dan Teknologi untuk merosakkan pandangan mata dengan nikmat berzina melalui mata, mulut berzina melalui perbualan-perbualan lucah dan lain-lain kecanggihan yang telah merosak kehidupan manusia segala-galanya syaitan baluti dan hiasa dengan seni ukiran syaitan. sebenarnya IT dan Teknologi adalah digunakan menyembah Allah SWT

7.

Hijab Ketujuh

Berlebih-lebihan dalam perkara yang diharuskan sepeerti memakai pakaian yang diharamkan. Perut yang dipenuhi dengan bahan-bahan haram. Pasti segala tenaga dan kudrat tubuh yang bersumberkan perkara haram tidak akan dapat memancarkan Cahaya dan Tenaga Allah SWT yang suci murni.

8. Hijab Kelapan Bencana yang diterima menyebabkan dia melakukan kelalaian. Hidup yang dipenuhi dengan kelalian. Lihatlah setiap hari aktiviti tidak menuju ke Rumah Allah SWT, Setiap hari kita tidak rindu kepada wajah Allah SWT, kita penuhi perbuatan sia-sia sehingga kita menipu diri kita dengan dikir barat Islam , piala bola dunia Islam, nyanyian dan nasyid Islam, Al-Quran dibaca berserta muzik secara Islam, sukan berbentuk Islam dan sebagainya kita cuma namakan segala ciptaan kita dengan Islam , lalu kita berdoa kepada Allah SWT agar amalan yang kita ciptakan mendapat pahala disisi Allah SWT.

Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemahuanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.

9. Hijab Kesembilan Terlalu fanatik kepada budaya dan adat yang tidak membawa keuntungan kepada Allah SWt dan Rasulullah SAW Menjadikan budaya dan adat kita sebagai ibadat kepada Allah SWT, kita sanggup katakan permainan gasing , wau, dikir barat dan sebagainya adalah satu ibadat. Sesungguhnya kita tidak segan dan silu memaksa Allah SWT menerima permainan budaya kita sebagai ibadat, sedangkan budaya dan adat Rasulullah SAW telah Allah SWT Nobatkan sebagai Ibadat dan Allah SWT telah janjikan budaya dan adat Rasulullah SAW akan tetap diberkati sehingga Hari Kiamat.

10. Hijab Kesepuluh Golongan yang Cintakan perkara-perkara berikut: i. Kepentingan peribadi. ii. Syaitan. iii. Dunia iv. Hawa Nafsu Telah membudayakan manusia agar segala kemudahan nikmat dunia dan pancaindera yang Allah SWT kurnikan benar-benar tidak digunakan untuk Allah SWT, malah dengan tidak segan dan silu maka manusia zaman ini telah melakukannya dengan penuh ketaatan kepada syaitan, segala nikmat dan pancaindera telah dikerahkan kepada program-program berbentuk maksiat setiap saat.

Sekian, terima kasih

You might also like