You are on page 1of 3

Pengaruh glukosa terhadap jaringan periodontal Pada diabetes mellitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang disebabkan kadar

glukosa darah tinggi ( hiperglikemia ). Beberapa protein tubuh pada diabetes mellitus dengan hiperglikemia akan mengalami glikosilasi, dengan akibat meningkatnya jumlah IgG terglikasi. Pada keadaan hiperglikemia dan mengalami glikosilasi akan menurunkan afinitas antibody IgG terhadap antigen, sehingga penderita diabetes mellitus mudah terserang infeksi . Dilaporkan bahwa ada korelasi antara kadar glukosa darah dengan prevalensi keparahan keradangan gingival , periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedalaman poket. Resistensi jaringan gigngiva dan jaringan peridontal penderita diabetes mellitus menurun , disebabkan karena adanya perubahan komposisi kolagen, regulasi diabetes mellitus dan hygiene mulut. Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa sucrose dapat mengurangi pembentukan dentin termasuk perputaran metabolisme kalsium. Oleh karena itu sucrose dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium juga dapat berpengaruh pada pembentukan mineral lain di jaringan , dentin , karena komposisi tulang dan dentin serta proses pembentukan sangat mirip. Lebih lanjut dilaporkan dengan berkurangnya beberapa mineral seperti keseluruhan isi mineral dalam dentin sebagai akibat tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus percobaan. Diet yang kaya sucrose dapat menyebabkan hiperinsulinemia, insulin resistance dan peningkatan glukosa plasma. Beberapa pengurangan pembentukan dentin juga ditemukan pada kelompok pembanding diet sucrose. Dan didapatkan perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan dentin selama penelitian. Respon dari dalam ini dapat berubah oleh karena sucrose selama terjadinya proses kariogenik. Pembentukan dentin selama periode penelitian adalah dentin primer . Oleh karena itu pengaturan dari dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya hasil. Pembentukan dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun dari metabolisme bakteri selama proses karies lesi pada dentin , trauma atau menghalangi fungsi normal dari odontoblast.

Infeksi dan kesulitan regenerasi pada penderita diabetes Penyakit diabetes mellitus sangat erat hubungannya dengan turunnya kekebalan tubuh terhadap suatu infeksi. Pada penderita diabetes mellitus kadar glukosa dalam darah tinggi,

sehingga merupakan media yang cocok bagi perkembangan kuman pada daerah luka tersebut. Dalam susunan darah , kapasitas fagositosis berkurang yang menyebabkan tidak efisiennya pembunuhan kuman sehingga penderita mudah terserang infeksi yang serius. Pada dasarnya penderita diabetes mellitus lebih mudah mengalami infeksi , sehingga tindakan sekecil apapun yang melukai organ atau jaringan dapat menimbulkan resiko infeksi. Hal ini diakibatkan oleh gangguan terhadap mekanisme pertahanan imun. Beberapa factor yang memudahkan terjadinya infeksi : Faktor metabolik : o glikogen dihati menurun o dehidrasi sering terjadi pada penderita diabetes mellitus sebagai akibat dari hiperglikemia dan poliurea. Faktor imunologik : o Sifat fagositosis dari leukosit menurun. o Pembentukan antibodi menurun o Turunnya daya tahan tubuh. Faktor angiopati diabetika o Mikroangiopati diabetika , yaitu : angiopati yang terjadi pada kapiler dan arteriol. Disfungsi endotel dan agregasi trombosit yang meningkat merupakan penyebabnya o Makroangiopati diabetika, yaitu : penebalan basement membrane,

pengendapan fibrin pada dinding pembuluh darah dan hilangnya elastisitas dinding arteri, karena terjadinya proses sclerosis pada arteriolnya, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteriol. Elastisitas pembuluh darah hilang dan penebalan berupa priliferasi , hialinisasi menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan mudah pecah, timbulah kebocoran. Kebocoran ini mengakibatkan keluarnya protein dan butir butir darah yang berakibat menurunnya pertahanan jaringan setempat karena keluarnya butir butir darah seperti lekosit dan berkurangnya pasokan nutrisi dan oksigen ke jaringan sehingga menghambat penyembuhan luka. Faktor neuropati diabetika , menyebabkan turunnya reflek saraf otonom , sensorik dan motorik, sehingga timbul rasa parestesi, panas mukosa mulut kering dan gerak gerak otot jadi lamban. Kesulitan regenerasi dan mudahnya infeksi pada penderita

dibetes mellitus disebabkan terjadinya kelainan pada membrane basalis, antara lain: berkurangnya multiplikasi fibroblast, menurunnya kapasitas sintesa kolagen, meningkatnya kadar glikoprotein di membran basalis ,turunnya kadar GAG ( glycoaminoglycans) di membrane basalis yang penting untuk mengatur metabolisme lipoprotein dan karena kadarnya menurun maka akanmudah timbul pengendapan lipoprotein di jaringan. Berkurangnya multiplikasi fibroblast mengakibatkan terhambatnya jaringan granulasi dan menurunnya kemampuan daya regenerasi jaringan.

You might also like