Professional Documents
Culture Documents
WHEEZING DAN/ATAU BATUK DENGAN KARAKTERISTIK SBB: TIMBUL SECARA EPISODIK DAN/ATAU KRONIK, CENDERUNG PADA MALAM/DINI HARI, MUSIMAN, ADANYA FAKTOR PENCETUS DIANTARANYA AKTIVITAS FISIK, BERSIFAT REVERSIBEL BAIK SECARA SPONTAN MAUPUN DENGAN PENGOBATAN, ADANYA RIWAYAT ASMA ATAU ATOPI LAIN PADA PASIEN/KELUARGANYA, SEDANGKAN SEBAB-SEBAB LAIN SUDAH DISINGKIRKAN
1996
1997
2001 2002 2002
3118
2234 2678 2836 1296
13-15
13-14 6-7 13-14 13-14
2,6
11,5 3,0 5,2 6,7
PATOFISIOLOGI ASMA
Genitically Predisposed Population
Inducers (I) Indoors Allergens Alternaria, etc ? Avoidance Immune response Enhancers (E) Rhinovirus Ozone 2-Agonist Avoidance Anti-inflammatories Immunotherapy ? Inflammation Th2, Mast Cells, Eosinophilis
BHR
2-Agonist
Wheezing
Gambar. Faktor-faktor yang Berperan Terjadinya Asma (dikutip dari Platts Mills dkk Rising trends of Asthma)
DIAGNOSIS ASMA
Patut diduga asma : - Episodik dan/atau kronik. - Nokturnal / morning dip. - Musiman - Pajanan terhadap pencetus - Riwayat atopi pasien / keluarga Periksa peak flow meter atau spirometer untuk menilai: - reversibilitas ( 15%) - variabilitas ( 15%) Tidak berhasil
Berikan bronkodilator
Berhasil Diagnosis kerja : Asma
Berikan obat anti asma: tidak berhasil nilai ulang diagnosis dan ketaatan berobat
Bukan asma
ASMA
SERANGAN
(Aspek Akut)
DI LUAR SERANGAN
(Aspek Kronis)
3. Intensitas serangan Biasanya ringan 4. Di antara serangan Tanpa gejala 5. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu 6. Pemeriksaan fisis di Normal (tidak luar serangan ditemukan kelainan) 7. Obat pengendali Tidak perlu (anti inflamasi) 8. Uji faal paru (di PEF/FEV 1>80% luar serangan 9. Variabilitas faal Variabilitas >15% paru (bila ada serangan)
Biasanya sedang Sering ada gejala Sering terganggu Mungkin terganggu (ditemukan kelainan) Perlu PEF/FEV1 60-80% Variabilitas >30%
Sering. Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi. Biasanya berat. Gejala siang dan malam. Sangat terganggu Tidak pernah normal
Obat pereda: -agonis atau teofilin (hirupan atau oral) bila perlu
3x dosis/ minggu Tambahkan obat pengendali: steroid hirupan dosis rendah (-)
(+)
Asma Persisten
Pertimbangkan alternatif penambahan salah satu obat: - -agonis kerja panjang (LABA) - Teofilin lepas lambat - Antileukotrien Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (medium) 6-8 minggu, respons : (-) (+)
Steroid dosis medium ditambahkan salah satu obat: - -agonis kerja panjang - Teofilin lepas lambat - Antileukotrien - Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (tinggi) 6-8 minggu, respons : (-) (+) Obat diganti steroid oral
P E N G H I N D A R A N
SERANGAN ASMA : EPISODE PENINGKATAN YANG PROGRESIF(PERBURUKAN) DARI GEJALA-GEJALA BATUK, SESAK NAFAS, WHEEZING, RASA DADA TERTEKAN ATAU BERBAGAI KOMBINASI DARI GEJALA TERSEBUT
Pencetus
Bronkokonstriksi, oedem mukosa, sekresi berlebihan
Obstruksi saluran aspiratorik
Hiperinflasi paru
Atelektasis
PaCO2 PaO2
Bayi: Bayi : Bayi : Menangis keras - Tangis pendek dan Tidak mau minum / lemah makan - kesulitan menetek/makan Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan Kalimat Penggal kalimat Kata-kata Mungkin iritable Tidak ada Biasanya iritable Tidak ada Biasanya iritable Ada Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop Ya Kebingungan Nyata Sulit / tidak terdengar Gerakan paradok torako-abdominal
Sedang, sering Nyaring, sepanjang hanya pada ekspir. inspirasi akhir ekspirasi Penggunaan Otot bantu Biasanya tidak Biasanya ya respiratorik
Retraksi
Ringan
Sedang
Berat
Takipnu
Takipnu
Takipnu
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar : Usia Frekuensi napas normal <2 bulan < 60 / menit 2-12 bulan < 50 / menit 1-5 tahun < 40 / menit 6-8 tahun < 30 / menit
Frekuensi Nadi
Takikardi
Takikardi
Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar : Usia Frekuensi napas normal 2-12 bulan < 160 / menit 1-2 tahun < 120 / menit 3-8 tahun < 110 / menit
NAFAS SECEPAT MUNGKIN MENGURANGI HIPOKSEMIA MENGEMBALIKAN FUNGSI PARU KE KEADAAN NORMAL SECEPATNYA RENCANA RE-EVALUASI TATALAKSANA JANGKA PANJANG UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN
Nilai Derajat Serangan Tata Laksana Awal Nebulisasi -agonis 3x, selang 20 Nebulisasi ke-3 + antikolinergik
Serangan Ringan
(nebulisasi 1x, respons baik
Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x, repons parsial)
Serangan berat
(nebulisasi 3x, respons buruk)
bertahan 1-2 jam, boleh pulang gejala timbul lagi serangan sedang
O2 sejak awal pasang infus nilai ulang berat, Ruang Rawat Inap foto Ro toraks
Steroid oral
Nebulisasi / 2 jam 8-12 jam klinis stabil
boleh pulang
12 jam tetap belum
langsung -agonis + antikolinergik Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti dgn adrenalin sk. 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali. Untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi
2.
3. 4.
<2 tahun Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler. 2 4 tahun Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler Alat hirupan (MDI) dengan alat perenggang (spacer). 5 8 tahun Nebuliser MDI dengan spacer Alat hirupan bubuk (Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler). >8 tahun Nebuliser MDI (metered dose inhaler) Alat hirupan bubuk Autohaler.
Metil Prednisolon Medixon Prednison Metil Prednisolon Medixon suksinat inj HidrokortisonSuksinat inj Deksametason inj Kalmetason
Tablet 4 mg Tablet 5 mg Vial 125 mg, Vial 500 mg Vial 100 mg Ampul
0,5-1 mg/kgBB/hari tiap 6 jam 0,5-1 mg/kgBB/hari tiap 6 jam 30 mg dalam 30 mnt (dosis tinggi) tiap 6 jam 4 mg/kgBB/kali tiap 6 jam 0,5-1 mg/kgBB bolus, dilanjutkan 1 mg/kgBB/hari diberikan tiap 6-8 jam
Betametason inj
Ampul
Golongan Santin
Teofilin Sirup, tablet
Fungsi
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
MDI MDI
Keterangan
Tidak tersedia lagi Tidak tersedia lagi
Golongan antileukotrin
Zafirlukas Montelukas Accolate Tablet - Ada - Belum ada
Golongan antikolinergik Ipratropium Bromide Golongan steroid Budesonide Flutikason Pulmicort Flixotide Respules Nebules Atrovent Solution 0,025% > 6 tahun: 8-20 tetes 6 tahun: 4-10 tetes
Golongan -agonis + antikolinergik Salbutamol + Ipratropium Combivent UDV Unit Dose Vial - 1 vial
Penggunaan Kronik
Hiperlipidemia Penampakan Cushing Amenore sekunder Impotensi
Kardiovaskuler
Saluran cerna
Komplikasi infeksi
Kulit Kulit SSP Muskoloskeletal Okular Perubahan psikologis - Kejang - Miopati - Nekrosis aseptik pada kaput femoris - Glukoma