Professional Documents
Culture Documents
Garis Besar
1. Menghubungkan bukti dan rekomendasi 2. Bukti baru yang dinilai 3. Perubahan utama dari rekomendasi treatmen sejak pedoman 2008 4. Gagal jantung akut 5. Rekomendasi non farmakologis, bedah dengan atau tanpa alat 6. Diagnosis apa yang baru
Kelas II
Glitazone
RECORD
Apa yang baru dengan treatment terapi gaya hidup/non farmakologis, dan alat?
Obat Diuretik Natriuretik peptida tipe B Percobaan DOSE ASCEND-HF Pertanyaan Dosis dan rute administrasi dari diuretik Peran nesiritide sebagai pengobatan GJA
Pengobatan farmakologis yang menunjukkan berpotensi pada semua pasien dengan gejala sistolik gagal jantung (NYHA fungsional kelas II - IV)
Rekomendasi Kelasa ACE inhibitor dianjurkan, selain beta-blocker, untuk I
semua pasien dengan EF 40% untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini Beta-blocker dianjurkan, selain ACE inhibitor (atau ARB jika ACE inhibitor tidak ditoleransi), untuk semua pasien dengan EF 40% untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini MRA direkomendasikan untuk semua pasien dengan gejala bertahan (NYHA kelas II-IV) dan EF 35%, meskipun pengobatan dengan inhibitor ACE (atau ARB jika ACE inhibitor tidak ditoleransi) dan beta-blocker, untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini
Tingkatb A
Refc 87-91
92-98
99,100
Terapi farmakologi yang diindikasikan potensial pada semua pasien dengan sistolik HF: MRA
MRA direkomendasikan untuk semua pasien dengan gejala bertahan (NYHA kelas II-IV) dan EF 35%, meskipun pengobatan dengan inhibitor ACE (atau ARB jika ACE inhibitor tidak ditoleransi) dan beta-blocker, untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini
Ivabradine
Harus dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF pada pasien dengan irama sinus dengan EF 35%, denyut jantung yang tersisa 70 bpm, dan gejala persisten (NYHA kelas II-IV) meskipun pengobatan dengan dosis berdasarkan bukti beta -blocker (atau dosis toleransi di bawah maksimum), ACE inhibitor (atau ARB), dan MRA (atau ARB)
Pengobatan lain dengan manfaat yang kurang pada pada pasien dengan gejala gagal jantung sistolik (NYHA kelas II-IV)
ARB Dianjurkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini pada pasien dengan EF 40% dan tidak dapat mentoleransi inhibitor ACE karena batuk (pasien juga harus menerima beta blocker dan MRA). Dianjurkan untuk mengurangi risiko rawat inap pada pasien HF dengan EF 40% dengan gejala persisten (NYHA kelas II-IV) meskipun pengobatan dengan inhibitor ACE dan beta blocker tidak mampu mentolerir MRA. IVABRADIN Harus dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF pada pasien dengan irama sinus dan EF 35%, denyut jantung tersisa 70 bpm, dan gejala persisten (NYHA kelas II-IV) meskipun pengobatan berdasarkan bukti dengan dosis beta-blocker (atau dosis toleransi maksimum lebih rendah), ACE inhibitor (atau ARB), dan MRA (atau ARB). Dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF pada pasien dengan irama sinus dan EF 35% dan pasien dengan denyut jantung 70 b.p.m. yang tidak mampu mentolerir beta-blocker. Pasien juga harus menerima inhibitor ACE (atau ARB) dan MRA (atau ARB) Digoxin Dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF pada pasien dengan irama sinus dan EF 45% yang tidak dapat mentoleransi beta-blocker (ivabradine merupakan alternatif pada pasien dengan denyut jantung 70 bpm). Pasien harus juga menerima inhibitor ACE (atau ARB) dan MRA (atau ARB). Dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap pada pasien HF dengan EF 45% dan gejala persisten (Kelas NYHA II-IV) disamping menerima pengobatan dengan beta blocker, ACE inhibitor (atau ARB), dan MRA (atau ARB). H-ISDN Dapat dianggap sebagai alternatif ACE inhibitor atau ARB, jika tidak ditoleransi, untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini pada pasien dengan EF 45% dan dilatasi LV (atau EF 35%). Pasien juga harus menerima beta blocker dan MRA. Dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko rawat inap HF dan risiko kematian dini pada pasien pada pasien dengan EF 45% dan dilatasi LV (atau EF 35%) dan gejala persisten (NYHA kelas II-IV) meskipun pengobatan dengan betablocker, ACE inhibitor (atau ARB), dan MRA (atau ARB). Sediaan N-3 PUFAf dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko kematian dan rawat inap pada pasien berisiko IIb kardiovaskular yang diobati dengan inhibitor ACE (atau ARB), beta-blocker, dan MRA (atau ARB). I I A A 108,109 110,111
IIa IIb
B C
112 -
IIb IIb
C C
113 113
IIb IIb
B B
114,115 116
117
LBBB morfologi QRS CRT-P/CRT-D dianjurkan pada pasien dengan irama sinus dengan durasi QRS dari 120 ms, LBBB morfologi QRS, dan EF 35%, yang diperkirakan akan bertahan dengan status fungsional yang baik untuk> 1 tahun, untuk mengurangi risiko HFhospitalization dan risiko kematian dini.
156, 157
191
Pengenalan dari meningkatnya penggunaan alat bantu ventrikel (VAD) jalan menuju transplantasi
LVAD atau BiVAD dianjurkan pada pasien tertentu dengan HF stadium akhir meskipun dengan pengobatan farmakologis dan perangkat yang optimal dan dinyatakan cocok untuk transplantasi jantung, untuk memperbaiki gejala dan mengurangi risiko rawat inap HF dan memburuknya HF serta mengurangi risiko kematian dini sambil menunggu transplantasi. I B
254, 255,25 8
Pengenalan dari meningkatnya penggunaan alat bantu ventrikel (VAD) Tujuan Terapi
LVAD harus dipertimbangkan pada pasien teretentu yang memiliki stadium akhir HF meskipun telah menerima terapi farmakologis dan perangkat yang optimal dan pasien yang tidak cocok untuk transplantasi jantung, namun diharapkan untuk bertahan hidup> 1 tahun dengan status fungsional yang baik, untuk memperbaiki gejala, dan mengurangi risiko rawat inap HF dan kematian dini. IIa B 254
Flowchart diagnostik untuk pasien dengan dugaan gagal jantung memperlihatkan alternatif pendekatan EKG pertama (biru) atau natriuretik peptida pertama (merah)