You are on page 1of 15

Fistula Ani

Fistula ani, fistula in ano, atau sering juga disebut fistula perinanal merupakan sebuah hubungan yang abnormal antara epitel dari kanalis anal dan epidermis dari kulit perianal. Hubungan ini berupa sebuah traktus yang terbentuk oleh jaringan granulasi. Bukaan primernya terletak pada kanalis anal dan bukaan sekundernya terletak pada kulit perianalis.

Anatomi

EPIDEMIOLOGI Angka prevalensi penyakit ini adalah 8,6 kasus tiap 100.000 populasi. Prevalensi pada pria adalah 12,3 tiap 100.000 populasi. Pada wanita, berkisar 5,6 kasus tiap 100.000 populasi. Rasio antara pria dan wanita adalah 1,8:1. Umur rata-rata dari penderita fistel ani adalah 38 tahun.

ETIOLOGI Fistula ani hampir selalu disebabkan oleh abses anorektal yang mendahului. Penyebab lainnya dapat berupa trauma, penyakit Crohn, fisura anal, kanker, terapi radiasi, infeksi actinomycoses, tuberkulosis, dan chlamydial.

Patofisiologi Kanalis anal mempunyai 6-14 kelenjar kecil yang terproyeksi melalui sfingter internal dan mengalir menuju kripta pada linea dentata. Kelenjar dapat terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan. Bersamaan dengan penyumbatan itu, terperangkap juga feces dan bakteri dalam kelenjar. Apabila kripta tidak kembali membuka ke kanalis anal, maka akan terbentuk abses di dalam rongga intersfingterik. Abses lama kelamaan akan menghasilkan jalan keluar dengan meninggalkan fistula.

Klasifikasi Aturan Goodsal

MANIFESTASI KL keluarnya pus seropuruluen yang mengiritasi kulit di sekitarnya dan menyebabkan perasaan tidak enak. gejala ini sudah menahun Abses perianal yang rekurens bila bukaan tersumbat maka nyeri akan timbul meningkat hingga pus dapat keluar Biasanya bukaan hanya soliter, terletak 3,5 4 cm dari anus, memberi gambaran elevasi kecil dengan jaringan granulasi warna merah pada mulut lubang. Bila elevasi ditekan akan keluar pus kadang terjadi penyembuhan superfisial yang kemudian menyebabkan pus terakumulasi dan abses terbentuk kembali. Abses kemudian akan pecah lagi melalui lubang yang sama atau lubang baru.

Diagnosa - Anamnesa - Pemeriksaan Fisik Bukaan eksternal yang akan tampak seperti sinus terbuka atau elevasi jaringan granulasi. Pada rectal touche dapat ditemukan traktus fibrosa atau uliran di bawah kulit. Pengeluaran pus secara spontan dapat terlihat atau terjadi saat penekanan dengan jari tangan - Anoskopi

Diagnosis Banding - Hidradenitis supuratif - Infeksi sinus pilonidal dan kista sebasea perianal - kolitis ulseratif dan penyakit Crohn

Diagnosis - Laboratorium : perioperative - Pencitraan : Fistulogram CT scan USG Endonal MRI

Hasil fistulogram tampak anteroposterior

Penatalaksanaan Prinsip umum dalam penanganan bedah fistula ani adalah untuk menghilangkan fistula, mencegah rekurens, dan untuk memelihara fungsi sfingter. Beberapa metode telah diperkenalkan untuk mengidentifikasi bukaan saat berada di kamar operasi: Memasukkan probe melalui bukaan eksternal sampai ke bukaan internal, atau sebaliknya. Menginjeksi cairan warna seperti methylene blue, susu, atau hidrogen peroksida, dan memperhatikan titik keluarnya di linea dentata. Walaupun methylene blue dapat mewarnai jaringan sekitarnya, namun mencairkannya dengan saline atau hidrogen peroksida akan mengatasi masalah ini. Mengikuti jaringan granulasi pada traktus fistula. Memperhatikan lipatan kripta anal saat traksi dilakukan pada traktus. Hal ini dapat berguna pada fistula sederhana namun kurang berhasil pada varian yang kompleks.

Teknik probing pada fistula ani

Kompikasi Langsung - Perdarahan - Impaksi fecal - Hemoroid Tertunda - Inkontinensia - Rekurens - Stenosis analis - Penyembuhan luka lambat

Prognosis Prognosis dari penyakit ini sangat baik setelah sumber infeksi dan fistula teridentifikasi. Fistula akan menetap bila tidak didrainase dengan benar. Dengan tindakan yang tepat dan mengikuti anjuran yang, maka prognosis dari fistula ani baik. Komplikasi pun dapat terhindarkan.

You might also like