You are on page 1of 5

EOR merupakn teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya

tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang umum : 1. Teknik Thermal, Menginjeksi fluida yang mempunyai temperature tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas fluida, sehingga oil akan mudah mengalir ke permukaan. Ini merupakan teknik EOR yang paling populer karena ini paling banyak digunakan. Umumnya yang digunakan adalah uap panas atau air panas. 2. Teknik Chemical, menginjeksikan bahan kimia berupa sulfactan atau bahan polimer untuk mengubah property darifluida atau minyak, sehingga ia lebih mudah untuk dialirkan ke atas permukaan. 3. Proses Miscible, menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya gas hydrocarbon, CO2 atau gas nitrogen. 4. MEOR,Microbial Enhanced Oil Recovery, menginjeksikan microba yang mempunyai kemampunan mensekresikan enzim ke dalam fluida sehingga akan merubah sifat dari fluida / oil sehingga ia akan mudah diproduksi. Tentunya microba ini harus bisa beradaptasi pada lingkungan reservoir.

Apa sih EOR itu ?? Sebelum memahami definisi EOR sebaiknya kita mengklasifikasikan recovery. Oil recovery secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu primary recovery, secondary recovery dan tertiary recovery. Primary recovery itu adalah proses untuk memproduksi fluids (hydrocarbon) dengan memanfaatkan energy alami yang terkandung dalam reservoir itu sendiri. bahasa kerennya utilizing the natural energy existing in the reservoir to produce the fluids (hydrocarbon). for instance , energy from natural water drive, solution-gas drive, gas cap drive or rock expansion. metode dengan memanfaatkan energi alami tersebut dinamakan primary recovery. Nah setelah minyak dan gas diproduksi dengan menggunakan primary recovery method ini, maka akan terjadi penurunan produksi. Hal ini dikarenakan menurunnya tekanan alami yang terdapat dalam reservoir . Sehingga minyak dan gas tidak dapat diproduksi lagi secara alami tanpa memberikan energi/tekanan tambahan untuk mendorong minyak dan gas keluar dari reservoir ke permukaan.

Secondary recovery is implemented after primary production declined. This method include waterflooding and pressure maintenance. Additional energy is added to reservoir system by injection of fluids (usually water). On the other hand, gas injection is part of secondary recovery only, if injected immiscibly to displace the oil. Therefore , waterflooding is the predominant secondary recovery method. The biggest waterflooding application in the world today is in Daqing, China. Nah berarti secondary recovery ini bertujuan untuk menggantikan tekanan yang hilang setelah primary recovery, dan secara prakteknya sekarang yang banyak digunakan adalah menggunakan waterflooding, yaitu dengan cara meninjeksikan air ke dalam reservoir untuk menjaga tekananan reservoir dan mendorong minyak ke permukaan. Tertiary recovery, dimulai setelah secondary recovery (waterflooding). This methods includes various processes ( e.g miscible processes , chemical , thermal energy ) to displace additional oil after secondary recovery processes become uneconomical anymore. so after we knew classification of recovery, we could distinguish what is EOR method. Enhanced Oil Recovery is oil recovery by the injection of materials not normally present in the reservoir (from L.Lake, EOR , page 1). from this definition we could conclude that tertiary processes are considered as EOR methods. However, the chronological sequence is not appropriate in all cases (e.g heavy oils, when we started oil production from EOR method, primary and secondary do not contribute ) but some times, EOR is also applied as secondary method, when waterflooding was bypassed. So kesimpulannya EOR diterapkan untuk memproduksi minyak apabila primary recovery dan secondary recovery tidak ekonomis lagi atau bahkan tidak mampu memproduksinya seperti dalam kasus heavy oil.

Kegunaan Surfactan dan polymer pada Water Floading Reservoir Produksi minyak bumi dari water flood terbatas oleh kondisi geologi (heterogenitas) dan perangkap. Surfaktan, dan polimer dapat digunakan untuk mengurangi perangkap dan meningkatkan sweep secara efisien. Air merupakan fluida efektif untuk menjaga tekanan reservoar dan mendrive minyak. ketika saturasi air meningkat, minyak terjebak karena gaya kapilaritas yang disebabkan oleh air, air tersebut menghambat pergerakan minyak. produksi menurun dan banyak minyak yang terepangkap. Surfaktan sangat berguna karena dapat mengurangi gaya kapilaritas dan membebaskan minyak yang terperangkap. Chemical EOR Three chemical flooding processes include polymer flooding, surfactant-polymer flooding, and alkaline-surfactant-polymer (ASP) flooding. In the polymer flooding method, water-soluble polymers increase the viscosity of the injected water, leading to a more efficient displacement of moderately viscous oils. Addition of

surfactant to the polymer formulation may, under very specific circumstances, reduce oil-water interfacial tension to almost zerodisplacing trapped residual oil. Although no large-scale surfactant-polymer floods have been implemented, the process has considerable potential to recover oil. A variation of this process involves addition of alkaline to the surfactant-polymer formulation. For some oils, alkaline may convert some acids within the oil to surfactants that aid oil recovery. The alkaline may also play a beneficial role in reducing surfactant retention in the rock. For all chemical flooding processes, inclusion of a viscosifier (usually a water-soluble polymer) is required to provide an efficient sweep of the expensive chemicals through the reservoir. Gels are also often used to strategically plug fractures (or other extremely permeable channels) before injecting the relatively expensive chemical solutions, miscible gases, or steam.

ARTI PENTING "EOR" Salah satu metode dari EOR itu adalah menginjeksikan air (water flooding) ke dalam pori-pori reservoir di bawah permukaan agar produksi naik atau persentase decline-nya tidak terlalu cepat. Itulah langkah PEP melalui EOR Project. Memahami EOR dan arti pentingnya, akan sulit kalau tidak memahami terlebih dulu periode-periode produksi. Coba, deh, kita buka penjelasan dari Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Kuswo Wahyono dalam Buku Pintar Migas Indonesia. Menurutnya metode optimal untuk produksi minyak dan gas adalah melalui: 1. Secara alamiah (natural), dengan tenaga dari reservoir itu sendiri; 2. Secara buatan (artificial lift), misalnya dengan pompa ataupun gas lift; 3. Dengan penambahan energi dari luar, yaitu injeksi air atau gas, dengan menggunakan metode penyerapan tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery). Misalnya injeksi panas, kimiawi, CO2, dan sebagainya. EOR juga ada yang mengartikan sebagai produksi tahap lanjut. Sedangkan menurut Kuswo Wahyono EOR dilakukan untuk tertiary. Dan tahap secondary recovery adalah untuk menjaga kestabilan dan atau menambah tenaga reservoir secara langsung, yaitu dengan menginjeksikan air atau gas pada suatu sumur, untuk kemudian memproduksikannya dari sumur lainnya. Kondisi lapangan yang dikelola PEP, seperti diungkapkan para pembicara pada

Workshop EOR 2008 Pertamina EP, 19 November 2008 lalu di Hotel The Ritz Carlton, Jakarta, sudah berada pada akhir primary recovery. "Sebagian besar reservoir pada lapangan minyak PEP sudah berada pada akhir periode primary recovery. Sulitnya menaikkan produksi dari lapangan-lapangan tua ini sangat berhubungan erat dengan siklus produksi yang sudah seharusnya masuk ke dalam periode secondary recovery," beber Manajer EOR Tanjung John Hisar Simamora, salah seorang pembicara pada workshop tersebut.

EOR SEBAGAI JAWABAN Langkah melakukan EOR adalah hal lumrah pada tahapan produksi secondary recovery dan tertiary recovery. Sedangkan pada tahapan awal, yaitu primary recovery cukup dilakukan melalui conventional oil recovery. Belum mesti dengan EOR. Saat ini kondisi lahan-lahan minyak Pertamina, sebagian besar reservoirnya, sudah berada pada tahap akhir primary recovery. Sementara sisa cadangan masih cukup signifikan sehingga perlu aplikasi teknologi EOR. GM EOR M. Bunyamin menjelaskan dengan kondisi lapangan Pertamina sekarang, tidak mungkin hanya mengandalkan eksplorasi saja. Bunyamin memberikan contoh lapangan Tambun yang memproduksi 20 ribu BOPD. "Dengan kondisi ini Tambun merupakan andalan, kita selalu ngebor dan ngebor untuk meningkatkan produksi, begitu kita ngebor tetap hasilnya 20 ribu BOPD. Padahal kalau kita lihat dari kondisi decline-nya tanpa mempertimbangkan blok baru, hanya eksisting, trend-nya naik atau turun? Turunnya normal atau tidak?" tuturnya. Decline lapangan Tambun sekarang (2004 - 2008) sekitar 20 persen. "Sekarang produksi terus menurun hingga 20 persen. Tetapi kalau sejak awal sudah ada pressure maintenance atau water flooding, decline nya itu sekitar 12 persen. Kesadaran melakukan EOR ini terlambat," tegas Bunyamin. Pertamina EP pada 1 September 2008 telah membentuk Project Management Team EOR (PMT EOR), yang bertujuan meningkatkan produksi melalui proses secondary recovery dengan injeksi air dan proses tertiary recovery dengan injeksi kimia. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat menunjang ambisi Pertamina menjadi produser nomor satu dan menurunkan angka impor minyak untuk kebutuhan dalam negeri.

You might also like