You are on page 1of 3

5. Fase penerimaan (acceptance) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.

Pikiran selalu terpusat pada objek atau orang hilang akan mulai berkurang atau hilang, indiividu telahmenerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran tentang objek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih pada objek yang baru. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti: Saya betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju saya yang baru manis juga, atau Apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh. Apabila individu dapat memulai fase-fase tersebut dan masuk pada fase damai atau fase penerimaan, maka dia akan dapat mengakhri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas. Tapi apabila individu tetap berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan, jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan. Gambar tentang respon individu terhadap kehilangan tersebut merupakan tahap yang umum dilalui individu dapat menyelesaikan proses kehilangannya dengan tuntas. Fase penerimaan merupakan tujuan akhir yang adatif dari proses berduka.

1. Pengkajian Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi trentang respon kehilangan adalah: a. Genetic Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangn. b. Kesehatan jasmani

Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang

teratur,

cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dnegan individu yang mengalami gangguan fisik. c. Kesehatan mental Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan. d. Pengalaman kehilangan di Masa Lalu Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak-kanan akan mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa. e. Struktur Kepribadian Individu dengan konsep diri yang negative, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah tidak objektif terhadap stress yang dihadapi. f. Faktor Presipitasi Stress yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan dapay berupa stress nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat biopsiko-sosial antara lain meliputi: kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksualitas, kehilangan milik pribadi seperti: kehilangan harta benda atau orang yang dicintai, kehilangan kewarganegaraan, dan sebagainya. g. Perilaku Individu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti: menangis atau tidak mampu menangis, marah-marah, putus asa, kadang0kadang ada tanda-tanda usaha bunuh diri atau ingin membunuh orang lain. Juga serng berganti tempat mencari informasi yang tidak menyokong diagnosanya. h. Mekanisme Koping Koping yang sering dipakai oleh individu dengan respon kehilangan antara lain: Denial, represi, Intelektualisasi, regresi, Disosiasi, Supresi,

dan Proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stresss yang dirasakan sangat menyakitkan. Regresi dan Disosiasi sering ditemukan [ada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Potensial proses berduka yang tidak terselesaikan sehubungan dengan kematian ibu. 2. Fiksasi berduka pada fase depresi sehubungan dengan amputasi kaki kiri. 3. Potensial respon berduka yang berkepanjangan sehubungan dengan proses berduka sebelumnya yang tidak tuntas. 3. Perencanaan Tujuan jangka panjang: agar individu berperan aktif melalui proses berduka secara tuntas. Tujuan jangka pendek: pasien mampu: 1. Mrngungkapkan perasaan berduka 2. Menjelaskan makna kehilangan orang atau objek 3. Membagi rasa dengan orang yang berarti 4. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai. 5. Membina hubungn baru yang bermakna dengan objek atau oran gyang baru. 4. Prionsip Tindakan Keperawatan pada Pasien dengan Respon Kehilangan 1. Bina dan jalin hubungan saling percaya. 2. Diskusikan dengan klien dengan mempersepsikan suatu kejadian yang menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya.

You might also like