Professional Documents
Culture Documents
MASALAH
LO
BUAT
J O K O W I
LANGKANYA
BUKU NIKAH
SIAPA MERACUN
YASSER ARAFAT
EDISI 102 | 11 - 17 NOVEMBER 2013
MEREKA MUDA, GANTENG & TAJIR
FOKUS
SEOLAH JOKOWI
MASALAH BESAR
DEMOKRAT
Sebulan ini, Joko Widodo seakan-akan
menjadi masalah bagi Partai Demokrat.
Elite-elite PD rajin menyerang kinerja
Jokowi di DKI Jakarta. Dendam?
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan
Nugroho, Mulat Esti Utami, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif
Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita,
Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Evi
Tresnawati S, Bahtiar Rifai Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra,
Haris Suyono, Agus Purnomo Product Management: Rohalina Gunara, Sena Achari, Eko Tri Hatmono
Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja,
Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
DAFTAR ISI
EDISI 102 11-17 NOVEMBER 2013 TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL
@majalah_detik majalah detik
nKALAU JAKARTA KENA SADAP
nPENANTIAN 27 TAHUN
MANG MAIL
nMISTERI JASAD DALAM KOPER
nGARA-GARA ES TEBU
nBROOKLYN,
HAPPY SALMA,
BIMBIM
nKISRUH UPAH & PEMILU 2014
nREM HARGA BARU TERASA TAHUN DEPAN
nSANDYAKALANING CDMA
nMUDA, GANTENG, KAYA RAYA
nMEMBANGUNKAN SAHAM TIDUR
n BIKIN DAG-DIG-DUG CALON PENGANTIN
n SIAPA MERACUN YASSER ARAFAT
n JENDERAL BOKONG MINTA AMPUN
n MENARA MIRING PISA SEMAKIN TEGAK
NASIONAL
INTERNASIONAL
SAINS
HUKUM
KRIMINAL
WKWKWK
PEOPLE
KOLOM
SPORT
GAYA HIDUP
SENI HIBURAN
LENSA
EKONOMI
BISNIS
nPESTA BUSA
nHISTRIONIC SANG DRAMA QUEEN
nKALIANDA YANG TERLEWATKAN
nSEKOLAH CALON-CALON JUARA
nMENCICIPI PEDASNYA MASAKAN SICHUAN
Cover:
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah
n MENCARI ADRIANA
n IBU SANG PENARIK KERETA NASIB
n FILM PEKAN INI
n AGENDA
INTERVIEW
n NUR PAMUDJI
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
Para mahasiswa baru di Universitas St.Andrew Skotlandia mempunyai cara unik mengawali masa
perkuliahan, Senin pekan kemarin. Mereka beramai-ramai mandi dan melumuri badannya dengan
busa. Tradisi yang telah dilakukan berpuluh-puluh tahun lalu tersebut pada awalnya dilakukan dengan
menggunakan kismis, tapi saat ini telah diganti dengan busa (foam). Tujuannya sama yakni sebagai
ucapan terimakasih kepada keluarga yang telah mendukung tradisi belajar mereka.
FOTO-FOTO: GETTY IMAGES/JEFF J MITCHELL
LENSA
PESTA BUSA
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
KALAU JAKARTA
KENA SADAP
TERKUAKNYA SKANDAL PENYADAPAN YANG DILAKUKAN AMERIKA SERIKAT DI
SEJUMLAH NEGARA JUGA MEMBUAT PEMERINTAH RI GERAH. DARI DOKUMEN
YANG DIBOCORKAN EDWARD SNOWDEN, DIKETAHUI AUSTRALIA JUGA IKUT
MENYADAP JAKARTA. PEMERINTAH DIMINTA MEMBERIKAN SANKSI LEBIH KERAS.
BEAWIHARTA / REUTERS
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
K
ANTOR Kedutaan Besar Amerika Serikat di
Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pu-
sat, dan Kedubes Australia di Jalan HR Rasu-
na Said, Kuningan, Jakarta Selatan, menuai
sorotan publik beberapa waktu belakangan ini. Apa
lagi kalau bukan dipicu dugaan penyadapan intelijen
yang dilakukan kedua negara dari kantor perwakilan
mereka di Jakarta itu.
Dugaan tersebut sampai-sampai membuat Kemen-
terian Luar Negeri RI berencana mengkaji ulang per-
janjian pertukaran informasi yang telah dijalin dengan
pemerintahan kedua negara. Ada upaya penghim-
punan informasi dan data di luar cara-cara kebia-
saan, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, di
Kantor Kemenlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Senin,
4 November lalu.
Marty menyesalkan jika Amerika dan Australia
benar-benar melakukan praktek penyadapan
terhadap pemerintah Indonesia. Kalau
jalur formal ada, untuk apa jalur informal
(penyadapan) dilakukan? ujarnya.
Namun, sikap lunak Marty itu disa-
yangkan oleh pakar hukum internasional
Hikmahanto Juwana. Indonesia semes-
tinya memberikan sanksi keras terhadap
Amerika dan Australia atas tindakan pe-
nyadapan tersebut. Bentuknya bisa dengan
pengusiran diplomat mereka atau mengurangi
kekuatan diplomat RI di kedua negara ter-
sebut.
Kalau tidak ada sanksi,
saya khawatir negara lain
bisa berbuat sama. Dan
yang menghukum mereka
justru masyarakat, tutur
Marty Natalegawa
DETIKFOTO
NASIONAL
guru besar hukum Universitas Indonesia ini secara
terpisah. Ia menyebut kasus warga Indonesia yang
meretas situs web sejumlah lembaga Australia belum
lama ini sebagai salah satu bentuk kemarahan itu.
Menurut pria yang akrab disapa Hikmah ini, pe-
nyadapan merupakan tindakan ilegal yang serius.
Saking seriusnya, Jerman dan Brasil mengusulkan
draf resolusi ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),
karena penyadapan dianggap ilegal, ucapnya.
Skandal penyadapan komunikasi yang dilakukan
Amerika dan Australia terkuak setelah pemberitaan
majalah Jerman, Der Spiegel, disusul laporan di harian
Australia, Sydney Morning Herald (www.smh.com.au),
beberapa waktu lalu. Penyadapan oleh badan intelijen
Amerika tidak cuma menyasar negara-negara di Ero-
pa, seperti Jerman, tapi juga negara Asia, termasuk
Indonesia.
Kemudian, dalam laporan SMH, Rabu, 30 Oktober
lalu, disebutkan, kantor Kedubes Australia di Jakarta
juga ikut-ikutan menyadap. Harian ini mengutip do-
kumen rahasia Badan Keamanan Nasional Amerika
(NSA) yang dimuat sebelumnya oleh Der Spiegel.
Dalam dokumen NSA yang dibocorkan oleh bekas
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
Dubes Australia untuk
Indonesia, Greg Moriarty, di
kantor Kemenlu RI, Jakarta,
Jumat (1/11).
BAY ISMOYO / AFP
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
pegawainya, Edward Snowden, juga
menyebut Direktorat Sinyal Pertahan-
an Australia (DSD) mengoperasikan
fasilitas program STATEROOM. Ini ada-
lah program telik sandi Amerika dan
para mitranya yang tergabung dalam
jaringan Lima Mata. Kelima negara
itu adalah Amerika, Inggris, Australia,
Kanada, dan Selandia Baru.
Hikmah meminta pemerintah RI tak
meragukan kebenaran berita yang
dipublikasikan Der Spiegel dan SMH.
Pasalnya, kalau berita penyadapan itu
bohong, menurut akademisi bergelar
profesor ini, tentu kedua negara terse-
but sudah menuntut media yang ber-
sangkutan. Karena tak ada tuntutan,
berarti penyadapan itu benar, katanya.
Kemenlu RI sudah memanggil pihak
Kedubes Amerika dan Australia pada Jumat, 1 Novem-
ber lalu, untuk meminta penjelasan soal ini. Namun,
tidak ada jawaban pasti. Perwakilan dua kedubes itu
memberikan jawaban yang sama seperti yang mere-
ka berikan kepada negara lain. Kedua pemerintah
tersebut tidak dapat mengkonfirmasi ataupun tidak
menyangkal kebenaran berita tersebut, ujar Marty.
Baik Marty maupun Menteri Pertahanan RI Purno-
mo Yusgiantoro juga belum berani memastikan apa-
kah praktek penyadapan itu benar adanya. Namun,
jika benar terjadi, pemerintah RI, kata Purnomo, akan
bersikap keras. Namun, sebelum menentukan sikap,
kita minta kepastian dari mereka. Saya sudah kontak
Kedutaan Australia, Amerika, dan Lembaga Sandi
Negara, tutur Purnomo secara terpisah.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty,
melalui surat elektroniknya kepada majalah detik,
NASIONAL
Guru besar hukum
Universitas Indonesia,
Hikmahanto Juwana
DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
mengaku sudah bertemu dengan Sekretaris Jenderal
Kemenlu RI. Kami membahas keprihatinan Indonesia
mengenai laporan media tentang kegiatan intelijen
Australia, katanya, tanpa menjelaskan
lebih jauh ihwal dugaan penyadapan yang
dilakukan intelijen negaranya.
Senada dengan Moriarty, juru bicara Ke-
dubes Amerika, Troy Paderson, menolak
memberikan penjelasan. Saya tidak tahu
tentang isu itu. Jadi, saya tidak bisa bicara
apa-apa, tutur Paderson saat dihubungi
pekan lalu.
Dalam laporan SMH disebutkan, DSD
mengoperasikan program telik sandi itu
di fasilitas-fasilitas diplomatik Australia,
bahkan tanpa sepengetahuan sebagian
besar diplomatnya sendiri. Operasi terse-
but antara lain digelar di Kedubes Austra-
lia di Jakarta, Dili, Bangkok, Hanoi, Beijing,
serta di Komisi Tinggi Australia di Kuala
Lumpur dan Port Moresby.
Analis pertahanan dan militer Dr. Connie
Rahakundini Bakrie, menganggap penya-
dapan biasa dilakukan oleh intelijen sebuah negara
terhadap negara lain. Hal itu untuk mengetahui isu-
isu penting di negara tersebut. Penyusupan atau pe-
nyadapan bisa dalam berbagai bentuk, mulai manusia,
alat, produk hukum, sampai kebijakan. Jadi, jangan
kaget kalau negara lain mengetahui banyak informasi
tentang kita, katanya.
Bekas anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bi-
dang Pertahanan dan Keamanan, T.B. Silalahi, juga
menyebut penyadapan terhadap Indonesia sudah
terjadi sejak masa Presiden Sukarno. Saat itu yang
melakukannya adalah Amerika dan Uni Soviet. Bagi
saya, penyadapan itu tidak mengejutkan karena pasti
T.B. Silalahi
DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
DETIKFOTO
akan berlanjut, ujarnya.
Menurut dia, dengan kemajuan teknologi informasi
saat ini, penyadapan semakin mudah dilakukan. Bu-
kan hanya antarnegara, tetapi juga di dalam negeri itu
sendiri. Seperti dalam persaingan politik dan bisnis,
tutur Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat ini.
Di pasar gelap, kata Silalahi, saat ini sudah beredar
peralatan canggih untuk menyadap sinyal komunikasi.
Peralatan tersebut bahkan bisa lebih canggih dari
yang dimiliki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Karena itu, Indonesia harus memikirkan cara
menghadapi berbagai pola penyadapan canggih yang
dilakukan saat ini. Tidak hanya bergantung pada ke-
majuan teknologi informasi, karena negara lain bisa
saja memiliki sistem yang lebih canggih. Kita harus
menyusun sistem yang mengutamakan sumber daya
manusia, ucapnya. Saya yakin, Badan Intelijen Ne-
gara kita sudah mengarah ke sana.
KUSTIAH, M. RIZAL | DIMAS
Kantor Kedubes Amerika,
Jalan Medan Merdeka
Selatan, Jakarta
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
KELANGKAAN STOK BUKU NIKAH TIDAK HANYA DISEBABKAN OLEH
PENINGKATAN JUMLAH PASANGAN YANG MENIKAH. PROSES
DISTRIBUSINYA JUGA SEDANG TERGANGGU.
BIKIN
DAG-DIG-DUG
CALON PENGANTIN
RUDI MULYA / ANTARA
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
R
AUT wajah Eva Yulia, 25 tahun, semringah
saat keluar dari gedung Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pancoran Mas, Depok,
Jawa Barat. Ditemani ibunya, Tarmini, 44
tahun, Eva menenteng buku nikah berwarna merah
dan hijau. Alhamdulillah, saya masih kebagian
(buku nikah). Tidak sampai dapat surat keterangan
nikah, kata Eva saat ditemui majalah detik, Rabu
pekan lalu.
Perempuan yang menikah pada akhir September
lalu ini patut bersyukur. Mendapatkan buku nikah
seusai ijab-kabul merupakan kebanggaan tersendiri,
di samping memberikan ketenangan batin. Aneh
saja kalau setelah akad nikah yang kita pegang cuma
surat keterangan menikah, ujar Eva.
Berbeda dengan Eva, Teguh Wibowo, 29 tahun, dan
Nadia Bahaluan, 26 tahun, mengaku dag-dig-dug
saat tahu terjadi kelangkaan buku nikah. Sebabnya,
pasangan ini hendak menikah dalam waktu dekat.
Kaget lihat di media (soal kelangkaan buku nikah),
Kepala KUA Jatiasih, Bekasi,
Madi nah, menunjukkan surat
keterangan nikah di kantor-
nya, 6 November lalu.
HAFIDZ MUBARAK / ANTARA
NASIONAL
tutur Teguh.
Kendati begitu, Teguh mengaku tak mem perma-
salahkan jika saat menikah nanti ia dan pasangannya
hanya mendapatkan surat keterangan menikah
asalkan buku nikahnya menyusul.
Kepala KUA Kecamatan Pancoran Mas, Ubad
Badrudzaman, mengakui pihaknya sempat kehabisan
stok buku nikah. Pada Oktober lalu, ada tiga pasangan
yang menikah tapi tidak langsung mendapatkan buku
nikah. Untuk sementara, mereka cuma diberi surat
keterangan menikah. Ia menyebutkan stok buku
nikah habis lantaran banyak yang melangsungkan
pernikahan pada bulan lalu. Di bulan Oktober jumlah
yang menikah membeludak, ucapnya.
Kantornya mencatat, jumlah yang menikah selama
sebulan pada Oktober lalu mencapai 281 pasangan.
Sedangkan di bulan lain paling cuma 100-150
pasangan. Kelangkaan stok buku nikah, diakui Ubad,
baru terjadi kali ini. Pada tahun sebelumnya, jika buku
nikah habis, dia bisa langsung mendapatkannya dari
Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Depok.
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
Petugas tengah mengisi
buku nikah di salah satu
KUA di Kota Palembang, 31
Oktober lalu.
FENY SELLY / ANTARA
Abdul Jamil
DOK. HUMAS KEMENAG
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
Juru bicara Kementerian Agama Kota Depok,
Bambang Sugiarto, mengatakan selama ini kantornya
tak pernah mengalami kesulitan mendistribusikan
buku nikah ke KUA-KUA di wilayahnya. Biasanya,
seperti yang disampaikan Ubad, sebelum buku nikah
habis, pengurus KUA menyampaikan pemberitahuan.
Selanjutnya, jika stok di Kanwil Kementerian Agama
Depok habis, mereka akan menghubungi Kantor
Wilayah Jawa Barat.
Mekanismenya begitu. Tapi, untuk dua bulan ini,
(kelangkaan buku nikah) memang menjadi masalah
nasional, kata Bambang.
Namun seorang pegawai KUA di Kota Depok yang
enggan disebut namanya mengatakan kelangkaan
stok buku nikah tersebut tidak hanya disebabkan oleh
peningkatan jumlah pasangan yang menikah. Proses
distribusinya juga sedang terganggu. Distribusi
buku nikah sedang bermasalah, ujarnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Abdul Jamil mengakui
adanya gangguan pendistribusian buku nikah
tersebut. Menurut Jamil, kementeriannya baru
saja melakukan lelang tender untuk distributor
buku nikah. Akibat proses tender pelelangan itulah
semua proses pendistribusian dimulai dari awal.
Pelaksana tender percetakan berbeda dengan
pelaksana tender pengiriman. Jadi masing-masing
perlu tahapan dan proses yang berbeda, tutur Jamil.
Kendati begitu, ia membantah kabar bahwa
kelangkaan buku nikah terjadi sampai tingkat
nasional. Dia menegaskan, kelangkaan buku
nikah hanya dialami beberapa tempat yang jumlah
pernikahannya meningkat drastis, seperti di Provinsi
Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di Jawa Barat, kata Jamil, tahun ini angka
pernikahannya mencapai 490 ribu, sementara di
NASIONAL
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
Pasangan pengantin
menunjukkan surat
keterangan menikah
sebagai pengganti
sementara buku nikah di
Medan, Sumatera Utara, 1
November lalu.
Jawa Timur sampai 340 ribu. Bandingkan dengan
Maluku, yang hanya 7.000 (pasangan menikah) per
tahun. Jawa Barat dan Jawa Timur paling gendut
(memerlukan banyak buku nikah), katanya.
Menurut Jamil, rata-rata setiap tahun 2,2 juta
pasangan menikah. Jadi, dari informasi yang saya
terima, hanya Jawa Barat dan Aceh yang mengalami
kekurangan buku nikah. Lainnya aman, ujar Jamil.
Untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak
dari pasangan pengantin baru tersebut, Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam telah
mendahulukan pengiriman buku nikah sampai
November 2013 ke sejumlah provinsi, antara lain
Jawa Barat (46.994 buah), DKI Jakarta (19.398),
Banten (29.598), Jawa Tengah (2.000), Lampung (18
ribu), Riau (30 ribu), Sumatera Utara (2.000), Jawa
Timur (125 ribu), serta Bali (2.000).
Sementara itu, untuk kawasan lain, seperti
Sulawesi Selatan, sudah dikirim 20 ribu buku nikah,
Nusa Tenggara Barat 20 ribu, Kalimantan Selatan 10
RUDI PUTRA / ANTARA
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
NASIONAL
ribu, Sulawesi Barat 3.000, Sulawesi Tenggara 3.000,
Papua 2.000, Maluku 3.000, Sulawesi Utara 3.000,
dan Maluku Utara sebanyak 3.000 buku nikah.
Ketua Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat
Ida Fauziah mengatakan, pada masa persidangan
berikutnya, komisinya akan mengundang Kemen-
terian Agama untuk meminta penjelasan perihal
kelangkaan buku nikah yang terjadi beberapa bulan
belakangan ini. Ida pun menyayangkan kementerian
yang dipimpin Suryadharma Ali itu tak bisa
mengantisipasi persoalan teknis yang terjadi dalam
penyediaan buku nikah.
Menurut politikus asal Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa ini, Kementerian Agama sebenarnya bisa
memulai proses lelang distributor bersamaan
dengan dilakukannya pelelangan tender percetakan
sehingga, saat buku nikah proses cetak, distributor
sudah siap menindaklanjutinya. Seharusnya hal itu
bisa diantisipasi, ucapnya. n KUSTIAH | DEDEN
NASIONAL
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
Ida Fauziah
FOTO: DETIKCOM
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM HUKUM
PENANTIAN
27 TAHUN
MANG MAIL
ISMAIL, WARGA TIGARAKSA, TANGERANG, BELUM
MENDAPAT KEPASTIAN GANTI RUGI MESKIPUN
PUTUSAN KASASI MA YANG MEMENANGKAN
GUGATANNYA MELAWAN PT PLN KELUAR TAHUN
LALU. PENANTIAN SEJAK ORDE BARU.
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM
P
ERTANYAAN itu beberapa kali terlontar dari
mulut Haji Ismail Radi saat ditemui di rumah-
nya, Jalan H Radi, Kampung Sodong, RT 03
RW 01, Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Jumat dua
pekan lalu. Ia bertanya bisakah menerima uang ganti
rugi dari PT Perusahaan Listrik Negara, yang mem-
bangun gardu listrik di halaman miliknya.
Sudah lebih dari satu tahun Mahkamah Agung me-
lalui putusan kasasinya memenangkan gugatan Is-
mail. Namun, hingga saat ini, tidak ada tindak lanjut
atas putusan tersebut. Apakah saya bisa terima ganti
rugi? Kumaha tah, carana (bagaimana caranya)? Di-
bantu, atuh (Dibantu, dong), ujar Ismail, dengan logat
Sunda yang kental, kepada majalah detik.
Pria berusia 63 tahun ini sebelumnya menggugat
perusahaan pelat merah tersebut karena memba-
ngun gardu listrik CA-27 tanpa seizin Ismail sebagai
pemilik lahan. Ismail baru mengetahui putusan kasasi
MA yang memenangkan dirinya akhir Oktober lalu. Itu
pun setelah ia ditelepon keponakannya yang tinggal di
Amerika Serikat.
Mang, menang yeuh gugatanna (Paman, gugatannya
dimenangkan, nih). Loba duit, yeuh, (banyak uang, nih),
kata Ismail, menirukan percakapannya dengan sang
keponakan. Duit dari mana? Ini saja bingung mau
tanya ke mana. PLN enggak pernah datang,
tuturnya. Salinan putusan MA juga belum
terima. Apalagi sudah dua tahun ini dia
kehilangan kontak dengan empat peng-
acara yang sejak awal membantunya.
Gardu listrik yang dibangun di atas
tanah milik Ismail pada 1986 memang
atas permintaan sejumlah tokoh
masyarakat Desa Sodong, termasuk
ayahnya, Haji Radi, yang sempat menjadi
HUKUM
Haji Ismail Radi
RIZAL/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM
RIZAL/DETIKCOM
Gardu listrik di halaman
rumah Ismail.
HUKUM
kepala desa. Sebab, di desanya belum ada listrik,
dan saat itu pemerintahan Presiden Soeharto sedang
menggalakkan program Listrik Masuk Desa. Hanya,
saat itu memang belum diketahui di mana gardu akan
dibangun.
Ismail sendiri tidak mengetahui saat gardu listrik CA-
27 seluas 48 meter persegi itu didirikan di atas lahan
miliknya. Ketika itu ia bekerja sebagai pengemudi di
Riyadh, Arab Saudi. Begitu pulang ke Tanah Air pada
awal 1990-an, bapak empat anak ini kaget karena di
halaman rumahnya sudah berdiri sebuah bangunan
gardu listrik.
Ia sempat menanyakan kepada keluarganya, ter-
masuk sang ayah, yang saat itu sedang sakit keras,
juga kepada aparat desa. Namun tak ada yang tahu
pasti siapa yang mengizinkan lahannya dipakai untuk
pembangunan gardu listrik. Ia cuma diberi tahu, kalau
PLN membangun gardu, itu berarti atas nama negara
dan kepentingan umum.
Saya juga paham soal itu, tapi enggak ada
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM
musyawarah dulu. Main bangun, dan enggak ada bukti
perjanjian di atas kertas, ucap Ismail.
Padahal bukti kepemilikan Ismail atas lahan yang
digunakan PLN untuk membangun gardu sangat
kuat. Ia adalah pemilik sah tanah adat C bernomor
146 Persil 32, seluas 602 meter persegi di RT 03
RW 01, Desa Sodong. Tapi Ismail takut menggugat
PLN karena saat itu pemerintahan Soeharto dike-
nal otoriter.
Nah, seiring dengan gerakan reformasi yang ber-
gulir sejak 1998, Ismail seperti memiliki harapan
baru untuk menanyakan masalah itu kepada PLN.
Namun, ia tidak mendapat jawaban memuas-
kan. Karena itu, pada 2009, dibantu empat
pengacara, ia menggugat PLN ke Pengadil-
an Negeri Tangerang. Proses persidangan
bergulir, hingga setahun kemudian, pada 22
September 2010, pengadilan mengabulkan
sebagian gugatan Ismail.
Dalam amar putusan PN Tangerang ber-
nomor 376/Pdt.G/2009/PN.Tng, majelis hakim
memerintahkan PLN membayar ganti rugi
kepada Ismail sebesar Rp 96 juta. Keputusan PN
Tangerang ini diperkuat setahun kemudian dengan
keluarnya putusan Pengadilan Tinggi Banten dengan
nomor 21/PDT/2011/PT.BTN tertanggal 30 Mei 2011.
Rupanya PLN tak puas kalah di pengadilan negeri
dan pengadilan tinggi. Perusahaan listrik negara ini
lalu mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah
Agung pada tahun yang sama.
PLN tidak mungkin dan tidak pernah melakukan
perbuatan melawan hukum karena PLN baru berdiri
pada 1994, sementara tuduhan perbuatan melawan
hukum yang didalilkan pembangunan gardu listrik CA-
27 yang dilakukan pada 1986, begitu menurut para
kuasa hukum PLN dalam salah satu memori kasasi
Tapi Ismail takut
menggugat PLN
karena saat itu
pemerintahan
Soeharto dikenal
otoriter.
HUKUM
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM
yang diajukan ke Mahkamah.
Tapi keadilan rupanya tetap berpihak pada Ismail.
Pada 27 Februari 2012, majelis hakim MA yang dike-
tuai Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff dengan anggota
Soltoni Mohdally dan Prof. dr. Takdir Rahmadi justru
menguatkan putusan dua pengadilan sebelumnya.
Dalam amar putusan MA bernomor 2361 K/Pdt/2011,
PLN dihukum membayar uang pengganti kepada Is-
mail. Bukan lagi Rp 96 juta, melainkan Rp 48 juta plus
membayar ongkos perkara Rp 500 ribu.
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Direktur Utama
PT PLN Nur Pamudji enggan memberikan komentar.
Dia beralasan, gugatan Ismail merupakan kasus lama
dan dia belum mempelajarinya. Saya belum tahu ka-
sus itu, no comment dulu. I am sorry, kata Nur, melalui
pesan singkatnya.
Senada Kepala Humas PT PLN Bambang Dwiyanto
mengaku belum mempelajari perkara tersebut. Saat
kasus itu diajukan, saya belum menjabat di sini. Saya
tanyakan dulu ke bagian legal, tuturnya.
Sumber majalah detik di kalangan internal PLN
mengakui, di masa Orde Baru, memang banyak pro-
yek pengadaan listrik di sejumlah daerah. Kala itu pe-
merintah memerlukan banyak lahan untuk menem-
patkan gardu-gardu listrik. Nah, dengan alasan demi
kepentingan negara itulah pembangunan
gardu listrik kerap menggunakan lah-
an warga.
Tapi ada surat atau dokumen
perjanjian dengan warga bahwa
itu demi negara dan kepentingan
umum. Enggak mungkin enggak
ada (surat), ujar si sumber.
Pengamat kebijakan publik
Agus Pambagio berpendapat,
jika Ismail memiliki sertifikat
DOK. PLN
Direktur Utama PT PLN
Nur Pamudji
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
HUKUM
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
RIZAL/DETIKCOM
Gardu listrik di halaman
rumah Ismail, tampak tak
terawat.
kepemilikan hak atas tanah, sudah seharusnya PLN
membayar ganti rugi, entah itu untuk dibeli, entah
disewa. Apalagi kasus ini sudah memiliki kekuatan
hukum tetap.
Sedangkan terkait dengan putusan MA yang belum
diterima Ismail, Kepala Bagian Humas MA Rudi Su-
dianto mengatakan mungkin salinannya baru dikirim
ke Pengadilan Tinggi Banten dan Pengadilan Negeri
Tangerang. Mungkin dalam proses minutasi. (Putus-
an) baru dikirim ke pengadilan pengaju, ucapnya saat
dihubungi terpisah.
Sejak Ismail menggugat PLN, gardu listrik di sam-
ping rumahnya itu seperti tak terawat. Ia sebenarnya
tak keberatan gardu itu digunakan, asalkan dibuat
perjanjian baru dan ganti rugi pendirian gardu sela-
ma 27 tahun dibayar dulu. (Uangnya) mau buat bikin
rumah kontrakan, ujar Ismail. n
M. RIZAL | DIMAS
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
KRIMINAL
IDENTITAS MAYAT DALAM KOPER YANG DITEMUKAN DI
SUNGAI CINYURUP, BOGOR, BELUM TERUNGKAP. POLISI
MENDUGA PELAKU TAHU BANYAK DAERAH TERSEBUT.
KRIMINAL
ILUSTRASI: EDI WAHYONO
MISTERI JASAD
DALAM KOPER
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
KRIMINAL
A
NING terkejut melihat sebuah koper warna
cokelat berukuran besar hanyut di Sungai
Cinyurup, tak jauh dari tempat tinggalnya,
Desa Cibadung, Gunung Sindur, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 2 November lalu. Selain
tidak biasanya ada benda sebesar itu hanyut di sungai,
koper tersebut mencurigakan lantaran mengeluarkan
bau busuk. Apalagi ada sejumput rambut mencuat
dari sela ritsletingnya.
Karena curiga, pria 40 tahun itu lalu mena-
rik koper tersebut ke tepi sungai. Ia pun ber-
gegas melaporkannya ke kantor polisi. Ko-
per yang terkunci dengan gembok berwarna
emas itu baru dibuka setelah petugas tiba di
lokasi. Begitu dibuka, ternyata isinya mayat
seorang wanita dalam kondisi meringkuk.
Saya dikasih tahu sama orang yang
mancing, ada koper di kali (sungai). Dia bu-
kan orang sini (Cibadung), kata Aning saat
ditemui di kantor Kepolisian Sektor Gunung
Sindur.
Tinggi badan jasad wanita dalam koper itu
sekitar 155 sentimeter. Pada tubuh perem-
puan yang diduga etnis Tionghoa itu terda-
pat 20 luka tusukan senjata tajam. Menurut
polisi, perempuan berparas cantik tersebut
diperkirakan berusia 35 tahun.
Meskipun tidak ada bagian tubuh yang hilang, iden-
titas mayat itu belum terungkap. Dari dalam koper,
polisi hanya menemukan daster putih bermotif bunga,
bra warna krem, serta celana dalam merah berenda
yang dikenakan perempuan malang itu. Ada pula han-
duk berwarna merah yang digunakan pelaku untuk
menutup bagian kepala korban.
Petunjuk lainnya, wanita tersebut memakai anting
warna perak di kedua telinganya, selain kuteks merah
Sketsa wajah mayat
wanita di dalam koper.
RIZAL / MAJALAH DETIK
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
KRIMINAL KRIMINAL
di kuku tangan dan kakinya. Korban diperkirakan su-
dah beberapa hari hanyut di sungai, karena tubuhnya
telah bengkak. Jasad tersebut kemudian dibawa ke
Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk
proses otopsi.
Wakil Kepala Polsek Gunung Sindur Ajun Komisaris
Akhmad Wirdjo mengatakan, sampai saat ini pihak-
nya belum menemukan perkembangan yang berarti.
Belum ada petunjuk yang bisa mengungkap misteri ja-
sad perempuan di dalam koper tersebut. Dugaan soal
motif pembunuhan wanita itu juga masih didalami.
Anggotanya, dibantu petugas dari Kepolisian Resor
Bogor, Kepolisian Daerah Jawa Barat, bahkan Markas
Besar Polri, masih terus menggelar penyelidikan. Se-
jumlah warga sekitar juga sudah dimintai keterangan.
Namun tetap saja belum ditemukan titik terang.
Warga di sini (Gunung Sindur) tidak ada yang me-
laporkan kehilangan warganya. Tapi saya sudah me-
ngerahkan Babinsa, dan minta bantuan Koramil untuk
melakukan pengecekan-pengecekan kepada warga,
ujar Wirdjo.
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal
Polres Bogor Ajun Komisaris Didik Purwanto meng-
ungkapkan, meski mayat perempuan itu diyakini bu-
kan warga setempat, ada dugaan pelaku pembuang
mayat tahu banyak wilayah tersebut.
Sepertinya pelaku sudah tahu dan pernah ke lokasi
kejadian. Sebab, kenapa pelaku membuang korban di
situ, bukan di tempat lain. Koper juga diberi pemberat,
Didik menuturkan.
Sungai Cinyurup dan area
sekitar tempat penemuan
jasad dalam koper.
RIZAL / MAJALAH DETIK
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
KRIMINAL KRIMINAL
Lokasi tempat ditenggelamkannya korban, Didik
menambahkan, juga cukup dalam dibanding lokasi
lainnya di sepanjang aliran Sungai Cinyurup. Kedalam-
an sungai di tempat ini sekitar 1,5 meter, dan berada
di bawah tebingan sungai dengan ketinggian sekitar 9
meter.
Polisi menduga koper yang sudah diberi pembe-
rat berupa karung berisi batu itu dilempar dari atas
tebing. Sebab, jika membuang dari pinggir sungai,
pelaku harus berjalan memutar. Selain itu, di bagian
pinggir sungai yang landai, sering kali ada orang yang
memancing, sekalipun malam hari.
Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan tersebut,
Didik menduga, pelaku sudah mengetahui lokasi se-
belum membuang jasad korban. Berdasarkan kete-
rangan saksi, sebelum ditemukan mayat, ada mobil
mencurigakan yang datang ke tempat itu. Mobil Toyota
Avanza warna putih terlihat bolak-balik di sekitar lo-
kasi.
Kami masih terus mendalami keterangan saksi
itu, ujar Didik.
Karena tidak banyak saksi yang bisa membuka tabir
kasus tersebut, sampai saat ini polisi masih terus
menyisir sekitar lokasi penemuan mayat. Mereka
berharap ada barang bukti tercecer lainnya yang bisa
mengungkap kasus pembunuhan itu.
Tim Pusat Kedokteran dan Kesehatan RS Bhayang-
Kompleks makam di dekat
lokasi penemuan jasad
dalam koper.
RIZAL / MAJALAH DETIK
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
KRIMINAL
kara Polri juga akan menyeli-
diki lewat DNA korban. Hasil
pengujian DNA itu nantinya
akan menjadi pembanding
DNA mereka yang merasa
kehilangan anggota keluar-
ga. Insya Allah bisa diketa-
hui kebenaran identitasnya
melalui data pembanding,
tutur Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan RS
Polri Komisaris Besar Ibnu Khadjar secara terpisah.
Dari pantauan majalah detik di sekitar Sungai Ci-
nyurup, lokasi tempat penemuan jasad dalam koper
memang sepi. Berdekatan dengan lokasi itu terdapat
sebuah kompleks pemakaman etnis Tionghoa serta
kebun singkong. Sedangkan permukiman warga
berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat penemuan
mayat.
Mansur, 65 tahun, warga Desa Cibadung, Gunung
Sindur, mengatakan luas area pekuburan Cina itu
mencapai 10 hektare. Enggak banyak orang lewat
sini. Paling cuma truk pengangkut batu dan tanah,
ujar pria yang sehari-hari bertugas membersihkan
makam itu.
Ia menambahkan, meski lokasi itu sepi, ada saja
warga yang datang untuk memancing di sungai yang
mengalir di belakang area kuburan. Soalnya, banyak
ikan di tempat tersebut. Itu sebabnya, tak sedikit
warga dari luar Cibadung yang memancing di sungai
tersebut. Di kali itu ada tiga pusaran air. Dan lokasi
mayat ada di pusaran ketiga, Mansur menjelaskan.
Menurut Mansur, sejak ditemukannya jasad di dalam
koper yang mengambang di sungai itu, kini tak ada
lagi warga yang datang untuk memancing. Ketakutan
menyelimuti warga desa. Apalagi perempuan tersebut
tewas dengan cara mengenaskan. n M. RIZAL | DEDEN
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
Jalan sepi menuju lokasi
penemuan jasad dalam koper.
RIZAL / MAJALAH DETIK
KRIMINAL
KRIMINAL BERITA KOMIK
Naskah: Edward FK, Septiana L, Idham K, Taufan Noor, Mulya N, Sukma | Dimas
Sejak tiga pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi, mengibarkan bendera
perang melawan pertunjukan topeng monyet. Ia pun memerintahkan razia. Targetnya, pada
2014, Jakarta bebas dari atraksi kera tersebut. Alasannya, selain menyiksa hewan, topeng
monyet juga mengganggu ketertiban dan berpotensi menyebarkan penyakit.
Jokowi dan Topeng Monyet
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
SEOLAH
JOKOWI
MASALAH
BESAR
DEMOKRAT
SEBULAN INI, JOKO WIDODO
SEAKAN-AKAN MENJADI
MASALAH BAGI PARTAI
DEMOKRAT. ELITE-ELITE PD
RAJIN MENYERANG KINERJA
JOKOWI DI DKI JAKARTA.
DENDAM?
ILUSTRASI: KIAGUS
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
S
UPERPADAT. Begitulah jadwal sehari-hari
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menung-
gang sepeda, Jumat, 8 November 2013, pukul
07.00 WIB, Jokowi meninggalkan rumah di-
nas di Jalan Taman Suropati, Menteng, menuju Balai
Kota DKI Jakarta. Hari itu ia melantik sejumlah pejabat
eselon II Jakarta, dari asisten di pemerintahan, kepala
dinas, sampai wakil wali kota.
Siangnya, Jokowi semula hendak blusukan ke Jaga-
karsa, Jakarta Selatan, tapi batal karena waktu salat
Jumat yang pendek. Mantan Wali Kota Solo, Jawa
Tengah, ini menunaikan salat Jumat di Masjid
Sunda Kelapa. Setelah itu, ia kembali ke rumah
dinas. Bukan untuk beristirahat, melainkan
bertemu dengan pimpinan dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Baru
sekitar pukul 20.00 WIB, Jokowi meninggalkan
Balai Kota.
Apa sih yang bisa dikritik dari Jokowi? Bagi se-
bagian kalangan, kritik terhadap Jokowi hanya
masalah yang dicari-cari. Sebagai gubernur, dia
diakui sebagai pekerja keras, blusukan ke mana-
mana menemui warganya atau mengecek pro-
gram kerja. Ia juga tidak ragu begadang untuk
menunggui proyek yang perlu dikebut siang-ma-
lam. Ia misalnya menunggui pengecatan Blok G
Pasar Tanah Abang hingga dini hari tiba.
Saya pikir, jujur saja, tidak terlalu cukup ba-
nyak peluang untuk mengkritik Jokowi kalau kontek-
snya kinerja dan moral. Standar kita di Indonesia, mo-
ral dan kinerja Jokowi ranking-nya 8, kata pengamat
politik Ray Rangkuti.
Namun tidak demikian dengan Partai Demokrat.
Bagi Demokrat, Jokowi banyak cacat. Selama se-
bulan ini, kinerjanya menjadi sorotan. Mulai urusan
permukiman penduduk, kemacetan, hingga birokrasi
Patung berjudul Jokowi karya
Beby Charles dipamerkan saat
pembukaan Pameran Seni
Patung dan Instalasi TRAX 13,
Sikap, Konsistensi, Tantangan
di Galeri Cipta 2, TIM, Jakarta.
ANTARA FOTO/DODO KARUNDENG
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
Tap untuk melihat Video
pemerintahan DKI Jakarta dijadikan landasan untuk
mengkritik sampai menyerang Jokowi.
Serangan pertama datang dari Ketua Fraksi Partai
Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Nurhayati Ali
Assegaf tepat setahun setelah Jokowi-Ahok dilantik.
Katanya, pada masa kepemimpinan Jokowi yang baru
seumur jagung ini, sudah seribu rumah dilahap api.
Peristiwa ini tidak pernah terjadi pada masa Fauzi
Bowo alias Foke, Gubernur Jakarta sebelumnya, yang
diusung PD.
Jokowi, Nurhayati melanjutkan, juga belum mem-
buat karya-karya monumental. Apa yang dilakukan
Jokowi sekarang hanya meneruskan jerih payah Foke.
Nurhayati menyebut contoh terbangunnya dua jalan
layang yang sungguh megah: Kasablanka dan Cilan-
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
dak. Semua itu hasil
dari pendahulunya, ujar
Nurhayati, bangga.
Ruhut Sitompul juga
ikut-ikutan menguliti
Jokowi. Ia menilai Jokowi
tidak konsisten dengan
janjinya saat kampanye
pemilihan gubernur.
Jokowi bilang tidak akan
pakai voorijder bila be-
pergian. Nyatanya, ada
kendaraan pengawal
untuk membelah kema-
cetan. Lelang jabatan
yang diagung-agungkan
Jokowi-Ahok tidak mampu mengubah mental birokrat
Jakarta. Yang menang lelang malah korupsi, ujar
Ruhut kepada majalah detik.
Kesalahan yang ditimpakan kepada Jokowi bahkan
merambah ke masalah antarnegara, yaitu penyadap-
an Amerika Serikat dan Australia terhadap Indone-
sia. Wakil Sekretaris Jenderal PD Ramadhan Pohan
mengatakan seharusnya Jokowi tidak memberikan
izin operasi kepada kedutaan besar dua negara itu di
Jakarta. (Jokowi) agak kritis dikitlah. Jangan terlalu
takut sama Amrik, kata Ramadhan kepada majalah
detik.
Nah, gongnya kemudian Ketua Umum PD, yang tidak
lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di depan
para pengurus Kamar Dagang dan Industri, Senin, 4
November 2013, SBY mengatakan dituding sebagai
biang kemacetan. Padahal kemacetan bukan lantaran
penutupan jalan untuk iring-iringan RI-1. Wong saya
enggak ke mana-mana kok dibilang (macet) gara-gara
SBY, ujarnya.
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
Presiden SBY tengah
berbincang dengan Megawati,
Puan Maharani dan Jokowi usai
pemakaman Taufiq Kiemas.
DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
Curhat Kepala Negara tidak berhenti di situ. Ia
mengaku kerap ditagih solusi kemacetan Jakarta.
Pertanyaan juga datang dari negara-negara sahabat.
SBY merasa tak enak menjawab, karena kemacetan
seharusnya dijawab oleh pemimpin daerah. Kalau
kemacetan Jakarta, datanglah ke Pak Jokowi, ucap-
nya.
Serangan bertubi-tubi itu menimbulkan pertanyaan
menggelitik. Sebab, SBY sendiri pernah melarang ka-
der-kader partainya mengobok-obok kinerja Jokowi di
Jakarta. Pak SBY bilang, kalau mengkritik (Jokowi),
yang menyerang (balik) ada ribuan, tutur anggota
Dewan Pembina PD, Achmad Mubarok.
Lantas mengapa elite-elite PD kini mulai berani me-
nyudutkan Jokowi?
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
Eva Kusuma Sundari, menuding serangan itu reaksi
PD atas meningkatnya elektabilitas Jokowi menje-
lang pemilihan presiden 2014. Kendati belum resmi
dicalonkan oleh PDIP, dalam beberapa survei capres,
Jokowi memang selalu menempati posisi puncak.
Makin tinggi pohon, makin kencang anginnya, ucap
Eva mengibaratkan.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Hamdi Mu-
luk, memiliki pandangan serupa. Bahkan ia menilai
manuver PD itu sebagai bentuk kepanikan terhadap
Jokowi.
Fenomena Jokowi memang tidak terduga, bahkan
mungkin oleh Jokowi sendiri. Karena itu, Jokowi, yang
menolak ikut konvensi penjaringan capres PD, tidak
boleh dibiarkan. Demokrat seolah mendendam, Jo-
kowi harus diredam dan didelegitimasi.
Di sisi lain, Hamdi Muluk menilai ada perubahan cara
berpikir di tubuh PD. Tak mengkhawatirkan serangan
balik, PD justru berharap kritik terhadap Jokowi ber-
buah pada peningkatan elektabilitas partai. Saat ini,
Nurhayati Ali Assegaf.
RAMSES/DETIKFOTO
Eva Kusuma Sundari.
ANTARA
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
menurut dia, popularitas PD sedang terpuruk. Jadi,
kalau ada kesempatan Jokowi di-kick, ya di-kick-lah,
ucapnya.
Menjawab tudingan itu, PD terkesan tidak kompak.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PD Kastorius Sinaga
menganggap pernyataan Nurhayati sebagai kritik
membangun, bukan serangan terkait pilpres. Nur-
hayati juga berbicara berdasarkan data empiris di
lapangan. Siklus kebakaran itu sudah teridentifikasi
bertahun-tahun. Seharusnya Jokowi mengantisipasi-
nya. Namun angka kejadian kebakaran justru naik.
Terkait kemacetan, menurut Kastorius, amat wajar
apabila diplomat asing mengeluh kepada SBY karena
tak mungkin berbicara langsung kepada Jokowi. Dari
situ, SBY menginstruksikan agar Jokowi memper-
hatikannya. Instruksi itu juga bertujuan agar Jokowi
fokus bekerja. Kalau hanya mengurusi monyet, kan
mungkin keluar dari fokus, katanya.
Kastorius membantah anggapan bahwa SBY tidak
mau membantu Jokowi. Sejak Jokowi menjabat, SBY
sudah memerintahkan menterinya bahu-membahu
dengan Jokowi memperbaiki Jakarta. Contohnya pem-
bangunan mass rapid transit dan monorel di Jakarta.
Masalah monorel, Dahlan Iskan (Menteri BUMN)
diberi instruksi, kata Kastorius.
Namun, Ruhut dan Ramadhan tidak segan-segan
menghubungkan buruknya kinerja Jokowi itu deng-
an kelayakan ikut pencalonan presiden. Bagi Ruhut,
waktu setahun belum cukup bagi Jokowi untuk me-
nunjukkan performanya. Jakarta adalah pembuktian
bagi Jokowi sebelum naik ke level nasional. (Jokowi)
sebaiknya tahan dirilah. Jangan terlalu GR, Ramad-
han melanjutkan.
Menanggapi serangan-serangan itu, Jokowi kadang
menjawabnya dengan tegas, tapi kadang melunak.
Dalam soal kemacetan, misalnya, Jokowi menilai be-
Tap untuk melihat mendengarkan
wawancara Kastorius Sinaga
Tap untuk melihat mendengarkan
wawancara Kastorius Sinaga
Ketua Dewan Pimpinan Pusat
PD Kastorius Sinaga.
IJRSH
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
nang kusut itu merupakan
tanggung jawab pusat juga.
Sebab, sebagian besar ja-
lan di Jakarta merupakan
jalan nasional, hanya se-
bagian kecil yang menjadi
tanggung jawab provinsi.
Mengenai kebakaran,
Jokowi mengakui api cepat
merembet akibat padatnya
penduduk Jakarta sehing-
ga petugas pemadam sulit
masuk lokasi. Kebakaran
timbul lantaran buruknya
instalasi listrik. Sekitar 80-90 persen listrik di Jakarta
dipasang secara sembrono. Pihaknya sudah menyu-
rati PLN agar mengecek di mana saja instalasi listrik
yang tidak dipasang secara benar.
Jokowi selalu menghindari masalah-masalah itu
ditanggapi lewat kacamata politik. Jokowi merasa
tidak disudutkan oleh siapa pun. Semua dianggapnya
sebagai masukan yang berguna untuk membangun
Jakarta menjadi kota yang lebih baik. Yang namanya
masukan, bisa dari masyarakat, dari partai, dari po-
litikus, silakan. Dari pemerintah pusat juga silakan,
ujar Jokowi kepada majalah detik.
Mengenai pencalonannya sebagai presiden yang se-
olah dirinya menjadi masalah besar bagi Demokrat,
Jokowi menjawab santai. Ia menegaskan, konsentra-
sinya saat ini adalah membenahi Jakarta. Ia bahkan
sama sekali tidak memikirkan mengenai pencalon-
annya sebagai presiden, meski dukungan dari ma-
syarakat di luar makin luas. Sudah bolak-balik saya
sampaikan, saya tidak pernah mikir masalah itu (ca-
pres), tutur Jokowi. n ISFARI HIKMAT, PASTI MAPPAPA, BAHTIAR RIFAI | IRWAN
NUGROHO
FOKUS RAMAI-RAMAI KEROYOK JOKOWI
Kemacetan parah di Jalan M.H.
Thamrin, Jakarta.
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
F
A
K
T
A
-
F
A
K
T
A
J
O
K
O
W
I
MAJALAH DETIK 11 - 17 NOVEMBER 2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
CAPRES
POPULER
Jokowi sering
menempati posisi
teratas dalam sejumlah
survei. Terbaru, Jokowi menjadi
calon presiden dengan komunikasi paling bagus
dalam penelitian Lembaga Demokrasi Bertang-
gungjawab .
Sebelumnya, survei lain, di antaranya CSIS, Indonesia
Research Center, dan Political Weather Station, menempatkan
Jokowi pada posisi pertama sebagai capres populer.
RAIH SOCIAL MEDIA AWARD
Jokowi memperoleh penghargaan sebagai tokoh yang men-
dapatkan sentimen positif di media sosial dalam Social Media
Award 2013. Jokowi mengaku selalu mengikuti dan membuka
media sosial, baik itu Twitter, Facebook, Google, Instagram,
Kompasiana, dan Kaskus maupun media sosial lainnya.
LANTIK PEJABAT DI TEMPAT KUMUH
Jokowi melantik Wali Kota Jakarta Timur
Krisdianto dan wakilnya, Husein Murad,
di lapangan sepak bola permukiman
kumuh Gang Swadaya IV, RT 007 RW
05, Kelurahan Jatinegara, Cakung. Ia
berjanji pelantikan pejabat Jakarta akan
sering digelar di tempat kumuh. Saya
lantik di kampung karena masalahnya itu
ada di sini. Supaya semua pejabat melihat bahwa
masih banyak permasalahan di Jakarta. Pesannya itu saja,
kata Jokowi.
MRT PERTAMA
Mimpi Jakarta memiliki mass rapid transit
(MRT) bakal diwujudkan Jokowi. Ground
breaking pembangunan fisik MRT diresmikan
Jokowi pada 10 Oktober 2013. Proyek yang
tertunda selama 24 tahun ini ditargetkan
selesai pada kuartal pertama 2018.
REVITALISASI WADUK
Untuk mengatasi banjir, Jokowi merevitalisasi waduk di
kawasan Jakarta. Dua waduk yang sudah direvitalisasi adalah
Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Selain untuk mengatasi banjir,
revitalisasi waduk dilakukan guna menyediakan ruang publik
bagi masyarakat. Di Waduk Pluit, misalnya, dibangun amphit-
heater.
LEMBUR TUNGGUI TUKANG CAT
Jokowi biasa tidur hanya 4 jam sehari. Ia biasa lembur bila ada
pekerjaan yang mesti diselesaikan. Gubernur Jakarta ini pernah
lembur menunggui para tukang mengecat gedung Blok G Pasar
Tanah Abang yang sedang direnovasi. Relokasi Blok G sempat me-
nimbulkan kontroversi. Relokasi ini dilakukan untuk mengurangi
kemacetan Jakarta.
SERAHKAN GITAR METALLICA KE KPK
Jokowi adalah penggemar band metal. Dalam perjalan-
an di mobil, ia antara lain biasa mendengarkan musik
dari Black Sabbath, Iron Maiden, Metallica, Dream
Teater, dan Judas Priest. Ia juga gemar menonton
konser grup metal. Saat Metallica menggelar konser di
Jakarta, ia nonton di kelas festival. Ia pernah mendapat
hadiah gitar bertanda tangan basis Metallica, Robert
Trujillo. Jokowi menyerahkan gitar itu kepada KPK karena
menganggapnya sebagai gratifikasi.
LELANG JABATAN
Baru pertama kalinya gubernur melakukan lelang
jabatan untuk posisi camat, lurah, dan kepala sekolah.
Dan dia adalah Jokowi. Kebijakan Jokowi itu kini ditiru
Wali Kota Bandung.
MASUK GORONG-GORONG
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, selain dikenal gemar blusukan, Jokowi di-
ingat karena aksinya masuk gorong-gorong Bundaran Hotel Indonesia untuk
mengecek kondisi menghadapi banjir.
NAIK PESAWAT EKONOMI
Jokowi, meski sudah menjabat Gubernur Jakarta, memilih naik pesawat
kelas ekonomi bila melakukan perjalanan dari Jakarta ke Solo, Jawa Te-
ngah, ataupun sebaliknya. Sejumlah penumpang pesawat kelas ekonomi
banyak memberi testimoni di media sosial bahwa mereka terbang bersama
orang nomor satu Jakarta ini.